Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

TIDAK MENIKAH DALAM PANDANGAN KRISTEN

Disusun Untuk Memenuhi

Tugas Mata Kuliah Agama

Dosen Pengampu : Bernat Sitorus, Pdt., S.Th., M.Th.

OLEH :

MONIKA RODEARNI DAMANIK

NPM : 221430019

PROGRAM STUDI MANAJEMEN INFORMATIKA

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA

T.A 2021/2022

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas anugrah-Nya sehingga

saya dapat menyelesaikan penulisan makalah tentang Tidak Menikah Dalam Pandangan

Kristen. Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan Makalah ini selain untuk

menyelesaikan tugas yang diberikan oleh Dosen pengajar, juga untuk lebih memperluas

pengetahuan para mahasiswa khususnya bagi saya. Saya telah berusaha untuk dapat

menyusun makalah ini dengan baik, namun saya pun menyadari bahwa saya memiliki

akan adanya keterbatasan saya sebagai manusia biasa. Oleh karena itu jika didapati

adanya kesalahan-kesalahan baik dari segi teknik penulisan, maupun dari isi, maka saya

memohon maaf dan kritik serta saran dari dosen pengajar.

2
Daftar Isi

Judul....................................................................................................................1

Kata Pengantar.....................................................................................................2

Daftar isi................................................................................................................3

Bab 1 Pendahuluan

A. Latar belakang masalah.................................................................................4

B. Rumusan masalah...........................................................................................4

C. Tujuan pembahasan.......................................................................................4

Bab 2 Pembahasan

A. Pengertian pernikahan...................................................................................5

B. Tujuan pernikahan dalam agama kristen.......................................................6

C. Apakah menikah itu wajib dalam pandangan kristen....................................8

D. Alasan seseorang tidak menikah....................................................................9

E. Keuntungan tidak menikah...........................................................................13

F. Konsekuensi tidak menikah..........................................................................15

G. Pandangan masyarakat tentang mereka yang tidak menikah........................16

H. Tokoh-tokoh Alkitab yang tidak menikah seumur hidup..............................18

Bab 3 Penutup

A. Kesimpulan....................................................................................................16

B. Saran...............................................................................................................17

3
Daftar Pustaka ................................................................................................... 18

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pernikahan memiliki arti sebagai sebuah perjanjian antara laki-laki dan

perempuan untuk bersuami istri dengan resmi sedangkan perkawinan artinya ikatan lahir

batin antara seorang pria dan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan

membentuk keluarga. Pernikahan dan perkawinan menjadi berbeda karena pernikahan

lebih pada aspek legal dan transedental serta bersifat sakral sedangkan perkawinan lebih

pada dimensi praksis dan juga yuridisformal karena itu dibuatlah undang-undang

perkawinan. Pernikahan memiliki tujuan untuk membangun, membina dan memelihara

hubungan kekerabatan yang rukun dan damai. Pernikahan juga merupakan unsur tali

temali yang meneruskan kehidupan manusia dan masyarakat. Laki-laki dan perempuan

yang dipersatukan dalam pernikahan adalah dua orang manusia dengan perbedaan

mereka, sehingga dari perbedaan itu mereka dapat bertumbuh menjadi kesatuan satu

daging.

B. Rumusan Masalah

a. Apa pengertian Pernikahan?

b. Jelaskan tujuan Pernikahan dalam agama kristen!

4
c. Jelaskan apakah menikah itu wajib dalam pandangan kristen!

d. Jelaskan alasan seseorang tidak menikah!

e. Jelaskan keuntungan tidak menikah!

f. Sebutkan konsekuensi tidak menikah

g. Apa pandangan masyarakat kepada mereka yang tidak menikah?

h. Sebutkan tokoh tokoh Alkitab yang tidak menikah?

C. Tujuan Masalah

a. Mendeskripsikan pengertian pernikahan

b. Mendeskripsikan tujuan pernikahan dalam agama kristen

c. Mendeskripsikan apakah menikah itu wajib dalam pandangan kristen

d. Mendeskripsikan alasan seseorang tidak menikah

e. Mendeskripsikan keuntungan tidak menikah

f. Mendeskripsikan konsekuensi tidak menikah

g. Mendeskripsikan pandangan masyarakat tentang mereka yang tidak menikah

h. Mendeskripaikan tokoh tokoh Alkitab yang tidak menikah

5
6
BAB II

PENDAHULUAN

A. Pengertian Pernikahan

Pernikahan adalah upacara pengikatan janji nikah yang dinyatakan oleh dua

orang, yaitu pria dan wanita dengan maksud meresmikan ikatan perkawinan secara norma

agama, norma hukum dan norma sosial. Upacara pernikahan memiliki banyak ragam dan

variasi menurut tradisi suku bangsa, agama, budaya, maupun kelas sosial. Penggunaan

adat atau aturan tertentu kadang-kadang berkaitan dengan aturan atau hukum agama

tertentu.

Pernikahan bukanlah sesuatu yang mudah untuk dijalankan. Dalam kehidupan

pernikahan terjadi suatu penyatuan antara dua individu yang berasal dari budaya,

lingkungan dan keluarga yang berbeda. Banyak hal yang dihadapi pasangan yang baru

dalam mengarungi kehidupan pernikahan, seperti perbedaan minat hobbi, pandangan

tentang suatu hal.

B. Tujuan Pernikahan Dalam Agama Kristen

Tujuan pernikahan kristen  tidaklah jauh berbeda dengan tujuan pernikahan pada

umumnya. Sepasang ciptaan Tuhan ditakdirkan bersama dan mengikatkan janji suci

sehidup semati atas nama Kristus yang penuh cinta kasih. Dari mulai anak muda hingga

pasangan suami istri yang telah menikah pun acap kali masih bertanya-tanya mengenai

tujuan pernikahan kristen sesuai dengan Alkitab. Tidak k jarang, mereka yang tidak

7
mengetahui tujuan-tujuan yang disakralkan tersebut lantas merasa hilang dan tersesat.

Adapun tujuan pernikahan dalam kristen yaitu :

 Relasional

Tujuan pernikahan kristen pertama sesuai dengan Alkitab adalah untuk

membangun relasi atau persahabatan. Sebab, manusia diberi kesempurnaan

berupa akal oleh Allah serta mampu menyampaikan pikiran serta perasaannya ke

dalam bahasa dan perbuatan. (Kejadian 1:26-28: 2:15,19,20; Roma 1:21) Hal ini

bertujuan untuk terjalinnya sebuah persahabatan yang baik di antara sepasang

kekasih. Keinginan dan hasrat ini ditanamkan Allah kepada manusia untuk

menjadi penolong satu sama lain seperti berbagi kesulitan hingga kebahagiaan

yang dirasakan bersama-sama. Agar memperkuat hal ini, selalu hargai

persahabatan yang terjalin di antara Anda dengan pasangan

 Saling Melengkapi

Saling mengisi dan melengkapi satu sama lain merupakan tujuan

pernikahan kristen yang berikutnya. Meski pada dasarnya diciptakan sama dalam

hal derajat, harkat, dan martabatnya, namun sejatinya wanita dan pria memiliki

perbedaan dasar. Hal ini seperti yang tertuang pada Matius 19:4. "Jawab Yesus:

Tidaklah kamu baca, bahwa Ia yang menciptakan manusia sejak semula

menjadikan mereka laki-laki dan perempuan?"

 Rekreasi

Tujuan pernikahan kristen selanjutnya adalah untuk saling menikmati

kesenangan dan kebahagiaan atau rekreasi. Pernikahan juga dirancang Tuhan

untuk tujuan kesenangan dan kepuasan bagi sepasang pria dan wanita dalam

8
ikatan suci. Hal ini sesuai dengan firman Tuhan pada Kejadian 1:27 yang

menyebutkan bahwa seks antara sepasang suami dan istri merupakan wujud dari

kesenangan yang diberikan Tuhan. "Allah menciptakan manusia menurut rupa

dan gambar-Nya, laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya dengan kapasitas-

kapasitas untuk kesenangan seks yang intens dan dengan panggilan untuk

berkomitmen dalam pernikahan.."

 Mendapatkan Keturunan

Seperti halnya tujuan pernikahan pada umumnya, tujuan pernikahan

kristen adalah untuk mendapatkan keturunan. Sebab, Tuhan telah menciptakan

manusia secara sempurna dengan hasrat seksual untuk suami istri. Seperti pada

Alkitab Kejadian 1:28, disebutkan bahwa Allah memberi manusia hak untuk

beranak dan bertambah banyak. Maka dari itu untuk menjalankan perintah-Nya,

manusia harus terikat pada sebuah pernikahan terlebih dahulu, bukan sebaliknya.

C. Apakah menikah itu wajib menurut pandangan Kristen?

Apakah menikah itu wajib? Jawabannya ialah tidak. Tidak wajib karena Paulus

pun tidak menikah untuk memusatkan diri dalam pelayanan. Ini lebih ke arah keputusan

pribadi dan panggilan apa yang Tuhan taruh dalam hidup kamu. Jikalau memang Tuhan

memanggil kamu untuk menikah maka menikahlah dan kalau tidak maka tidak.

Apa yang Alkitab nyatakan tentang orang Kristen yang tidak pernah menikah

sering disalahpahami. Di surat 1 Korintus 7:7-8, Paulus menyatakan, "Namun demikian

alangkah baiknya, kalau semua orang seperti aku; tetapi setiap orang menerima dari

Allah karunianya yang khas, yang seorang karunia ini, yang lain karunia itu. Tetapi

9
kepada orang-orang yang tidak kawin dan kepada janda-janda aku anjurkan, supaya

baiklah mereka tinggal dalam keadaan seperti aku."

Paulus menyatakan bahwa beberapa orang memang memiliki karunia melajang,

sementara yang lainnya akan menikah. Meskipun tampaknya hampir semua orang

menikah, pernikahan belum tentu merupakan kehendak Allah bagi semua orang. Paulus,

misalnya, tidak perlu khawatir tentang berbagai masalah dan tekanan yang datang dari

pernikahan dan/atau keluarga. Dia mengabdikan seluruh hidupnya untuk memberitakan

Firman Tuhan. Paulus mungkin tidak bisa menjadi utusan yang setekun seperti yang

dikisahkan Alkitab jika ia menikah.

Jika kita meminta Allah untuk menyatakan diri-Nya kepada kita, maka Dia akan

menanggapinya (Mat 7:7). Jika kita meminta kepada-Nya untuk memakai kita untuk

menggenapi pekerjaan-pekerjaan-Nya yang baik, maka Dia juga akan melakukannya.

"Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan

budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik,

yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna" (Rom 12:2).

D. Alasan Seseorang tidak Menikah

1. Mereka tidak percaya kalau kehidupan sempurna cuma berasal dari memiliki keluarga

sendiri

Buat mereka yang memutuskan untuk tetap single, kehidupan dan kebahagiaan

yang sempurna juga bisa berasal dari hal lain. Sebut saja dengan kegiatan sosial,

membantu orang tua yang sudah lemah, membantu saudara yang sakit, dan masih

banyak lagi.Dengan menjadikan diri mereka berguna buat orang lain, mereka akan

10
bahagia. Mereka merasa hidupnya penuh dengan manfaat. Itulah alasan mereka ada di

dunia.

2. Mereka tidak akan menikah hanya karna alasan tipe-tipe tertentu

Menikah karena pasangan menawan, mapan, satu golongan, dan tipe-tipe lainnya

adalah konsep yang janggal buat mereka yang memilih untuk melajang. Justru hal

seperti ini seolah-olah mengkotak-kotakkan manusia. Jika semua orang seperti itu,

tentu orang di luar tipe tersebut tidak akan mendapatkan porsinya. Karenanya, lebih

baik mereka tidak menikah dengan dasar menikah itu tidak untuk semua orang.

Dengan menikah, tidak semena-mena seseorang akan merasa hidupnya komplit atau

normal.

3. Mereka berpikir, bisa melakukan yang lebih baik di dunia ini tanpa memiliki

pasangan

Selama ini, masyarakat punya pandangan jika tetap single di usia matang adalah

penyimpangan dari hakikat manusia, yaitu berpasangan. Pada pelaksanaannya,

memulai hubungan adalah hal yang mudah. Mempertahankannya dari segala macam

ketidakpastian dan ekspektasi yang berbeda adalah masalahnya. Hal ini sangat

melibatkan dan menguras emosi.

4. Mereka tak tertarik menikah karena merasa cukup dengan cinta yang bisa dibagi

dan diterima

Mereka yang tidak menikah karena alasan ini dapat dikatakan benar-benar

tidak tertarik untuk menikah. Mereka telah menemui begitu banyak bentuk

hubungan. Ada yang terbuka, LDR, jadi pasangan idaman, sampai penuh dengan

11
kekerasan. Di sisi lain, pernikahan hanya sekedar status legal agar nampak suci

tetapi kita tak pernah tahu di baliknya. Di sisi satunya, pernikahan hanya sekedar

peringatan yang mewah. Dari sekian banyaknya hubungan tersebut, tak ada satu

pun yang jadi kehidupan ideal mereka. Hidup sendiri bukan berarti mereka

kesepian. Justru mereka menemukan kenyamanan dan ketenangan hidup. Inilah

karunia yang selalu mereka syukuri.

5. Mengapa harus menikah jika mendapatkan apapun yang dibutuhkan tanpa

menikah

Alasan ini biasanya terjadi pada seseorang yang menyaksikan atau

mengalami sendiri hubungan yang cenderung abusif. Pasca melepaskan diri dari

hubungan negatif tersebut, kenapa mereka harus menikah kalau pernikahan

hanyalah jalan untuk menyakiti orang lain? Sedangkan tetap single saja, mereka

gembira dan bisa mendapatkan apa saja dari usahanya sendiri. Mereka pun bisa

mendapatkan kasih sayang dari orang lain yang lebih tulus tanpa adanya status

pernikahan.

6. Dimana pun dan kapan pun mereka selalu lebih suka menikmati hidupnya sendiri

Bayangan akan hidup dan berbagi semua ke satu orang adalah bayangan yang

aneh bagi mereka yang memutuskan tidak menikah. Bukan karena mereka antisosial.

Namun ketika mereka punya sahabat dan keluarga yang selama ini jadi tempat

berbagi, tiba-tiba harus mengubah prioritasnya untuk berbagi dengan seorang di luar

mereka? Belum dengan setiap keputusan yang harus mereka bicarakan dan putuskan

bersama, tidak boleh sepihak. Ini tentunya akan lebih ribet.

12
E. Keuntungan tidak Menikah

Hidup mereka yang melajang dianggap belum lengkap ketika belum menemukan

pasangan hidupnya. Di sisi lain, sejumlah pakar lain menjelaskan, hidup sendirian dan

bebas dari kehidupan romantis justru memiliki banyak keuntungan. Apa saja keuntungan

tersebut?

1. Pikiran Bersih

Pakar hubungan Susan Winter mengatakan, sebuah hubungan cenderung

"mahal" secara mental. Mengelola keintiman dan kebersamaan, dua insan harus

menyisihkan ruang dalam pikiran mereka. Meski hal ini tidak secara sadar

dirasakan, namun mereka yang memiliki pasangan cenderung punya kapasitas fokus

individu yang lebih sedikit dibanding ketika mereka melajang. Winter

mencontohkan, waktu yang dihabiskan seseorang untuk mengkhawatirkan

pasangannya pada situasi tertentu atau merenungkan pertengkaran-pertengkaran

kecil hingga besar. Hal-hal itu dianggap sebagai "harga" dari sebuah hubungan

percintaan. Stres semacam itu bisa menghalangi kebahagiaan seseorang. Sebaliknya,

para lajang dianggap memiliki ruang lebih untuk berpikir, bernafas dan tumbuh.

Mereka yang lajang juga lebih terbuka terhadap kemungkinan-kemungkinan hidup.

2. Lebih Berani Terhadap Resiko

Status lajang membuat seseorang lebih terbuka menghadapi kemungkinan-

kemungkinan buruk dalam hidup. "Hampir seperti tak punya pilihan lain. Ketika kita

melajang, kita harus lebih berkecukupan," kata Psikolog dan Pakar hubungan dari

New York, Dr. Niloo Dardashti. Ketika melajang, seseorang tak dihalangi siapa pun

13
untuk mengejar ambisinya. "Kita juga akan cenderung mau mengambil risiko dan

petualangan terhadap hal-hal baru dalam perjalanan hidup," ujar dia

3. Waktu Bersama Diri Sendiri

Ketika memiliki pasangan, banyak orang berpotensi menjadi tak memiliki waktu

untuk diri sendiri, karena mereka jarang sendirian. Padahal, ketika kita seorang diri,

kita punya banyak kesempatan untuk lebih mengenal diri sendiri.

4. Mengejar Keinginan Dalam Hidup

Dr. Jenny Taitz, Psikolog klinik dan penulis "How to Be Single and Happy"

memandang mereka yang lajang punya lebih banyak kesempatan untuk menemukan

misi dalam hidupnya. Hal itu dinilai sebagai poin kritis seseorang untuk menemukan

apa yang dicari dalam hidup. "Ketika melajang, kita cenderung punya waktu untuk

mendalami nilai-nilai dalam hidup kita," kata dia. Momentum itulah yang digunakan

untuk mengevaluasi dan merefleksikan hal-hal yang bisa dipelajari pada hubungan

masa lalu. "Sikap apa yang mau dibangun? Ketika melajang kita punya waktu untuk

memikirkan itu dan fokus pada satu faktor konsisten yang akan membuat perubahan

dalam diri kita," ujar Winter.

F. Konsekuensi Tidak Menikah

1. Harus benar-benar mandiri dan independen dalam mengurus diri sendiri

Di satu sisi, memilih melajang seumur hidup mungkin menyenangkan karena

14
kamu bebas dalam menjalani hidup. Namun, di sisi lain, kamu pun harus siap untuk

mengurus segalanya sendiri. Kamu harus mandiri, mulai dari mencari uang untuk

bertahan hidup, mengurus diri sendiri, mengurus tempat tinggal, hingga masalah-

masalah yang datang kepada hidupmu. Kamu tidak memiliki rekan untuk diajak

memanggul beban bersama dan harus bisa mengandalkan diri sendiri.

2. Ada saat di mana kamu harus mengerti kesibukan semua orang di

sekitarmu

Memilih untuk melajang seumur hidup juga memiliki konsekuensi, yaitu ada

saatnya nanti kamu harus memahami kesibukan orang-orang di sekitarmu. Mau

itu keluarga, teman, sahabat, bahkan orang-orang yang kamu kenal. Kamu tidak

bisa berkata apa- apa jika mereka menolak undanganmu atau tidak bisa

membantumu karena sibuk. Pada dasarnya, setiap orang akan sibuk dengan

hidupnya sendiri dan kamu harus pahami itu.

3. Mudah Merasa Kesepian Ketika Sedang Tidak Ada Kegiatan

Konsekuensinya yang ketiga jika memilih hidup berstatus lajang ialah mudah

merasa kesepian ketika sedang tidak ada kegiatan. Kamu berada di rumah sendirian

atau berada di suatu tempat menikmati waktu sendiri sambil melamun memikirkan

hidup. Pada momen itu, kamu bisa saja merasa kesepian. Akan tetapi, kalau kamu

tahu bagaimana membahagiakan diri sendiri dan memanfaatkan waktu untuk rileks,

sepertinya hal ini tak akan menjadi masalah.

4. Harus Tahan Mendengar Omongan Orang Terhadap Pilihan Hidupmu

Keempat, kamu harus tahan untuk mendengar omongan orang terhadap jalan

hidupmu yang memilih untuk melajang dan tak menikah. Kita semua tahu kalau rata-

15
rata orang suka mengomentari hidup orang lain. Jadi, ketika kamu memilih untuk

melajang dan beda prinsip dengan mereka, siap-siaplah tahan batin dan pikiran

supaya tidak stres. Cukup yakini pilihanmu. Jika menurutmu melajang seumur hidup

adalah keputusan terbaik, jalani saja.

5. Menghabiskan Sebagian Besar Waktu Pada Masa Tua Sendirian

Jika memilih melajang seumur hidup, kamu harus siap dengan konsekuensi yang

satu ini, yakni menghabiskan sebagian besar waktu sendirian pada masa tua. Setelah

pensiun dari pekerjaan, tidak ada pasangan ataupun anak yang akan menemanimu.

Paling sanak saudara, teman, tetangga, atau bahkan menikmati waktu sendiri di

rumah yang kosong. Kebanyakan orang baru merasa kesepian ketika tua, lho. Semua

pilihan yang kita ambil pasti ada dampak dan konsekuensinya, termasuk memilih

melajang seumur hidup. Bukan hal yang benar atau salah, itu hakmu untuk memilih

jalan hidup sendiri jika memang tak ingin menikah. Kalau sanggup dengan lima

konsekuensi tadi maka tak menjadi masalah.

G. Pandaangan Masyarakat Tentang Mereka Yang Tidak Menikah

1. Dikira Tidak Laku

Hal ini sering dijadikan celotehan atau bahan bercanda, ketika ada yang

belum menikah, sementara teman-teman lain yang seumuran, gak hanya

sudah punya pasangan, tapi juga punya anak. Dibilangnya gak laku.

Padahal, boleh jadi, sudah banyak yang berusaha untuk menjadikannya

pasangan, hanya saja, merasa waktunya belum tepat. Jadi, bukan karena

16
tak laku!

2. Dikira Suka Sesama Jenis

Penampilan udah oke, karier sudah mapan, rumah sudah punya, tapi

pasangan belum ada. Timbul deh, dugaan yang tidak-tidak.

Dibilangnya penyuka sesama jenis. Duh! Padahal, sih, memang

belum bertemu dengan sosok yang pas aja

3. Terlalu Pilih-pilih

Persepsi ini juga cukup sering diterima oleh orang yang belum kunjung

menikah, meski usia sudah tak lagi muda. Dibilangnya pilih-pilih.

4. Miliki Hubungan Gelap

Pikiran orang memang sangat kreatif. Terkadang, saking kreatifnya,

sampai timbul dugaan yang jahat, misalnya dianggap punya

hubungan gelap. Jadi simpanan, atau malah memiliki simpanan,

sehingga gak mau menikah. Maunya kumpul kebo doang.

5. Dianggap Orang Yang Gak Benar

Ada lagi yang mengira kalau masih melajang, padahal sudah

memiliki segalanya, dan telah pantas memiliki keluarga sendiri,

dianggap orang yang gak benar. Maka dari itu, jadi tak laku, karena

pada gak mau. Padahal kenyataannya, memang belum bertemu

dengan jodohnya saja. Atau karena sibuk dengan karier atau impian

yang sedang berusaha diraihnya.

H. Tokoh-tokoh Alkitab Yang Tidak Menikah

17
1. Putri Yefta

Putri Yefta ini tidak disebut namanya. Tetapi ketika ayahnya, Yefta,

hendak pergi berperang, ia bernazar bahwa jika ia menang dalam

peperangan maka ia akan mempersembahkan kepada Tuhan apa

saja yang pertama kali keluar dari pintu rumahnya ketika ia pulang

perang. Dan ketika Yefta menang dan pulang perang iya disambut

oleh putrinya sendiri. Hati Yefta hancur, dan ia tidak bisa lagi menarik

nazarnya. Alkitab tidak secara eksplisit mengatakan bahwa kita

mempersembahkan anaknya sendiri kepada Tuhan, tetapi secara

tersirat demikian, sekalipun hal itu tidak Tuhan kehendaki. Karena itu

putri Yefta pergi ke pegunungan dua bulan lamanya bersama teman

temannya untuk menangisi kegadisannya. Sebab ia belum pernah

menikah dan tidak mungkin lagi akan menikah (hakim hakim 11)

2. Mehuman

Mehuman adalah salah satu sida-sida di istana raja Persia,

Ahayweros. Namanya disebut hanya sekali ketika ia bersama enam

teman lainnya, semua sida-sida perintahkan memanggil ratu Wasti,

istri raja, untuk mempertunjukkan kecantikannya di hadapan para

undangan raja (Ester 1:10).

3. Bizta

Bizta juga salah satu sida sida di istana raja Ahasyweros. Karena itu

18
dapat disimpulkan bahwa Bizta juga tidak menikah sumur hidup nya.

Seperti Mehuman, nama Bizta juga hanya disebut satu kali di Alkitab

(Ester 1:10)

4. Harbona

Harbona juga salah satu sida sida di istana raja Ahasyweros. Karena

itu dapat disimpulkan bahwa Harbona juga tidak menikah seumur

hidupnya. Nama Harbona disebut dua kali di Alkitab (Kitab Ester).

Pertama dalam Ester 1:10, dan dalam Ester 7:9, di mana ia

berbicara tentang Haman seorang pejabat kerajaan Persia yang

jahat, yang berniat memusnahkan bangsa Yahudi di seluruh

kerajaan Persia.

5. Bigta

Bigta juga salah satu sida-sida di istana raja Ahasyweros. karena itu

dapat disimpulkan bahwa beta juga tidak menikah seumur hidupnya.

6. Yeremia

Yeremia merupakan seorang nabi besar dari keluarga Imam. Ia

melayani pada masa pemerintahan lima raja ya udah terakhir, yakni:

Yosia, Yoahas, Yoyakim, Yoyakhin dan Zedekia (Yeremia 1:1-3).

Pelayanan Yeremia terentang sepanjang 40 tahun. Namun tidak ada

hasil dari masa pelayanannya yang panjang tersebut, orang Israel

tidak bertaubat. Yeremia melayani hingga runtuhnya kerajaan

Yeremia, di mana mereka dibuang ke Babel selama 70 tahun akibat

19
pemberontakan kepada Tuhan. Tuhan memerintahkan langsung

kepada Yeremia agar ia tidak menikah dan mempunyai anak. Sebab

negeri ya udah akan Tuhan hukum dengan kedatangan bangsa

Babel untuk menyerbu mereka. Istri istri dan anak anak mereka akan

ditawan atau dibunuh. Jadi Tuhan ingin menghindarkan Nabi

Yeremia dari kesusahan yang tidak lama lagi akan terjadi ditengah

bangsanya.

7. Ebed Melekh

Ebed Melekh adalah salah satu sida sida Ethiopia di istana raja

Yehuda, Zedekia. Karena itu dapat disimpulkan bahwa Ebed Melekh

juga tidak menikah seumur hidupnya. Ebed Melekh Adalah seorang

yang baik hati, ia menolong nabi Yeremia ketiga yang dimasukkan

oleh raja Zedekia ke sebuah sumur karena nubuat-nubuat nya

(Yeremia 38) Ganjarannya, Tuhan memberi upah kepada Ebed

Melekh yakni keluputan dari serangan Babel yang akan menyerbu

Yehuda.

8. Paulus

Paullus adalah seorang rasul Tuhan Yesus yang memberitakan Injil

ke banyak bangsa dan mendirikan banyak gereja di mana mana.

Sebelum bertaubat, ia bernama Saulus, dan ia adalah seorang

penganut agama Yahudi yang sangat fanatik serta telah membunuh

20
dan menganiaya Dan membunuh orang Kristen, maka Saulus pun

bertaubat setelah Yesus menampakkan diri kepadanya (Kisah Para

Rasul 9:1-9). Paulus mengakui bahwa ia adalah Seorang yang tidak

menikah karena panggilan Tuhan.

21
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pernikahan adalah sebuah komitmen antara seorang laki laki dan perempuan yang

melibatkan hak-hak seksual secara timbal balik. Dan pernikahan merupakan lembaga

untuk menampilkan citra Allah dengan sebaik-baiknya. Menikah atau pun tidak

menikah adalah pilihan. Semua orang Kristen dipanggil untuk mengasihi Tuhan

dengan segenap hati, pikiran, jiwa, dan kekuatan mereka, serta untuk mengasihi

sesama mereka seperti diri mereka sendiri. Namun, Tuhan memanggil sebagian orang

Kristen untuk melayani Dia dalam status pernikahan, dan yang lainnya untuk

melayani Dia dalam status tidak menikah. Bagi kebanyakan orang, status single hanya

merupakan status sementara sebelum pernikahan. Beberapa yang lain, tetap tidak

menikah sepanjang hidup mereka, entah karena itu merupakan pilihan mereka atau

karena keadaan. Semua orang berhak menentukan pilihan nya dalam melayani Tuhan,

dengan cara menikah atau tidak menikah. Paulus menyatakan bahwa beberapa orang

memang memiliki karunia melajang, sementara yang lainnya akan menikah.

Meskipun tampaknya hampir semua orang menikah, pernikahan belum tentu

merupakan kehendak Allah bagi semua orang. Paulus, misalnya, tidak perlu khawatir

tentang berbagai masalah dan tekanan yang datang dari pernikahan dan/atau keluarga.

Dia mengabdikan seluruh hidupnya untuk memberitakan Firman Tuhan. Paulus

mungkin tidak bisa menjadi utusan yang setekun seperti yang dikisahkan Alkitab jika

22
ia menikah

B. Saran

Sebagai makhluk ciptaan, sebaiknya segala sesuatu yang terkait hidup ini, kita harus

meminta hikmat kepada Allah.

23
DAFTAR PUSTAKA

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Pernikahan
https://m.merdeka.com/trending/tujuan-pernikahan-kristen-ketahui-hakikatnya-agar-tak-
salah- arah-kln.html
https://www.google.com/amp/s/www.idntimes.com/life/relationship/amp/vita/7-alasan-
kenapa- orang-gak-menikah-meski-berusia-matang
https://lifestyle.kompas.com/read/2018/09/23/130205820/9-keuntungan-hidup-melajang?page=3
https://www.google.com/amp/s/www.idntimes.com/life/relationship/amp/afifah-hanim/
5- konsekuensi-jika-memilih-lajang-seumur-hidup-c1c2

24

Anda mungkin juga menyukai