Anda di halaman 1dari 18

FISIKA MODERN

“PERSAMAAN SCHRODIGER”

Dosen Pengampu Mata Kuliah :

1) Dr. Ida Bagus Putu Mardana, M.Si.


2) Putu Widiarini, S.Pd., M.Sc.

Disusun Oleh :

Diah Novita Valentina (2013021003)


Putri Kornelia (2013021011)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN FISIKA DAN PENGAJARAN IPA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PENDIDIKAN FISIKA

2022
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan kesempatan
pada saya Putri Kornelia untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah
kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “PERSAMAAN SCHRODIGER” tepat
waktu.

Makalah “PERSAMAAN SCHRODIGER” disusun guna memenuhi tugas dari Bapak


Dr. Ida Bagus Putu Mardana, M.Si. dan Ibu Putu Widiarini, S.Pd,. M.Sc pada Program Studi
Pendidikan Fisika mata kuliah Fisika Modern di Universitas Pendidikan Ganesha. Selain itu,
penulis juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca tentang
“PERSAMAAN SCHRODIGER”.

Saya Putri Kornelia mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak Dr.
Ida Bagus Putu Mardana, M.Si. dan Ibu Putu Widiarini, S.Pd,. M.Sc selaku dosen di mata
kuliah Pengembangan Peserta Didik. Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah
pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang ditekuni saya.

Saya menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.

Singaraja, 19 Maret 2022

Penulis

i
Daftar Isi

Daftar Isi ....................................................................................................................................ii

BAB I ......................................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................................... 1

1.3 Tujuan.......................................................................................................................... 2

1.4 Manfaat........................................................................................................................ 2

BAB II........................................................................................................................................ 3

PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 3

2.1 Paket-Paket Gelombang Gausian ................................................................................ 3

2.2 Paket Gelombang Gausian Bergantung Waktu ........................................................... 4

2.3 Operator ....................................................................................................................... 5

2.4 Persamaan Schrodinger ............................................................................................... 6

2.5 Persamaan Schrodinger Bergantung Waktu ................................................................ 9

2.6 Persamaan Schrodinger Tidak Bergantung Waktu ................................................... 10

2.6 Sifat-Sifat Suatu Fungsi Gelombang .............................................................................. 12

BAB III .................................................................................................................................... 14

PENUTUP................................................................................................................................ 14

3.1 Kesimpulan................................................................................................................ 14

3.2 Saran .......................................................................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 15

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Keterbatasan fisika klasik dalam menjelaskan fenomena-fenomena alam
memunculkan lahirnya teori kuantum. Teori kuantum tidak hanya memandang suatu objek
berdasarkan keadaan makro, akan tetapi juga menganalisis hingga keadaan mikronya.
Energi yang selama ini dianggap sebagai suatu keadaan kontiniu mengalami perubahan
bentuk ketika dalam dunia kuantum energi dinyatakan sebagai suatu paket-paket tertentu
yang dapat dipisahkan berdasarkan tingkatannya. Fungsi gelombang yang selama ini
berbentuk kontiniu dengan ciri khas gelombang sinusoidal mengalami transisi menjadi
paket gelombang yang tidak hanya bergantung pada varibel waktu.

Kelahiran fisika kuantum ataupun mekanika kuantum tentunya dipelopori oleh


seseorang yang memahami akan adanya anomali pada gejala fisis, akan tetapi hal tersebut
tidak dapat dijelaskan oleh fisika klasik. Orang tersebut adalah Schrodinger yang
memandang suatu gelombang sebagai objek yang terkuantisasi. Artinya energi yang
dimiliki oleh gelombang mekanik yang selama ini diasumsikan sebagai suatu yang
kontiniu berubah menjadi menjadi paket-paket gelombang tersendiri. Penjabaran lebih
lanjut mengenai fungsi gelombang Gaussian memberikan suatu titik terang untuk
menjelaskan anomali fisis tersebut.

Berdasarkan hal itulah, sebagai penggiat ilmu fisika dirasa perlu untuk disajikan
materi mengeni persamaan Schrodinger sebagai bekal mengajar bagi calon guru fisika.

1.2 Rumusan Masalah


Permasalahan yang diangkat dalam makalah ini adalah:

1. Bagaimanakah keterkaitan antara gelombang Gaussian dan gelombang Schrodinger?


2. Apa yang dimaksud Persamaan Schordinger?
3. Bagaimanakah penjelasan Schrodinger terkait fungsi gelombang yang terikat fungsi
waktu?

1
4. Bagaimanakah pandangan Schrodinger terkait keadaan stasioner gelombang yang
tidak bergantung waktu?
5. Bagaimanakah penjelasan sifat-sifat fungsi gelombang ?

1.3 Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui:

1. Mengetahui keterkaitan antara gelombang Gaussian dan gelombang Schrodinger.


2. Menegtahui Penjelasan Persamaan Schordinger.
3. Mengetahui penjelasan Schrodinger terkait fungsi gelombang yang terikat fungsi
waktu.
4. Mengetahui pandangan Schrodinger terkait keadaan stasioner gelombang yang tidak
bergantung waktu.
5. Mengetahui penjelasan sifat-sifat suatu fungsi gelombang.

1.4 Manfaat
Adapun manfaat yang diperoleh dari penulisan makalah ini, yaitu sebagai berikut:

1. Bagi Penulis
Manfaat yang diperoleh penulis dalam pebuatan makalah ini yaitu penulis lebih
memahami struktur dan tata cara pembuatan makalah atau tulisan yang baik. Selain
itu, penulis juga lebih mengetahui tentang Persamaan Schrodinger.
2. Bagi Pembaca
Manfaat yang dapat diperoleh pembaca setelah membaca makalah ini yaitu dapat
lebih menambah wawasan mengenai Persamaan Schrodinger.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Paket-Paket Gelombang Gausian


Sebelum kemunculan teori-teori kuantum dan kajian fisika modern, fisika klasik
masih memisahkan antara gelombang dan partikel dari suatu kondisi fisis yang muncul.
Hal ini didasari keterbatasan dari fisika klasik dalam memperlihatkan bagaimana operasi
bersama antara gelombang dan partikel dalam suatu kasus. Kajian klasik terkait
gelombang mekanik yang terlihat dijelaskan oleh paket gelombang gausian yang mana
suatu fungsi gelombang untuk paket gelombang dengan kondisi minimum t=0
dinyatakan dengan (Pain, 2005):

( )
( ) ………………………………………………………….(1)

Untuk melihat bagaiaman posisi yang dihubungkan dengan variabel waktu, perlu
dilakukan suatu penyederhanaan menggunakan Transformasi Fourier dengan menuliskan
fungsi  bergantung terhadap k. Persamaan 1 dapat ditulis ulang menjadi persamaan
berikut:


 x, t    Ak e i kx  k t dt ………………………………………………….(2)


Sebelum pembahsan lebih lanjut mengenai energi pada tingkat objek yang sangat
kecil, maka perlu dibahas suatu bentuk persamaan energi yang dinyatakan oleh
gelombang klasik melalui persamaan difusi energi. Difusi energi dan penyerapan energi
gelombang secara klasik dinyatakan oleh persamaan berikut (Pain, 2005):

…………………………………………………………………(3)

Persaman gelombang mekanis untuk bidang tiga dimensi dinyatakan oleh persamaan
berikut:

…………………………………………………..(4)

3
Pemunculan persamaan 3 dan 4 dibutuhkan untuk menjelaskan bagaimana terkaan atau
perkiraan posisi dan sebaran sub atomik. Secara sederhana,

persamaan tersebut merupakan dasar untuk menjawab pertanyaan “Dapatkah kita melihat
bagian dalam atom?” atau “Dapatkah kita melihat bagian dalam dari nukleus?”.
Peninjauan terhadap fungsi gelombang yang berlaku pada sebuah photon dengan E  pc
sehingga   kc dengan mengadopsi kesetaraan nilai dari   kc maka nilai energi
untuk sebuah elektron yang ditinjau secara non-relativistik adalah

 2k 2
  …………………………………………………………(5)

2.2 Paket Gelombang Gausian Bergantung Waktu


Pada pembahasan sebelumnya, telah diperlihatkan bagaiman bentuk paket gelombang
Gaussian secara spesifik. Pembahasan selanjutnya adalah bagaimana bentuk
ketergantungan antara paket gelombang Gaussian terhadap fungsi waktu yang nantinya
pembahasan ini akan berlanjut kepada persamaan Schrodinger yang terikat waktu.
Merujuk kembali kepada persamaan 1 dengan mengambil nilai minimum dari paket
gelombang Gaussian. Pada persamaan tersebut diperlihatkan bagaimana ketergantungan
nilai  terhadap k. Maka untuk pembahasan partikel bebas, besarnya energi hanya
bergantung pada momentum. Hal ini terlihat ketika dilakukan penjabaran terhadp nilai
(k) di titik tengah paket gelombang yang memiliki ruang k (UCDS Physics, 2003).

( ) ( ) | ( ) | ( ) …………………….(6)

( ) g ( ) ( ) …………………………………..(7)

Selanjutnya kita dapat melakukan subtitusi kepada persamaan 2. Maka dengan


mengasumsikan bahwa maka nilai dari ( )


i ( k ' x  g t ) ik '2 t
 ( x, t )  e i ( k x t )  A(k ' )e
0 0
e dt …………………………………….(8)



i ( k ' x  g t ) ik '2 t
e e
i ( k0 x 0t ) k '
 ( x, t )  e
2
e dt ……………………………………..(9)


4

 ( x, t )  e i ( k x t )  e  it k ' e
2 i ( k ' x  g t )
0 0
dt ……………………………………(10)


2.3 Operator
Operator dalam pembahasan fisika kuantum merupakan suatu tools yang berfungsi
untuk memudahkan penurunan persamaan khususnya persamaan gelombang. Sebagai
contoh, operator linier yang memungkinkan semua bidang di bagian sebelah kanan
merujuk pada fungsi sebelah kiri. Terdapat beberpa operator di dalam fisika kuantum,
diantaranya (UCDS Physics, 2003):

1. Operator ruang posisi (koordinat)


Pada operator ini kita akan melihat bagaimana fungsi gelomban dinyatakan oleh
momentum awal (ketika energi masih dalam E0).

( ) ( )  ……………………………………(11)
√ 
Atau jika dinyatakan dalam bentuk transformasi Fourier menjadi

 ( x, t )    ( p)u p ( x, t )dp …………………………………………..(12)


Dengan meneruskan persamaan diatas, maka kita dapat menentukan besaran


momentum dalam bentuk:
( ) ( )…………………………………………(13)

( ) 
…………………………………………………………(14)

Sehinga, dengan melanjutkan persamaan sebelumnya kita dapat menemukan


persamaan untuk operator energi, posisi dan Hamiltonian yang dinyatakan dalam
persamaan berikut:
( )

( )
……………..(15-17)

( ) 
( )

2. Operator ruang momentum


Berkebalikan dengan operator pada ruang koordinat, pada operator ruang
momentum kita dituntut untuk menemukan operator posisi. Opertor posisi dalam
ruang momentum adalah:

5
1
 x ( p)  e ipx0 /  ……………………………………………(18)
0
2

x ( op )  i ………………………………………………………(19)
p
3. Fungsi Normalisasi
Fungsi normalisasi berfungsi sebagai suatu prasyarat dalam pembahasan ini.
Sutu fungsi yang sudah ternormalisasi akan memiliki nilai akhir yang real.
Secara matematis, normalisasi fungsi dapat dilakukan dengan persamaan berikut:

∫ | ( )| √ ∫ √ √ ………..(20)

2.4 Persamaan Schrodinger


Schrodinger merumuskan teori gelombangnya (1925) dalam upaya untuk mendapat
suatu teori komprehensip (menyatu) tentang mekanika tingkat atom. Sampai waktu itu
teori mengenai fisika tingkat atom masih tersebar dalam berbagai hipotesa.

Persamaan gelombang Schrodinger merupakan seperangkat postulat tentang gerak


partikel pada tingkat atom. Persamaan tersebut dikemukakan sebagai postulat, sehingga
kebenarannya sebagai persamaan dasar mekanika tingkat atom masih harus ditunjukkan
melalui pengamatan. Postulat Schrodinger sangat abstrak, dan karena itu memerlukan
waktu untuk dapat diterapkan dalam kerangka berpikir seseorang yang mulai
mempelajarinya.

Tinjaulah sebuah partikel yang memiliki massa m, bergerak dengan momentum p di


dalam suatu medan konservatif. Menurut mekanika klasik, energi total partikel adalah
jumlah energi kinetik dan potensial:

E = K + V ………………………………………………………………….(21)

Katika partikel bergerak akan memiliki momentum:

p = m.v……………………………………………………………………...(22)

……………………………………………………..,………(23)

…………………………………………………………………….(24)

Masukan persamaan (24) ke persamaan (21):

6
( ) ……………………………………………….................(25)

√ ( )…………………………………............(26)

Sebagai gelombang, kecepatan fase gelombang partikel itu

…………………………………………………………...(27)
√ ( )

Misalkan ψ (x,t) adalah fungsi gelombang partikel, maka persamaan gelombang:

 2 ( x, t ) 2m( E  V )  2 ( x, t )
 …………………………………………….(28)
x 2 E2 t 2

Suatu fungsi gelombang partikel dengan energi tetap berkaitan dengan frekuensi tetap.
Untuk itu ψ(x,t) memenuhi

 ( x, t )   ( x)e it ………………………………………………………….(29)

h
Mengingat E   dan  
2

 2 ( x, t ) 2 m( E  V )
  ( x, t ) ……………………………………………(30)
x 2
2

Akhirnya diperoleh persamaan:

 2 ( x, t ) 2m
 2 ( E  V ) ( x)  0 …………………………………………….(31)
x 2 

Persamaan di atas merupakan persamaan Schrodinger 1 dimensi

Untuk tiga dimensi persamaan Schrödinger ini adalah:

2m
 2 ( x, y, z )  ( E  V ) ( x, y, z )  0 …………………………………….(32)
2

Bagian waktu exp(-iωt) telah dihilangkan sementara karena tak mempunyai pengaruh,
dan selanjutnya persamaan itu disebut persamaan Schrödinger yang tak bergantung
waktu bagi sebuah partikel dalam satu dimensi. V adalah energi potensial yang

7
bentuknya harus diketahui sebelumnya, sedangkan fungsi gelombang ψ (x) dan energi E
dari partikel bersangkutan merupakan solusi yang harus dicari dari persamaan tersebut.

Persamaan Schrödinger di atas dapat dituliskan sebagai berikut:

Hˆ  ( x)  E ( x) …………………………………………………………(33)

Dengan

2 2
Hˆ     V ………………………………………………………...(34)
2m

disebut hamiltonian partikel, yakni operator energi total dari partikel.

Dalam bahasa matematik, E adalah harga eigen dari operator H dengan fungsi eigen
ψ(x).

Turunan pertama terhadap waktu untuk fungsi gelombang ψ(x,t) adalah:

 ( x, t )
 i ( x, t ) ……………………………………………………(35)
t

Karena E = ħω maka diperoleh

 ( x, t )  ( x, t )
i  E ( x, t )  Hˆ  ( x, t )  i …………………………(36)
t t

Andaikan bahwa suatu partikel bergerak memenuhi  ( x, t )  Ae i ( kx t ) , maka momentum


dan energi partikel itu dapat ditentukan:


P ( x , t )  i 
x

Ae i ( kx t ) 
P ( x, t )  kAei ( kx t )
p ( x, t )  k ( x, t )


E ( x, t )  i
x

Ae i ( kx t ) 
E ( x, t )  k ( x, t )

8
2.5 Persamaan Schrodinger Bergantung Waktu
Persamaan Schrodinger dikenalkan oleh Erwin Schrodinger pada tahun 1926
membahas tentang deskripsi gelombang partikel pada dimensi atomik yang memenuhi
prinsip dan hukum fisika. Persamaan Schrodinger adalah persamaan untuk partikel bebas
atau partikel yang dipengaruhi oleh potensial yang konstan, V(x) = C = konstanta.
Persamaan gelombang partikel harus konstan dengan persamaan energi klasik yakni:

…………………………………………(37)

Persamaan gelombang juga harus memenuhi postulat de Broglie. maka persamaan


tersebut dapat dinyatakan sebagai berikut:
( )…………………………………………………………….(38)

 h2 2
Dengan membandingkan persamaan dengan persamaan , ih  
t 2m
terlihat adanya koresponedensi antara energi E, momentum p dan operator differensial
(Sani & Kadri, 2014).

E  i ……………………………………………………………………(39)
t

p  i ……………………………………………………………………..(40)
Operator-operator tersebut bekerja pada fungsi gelombang (x,t). Bentuk
korespodensi ini yang nantinya digunakan untuk membangun persamaan gerak kuantum
berangkat dari bentuk klasik. Selanjutnya tinjau partikel yang mengalami gaya F sebagai
gradient dari energi potensial V(x,t).
( )………………………………………………………………(41)

Karena itu, energi total artikel E dapat diungkapkan sebagai:

( )…………………………………………………………….(42)

 x
2  Vt  
  Ae  
……………………………………………………………(43)

Berdasarkan korespodensi dari persamaan (37), persamaan gerak kuantum partikel di


dalam potensial V (x,t) diberikan oleh:

2 2  ( x, t )
  ( x, t )  V ( x, t ) ( x, t )  i ………………………………….(44)
2m t

9
Secara umum, karena energi E dapat dinyatakan dalam Hamiltonian, maka

( )…………………………………………………………….(45)


i H ( x, i, t ) ………………………………………………………..(46)
t

Dalam persamaan di atas, Hamiltonian berfungsi sebagai operator, maka

2 2
H    V ( x, t ) ……………………………………………………….(47)
2m

Dalam keadaan tiga dimensi, persamaan Hamiltonian dapat dituliskan sebagai:

 2   2  2  2 
H      ………………………………………………(48)
2m  x 2 y 2 z 2 

 2   2  2  2   ( x, t )
H x, t         V ( x, t ) ( x, t )  i ………..(49)
2m  x 2 y 2 z 2  t

Dalam kenyataannya, persamaan Schrodinger telah menghasilkan ramalan yang


sangat tepat mengenai hasil eksperimen yang diperoleh. Pada persamaan terakhir diatas
hanya bisa dipakai untuk persoalan nonrelativistik dan akan menjadi lebih rumit jika
kelajuan yang mendekati kecepatan cahaya.

Karena persamaan itu bersesuaian dengan eksperimen dalam batas – batas


berlakunya, kita harus mengakui bahwa persamaan Schrodinger menyatakan suatu
postulat yang berhasil mengenai aspek tertentu dari dunia fisis. Betapapun sukses yang
diperoleh persamaan Schrodinger, persamaan ini tetap merupakan postulat yang tidak
dapat diturunkan dari beberapa prinsip lain, dan masing – masing merupakan rampatan
pokok, tidak lebih atau kurang sah daripada data empiris yang merupakan landasan akhir
dari postulat itu (Nurun, 2014).

2.6 Persamaan Schrodinger Tidak Bergantung Waktu


Kenyataan bahwa terdapat sistem energi yang ditinjau pada persamaan Schrodinger
yang tidak bergantung pada waktu memungkinkan lahirnya analisis dan ide untuk
menghilangkan variabel t pada persamaan Schrodinger. Sistem energi tersebut adalah
energi potensial yang secara eksplisit tidak bergantung pada kondisi waktu. Secara
matematis, differensial orde kedua dari persamaan Schrodinger memberikan
10
kemungkinan atau peluang untuk menyelesaikan permasalahan secara terpisah di
masing-masing variabel. Solusi terpisah di masing-masing variabel dapat dijadikan suatu
generalisasi untuk penyelesaian problem. Penggunaan persamaan Schrodinger yang tidak
terika waktu didasari untuk menemukan besaran (x,t) ketika gelombang baru tercipta,
artinya ketika variabel waktu masih sanagt kecil (infinity time) (Griffiths, 1995). Dengan
menggunakan asumsi bahwa faktor ruang dan waktu dapat ditinjau secara sepihak maka:

 ( x, t )  u ( x)T (t ) ………………………………………………………(50)

Dengan mensubsitusikan kedalam persamaan Schrodinger diperoleh:

   2  2u ( x)  T (t )
  V ( x)u ( x) T (t )  iu ( x) ……………………….(51)
 2m x t
2

   2  2 u ( x) 
  V ( x)u ( x)   iu ( x) T (t )
 2m x
2
 t  conts  E ……………………(52)
u ( x) T (t )

Pemisahan variabel tersebut menunjukan bahwa terdapat kesetaraan yang dimiliki


oleh fungsi sebelah kiri (dengan komponen x) dengan fungsi sebelah kanan (dengan
komponen t). Kesetaraan keadaan tersebut mengisyaratkan bahwa ketetapan energi yang
berifat konstan. Pertama kita tinjau untuk masing-masing variabel.

T (t )
Iu ( x )  ET (t ) …………………………………………………..(53)
t

Sehingga untuk penyelesaian umumnya adalah

( )  ………………………………………………………(54)

Untuk variabel x persamaan diatas menjadi

   2  2u ( x) 
  V ( x)u ( x)   Eu ( x) ……………………………………(55)
 2m x
2

Persamaan tersebut memiliki penyelesaian yang terikat pada fungsi potensial (V(x)).
Keadaan inilah yang dimaksudkan dengan persamaan Schrodinger yang tidak terikat
akan waktu. Berdasarkan persamaan tersebut, kita tidak dapat menentukan dan

11
menyelesaikan permasalahan sebelum bentuk potensial (V(x)) diketahui. Dengan
demikian fungsi gelombang dapat direduksi menjadi

 ( x, t )  u ( x)e iEt /  ………………………………………………………..(56)

2.6 Sifat-Sifat Suatu Fungsi Gelombang


Untuk fungsi gelombang partikel yang tidak bergantung waktu,

ψ ( x ), | (x ) | disebut peluang menemukan partikel di antara x dan x + dx.

| (x ) | rapat peluang partikel berada di x

Total peluang untuk menemukan partikel itu disepanjang sumbu-x adalah:

 
  * ( x) ( x)dx    ( x) dx ……………………………………………(57)
2
 

Dengan ψ * adalah konjugasi dari ψ .

Fungsi ψ (x) yang memenuhi persamaan di atas disebut fungsi yang dinormalisasi,
sedangkan disebut rapat peluang.

Suatu fungsi gelombang partikel harus memiliki kelakuan yang baik, yakni:

1. Tidak sama dengan nol dan bernilai tunggal, artinya untuk suatu harga x, ψ (x)
memiliki hanya satu harga saja.
2. Fungsi dan turunannya kontinu di semua harga x, dan.
3. Fungsi (harga mutlaknya) tetap terbatas (finite) untuk x menuju ± .

Contoh Soal

Misalkan, ada seribu elektron yang masing-masing berenergi 27eV ditembakkan ke arah
daerah bertangga potensial dengan ketinggian 24eV. Hitung jumlah elektron yang berbalik
ketika elektron-elektron tersebut sampai pada tangga potensial.

Pembahasan:

Diketahui:

Energi Elektron (E) = 27eV

12
Tangga Potensial (V0) = 24Ev

Ditanya:

Jumlah electron berbalik (N)..?

Jawab:

Koefisien refleksi untuk E>V0 maka:

( )

2
 2mE 2m( E  V0 ) 
  
R  
2
2
 2mE 2m( E  V0 ) 
  
  
2
2
2
 E 
 1 
 ( E  V0 ) 
R 
 E 
 (E V ) 1 
 0 
2
 27eV 
 1 
 (27eV  24eV ) 
R 
 27eV 
 (27eV  24eV )  1 
 
R  0,25

karena itu, ada sejumlah N

N = 1000

N = 1000

N = 250 elektron yang berbalik

13
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pendekatan teoritis yang dikemukakan oleh Schrodinger untuk menjelaskan anomali
fisis yang terjadi memberikan suatu titik terang dalam membahas fisika lebih lanjut.
Berdasarkan pembahasan yang dilakukan, dapat disimpulkan beberapa hal dianataranya:

1. Persamaan Schrodinger dapat ditinjau sebagai fungsi waktu untuk keadaan yang
kontiniiu.
2. Persamaan Schrodinger dapat ditinjau sebagai suatu fungsi gelombang yang tidak
terikat waktu untuk keadaan stasionernya.
3. Beberapa operator yang digunakan adalah Hamiltonian, Ruang koordinat dan ruang
momentum.

3.2 Saran
Berdasarkan pembahasan di atas maka penulis menyarankan kepada pembaca agar
dalam mempelajari materi persamaan schordinger tidak hanya sekedar untuk mengetahui
konsep dan rumusnya saja tetapi perlu kiranya diaplikasikan ke dalam kehidupan sehari-
hari.

14
DAFTAR PUSTAKA

Pain, H. J. (2005). The Physics aof Vibration and Wave. New York: Jhon Wiley & Sons.

UCDS Physics. (2003). Quantum Physics. California: UCSD

Griffiths, D. J. (1995). Introduction to Quantum Mechanics. USA: Prentice Hall.

Nurun. (2014). Fisika Kuantum. Malang: UIN Malang.

Nurlina, N. (2017). Fisika Kuantu. Makasar: Universitas Muahammadiyah Makasar.

15

Anda mungkin juga menyukai