Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Budidaya jamur tiram (oyster mushrooms) saat ini sangat populer di

dalam masyarakat pedesaan maupun perkotaan, baik dalam skala kecil,

menengah maupun industri. Dalam industri skala kecil sangat mudah untuk

dilakukan karena tidak memerlukan banyak modal dan peralatan. Modalnya hanya

tempat budidaya jamur yang lebih dikenal dengan kumbung. Tempat bibit jamur

umbuh yang disebut dengan baglog. Perawatan yang teratur agar jamur dapat

berkembang dengan baik. Untuk daerah yang rata-rata bersuhu panas mempunyai

resiko kegagalan yang cukup tinggi daripada daerah yang beriklim dingin.

Jamur tiram seperti jamur pada umumnya dapat tumbuh dan berkembang

dengan baik pada daerah yang mempunyai suhu dingin dan lembap. Untuk daerah

yang kurang memenuhi syarat dalam hal perkembangan jamur seperti panas dan

terlalu kering diperlukan perawatan yang lebih sering agar jamur dapat

berkembang dengan baik. Penyiraman dilakukan agar dapat menjaga suhu dan

kelembapan di dalam suatu kumbung/ruangan budidaya. Budidaya jamur tiram di

daerah dataran rendah (suhu ±300C) memerlukan pengontrolan suhu dan

kelembaban pada kumbung jamur untuk mendapatkan pertumbuhan badan jamur

yang optimal. Pada fase pembentukan tubuh buah memerlukan suhu udara antara

270C – 290C dengan kelembaban berada di antara 70%RH - 90%RH.


Seiring berjalannya waktu budidaya jamur dengan skala kecil mengalami

hambatan dalam melakukan pengendalian dan pemantauan suhu dan kelembapan

kumbung jamur sehingga hasil panen kurang maksimal. Begitu pula dengan

keadaan cuaca ekstrim saat ini yang tak menentu dapat memengaruhi hasil panen

budidaya jamur. Saat ini budidaya jamur contohnya di Banyumanik, Kota

Semarang untuk mengatasi perubahan suhu dan kelembapan hanya menggunakan

cara yang manual dengan menyemprot air secara perlahan dari atas baglog dan

memanfaatkan kelembapan tanah yang digunakan sebagai alas kumbung

Petani jamur hanya mengira-ngira suhu dan kelembapan dalam kumbung

jamur dan belum terdapat alat ukur yang pasti. Dengan pesatnya perkembangan

teknologi saat ini, kemudahan dalam perawatan budidaya jamur tiram sangatlah

diperlukan terutama pada budidaya dengan skala kecil. Untuk menjaga suhu dan

kelembapan secara otomatis sangatlah diperlukan untuk menghemat waktu dan

tenaga. Salah satu perkembangan teknologi untuk pengaturan dan pemantauan

suhu dan kelembapan saat ini dapat dilakukan secara otomatis menggunakan

mikrokontroller Arduino Uno.

Pada penelitian ini dirancang sebuah sistem kontrol suhu dan kelembapan

pada purwarupa ruang budidaya jamur tiram menggunakan mikrokontroler

Arduino Uno. Sistem kontrol ini mengimplementasikan metode kontrol on-off

pada relay yang harapannya dapat menjaga suhu dan kelembapan sesuai dengan

keinginan yaitu mengatur suhu antara 28ºC-29ºC dan kelembaban 80%RH-

90%RH. Hasil data pengukuran sensor DHT22 dikirim ke modul mikrokontroler


untuk kemudian diolah guna mendapatkan suhu dan kelembaban yang ideal untuk

budidaya jamur tiram.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang maka dapat ditentukan rumusan permasalahan

pada penelitian ini yaitu :

1. Bagaimana merancang dan membuat sebuah modul mikrokontroler yang

praktis dan efisien guna pengendalian suhu dan kelembaban udara secara

otomatis pada kumbung budidaya jamur tiram secara otomatis menggunakan

menggunakan mikrokontroler Arduino Uno ?

2. Bagaimana tingkat akurasi sensor DHT22 dibandingkan alat ukur HTC-2

sebagai pengukur suhu dan kelembaban udara ?

1.3. Tujuan

Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Merancang dan membangun modul pengendalian suhu dan kelembaban

udara secara otomatis pada kumbung budidaya jamur tiram.

2. Untuk mengetahui keakuratan sensor DHT22 sebagai pengukur suhu dan

kelembaban udara pada kumbung budidaya jamur tiram.

1.4. Manfaat Penelitian

Diharapkan setelah selesainya rancang bangun modul otomatis

pengontrol suhu dan kelembaban udara pada budidaya jamur tiram ini bisa

bermanfaat bagi :

1. Mahasiswa
Dapat memahami langkah-langkah dalam pembuatan rancang bangun sistem

monitoring suhu dan kelembaban udara secara otomatis pada budidaya jamur

merang menggunakan mikrokontroler Arduino.

2. Petani Jamur

Meningkatkan efisiensi kerja petani jamur tiram dalam perawatan jamur

tiram untuk mendapatkan hasil panen jamur tiram yang maksimal seperti

yang diharapkan.

1.5. Alat dan Bahan

1. Mikrokontroler Arduino Uno

2. Sensor DHT22

3. LCD 1602

4. I2C Modul

5. Rellay 2 Channel

6. Motor Pompa DC 12V

7. Adaptor 12V

8. Adaptor 5V

9. Kabel

1.6. Perancangan Modul Mikrokontroler

1.6.1. Perancangan Perangkat Lunak

Perancangan software pada purwarupa ruang budidaya jamur tiram

mencakup keseluruhan algoritma beserta diagram alir sistem antarmuka. Pada

bagian purwarupa ruang budidaya jamur tiram, mikrokontroler Arduino Uno,

sensor DHT22, dan Relay diprogram menggunakan Bahasa C++ dengan


menggunakan software Arduino IDE. Tampilan flowchart sistem dari perangkat

lunak dapat dilihat pada gambar 1.1.

Gambar 1.1 Flowchart Sistem


1.6.2. Perancangan Perangkat Keras

Gambar 1.2 Skema Modul Pengatur Suhu dan Kelembaban Otomatis

Anda mungkin juga menyukai