Anda di halaman 1dari 1

ANALISIS MASALAH

Tahun 1945 keluarga Syaikh Abdul Rahim merasa terancam terutama karena alasan keamanan dimana
kondisi Indonesia yang baru merdeka masih labil. Tiga peristiwa berikut ini, adalah contoh riil yang
sebagian dirasakan pengaruhnya di daerah, oleh Imaduddin kecil. Tahun 1946, Akibat serbuan Belanda,
ibukota Indonesia dipindahkan ke Yogyakarta. Tahun 1947, Agresi Belanda I dalam upaya merebut
kembali Indonesia menjadi tanah jajahan. Tahun 1959 Konstituante dibubarkan Soekarno.
Akibatnya,kisah pilu dialami Imaduddin muda. Abuya, ayah Imaduddin tidak menjabat lagi sebagai
anggota Konstituante Langkat dan tidak ada rapat konstituante lagi di Bandung, saat Abuya menengok
anaknya, Imaduddin, seperti sebelumnya. Pundi-pundi keuangan rumah tangga Imaduddin mengempis
ciut.

Selain mengandalkan beasiswa dari Dinas P dan K Pusat , yang besarnya Rp 325,00 per bulan, dan kerja
sambilan sebagai guru SMP dan SMA PGI , kebutuhan hidup Imaduddin sekeluarga ternyata terus
bertambah. Sibuk kerja dan kurang memperhatikan kuliah menyebabkan Imaduddin sempat tidak naik
tingkat sehingga lulus ITB dalam waktu delapan tahun,yang mana normalnya lima tahun.
Setahun berjalan, tanda kehamilan Huraini tampak, dan qadarullah setelah diperiksa intensif, Huraini
terkena kanker sehingga harus dibuang janin di kandungan, agar nyawa Huraini selamat dan kanker
tidak menggerogoti tubuhnya yang membuat keluarga Imaduddin mengalami kemandulan.

Imaduddin seharusnya lulus S3 pada tahun 1984. Namun karena terkena serangan jantung , maka
terpaksa kelulusannya tertunda. Profesor Smith mengatakan agar Imaduddin tidak memaksakan diri
untuk ikut ujian doctoral. Ia menasihati Imaduddin agar menunda rencana tersebut dan menyarankan
agar berobat dan beristirahat sampai sembuh.

Anda mungkin juga menyukai