Anda di halaman 1dari 13

TUGAS MAKALAH

“BALLARD SCORE”

Disusun Oleh :
WIDIA CAHYA NINGRAT
19.156.01.11.071

KELAS : 2B KEPERAWATAN

STIKes MEDISTRA INDONESIA


S1 KEPERAWATAN TAHUN AJARAN 2019/2020
Jl. Cut Mutia No.88A, RT.001/RW.002, Sepanjang Jaya, Kec.
Rawalumbu, Kota Bks, Jawa Barat 17113

1
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang

telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan makalah yang berjudul “Ballard score”

Penulis menyadari bahwa makalah yang telah penulis susun masih banyak

kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran demi

sempurnanya makalah ini. Semoga makalah yang telah disusun dapat bermanfaat

bagi penulis dan pembaca.

Demikian makalah ini dibuat semoga bermanfaat bagi penulis khususnya

dan pembaca pada umumnya.


DAFTAR ISI

Kata Pengantar...............................................................................2

Daftar Isi........................................................................................3

BAB 1 Pendahuluan.......................................................................4

Latar Belakang...............................................................................4

Tujuan............................................................................................5

Manfaat..........................................................................................5

BAB 2 Tinjauan Pustaka...............................................................6

BBL Prematur................................................................................6

Fatofisologi BBL...........................................................................8

Manifestasi....................................................................................9

BAB 3 Penutup............................................................................11

Kesimpulan..................................................................................11

Saran............................................................................................11

Daftar Pustaka.............................................................................12

3
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Kehamilan adalah masa dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin lamanyaadalah
280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haidterakhir
(Saifudin, 2006). Namun, dalam kehamilan terpadat kelainan lamakehamilan, kelainan
tersebut antara lainprematur. Prematur adalah kehamilan yanglama usianya kurang dari
37 minggu. Bayi yang lahir pada kehamilan ini disertaidengan keadaan BBLR (berat bayi
lahir rendah). (Kapita Selekta Kedokteran Jilid Iedisi III 2008)Indonesia menempati
peringkat kelima dunia negara dengan jumlah bayi prematurterbanyak di dunia. Jika tak
ditangani dengan benar, dalam jangka panjang, prosestumbuh kembang bayi prematur itu
akan terganggu. Akibatnya, kualitas manusiaIndonesia masa depan terancam. Laporan
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yangberjudul Born Too Soon, The Global Action
Report on Preterm Birth menyebutkantahun 2010, Indonesia menempati peringkat kelima
negara dengan bayi prematurterbanyak di dunia (675.700 bayi) setelah India (3,5 juta
bayi), Tiongkok (1,2 jutabayi), Nigeria (773.600 bayi), dan Pakistan (748.100 bayi).

Direktur Bina Kesehatan Anak Kementerian Kesehatan Elizabeth Jane


Soepardi,Senin (27/4), saat dihubungi dari Jakarta, memaparkan, 50 persen bayi prematur
lahirdari ibu yang masih remaja. Padahal, di usia remaja, fisik dan otak seseorang
masihtumbuh sehingga butuh asupan nutrisi yang baik. Pada usia 10-18 tahun, fisik
danotak tumbuh pesat. Kemudian, di usia 18-25 tahun, fisik dan otak tetap
berkembangmeski tak sepesat periode sebelumnya.

Pada masa ini, asupan nutrisi yang baik amatdiperlukan. Apabila di usia remaja
seseorang sudah hamil, ia akan berebut nutrisidengan janin yang dikandungnya.
Keduanya menjadi tidak mendapatkan asupannutrisi yang sesuai kebutuhan.Bayi
prematur yang tidak dirawat dengan benar dan kurang asupan nutrisi berisikomengalami
lemah mental dan tingkat kecerdasan rendah. Penanganan dan pemberiannutrisi yang baik
pada bayi prematur akan membuat bayi prematur sehat dan cerdas.Jangan sampai
prematur menjadi ancaman masa depan generasi bangsa.
1.2 Tujuan

1. Tujuan UmumAgar mahasiswa/i dapat meningkatkan wawasan dan ilmu


pengetahuan sertauntuk pegangan dalam memberikan bimbingan dan asuhan
keperawatan padaklien dengan BBLR Prematur,Postmatur dan NRDS serta Untuk
memenuhi tugasmata kuliah keperawatan gawat darurat.

2. Tujuan Khususa.
Agar mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan dan tentang Bayi BaruLahir
Prematur, Postmatur dan NRDSb.
Agar mahasiswa memahami konsep dari Bayi Baru Lahir Prematur, Postmaturdan
NRDSc.
Agar mahasiswa mampu membuat Asuhan Keperawatan pada penderita BayiBaru
Lahir Prematur, Postmatur dan NRDSd.
Agar mahasiswa mampu mengaplikasikan nya di dalam kehidupan.

1.3 Manfaat

1. Diharapkan dapat membantu mahasiswa dalam proses pembelajaran


padakhususnya dan pembaca tentang asuhan keperawatan pada pasien bayi
denganPrematur.

2. Dapat menjadi referensi ilmu bagi fakultas keperawatan dalam


rangkapengembangan sumber daya manusia dalam menangani kasus
bayi Prematur.

5
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.2 BBL PREMATUR

2.1.1 Definisi Bayi Baru Lahir Prematur

Persalinan prematur adalah persalinan saat kehamilan 28-36 minggu dengan berat
janin antara 500-1000 gram.(kapita selekta kedokteran 2001)Persalinan prematur adalah
seatu persalinan yang terjadi sebelum usia kehamilanmencapai 37 minggu.(keperawatan
maternitas 2005)Persalinan prematur adalah persalinan yang terjadi setelah janin
mencapai periodeviabilitas atau sekitar 20 minggu gestasi tetapi sebelum selesai minggu
ke 37 (MarlynE. Dungus 2001).

Persalinan prematur adalah kelahiran bayi disaat kehamilan kurang dari 259 hariyang
di hitung dari hari terakhir haid ibu. (Firmansyah 2006).Menurut WHO, bayi prematur
adalah bayi hidup sebelum usia kehamilan mingguke 37 (dihitung dari hari pertama haid
terakhir).(WHO)Bayi prematur atau bayi preterm adalah bayi yang berumur kehamilan
37 minggu tanpa memperhatikan berat badan, sebagian besar lahir dengan berat badan
kurangdari 2500 gram adalah bayi premetur. (Surasmi Asrini, hal. 31)

2.1.2 Etiologi dan Faktor Risiko Bayi Baru Lahir Prematur


Penyebab kelahiran prematur dapat digolangkan menjadi penyebab fisiologis dan
nonfisiologis.

1) Fisiologisa.

a.InfeksiBeberapa ibu dapat menderita penyakit, seperti infeksi saluran


kemih,pielonefritis, appendisitis atau pneumonia, dan semuanya berkaitan
denganpersalianan prematur.

b.Pada kasus tersebut, persalinan prematur mungkindisebabkan oleh penyebaran


infeksi melalui darah langsung ke rongga uterus,penyebaran tak langsung melalui produk
samping kimiawi, baik yang darimikroorganisme maupun dari respon peradangan
tubuhOverdistensi dapat menyebabkan pecah ketuban dini prapersalinan dan
jugameregangkan reseptor didalam miometrium, yang dapat menimbulkanpersepsi bahwa
kehamilan telah cukup bulan dan bayi siap dilahirkan.

c.Masalah VaskulerHemoragi antepartum dan solusio merupakan manifestasi yang sering


kalidilaporkan terjadi menjelang pelahiran prematur spontan. Darah yangmengiritasi
miometrium, melemahkan membran, dan akan menyebabkankontraksi uterus.

d.Lemah ServiksLemah serviks, atau yang dahulu disebut inkompetensi serviks,


dapatmenyebabkan keguguran prematur. Mungkin akan ditemukan dilatasi serviksdengan
atau tanpa kontraksi uterus atau pecah ketuban spontan.

e.Penyebab LatrogenikHampir 30% kelahiran prematur disebabkan oleh indikasi medis


atau induksipersalianan atau perlahiran melalui prosedur bedah. Indikasi yang
palingsering ditemukan adalah preeklamsia fulminan pada ibu, atau tanda-tandahambatan
pertumbuhan intrauterus yang serius pada janin tunggal atau salahsatu janin kembar.

f.Penyebab IdiopatikPada pelahiran dan persalinan prematur, penyebabnya tidak


diketahui dandikatagorikan sebagai persalinan prematur idiopatik..

Prediktor Fisiologis Lain pada Persalinan Prematura

Panjang serviksPemendekan serviks yang segnifikan kerap disertasi dengan dilatasi


danpencorongan membran menuju saluran serviks. Penelitian terkinimenemukan bahwa
panjang serviks yang kurang dari 15 mm beresikomenyebabkan pelahiran prematur
spontan sebelum usia kehamilan 32minggu.b)

FibronektinFibronektin janin (fFN) adalah sejenis glikoprotein menyerupai lem


yangdihasilkan oleh sel-sel korion yang mengikat lapisan membran desidua.Glikoprotein
tersebut ditemukan dalam sekresi vagina sejak awal periodekehamilan hingga usia
kehamilan 22 minggu. Antara usia kehamilan 24dan 34 minggu, kadar fFN ini sangat
kecil, dan kadar tersebut terus

meningkat menjelang awitan persalinan. Jika terdapa gangguan pada antarmuka


koriodesidua akibat adanya kerusakan, infeksi, atau pedarahan, fFNdapat lebih dini
ditemukan dalam sekresi saluran vagina. fFn ini dapatdigunakan untuk memprediksi
persalonan dan perlahiran prematur.

2) Faktor Resiko Non Fisikologisa.

Usia IbuUsia ibu sangat mempengaruhi kemungkinan mereka menjalani persalinandan


perlahiran prematur. Secara statistik, ibu yang sangat muda yang usiakurang dari 18
tahun atau yang usia diatas 35 tahun terbukti memiliki insidenpersalinan prematur yang
lebih tinggi. Pada pelahiran anak ke dua, ibu yangberusia antara 15 dan 19 tahun beresiko
tiga kali lebih tinggi mengalamipelahiran yang sangat prematur dan bayi lahir mati
dibandingkan ibu yangberusia 20-29 tahun.b.

Faktor Ekonomi atau Kelas Sosial RendahBanyak faktor sosial ekonomi dinyatakan
sebagai resiko prediposisi untukkelahiran prematur. Wanita yang berpenghasilan rendah,
atau wanita yangmendapat sedikit atau kurang mendapat dukungan finansial dari
pasangan,berisiko tinggi mengalami persalinan prematur dan melahirkan bayi kecilmasa
kehamilan, serta mengalami komplikasi kehamilan yang lebih berat.c.

Wanita yang Belum Menikah atau Tidak Mendapat DukunganPasangan yang tinggal
bersama tanpa menikah dan kehidupan sebagai ibutunggal berisiko tinggi menyebabkan
kelahiran prematur. Kurangharmonisnya hubungan dengan suami atau pasangan
menyebabkan ibuberisiko tinggi melahirkan bayi dengan berat lahir rendah.d.

Berat Badan Ibu Kurang atau LebihIbu yang berat badannya kurang akibat anoreksia
nervosa yang dialami lebihrentan mengalami persalinan prematur dan melahirkan bayi
dengan beratrendah. Disisi lain ibu yang masuk kategori obes secara klinis juga
berisikomengalami persalinan dan perlahiran prematur, sebab mereka
7
cenderungmenyandang diabetes gestasional selama kehamilan. Terlebih, ibu jugaberisiko
tinggi mengalami preeklamsia yang berkaitan erat dengan pelahiranprematur.e.
Merokok, Penyalahgunaan Alkohol dan Obat-obatan,Persalinan Prematur Sebelumnya

Apabila ibu sebelumnya memiliki riwayat persalinan dan perlahiran prematuryang tidak
diketahui jelas penyebabnya, risiko ibu untuk kembali mengalamiperlahiran prematur
akan meningkat tajam.

Stres dan Hasil Akhir KelahiranSters maternal mungkin merupakan faktor utama yang
memicu persalinanprematur melalui satu atau dua alur fisiologis. Pertama, mereka
menetapkanbahwa stres maternal dapat mempengaruhi alur neurondokrin, yang
akanmengaktivasi sistem endokrin meternal plasenta janin yang mendorongparturisi.
Lockwood dan Kuczynksi (1999) berteori bahwa aktivasi aksishipotalamus hipofisis
adrenal (HPA), yang disebabkan oleh stres, dapatmenginduksi persalinan dan kelahiran
prematur. Kedua, alur imun inflamasimungkin turut berperan dalam proses ini. Stres
maternal dapat mempengaruhiimunitas sistemik dan lokal untuk meningkatkan
kerentanan terhadap prosesinfeksi inflamasi janin dan intrauterin, dan menyebabkan
parturisi melaluimekanisme proinflasmasi yang telah diidentifikasikan sebelumnya
(Wadhwaet al., 2001).

Pengaturan Jarak KelahiranPenelitian menemukan bahwa semakin dekat jarak antar


kehamilan, semakinbesar risiko ibu mengalami persalinan dan perlahiran prematur.

2.1.3 Patofisiologi Bayi Baru Lahir Prematur


Secara umum, penyebab persalinan prematur dapat dikelompokan dalam 4 golongan
yaitu:

1)Aktivasi prematur dari pencetus terjadinya persalinan


2)Inflamasi/infeksi
3)Perdarahan plasenta

Peregangan yang berlebihan pada uterusMekanisme pertama ditandai dengan stres dan
anxietas yang biasa terjadi padaprimipara muda yang mempunyai predisposisi genetik.
Adanya stres fisik maupunpsikologi menyebabkan aktivasi prematur dari aksis
Hypothalamus-Pituitary-Adrenal(HPA) ibu dan menyebabkan terjadinya persalinan
prematur. Aksis HPA inimenyebabkan timbulnya insufisiensi uteroplasenta dan
mengakibatkan kondisi strespada janin. Stres pada ibu maupun janin akan mengakibatkan
peningkatan pelepasanhormon Corticotropin Releasing Hormone (CRH), perubahan pada

Adrenocorticotropic Hormone (ACTH), prostaglandin, reseptor oksitosin,


matrixmetaloproteinase (MMP), interleukin-8, cyclooksigenase-2
dehydroepiandrosteronsulfate (DHEAS), estrogen plasenta dan pembesaran kelenjar
adrenal.Mekanisme kedua adalah decidua-chorio-amnionitis, yaitu infeksi bakteri
yangmenyebar ke uterus dan cairan amnion. Keadaan ini merupakan penyebab
potensialterjadinya persalinan prematur. Infeksi intraamnion akan terjadi pelepasan
mediatorinflamasi seperti pro-inflamatory sitokin (IL-
1β, IL
-6, IL-8, dan TNF-
α ). Sitokin
akan merangsang pelepasan CRH, yang akan merangsang aksis HPA janin
danmenghasilkan kortisol dan DHEAS. Hormon-hormon ini bertanggung jawab
untuksintesis uterotonin (prostaglandin dan endotelin) yang akan menimbulkan
kontraksi.Sitokin juga berperan dalam meningkatkan pelepasan protease (MMP)
yangmengakibatkan perubahan pada serviks dan pecahnya kulit ketuban.Mekanisme
ketiga yaitu mekanisme yang berhubungan dengan perdarahan plasentadengan
ditemukannya peningkatan hemosistein yang akan mengakibatkan kontraksimiometrium.
Perdarahan pada plasenta dan desidua menyebabkan aktivasi dari faktorpembekuan Xa
(protombinase). Protombinase akan mengubah protrombin menjaditrombin dan pada
beberapa penelitian trombin mampu menstimulasi kontraksimiometrium.Mekanisme
keempat adalah peregangan berlebihan dari uterus yang bisa disebabkanoleh kehamilan
kembar, polyhydramnion atau distensi berlebih yang disebabkan olehkelainan uterus atau
proses operasi pada serviks. Mekanisme ini dipengaruhi oleh IL

2.1.4 Manifestasi juga bisa diketahui melalui beberapa penialaian berikut.

1) Ballard Score

Ballard Score adalah seperangkat prosedur yang dikembangkan oleh Dr. Jeanne LBallard,
MD untuk menentukan Usia Gestasional melalui penilaianneuromuskular dan fisik bayi
yang baru lahir. Situs ini dimaksudkan untukmemberikan informasi rinci tentang
penilaian usia gestasional, yang secara khususdifokuskan pada New Ballard Score. Di
bagian Monograf masing-masingmanuver dan pemeriksaan dijelaskan dan diilustrasikan
secara lengkap.

Neuromuscular Maturit

2.1.5 Prognosis Bayi Baru Lahir Prematur

Prognosis bayi prematur tergantung dari berat ringannya. Masalah perinatal


misalnyamasa gestasi (makin muda gestasi/ makin rendah berat bayi makin tinggi
9
angkakematian), asfiksia/iskemia otak, sindrom gangguan pernapasan,
perdarahanintraventrikuler, infeksi, gangguan metabolik (asidosis
hipoglikemia,hiperbilirubinia).

Prognosis juga tergantung dari keadaan sosial ekonomi, pendidikanorang tua, dan
perawatan pada masa kehamilan, persalinan dan postnatal (pengaturansuhu lingkungan
resusitasi, makanan, mencegah infeksi, mengatasi gangguanpernapasan, asfiksia,
hiperbilirubinia, hipoglikemia.
BAB 3
PENUTUP

A. Kesimpulan

Persalinan premature adalah persalinan dengan berat bayi kurang dari 2500gram dan
usia kehamilannya antara 22-37 minggu serta dengan organ vital yang belumsempurna.
Penyebab persalinan prematur dapat dibagi menjadi dua kelomok, yaitupenyebab
fisiologis dan non fisiologis.

Factor predisposisi dari persalinan prematur antaralain : riwayat persalinan preterm


sebelumnya, amnionis, infeksi saluran kencing, bayikembar, anomaly uterus, fibroid, SC,
factor biological, riwayat perdarahan, peningkatanBB tidak adekuat, AKDR masih
didalam rahim, penaykit resus, kematian fetus, socialekonomi, psikologi dan adat istiadat.
Klasifikasi persalinan prematur dibagi berdasarkanperiode gestasi dan berdasarkan berat
lahir.

Penampilan bayi prematur dapat dilihat dariukuran fisik dan penampilan fisik. Angka
kelangsungan hidup bayi premature bergantungpada etiologi, hasil akhir, dan resiko
kekambuhan. Akan tetapi, persalinan prematur dapatdicegah. Penatalaksanaan persalinan
prematur harus berada di tempat yang memilikifasilitas perawatan neonatus. Model
pelahiran bergantung pada presentasi janin. Seksiosesarea juga diindikasikan apabila
ditemukan ganguan pada ibu atau janin.

B. Saran

a. Menghindari faktor resiko yang dapat menyebabkan BBLR Prematur, Postmatur


danNRDS.

b. Apabila gejala BBLR Prematur, Postmatur dan NRDS mulai muncul


sesegeramungkin bawalah ke rumah sakit terdekat untuk mendapat pertolongan
lebih lanjutagar tidak terjadi komplikasi pada hati dan ginjal.

11
DAFTAR PUSTAKA

 
Abidin, Alwinsyah dkk. 2014. Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS).Asrining S
et al 2002,
Perawatan Bayi Risiko Tinggi
, Jakarta, EGCBoback 2004,
Keperawatan Maternitas,
 Ed. 4, Jakarta, EGC.Doenges, Marilynn E 2001,
 Rencana Perawatan Maternal,
 Ed. 2, Jakarta, EGC.Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Medan:
RSHAMHarris LL, Stark AR. Meconium aspiration. Dalam: Cloherty JP, Eichenwald
EC, Stark AR,penyunting. Manual of neonatal care. Edisi ke-6. Philadelphia: Lippincot
Williams &Wilkins;2008. h.403-6.Holmes, Debie 2011,
 Buku Ajar Ilmu Kebidanan
, Jakarta, EGCHudak & Gallo, ( 1997 ), Keperawatan kritis : suatu pendekatan holistic,
EGC, Jakarta
13

Anda mungkin juga menyukai