Anda di halaman 1dari 12

TUGAS INDIVIDU

RESUME MATERI

Ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan Tugas Mata Kuliah

Pancasila

Oleh :

FANIA ELDISYA LAIYA

NIM (211211786)

Dosen Pengampu :

Bpk. Hidayatul Fajri

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

STIKES MERCUBAKTIJAYA PADANG

2021
1. RESUME DARI MATERI AJAR YANG BERBENTUK PDF

MENGAPA PANCASILA MENJADI IDEOLOGI NEGARA?

Ideologi yang bersumber dari kebudayaan, artinya berbagai komponen budaya


yang meliputi: sistem religi dan upacara keagamaan, sistem dan organisasi
kemasyarakatan, system pengetahuan, bahasa, kesenian, system mata pencarian
hidup, system teknologi dan peralatan. Perlu diketahui bahwa ketika suatu ideologi
bertitik tolak dari komponen-komponen budaya yang berasal dari sifat dasar bangsa
itu sendiri, maka pelaku-pelaku ideologi, yakni warga negara, lebih mudah
melaksanakannya.

Di saat ideologi bersumber dari agama, maka akan ditemukan suatu bentuk
negara teokrasi, yakni system pemerintahan Negara yang berlandaskan pada nilai
agama tertentu. Ideologi merupakan prinsip dasar yang menjadi acuan negara yang
bersumber dari nilai dasar yang berkembang dalam suatu bangsa.

A. Menelusuri Konsep dan Urgensi Pancasila sebagai Ideologi Negara


1. Konsep Pancasila sebagai Ideologi Negara
Ideologi dapat di artikan sebagai cara berpikir seseorang atau suatu golongan.
Ideologi dapat diartikan paham, teori, dan tujuan yang merupakan satu program sosial
politik. Sejarah konsep ideologi dapat ditelusuri jauh sebelum istilah tersebut
digunakan ideologi Destutt de Tracy pada penghujung abad kedelapanbelas.
Tracy menyebut ideologi sebagai science of ideas,yaitu suatu program yang
diharapkan dapat membawa perubahan institusional bagi masyarakat prancis. Namun,
Napoleon mengecam istilah ideologi yang dianggapnya suatu khayalan belaka,yang
tidak mempunyai arti praktis.

Kita perlu mengenal beberapa tokoh atau pemikir Indonesia yang


mendefenisikan ideologi sebagai berikut:
a. Sastrapratedja(2001:47) “Idoelogi adalah seperangkat gagasan/pemikiran yang
berorientasi pada tindakan dan diorganisir menjadi suatu system yang teratur”.
b. Soerjanto (1991:47).”Ideologi adalah hasil refleksi manusia berkat kemampuannya
menjaga jarak dengan dunia kehidupannya”
c. Mubyarto (1991:239).” Ideologi adalah sejumlah doktrin, kepercayaan, dan
simbol-simbol sekelompok masyarakat atau suatu bangsa yang menjadi pegangan
dan pedoman kerja (atau perjuangan) untuk mencapai tujuan masyarakat atau
bangsa itu”.

Beberapa teori ideology dikemukakan oleh tokoh-tokoh pemikir ideologi sebagai


berikut:

a. Martin seliger: ideologi sebagai sistem kepercayaan


Ideology adalah sekumpulan kepercayaan dan penolakan yang diungkapkan dalam
bentuk pernyataan yang bernilai, dirancang untuk melayani dasar-dasar permanen
yang bersifat relatif bagi sekelompok orang.
b. Alvin gouldner: ideologi sebagai proyek nasional
Merupakan sesuatu yang muncul dari suatu cara baru dalamWacana politis.
Wacana tersebut melibatkan otoritas atau tradisi, retorika emosi.
c. Paul hirst: ideologi sebagai relasi sosial
Hirst meletakkan di dalam kalkulasi dan kontek politik. Hirs Menegaskan bahwa
ideology merupkan suatu sistem gagasan politis yang dapat digunakan dalam
perhitungan politis.

2. Urgensi Pancasila sebagai Ideology

Beberapa karakteristik kebudayaan global sebagai berikut:


a. Berbagai bangsa dan kebudayaan menjadi lebih terbuka terhadap pengaruh timbal
balik.
b. Pengakuan akan identitas dan keanekaragaman masyarakat dalam berbagai
kelompok dengan pluralisme etnis dan religius.
c. Masyarakat yang memiliki ideologi dan sistem nilai yang berbeda bekerjasama
dan bersaing sehingga tidak ada satu pun ideologi yang dominan.
d. Kebudayaan global merupakan sesuatu yang khas secara utuh, tetapi tetap bersiftat
plural dan heterogen.
e. Nilai-nilai hak asasi manusia (HAM), kebebasan,demokrasi menjadi nilai-nilai
yang dihayati bersama, tetapi dengan interpretasi yang berbeda-beda.

B. Menanyakan Alasan Diperlukannya Kajian Pancasila sebagai Ideologi Negara.


1. Warga Negara memahami dan melaksanakan pancasila sebagai ideologi Negara.
Diidentifikasikan unsur-unsur yang memengaruhi ideology pancasila sebagai
berikut:
a. Unsur ateisme yang terdapat dalam ideology marxisme atau komunisme
bertentangan dengan sila ketuhanan yang maha esa.
b. Unsur individulisme dalam liberalisme tidak sesuai dengan prinsip nilai gotong
royong dalam sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
c. Kapitalisme yang memberikan kebebasan individu untuk menguasai sistem
perekonomian Negara tidak sesuai dengan prinsip ekonomi kerakyatan.

2. Penyelenggara Negara memahami dan melaksanakan pancasila sebagai ideology


Negara

a. Kesediaan untuk saling menghargai dalam khas masing-masing.


b. Aktualisasi 5 sila pacasila, artinya sila-sila dilaksanakan dalam kehidupan
bernegara sebagai berikut:
1. Sila ketuhanan yang maha esa dirumuskan untuk menjamin tidak adanya
diskriminasi atas dasar agama.
2. Sila kemanusiaan yang adil dan beradap menjadi operasional dalam jaminan
pelaksanaan hak-hak asasi manusia
3. Sila persatuan Indonesia menegaskan bahwa rasa cinta pada bangsa idonesia tidak
dilakukan dengan menutup diri dan menolak mereka yang Indonesia.
4. Sila kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan berarti komitmen terhadap dekmokrasi yang wajibdisukseskan.
5. Sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia berarti pengentasan kemiskinan
dan diskriminasi terhadap minoritas dan kelompok-kelompok lemah perlu di
hapus dari bumi Indonesia.

C. Mengali Sumber Istoris, Sosiologis, Politis tentang Pancasila sebagai Ideology


Negara
1. Sumber istoris pancasila sebgai ideology Negara
2. Sumber sosiologis pancasila sebagai ideology Negara
3. Sumber poitis pancasila sebagai ideology negara

D. Membangun Argumen tentang Dinamika dan Tantangan Pancasila sebagai


Ideology Negara
1. Argumen tentang dinamika pancasila sebagai ideology Negara
2. Argumen tentang tantangan terhadap pancasila sebagai ideology Negara

E. Mendeskripsikan Esensi dan Urgensi Pancasila sebagai Ideology Negara


1. Hakikat pancasila sebagai ideology Negara
2. Urgensi pancasila sebagai ideology Negara

F. Rangkuman tentang Pengertian dan Pentingnya Pancasila sebagai Ideology


Negara
Untuk memperlihatkan peran ideology sebagai penuntun moral dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara sehingga ancaman berupa
penggunaan narkoba, terorisme, dan korupsi dapat dicegah.

G. Tugas Belajar Lanjut: Projek Belajar Pancasila sebagai Ideology Negara


1. Konsep dan pengertian khususnya tentang idologi tertutup dan terbuka.
2. Pancasila sebagai ideology tertutup atau terbuka
3. Kasus yang terkait dengan penyalahgunaan narkoba
4. Kasus yang terkait dengan terorisme
5. Kasus yang terkait dengan korupsi
6. Kasus kesadaran pajak warga negara

2. RESUME DARI MATERI SUPLEMEN AJAR YANG BERBENTUK VIDEO

“Melacak Akar Sejarah Pancasila”

Secara inisiatifnya sendiri membentuk Panitia Sembilan bentukan informal dari


Soekarno, dan kemudian dalam Panitia Sembilan ini ia merasa meskipun perwakilan
golongan Islam di BPUPKI ini terbatas karena Jepang dalam menyusun anggota
BPUPKI berpikir anggota-anggotanya harus memiliki wawasan kenegaraan modern
untuk bisa memimpin satu negara modern. Dan tentu saja intelejensia yang
berpendidikan modern itu rata-rata adalah berlatarbelakang priyayi dan sedikit sekali
dari representasi golongan Islam yang sudah bisa mengecap pendidikan modern
waktu itu.

Maka sebenarnya reputasi golongan yang langsung golongan Islam secara


langsung di BPUPKI itu hanya 25 persen dari keanggotaan BPUPKI, tetapi Soekarno
merasa meskipun representasi golongan Islam di BPUPKI itu terbatas tapi ia berkata
bahwa masyarakat Indonesia mayoritasnya penganut Islam. Jika ada yg berpikiran
bahwa badan ini kurang mewakili aspirasi Islam, Ia berkata kemerdekaan kita tadi
bisa bermasalah bencana kemerdekaan. Maka dalam menyusun tim 9 ini harus relatif
seimbang diantaranya yaitu 4 yang mewakili golongan kebangsaan, 4 wakil golongan
Islam dan ia berada di tengahnya.

Dalam pertemuan di rumah Soekarno sendiri tanggal 22 pada saat itu Panitia
Sembilan secara monumental merangsak jauh di luar kerangka formalitas karena itu
diluar mandat BPUPKI multi menyusun naskah pembukaan undang-undang dasar
yang semula juga akan menjadi teks proklamasi yang kemudian dapat dilihat
bagaimana dunia mencatat dalam tempo singkat mungkin sekitar 23 jam di rumah
Bung Karno sesuatu konsep tentang Indonesia merdeka dengan visi, misi, dan dasar
negara dihimpun dalam satu teks naskah pembukaan yang luar biasa baik dari segi isi
maupun redaksinya.

Pembukaan Undang Undang Dasar 45 itu luar biasa, dilahirkan pada tanggal 22
dan setelah naskah itu diselesaikan naskah ini oleh Bung Karno disebut sebagai
mukadimah oleh Sukiman disebut sebagai Gentlemen agreement. Sugiman ini nanti
aktivis Masyumi oleh Yamin disebut sebagai Jakarta Charter Piagam Jakarta, yang
dimaksud dengan piagam Jakarta itu bukan hanya tujuh kata, yang namanya Piagam
Jakarta itu keseluruhan naskah Pembukaan Undang Dasar 45. Cuma di dalam versi 22
Juni rumusan Pancasila nya itu masih berbunyi Ketuhanan dengan menjalankan
syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya ditambah 7 kata tersebut.

Setelah itu dirumuskan sidang sesi kedua dimulai 10 Juli. Soekarno dalam
melaporkan hasil-hasil sebagai panitia kecil, ia sangat sadar sekali bahwa hal tersebut
sudak merengsek jauh sampai menyusun naskah pembukaan itu diluar tangga
formalited dan ia juga membentuk tim sendiri diluar tim 8 itu, tetapi dia berkata apa
artinya formalited dijaman gegap gempita seperti saat ini.

Jadi, Soekarno sudah punya penciuman yang sangat tajam, Jepang tidak akan
bisa apa-apa karena sudah tidak berkonsentrasi serta banyak kekalahan. Jadi ia
memanfaatkan momentum tersebut. Setelah tanggal 10 Juli dan setelah pembukaan
kemudian Radjiman membentuk empat panitia penting. Pertama Panitia hukum dasar
(konstitusi) diketuai oleh Soekarno sendiri, kedua ketua panitia perancang ekonomi
dan keuangan diketuai oleh Bung Hatta, ketiga panitia perancang garis-garis besar
pendidikan dan pengajaran diketuai oleh Ki Hajar Dewantara, dan yang keempat
panitia bela bela negara oleh abikoesno tjokrosoejoso.

Dokumen 4 panitia itu melahirkan dokumen penting sebab dalam konvensi


ketatanegaraan, kita yang akan memberi isi terhadap konstitusi itu nantinya.
Kemudian setelah sidang dibuka, hasil pembukaan ini kemudian dibicarakan di dalam
sidang BPUPKI lalu segera saja tambahan tujuh kata dari ketuhanan itu menimbulkan
perdebatan yang sengit terutama bagi sebagian kalangan yang mengatakan adanya
tambahan tujuh kata di dalam satu konstitusi yang mestinya bersifat umum itu bisa
mengandung kesan adanya keistimewaan yang diberikan kepada golongan tertentu
dan secara tidak langsung akan menimbulkan kesan ada warga negara lain yang
dianggap sebagai second class citizen.

Akan tetapi kemudian perdebatan itu terus berlanjut dan tidak ada titik
temunya. Akhirnya Soekarno dengan kewibawaannya ia mengatakan jika kita harus
mundur. Kita masing-masing bisa mengalah, wakil Islam sudah mengalah. Oke
Indonesia bukan negara Islam bukan negara agama. Lalu tujuh kata itu akhirnya
masih bisa tetap bertahan sampai sidang BPUPKI sesi kedua berhenti pada tanggal 17
Juli.

Pada tanggal 18 PPKI mengesahkan konstitusi dan di dalam pengesahan


konstitusi itu rumusan Pancasila sila satunya kemudian menjadi ketuhanan yang
maha esa bukan Ketuhanan dengan menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-
pemeluknya. Nah dengan yang dirumuskan di tanggal 18 itulah maka rumusan
konstitusi kita final dan rumusan Pancasila melahirkan perpusnya yang final jadi
rumusan Pancasila kita bukan rumusan 1 Juni 22 Juni tapi tanggal 18 Agustus.

Pancasila itu merupakan hasil bersama karya bersama anak-anak bangsa


dishare oleh banyak golongan, dishare oleh banyak intelektual tapi dalam karya
bersama itu tak terhindarkan kita tidak bisa Menutup Mata ada seseorang yang
perannya sangat menonjol yaitu antara lain Bung Karno bahkan peran Bung Karno
dalam Pancasila itu diakui oleh Bung Hatta sendiri. Bung Hatta sering mengakui
dalam kasus Pancasila itu server besarnya adalah Bung Karno.

Pancasila ini tidak bisa hanya diklaim sebagai karya Soekarno dan tidak bisa
juga dikatakan bahwa Pancasila itu versi yang otentik hanya 1 juni. jangan lupa
Soekarno adalah ketua panitia delapan, ketua panitia Sembilan, ketua panitia hukum
dasar, dan ketua PPKI. Jadi Soekarno itu mengikuti seluruh proses perubahan mulai
dari ungkapannya pada 1 Juni yang ikuti juga perubahan 22 Juni dia juga mengikuti
perubahan 18 Agustus. Soekarno tidak keberatan bahkan jadi ketua PPKI 18 Agt, kita
hargai peran Soekarno. 1 Juni diterima sebagai hari lahir Pancasila tapi rumusan
Pancasila disepakati versi 18 Agustus jadi kita bisa akui bahwa Soekarno memiliki
peran besar dan berani.

Penekanan lanjutan dari karyudi yaitu Pancasila juga merupakan bagian dari
hasil bersama anak bangsa namun demikian ada peran yang menonjol dari Bung
Karno dan itu pula diakui oleh Bung Hatta. Mengutip kata-kata Bung Karno “aku
tidak mengatakan bahwa aku menciptakan Pancasila, apa yang kukerjakan hanyalah
menggali jauh ke dalam bumi kami, tradisi tradisi kami sendiri, dan aku menemukan
lima butir mutiara yang indah.”

3. Apa yang Membuat Muncul Kelompok-Kelompok yang Mencoba untuk


Mempertanyakan Kembali atau Bahkan Berusaha Mengganti Pancasila Sebagai
Ideologi Bangsa dan Negara?

Menurut saya, hal tersebut terjadi karena pemahaman generasi muda masa kini,
yang menganggap Pancasila sudah tidak relevan dan perlu diganti dengan ideologi
atau dasar negara yang lain. Kelompok kelompok tersebut berpendapat bahwa
Pancasila adalah warisan zaman Orde Baru. Mereka berpikir Pancasila adalah paham
kuno yang perlu diganti. Dan juga sebagian dari mereka merasa tidak puas dengan
dasar negara yang tidak memenuhi hak kelompok tersebut, maka dari itu mereka
ingin mengubah Pancasila sebagai dasar negara.

Saat ini posisi dasar negara Indonesia, Pancasila, dalam keadaan yang
mengkhawatirkan. Paham dan jiwa Pancasila mulai pudar dalam kehidupan
masyarakat. Penyebabnya adalah perjalanan reformasi yang secara tak langsung
membawa kebebasan berlebihan. Pendapat dan gagasan masyarakat semakin
berkembang seiring kebebasan reformasi, hingga membuat Pancasila semakin
terlupakan. Ancaman mengubah Pancasila sebagai dasar negara telah terlihat salah
satunya dari sektor pendidikan, di mana pengajaran ideologi lain lebih dominan
dibandingkan pengajaran nilai-nilai Pancasila.

Ketahanan ideologi Pancasila kembali diuji ketika dunia masuk pada era
globalisasi di mana banyaknya ideologi alternatif merasuki ke dalam segenap sendi-
sendi bangsa melalui media informasi yang dapat dijangkau oleh seluruh anak
bangsa. Pancasila sejatinya merupakan ideologi terbuka, yakni ideologi yang terbuka
dalam menyerap nilai-nilai baru yang dapat bermanfaat bagi keberlangsungan hidup
bangsa. Namun, di sisi lain diharuskan adanya kewaspadaan nasional terhadap
ideologi baru. Apabila Indonesia tidak cermat, maka masyarakat akan cenderung ikut
arus ideologi luar tersebut, sedangkan ideologi asli bangsa Indonesia sendiri yakni
Pancasila malah terlupakan baik nilai-nilainya maupun implementasinya dalam
kehidupan sehari-hari.

Tantangan pertama adalah banyaknya ideologi alternatif melalui media


informasi yang mudah dijangkau oleh seluruh anak bangsa seperti radikalisme,
ekstremisme, konsumerisme. Hal tersebut juga membuat masyarakat mengalami
penurunan intensitas pembelajaran Pancasila dan juga kurangnya efektivitas serta
daya tarik pembelajaran Pancasila. Kemudian tantangan selanjutnya adalah
eksklusivisme sosial yang terkait derasnya arus globalisasi yang mengarah kepada
menguatnya kecenderungan politisasi identitas, gejala polarisasi dan fragmentasi
sosial yang berbasis SARA. Bonus demografi yang akan segera dinikmati Bangsa
Indonesia juga menjadi tantangan tersendiri untuk menanamkan nilai-nilai Pancasila
kepada generasi muda di tengah arus globalisasi.

Pancasila adalah ideologi atau Dasar Negara yang dijadikan pedoman Bangsa
Indonesia. Sebagai Dasar Negara, Pancasila perlu dihayati dan dijunjung tinggi oleh
setiap warga negara Indonesia.Nama Pancasila berasal dari Bahasa Sanskerta yang
terdiri dari dua kata, yaitu 'Panca' yang berarti lima dan 'Sila' yang berarti prinsip atau
asas. Pancasila merupakan buah pikiran, musyawarah, dan mufakat yang dilakukan
para tokoh penting pada masa perjuangan kemerdekaan, dalam Pancasila, ada lima
sila atau pedoman yang perlu diketahui.

Kelima prinsip yang ada dalam Pancasila tersebut kali pertama dicetuskan oleh
Presiden RI, Soekarno, pada 1 Juni 1945 adapun lima prinsip yang dijadikan sila
dalam Pancasila tersebut ialah Ketuhanan yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil
dan beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, Keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia.Nilai-nilai di dalam Pancasila merupakan pedoman normatif yang
digunakan pada setiap kegiatan penyelenggaraan negara.Kedudukan Pancasila
sebagai dasar negara Indonesia mempunyai arti bahwa segala peraturan negara harus
sesuai dan tidak boleh bertentangan dengan Pancasila.

Para penolak Pancasila juga menyatakan bahwa dasar negara ini tidak ada di
dalam UU. Ini pun sebuah pandangan yang salah. Sebab, status Pancasila sebagai
dasar negara, norma dasar, dan sumber dari segala sumber hukum telah dikukuhkan
oleh berbagai produk perundang-undangan kita.

Pertama, Ketetapan MPRS Nomor XX/MPRS/1966 tentang Memorandum


DPR-GR mengenai Sumber Tertib Hukum RI dan Tata Urutan Peraturan
Perundangan RI secara eksplisit menyatakan bahwa sumber tertib hukum RI adalah
Pancasila. Memorandum tertanggal 9 Juni 1966 ini menyatakan bahwa sumber dari
tertib hukum RI adalah pandangan hidup, kesadaran, cita-cita hukum, cita-cita politik
mengenai sifat, bentuk dan tujuan negara, serta cita-cita moral mengenai kehidupan
kemasyarakatan dan keagamaan sebagai pengejawantahan dari budi nurani manusia.

Kedua, Ketetapan MPR Nomor III/MPR/2000 tentang Sumber Hukum dan Tata
Urutan Peraturan Perundang-undangan menegaskan kembali Pancasila sebagai
sumber hukum dasar nasional.
Hingga amandemen keempat UUD 1945 pada 2002, Ketetapan MPR ini masuk
klasifikasi sebagai Ketetapan MPR yang tetap berlaku hingga terbentuknya UU.

Ketiga, sebagai pengganti Ketetapan MPR Nomor III/MPR/2000 lahir UU


Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan. Pasal 2
UU Nomor 10 Tahun 2004 menyatakan, Pancasila sebagai sumber dari segala sumber
hukum negara. Ditambah pula dalam Penjelasan Pasal 2 UU Nomor 10 Tahun 2004,
penempatan Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum adalah sesuai
dengan Pembukaan UUD 1945, yang menempatkan Pancasila sebagai dasar negara
dan ideologi negara, sehingga setiap materi muatan perundang-undangan tidak boleh
bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila.

Keempat, UU Nomor 12 Tahun 2011 sebagai pengganti UU Nomor 10 Tahun


2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan. Dalam Pasal 2 UU
Nomor 12 Tahun 2011 dinyatakan, kedudukan Pancasila sebagai sumber dari segala
sumber hukum dan dasar negara dikuatkan kembali (Basarah, 2017).

Dengan berbagai penegasan yuridis atas status Pancasila sebagai dasar negara
ini, pandangan yang menyatakan bahwa Pancasila tidak ada di dalam peraturan
perundang-undangan kita kandas sudah. Oleh karena itu, pandangan yang
menyatakan bahwa Pancasila inkonstitusional karena ia tidak ada di dalam konstitusi
kita, juga tidak tepat. Pancasila memang terletak di atas konstitusi, agar ia tidak bisa
diganti. Inilah arti status Pancasila sebagai dasar negara yang final.

Anda mungkin juga menyukai