Anda di halaman 1dari 11

Lompat ke kontenLompat ke sidebarLompat ke footer

SENI BUDAYAKU

Cari blog ini

Beranda / Seni Teater

Persiapan Pementasan Teater Bagi Pemula Secara Lengkap

Posting Komentar

Pementasan Teater bagi pelajar atau pemula membutuhkan pengetahuan dan persiapan yang matang
agar pentas teater berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Pementasan teater membutuhkan kerja
sama yang baik dari seluruh pendukung jalannya pentas teater ini. Beberapa hal yang perlu dipersiapkan
dalam pementasan teater antara lain sebagai berikut.

1. Pemilihan Peran (Casting)

Pemilihan naskah diikuti dengan tahap persiapan pementasan yang lain. Salah satu yang utama adalah
casting. Apakah casting itu? Casting adalah pemilihan aktor atau aktris yang akan membawakan tokoh-
tokoh yang ada dalam naskah drama. Casting dilakukan oleh sutradara.

Dalam melakukan pemilihan pemeran, sutradara dapat menerapkan satu dari beberapa teknik casting
yang ada. Mau tahu apa saja teknik casting yang digunakan seorang sutradara untuk memilih pemain?

Beberapa teknik casting, yakni:

a. Casting by ability

Pemilihan pemeran dilakukan berdasarkan kecakapan atau kemahiran yang sama atau mendekati peran
yang dibawakan.
Misalnya: tokoh yang cerdas dibawakan oleh orang yang cerdas, tokoh pendekar silat dibawakan oleh
orang yang pandai bersilat.

b. Casting to type

Pemilihan pemeran berdasarkan kecocokan fisik pemain.

Misalnya: tokoh tua dibawakan oleh orang yang tua, dan tokoh anak-anak dibawakan oleh anak-anak.

c. Anti Type Casting

Pemilihan pemeran yang bertentangan dengan watak dan ciri fisik peran yang dibawakan. Casting tipe
ini dapat digunakan Sebagai pendidikan bagi orang yang mempunyai watak berkebalikan.

Misalnya: orang yang halus dan ramah harus memerankan tokoh yang kasar dan tidak ramah. Orang
yang lancar berbicara harus memerankan tokoh yang bisu dan sebagainya.

d. Casting to emotional temperament

Pemilihan pemeran berdasarkan observasi kehidupan pribadi seseorang. Aktor atau aktris yang
mempunyai banyak kecocokan dengan peran yang dibawakan akan terpilih membawakan tokoh
tersebut.

e. Therapeutic casting

Pemilihan pemeran ini bertujuan untuk membantu penyembuhan terhadap ketidakseimbangan


psikologis dalam diri seseorang.

Untuk dapat memilih peran yang tepat, dibuat daftar yang berisi tokoh-tokoh yang harus dibawakan.
Daftar ini dilengkapi dengan dimensinya secara flsiologis, psikologis, maupun sosiologis. Sutradara yang
baik akan melakukan casting dengan jeli untuk mendapatkan pemain yang benar-benar sesuai dengan
tokoh yang dituntut oleh naskah. Soalnya aktor dan aktris merupakan ujung tombak yang akan
membawakan peran dalam naskah di hadapan penonton.

Setelah mendapatkan pemeran yang tepat melalui proses casting, yang perlu dilakukan adalah latihan
peran.
2. Melatih Peran

Setelah casting (pemilihan peran) dilakukan, langkah selanjutnya adalah melatih peran. latihan ini juga
dipimpin oleh seorang sutradara. Dalam latihan peran ini diharapkan para pemain dapat menghidupkan
tokoh yang ada dalam naskah menjadi tokoh nyata di atas panggung. Beberapa hal yang harus dilatih
agar pemeran dapat membawakan seorang tokoh dengan baik adalah:

a. Teknik muncul tokoh di atas panggung

b. Membawakan dialog dengan baik

c. Mengembangkan suasana sehingga pementasan teater tidak menj emukan

d. Menonjolkan tahap puncak

e. Mengatur waktu dialog dan gerak tubuh

f. Mengatur cepat lambatnya tempo permainan

g. Menanggapi dan mendengar tokoh lain

h. Menyesuaikan dengan teknik pentas, yaitu tata cahaya, tata suara, tata musik, tata rias dan tata
busana.

Syarat agar pemain bisa memerankan tokoh dengan baik adalah pemain harus mampu menguasai
beberapa teknik dasar bermain teater, yaitu:

1. Latihan Tubuh (olah tubuh)

Olah tubuh adalah latihan fisik seorang aktor atau aktris. Dengan latihan ini diharapkan aktor dan aktris
akan memiliki tubuh yang bugar dan fit, sehingga dapat bergerak secara fleksibel, disiplin, dan ekspresif
sesuai dengan karakter tokoh yang diperankan.

2. Latihan Suara (olah vokal)

Olah vokal adalah latihan menggunakan vokal (suara) dengan jelas dan keras (nyaring). Tapi suara keras
dan nyaring saja tidak cukup. Para pemain juga harus dilatih cara menghasilkan warna suara yang
berbeda-beda. Mereka harus fleksibel dalam menggunakan warna suara sesuai dengan watak atau
karakter tokoh, usia, dan keadaan sosial.

3. Latihan Imajinasi
Untuk menampilkan karakter tokoh yang dimainkan, seorang aktor harus mengetahui dengan tepat
keadaan fisiologis, sosiologis, dan psikologis dari peran yang dimainkan. Dan untuk membantu
mendapatkan gambaran yang nyata, seorang aktor dapat mencari model tokoh yang mempunyai
karakter serupa dan melakukan pengamatan atau observasi.

Jadi, latihan imajinasi akan membuat seorang aktor lebih mudah membayangkan dan mewujudkan
tokoh yang dituntut oleh naskah dengan menggunakan tubuh dan suaranya.

4. Latihan konsentrasi

Latihan konsentrasi merupakan latihan memusatkan pikiran pada hal-hal tertentu. Konsentrasi yang baik
sangat diperlukan di dalam teater. Ada berbagai cara untuk melakukan latihan konsentrasi.

3. Persiapan Lampu dan Panggung

Seorang sutradara memang harus memiliki kelebihan dan mempunyai pengetahuan yang lebih tentang
dunia seni teater. Sebab, menjadi seorang sutradara memang tidak mudah. Selain mempersiapkan
pemain melalui latihan-Iatihan, bersama penata pentas dan penata lampu, ia juga melakukan persiapan
panggung pementasan. Dalam persiapan panggung hal-hal yang harus diperhatikan adalah:

a. Persiapan tata panggung

Penata pentas menyiapkan panggung yang disesuai dengan isi cerita di dalam naskah. Nah, hal-hal yang
perlu disiapkan adalah:

1). kain backdrop/latar belakang

2). dekorasi yang sesuai dengan isi cerita.

Jika dilihat dari bentuknya, dekorasi yang digunakan dapat berupa dekorasi naturalis maupun dekorasi
nonnaturalis. Dekorasi naturalis adalah dekorasi yang menggunakan bentuk natural, yaitu bentuk nyata
dari suatu barang atau keadaan alam sekitar sesuai dengan aslinya.

Dan jika dilihat dari lokasi perwujudannya, terdapat dekorasi interior (dekorasi dalam ruangan) dan
dekorasi eksterior (dekorasi luar ruangan). Contoh dekorasi interior adalah suasana ruang tamu, ruang
kelas, atau ruangan pesta. Sedang dekorasi eksterior misalnya dekorasi pasar, taman, hutan, sawah, dan
sebagainya.
Masing-masing dekorasi dilengkapi dengan perlengkapan panggung yang mewakili keadaan yang
diharapkan. Misalnya dekorasi interior kamar tidur dilengkapi dengan tempat tidur, meja belajar dan
lemari pakaian.

b. Persiapan tata cahaya (lighting)

Dekorasi yang telah dirancang kemudian dilengkapi dengan tata lampu yang sesuai. Apakah tujuan
penggunaan tata cahaya?

1). Menerangi dan menyinari aktor dan aktris

2). Mewujudkan setting waktu dalam cerita (jam, musim, dan cuaca)

3). Menambah nilai warna pada setting

4). Membantu memperkuat suasana permainan.

4. Persiapan Tata Musik dan Tata Bunyi

Selain didukung dengan tata panggung dan tata cahaya, pementasan drama akan terasa lebih indah jika
disertai dengan tata bunyi atau musik yang sesuai. Bunyi dan musik itu berfungsi untuk menghidupkan
suasana pementasan. Tata bunyi dan musik yang digunakan tidak boleh sembarangan lho, tapi harus
sesuai dengan suasana dalam naskah drama. Bunyi atau suara yang digunakan dapat berupa suara
makhluk hidup, yaitu manusia dan binatang. Tapi bunyi-bunyian itu juga bisa berasal dari benda mati
atau alat musik yang dibunyikan oleh manusia.

Betul banget kalau dikatakan musik memiliki peranan penting dalam suatu pementasan teater. Peranan
musik antara lain:

a. Mempengaruhi daya imajinasi penonton Membantu aktor dalam membawakan perannya

b. Membuka dan menutup pementasan

c. Menghubungkan satu adegan dengan adegan yang lain.

Tata bunyi atau tata musik harus menyesuaikan dengan tema cerita. Hal lain yang harus diingat adalah
besar kecilnya ruangan dan daya pantul ruangan. Jangan sampai untuk ruangan yang besar dan luas
digunakan musik yang sangat lemah. Musik yang terlalu lemah akan menyusahkan penonton menikmati
teater. Demikian juga dengan musik yang begitu keras.

5. Persiapan Tata Busana dan Tata Rias

Tata busana dan tata rias harus dipersiapkan dengan baik dalam suatu pementasan teater. Keduanya
merupakan satu kesatuan dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain.

a. Pesiapan tata busana

Busana atau kostum adalah pakaian beserta perlengkapannya yang dikenakan oleh aktor dan aktris di
atas pentas. Perlengkapan kostum para aktor dan aktris itu terdiri dari beberapa bagian, yaitu:

1). Pakaian dasar, yaitu pakaian kostum atau bagian dari kostum yang mendasari atau mendukung
bentuk pakaian yang terlihat. Contoh pakaian dasar adalah korset, stagen, pakaian dalam, dan
sebagainya.

2). Pakaian kaki, merupakan sepatu atau sandal yang mendukung kostum luar sesuai dengan tokoh yang
diperankan.

3). Pakaian tubuh, merupakan pakaian yang kelihatan oleh penonton.

4). Pakaian kepala, terdiri dari tutup kepala, penataan rambut, dan rambut palsu atau wig yang
digunakan oleh aktor untuk mendukung pembawaan tokohnya.

5). Perlengkapan/ asesoris, adalah seluruh tambahan perlengkapan pakaian. Asesoris dapat
mengandung unsur hiasan atau dekoratif dan pendukung karakter. Beberapa contoh asesoris yang biasa
digunakan adalah perhiasan, ikat pinggang, kipas scarf, kacamata dan sebagainya.

Pemakaian kostum tidak bersifat asal pakai. Itu karena pemakaian kostum memiliki tujuan tertentu.
Apakah tujuan itu?

1). Agar penonton dapat membedakan tokoh-tokoh yang berbeda di atas panggung.

2). Untuk menunjukkan hubungan tokoh yang satu dengan tokoh yang lain.

Adapun fungsi kostum bagi pamain adalah:

1). Mewujudkan karakter atau watak tokoh

2). Membedakan tokoh yang satu dengan lainnya


3). Memudahkan gerak pelaku

b. Persiapan tata rias

Tata rias adalah seni menggunakan bahan-bahan kosmetika untuk mewujudkan wajah peranan. Tata rias
berguna untuk membuat wajah dan kepala sesuai dengan tokoh yang dibawakan oleh seorang
aktor/aktris. Penggunaan tata rias memang tidak boleh sembarangan, harus disesuaikan dengan
keseluruhan cerita yang ingin ditampilkan. Secara garis besar, penggunaan tata rias harus
memperhatikan :

1). Tingkatan usia

2). Kepribadian tokoh, watak

3). Ciri-ciri/ asal-usul tokoh (negara dan warna rambut)

Tata rias dalam teater dibagi dalam beberapa jenis. Jenis tata rias tersebut antara lain:

a). Rias Jenis

Rias jenis bertujuan mengubah jenis kelamin laki-laki menjadi perempuan atau sebaliknya.

b). Rias bangsa

Rias bangsa bertujuan mengubah wajah dan rambut menjadi bentuk wajah dan rambut dari bangsa
asing. Untuk itu agar pemanggungan bisa berhasil, diperlukan pengetahuan tentang sifat-sifat suatu
bangsa beserta tipe wataknya. Misalnya wajah orang Indonesia yang harus diubah menjadi wajah orang
Jepang.

c). Rias usia

Jenis rias ini bertujuan membantu menciptakan tokoh yang usianya sangat berbeda dengan usia aktor
atau aktris pemeran. Contohnya seorang gadis yang harus memerankan nenek-nenek tua. Nah, untuk
memberikan hasil tata rias yang sempurna diperlukan berbagai pengetahuan mengenai anatomi/
keadaan tubuh manusia dalam berbagai umur.

d). Rias Tokoh


Rias tokoh berusaha menciptakan tokoh dengan memperkuat watak atau karakter seseorang dengan
riasan yang sesuai.

Misalnya rias untuk menciptakan tokoh raja yang kejam.

e). Rias Watak

Rias watak berusaha menonjolkan watak-watak khusus dari seorang tokoh. Rias watak sangat
berhubungan dengan rias tokoh.

f). Rias temporal

Rias temporal menunjukkan perbedaan-perbedaan wajah berdasarkan waktu. Misalnya ketika sedang
bekerja di kantor, tokoh mempunyai keadaan wajah yang berbeda dibandingkan ketika tokoh tersebut
sedang santai di rumah

g). Rias aksen

Rias aksen hanya memberikan tekanan pada pelaku yang sudah mendekati penekanan kepada pelaku
yang sudah mendekati peranan yang akan dimainkan. Misalnya peranan pemuda Papua akan
memainkan tokoh Papua, hanya membutuhkan rias aksen.

h). Rias lokal

Rias lokal ditentukan oleh perbedaan tempat. Misalnya seorang narapidana di penjara akan
menggunakan rias yang berbeda ketika ia telah dibebaskan dari penjara. Riasan yang berhasil adalah
riasan yang dapat mewujudkan tokoh seperti yang dituntut dalam naskah.

Rias dilakukan menggunakan bahan-bahan kosmetika yang sangat beragam bentuk dan kualitasnya di
pasaran. Nah, seorang juru rias harus mampu memilih bahan yang sesuai dan tidak membahayakan para
pemain. Beberapa bahan dasar make up adalah :

a). Base (sebagai dasar riasan)

b). Foundation (untuk menutup ketidakrataan pada kulit)

c). Lines (untuk memberi batas anatomi muka), jenis lines antara lain :
eyebrow pencil (membentuk alis mata dan mata).

eyelash (membentuk bulu mata) lipstik (membentuk bibir)

highlight (memberikan efek tiga dimensi)

eyeshadow (membentuk dimensi pada mata)

Rouge (menghidupkan bagian pipi di dekat mata, tulang pipi, dagu dan kelopak mata).

Leansing (membersihkan bekas riasan)

Bagaimanakah melakukan tata rias yang benar? Tata rias dilakukan dengan langkah-langkah sebagai
berikut:

mempersiapkan wajah,

membersihkannya sebelum diberi riasan,

memberi warna dasar/foundation menggunakan rouge untuk memberi efek tiga dimensi,

pemberian garis-garis/ lining sesuai dengan watak yang dibawakan.

Tata busana dan tata rias dilakukan sebelum pementasan di ruang busana dan ruang rias di belakang
panggung.

6. Persiapan Produksi

Selain segala persiapan pementasan yang menyangkut pemeran di atas, dilakukan juga persiapan
produksi yang dipimpin oleh produser. Persiapan produksi penting karena berawal dari sinilah letak
kesuksesan pementasan dilihat dari sisi kuantitas penonton, kesiapan gedung serta terpenuhinya biaya
bisa terlihat. Sehingga dapat dikatakan selain sukses penyampaian pesan lewat cerita juga penting
kesuksesan dari sisi produksi. Apa saja yang harus disiapkan? Beberapa hal yang dilakukan dalam
persiapan produksi antara lain:

Mempersiapkan gedung atau tempat pertunjukan

Menggalang dana

Mencetak tiket atau undangan

Melakukan publikasi

Mempersiapkan hal-hal lain yang bersifat teknis pada saat pementasan


Teater merupakan sebuah kesenian kelompok yang membutuhkan kerjasama yang erat antara semua
pendukungnya. Teater dapat dipentaskan dengan baik jika pemain, sutradara, produser, tim rias dan
semua bagian dapat bekerja dengan baik. Nah, kerjasama yang baik tersebut akan melahirkan sebuah
produksi pementasan yang memuaskan penonton dan seluruh pendukung pementasan.

Baca juga:

Fungsi, Kedudukan, dan Struktur Naskah Drama/ Teater

Pengertian Teater, Fungsi Teater, dan Jenis-Jenis Teater di Indonesia

Ciri-Ciri Teater Tradisional dan Jenis-Jenis Teater Tradisional Nusantara

Berbagi :

Anda mungkin menyukai postingan ini :

Pengertian Teater, Fungsi Teater, dan Jenis-Jenis Teater di Indonesia

Pengertian Kreativitas dan Ciri-Ciri Khusus Hasil Kreativitas Seni

Pengertian Seni, Cabang Seni, dan Fungsi Seni Secara Lengkap

Ciri-Ciri Teater Tradisional dan Jenis-Jenis Teater Tradisional Nusantara

Posting Komentar untuk "Persiapan Pementasan Teater Bagi Pemula Secara Lengkap"

Silahkan berkomentar yang baik dan sopan, komentar dengan link aktif akan kami hapus.

Postingan Lebih BaruPostingan Lama

ARSIP BLOG

Pepatah Jawa Paribasan, Bebasan, dan Saloka beserta Pengertian, Contoh, dan Artinya

Masyarakat Jawa mengenal beberapa bentuk gaya bahasa yang …

Jenis-Jenis Reklame, Pengertian dan Contoh Reklame


Jenis-Jenis Reklame, Pengertian dan Contoh Reklame - Rek…

Aksara Jawa dan Contohnya Secara Lengkap | Pasangan, Sandhangan, dan Contoh Tulisan

Aksara Jawa - Bagian-bagian pada aksara Jawa menurut p…

Cangkriman: Tegese, Tuladha, lan Wujude (Pengertian, Contoh, dan Jenisnya)

Cangkriman merupakan kata-kata dalam bahasa jawa yang ser…

12 Contoh Karya Seni Rupa 2 Dimensi dan Penjelasan Lengkapnya

12 Contoh Karya Seni Rupa 2 Dimensi dan Penjelasan Lengka…

Home Privacy About Disclaimer Kontak

Anda mungkin juga menyukai