Anda di halaman 1dari 11

Nama : Putri Novianty

Nim : 61608100819073

Dosen pengampu : Apt.Rakhmi Febrina,S.Si

PIO INTERAKSI OBAT KEPADA PASIEN RAWAT JALAN DAN RAWAT INAP

PIO KEPADA PASIEN RAWAT JALAN

KASUS:

Nn. Indah asal Purwokerto, berumur 24 tahun, baru pulang dari rumah sakit membawa resep ke
apotik. Sebelumnya mengalami nyeri perut berpindah, sering mual tapi tidak muntah. Nn. Indah
memiliki riwayat obat sering minum antasid sampai 6 tablet setiap hari, dan memiliki alergi
terhadap amoxicilin. Data labolatorium menunjukan penurunan WBC atau kadar sel darah putih
serta adanya penurunan albumin. Nn. Indah di diagnosa ulkus pectic

DIALOG APOTEKER DENGAN PASIEN

Pada suatu hari seorang pria dan wanita datang ke apotik “VITKA FARMA” yang
bersangkutan datang menebus resep yang diberikan oleh dokter gilang, SP. PD

Apoteker : Assalamualaikum mas, Selamat Siang ada yang bisa saya bantu ?
Keluarga Pasien : walaikumsallam, Siang mba, ini saya ingin mengambil obat yang ada di dalam
resep ini saya baru dari rumah sakit.
Apoteker : baik mas, coba saya lihat resepnya,,
Keluarga Pasien : ini mba resepnya..
Apoteker : ini obatnya untuk siapa ya mas ?
Keluarga Pasien : untuk adik saya ini Indah.
Apoteker : oh begitu, Ditunggu Sebentar ya mas...
Mas ini obatnya ada semua di apotik saya, jika masnya setuju nanti saya
siapkan obatnya...
Keluarga Pasien : ya mba saya setuju..
Apoteker : Begini mas, saya akan menjelaskan beberapa hal yang menyangkut resep atau
obat yang diberikan dokter untuk adik mas, apakah mas ada waktu untuk saya
jelaskan ?
Keluarga Pasien : berapa lama ya ?
Apoteker : Sekitar 10-15 nenit mas, gimana ?
Keluarga Pasien : Aduh mba saya kesini Cuma mintak obat nya saja bukan untuk cerita
Apoteker : Begini mas, saya akan memberikan konseling membantu adik mas mendapatkan
informasi obat yang telah didapat kan ini dimana tujuannya agar adik mas bisa
mendapatkan obat yang benar dan tujuannya agar sembuh dan beraktivitas seperti
biasa. Saya tau masnya buru-buru tapi ini penting untuk saya sampaikan agar
tidak terjadi kesalahan dalam penggunaan obat, percuma saja adik masnya
berobat kedokter jika tidak sembuh, dimana bukan dokter atau saya yang salam
dalam memberi obat tapi karna masnya tidak mau mendengarkan penjelasan saya.
Kasihan adiknya harus menahan sakit terus kan mas.
Keluarga Pasien : hmm, yaudah mba 10 menit saja ya soalnya saya masih banyak urusan ini.
Apoteker : Saya usahakan secepat mungkin ya mas. Maaf dengan mas siapa ya saya
berbicara ?
Keluarga Pasien : Wahyu
Apoteker : Begini mas, karna adik mas kelihatan sangat lesu, takutnya tidak dapat atau lupa
apa yang saya jelaskan maka, saya akan menjelaskan semuanya sama masnya..
Baik sebelumnya umur, alamat dan no hp adik mas berapa ya ? Karna ada
formulir yang harus diisi.
Keluarga Pasien : Umurnya 24tahun, alamat dijalan cempaka ujung no.5. nomor hp
0821122234
Apoteker : Baik mas, sebelumnya adiknya ada riwayat penyakit yang lain apa ya ?
Keluarga Pasien : Gak ada mba
Apoteker : Oh ya sebelumnya adiknya ada pernah alergi obat gak mas?
Keluarga Pasien : ada mba amoxiclin.
Apoteker : Begitu ya mas, tapi mas gak perlu khawatir karna dokter tidak meresepkan
amoxiclinnya. Baik mas sebelumnya dokter sudah menjelaskan apa saja mas
tentang obat yang diresepkan atau sakitnya adik mas ?
Keluarga Pasien : Dokter hanya menyampaikan ini resep untuk lambungnya saja. Jadi ini adik saya
baru keluar dari rumah sakit dia mengalami nyeri perut berpindah, sering mual
tapi tidak muntah.
Apoteker : Oh baik begitu ya mas, adiknya sebelum ke dokter minum obat apa ya untuk
menghilangi nyeri di perutnya itu ?
Keluarga Pasien : Dia sering minum Antasida 6 tablet setiap hari mba
Apoteker : 6 tablet setiap hari ini adik mas udah setiap hari ya merasa nyerinya. Nah begini
mas saya akan jelaskan obat yang telah diberikan dokter untuk adik mas. Dokter
meresepkan 3 jenis obat untuk nyri di perutnya adik mas yaitu ada Lansoprazol,
Sukralfat dan Antasida. Apakah Sebelumnya adiknya mas sudah mendapat obat
yang saya sebut ini?
Keluarga Pasien : Belum mba
Apoteker : Baik, Saya akan jelaskan satu persatu nanti tolong mas sampaikan ke adiknya lagi
dirumah.
Pertama ini obat Lansoprazol digunakan untuk tukak lambungnya yang
menyebabkan nyeri di perut adik mas. Diminum 1xsehari 1 tablet selama 8
minggu, dan cara minumnya itu 1 kali sehari 1 tablet di waktu pagi hari pukul
07.15 seblum makan atau saat perut adiknya kosong. Dan sampaikan ke adiknya
jangan meminum obat ini berbarengan dengan sukralfat karna dapat menurunkan
penyerapan obat lansoprazol ini sehingga efek yang ditimbulkan berkurang. Ini
mas obat nya dapat menimbulkan diare, kembung, pusing dan lelah. Tapi tidak
masalah jika tidak mengganggu aktivitas adiknya, jika mengalami hal demikian
beristirahatlah jangan banyak melakukan kegiatan.
Keluarga Pasien : Jadi mba ini obatnya gak boleh barengan dengan sukralfat yang diresepkan itu ya
dan diminumnya sekali sehari ?
Apoteker : iya mas betul, diminumnya seblum makan dan 30 menit setelah minum sukralfat
baru diminum lansoprazolnya
Selanjutnya ini Sukralfatnya kegunaannya sama dengan lansoprazol untuk
mengatasi nyeri tukak peptiknyadiminum 4xsehari 2 sendok teh (10 ml) sewaktu
lambung kosong ( 1 jam sebelum makan dan tidur). Kemuadian Waktu dan Cara
Penggunaannya 4 kali sehari sebelum makan, pukul 06.30 (30 menit setbelum
Lansoprazole), pukul 12.30, pukul 18.30, dan pukul 23.30 (atau dikondisikan saat
akan tidur). Obat ini efek samping yang mungkin timbul namun jarang terjadi yaitu
mengantuk mual muntah tidak nyaman di perut dapat. Jika terjadi efek samping ini
pada adik mas sarankan untuk tidak berpergian kemana-kemana jika mengantuk,
kemuadian jika mual disarankan untuk makan permen.
Satu lagi mas ini obatnya Antasid untuk mengurangi gejala-gejala kelebihan asam
lambungnya seperti nyeri ulu hati, mual, nyeri lambung. Diminum 4 kali sehari 2
tablet, digunakan 45 menit setelah sukralfat 15 menit sebelum lansoprazol. Obat ini
diminum sebelum makan.
Keluarga Pasien : Oh begitu ya mba,
Apoteker : Iya mas, nah kalau obatnya sudah selesai diminum, semua obatnya ini harus
disimpan di suhu ruangan/ suhu kamar terlindung dari cahaya matahari atau juga
bisa di dalam lemari jangan di atas kulkas atau tmpat yang panas.
Keluarga Pasien : Jadi ini disimpan di dalam lemari saja ya mba.
Apoteker : Ya mas betul,
Keluarga Pasien : Kalau adik sayaa terlupa minum obatnya gmn mba ?
Apoteker : Tidak masalah mas, segera saja digunakan ketika adiknya lupa asalkan sebelum
makan dan tidak berbaengan sekaligus diminum.
Keluarga Pasien : Baiklah kalau begitu mba
Apoteker : Kira – kira dari penjelasan yang saya berikan apakah mas sudah mengerti ?
Keluarga Pasien : Ya saya mengerti mba
Apoteker : Jika mas sudah mengerti bisa mas ulangi lagi penjelasan saya ?
Keluarga Pasien : Jadi ini obatnya ada 3, yang pertama lansoprazol diminum sekali sehari satu
tablet sebelum makan. Terus sukralfatnya diminum 30 menit sebelum meminum
lansoprazol sebanyak 2 sendok teh 4xsehari. Dan antasidnya diminum 4xsehari 2
tablet digunakan 45 menit setelah sukralfat, 15 menit sebelum Lansoprazole dan
disimpan di lemari atau kamar.
Apoteker : Ya benar mas, saya ingatkan kembali obatnya diminum sebelum makan agar
melindungi lambungnya karna produksi asam lambung saat makan sehingga
dapat menyebabkan nyeri padda lambung.
Keluarga Pasien : Baik mba. Ada yg boleh dan tidak boleh dimakan gak mba untuk adik saya ?
Apoteker : Iya mas untuk adiknya disarankan tidak terlalu stres atau mengurangi fikiran
yang membuat beban, jangan telat makan, kurangi makanan yang pedas dan
minuman bersoda. Dan untuk mas dan kelurganya diharapkan mengawasi waktu
makan adiknya.
Keluarga Pasien : Oh begitu ya mba, baiklah saya rasa cukup ya mba penjelasnnya.
Apoteker : Baik mas, saya ucapkan terimakasih atas waktunya untuk mendengarkan
penjelasan saya. Jika ada pertanyaan dapat menghubungi nomor saya dan jika
perihnya semakin parah dan tidak kunjung sembuh saya saran kan untuk
menghubungi dokter kembali. Semoga adiknya lekas sembu ya mas.
Asslamualaikum
Keluarga Pasien : Walaikumsallam,,,
PIO KEPADA PASIEN RAWAT INAP

KASUS :

Seorang pasien Ny. G (65 thn, BB 70kg, TB 155 cm) dibawa kerumah sakit dan dirawat di RS
karena pingsan. Ny.G didiagnosa Diabetes Mellitus sejak 12 tahun yg lalu dan sering mengeluh
penglihatannya kabur, sering lapar, gemetar karena dingin. Ny. G memeriksakan kadar gula
darahnya 3 hari yang lalu dengan hasil puasa: 250 mg%, PP : 350 mg%. Diagnosa utama Ny G adalah
CRF dan diagnosa lainnya adalah: DM II NO, ISK dan Hipertensi

 Subjective
Nama : Ny. G
Umur : 65 tahun
Jenis Kelamin : 155cm/70 kg
TB/BB : Penglihatan Kabur, sering lapar, gemetar, dan keringat dingin
Riwayat Penyakit : Diabetes Melitus
Riwayat pengobatan : Glucovance 500/5 (3x1)
Diagnosa utama : CRF

Diagnosa lain : DM II NO, ISK dan Hipertensi


Asetosal 80 (1x1)

 Objective

Data-data klinis pasien tersaji seperti berikut ini :

Albumin : 1,89 g/dL (normal 3,5-5,8 g/dL)

Cholesterol : 175 mg/dL (normal 150-250 mg/dL)


Trigliserida : 163 mg/dL (normal 40-155 mg/dL)
BUN : 74.4 mg/dL (normal < 50 mg/dL)
Kreatinin : 7,2 mg/dL (normal 0,5-1,2 mg/dL)
Glukosa : 253 mg/dL (normal 40-70 mg/dL)
Natrium : 129 mmol/L (normal 135-145 mmol/L)
Kalium : 4,51 mmol/L (normal 3,7-5,0 mEq/L)
Chlorida : 90 mmol/L (normal 100-106 mEq/L)

Pemeriksaan mikrobiologi :
Bahan : Urine
Jenis Kuman : E. Coli, S. Epidermidis
Pengecekan TD : 180/80 mmHg

 Assesment

 Berdasarkan kadar kreatinin, BUN, ClCr (8,56 ml/menit) dan GFR 6,34% maka pasien di diagnosa
mengalami gagal ginjal kronik (CRF) stadium 5. Gagal ginjal kronik yang dialami pasien dikarenakan
adanya riwayat penyakit penyerta yang dapat memicu kerusakan nefron-nefron ginjal seperti diabetes dan
hipertensi.

 Pasien menderita DM tipe II yang didasarkan pada kadar glukosa yang melebihi batas normal (253 mg/dL)
dan riwayat penyakit pasien yaitu menderita diabetes mellitus tipe II NO selama 2 tahun.

 Berdasarkan hasil pemeriksaan mikrobiologi terhadap sampel urine dan ditemukan kuman E.coli dan S.
Epidermidis maka pasien di diagnosa menderita infeksi saluran kemih.

 Berdasarkan hasil pengukuran tekanan darah pasien yaitu 180/80 mmHg maka pasien di diagnosa
menderita hipertensi stage II (JNC VII, 2003).

 Berdasarkan keluhan yang dirasakan pasien yaitu mual dan sakit di ulu hati, dimana keluhan ini merupakan
manifestasi dari berlebihnya kadar ureum di dalam darah.

 Berdasarkan keluhan yang dirasakan pasien yaitu lemas maka pasien dapat disimpulkan bahwa keluhan itu
merupakan manifestasi dari kekurangan darah (anemia).

 Plan
TUJUAN TERAPI :

 JANGKA PENDEK
 Menurunkan KGD pada batas normal (140 mg/100 ml)
 Mengatasi gejala yaitu sering lapar, sering haus, sering kencing dan terjadinya
ketoasidosis
 Memulihkan keadaan pasien kembali normal. Menurunkan tekanan darah.
 Menurunkan kadar glukosa darah.
 Mengatasi symptom (keluhan) yang dirasakan pasien yaitu mual, lemas dan sakit di ulu hati.
 Mengatasi infeksi saluran kemih.
 Meningkatkan kadar albumin pasien untuk mengatur tekanan osmotik di dalam darah (mempertahankan
volume darah).
 JANGKA PANJANG
 Menjaga KGD normal untuk mencegah terjadinya komplikasi lebih lanjut terutama
keparahan retinopati dan ketoasidosis.
 Memperpanjang usia harapan hidup Mempertahankan fungsi ginjal agar dapat berfungsi
seoptimal mungkin.
 Mempertahankan kadar tekanan darah dan glukosa darah dalam batas normal. untuk mencegah agar
kondisi tidak bertambah buruk.

SASARAN TERAPI
 Menurunkan kadar glukosa darah
 Meminimalkan gejala
 Mencegah komplikasi lebih lanjut Menurunkan kadar glukosa darah
 Menurunkan tekanan darah
 Mengobati infeksi saluran kemih
 Mengatasi symptom mual, lemas dan sakit di ulu hati
 Menurunkan kadar trigliserid dengan terapi non farmakologi
 Mempertahankan fungsi ginjal.

SRATEGI TERAPI
 Terapi Farmakologi
 Captopril 12,5 mg 1 kali sehari per oral diminum 2 jam setelah makan.
 Insulatard Hm (Insulin kerja sedang mula kerja singkat) 40 UI/ml 2 kali sehari SC digunakan sebelum
sarapan.
 Infus dextrose 5%.
 Ampicillin trihidrat 500 mg IM tiap 8 jam.
 Insulin : IV insulin 0,1 u/kg/jam, dilanjutkan hingga asidosis mencapai
(pH > 7,3 dan HCO3 > 15) ditambahkan hingga 0,05 u/kg/jam.
 Infuse NaCl 0,9 % : Infuse IV 20 ml/kg/jam

 Terapi Non Farmakologi


 Menghindari makanan yang mengandung lemak dan kolesterol tinggi, seperti
daging, produk susu full cream, kuning telur, mentega.
 Diet, membatasi konsumsi makanan yang mengandung tinggi gula dan karbohidrat,
seperti permen, minuman bersoida, coklat. Sebagai alternative gunakan minuman
(susu) yang diformulasikan khusus untuk penderita Diabetes Mellitus. Dialisis (cuci
darah) dilakukan dengan frekuensi minimal 2-3 kali seminggu, lamanya cuci darah minimal 4-5 jam
untuk setiap kali tindakan. Dialisis dilakukan pada gagal ginjal kronis pada stadium akhir dimana
GFR nya < 15 ml/menit.
 Cukup asupan cairan (cukup minum) menurut keadaan ginjal dan jumlah produksi air seni. Biasanya
cairan yang diperlukan tubuh berkisar antara 1500-2000 ml per hari. Jika jumlah air seni berkurang,
pemberian cairan dilakukan berdasarkan jumlah urine ditambah kehilangan air yang tidak terlihat
seperti melalui tinja, keringat dan paru-paru.
 Diet tinggi protein untuk pasien yang menjalani cuci darah secara kontinue. Menghitung asupan
protein bisa dilakukan dengan berat badan yang sebenarnya atau BB tanpa edema dikalikan dengan
1,2 g protein/hari (untuk pasien cuci darah).
 Pengaturan keseluruhan asupan energi dari makanan. Orang normal komposisi makanannya 60 KH:
20 lemak: 20 protein. Bila pasien cuci darah maka komposisi makanan dengan perbandingan 55 KH:
30 lemak: 15 protein. Bila pasien tidak cuci darah perbandingannya adalah 60 KH: 30 lemak: 10
protein.
 Dianjurkan untuk menggunakan protein hewani. Karena pada protein hewani banyak mengandung
asam amino essensial yang penting untuk tubuh namun tubuh tidak bisa memproduksi sendiri, contoh
: glutamine.
 Membatasi asupan natrium (garam). Asupan Na yang dianjurkan bagi pasien yang menjalani cuci
darah adalah 800-100 mmol (1840-2300 mg Na) atau 4,5-5,8 g NaCl. contoh makanannya adalah
margarine, coklat, susu, daging dan ikan.
 Membatasi asupan kalium hingga 50-60 mmol/hari atau sekitar 3 g per hari. Untuk pasien yang
menjalani cuci darah adalah 1 mmol (39 mg kalium). Contoh makanannya adalah : havermut,
kentang, singkong, kacang hijau, kacang kedelai, bayam, daun pepaya muda, cokelat, teh dan susu.
 Meningkatkan kadar kalsium hingga 9-11 mg/dl., kadar kalsium dalam cairan dialisat harus
disesuaikan dengan kebutuhan pasien.
 Membatasi asupan magnesium hingga 300 mg per hari.
 Membatasi asupan fosfor hingga 8-12 mg/KgBB/hari. Sedangkan pada pasien yang menjalani cuci
darah, asupan fosfor dapat sedikit dinaikkan menjadi 17 mg/KgBB/hari. Contohnya makanannya
adalah jenis serelia (beras, ketan hitam, beras jagung), kacang-kacangan (kacang mete, kacang hijau,
kedelai), telur (telur ayam kampung, telur bebek), makanan laut (kerang, telur ikan, terasi, teri kering,
teri segar, udang kering) dan susu.
 Dianjurkan untuk mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi sekitar 15 mg seperti protein
hewani (daging merah dan hati).
 Menghindari stress fisik dan mental karena dapat meningkatkan tekanan darah dan gula darah.
 Melakukan olahraga rutin yang ringan seperti jalan di pagi hari selama ½ jam.

 Menghindari stress fisik dan mental.


 Berolahraga secara rutin, seperti jogging minimal 3x seminggu selama kurang lebih
½ jam.
 Cukup istirahat dan tidur.
 Memeriksakan kesehatan mata secara teratur, untuk mengetahui perkembangan
retinopati diabetik.

ANALISIS RASIONALITAS TERAPI


Analisis rasionalitas terapi dilakukan dengan melakukan analisis obat-obat yang digunakan
dengan empat kategori yaitu tepat indikasi, tepat obat, tepat pasien, tepat dosis, dan waspada
dengan efek samping obat (4T1W). berikut ini adalah uraian analisis rasionalitas obat yang
digunakan:

Nama obat Indikasi Mekanisme aksi Keterangan


Insulin DM yg memerlukan Mengatur utilisasi Tepat indikasi
insulin glukosa oleh sel
sebagai sumber energy,
menurunkan gula darah
dengan jalan
menstimuli perubahan
glukosa menjadi
glikogen di hati dan di
otot, dengan demikian
insulin menjaga kadar
glukosa darah tidak
terlampau tinggi
dengan menhambat
glukoneogenesis dalam
hati dengan jalan
merintangi pelarut
glikogen.
Infus NaCl Mengembalikan Cairan hipotonik: Tepat indikasi
keseimbangan osmolaritasnya lebih
elektrolit rendah dibandingkan
serum (konsentrasi ion
Na + lebih rendah
dibandingkan serum),
sehingga larut dalam
serum, dan
menurunkan
osmolaritas serum.
Maka cairan “ditarik”
dari dalam pembuluh
darah keluar ke
jaringan sekitarnya
(prinsip cairan
berpindah dari
osmolaritas rendah ke
osmolaritas tinggi),
sampai akhirnya
mengisi sel-sel yang
dituju. Digunakan
dalam keadaaan sel
“mengalami”
dehidrasi, misalnya:
pada pasien cuci
darah (dialisis) dalam
terapi diuretic, juga
pada pasien
hiperglikemia (kadar
gula darah tinggi)
dengan ketoasidosis
diabetic.

2. Tepat obat
Nama obat Alasan sebagai “drug of Keterangan
choice”
Insulin Untuk mengatasi keadaan DM Tepat obat
yang memerlukan insulin, pada
keadaan khusus seperti
kehamilan, dan ketoasidosis.
Infus NaCl Untuk mengembalikan Tepat obat
keseimbangan elektrolit dan
mengembalikan kondisi
osmolaritas pasien.

3. Tepat pasien
Nama obat Kontra indikasi keterangan
Insulin Hipoglikomia, insulinoma Tepat pasien
Infus NaCl Hipernatremia, asidosis, Tepat pasien Tepat pasien
hipokalemia

4. Tepat dosis

Nama obat Dosis standart Dosis yang Keterangan


direkomendasikan
Insulin IV insulin 0,1 u/kg/jam IV insulin 0,1 Tepat dosis
u/kg/jam, dilanjutkan
hingga asidosis
mencapai (pH > 7,3
dan HCO3 > 15)
ditambahkan hingga
0,05 u/kg/jam.
Infus NaCl NaCl 0,9% Infuse IV Infuse IV 20 ml/kg/jam Tepat dosis
10-20 ml/kg/jam
5. Waspada efek samping obat
Nama obat Efek samping obat Saran
Insulin Hipoglikemia, gangguan visual Hipoglikemia dapat terjadi
temporer, jarang terjadi : alergi karena overdose atau tidak/
dan lipoartrofi. Edema. terlalu lambat makan setelah
injeksi, maka perlu dijaga
kepatuhan pasien.
Infus NaCl Panas, infeksi pada tempat Jika terjadi tromboplebitis maka
penyuntikan, thrombosis vena diberikan preparat flebitis
atau flebitis yang meluas dari seperti trombogel.
tempat penyuntikan,
extravasasi.

KIE (Konsultasi, Informasi dan Edukasi kepada pasien)


 Memberikan informasi tentang obat baik mengenai nama obat, dosis, aturan pakai, dan cara
pengguanaan obat.
 Memberikan edukasi kepada pasien mengenai cara pengguanaan insulin yang tepat dan
mengenai dosis insulin yang harus diinjeksikan karena jika berlebihan akan menyebabkan
hipoglikemia.
 Memberikan informasi kepada pasien, dimana diabetes cenderung mengalami kondisi
dimana kadar gula darah terlalu rendah (hipoglikemia) akibat penggunaan insulin atau
karena kurang makan. Kondisi ini dapat membuat pasien merasa gemetar, pusing,
berkeringan dingin, lapar, sakit kepala, kulit pucat, emosi labil, sulit memusatkan perhatian,
binggung atau rasa kesemutan disekeliling mulut.
 Memberikan informasi, instruksi, dan peringatan kepada pasien dan keluarganya tentang
efek terapi dan efek samping yang mungkin timbul selama pengobatan.
 Memberikan informasi kepada pasien untuk senantiasa mengimbangi terapi farmakologi
dengan terapi non farmakologi untuk menunjang proses pemulihan.
 Memberikan informasi kepada pasien dimana jika diabetes semakin memburuk selama
terapi, maka anjurkan pasien untuk control kembali ke dokter.

Anda mungkin juga menyukai