Anda di halaman 1dari 29

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny.

S DENGAN GASTROENTERITIS

DIRUANG KASUARI VIP I RSUD ACEH TAMIANG

LAPORAN PENDAHULUAN

1. Pengertian

Gastroenteritis atau diare diartikan sebagai buang air besar yang tidak

normal atau bentuk tinja yang encer dengan frekwensi yang lebih banyak dari

biasanya (Mansjoer Arief dkk, 1999).

Gastroenteritis adalah inflamasi pada daerah lambung dan intestinal yang

disebabkan oleh bakteri yang bermacam-macam, virus dan parasit yang patogen

(Whaley dan wang’s, 1995).

Gastroenteritis / diare adalah inflamasi membran mukosa lambung dan

usus halus. (Cecily Beltz, 1997).

Diare adalah keadaan dimana frekuensi buang air besar lebih dari empat

kali pada bayi dan lebih dari tiga kali pada anak, konsistensi cair / encer, dapat

berwarna hijau atau dapat pula bercampur lendir dan darah / lendir saja

(Ngastiyah, 1997).

Diare akut adalah dikarakteristikan oleh perubahan tiba-tiba dalam

frekuensi dan kualitas defekasi (Sandra M. Neltena, 1996).

1
2

2. Etiologi

Penyebab diare dapat dibagi dalam beberapa faktor yaitu :

a. Faktor infeksi

Infeksi internal adalah infeksi saluran pencernaan makanan yang

merupakan penyebab utama diare meliputi :

1) Infeksi Bakteri : vibrio E.coli Salmonella, Shigella, Campyio bacter,

Aeromonas

2) Infeksi virus : Enterivirus (virus echo, coxsacle, poliomyelitis),

Adenovirus, Astrovirus, dll

3) Infeksi parasit : Cacing (ascaris, trichuris, oxyguris) Protozoa (entamoeba

histoticia, trimonas hominis), Jamur (candida albacus).

4) Infeksi parental adalah infeksi diluar alat pencernaan makanan seperti

otitis media akut (OMA), Bronco pneumonia, dan sebagainya.

b. Faktor Malabsorbsi

1) Malabsorbsi karbohidrat

2) Malabsorbsi Lemak

c. Faktor Makanan

Makanan yang tidak bersih, basi, beracun dan alergi terhadap makanan.

3. Manifestasi Klinik

a. Sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair atau encer.

b. Warna tinja lama kelamaan berubah menjadi kehijauan karena bercampur

dengan empedu.
3

c. Kram abdomen akibat peradangan.

d. Mual dan muntah akibat gangguan keseimbangan asam basa lambung

e. Lemah

f. Pucat

g. Perubahan TTV, seperti nadi dan pernafasan meningkat

h. Penurunan pengeluaran urine

Terdapat tanda dan gejala dehidrasi seperti : turgor kulit berkurang

(elastisitas kulit menurun), BB menurun, mata dan ubun-ubun besar menjadi

cekung, selaput lendir, bibir, dan mukosa serta kulit nampak kering.

4. Patogenesis

Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare.

a. Gangguan osmotik

Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan

mengakibatkan tekanan osmotik dalam rongga usus meninggi, sehingga terjadi

pergeseran air dan elektrolit kedalam rongga usus. Isi rongga usus yang

berlebihan akan merangsang usus untuk mengeluarkan sehingga timbul diare.

b. Gangguan sekresi

Akibat adanya rangsangan toksin pada dinding uterus sehingga akan

terjadi peningkatan sekresi, air dan elektrolit kedalam rongga usus dan selanjutnya

timbul diare karena terdapat peningkatan isi rongga usus.

c. Gangguan motilitas usus


4

Hiperistaltik akan menyebabkan berkurangnya kesempatan usus untuk

menyerap makanan sehingga timbul diare. Bila peristaltik menurun akan

menyebabkan bakteri tumbuh berlebihan, sehingga timbul diare juga.

5. Jenis Diare

a. Diare Akut

Adalah diare yang awalnya mendadak dan berlangsung singkat dalam

beberapa jam sampai 7 atau 14 hari.

1. Penularan

a) Transmisi orang keorang melalui aerosolisasi

b) Tangan yang terkontaminasi (clostridium diffale)

2. Penyebab

a) Faktor penyebab yang mempengaruhi adalah penetrasi yang merusak sel

mukosa.

b) Faktor penjamu adalah kemampuan pertahanan tubuh terhadap

mikroorganisme.

3. Manifestasi klinis

Pasien sering mengalami muntah, nyeri perut akibat diare akibat infeksi

dan menyebabkan pasien merasa haus, lidah kering, turgor kulit menurun karena

kekurangan cairan.

b. Diare Kronik

Adalah diare yang berlangsung lebih dari 3 minggu bagi orang dewasa dan 2

minggu bagi bayi dan anak.


5

6. Patofisiologi

Dipengaruhi dua hal pokok yaitu konsistensi feses dan motilitas usus

gangguan proses mekanik dan enzimatik disertai gangguan mukosa akan

mempengaruhi pertukaran air dan elektrolit sehingga mempengaruhi konsistensi

feses yang terbentuk.

Penyebab gastroenteritis akut adalah masuknya virus (Rotravirus,

Adenovirus enteris, Virus Norwalk), Bakteri atau toksin (Compylobacter,

Salmonella, Escherihia Coli, Yersinia dan lainnya), parasit (Biardia Lambia,

Cryptosporidium). Beberapa mikroorganisme patogen ini menyebabkan infeksi

pada sel-sel, memproduksi enterotoksin atau Cytotoksin dimana merusak sel-sel,

atau melekat pada dinding usus pada gastroenteritis akut.

Penularan gastroenteritis bisa melalui fekal-oral dari satu klien ke klien

yang lainnya. Beberapa kasus ditemui penyebaran patogen dikarenakan makanan

dan minuman yang terkontaminasi.

Mekanisme dasar penyebab timbulnya diare adalah gangguan osmotik

(makanan yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotik dalam

rongga usus meningkat sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit kedalam

rongga usus, isi rongga usus berlebihan sehingga timbul diare). Selain itu

menimbulkan gangguan sekresi akibat toksin di dinding usus, sehingga sekresi air

dan elektrolit meningkat kemudian terjadi diare. Gangguan mutilitas usus yang

mengakibatkan hiperperistaltik dan hipoperistaltik. Akibat dari diare itu sendiri

adalah kehilangan air dan elektrolit (dehidrasi) yang mengakibatkan gangguan


6

asam basa (asidosis metabolik dan hipokalemia), gangguan gizi (intake kurang,

output berlebih), hipoglikemia dan gangguan sirkulasi darah.

7. Pathway

Faktor infeksi Faktor malabsorbsi Gangguan peristaltik

Endotoksin merusak Tekanan osmotik Hiperperistaltik Hipoperistaltik


mukosa usus meningkat

Pergeseran cairan Makanan tidak Pertumbuhan


Resti infeksi elektrolit ke lumen sempat diserap bakteri
usus >>
Endotoksin

Hiperrsokresi
cairan elektrolit

Isi lumen usus meningkat

Rangsangan pengeluaran

Hiperperistaltik

Diare

Gangguan keseimbangan Sering defekasi Gangguan keseimbangan


cairan elektrolit
Anus lembab dan lecet
Dehidrasi Hiponatremia, hipokalemia,
penurunan klorida serum
Kerusakan
Kekurangan integritas kulit
volume cairan Resiko terjadi gangguan
sirkulasi darah
Perubahan nutrisi
kurang dari
kebutuhan
7

8. Komplikasi

Akibat diare karena kehilangan cairan dan elektrolit secara mendadak

dapat terjadi berbagai komplikasi sebagai berikut :

a. Dehidrasi.

b. Renjatan hipofolomi.

c. Hipokalemi.

d. Hipoglikemi.

e. Kejang, terjadi pada dehidrasi hipertonik.

f. Malnutrisi energi protein (akibat muntah dan diare jika lama atau kronik).

9. Tingkat Dehidrasi Gastroenteritis

a. Dehidrasi Ringan

Kehilangan cairan 2 – 5 % dari berat badan dengan gambaran klinik

turgor kulit kurang elastis, suara serak, klien belum jatuh pada keadaan

syok.

b. Dehidrasi Sedang

Kehilangan cairan 5 – 8 % dari berat badan dengan gambaran klinik

turgor kulit jelek, suara serak,  presyok nadi cepat dan dalam.

c. Dehidrasi Berat

Kehilangan cairan 8 – 10 % dari berat badan dengan gambaran klinik

seperti tanda-tanda dehidrasi sedang ditambah dengan kesadaran

menurun, apatis sampai koma, otot-otot kaku sampai sianosis.


8

10. Pengobatan

Prinsip pengobatan diare adalah menggantikan cairan yang hilang melalui

tinja dengan atau tanpa muntah, dengan cairan yang mengandung elektrolit dan

glukosa atau karbohidrat lain (gula,air tajin, tepung beras dan sebagainya).

a. Obat anti sekresi

1) Asetosal, dosis 25 mg/th,dengan dosis minimum 30 mg

2) Klorpromazin, dosis 0,5-1 mg/kg BB/hr

b. Obat spasmolitik

Seperti papaverin, ekstrak beladona, opinum loperamid, tidak untuk

mengatasi diare akut lagi.

c. Antibiotik

Tidak diberikan bila tidak ada penyebab yang jelas, bula penyebab kolera,

diberikan tetrasiklin 25-50 mg/kg BB/hr. Juga diberikan bila terdapat

penyakipenyerta seperti : OMA, faringitis, bronkitis, atau bronkopneumonia

( Ngastiyah, 1997).

11. Penatalaksanaan

a. Pemberian cairan

1) Cairan per oral

Pada klien dengan dehidrasi ringan dan sedang, cairan diberikan

peroral berupa cairan yang berisikan NaCl dan Na, HCO, K dan

Glukosa, untuk Diare akut diatas umur 6 bulan dengan dehidrasi

ringan, atau sedang kadar natrium 50-60 Meq/l dapat dibuat sendiri
9

(mengandung larutan garam dan gula) atau air tajin yang diberi gula

dengan garam. Hal tersebut diatas adalah untuk pengobatan dirumah

sebelum dibawa kerumah sakit untuk mencegah dehidrasi lebih

lanjut.

2) Cairan parenteral

Mengenai seberapa banyak cairan yang harus diberikan tergantung

dari berat badan atau ringannya dehidrasi, yang diperhitungkan

kehilangan cairan sesuai dengan umur dan berat badannya.

a) Dehidrasi ringan

1 jam pertama 25 – 50 ml / Kg BB / hari, kemudian 125 ml / Kg

BB / oral

b) Dehidrasi sedang

1 jam pertama 50 – 100 ml / Kg BB / oral, kemudian 125 ml / kg

BB / hari.

c) Dehidrasi berat

 Untuk anak umur 1 bulan – 2 tahun dengan berat badan 3 –

10 kg

 1 jam pertama : 40 ml / kg BB / jam = 10 tetes / kg BB /

menit (infus set 1 ml = 15 tetes atau 13 tetes / kg BB /

menit.

 7 jam berikutnya 12 ml / kg BB / jam = 3 tetes / kg BB /

menit ( infus set 1 ml = 20 tetes ).


10

 16 jam berikutnya 125 ml / kg BB oralit per oral bila

anak mau minum,teruskan dengan 2A intra vena 2 tetes /

kg BB / menit atau 3 tetes / kg BB / menit.

 Untuk anak lebih dari 2 – 5 tahun dengan berat badan 10 –

15 kg.

 1 jam pertama 30 ml / kg BB / jam atau 8 tetes / kg BB /

menit ( infus set 1 ml = 15 tetes ) atau 10 tetes / kg BB /

menit ( 1 ml = 20 tetes ).

 7 jam kemudian 127 ml / kg BB oralit per oral, bila anak

tidak mau minum dapat diteruskan dengan 2A intra vena

2 tetes / kg BB / menit atau 3 tetes / kg BB / menit.

 Untuk anak lebih dari 5 – 10 tahun dengan berat badan 15 –

25 kg.

 1 jam pertama 20 ml / kg BB / jam atau 5 tetes / kg BB /

menit ( infus set 1 ml = 20 tetes ).

 16 jam berikutnya 105 ml / kg BB oralit per oral.

3) Diatetik

Pemberian makanan dan minuman khusus pada klien dengan

tujuan penyembuhan dan menjaga kesehatan

4) Obat-obatan

 Obat anti sekresi.

 Obat anti spasmolitik.

 Obat antibiotik.
11

12. Pemeriksaan Penunjang

a. Pemeriksaan laboratorium

 Pemeriksaan tinja.

 Pemeriksaan gangguan keseimbangan asam basa dalam darah astrup,

bila memungkinkan dengan menentukan PH keseimbangan analisa

gas darah atau astrup, bila memungkinkan.

 Pemeriksaan kadar ureum dan creatinin untuk mengetahui fungsi

ginjal.

b. Pemeriksaan elektrolit intubasi duodenum untuk mengetahui jasad renik

atau parasit secara kuantitatif, terutama dilakukan pada klien diare kronik.
12

ASUHAN KEPERAWATAN

PENGKAJIAN

MRS : 4 Agustus 2017 Jam : 18.00 WIB

Ruangan : Kasuari VIP I

Pengkajian tanggal : 8 Agustus 2017 Jam : 16.00 WIB

1. Identitas Pasien

a. Nama pasien : Ny. S

b. Jenis kelamin : Perempuan

c. Umur : 30 Tahun

d. Alamat : Alur Bemban

e. Agama : Islam

f. Pekerjaan : IRT

g. Suku : Jawa

h. Diagnosa medis : Gastroenteritis

Yang bertanggung jawab

a. Nama : Tn. F

b. Pekerjaan : PNS

c. Alamat : Alur Bemban

d. Agama : Islam

e. Pendidikan : Strata 1

f. Hub. Dengan pasien : Suami


13

2. Riwayat Kesehatan

1. Keluhan Utama

Saat MRS : Demam, diare, disertai muntah

Saat pengkajian : Klien mengatakan bahwa badannya terasa lemas, demam,

disertai muntah.

2. Riwayat Penyakit Sekarang

Klien mengatakatan badannya panas 2 hari yang lalu, BAB 5x/hari warna

kuning kehijauan bercampur lendir, dan disertai dengan muntah 2x/hari, lalu

dibawa ke Puskesmas Alur Bemban.

3. Riwayat Penyakit Dahulu

Klien mengatakan bahwa dahulu pernah sakit Diare 8x/hari tiap 1-2 jam

sekali warna kuning, disertai muntah, badan panas dan tidak mau makan.

4. Riwayat Penyakit Keluarga

Klien mengatakan dalam anggota keluarga ada yang pernah mengalami

sakit diare seperti yang di alami klien.

5. Riwayat Sosial

Klien mengatakan bahwa tinggal di lingkungan yang berdebu dan ingin

sekali cepat sembuh dan pulang kerumah.

3. Pemeriksaan Fisik

Keadaan umum : klien lemah, panas, muntah dan diare

Kesadaran : composmentis
14

TTV : TD: 80/50 mmHg,

Nadi 112x/mnt,

Suhu 390 C

RR 22x/mnt

Pemeriksaan Head to toe

a. Kepala : Bentuk kepala bulat, warna rambut hitam, tidak ada benjolan,

kulit kepala bersih.

b. Mata : Simetris, tidak ada sekret, konjungtiva merah muda, sklera putih,

mata cekung.

c. Mulut : Mukosa bibir kering, tidak ada stomatitis, lidah bersih.

d. Hidung : Simetris, tidak ada sekret, tidak ada pernafasan cuping hidung,

tidak ada polip.

e. Telinga : Simetris, tidak ada benjolan, lubang telinga bersih, tidak ada

serumen.

f. Leher : Tidak ada pembesaran kenjar tyroid, limphe, tidak ada bendungan

vena jugularis, tidak ada kaku kuduk.

g. Dada

Inspeksi : Dada simetris, bentuk bulat datar, pergerakan dinding dada

simetris, tidak ada retraksi otot bantu pernapasan.

Palpasi : Tidak ada benjolan mencurigakan

Perkusi : Paru-paru sonor, jantung dullness

Auskultasi : Irama nafas teratur, suara nafas vesikuler, tidak ada suara nafas

tambahan.
15

h. Abdomen

Inspeksi : Simetris

Auskultasi : Peristaltik meningkat 40x/mnt

Palpasi : Turgor kulit tidak langsung kembali dalam 1 detik

Perkusi : Hipertimpani, perut kembung

i. Punggung : Tidak ada kelainan tulang belakang (kyfosis, lordosis, skoliosis)

tidak ada nyeri gerak.

j. Genetalia : Tidak dilakukan pengkajian

k. Anus : Tidak ada benjolan mencurigakan, kulit daerah anus kemerahan.

l. Ekstremitas : Lengan kiri terpasang infus, kedua kaki bergerak bebas, tidak ada

edema.

4. Pengkajian Fungsional Gordon

1. Persepsi dan pemeliharaan kesehatan

Keluarga mengatakan kesehatan merupakan hal yang penting, jika ada

keluarga yang sakit maka akan segera dibawa ke pelayanan kesehatan

terdekat.

2. Pola nutrisi dan metabolic

Makan : Ny. S tidak nafsu makan, makan hanya 3 sendok, tapi sebelum

sakit diare mau menghabiskan 1 porsi makan.

Minum : Ny. S minumnya tidak terlalu banyak.


16

3. Pola Eliminasi

BAK : 5x/hari

BAB : 5x/hari warna kuning kehijauan bercampur lender

4. Pola aktifitas dan latihan

Pasien merasa lemah dan mengeluh kesakitan

5. Pola istirahat tidur

Pasien sering mengeluh tentang sulit untuk tidur

6. Pola persepsi sensoris dan kognitif

Pasien sudah mengenal dengan orang-orang di sekilingnya

7. Pola hubungan dengan orang lain

Pasien sudah saling mengenal orang-orang disekitarnya

8. Pola reproduksi / seksual

Tidak dilakukan pengkajian

9. Pola persepsi diri dan konsep diri

Klien ingin sembuh dengan cepat

10. Pola mekanisme koping

Jika pasien tidak enak badan, maka akan mengeluh kesakitan

11. Pola nilai kepercayaan / keyakinan

Keluarga semua beragama islam, keluarga yakin semuanya sudah diatur oleh

Allah SWT.
17

5. Pemeriksaa Serologi/ Imunologi

Jenis pemeriksaan Hasil Pemeriksaan Nilai Normal


Tes widal
-O -(Negatif) Negatif
-H -(Negatif) Negatif
-PA -(Negatif) Negatif
-PB -(Negatif) Negatif

6. Therapy :

1. Infus RL 15 tpm (750 cc) : Untuk mengganti cairan tubuh yang hilang.

2. Injeksi Novalgin 3x1 amp (metampiron 500 mg/ml) : Golongan

Analgesik.

3. Injeksi Cefotaxime 3x1 amp (sefotaksim 500mg/ml) : Antibiotik.


18

ANALISA DATA

Nama pasien : Ny. S Ruangan : Kasuari VIP I

Umur : 30 tahun

Data Masalah keperawatan Etiologi

DS : klien mengatan berak Gangguan keseimbangan Output yang berlebihan

kuning kehijauan bercampur cairan

lendir

DO : Turgor kulit menurun,

mulut kering, malas makan

DS : Pasien mengatakan Gangguan rasa nyaman Hiperperistaltik

bahwa mengalami perut (nyeri)

kembung

DO : setelah dilakukan perkusi

diketahui klien distensi, klien

tampak menahan kesakitan.

Peristaltik : 40x/ menit

Skala nyeri :

P : sebelum dan sesudah BAB

Q : nyeri seperti teremas

R : pada regio epigastrium

S : skala nyeri 5

T : sering

DS : klien mengatakan bahwa Gangguan pola eliminasi Infeksi bakteri


19

klien BAB berkali-kali BAB

DO :klien tampak lemas, mata

cekung.

DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Gangguan keseimbangan cairan b/d output yang berlebihan

2. Gangguan rasa nyaman ( nyeri ) b/d hiperperistaltik

3. Gangguan eliminasi BAB : diare b/d infeksi bakteri


20

INTERVENSI KEPERAWATAN

No.
Tujuan dan KH Intervensi Rasional
Dx
1 Setelah Dilakukan 1. pantau tanda kekurangan 1. Menentukan

Tindakan Keperawatan cairan intervensi selanjutnya

2x24 Jam dengan Tujuan : 2. observasi/catat hasil intake 2. Mengetahui

volume cairan dan output cairan keseimbangan cairan

elektrolit dalam tubuh 3. anjurkan klien untuk banyak 3. Mengurangi

seimbang (kurangnya minum kehilangan cairan

cairan dan elektrolit 4. jelaskan pada pasien tanda 4. Meningkatkan

terpenuhi) kekurangan cairan partisipasi dalam

Dengan KH : 5. berikan terapi sesuai anjuran : perawatan

- Turgor kulit cepat Infus RL 30 tpm 5. Mengganti cairan

kembali yang keluar dan

- Mata kembali normal mengatasi diare

- Membran mukosa

basah

- Intake output seimbang

2 Setelah dilakukan tindakan 1. Teliti keluhan nyeri, cacat 1. Identifikasi

keperawatan 2x24 jam intensitasnya (dengan skala0- karakteristik nyeri &

dengan Tujuan : rasa 10). factor yang

nyaman terpenuhi, klien 2. Anjurkan klien untuk berhubungan

terbebas dari distensi menghindari allergen. merupakan suatu hal

abdomen dengan KH: 3. Lakukan kompres hangat pada yang amat penting
21

- Klien tidak daerah perut untuk memilih

menyeringai kesakitan. 4. Kolaborasi: Berikan obat intervensi yang cocok

- Klien mengungkapkan sesuai indikasi & untuk

verbal (-) Steroid oral, IV, & inhalasi mengevaluasi ke

- Wajah rileks Analgesik : injeksi novalgin efektifan dari terapi

          Skala nyeri 0-3 3x1 amp (500mg/ml) yang diberikan.

   2. Mengurangi

bertambah beratnya

penyakit.

3. Dengan kompres

hangat, distensi

abdomen akan

mengalami relaksasi,

pada kasus

peradangan

akut/peritonitis akan

menyebabkan

penyebaran infeksi.

4. Kortikosteroid untuk

mencegah reaksi

alergi.

5. Analgesik untuk

mengurangi nyeri.
22

3 Setelah Dilakukan 1. Mengobservasi TTV 1. Kehilangan cairan yan

Tindakan Keperawatan 2. Jelaskan pada pasien tentang aktif secar terus

2x24 Jam dengan Tujuan : penyebab dari diarenya menerus akan

Konsistensi BAB lembek, 3. Pantau leukosit setiap hari mempengaruhi TTV

frekwensi 1 kali perhari 4. Kaji pola eliminasi klien 2. Klien dapat

dengan KH : setiap hari mengetahui penyebab

- Tanda vital dalam batas 5. Kolaborasi dari diarenya.

normal (N: 120-60 Konsul ahli gizi untuk 3. Berguna untuk

x/mnt, S: 36-370C, RR : memberikan diet sesuai mengetahui

< 40 x/mnt ) kebutuhan klien. penyembuhan infeksi

- Leukosit : 4000 – Antibiotik: cefotaxime 3x1 4. Untuk mengetahui

11.000 amp (500mg/ml) konsistensi dan

frekuensi BAB

5. Metode makan dan

kebutuhan kalori

didasarkan pada

kebutuhan.
23

IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Nama pasien : Ny. S Ruangan : Kasuari VIP I

Umur : 30 tahun

TGL/ NO.
IMPLEMENTASI RESPON PS
JAM Dx
Selasa, 1,2,3 1. Mengkaji keluhan pasien DS : Klien mengatakan bahwa BAB

8/8/17 2. Mengobservasi TTV setiap 8 berkali-kali, muntah, dan perut

16.00 jam kembung.

DO : Turgor kulit menurun, mulut

kering, mata cowong, dan menahan

kesakitan

TD = 80/50 mmHg, S = 390 C, N= 112,

tampak lemah ,RR 22x/mnt

16.15 1 1. Menentukan tanda-tanda DS : klien mengatakan akan minum

kekurangan cairan yang banyak

2. Memasang infus RL 30 tpm DO :Turgor kulit berkurang, mukosa

mulut kering,disertai muntah.

16.25 1,2 1. Memberikan obat: DS : expresi wajah klien sedikit rileks

Injeksi Novalgin 1 amp DO : keluarga kooperatif,dan akan

Injeksi Cefotaxime 1 amp memberikan banyak minum agar klien

2. Menganjurkan untuk klien tidak dehidrasi

banyak minum
24

21.00 1,2 1. Menganjurkan klien untuk DS : -

istirahat dan melakukan DO : klien dan keluarga kooperatif,

kompres hangat pada daerah mau melakukan anjuran perawat

perut

Rabu, 9/8/17 1,3 1. Mengobservasi TTV DS : -

06.30 2. Mengganti infus RL 30 tpm DO : TD = 100/70, S = 380, N =

3. Mengkaji pola eliminasi klien 100x/mnt, RR = 20x/mnt

07.30 2,3 1. Memberikan obat: DS : -

Injeksi Novalgin 1 amp DO : Keluarga kooperatif

Injeksi Cefotaxime 1 amp

08.50 1,3 1. Observasi/catat hasil intake DS : Klien mengatakan akan makan

output cairan dalam porsi kecil tapi sering.

2. Menganjurkan makan dalam DO : Keluarga kooperatif

porsi sedikit tapi sering.

11.30 1,2 1. Menyuruh pasien banyak DS : pasien mengatakan akan minum

minum agar tidak dehidrasi sesering mungkin

2. Jelaskan pada keluarga tanda- DO : Ny. “S” keluarga kooperatif

tanda kekurangan cairan


25

14.00 3,2 1. Memberikan obat: DS : -

Injeksi Dexa 1 amp DO : Ny. “ S “ keluarga kooperatif

Injeksi Cefotaxime 1 amp

Kamis,

10/08/17

06.00 1,2,3 1. Mengopservasi TTV DS : -

2. Mengganti cairan infus + drip DO : TD = 100/70, S = 370, N =

Neurobion 100x/mnt, RR = 22x/mnt

06.30 3 1. Menganjurkan makan dalam DS : klien mengatakan akan makan

porsi dikit tapi sering dalam porsi kecil tapi sering.

DO : keluarga kooperatif

08.00 1,3 1. Mengopservasi tanda tanda DS :-

dehidrasi DO : Turgor kulis sedikit membaik ,

mukusa mulut lembab, muntah

berkurang,diare berkurang.

08.30 2,3 1. Memberikan obat DS : pasien mengatakan nyeri saat

Injeksi Cefotaxime 1 amp disuntik

DO : Obat masuk tidak ada tanda

alergi
26

10.00 3 Observasi leukosit DS : -

DO : Leukosit : 8600/mm3
27

EVALUASI KEPERAWATAN

No.
Hari/tgl Catatan Perkembangan
Dx

1. Selasa, 8/8/17 S : Kien mengatakan bahwa masih merasa lemas

O: - Klien masih tampak lemas

- Aktifitas klien masih dibantu keluarganya

A : Masalah belum teratasi

P : Intervensi 1-4 dilanjutkan

2. S : Klien mengatakan bahwa perutnya masih tersa sakit

O:- Kien tampak menyeringai kesaklitan

- Klien terus memegangi perutnya

          Skala nyeri 3

A : Masalah belum teratasi

P : Intervensi 1,3,4,5 dan 6 dilanjutkan

3. S : klien mengatakan bahwa klien BAB berkali-kali,sudah mulai

berkurang 2x/hari, masih merasa mual tapi tidak sampai muntah.

O : - klien BAB 2x/hari

- Turgor kulit kembali < 1 detik

- Mata tidak cowong

- Klien merasa mual sehingga tidak menghabiskan porsi makannya

- Klien tidak muntah


28

A : Masalah gangguan pola eliminasi BAB teratasi sebagian

P : Pertahankan intervensi 1-4 dilanjutkan

          Kaji intak output cairan setiap 8 jam

          Pantau tanda-tanda dehidrasi

1. Rabu 9/8/17 S : Klien mengatakan bahwa merasa lebih sehat

O:- Klien tampak lebih sehat

- Klien lebih mandiri dalam melakukan aktifitasnya

- Turgor kulit < 1 detik kembali

- Mata tidak cekung

- Mukosa mulut tidak kering

A : Masalah teratasi

P : Intervensi dihentikan

2. S : Kien mengatakan bahwa sakit perutnya sedikit berkurang

O : Klien menyeringai menahan sakit, skala nyeri 2

A : Masalah tertasi sebagian

P : Intervensi dilanjutkan

3. S : Klien mengatakan bahwa BAB sudah lembek 1-2/hari mual sudah

berkurang, tidak muntah lagi.

O:- Klien BAB 1-2x/hari, konsistensi sedikit lunak

- Klien menghabiskan makanannya

- Klien tidak muntah


29

- Turgor kulit kembali < 1 detik

- Mata tidak cekung

- Mukosa mulut tidak kering

- Klien minum 1000cc/hari

A : Masalah teratasi sebagaian

P : Intervensi 1-4 dilanjutkan

1. Kamis S: Klien mengatakan bahwa perutnya sudah tidak sakit

10/8/2017 O:- Skala nyeri 0

- Klien tidak menyeringai kesakitan

A : Masalah teratasi

P : Intervensi dihentikan

2. S : Klien mengatakan bahwa sudah tidak merasa mual dan muntah,

konsistensi BAB lunak.

O:- Klien BAB dengan konsistensi lunak

- Klien tidak merasa mual dan muntah

- Klien menghabiskan porsi makannya dan minum kurang lebih

1500cc/hari

- Jumlah leukosit normal

A : Masalah teratasi

P : Intervensi dihentikan

Anda mungkin juga menyukai