Askep RS 1
Askep RS 1
S DENGAN GASTROENTERITIS
LAPORAN PENDAHULUAN
1. Pengertian
Gastroenteritis atau diare diartikan sebagai buang air besar yang tidak
normal atau bentuk tinja yang encer dengan frekwensi yang lebih banyak dari
disebabkan oleh bakteri yang bermacam-macam, virus dan parasit yang patogen
Diare adalah keadaan dimana frekuensi buang air besar lebih dari empat
kali pada bayi dan lebih dari tiga kali pada anak, konsistensi cair / encer, dapat
berwarna hijau atau dapat pula bercampur lendir dan darah / lendir saja
(Ngastiyah, 1997).
1
2
2. Etiologi
a. Faktor infeksi
Aeromonas
b. Faktor Malabsorbsi
1) Malabsorbsi karbohidrat
2) Malabsorbsi Lemak
c. Faktor Makanan
Makanan yang tidak bersih, basi, beracun dan alergi terhadap makanan.
3. Manifestasi Klinik
a. Sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair atau encer.
dengan empedu.
3
e. Lemah
f. Pucat
cekung, selaput lendir, bibir, dan mukosa serta kulit nampak kering.
4. Patogenesis
a. Gangguan osmotik
Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan
pergeseran air dan elektrolit kedalam rongga usus. Isi rongga usus yang
b. Gangguan sekresi
terjadi peningkatan sekresi, air dan elektrolit kedalam rongga usus dan selanjutnya
5. Jenis Diare
a. Diare Akut
1. Penularan
2. Penyebab
mukosa.
mikroorganisme.
3. Manifestasi klinis
Pasien sering mengalami muntah, nyeri perut akibat diare akibat infeksi
dan menyebabkan pasien merasa haus, lidah kering, turgor kulit menurun karena
kekurangan cairan.
b. Diare Kronik
Adalah diare yang berlangsung lebih dari 3 minggu bagi orang dewasa dan 2
6. Patofisiologi
Dipengaruhi dua hal pokok yaitu konsistensi feses dan motilitas usus
(makanan yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotik dalam
rongga usus meningkat sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit kedalam
rongga usus, isi rongga usus berlebihan sehingga timbul diare). Selain itu
menimbulkan gangguan sekresi akibat toksin di dinding usus, sehingga sekresi air
dan elektrolit meningkat kemudian terjadi diare. Gangguan mutilitas usus yang
asam basa (asidosis metabolik dan hipokalemia), gangguan gizi (intake kurang,
7. Pathway
Hiperrsokresi
cairan elektrolit
Rangsangan pengeluaran
Hiperperistaltik
Diare
8. Komplikasi
a. Dehidrasi.
b. Renjatan hipofolomi.
c. Hipokalemi.
d. Hipoglikemi.
f. Malnutrisi energi protein (akibat muntah dan diare jika lama atau kronik).
a. Dehidrasi Ringan
turgor kulit kurang elastis, suara serak, klien belum jatuh pada keadaan
syok.
b. Dehidrasi Sedang
turgor kulit jelek, suara serak, presyok nadi cepat dan dalam.
c. Dehidrasi Berat
10. Pengobatan
tinja dengan atau tanpa muntah, dengan cairan yang mengandung elektrolit dan
glukosa atau karbohidrat lain (gula,air tajin, tepung beras dan sebagainya).
b. Obat spasmolitik
c. Antibiotik
Tidak diberikan bila tidak ada penyebab yang jelas, bula penyebab kolera,
( Ngastiyah, 1997).
11. Penatalaksanaan
a. Pemberian cairan
peroral berupa cairan yang berisikan NaCl dan Na, HCO, K dan
ringan, atau sedang kadar natrium 50-60 Meq/l dapat dibuat sendiri
9
(mengandung larutan garam dan gula) atau air tajin yang diberi gula
lanjut.
2) Cairan parenteral
a) Dehidrasi ringan
BB / oral
b) Dehidrasi sedang
BB / hari.
c) Dehidrasi berat
10 kg
menit.
15 kg.
menit ( 1 ml = 20 tetes ).
25 kg.
3) Diatetik
4) Obat-obatan
Obat antibiotik.
11
a. Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan tinja.
ginjal.
atau parasit secara kuantitatif, terutama dilakukan pada klien diare kronik.
12
ASUHAN KEPERAWATAN
PENGKAJIAN
1. Identitas Pasien
c. Umur : 30 Tahun
e. Agama : Islam
f. Pekerjaan : IRT
g. Suku : Jawa
a. Nama : Tn. F
b. Pekerjaan : PNS
d. Agama : Islam
e. Pendidikan : Strata 1
2. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan Utama
disertai muntah.
Klien mengatakatan badannya panas 2 hari yang lalu, BAB 5x/hari warna
kuning kehijauan bercampur lendir, dan disertai dengan muntah 2x/hari, lalu
Klien mengatakan bahwa dahulu pernah sakit Diare 8x/hari tiap 1-2 jam
sekali warna kuning, disertai muntah, badan panas dan tidak mau makan.
5. Riwayat Sosial
3. Pemeriksaan Fisik
Kesadaran : composmentis
14
Nadi 112x/mnt,
Suhu 390 C
RR 22x/mnt
a. Kepala : Bentuk kepala bulat, warna rambut hitam, tidak ada benjolan,
b. Mata : Simetris, tidak ada sekret, konjungtiva merah muda, sklera putih,
mata cekung.
d. Hidung : Simetris, tidak ada sekret, tidak ada pernafasan cuping hidung,
e. Telinga : Simetris, tidak ada benjolan, lubang telinga bersih, tidak ada
serumen.
f. Leher : Tidak ada pembesaran kenjar tyroid, limphe, tidak ada bendungan
g. Dada
Auskultasi : Irama nafas teratur, suara nafas vesikuler, tidak ada suara nafas
tambahan.
15
h. Abdomen
Inspeksi : Simetris
l. Ekstremitas : Lengan kiri terpasang infus, kedua kaki bergerak bebas, tidak ada
edema.
terdekat.
Makan : Ny. S tidak nafsu makan, makan hanya 3 sendok, tapi sebelum
3. Pola Eliminasi
BAK : 5x/hari
Keluarga semua beragama islam, keluarga yakin semuanya sudah diatur oleh
Allah SWT.
17
6. Therapy :
1. Infus RL 15 tpm (750 cc) : Untuk mengganti cairan tubuh yang hilang.
Analgesik.
ANALISA DATA
Umur : 30 tahun
lendir
kembung
Skala nyeri :
S : skala nyeri 5
T : sering
cekung.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
INTERVENSI KEPERAWATAN
No.
Tujuan dan KH Intervensi Rasional
Dx
1 Setelah Dilakukan 1. pantau tanda kekurangan 1. Menentukan
- Membran mukosa
basah
abdomen dengan KH: 3. Lakukan kompres hangat pada yang amat penting
21
2. Mengurangi
bertambah beratnya
penyakit.
3. Dengan kompres
hangat, distensi
abdomen akan
mengalami relaksasi,
pada kasus
peradangan
akut/peritonitis akan
menyebabkan
penyebaran infeksi.
4. Kortikosteroid untuk
mencegah reaksi
alergi.
5. Analgesik untuk
mengurangi nyeri.
22
frekuensi BAB
kebutuhan kalori
didasarkan pada
kebutuhan.
23
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Umur : 30 tahun
TGL/ NO.
IMPLEMENTASI RESPON PS
JAM Dx
Selasa, 1,2,3 1. Mengkaji keluhan pasien DS : Klien mengatakan bahwa BAB
kesakitan
banyak minum
24
perut
Kamis,
10/08/17
DO : keluarga kooperatif
berkurang,diare berkurang.
alergi
26
DO : Leukosit : 8600/mm3
27
EVALUASI KEPERAWATAN
No.
Hari/tgl Catatan Perkembangan
Dx
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
P : Intervensi dilanjutkan
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
1500cc/hari
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan