Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
W.J.S. Poerwodarminta dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia menjelaskan bahwa Sejarah
mengandung 3 pengertian, yaitu:
Dalam bukunya Pengantar Ilmu Sejarah Indonesia ia menegaskan bahwa kata sejarah
mengandung arti sebagai berikut:
Sejarah adalah satu sistem yang meneliti satu kejadian sejak awal dan tersusun dalam bentuk
kronologi. Pada masa yang sama, menurut beliau juga sejarah adalah peristiwa-peristiwa masa
lalu yang mempunyai catatan, record-record, atau bukti-bukti yang konkret.
Sejarah adalah catatan dari apa yang telah dipikirkan, dikatakan, dan diperbuat oleh manusia.
Sejarah adalah semua kejadian/peristiwa masa lampau. Sejarah dapat membantu para siswa
untuk memahami perilaku manusia pada masa yang lampau, masa sekarang dan masa yang
akan datang. Semua kejadian yang dimaksud dalam pendapat tersebut adalah kejadian atau
peristiwa yang berkaitan dengan manusia. Dalam kejadian atau peristiwa tersebut terdapat
bagaimana manusia berperilaku.
Sejarah itu menitikberatkan pada pencatatan yang berarti dan penting saja bagi manusia.
Catatan itu meliputi tindakan-tindakan dan pengalaman-pengalaman manusia di masa lampau
pada hal-hal yang penting sehingga merupakan cerita yang berarti.
Sejarah adalah sebuah bentuk penyelidikan tentang hal-hal yang telah dilakukan oleh manusia
pada masa lampau.
Sejarah adalah ilmu yang mempelajari apa yang telah diperbuat oleh manusia.
Ilmu sejarah adalah salah satu cabang ilmu pengetahuan yang meneliti dan menyelidiki secara
sistematis keseluruhan perkembangan masyarakat serta kemanusiaan di masa lampau beserta
kejadian-kejadian dengan maksud untuk kemudian menilai secara kritis seluruh hasil
penelitiannya tersebut, untuk selanjutnya dijadikan perbendaharaan pedoman bagi penilaian
dan penentuan keadaan sekarang serta arah proses masa depan.
Sejarah dapat didefinisikan sebagai “record of the whole human experinence”. Dimana pada
hakikatnya sejarah merupakan catatan seluruh pengalaman, baik secara individu maupun
kolektif bangsa dimana masa lalu tentang kehidupan umat manusia.
Sejarah merupakan disiplin ilmu yang menjanjikan etika, moral, kebijaksanaan, nilai-nilai
spiritual, dan kultural karena kajiannya yang bersifat memberikan pedoman kepada
keseimbangan hidup, harmoni dalam nilai-nilai, keteladanan dalam keberhasilan dan
kegagalan, dan cerminan pengalaman kolektif yang dapat menjadi kompas untuk kehidupan
masa depan.
Sejarah harus diartikan sebagai tindakan manusia dalam jangka waktu tertentu pada masa
lampau yang dilakukan di tempat tertentu.
Ada tiga cara mendefinisikan sejarah dan ada tiga disiplin kesejarahan yang saling berkaitan,
yaitu:
Sejarah merupakan puncak gunung pengetahuan manusia dari mana perbuatan generasi kita
mungkin direkam dan dipasang ke dalam dimensi yang tepat.
Sejarah adalah sebuah ilmu yang menelusuri serta menempatkan peristiwa-peristiwa tertentu
dalam waktu dan ruang mengenai perkembangan manusia, baik secara perorangan maupun
kolektif, sebagai makhluk sosial dalam hubungan sebab dan akibat, lahir maupun batin.
Sejarah adalah suatu ilmu pengetahuan tentang kisah mengenai peristiwa-peristiwa yang benar-
benar telah terjadi atau berlangsung dalam segala aspeknya pada masa yang lampau. Sejarah
merupakan catatan atau rekaman pilihan yang disusun secara teliti tentang segala aspek
kehidupan umat manusia pada masa lampau.
Sejarah adalah catatan dari apa yang telah dipikirkan, dikatakan, dan diperbuat oleh manusia.
Pengertian sejarah berbeda dengan pengertian ilmu sejarah. Sejarah adalah peristiwa yang terjadi
pada masa lalu manusia sedangkan ilmu sejarah adalah ilmu yang digunakan untuk mempelajari
peristiwa penting masa lalu manusia.
Kata “sejarah” memiliki arti yang sama dengan kata history (bahasa Inggris) dan geschichte
(bahasa Jerman) yaitu cerita tentang kejadian atau peristiwa yang terjadi pada masa lampau.
Pengertian Sejarah Menurut Henry Steele Commager
Sejarah merupakan rekaman keseluruhan tentang masa lampau kesusastraan hukum, bangunan,
pranata sosial, agama, filsafat, dan semua yang teringat dalam memori manusia.
Ilmu pengetahuan historis (sejarah) adalah ilmu pengetahuan yang tertarik pada peristiwa-
peristiwa spesifik dan penjelasannya. Sejarah sering dideskripsikan sebagai peristiwa-peristiwa
masa lalu sebagaimana peristiwa itu benar-benar terjadi secara aktual.
Sejarah merekam kehidupan masyarakat manusia, perubahan masyarakat yang terus menerus,
merekam ide-ide yang membatasi aksi-aksi masyarakat, dan merekam kondisi-kondisi material
yang telah membantu atau merintangi perkembangannya.
Pengertian sejarah menurut Herodotus adalah suatu kajian mengenai kebangkitan, kehidupan
hingga kejatuhan tokoh, masyarakat, bahkan peradaban dalam kisah (story telling) yang dijaga
seakurat mungkin kebenarannya (484-425 SM).
Herodotus adalah bapak sejarah dunia yang mendapatkan gelar tersebut karena sebelumnya
tidak pernah ada yang menulis kisah mengenai kejadian masa lampau sesistematis dan benar-
benar dijaga kebenarannya seperti yang ia lakukan.
Pengertian sejarah menurut Ibnu Khaldun adalah catatan mengenai kejadian, hingga
perubahan watak (sosial) umat manusia, masyarakat, maupun peradaban dunia berlandaskan
konsepsi sejarah “ibrar” (1332-1406). Konsepsi tersebut membuat sejarah tidak hanya menjadi
rekaman masa lalu saja, namun dapat dijadikan hikmah dan pelajaran bagi generasi sekarang
dan generasi mendatang (Sujati, 2018, hlm. 145).
Ibnu Khaldun (Ibn Khaldun) Tercatat sebagai ilmuwan dan filosof muslim pertama yang
menggunakan pendekatan konsepsi sejarah dalam wacana keilmuan Islam (Abdullah Enan, 2013,
hlm. 87). Pendapatnya mengenai sejarah boleh dikatakan merupakan pengembangan dari
pemikiran serupa Herodotus.
Sejarah adalah cabang ilmu yang mengkaji secara sistematis keseluruhan perkembangan proses
perubahan dan dinamika kehidupan masyarakat dengan segala aspek kehidupannya yang
terjadi di masa lampau (Kuntowijoyo, 2013, hlm. 18).
Kuntowijoyo juga berpendapat bahwa sejarah merupakan hal yang menyuguhkan fakta
secara diakronis (berhubungan dengan waktu), ideografis (menceritakan
sesuatu), unik (berbeda satu sama lain), dan empiris (berdasarkan sesuatu yang pernah
dialami oleh manusia).
Sejarah adalah ilmu pengetahuan yang umumnya berhubungan dengan cerita bertarikh sebagai
hasil penafsiran kejadian-kejadian dalam masyarakat manusia pada masa lampau, yaitu
susunan hasil penyelidikan bahan-bahan tulisan atau tanda-tanda yang lainnya (Yamin, 1957,
hlm. 4).
Merupakan studi yang dialami manusia di masa lampau dan telah meninggalkan jejak di masa
sekarang, di mana penekanan utamanya terdapat pada apek peristiwa sendiri, terutama pada
hal yang bersifat khusus dan segi urutan perkembangannya yang disusun dalam kisah sejarah
(Widja, 1989, hlm.9 )
Sejarah Menurut Sartono Kartodirdjo
Sejarah adalah gambaran mengenai masa lalu manusia dan sekitarnya sebagai makhluk sosial
yang disusun secara ilmiah dan lengkap. Hal yang disusun meliputi urutan kejadian fakta
dengan tafsiran dan penjelasan yang memberikan pengertian dan pemahaman mengenai apa
yang telah berlalu.
Sejarah secara etimologi berasal dari kata “syajaratun” (dibaca: sajadah) dari bahasa Arab yang
artinya adalah “pohon kayu”. Pohon kayu yang dimaksud adalah suatu pengibaratan sejarah
seperti pohon yang tumbuh dari bawah tanah ke atas, bercabang, menumbuhkan dahan, daun,
bunga hingga buah.
Artinya, sejarah adalah suatu runutan peristiwa terjadinya sesuatu dari akar hingga berbagai
kejadian, peristiwa, konsekuensi dan rekam jejak lainnya yang tumbuh seiring berjalannya
zaman di masa lalu. Hal ini sejalan dengan Yamin (1958, hlm.4) yang menyatakan bahwa dalam
kata sejarah tersimpan makna pertumbuhan atau kejadian.
Sementara itu sejarah dalam bahasa Inggris adalah history. History sendiri berasal dari bahasa
Yunani, yakni “histori” yang memiliki arti: “apa yang diketahui karena penyelidikan”.
Pengetahuan yang dimaksud tentunya adalah pengetahuan mengenai berbagai kejadian.
Untuk mengungkap kehidupan manusia masa lampau, perumusan sejarah melalui enam
pertanyaan, yaitu:
What (apa) yang menunjuk kepada peristiwa yang terjadi pada masa lampau.
Who (siapa) yang menunjuk tentang tokoh atau orang yang terlibat dalam peristiwa.
Why (mengapa) yang menunjuk kepada keterkaitan sebab akibat peristiwa tersebut.
.
Konsep Sejarah
Para ahli sejarah kebanyakan menyepakati bahwa terdapat tiga komponen utama atau konsep
sejarah yang berbeda namun bertalian satu sama lain. Konsep tersebut meliputi: sejarah sebagai
peristiwa, sejarah sebagai kisah, dan sejarah sebagai ilmu. Berikut adalah pemaparan dari
masing-masing konsep.
Sejarah sebagai peristiwa ialah kejadian, kenyataan, aktualitas, sejarah in concreto atau an sich
yang sebenarnya telah terjadi atau berlangsung pada waktu yang lalu; sejarah sebagai res gestae
atau menurut Mohammad Ali disebut sejarah-serba objek.
Sebagai contoh yang diungkapkan secara umum dalam bahasa seharihari, misalnya: “Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia dilakukan oleh Soekarno-Hatta atas nama bangsa Indonesia pada
tanggal 17 Agustus 1945 di Jalan Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta”. Contoh lain misalnya
sesederhana: “Kebangkitan Kerajaan Kutai sekitar 5 M”.
Sejarah sebagai kisah adalah cerita (narasi) yang disusun dari ingatan, kesan atau tafsiran
manusia terhadap peristiwa atau kejadian-kejadian yang terjadi atau berlangsung pada waktu
yang lampai, yakni sejarah sebagai rerum gestarum atau menrut Moh. Ali disebut sejarah serba
subjek.
Sejarah identik dengan tutur cerita atau kisah karena bentuk tersebut adalah salah satu wadah
yang paling efektif untuk mengemas sejarah. Meskipun demikian sejarah sebagai kisah berbeda
dengan teks cerita biasa, karena sejarah tetaplah harus ditulis berdasarkan fakta yang telah
terbukti.
Setiap orang akan berusaha menyusun sejarah dengan integritas tinggi agar tetap objektif dan
dipercayai. Namun, karena sejarah adalah suatu cerita, sifatnya juga bergantung pada siapa yang
menceritakannya (subjektif). Setiap pencerita memiliki kepribadian yang beraneka ragam.
Sejarah sebagai ilmu suatu susunan pengetahuan (a body of knowledge) mengenai peristiwa dan
yang terjadi dalam masyarakat manusia pada masa lampau yang disusun secara sistematis dan
metodologis berdasarkan asas-asas, prosedur, metode serta teknik ilmiah yang diakui oleh para
ahli sejarah.
Sejarah sebagai ilmu mempelajari sejarah sebagai aktualitas dan mengadakan penelitian serta
pengkajian tentang peristiwa dan cerita sejarah.
Kuntowijoyo (2013, hlm. 20) memaparkan bahwa sejarah memiliki kegunaan bagi
pengembangan sejarahnya sendiri (intrinsik) dan menyumbangkan pengembangan bagi ilmu di
luar dirinya sendiri (ekstrinsik). Berikut adalah pemaparannya.
Fungsi Intrinsik
1. Sejarah sebagai ilmu, berkembang dengan cara (a) perkembangan dalam filsafat, (b)
perkembangan dalam teori sejarah, (c) perkembangan dalam ilmu-ilmu lain, (d)
perkembangan dalam metode sejarah.
2. Sejarah sebagai cara mengetahui masa lampau, bersama dengan mitos sejarah adalah alat
yang tepat untuk mengetahui masa lampau yang setidaknya menghasilkan dua sikap,
yaitu: menerima atau menolak.
3. Sejarah sebagai pernyataan pendapat, banyak penulis sejarah yang menggunakan ilmunya
untuk menyatakan pendapat.
4. Sejarah sebagai profesi, sebagai penulis atau peneliti sejarah.
Berdasarkan fungsi ekstrinsiknya, sejarah bermanfaat bagi banyak ilmu lain seperti ilmu
pendidikan, filsafat, moral, etika, estetika (seni), hingga ilmu eksakta sekalipun.
Sementara itu, manfaat sejarah bagi kehidupan adalah hikmah yang dapat ditarik sebagai
pelajaran untuk generasi sekarang dan generasi yang akan mendatang. Selain itu, manfaat sejarah
dalam kehidupan masyarakat juga dapat mempersiapkan masa depan melalui pembelajaran dari
hal pernah terjadi di masa lampau. Sehingga kita dapat menghindari hal buruk dan meniru hal
baik dari masa lalu.
Referensi
1. Abdullah Enan, Muhammad. (2013). Biografi Ibnu Khaldun. Terj. Machnun Husein.
Jakarta: Zaman.
2. Kuntowijoyo, (2013) Pengantar Ilmu Sejarah. Yoygakarta : Penerbit Tirta Wacana
3. Sjamsuddin, H. (2012) Metodologi Sejarah. Yoygakarta : Penerbit Ombak
4. Sujati, Budi. (2018). Konsepsi Pemikiran Filsafat Sejarah dan Sejarah Menurut Ibnu
Khaldun. Tamaddun (Jurnal Kebudayaan dan Sastra Islam). Tersedia: