Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH KOPERASI DAN KELEMBAGAAN

KOPERASI SUMBER USAHA


DOSEN PENGAMPU : Luki Anjardiani S.P.,M.P.

Kelompok 1
1. Ananda Dea Saprila (1710514220007)
2. Aulia Rahmah (1710514220011)
3. Baiti Mukarramah (1710514220012)
4. Dea Regita Ananda (1710514220021)
5. Elly Fitriyana (1710514220011)
6. Marhamah ( 1710514220011)
7. Muhammad Sayyid (1710514210031)

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT


FAKULTAS PERTANIAN
PROGRAM STUDI S1 AGRIBISNIS

2020
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...................................................................................................... i

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang....................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah.................................................................................. 3

1.2 Tujuan..................................................................................................... 3

BAB II PEMBAHASAN................................................................................... 4

2.1 Pengertian Koperasi................................................................................. 4

2.2 Kopeasi Sumber Usaha............................................................................ 4

2.3 Sumber Modal Koperasi Sumber Usaha.................................................. 7

2.4 Tujuan Koperasi Sumber Usaha dan Prinsip Koperasi Sumber Usaha.... 9

2.5 Identifikasi Kunci Kesuksesan Koperasi.................................................. 10

BAB III PENUTUP........................................................................................... 20

Kesimpulan..................................................................................................... 20

Saran............................................................................................................... 21

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 22
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Modal merupakan suatu hal yang paling utama dalam mendukung suatu

sistem perekonomian nasional, karena tanpa adanya modal suatu usaha tidak dapat

berkembang, terlebih mengingat kondisi perekonomian negara yang tidak stabil

setelah adanya krisis ekonomi global yang berdampak pada setiap sektor usaha,

tidak hanya sektor usaha mikro, kecil, menengah saja tapi juga dirasakan oleh

sektor usaha besar. Faktor tersebut mengakibatkan laju perekonomian negara

melemah. Pada kenyataanya setiap usaha harus mampu memenuhi kebutuhan

setiap anggota dan masyarakat, oleh sebab itu dibutuhkan suatu peran pelaku

usaha yang lebih kompetensi dan mampu bertanggung jawab dalam menanggapi

permasalahan-permasalahan tersebut.

Memperhatikan situasi yang terjadi tersebut, maka perlu adanya suatu

terobosan baru dalam menjalankan roda perekonomian nasional, yang diharapkan

dapat menjadi solusi dalam mengatasi kendala melemahnya perekonomian

terlebih disektor usaha mikro, kecil, menengah yaitu dengan mengadakan suatu

kerjasama antara usaha besar dengan usaha kecil dalam mendirikan suatu usaha

baru. Kerjasama tersebut diharapkan dapat saling membantu dalam sistem

permodalan dan mengembangkan usaha tersebut lebih luas dan terarah sehingga

dengan usaha tersebut benar-benar menjadi solusi terbaik dan dapat diminati oleh

anggota dan masyarakat, terlebih dengan adanya usaha tersebut para pelaku usaha

dapat memperoleh keuntungan yang besar dalam menjalankan usaha tersebut.


2

Koperasi adalah salah satu solusi dari permasalahan tersebut. Koperasi dapat

membantu permodalan para pelaku usaha dan juga dapat memberikan bimbingan

kepada anggotanya untuk melakukan usaha secara berkelanjutan. Kemudian

definisi koperasi itu sendiri menurut Rudianto (2015), “Koperasi adalah

perkumpulan orang yang secara sukarela mempersatukan diri untuk berjuang

meningkatkan kesejahteraan ekonomi mereka melalui pembentukan sebuah badan

usaha yang dikelola secara demokratis.”

Koperasi merupakan salah satu bentuk organisasi ekonomi yang sedang

mendapatkan perhatian pemerintah. Koperasi merupakan organisasi yang

berbadan hukum. Pembangunan koperasi di Indonesia merupakan bagian dari

usaha pembangunan nasional secara keseluruhan. Koperasi harus dibangun untuk

menciptakan usaha dan pelayanan dalam menciptakan asas kekeluargaan. Usaha

koperasi adalah usaha yang sesuai dengan demokrasi ekonomi, karena di dalam

demokrasi ekonomi terdapat unsur-unsur usaha koperasi. Pemerintah melakukan

langkah dan kebijaksanaan strategis, agar perekonomian nasional dapat semakin

tumbuh dan berkembang secara wajar dan proporsional. Komitmen tersebut

dilaksanakan dengan memprioritaskan pemberdayaan koperasi, usaha mikro kecil

dan menengah. Dengan kebijakan tersebut, segala sesuatu tentang koperasi perlu

terus diinformasikan kepada masyarakat luas.

Pada Undang-Undang Republik Indonesia No. 25 Tahun 1992 tentang

perkoperasian menegaskan bahwa: Koperasi Indonesia adalah badan usaha yang

beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan

kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi

rakyat yang berdasar asas kekeluargaan (Abdulkadir Muhammad. 2006: 120).


3

Koperasi adalah suatu perkumpulan atau organisasi ekonomi yang

beranggotakan orang-orang atau badan-badan, yang memberikan kebebasan

masuk dan keluar sebagai anggota menurut peraturan yang ada, dengan

bekerjasama secara kekeluargaan menjalankan suatu usaha, dengan tujuan

mempertinggi kesejahteraan jasmaniah para anggotanya. Koperasi mempunyai

tujuan yang berorientasi pada kebutuhan para anggotanya. Berbagai macam

koperasi didirikan, ada koperasi pegawai negeri atau swasta, koperasi pelajar,

koperasi pedagang, nelayan, petani, masyarakat umum, dan lain-lain. Di Indonesia

terdapat beberapa jenis koperasi misalnya koperasi produksi, koperasi konsumsi,

koperasi asuransi, koperasi serba usaha dan sebagainya.

Koperasi serba usaha merupakan koperasi yang jenis usahanya memiliki

kegiatan lebih dari suatu macam, misalnya koperasi yang melakukan kegiatan

produksi dan konsumen (Widiyanti Ninik, 1993:19). Intinya kegiatan koperasi

serba usaha ini memiliki aktifitas lebih dari suatu macam kegiatan dari keempat

lapangan jenis usaha koperasi yang dikemukakan diatas. Pada makalah ini akan

dibahas lebih mendalam mengenai koperasi serba usaha beserta contohnya.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari makalah ini sebagai berikut :

1. Bagaimana Koperasi Serba Usaha?


2. Apa contoh koperasi di Indonesia yang termasuk sebagai bagian dari
Koperasi Serba Usaha?
1.3 Tujuan

Tujuan dari makalah ini sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui gambaran Koperasi Serba Usaha.


2. Untuk mengetahui contoh koperasi di Indonesia yang termasuk sebagai
bagian dari Koperasi Serba Usaha.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Koperasi

Koperasi adalah badan hukum yang berdasarkan atas asa kekeluargaan

yang anggotanya terdiri dari orang perorangan atau badan hukum dengan tujuan

untuk mensejahterakan anggotanya. Umumnya koperasi dikendalikan secara

bersama oleh seluruh anggotanya, dimana setiap anggota memiliki hak suara yang

sama dalam setiap keputusan yang diambil koperasi. Pembagian keuntungan

koperasi biasa disebut sisa hasil usaha atau SHU biasanya dihitung berdasarkan

andil.

2.2 Koperasi Serba Usaha (KSU)

Pengertian Koperasi Serba Usaha adalah koperasi yang kegiatan usahanya

di berbagai segi ekonomi , seperti bidang produksi, komsumsi, perkreditan, dan

jasa yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi dengan

melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan

ekonomi rakyat yang berdasarkan asas kekeluargaan. Koperasi bertujuan untuk

menyejahterakan anggotanya.

Berdasarkan pengertian tersebut, syarat yang dapat menjadi anggota

koperasi yaitu:

a. Perorangan, yaitu orang yang secara sukarela menjadi anggota koperasi;

b. Badan hukum koperasi, yaitu suatu koperasi yang menjadi anggota

koperasi yang memiliki lingkup lebih luas.


5

Pada Pernyataan Standard Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 27 (Revisi

1998), disebutkan bahwa karateristik utama koperasi yang membedakan dengan

badan usaha lain, yaitu anggota koperasi memiliki identitas ganda dimana

identitas anggota koperasi merupakan pemilik sekaligus pengguna jasa koperasi.

Pada umumnya koperasi dikendalikan bersama oleh seluruh anggotanya,

di mana setiap anggota memiliki hak suara sama di setiap pengambilan keputusan

koperasi. Pembagian sisa hasil usaha (SHU) biasanya dihitung berdasarkan andil

anggota tersebut dalam koperasi, misalnya dengan melakukan pembagian dividen

berdasarkan besar pembelian atau penjualan yang dilakukan oleh anggota,seperti

Pasar Ritel dan Pasar Buah Jakabaring – Palembang, yang dikelola koperasi

merupakan satu contoh sukses pengembangan pasar tradisional yang

keberadaannya mulai terancam oleh pasar modern. Keberadaan kedua pasar

tersebut (Pasar Tradisional Berkonsep Modern) telah membantu koperasi lokal

untuk hidup secara mandiri dalam menjalankan usahanya, tanpa bergantung pada

modal pemerintah. Sebelumnya, bidang usaha koperasi tersebut hanya melayani

simpan pinjam untuk para anggotanya terutama pedagang buah, namun Ketua

Koperasi Serba Usaha (KSU) mulai merambah mengelola pasar buah dan

memberikan cicilan murah, koperasi tersebut juga membantu untuk mendapat

pinjaman dana dari perbankan.

Meski aktivitas Pasar Buah dan Ritel Jakabaring mulai dipenuhi

pengunjung pada pukul 19.00 hingga subuh, kedua pasar yang terletak di kawasan

Jakabaring, Palembang tersebut sangat berarti bagi Pemerintah Kota Palembang

karena dapat menggerakkan perekonomian rakyat. Bahkan, keberadaan kedua

pasar tersebut juga telah membantu koperasi lokal untuk hidup secara mandiri
6

dalam menjalankan usahanya, tanpa bergantung pada modal pemerintah. “Kami

senang bisa menempati kios di Pasar Ritel Jakabaring ini, meski sebelumnya

merasa khawatir, tidak akan ada pembeli yang datang ke pasar ini.” kata Risman,

pedagang cabai yang telah menempati kiosnya selama satu tahun ini. Risman

menjelaskan, sebelum pindah di Pasar Jakabaring, dirinya adalah pedagang sayur

yang menempati lapak di Pasar 16 Ulu yang kotor dan tidak nyaman.

Trisno, Ketua Koperasi Serba Usaha (KSU) Al-Hidayah selaku

koordinator sekaligus Pengelola Pasar Buah mengungkapkan, sebelum dipercaya

mengelola pasar buah tersebut, KSU yang didirikan pada 1997 sempat tidak aktif,

namun setelah memasuki masa pergantian pengurus baru pada 2006-2007,

koperasi tersebut mulai berjalan. Sebelumnya, bidang usaha koperasi tersebut

hanya melayani simpan pinjam untuk para anggotanya terutama pedagang buah,

namun Al-Hidayah mulai merambah mengelola pasar buah.

Dia menjelaskan, selama ini koperasi tersebut telah memiliki karyawan

sekitar 50 orang dan anggota 300 pedagang buah, dari jumlah itu, 120 anggotanya

telah menempati kios di Pasar Buah. “Selain memberikan cicilan murah, kami

juga membantu untuk mendapat pinjaman dana dari perbankan,” ulasnya.

Dia berharap pada tahun pertama, pendapatan dari mengelola pasar bisa

tercapai target mencapai Rp 3 miliar, sehingga dengan dana tersebut dapat

digulirkan kembali untuk menelurkan pasar baru, seperti rencana Pemkot untuk

membangun pasar besi tua di kawasan Jakabaring ini.

Habiskan Rp 16,5 Miliar Kepala Dinas Perindustian dan Koperasi Pemkot

Palembang, H R Wantjik Badaruddin mengemukakan, Pasar Buah Jakabaring,

Palembang dibangun pada September 2007 di atas sekitar 1,8 hektare dan
7

diresmikan Oleh Menteri Koperasi dan UKM Surya Darma Ali pada Maret 2009.

Pasar tersebut dibangun dengan dana Rp 16,5 miliar, terdiri dari 320 unit. Masing-

masing, 120 unit kios berukuran 3,6 x 3,6 meter persegi dan kios berukuran 3 x 4

meter persegi, 100 kios dan sisanya hamparan yang dilengkapi fasilitas umum dan

sosial.

Wantjik mengungkapkan, pasar buah merupakan salah satu contoh

keberhasilan program bergulir, pembangunannya dilaksanakan oleh Koperasi Al-

Hidayah dengan total investasi Rp 16,5 miliar. Tradisional Berkonsep Modern

kunci sukses program ini, katanya, terletak pada keseriusan Pemkot dan koperasi

untuk terus mengembangkan pasar tradisional yang berkonsep modern. “Kami

gratiskan mereka selama 6 bulan untuk mencoba menjual dagangannya di Pasar

Ritel Jakabaring, sehingga dengan cara itu pedagang kaki lima yang biasanya

mangkal di Pasar 16 Ilir akhirnya tertarik pindah ke Pasar Buah dan Ritel,”

paparnya dan Ritel,” paparnya.

2.3 Sumber Modal Koperasi Serba Usaha

Seperti halnya bentuk badan usaha yang lain, untuk menjalankan kegiatan

usahanya koperasi memerlukan modal. Adapun Sumber Modal Koperasi terdiri

atas Modal Sendiri dan Modal Pinjaman. Modal Sendiri meliputi sumber modal

sebagai berikut :

1. Simpanan Pokok

Simpanan pokok adalah sejumlah uang yang wajib dibayarkan oleh

anggota kepada koperasi pada saat masuk menjadi anggota. Simpanan pokok tidak

dapat diambil kembali selama yang bersangkutan masih menjadi anggota

koperasi. Simpanan pokok jumlahnya sama untuk setiap anggota.


8

2. Simpanan Wajib

Simpanan wajib adalah jumlah simpanan tertentu yang harus dibayarkan

oleh anggota kepada koperasi dalam waktu dan kesempatan tertentu, misalnya tiap

bulan dengan jumlah simpanan yang sama untuk setiap bulannya. Simpanan wajib

tidak dapat diambil kembali selama yang bersangkutan masih menjadi anggota

koperasi.

3. Dana Cadangan

Dana cadangan adalah sejumlah uang yang diperoleh dari penyisihan Sisa

Hasil usaha, yang dimaksudkan untuk pemupukan modal sendiri, pembagian

kepada anggota yang keluar dari keanggotaan koperasi, dan untuk menutup

kerugian koperasi bila diperlukan.

4. Hibah

Hibah adalah sejumlah uang atau barang modal yang dapat dinilai dengan

uang yang diterima dari pihak lain yang bersifat hibah/pemberian dan tidak

mengikat.Adapun Modal Pinjaman koperasi berasal dari pihak-pihak sebagai

berikut :

1. Anggota dan calon anggota

2. Koperasi lainnya dan/atau anggotanya yang didasari dengan perjanjian

kerjasama antarkoperasi

3. Bank dan lembaga keuangan lainnya yang dilakukan berdasarkan ketentuan

peraturan perudang-undangan yang berlaku

4. Penerbitan obligasi dan surat utang lainnya yang dilakukan berdasarkan

ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku

5. Sumber lain yang sah.


9

Partisipasi Anggota Koperasi

Partisipasi anggota adalah keterlibatan anggota dalam kegiatan

koperasi yang dapat berbentuk:

1. Melakukan transaksi dengan koperasi (membeli barang/jasa dari koperasi).

2. Ikut serta dalam pengambilan keputusan (hadir dalam RAT).

3. Ikut serta dalam pemupukan modal (simpanan pokok, wajib dan sukarela)

4. Ikut serta dalam pengawasan; dan

5. Ikut serta dalam menanggulangi risiko.

2.4 Tujuan koperasi Sumber Usaha dan prinsip koperasi sumber usaha

Tujuan Koperasi Serba Usaha

- Mensejahterakan anggota koperasi serba usaha pada khususnya dan masyarakat

pada umumnya.

- Dapat membangun tatanan perekonomian untuk mewujudkan masyarakat

maju, adil, dan makmur.

- Dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan anggota koperasi.

- Memberikan pelayanan pinjaman dengan bunga murah, tepat dan cepat serta

mendidik anggota untuk dapat menggunakan uangdengan bijaksana dan

produktif.

- Memenuhi kebutuhan sehari-hari dan perkantoran anggota koperasi.

Menurut Undang - Undang Nomor 25 Tahun 1992 pasal 44 ayat 2, prinsip

koperasi serba usaha sama dengan prinsip koperasi yang tercantum dalam Undang

- Undang Nomor 25 Tahun 1992 pasal 5 ayat 1, yaitu:

- Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka.

- Pengelolaan dilakukan secara demokratis.


10

- Pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya

jasa usaha masing-masing anggota.

- Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal.

- Kemandirian.

2.5 Identifikasi Kunci Kesuksesan Koperasi

- Organisasi permodalan yang cukup.

- Komitmen anggota dan kepengurusan yang kuat ada usaha didalamnya.

- Memantapkan koperasi sebagai pilar ekonomi rakyat dalam tatanan

perekonomian yang demokratis dan berkeadilan.

- Mampu melengkapi kebutuhan para anggotanya,

- Memberikan keuntungan bagi para anggotanya.

- Mempunyai perencaan yang matang

- Partisipasi Anggota yang aktif.

- Ada usaha didalamnya.

- Organisasi poermodalan yang cukup

Memantapkan koperasi sebagai pilar ekonomi rakyat dalam tatanan

perekonomian yang demokratis dan berkeadilan Ketiga hal tersebut di atas

haruslah ada di dalam sebuah organisasi dengan faktor-faktor pendukung lainnya

yang menjadikan badan usaha tersebut bisa sukses di suatu bidang khususnya di

bidang ekonomi.

Berikut adalah contoh dari koperasi serba usaha, pada contoh diperlihatkan

bagai mana neraca komparatif dan hasil usaha komparatif dari koperasi hasil

usaha Mitra Maju di kampung Sumber Sari Didalam melakukan kegiatan

usahanya khususnya dalam bidang administrasi koperasi dan pembukuan usaha,


11

KSU “Mitra Maju” berpedoman pada ketentuan Undang-undang Perkoperasian

dan PP No. 9 Tahun 1995 tentang pengelolaan usaha simpan pinjam dipisahkan

dengan usaha lainnya, serta sesuai dengan arahan pihak penyerta modal dari Dinas

Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi (Desperindagkop).

Contoh:

KOPERASI SERBA USAHA “MITRA MAJU” KAMPUNG SUMBER SARI

NERACA KOMPARATIF

Menurut

Uraian Menurut KSU Penyesuaian PSAK

“Mitra Maju”

Debet Kredit

(Rp) (Rp) (Rp) (Rp)

AKTIVA

AKTIVA

LANCAR

144.070.227,

Kas 60 144.070.227,60

Bank

646.300.000,

Piutang Anggota 00 646.300.000,00

2.310.00

Piutang Anggota Baru 0.00 2.310.000,00

Piutang lain-lain

Persediaan
12

Pendapatan Akan diterima

790.370.227,

Jumlah Aktiva Lancar 60 792.680.227,60

AKTIVA

TETAP

32.937.000,0

Peralatan 0 32.937.000,00

Inventaris Kantor

32.937.0

Nilai Buku 00,00 32.937.000,00

823.307.227.

JUMLAH AKTIVA 60 825.617.227.60

KEWAJIBAN DAN

EKUITAS

HUTANG JK PENDEK

Simpana 481.214.500.

Sukarela 00 481.214.500.00

Utang Simpanan Pokok

anggota

Baru 2.150.000.00

2.150.00

Utang simpanan wajib 0.00 160.000.00

Hutang Dagang 160.000.


13

00

Jumlah Hutang Jk 481.214.500.

Pendek 00 483.524.500,00

HUTANG JK

PANJANG

Hutang pada Bank

Jumlah Hutang Jk

Panjang

MODAL SENDIRI

43.430.000.0

Simpanan Pokok 0 43.430.000.00

80.540.000.0

Simpana Wajib 0 80.540.000.00

74.000.000.0

Modal penyertaan 2008 0 74.000.000.00

12.294.754.4

Cadangan 0 12.294.754.40

Cadangan (SHU 120.725.473.

sebelumnya 20 120.725.473.20

11.102.500.0

SHU Tahun Berjalan 0 11.102.500.00

342.092.727.

Jumlah Modal Sendiri 60 344.402.727.60


14

JUMLAH KEWAJIBAN 823.307.227.

DAN 60 825.617.227.60

MODAL

KOPERASI SERBA USAHA “MITRA MAJU” KAMPUNG SUMBER SARI

PERHITUNGAN HASIL USAHA KOMPARATIF

Menurut PSAK No.

Menurut KSU “Mitra Maju” 27

Uraian Jumlah (Rp) Uraian Jumlah (Rp)

PARTISIP

PENJUALAN ASI

DAN ANGGOTA

PENDAPATAN

Partisipasi bruto

Pendapatan

Bunga 15.757.500,00 anggota 15.757.500,00

Denda Pinjaman Beban

Pendapatan Lain pokokPinjaman

Hasil Usaha 15.757.500,00 Partisipasi netto

Bruto anggota 15.757.500,00


15

BEBAN

BEBAN

USAHA OPERASI

Beban Usaha

Beban Bunga 2.600.000,00 - Beban Bunga

Beban

Beban Tenaga - Tenaga 2.600.000,00

Kerja Kerja

Beban

Administrasi 1.950.000,00 - Beban

dan Umum 105.000,00 Administrasi 1.950.000,00

Ongkos-ongkos dan Umum

Ongkos-

Beban lain-lain (4.655.000,00) - ongkos

Jumlah

Beban - Beban Lain- 105.000,00

lain

Jumlah

Beban

Usaha

Beban (4.655.000,00)

Perkoperasian
16

Pendapatan

- dan

beban lain-

lain

- Pendapatan

Dan beban

luar

biasa

Pajak

penghasilan

Sisa Hsil

- usaha

setelah pajak

SHU Setelah

SISA HASIL 11.102.500,00 Beban 11.102.500,00

USAHA Perkoperasian

Koperasi sebagai lembaga ekonomi rakyat yang bersifat sosial harus

makin dikembangkan dan diperkuat dalam rangka menumbuhkan demokrasi

ekonomi sebagai salah satu landasan bagi terciptanya masyarakat yang

berkeadilan sosial.

Undang-undang Dasar 1945 khususnya pasal 33 ayat 1, menyatakan

bahwa perekonomian Indonesia disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas

azas kekeluargaan. Dalam penjelasan pasal ini dinyatakan kemakmuran


17

masyarakatlah yang diutamakan bukan orang - seorang dan badan usaha yang

sesuai dengan itu adalah koperasi.

Didalam melakukan kegiatan usahanya khususnya dalam bidang

administrasi koperasi dan pembukuan usaha, KSU “Mitra Maju” berpedoman

pada ketentuan Undang-undang Perkoperasian dan PP No. 9 Tahun 1995 tentang

pengelolaan usaha simpan pinjam dipisahkan dengan usaha lainnya, serta sesuai

dengan arahan pihak penyerta modal dari Dinas Perindustrian, Perdagangan dan

Koperasi (Desperindagkop). Sehingga diduga ada hal-hal yang masih tidak sesuai

dengan PSAK No. 27 Tentang Akuntansi Perkoperasian. Hal tersebut dapat

terlihat dalam laporan keuangan yang disusun KSU “Mitra Maju”, baik neraca

maupun pada perhitungan hasil usaha (PHU). Pada neraca diketahui adanya

anggota baru yang belum membayar simpanan pokok dan simpanan wajib kepada

koperasi tetapi tidak disajikan sebagai piutang anggota pada simpanan pokok dan

simpanan wajib. Pada PHU, diketahui penyajian pendapatan koperasi yang

berasal dari anggota dan non-anggota tidak disajikan terpisah, penyajian beban

usaha dan beban perkoperasian juga tidak disajikan terpisah.

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan terhadap laporan keuangan

Koperasi Serba Usaha “Mitra Maju” Kampung Sumber Sari dengan

menggunakan PSAK No.27 tentang Akuntansi Perkoperasian sebagai alat analisis

mengakibatkan adanya perbedaan penyajian laporan keuangan Koperasi Serba

Usaha “Mitra Maju” Kampung Sumber Sari dengan penyajian laporan keuangan

menurut PSAK No. 27.

Pada Neraca diketahui adanya anggota yang belum membayar simpanan

pokok dan simpanan wajib tetapi tidak disajikan sebagai piutang, simpanan pokok
18

dan simpanan wajib. Menurut PSAK No. 27 tentang Akuntansi Perkoperasian,

simpanan pokok dan simpanan wajib yang belum diterima dari anggota disajikan

sebagai piutang simpanan pokok dan simpanan wajib. Pada bulan Desember 2013

dari 100 orang anggota koperasi, ada 5 orang anggota yang baru yang belum

membayar simpanan pokok yang sebesar Rp. 430.000,-/orang sehingga

jumlahnya Rp. 2.150.000,- . Dan yang belum membayar simpanan wajib

sebanyak 8 orang yang besarnya Rp. 20.000,-/orang per bulan sehingga

jumlahnya Rp. 160.000,-. Sehingga jumlah piutang simpanan anggota dan

simpanan wajib Rp. 2.310.000,-.. Dengan adanya perbedaan penyajian Neraca

oleh KSU “Mitra Maju” Kampung Sumber Sari dengan penyajian Neraca

menurut PSAK No.27 mengakibatkan kurangnya penerimaan pendapatan

koperasi yang bersumber dari simpanan pokok dan simpanan wajib.

Pada Perhitungan Hasil Usaha (PHU), diketahui penyajian pendapatan

koperasi yang berasal dari anggota, penyajian beban usaha dan beban

perkoperasian juga tidak disajikan terpisah. Menurut PSAK No. 27 tentang

Akuntansi Perkoperasian, pendapatan koperasi yang berasal dari anggota harus

disajikan terpisah, penyajian beban usaha dan beban perkoperasian juga harus

disajika terpisah dalam laporan PHU. Penyajian PHU koperasi yang tidak sesuai

dengan PSAK No. 27 diatas mengakibatkan : (1) sulitnya mengetahui secara jelas

beberapa besar jumlah pendapatan yang berasal dari anggota, sehingga

menimbulkan pertanyaan “ apakah koperasi sudah mengutamakan transaksi /

pelayanan pada anggotanya atau tidak ? “, (2) sulit membedakan beban-beban apa

saja yang dikeluarkan terkait dengan kegiatan usaha koperasi yang tentunya

memberikan keuntungan ekonomi kepada anggota maupun beban – beban


19

perkoperasian yang secara langsung tidak memberikan keuntungan ekonomi

kepada anggota tetapi memberikan keuntungan lain berupa peningkatan sumber

daya anggotanya.

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan terhadap

laporan keunangan Koperasi Serba Usaha “Mitra Maju” Kampung Sumber Sari

ditemukan bahwa laporan keuangan yang dibuat oleh Koperasi Serba Usaha

“Mitra Maju” Kampung Sumber Sari belum sesuai dengan Pernyataan Standar

Akuntansi Keuangan No. 27 tentang Akuntansi Perkoperasian.

Dengan demikian hipotesis yang mengatakan bahwa : “Diduga penyajian

laporan keuangan pada Koperasi Serba Usaha “Mitra Maju” Kampung Sumber

Sari belum sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Nomor. 27”

dapat diterima.

Koperasi Serba Usaha Artha Graha Bersama merupakan salah satu

koperasi serba usaha yang ada di wilayah Banjarbaru. Alamat lengkap koperasi ini

yaitu Komplek Ruko Grand Palace Park No A.16, Jl. A. Yani Km 32,5 Kel.

Loktabat Selatan, Kec. Banjarbaru Selatan, Banjarbaru, Kalimantan Selatan.

Koperasi serba usaha artha graha bersama menetapkan strategi jangka panjang

perusahaan yaitu menambah jumlah cabang operasional hingga mencapai enam

kantor cabang opersional yang tersebar di jawa timur dan jawa tengah, sehingga

ditargetkan bisa memenuhi kebutuhan layanan simpan pinjam atas lebih dari

5.000 anggota. Koperasi serba usaha artha graha bersama ini memiliki 2

pelayanan yaitu berupa simpanan dan simpanan jangka panjang.

Koperasi serba usaha artha graha bersama ini memiliki 4 prinsip atau

pegangan yaitu amanah, mandiri, tangguh da berbasis IT. Adapun visi dari
20

Koperasi serba usaha artha graha bersama yaitu terwujudnya koperasi serba

usaha yang mandiri dan tangguh berlandaskan amanah dalam membangun

ekonomi bersama dan berkeadilan di Indonesia. Sedangkan misi yang koperasi

ini miliki yaitu :

a. Mengajak seluruh potensi yang ada dalam masyarakat dengan tanpa

membedakan suku, ras, golongan dan agama agar dapat bersama-sama bersatu

padu dan beritikad baik dalam membangun ekonomi kerakyatan secara gotong

royong dalam bentuk koperasi.

b. Membantu anggota dan masyarakat didalam mobilisasi permodalan untuk

kemudian disalurkan ke anggota maupun masyarakat, baik yang digunakan

untuk usaha maupun kebutuhan anggota atau masyarakat.

c. Turut membantu pembangunan ekonomi dan menunjnang pelaksanaan

kegiatan usaha secara aktif dengan mengajak.

d. Mitra usaha lainnya baik BUMN, swasta, perbankan maupun gerakan koperasi

lainnya.

Banyak orang yang menggunakan pelayanan yang disediakan oleh

koperasi serba usaha artha graha bersama. Pelayanan berupa simpanan dan

simpanan jangka panjang ini banyak manfaat yang bisa dirasakan, salah satunya

Pinjaman koperasi tanpa jaminan menjadi salah satu pilihan masyarakat yang

membutuhkan dana selain meminjam ke lembaga keuangan seperti bank maupun

non bank. Koperasi seperti diketahui merupakan salah satu organisasi ekonomi

paling dekat dengan masyarakat yang dijalankan dengan asas kekeluargaan.

Kemudahan meminjam dari koperasi yang bisa dirasakan masyarakat adalah

tanpa jaminan seperti yang disyaratkan pemberi kredit lainnya.


BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Kesimpulan dari makalah ini adalah sebagai berikut:

Koperasi serba usaha adalah koperasi yang kegiatan usahanya di berbagai

segi ekonomi, seperti pada bidang produksi, konsumsi, perkreditan dan jasa yang

beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan

kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi

rakyat berdasar asas kekeluargaan. Adapun tujuan dari koperasi serba usaha

adalah mensejahterakan anggota koperasi serba usaha pada khususnya dan

masyarakat pada umumnya, dapat membangun tatanan perekonomian , dapat

meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan anggota koperasi, memberikan

pelayanan pinjaman dengan bunga murah, tepat dan cepat agar anggota dapat

menggunakan uang dengan bijak dan produktif serta untuk memenuhi kebutuhan

sehari-hari dan perkantoran anggota koperasi. Sedangkan prinsip koperasi serba

usaha menurut UU no. 25 tahun 1992 pasal 44 ayat 2 yang sama prinsipnya

dengan prinsip koperasi yang tercantum pada UU no. 25 tahun 1992 pasal 5 ayat 1

yaitu keanggotaanya bersifat sukarela dan terbuka, pengelolaan dilakukan secara

demokratis, pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adil sebanding dengan

besarnya jasa usaha anggota, pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal

dan kemandirian.

Sebagai contoh dari koperasi serba usaha (KSU) salah satunya adalah

koperasi serba usaha “MITRA MAJU” kampung Sumber Sari, yang mana
22

berdasarkan hasil analisis terhadap laporan keuangan menggunakan PSAK no. 27

mengakibatkan adanya perbedaan penyajian laporan keuangan KSU “MITRA

MAJU” dengan penyajian laporan keuangan menurut PSAK no. 27 dikarenakan

beberapa hal seperti anggota yang belum membayar simpanan pokok dan wajib

tetapi tidak disajikan sebagai piutang, simpanan pokok dan simpanan wajib dan

hal lainnya sehingga berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan bahwa Koperasi

Serba Usaha “Mitra Maju” belum sesuai dengan pernyataan standar akuntasi

keuangan no. 27 tentang akuntansi perkoperasian. Dan contoh koperasi serba

usaha lainnya yaitu koperasi serba usaha Artha Graha bersama yang ada di

wilayah Banjarbaru

SARAN

Menurut faktanya saat ini, jumlah koperasi dan anggota koperasi pada saat

ini semakin lama semakin berkurang, tentunya hal ini harus diantisipasi dengan

berbagai cara misalnya perekrutan anggota yang berkompeten, memberikan

pelatihan karyawan, dukungan pemerintah, penyediaan sarana dan prasarana,

memperhatian swot, penyuluhan masyarakat, sarana promosi, meningkatkan daya

jual koperasi semangat juang, motivasi dan dorongan pemuda/i Indonesia yang

berjiwa pancasila serta manajemen koperasi yang baik.


DAFTAR PUSTAKA

Abdulkadir, Muhammad. 2006. Hukum Perusahaan Indonesia. PT. Citra Aditya


Bakti. Bandung.

Nindyo P. 1986. Aspek Koperasi dan Perkembangan Koperasi di Indonesia . TPK


Gunung Mulia. Yogyakarta.

Widiyanti, Ninik. 1993. Dinamika Koperasi. Rineka Cipta. Jakarta.

Rudianto. 2015. Akuntansi Koperasi Edisi Ke-2. Erlangga. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai