NPM : 2002110024
MK : Akuntansi Manajemen
Balanced Scorecard
Sebagai alat ukur perusahaan apakah visi dan misi yang dianut telah tercapai.
Sebagai alat ukur keunggulan kompetitif yang dimiliki perusahaan Anda.
Sebagai panduan strategis untuk menjalankan bisnis Anda.
Alat analisis efektifitas strategi yang telah digunakan.
Memberikan gambaran kepada perusahaan terkait SWOT yang dimiliki.
Sebagai alat key performance indicator perusahaan.
Sebagai feedback terhadap shareholder perusahaan.
Apabila suatu unit bisnis ingin mencapai kinerja keuangan yang besar dalam
jangka panjang, mereka harus menciptakan dan menyajikan suatu produk
baru atau jasa yang bernilai lebih baik kepada pelanggan.
Proses inovasi
Bila hasil inovasi dari perusahaan tidak sesuai dengan keinginan pelanggan,
maka produk tidak akan mendapat tanggapan positif dari pelanggan. Hal
tersebut tidak memberi tambahan pendapatan bagi perasahaan.
Tolak ukur kinerja keuangan, pelanggan, dan proses bisnis internal bisa
menjadi pemicu kesenjangan yang besar antara kemampuan yang ada dari
manusia, sistem, dan prosedur. Untuk memperkecil kesenjangan itu, maka
suatu perusahaan harus melakukan investasi dalam bentuk reskilling
karyawan, yaitu: meningkatkan kemampuan sistem dan teknologi informasi,
serta menata ulang prosedur yang ada.
Kapabilitas pekerja
Kepuasan pekerja
Retensi pekerja.
Retensi pekerja adalah kemampuan imtuk mempertahankan pekerja terbaik
dalam perusahaan. Di mana kita mengetahui pekerja merupakan investasi
jangka panjang bagi perusahaan. Jadi, keluamya seorang pekerja yang bukan
karena keinginan perusahaan merupakan loss pada intellectual capital dari
perusahaan. Retensi pekerja diukur dengan persentase turnover di
perusahaan.
Produktivitas pekerja.
Adapun yang menjadi tolak ukur untuk kapabilitas sistem inforaiasi adalah
tingkat ketersediaan informasi, tingkat ketepatan informasi yang tersedia,
serta jangka waktu untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan
Iklim Organisasi
Selain itu, pengukuran kualitas produk yang ada di dalam perusahaan juga
umumnya terbagi menjadi tiga komponen, yakni biaya pencegahan, biaya
penilaian dan juga biaya kegagalan.
Dalam hal kegagalan ini juga umumnya akan terbagi menjadi dua jenis, yaitu
kegagalan internal dan kegagalan eksternal. Artinya, perbaikan pada biaya ini
diharapkan mampu membuat dan mengirim produk dengan baik dan
pelanggan menjadi lebih puas.
Jadi, biaya kualitas adalah suatu total biaya yang digunakan untuk
mempertahankan kualitas produk barang atau jasa, atau untuk memperbaiki
produk barang yang cacat.
Apa Sih Biaya Akibat Kualitas yang Buruk (Cost of Poor Quality)?
Kenapa ada biaya yang harus muncul karena adanya kualitas produk yang
buruk? Tidak lain karena produk yang dibuat tidak mampu memenuhi standar
kualitas pelanggan. Biaya seperti ini juga sering disebut sebagai cost of poor
quality (COPQ).
COPQ ini terjadi karena adanya tiga komponen biaya kualitas dan
kerugiannya, yakni biaya yang tersembunyi, kerugian karena kehilangan
proyek, biaya manajemen, biaya kehilangan aset dan juga kehilangan
kepercayaan dari pelanggannya.
Untuk bisa memperbaiki biaya kualitas ini, maka diperlukan adanya strategi
manajemen yang baik untuk mengurangi biaya cost of poor quality (COPQ).
Cara yang bisa dilakukan adalah dengan menggunakan Six Sigma
Manajemen yang berguna untuk menganalisa kegagalan dan melakukan
perbaikan pada kualitas produk.
Contoh sederhananya seperti perbaikan pada produk yang rusak, biaya scrap,
atau downtime sebelum pembeli menerima pesanannya.
Biaya Kegagalan Eksternal (External Failure Costs)
Setiap pebisnis tentu akan berpotensi mengalami kegagalan biaya eksternal,
yang mana biaya ini akan dikeluarkan saat pembeli menerima produk
berkualitas buruk.
Untuk itu, biaya ini harus dikeluarkan sebagai upaya garansi, penggantian
produk, penyelidikan keluhan, atau biaya ini juga bisa digunakan sebagai
bagian dari biaya kehilangan pelanggan.
Contoh Biaya
Contoh Biaya Pencegahan
Perencanaan Kualitas
Contoh biaya perencanaan kualitas adalah yang berhubungan dengan
kegiatan perencanaan kualitas secara menyeluruh, termasuk persiapan
berbagai proses yang dibutuhkan untuk menginformasikan kualitas secara
menyeluruh pada pihak yang berkepentingan di dalamnya.
Pengendalian Proses
Berbagai biaya inspeksi dan juga pengujian pada proses guna menentukan
status dari suatu proses, bukan status dari suatu produk.
Audit Kualitas
Seluruh biaya yang berkaitan dengan relevansi dari suatu pelaksanaan
kegiatan dalam rencana kualitas secara menyeluruh.
Pelatihan
Seluruh biaya yang berhubungan dengan penyiapan dan juga pelaksanaan
berbagai program pelatihan yang berkaitan dengan kualitas.
Evaluasi Stok
Biaya yang dikeluarkan untuk menguji produk dalam penyimpanan untuk
menilai kualitasnya.
Beberapa Contoh Biaya Kegagalan Internal
Scrap
Scrap adalah biaya yang dikeluarkan untuk material, tenaga kerja, atau
overhead pada produk cacar secara ekonomis dan sudah tidak bisa diperbaiki
lagi.
Downgrading
Downgrading adalah selisih harga jual dan juga harga beli yang dikurangi
dengan alasan kualitas.
Penyelesaian Keluhan
Berbagai biaya yang dikeluarkan untuk menyelidiki dan juga untuk
menyelesaikan keluhan yang berkaitan dengan produk cacat.
Produk Dikembalikan
Berbagai biaya yang berhubungan dengan penerimaan dan juga penempatan
pada produk cacat yang dikembalikan oleh para pelanggan.
Allowances
Berbagai biaya yang berhubungan dengan konsep pelanggan karena produk
yang diterimanya berada dibawah standar kualitas.
Jika standar kerusakan nol bisa diraih, maka perusahaan pun masih harus menanggung biaya
pencegahan dan penilaian. Suatu perusahaan yang memiliki program pengelolaan kualitas yang
baik biasanya biaya kualitasnya tidak melebihi 2,5% penjualan.
Setiap perusahaan akan bisa menyusun anggar guna menentukan besaran standar kualitas pada
setiap kelompok secara individu, sehingga biaya total kualitas yang sudah dianggarkan bisa tidak
lebih dari 2,5% penjualan.
Agar standar ini bisa diraih, maka perusahaan harus bisa melakukan identifikasi perilaku pada
setiap elemen biaya kualitas secara individu.
Biaya kualitas ini harus terus dievaluasi dengan cara membandingkan biaya sesungguhnya dan
biaya yang sudah dianggarkan. Perbandingan pada biaya kualitas tetap menggunakan jumlah
nilai biaya absolut yang sebenarnya dibelanjakan dengan biaya yang sudah dianggarkan.
Perbandingan biaya dengan kualitas yang menggunakan persentase penjualan tidak akan
bermanfaat, karena penjualan yang sudah dianggarkan belum tentu sama dengan penjualan yang
sebenarnya. Biaya kualitas variabel barus bisa dibandingkan dengan menggunakan persentase
penjualan, jumlah biaya, atau keduanya.