136-Article Text-175-2-10-20191021
136-Article Text-175-2-10-20191021
Imam Muddin
Universitas Ibrahimy
imambest.85@gmail.com
Abstrak
Abstract
168
JPII Volume 3, Nomor 2, April 2019
169
Imam Muddin – Bahan Ajar PAI
170
JPII Volume 3, Nomor 2, April 2019
171
Imam Muddin – Bahan Ajar PAI
172
JPII Volume 3, Nomor 2, April 2019
173
Imam Muddin – Bahan Ajar PAI
SMP ataupun sekolah yang memiliki ciri Dukungan dari Guru PAI
khas yang sepedan. Oleh sebab itu,
penggunaan bahan ajar ini untuk keperluan Dukungan dari guru PAI di SMP
lain perlu pengkajian lebih lanjut dan Negeri 2 Asembagus sangat dirasakan oleh
penyesuaian dengan kondisi setempat. peneliti dalam membuat produk bahan ajarn
PAI dengan pendekatan ilmiah (scientific
approach), karena guru yang bersangkutan
dapat memberikan masukan tentang
Buku PAI Terbitan Kemendikbud sebagai bagaimana menyusun bahan ajar PAI
faktor Pendukung Pengembangan dengan benar.
Bahan Ajar Disamping itu, dukungan dari guru
PAI terhadap peneliti selalu memberikan
Faktor pendukung pertama yang pemahaman untuk mengetahui karakteristik
peneliti peroleh yaitu adanya buku PAI yang dari tiap-tiap peserta didik yang ada di
diterbitkan oleh Kemendikbud, dari buku instansi tersebut.
PAI inilah peneliti memperoleh data yang
dapat menghubungkan isi buku PAI yang
diterbitkan oleh Kemendikbud dengan Tidak adanya IN (Instruktur Nasional)
konten bahan ajar yang telah peneliti buat. Pada Mata Pelajaran PAI di
Disamping itu, Untuk meningkatkan Kabupaten Situbondo
mutu bahan ajar yang telah peneliti buat,
buku ajar PAI yang dikeluarkan oleh Faktor penghambat pertama yang
Kemendikbud dapat dijadikan sarana untuk dirasakan oleh peneliti yaitu, belum adanya
menganalisa apakah konten yang ada Instruktur Nasional (IN) pada mata
didalamnya cocok dengan kurikulum 2013 pelajaran Pendidikan Agama Islam di
apa tidak, sehingga perlu ada perbaikan- Kabupaten Situbondo, hal ini menjadi
perbaikan yang harus dievaluasi kesulitan tersendiri bagi peneliti untuk
dikemudian hari. mencari informasi secara detail baik tentang
mata pelajaran Pendidikan Agama Islam
maupun tentang pengembangan bahan ajar
Keikutsertaan Peneliti dalam Mengikuti PAI yang relevan dengan kurikulum 2013.
Workshop Kurikulum 2013 Salah satu poin yang terpenting
tentang belum adanya IN bagi mata
Pengalaman peneliti dalam pelajaran PAI, peneliti mengalami kesulitan
mengikuti workshop kurikulum 2013 untuk memvalidasi konten/isi bahan ajar.
mempunyai nilai tersendiri dalam membuat Apakah produk bahan ajar yang peneliti
bahan ajar PAI dengan pendekatan ilmiah buat sesuai dengan kurikulum 2013 apakah
(scientific approach). Karena Salah satu harus ada perbaikan.
manfaat mengikuti workshop kurikulum
2013, peneliti Memiliki pemahaman yang
mendalam tentang Kurikulum 2013 Kreativitas dan keterampilan bagi Peneliti
(filosofi, rasional, elemen perubahan, dalam Mengembangkan Bahan Ajar PAI
strategi implementasi, Kompetensi Inti (KI),
dan Kompetensi Dasar (KD), serta memiliki Kreativitas dan keterampilan dalam
keterampilan dalam menyusun bahan ajar membuat bahan ajar khususnya pada mata
yang benar yang sesuai dengan kurikulum pelajaran PAI sangat diperlukan, karena hal
2013
174
JPII Volume 3, Nomor 2, April 2019
ini berhubungan dengan keefektifan peserta ada beberapa faktor pendukung dan
didik dalam memahami sebuah konten. penghambatnya.
Dari bahan ajar yang telah peneliti
buat, kreativitas dan keterampilan dari segi
desain masih kurang menarik sehingga Faktor Pendukung
menurut hemat peneliti, guru/tenaga
pendidik harus ekstra keras dalam Kepala sekolah dan dewan guru
memberikan pemahaman terhadap bab yang mendukung penuh terhadap pengembangan
dipelajari. bahan ajar PAI ini dengan pendekatan
ilmiah. Mereka berasumsi bahwa
pengembangan bahan ajar PAI yang berbasis
Minimnya Penguasaan IT (informasi pendekatan ilmiah ini dapat mewarnai dan
teknologi) bagi Guru Pendidikan memudahkan peserta didik dalam
Agama Islam memahami pelajaran Pendidikan Agama
Islam.
Faktor yang ketiga, kebanyakan dari Guru Pendidikan Agama Islam
guru PAI sangat minim dalam menguasai khususnya di instansi yang dijadikan objek
IT/komputer, hal ini menjadi kesulitan bagi penelitian sangat membantu peneliti saat
peneliti untuk meminta data yang berkaitan mengimplementasikan bahan ajar PAI,
tentang pengalaman yang telah ditempuh karena guru PAI tersebut telah memberikan
dalam mengikuti beberapa kegiatan yang pengetahuannya tentang karakteristik
berhubungan dengan kurikulum 2013, peserta didik dan memudahkan bagi peneliti
sekaligus sebagai sharing idea untuk untuk menyiapkan bahan yang cocok dalam
menyamakan persepsi tentang pengalaman pembuatan bahan ajar PAI dengan
mengikuti kegiatan kurikulum 2013. pendekatan ilmiah ini.
Antusias siswa dalam menerima
pembelajaran PAI juga menjadi faktor
Keterbatasan Waktu pendukung dalam mengimplementasikan
bahan ajar PAI. Karena salah satu kriteria
Keterbatasan waktu juga bahan ajar yang berkualitas adalah respon
mempengaruhi dalam pembuatan bahan dari siswa itu sendiri dalam menerima
ajar PAI ini, karena waktu yang digunakan bahan ajar. Jika respon siswa khususnya saat
untuk pembuatan bahan ajar PAI ini hanya pembelajaran berlangsung sangat aktif,
beberepa bulan saja. Idealnya menurut maka bahan ajar yang disajikan sudah
sugiyono waktu yang ditempuh dalam masuk dalam katagori baik.
penelitian R&D sekaligus pembuatan bahan
ajar minimal lebih dari satu tahun.
Setidaknya kesulitan-kesulitan yang Faktor Penghambat
mungkin dihadapi peneliti saat melakukan
penelitian sudah harus diperhitungkan Sebagian siswa masih canggung saat
sebelum merencanakan penelitian, salah diawasi dengan dua orang guru (peneliti
satunya tentang keterbatasan waktu. Karena dan guru bidang studi). Hal ini dapat
efeknya mengarah pada kualitas bahan ajar berakibat pada ketidakberanian bertanya
yang telah dibuat. Dalam ataupun berpendapat pada pokok persoalan
mengimplemetasikan bahan ajar PAI dengan yang dianggap rumit, hal ini yang sering
pendekatan ilmiah (scientific approach) tentu dijumpai dalam uji coba
175
Imam Muddin – Bahan Ajar PAI
176
JPII Volume 3, Nomor 2, April 2019
177
Imam Muddin – Bahan Ajar PAI
178