Email: putu_darya@yahoo.co.id
ABSTRACT
65
Inovasi dan Kewirausahaan, Vol. 1, No. 1 Januari 2011
kemampuan usaha mikro kecil berarti misi, struktur, kultur, maupun system bisnis.
memperkokoh usaha perekonomian Manusia tetap eksis karena adaptasi.
masyarakat. Faktor lingkungan berperan Menurut Emery & Trist, ada empat jenis
penting bagi perusahaan terutama dalam lingkungan bisnis yang bermula dari entitas
pemilihan arah dan formulasi strategi relatif tertutup ke entitas yang relatif terbuka.
perusahaan. Adanya perubahan dalam Keempat entitas usaha itu adalah : Placid
lingkungan baik internal ataupun eksternal randomized Environment, Placid cluster
menuntut kapabilitas perusahaan untuk dapat Environment, Disturbedreactive Environment,
beradaptasi dengan perubahan tersebut agar dan Turbulent Environment. Berikut ini
kelangsungan hidup (survival) perusahaan diuraikan karakteristik dari tiap entitas bisnis
tetap bertahan. Sementara itu perencanaan tersebut. Keempat level entitas bisnis juga
merupakan suatu alat untuk melakukan menggambarkan perkembangan sisi
adaptasi dan juga merupakan faktor penentu kompleksitas transaksi bisnis dan interaksi
bagi kinerja perusahaan sehingga diharapkan internal maupun eksternal pelaku bisnis
menciptakan keunggulan bersaing. dengan lingkungan usaha.
Berdasarkan uraian latar belakang yang Secara umum, lingkungan suatu
telah dikemukakan, maka tujuan penelitian ini perusahaan terdiri dari kelompok-kelompok
adalah untuk membuktikan dan menganalisis yang saling terkait satu dengan lainnya yang
pengaruh: (1) Ketidakpastian lingkungan memainkan peranan penting dalam
terhadap kompetensi usaha dan kinerja menentukan peluang, tantangan dan
usaha pada usaha mikro kecil di Kota penghalang yang dihadapi perusahaan.
Balikpapan; (2) Karakteristik kewirausahaan Lingkungan eksternal suatu perusahaan
terhadap kompetensi usaha dan kinerja memberikan banyak tantangan yang dihadapi
usaha pada usaha mikro kecil di Kota oleh sebuah perusahaan dalam upaya untuk
Balikpapan. menarik atau memperoleh sumber daya yang
(3) Kompetensi usaha terhadap kinerja diperlukan dan untuk memasarkan barang
usaha pada usaha mikro kecil di Kota dan jasanya secara menguntungkan (Pearce
Balikpapan. and Robinson 1997; Hunger and Wheleen,
2003).
KAJIAN TEORI Setiap kegiatan bisnis tidak mungkin steril
Chenhall dan Morris (1986) menekankan dari pengaruh lingkungan tempat berada.
bahwa dalam kondisi yang tidak pasti, Ada beberapa lingkungan yang
dibutuhkan informasi yang agregatnya luas, mempengaruhi suatu bisnis, yang dijalankan
tepat waktu. Hal ini sangat logis karena oleh pelaku bisnis. Pada dasarnya lingkungan
manajer terdesentralisasi, yang dibentuk dibedakan atas dua lapis yaitu Lingkungan
untuk menyesuaikan dengan ketidakpastian internal dan lingkungan eksternal. Lingkungan
lingkungan membutuhkan informasi yang Internal mungkin dapat dikendalikan secara
bermanfaat untuk mengarahkan dan organisatoris oleh pelaku usaha sehingga
memecahkan masalah, seperti penetapan dapat diarahkan sesuai dengan keinginan
harga, pemasaran, kontrol persediaan, dan perusahaan. Sedangkan lapis kedua adalah
negosiasi dengan serikat pekerja. lingkungan eksternal yaitu lingkungan bisnis
Perubahan Lingkungan Bisnis. yang ada di luar kegiatan bisnis yang tidak
Perubahan lingkungan bisnis mau tak mau mungkin dapat dikendalikan begitu saja oleh
mengondisikan pelaku bisnis untuk memiliki pelaku bisnis sesuai dengan keinginan
daya adaptasi agar tetap survive. Merujuk ke perusahaan. Malah pelaku bisnislah yang
teori evolusi Darwin (The Survival of the harus mengikuti kemauan lingkungan agar
Fittest), pelaku bisnis harus siap beradaptasi bisnis bisa selamat dari pengaruh lingkungan
di lingkungan baru yang sangat kompetitif dan tersebut (Saydam,2006).
siap mengadakan perubahan baik dalam visi,
66
Darya
67
Inovasi dan Kewirausahaan, Vol. 1, No. 1 Januari 2011
Bernardin & Russell (1998), Cascio (1998), orang perorangan atau badan usaha yang
kinerja adalah catatan mengenai akibat-akibat bukan merupakan anak perusahaan atau
yang dihasilkan pada sebuah fungsi pekerjaan bukan cabang perusahaan yang dimiliki,
atau aktifitas selama periode tertentu yang dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung
berhubungan dengan tujuan organisasi; (b) maupun tidak langsung dari usaha menengah
Miner (1992), kinerja merupakan suatu yang atau usaha besar yang memenuhi kriteria
lazim digunakan untuk memantau Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam
produktifitas kerja sumber daya manusia baik Undang-Undang.
yang berorientasi produksi barang, jasa Menurut Badan Pusat Statistik (BPS),
maupun pelayanan; (c) Mc Cloy et. al, pemahaman usaha kecil perlu ditegaskan
Schultz, Cherington, Motowidlo & Van Scotter mengingat beberapa sumber memberikan
(1994), mengatakan bahwa kinerja juga bisa kriteria tentang usaha kecil secara berbeda-
berarti perilaku- perilaku atau tindakan- beda, seperti Biro Pusat Statistik (BPS)
tindakan yang relevan terhadap tercapainya menggunakan pedoman jumlah tenaga kerja
tujuan organisasi (goal-relevant action); (d) dalam mendefinsikan usaha kecil, yaitu usaha
Menurut Welbourne et. al, (1998) dalam kecil merupakan suatu usaha yang
Rotundo & Sackett (2002), kinerja tugas menggunakan antara 5 sampai 19 orang.
merupakan peran pekerjaan yang Kemudian Kadin menegaskan bahwa usaha
digambarkan dalam bentuk kualitas dan kecil merupakan usaha yang menggunakan
kuantitas hasil dari pekerjaan tersebut. (e) tidak lebih dari 300 orang, yang bergerak baik
Ratundo & Sackett (2002), mendefinisikan di bidang perdagangan, jasa, pertanian, dan
bahwa kinerja merupakan semua tindakan jasa lainnya maupun bidang industri,
atau perilaku yang dikontrol oleh individu dan pertambangan dan konstruksi.
memberikan kontribusi bagi pencapaian Menurut Bank Indonesia memberikan
tujuan-tujuan dari organisasi. Ada 3 (tiga) kriteria usaha disebut usaha kecil dengan
komponen besar dari kinerja, yaitu: (a) kinerja menekankan pada aset yang meliki sesuai
tugas (task performance); (b) kinerja bidang usaha, dimana usaha kecil dalam
keanggotaan (citizenship performance); dan bidang perdagangan dan jasa jika asetnya
(c) kinerja kontra produktif (counter productive kurang dari Rp.40 juta; bidang industri dan
performance). bangunan jika asetnya kurang dari Rp.100
Lane K.Anderson & Donald K.Clany juta.
(1991), mendifinisikan pengukuran kinerja Departemen Perindustrian memberikan
sebagai: “feedback from the accountant to batasan usaha kecil dengan dasar besarnya
managemant that provides imformation about investasi, dimana suatu usaha dikategorikan
how well the action reprecent the plans: it also sebagai usaha kecil jika investasinya kurang
identifies where manager may need to make dari Rp.79 juta. Namun sejalan dengan
correction or adjustment in future planning perkembangannya, sekitar tahun 1990,
ang controlling activities.” Sementara itu ditetapkan bahwa suatu usaha dapat
Anthony, Banker, Kaplan dan Young (1997) dikategorikan sebagai usaha kecil dengan
mendifinisikan pengukuran kinerja adalah ”the besarnya aset Rp. 600 juta dan ditambah
activity of measuring the performance of an dengan ketentuan bahwa pemiliknya adalah
activity or the entire value chain.” warga negara Indonesia.
Usaha Mikro Kecil. Usaha Mikro adalah Penelitian ini juga didukung oleh penelitian
usaha produktif milik orang perorangan terdahulu yang terpenting sebagai berikut:
dan/atau badan usaha perorangan yang Yurniwati, (2003). Meneliti tentang Pengaruh
memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana lingkungan bisnis eksternal dan perencanaan
diatur dalam Undang-Undang-ini. Sedangkan strategik terhadap kinerja perusahaan.
Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif Wisarja (2000) meneliti tentang Lingkungan
yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh Industri Kerajinan Ukiran Kayu di Kabupaten
68
Darya
Ketidakpastian
Lingkungan
Karakteristik (Y2)
(Y1)
Kewirausahaan
(X2)
Gambar 1. Model Konseptual
69
Inovasi dan Kewirausahaan, Vol. 1, No. 1 Januari 2011
70
Darya
dengan apakah kita mengukur apa yang lebih dari satu dan setiap indikator dengan
seharusnya diukur. jumlah pertanyaan tidak sama maka
Uji Validitas (Test of Validity). Untuk kecendrungan dan variasi jawaban responden
mengetahui sejauh mana data yang terkumpul terhadap variabel variabel penelitian dapat
tidak menyimpang dari gambaran variabel ditentukan berdasarkan distribusi frekwensi ,
yang ditentukan atau dengan kata lain melalui dimana terlebih dahulu dapat ditentukan nilai
uji validitas ini akan diketahui apakah item- interval untuk menentukan katagori jawaban
item yang terdapat dalam kuesioner betul- dengan formulasi sebagai berikut:
betul dapat mengungkapkan apa yang akan
diteliti. Nilai tertinggi – Nilai terendah
Interval =
Uji Reliabilitas (Test of Reliability). Uji Jumlah kelas
Reliabilitas dimaksudkan untuk mengetahui
adanya konsistensi alat ukur dalam Dengan demikian distribusi frekrensi dapat
penggunaannya, atau dengan kata lain alat dikelompokan (dikatagorikan) sebagai berikut:
ukur tersebut dapat dikatakan reliabel jika 1,00 - 1,80 = Tidak setuju/Tidak baik
secara konsisten menunjukkan hasil ukuran 1,81 – 2,60 = Kurang setuju/Kurang baik
yang sama apabila digunakan berkali-kali 2,61 – 3,40 = Cukup setuju / cukup baik
pada waktu yang berbeda. 3,41 – 4,20 = Setuju/baik
Metode Analisis. Pengolahan dan analisis 4,21 – 5,00 = Sangat setuju/ Sangat baik
data dilakukan dengan Structural Equation
Modelling (SEM) dengan program bantuan Tabel 1 menunjukan skore indikator
AMOS 6,0 untuk menguji pengaruh kompleksitas 2,95, skore indikator
ketidakpastian lingkungan dan karakteristik kedinamisan 2,74 dan skore indikator
kewirausahaan terhadap kompetensi usaha keramahan 3,87. Artinya indikator
dan Usaha Mikro dan Kecil terhadap kompleksitas dan Kedinamisan memiliki
kesejahteraan Keluarga di Kota Balikpapan proporsi ( pengaruh ) yang cukup baik
Propinsi Kalimantan Timur. Berkaitan dengan sedangkan keramahan memiliki proporsi
hal tersebut di atas , maka langkah langkah (pengaruh) yang baik. Secara rata rata skore
pembuatan Structural Equation Modelling variabel ketidakpastian lingkungan sebesar
(SEM) 3,19 Gambaran tersebut menunjukan bahwa
rata rata dari indikator ketidakpastian
HASIL DAN PEMBAHASAN lingkungan usaha mikro kecil memiliki
Mengingat pertanyaan dari setiap indikator proporsi (pengaruh) cukup baik.
71
Inovasi dan Kewirausahaan, Vol. 1, No. 1 Januari 2011
Tabel 2 menunjukan skore indikator rata dari indikator kompetensi usaha terhadap
keinginan mengatasi perubahan (adapted to kinerja usaha mikro kecil memiliki proporsi
change) 3,55 , mengatasi kegagalan (Abilyti (pengaruh) baik.
to risk failure) 3,79, dan mempunyai Tabel 4 menunjukan bahwa total rata
pengetahuan hal hal baru (Ability to search rata skore variabel kinerja usaha mikro kecil
and having knowladge) 4,35 adalah memiliki sebesar 3,66 dengan skore masing masing
proporsi (pengaruh) baik. Sedangkan indikator yang ditetapkan sebagai variabel
keinginan berkembang (Desire of growth,) kinerja usaha sebagai berikut: perspektif
4,25, keinginan untuk unggul (Take advantage keuangan skore 3,50, perspektif pelanggan
of the oportunity) 4,02, memiliki proporsi sebesar 3,89, perspektif proses usaha internal
(pengaruh) sangat baik , Total rata rata skore sebesar 3,50 dan perspektif pertumbuhan dan
variabel karakteristik kewirausahaan sebesar pembelajaran sebesar 3,74 dari keempat
3,99, Gambaran karakteristik kewirausahaan indikator tersebut memiliki proporsi
tersebut menunjukan bahwa rata rata dari (pengaruh) baik,
indikator karakteristik kewirausahaan dari
usaha mikro kecil memiliki proporsi Hasil Evaluasi Atas Asumsi Sem. Uji
(pengaruh) baik. Validitas Konstruk Pengukuran indikator
Tabel 3 menunjukan bahwa total rata variabel latent atau Construct Validity)
rata skore variabel indikator kompetensi Menurut Hair, et al,.(1998:583), validitas
usaha sebesar 3,78 dengan masing masing adalah “.... validity is the ability of a
indikator dari variabel kompetensi usaha yaitu: construct,s indicator to measures the concept
memiliki pengetahuan usaha (knowladge) under study accurately”.
sebesar 3,80, memiliki keahlian/ ketrampilan Faktor Ketidakpastian Lingkungan (X1)
(skill) 3,62 dan Memiliki kemampuan dapat diukur dengan variabel indikator (tabel
memenuhi kebutuhan (ability) sebesar 3,92 5): Kompleksitas Lingkungan (X1.1)
memiliki proporsi (pengaruh) baik. Gambaran Kedinamisan Lingkungan (X1.2) , Keramahan
kompetensi usaha menunjukan bahwa rata Lingkungan (X1.3). Dari pengukuran (Critical
72
Darya
ratio). Variabel indikator diperoleh dari hasil : dengan variabel indikator (tabel 7):
X1.1 = 2,181 ; X1.2 = 2,802; dan X1.3 = Mempunyai Pengetahuan Usaha (Y1,1):
2,264. Critical ratio (CR) masing masing Mempunyai Ketrampilan Usaha (Y1.2);
variabel indikator tersebut lebih kecil dari 2,58 Mempunyaui Kemampuan Usaha (Y1.3). Dari
yaitu nilai pada tingkat signifikansi 0,01 pengukuran (Critical ratio). Variabel indikator
(Ferdinand 2002 :174) maka hal ini diperoleh dari hasil : Y1.1 = 5,207; Y1.2 =
dinyatakan sebagai tidak signifikan. 4,623 dan Y1.3 = 5,049 Critical Ratio (CR)
Faktor Karakteristik Kewirausahaan (X2) masing masing variabel indikator tersebut
dapat diukur dengan variabel indikator (tabel lebih besar dari 2,58 yaitu nilai pada tingkat
6): Mampu Mengatasi Perubahan (X2.1); signifikansi 0,01 (Ferdinand 2002 :174) maka
Mampu Mengatasi Kegagalan (X2.2) hal ini dinyatakan sebagai signifikansi.
Keinginan untuk Berkembang (X2.3); Kinerja Usaha Mikro Kecil (Y2) dapat
Keinginan utk Unggul (X2.4); Memiliki diukur dengan variabel indikator (tabel 8):
Pengtahuan Hal Baru (X2.5). Dari pengukuran Perspektif Keuangan (Y2,1): Perpektif
(Critical ratio). Variabel indikator diperoleh dari Pelanggan (Y2.2); Perspektif Usaha Internal
hasil : X2.1 = 6,808 ; X2.2 = 10,582; X2.3 = (Y2.3) dan Perspektif Pertumbuhan dan
11,402; X2.4 = 11,817 dan X2.5 = 12,142. Pembelajaran (Y2.4). Dari pengukuran
Critical Ratio (CR) masing masing variabel (Critical ratio). Variabel indikator diperoleh dari
indikator tersebut lebih besar dari 2,58 hasil : Y2.1 = 5,878; Y2.2 = 5,760; Y2.3 =
(Ferdinand 2002 :174) maka hal ini 5,930 dan Y2.4 = 5,671. Critical Ratio (CR)
dinyatakan sebagai signifikansi. Dari masing masing variabel indikator tersebut
perhitungan tersebut dapat disimpulkan lebih besar dari 2,58 yaitu nilai pada tingkat
bahwa seluruh alat ukur valid (Construct signifikansi 0,01 (Ferdinand 2002 :174) maka
Validity, alat ukur terpenuhi). hal ini dinyatakan sebagai signifikansi.
Kompetensi Usaha (Y1) dapat diukur
73
Inovasi dan Kewirausahaan, Vol. 1, No. 1 Januari 2011
Uji Reabilitas. Kreteria untuk menentukan normality karena nilai cr = 20,391 > 2,58
tingkat reliabilitas sebuah konstruk (construct Outliers. Evaluasi terhadap munculnya
reliability) dalam SEM dapat dihitung dengan outliers dapat dilakukan dengan menentukan
rumus sebagai berikut: ambang batas yang dikatagorikan sebagai
outliers dengan cara mengkonversi nilai data
Construct (∑Standar Loding)² penelitian ke dalam standar skor atau Z-score.
=
Reliability (∑ Standar Loding ) ² +( ∑εj ) Untuk sampel besar (>80 observasi).
Pedoman evaluasi adalah nilai ambang batas
Perhitungan tersebut menunjukan bahwa
> 3. Bila mempunyai nilai > 3 , observasi
seluruh hasil ukur lebih besar dari 0,70. Maka
observasi dikategorikan sebagai outliers.
dapat disimpulkan bahwa seluruh alat ukur
Model modifikasi (gambar 2) dengan
telah memenuhi persyaratan reliabilitas
memodifikasi model awal dengan menambah
instrumen (construct reliability).
atau mengubah model awal atau mengubah
Uji Normalitas. Structur Equation
model hubungan dengan tetap
Modeling (SEM) , terutama bila diestimasi
mempertahankan variabel semula serta tetap
dengan menggunakan Maximum Likehood
didukung oleh teori yang sesuai. (Hair
Estimation , mempersyaratkan dipenuhinya
et.al,1998).
asumsi normalitas. Normalitas distribusi data
Selanjutnya model tersebut diuji dengan
yang digunakan dalam analisis diuji dengan
goodness of fit index. Sebagaimana terlihat
AMOS 6,00 hasilnya disajikan dan dapat
pada tabel 9.
diamati bahwa tidak terdapat multivariat
,30
-,02
1,00
,81
e1.3 X1.3 ,25
1,00
1,00
,85 -,35Ketidakpastian
,19Lingkungan (X1) ,21
e1.2 X1.2
1,00
,91
e1.1 X1.1
1,00
,66 -,18
-,11 d1.1 Y1.1 ,13
,22 1,00
1,00
,64 1z1 ,60 1,00
Y1.2 ,13
,06
,12 d1.2 1,00 Y2.4 d2.4
,28 Kompetensi ,23
-,16,05 ,39 1,00,59 ,15
Usaha (Y1)
,68 z21
d1.3 Y1.3 Kinerja Usaha ,27,48 1,00
Mikro Kecil (Y2) d2.3
,29
Y2.3
1,00
,89 2,10 -,34 ,00
-,15 e2.1 -,15 ,401,00
,20
,19 ,05 X2.1
,30 Y2.2 d2.2
,621,00
e2.2 X2.2 ,59
1,00
-,22 1,00 ,601,00
,56,49 Karakteristik
Y2.1 d2.1
-,30 e2.3 X2.3,48 Kewirausahaan (X2)
-,20 ,53,46
1,00 MEASURES OF FIT
e2.4 X2.4 RMSEA=,055
1,00
,68 GFI=,954
e2.5 X2.5 AGFI=,913
CFI=,939
TLI=,900
Khi kuadrat=141,744
-,31 Khi Kuadrat/DF=2,215
p_value=,000
-,07
,12
Tabel 9. Evaluasi Kreteria Kesesuaian Model (Goodness of Fit Index) Untuk model modifikasi
Cut of Value Nilai Hasil Kreteria
No. Goodness of Fit Index
/Nilai Kritis Pengujian Penerimaan
1 Che-square (χ²) Sekecil mungkin 141,744 Tidak Signifikan
2 CMIND/DF 1.0 – 2.0 2,215 Baik ( fit )
3 Goodness of Fit Index (GFI) > 0,90 0,954 Baik ( fit )
4 Adjustid Goodness of Fit Index (AGFI) ≥ 0,90 0,913 Baik ( fit )
5 Tucker Lewis Index (TLI) > 0,90 0,900 Baik ( fit )
6 Comparative Fit Index (CFI) > 0,90 0.939 Baik ( fit )
7 Root Mean Square Error approximatin < 0,08 0,055 Baik ( fit )
(RMSEA)
Diolah : Dari uji model dengan SEM
74
Darya
75
Inovasi dan Kewirausahaan, Vol. 1, No. 1 Januari 2011
76
Darya
77
Inovasi dan Kewirausahaan, Vol. 1, No. 1 Januari 2011
Kinerja berdasarkan model Pembelajaran tingkat keberhasilan usaha (studi kasus pada
Organisasi (Studi pada Usaha Kecil Etnis sentra usaha kecil pengasapan ikan di Krobokan
Tionghwa dalam Industri Roti/Kue di Kota Semarang.
Malang. Syafruddin, Muchamad ( 2008 ), Pengaruh struktur
Solichin, Endang, (2005). Kajian Karakteristik Perusahaan pada Kinerja faktor faktor
Entrepreneurship dan iklim usaha serta ketidakpastian lingkungan pemoderasi.
kontribusi terhadap kemajuan usaha (studi pada Zimmerer, Thomas W, Norman M.Scarboruugh,
agroindustri pangan pada skala usaha kecil di (2004), Pengantar Kewirausahaan dan
Kediri. Manajemen Bisnis Kecil, Edisi Bahasa Indonesia,
Sutarno, Widayanto & Andi Wijayanto, (2005), PT Indeks, Jakarta
Pengaruh karakteristik Wirausahaan terhadap
78