Anda di halaman 1dari 14

Jurnal Inovasi dan Kewirausahaan

Volume 1 No. 1 Januari 2012 Halaman 65-78

PENGARUH KETIDAKPASTIAN LINGKUNGAN DAN


KARAKTERISTIK KEWIRAUSAHAAN TERHADAP KOMPETENSI
USAHA DAN KINERJA USAHA MIKRO KECIL DI KOTA
BALIKPAPAN
I Gusti Putu Darya

STIE Madani, Balikapapan

Email: putu_darya@yahoo.co.id

ABSTRACT

This research is intended to examine the influence of environmental uncertainty and


entrepreneurship’s characteristics on business competencies and Small Micro businesses’
performance in Municipality of Balikpapan. Data analysis is conducted by using path analysis
with AMOS program software. The result of the research illustrated the following:
environmental uncertainty negatively and not significantly affected to the business
competencies, entrepreneurship’s characteristics significantly and essentially affected to the
business competencies of small micro businesses and not significantly and essentially affected to
the performance of small micro businesses, business competencies not significantly affected to
the performance of small micro businesses. This research suggest that the Micro and Small
Business must have clear management to allow the more efficient and effective business activity
implementation. In order to improve the management ability, namely to add knowledge with
both formal and non formal education and training.

Keywords: environmental uncertainty, entrepreneurship’s characteristics, business


competencies, performance of small micro businesses

PENDAHULUAN berpengaruh terhadap perkembangan dan


Era global yang ditandai dengan era pertumbuhan suatu masyarakat maupun
perdagangan bebas tidak bisa dihindari oleh bangsa bangsa di dunia.
bangsa manapun di muka bumi ini termasuk Keberadaan usaha mikro dan kecil (UMK)
Indonesia. Globalisasi yang memiliki yang merupakan bagian terbesar dalam
karakteristik perubahan yang tidak menentu, perekonomian nasional, merupakan indikator
memerlukan fleksibilitas dan paradigma baru tingkat partisipasi masyarakat dalam berbagai
bagi organisasi serta merupakan faktor sektor kegiatan ekonomi. Usaha mikro kecil
penentu bagi kelangsungan organisasi selama ini terbukti dapat diandalkan sebagai
(Thoyib; 2007). Tekhnologi informasi katup pengaman di masa krisis, melalui
berkembang sangat pesat, dan perubahan mekanisme penciptaan kesempatan kerja dan
terjadi dalam semua aspek kehidupan dan nilai tambah. Peran dan fungsi strategis ini,
tidak mengenal waktu, tempat. Organisasi sesungguhnya dapat ditingkatkan dengan
sekecil apapun termasuk organisasi profit memerankan usaha mikro kecil sebagai salah
maupun non profit terpengaruh karena satu pelaku usaha komplementer bagi
adanya perkembangan dan perubahan pengembangan perekonomian nasional,
tersebut. Semua perubahan yang terjadi Keberhasilan dalam meningkatkan

65
Inovasi dan Kewirausahaan, Vol. 1, No. 1 Januari 2011

kemampuan usaha mikro kecil berarti misi, struktur, kultur, maupun system bisnis.
memperkokoh usaha perekonomian Manusia tetap eksis karena adaptasi.
masyarakat. Faktor lingkungan berperan Menurut Emery & Trist, ada empat jenis
penting bagi perusahaan terutama dalam lingkungan bisnis yang bermula dari entitas
pemilihan arah dan formulasi strategi relatif tertutup ke entitas yang relatif terbuka.
perusahaan. Adanya perubahan dalam Keempat entitas usaha itu adalah : Placid
lingkungan baik internal ataupun eksternal randomized Environment, Placid cluster
menuntut kapabilitas perusahaan untuk dapat Environment, Disturbedreactive Environment,
beradaptasi dengan perubahan tersebut agar dan Turbulent Environment. Berikut ini
kelangsungan hidup (survival) perusahaan diuraikan karakteristik dari tiap entitas bisnis
tetap bertahan. Sementara itu perencanaan tersebut. Keempat level entitas bisnis juga
merupakan suatu alat untuk melakukan menggambarkan perkembangan sisi
adaptasi dan juga merupakan faktor penentu kompleksitas transaksi bisnis dan interaksi
bagi kinerja perusahaan sehingga diharapkan internal maupun eksternal pelaku bisnis
menciptakan keunggulan bersaing. dengan lingkungan usaha.
Berdasarkan uraian latar belakang yang Secara umum, lingkungan suatu
telah dikemukakan, maka tujuan penelitian ini perusahaan terdiri dari kelompok-kelompok
adalah untuk membuktikan dan menganalisis yang saling terkait satu dengan lainnya yang
pengaruh: (1) Ketidakpastian lingkungan memainkan peranan penting dalam
terhadap kompetensi usaha dan kinerja menentukan peluang, tantangan dan
usaha pada usaha mikro kecil di Kota penghalang yang dihadapi perusahaan.
Balikpapan; (2) Karakteristik kewirausahaan Lingkungan eksternal suatu perusahaan
terhadap kompetensi usaha dan kinerja memberikan banyak tantangan yang dihadapi
usaha pada usaha mikro kecil di Kota oleh sebuah perusahaan dalam upaya untuk
Balikpapan. menarik atau memperoleh sumber daya yang
(3) Kompetensi usaha terhadap kinerja diperlukan dan untuk memasarkan barang
usaha pada usaha mikro kecil di Kota dan jasanya secara menguntungkan (Pearce
Balikpapan. and Robinson 1997; Hunger and Wheleen,
2003).
KAJIAN TEORI Setiap kegiatan bisnis tidak mungkin steril
Chenhall dan Morris (1986) menekankan dari pengaruh lingkungan tempat berada.
bahwa dalam kondisi yang tidak pasti, Ada beberapa lingkungan yang
dibutuhkan informasi yang agregatnya luas, mempengaruhi suatu bisnis, yang dijalankan
tepat waktu. Hal ini sangat logis karena oleh pelaku bisnis. Pada dasarnya lingkungan
manajer terdesentralisasi, yang dibentuk dibedakan atas dua lapis yaitu Lingkungan
untuk menyesuaikan dengan ketidakpastian internal dan lingkungan eksternal. Lingkungan
lingkungan membutuhkan informasi yang Internal mungkin dapat dikendalikan secara
bermanfaat untuk mengarahkan dan organisatoris oleh pelaku usaha sehingga
memecahkan masalah, seperti penetapan dapat diarahkan sesuai dengan keinginan
harga, pemasaran, kontrol persediaan, dan perusahaan. Sedangkan lapis kedua adalah
negosiasi dengan serikat pekerja. lingkungan eksternal yaitu lingkungan bisnis
Perubahan Lingkungan Bisnis. yang ada di luar kegiatan bisnis yang tidak
Perubahan lingkungan bisnis mau tak mau mungkin dapat dikendalikan begitu saja oleh
mengondisikan pelaku bisnis untuk memiliki pelaku bisnis sesuai dengan keinginan
daya adaptasi agar tetap survive. Merujuk ke perusahaan. Malah pelaku bisnislah yang
teori evolusi Darwin (The Survival of the harus mengikuti kemauan lingkungan agar
Fittest), pelaku bisnis harus siap beradaptasi bisnis bisa selamat dari pengaruh lingkungan
di lingkungan baru yang sangat kompetitif dan tersebut (Saydam,2006).
siap mengadakan perubahan baik dalam visi,

66
Darya

Sementara, Chenhall dan Morris (1986) fungsi produksinya belum diketahui


menekankan hahwa dalam kondisi seperti itu sepenuhnya; (f) Israel Kirzner (1979):
dibutuhkan informasi yang agregatnya luas, Wirausahawan mengenali dan bertindak
tepat waktu, dan agregat. Hal ini sangat logis terhadap peluang pasar (Entrepreneurship
karena manajer terdesentralisasi, yang Center at Miami University of Ohio). Meng &
dibentuk untuk menyesuaikan dengan Liang, (1996), merangkum pandangan
ketidakpastian lingkungan membutuhkan beberapa ahli, dan mendefenisikan wirausaha
informasi yang bermanfaat untuk sebagai: (a) Seorang inovator; (b) Seorang
mengarahkan dan memecahkan masalah, pengambil risiko (a risk-taker); (c) Orang yang
seperti penetapan harga, pemasaran, kontrol mempunyai misi dan visi; (d) Hasil dari
persediaan, dan negosiasi dengan serikat pengalaman; (e) Orang yang memiliki
pekerja. kebutuhan berprestasi tinggi; (f) Orang yang
Karateristik Kewirausahaan. Dalam memiliki locus of control internal.
lampiran Keputusan Menteri Koperasi dan Pengertian Kompetensi. Definisi
Pembinaan Pengusahan Kecil Nomor kompetensi yang dipahami selama ini adalah
961/KEP/M/XI/1995, dicantumkan bahwa: (a) mencakup penguasaan terhadap 3 jenis
Wirausaha adalah orang yang mempunyai kemampuan, yaitu: pengetahuan (knowledge,
semangat, sikap, perilaku dan kemampuan science), keterampilan teknis (skill, teknologi)
kewirausahaan; (b) Kewirausahaan adalah dan sikap perilaku (attitude). Kompetensi
semangat, sikap, perilaku dan kemampuan dilihat dari tiga aspek kecerdasan manusia
seseorang dalam menangani usaha atau yang harus dikembangkan secara utuh dan
kegiatan yang mengarah pada upaya seimbang, yaitu: kecerdasan
mencari, menciptakan serta menerapkan cara intelek/kecerdasan rasional (Intellectual
kerja, teknologi dan produk baru dengan Quotient/IQ), kecerdasan emosional
meningkatkan efisiensi dalam rangka (Emotional Quotient/EQ) dan kecerdasan
memberikan pelayanan yang lebih baik dan spiritual (Spiritual Quotient/SQ) dengan SQ
atau memperoleh keuntungan yang lebih yang menjadi pondasinya.
besar. Dimensi Kompetensi meliputi: (a) Task
Beberapa definisi tentang kewirausahaan skills, mampu melakukan tugas per tugas; (b)
tersebut diantaranya adalah sebagai berikut: Task management skills, mampu mengelola
(a) Jean Baptista Say (1816): Seorang beberapa tugas yang berbeda dalam
wirausahawan adalah agen yang pekerjaan; (c) Contingency management
menyatukan berbagai alat-alat produksi dan skills, tanggap terhadap adanya kelainan dan
menemukan nilai dari produksinya; (b) Frank kerusakan pada rutinitas kerja; (d)
Knight (1921): Wirausahawan mencoba untuk Environment skills/job role, mampu
memprediksi dan menyikapi perubahan pasar; menghadapi tanggung jawab dan harapan
(c) Joseph Schumpeter (1934): dari lingkungan kerja/ Beradaptasi dengan
Wirausahawan adalah seorang inovator yang lingkungan; (e) Transfer skills, dilandasi SQ
mengimplementasikan perubahan-perubahan dan EQ yang kuat berarti kemampuan untuk
di dalam pasar melalui kombinasi-kombinasi membangun komunikasi yang santun, sikap
baru; (d) Penrose (1963): Kegiatan melayani yang tulus, dan kesadaran untuk
kewirausahaan mencakup indentifikasi bekerja dalam satu tim yang dilandasi oleh
peluang-peluang di dalam sistem ekonomi; (e) kejujuran dan kepentingan bersama.
Harvey Leibenstein (1968, 1979): Kinerja Usaha. Campbell, et. al (dalam
Kewirausahaan mencakup kegiatan-kegiatann Cascio, 1998) menyatakan bahwa kinerja
yang dibutuhkan untuk menciptakan atau sebagai sesuatu yang tampak, dimana
melaksanakan perusahaan pada saat semua individu relevan dengan tujuan organisasi.
pasar belum terbentuk atau belum Beberapa difinisi tentang kinerja adalah
teridentifikasi dengan jelas, atau komponen sebagai berikut: (a) Kane & Kane (1993),

67
Inovasi dan Kewirausahaan, Vol. 1, No. 1 Januari 2011

Bernardin & Russell (1998), Cascio (1998), orang perorangan atau badan usaha yang
kinerja adalah catatan mengenai akibat-akibat bukan merupakan anak perusahaan atau
yang dihasilkan pada sebuah fungsi pekerjaan bukan cabang perusahaan yang dimiliki,
atau aktifitas selama periode tertentu yang dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung
berhubungan dengan tujuan organisasi; (b) maupun tidak langsung dari usaha menengah
Miner (1992), kinerja merupakan suatu yang atau usaha besar yang memenuhi kriteria
lazim digunakan untuk memantau Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam
produktifitas kerja sumber daya manusia baik Undang-Undang.
yang berorientasi produksi barang, jasa Menurut Badan Pusat Statistik (BPS),
maupun pelayanan; (c) Mc Cloy et. al, pemahaman usaha kecil perlu ditegaskan
Schultz, Cherington, Motowidlo & Van Scotter mengingat beberapa sumber memberikan
(1994), mengatakan bahwa kinerja juga bisa kriteria tentang usaha kecil secara berbeda-
berarti perilaku- perilaku atau tindakan- beda, seperti Biro Pusat Statistik (BPS)
tindakan yang relevan terhadap tercapainya menggunakan pedoman jumlah tenaga kerja
tujuan organisasi (goal-relevant action); (d) dalam mendefinsikan usaha kecil, yaitu usaha
Menurut Welbourne et. al, (1998) dalam kecil merupakan suatu usaha yang
Rotundo & Sackett (2002), kinerja tugas menggunakan antara 5 sampai 19 orang.
merupakan peran pekerjaan yang Kemudian Kadin menegaskan bahwa usaha
digambarkan dalam bentuk kualitas dan kecil merupakan usaha yang menggunakan
kuantitas hasil dari pekerjaan tersebut. (e) tidak lebih dari 300 orang, yang bergerak baik
Ratundo & Sackett (2002), mendefinisikan di bidang perdagangan, jasa, pertanian, dan
bahwa kinerja merupakan semua tindakan jasa lainnya maupun bidang industri,
atau perilaku yang dikontrol oleh individu dan pertambangan dan konstruksi.
memberikan kontribusi bagi pencapaian Menurut Bank Indonesia memberikan
tujuan-tujuan dari organisasi. Ada 3 (tiga) kriteria usaha disebut usaha kecil dengan
komponen besar dari kinerja, yaitu: (a) kinerja menekankan pada aset yang meliki sesuai
tugas (task performance); (b) kinerja bidang usaha, dimana usaha kecil dalam
keanggotaan (citizenship performance); dan bidang perdagangan dan jasa jika asetnya
(c) kinerja kontra produktif (counter productive kurang dari Rp.40 juta; bidang industri dan
performance). bangunan jika asetnya kurang dari Rp.100
Lane K.Anderson & Donald K.Clany juta.
(1991), mendifinisikan pengukuran kinerja Departemen Perindustrian memberikan
sebagai: “feedback from the accountant to batasan usaha kecil dengan dasar besarnya
managemant that provides imformation about investasi, dimana suatu usaha dikategorikan
how well the action reprecent the plans: it also sebagai usaha kecil jika investasinya kurang
identifies where manager may need to make dari Rp.79 juta. Namun sejalan dengan
correction or adjustment in future planning perkembangannya, sekitar tahun 1990,
ang controlling activities.” Sementara itu ditetapkan bahwa suatu usaha dapat
Anthony, Banker, Kaplan dan Young (1997) dikategorikan sebagai usaha kecil dengan
mendifinisikan pengukuran kinerja adalah ”the besarnya aset Rp. 600 juta dan ditambah
activity of measuring the performance of an dengan ketentuan bahwa pemiliknya adalah
activity or the entire value chain.” warga negara Indonesia.
Usaha Mikro Kecil. Usaha Mikro adalah Penelitian ini juga didukung oleh penelitian
usaha produktif milik orang perorangan terdahulu yang terpenting sebagai berikut:
dan/atau badan usaha perorangan yang Yurniwati, (2003). Meneliti tentang Pengaruh
memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana lingkungan bisnis eksternal dan perencanaan
diatur dalam Undang-Undang-ini. Sedangkan strategik terhadap kinerja perusahaan.
Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif Wisarja (2000) meneliti tentang Lingkungan
yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh Industri Kerajinan Ukiran Kayu di Kabupaten

68
Darya

Gianyar, Propinsi Bali. Sandjojo;(2004) (Pengusaha) Kecil Menengah Yang Tangguh.


Pengaruh Lingkungan Usaha, Sifat Tambunan; (2002) dalam penelitian tentang
Wirausaha, dan Motivasi Usaha terhadap Peranan Industri Kecil bagi perekonomian
Pertumbuhan Usaha Kecil di Jawa Timur. Indonesia dan Prospeknya Lingkungan
Lingkungan Usaha kurang kondusif dalam internal pada industri kecil harus kondusif, (
membangun motivasi usaha kecil di Jawa kualitas SDM, penguasaan teknologi, dan
Timur, Mintarti Rahayu; (2005), Hubungan informasi, Struktur Organisasi, Sistem
antara lingkungan, Kewirausahaan, Manajemen, Budaya bisnis, Kekuatan,
Organisasi dan Kinerja berdasarkan model Jaringan bisnis dengan pihak luar dan
Pembelajaran Organisasi (Studi pada Usaha entrepreneurship.
Kecil Etnis Tionghwa dalam Industri Roti / Kue Model Konseptual. Berdasarkan hasil
di Kota Malang. Ruzita Jusoh, (2008) kajian secara teoritis maupun empiris, maka
penelitian yang berjudul persepsi kerangka konseptual tentang pengaruh
ketidakpastian lingkungan, kinerja, dan peran lingkungan dan karakteristik kewirausahaan
memediasi dari tindakan diukur dengan berpengaruh terhadap kompetensi usaha dan
menggunakan Balance Scorecard. kinerja usaha kecil secara skematis dapat
BC. Gosh, Tan Wee Liang, Tan Teck dilihat pada gambar 1.
Meng, Ben Chan (2001). Meneliti tentang ;
The Key Success Factors, Distinctive Hipotesis Penelitian
Capabilities, and Strategic Thrust of Top H1 : Ketidakpastian lingkungan berpengaruh
SMEs in Singapore. Muhammad Buswari signifikan terhadap kompetensi usaha
(2003) ,meneliti tentang Nilai Pribadi pada usaha mikro kecil di Kota
Pengusaha Strategi Bisnis terhadap kinerja Balikpapan
Perusahaan pada Industri Keramik di Kota H2 : Ketidakpastian lingkungan berpengaruh
Malang. Endang Solichin (2005), meneliti signifikan terhadap kinerja usaha mikro
tentang Kajian kartakteristik entrepreneurship kecil di Kota Balikpapan
dan iklim usaha serta kontribusinya terhadap H3 : Karakteristik kewirausahaan berpengaruh
kemajuan usaha: Sigit Sarjono; secara signifikan terhadap kompetensi
(2004).meneliti tentang Profil Usaha dan usaha pada usaha mikro kecil di Kota
Karakteristik kewirausahaan serta Balikpapan.
pengaruhnya terhadap keberhasilan usaha H4 : Karakteristik kewirausahaan berpengaruh
industry kecil manufaktur di Jawa Timur. Sony secara signifikan terhadap kinerja usaha
Heru Priyanto (2004), meneliti tentang mikro kecil di Kota Balikpapan
Pengaruh Lingkungan Eksternal, H5: Kompetensi usaha berpengaruh
Kewirausahaan dan Kapasitas manajemen signifikan terhadap kinerja usaha mikro
terhadap kinerja usahatani, Tjahja Muhandri, kecil di Kota Balikpapan
(2006), Strategi Penciptaan Wirausaha

Ketidakpastian
Lingkungan

(X1) Kinerja Usaha


Kompetensi
Mikro Kecil
Usaha

Karakteristik (Y2)
(Y1)
Kewirausahaan

(X2)
Gambar 1. Model Konseptual

69
Inovasi dan Kewirausahaan, Vol. 1, No. 1 Januari 2011

METODE PENELITIAN kemampuan yang memadai untuk


memenuhi kebutuhan usaha yang
Lokasi Penelitian. Penelitian ini dilakukan dikerjakan, seperti kinerja yang efektif dari
terhadap pengusaha mikro dan kecil yang suatu pekerjaan.
ada di Propinsi Kalimantan Timur dengan 4. Kinerja usaha mikro dan kecil adalah hasil
mengambil lokasi penelitian di Kota yang dicapai oleh pengusaha kecil dari
Balikpapan dengan dasar pertimbangan menjalankan usahanya yang diukur
Balikpapan sebagai kota dagang dan jasa dengan dari aspek keuangan, pelanggan,
dinilai cukup potensial dalam perkembangan usaha internal dan pembelajaran dan
dan pembinaan usaha mikro dan kecil, serta pertumbuhan.
sektor usaha ini merupakan salah satu sektor Definisi Operasional. Pada dasarnya data
andalan bagi pemerintah daerah guna yang diperlukan dalam penelitian ini dapat
menunjang peningkatan kesejahteraan dikelompokkan menjadi 5 (lima) variabel yaitu:
masyarakat Kota Balikpapan. 1. Variabel pertama (X1.) Ketidakpastian
Populasi dan Sampel. Populasi dalam lingkungan diukur dengan dimensi
penelitian ini adalah seluruh pengusaha mikro kompleksitas (complexity)(X11) , dinamis
dan kecil di Kota Balikpapan Propinsi (dinamism)(X12), dan keramahan
Kalimantan Timur yang tercatat di Dinas (munificence)(X13) yang dipersepsikan
Perdagangan, Perindustrian dan Koperasi para pengusaha kecil dan mikro
tahun 2010 di Kota Balikpapan , sedangkan 2. Variabel kedua (X2) Karakteristik
sampel yang diambil dapat dikatakan kewirausahaan terdiri dari ; mengatasi
representatif maka dalam penelitian ini perubahan / Adapted to change(X21),
ditentukan jumlah sampel yang dihitung mampu mengatasi kegagalan / Abilyti to
dengan menggunakan rumus Slovin dalam risk failure (X22), keinginan untuk
Umar (2004, 108) berkembang / desire of growth (X23),
Definisi Konsep keinginan untuk unggul /take advantage of
1. Ketidakpastian lingkungan mengacu pada the oportunity(X24), memiliki pengetahuan
gabungan antara tingkat kompleksitas baru /ability tosearch and having
(complexity), dengan tingkat perubahan knowladge (X25)
lingkungan dalam lingkungan eksternal 3. Variabel ketiga (Y1) Kompetensi usaha
organisasi (dinamism), dan keramahan mengacu pada: (knowledge) memiliki
(munificence) (Hunger and Wheelen,2003). pengetahuan yang memadai (Y11), (skill)
2. Karakteristik Kewirausahaan mengacu memiliki keahlian/ketrampilan (Y12), dan
pada Kelima factor tersebut adalah : (1) (ability) memiliki kemampuan yang
Kemampuan mengatasi perubahan ( memadai untuk memenuhi kebutuhan
Adapted to change), (2) Kemampuan (Y13).
mengatasi kegagalan ( Ability ti risk Penelitian Lapangan. Untuk memperoleh
Failure), (3) Keinginan untuk berkembang ( data primer dilakukan penelitian lapangan
Desire of Growth), (4) Keinginan lebih (field research) dengan tekhnik pengumpulan
unggul ( Take Advantage of the Oportunity) data sebagai berikut : (a). Kuesioner, (b).
, (5) Mempunyai pengetahuan dan mencari Observasi, (c) Wawancara dan penelitian
hal hal baru ( Ability to Search and Having kepustakaan
Knowladge) Prosedur Penelitian. Sebelum suatu
3. Kompetensi usaha mengacu pada: kuisener digunakan secara luas terlebih
(knowledge) merupakan pengetahuan yang dahulu harus dilakukan uji coba untuk
memadai yang dimiliki oleh pengusaha mengukur reliabilitas dan validitas dari alat
mikro kecil, (skill) memiliki keahlian ukur tersebut. Reliabilitas berkaitan dengan
ketrampilan pada bidang usaha yang konsistensi , akurasi dan prediktabilitas suatu
dikembangkan, dan (ability) memiliki alat ukur , sedangkan validitas berkaitan

70
Darya

dengan apakah kita mengukur apa yang lebih dari satu dan setiap indikator dengan
seharusnya diukur. jumlah pertanyaan tidak sama maka
Uji Validitas (Test of Validity). Untuk kecendrungan dan variasi jawaban responden
mengetahui sejauh mana data yang terkumpul terhadap variabel variabel penelitian dapat
tidak menyimpang dari gambaran variabel ditentukan berdasarkan distribusi frekwensi ,
yang ditentukan atau dengan kata lain melalui dimana terlebih dahulu dapat ditentukan nilai
uji validitas ini akan diketahui apakah item- interval untuk menentukan katagori jawaban
item yang terdapat dalam kuesioner betul- dengan formulasi sebagai berikut:
betul dapat mengungkapkan apa yang akan
diteliti. Nilai tertinggi – Nilai terendah
Interval =
Uji Reliabilitas (Test of Reliability). Uji Jumlah kelas
Reliabilitas dimaksudkan untuk mengetahui
adanya konsistensi alat ukur dalam Dengan demikian distribusi frekrensi dapat
penggunaannya, atau dengan kata lain alat dikelompokan (dikatagorikan) sebagai berikut:
ukur tersebut dapat dikatakan reliabel jika 1,00 - 1,80 = Tidak setuju/Tidak baik
secara konsisten menunjukkan hasil ukuran 1,81 – 2,60 = Kurang setuju/Kurang baik
yang sama apabila digunakan berkali-kali 2,61 – 3,40 = Cukup setuju / cukup baik
pada waktu yang berbeda. 3,41 – 4,20 = Setuju/baik
Metode Analisis. Pengolahan dan analisis 4,21 – 5,00 = Sangat setuju/ Sangat baik
data dilakukan dengan Structural Equation
Modelling (SEM) dengan program bantuan Tabel 1 menunjukan skore indikator
AMOS 6,0 untuk menguji pengaruh kompleksitas 2,95, skore indikator
ketidakpastian lingkungan dan karakteristik kedinamisan 2,74 dan skore indikator
kewirausahaan terhadap kompetensi usaha keramahan 3,87. Artinya indikator
dan Usaha Mikro dan Kecil terhadap kompleksitas dan Kedinamisan memiliki
kesejahteraan Keluarga di Kota Balikpapan proporsi ( pengaruh ) yang cukup baik
Propinsi Kalimantan Timur. Berkaitan dengan sedangkan keramahan memiliki proporsi
hal tersebut di atas , maka langkah langkah (pengaruh) yang baik. Secara rata rata skore
pembuatan Structural Equation Modelling variabel ketidakpastian lingkungan sebesar
(SEM) 3,19 Gambaran tersebut menunjukan bahwa
rata rata dari indikator ketidakpastian
HASIL DAN PEMBAHASAN lingkungan usaha mikro kecil memiliki
Mengingat pertanyaan dari setiap indikator proporsi (pengaruh) cukup baik.

Tabel 1. Faktor Ketidakpastian Lingkungan


Variabel indikator
Keterangan Total
X1.1 X1.2 X1.3
Jumlah Responden 400
Total skor masing masing variabel indicator 1.182 1.095 1.549 1.276
Skor rata rata masing masing variabel indicator 2,95 2,74 3,87 3,19
Sumber: diolah dari seluruh variabel penelitian

Tabel 2. Faktor Karakteristik Kewirausahaan


Variabel indicator
Keterangan Total
X2.1 X2.2 X2.3 X2.4 X2.5
Jumlah Responden 400
Total skor masing masing variabel indikator 1.418 1.517 1.741 1.702 1.609 1.596
Skor rata rata masing masing variabel 3,55 3,79 4,35 4,25 4,02 3,99
indikator
Sumber: diolah dari seluruh variabel penelitian

71
Inovasi dan Kewirausahaan, Vol. 1, No. 1 Januari 2011

Tabel 3 Faktor Kompetensi Usaha


Variabel indicator
Keterangan Total
Y1.1 Y1.2 Y1..3
Jumlah Responden 400
Total skor masing masing variabel indicator 1.519 1.447 1.567 1.512
Skor rata rata masing masing variabel 3,80 3,62 3,92 3,78
indicator
Sumber: diolah dari seluruh variabel penelitian

Tabel 4 Faktor Kinerja Usaha Mikro Kecil


Variabel indicator
Keterangan Total
Y2.1 Y2.2 Y2..3 Y2.4
Jumlah Responden 400
Total skor masing masing variabel indicator 1.401 1.556 1.398 1.494 1.464
Skor rata rata masing masing variabel 3,50 3,89 3,50 3,74 3,66
indikator
Sumber: diolah dari seluruh variabel penelitian

Tabel 5 Ketidakpastian Lingkungan


Critical.Ratio.
Variabel laten Variabel Indikator Regration Weight Keterangan
(CR > 2.58)
X1.1 0,100 2,181 Signifikan
Ketidakpastian_
X1.2 0,149 2,802 Signifikan
Lingkungan (X1)
X1.3 0,088 2,264 Signifikan
Sumber : Hasil Pengolahan data dengan SEM

Tabel 2 menunjukan skore indikator rata dari indikator kompetensi usaha terhadap
keinginan mengatasi perubahan (adapted to kinerja usaha mikro kecil memiliki proporsi
change) 3,55 , mengatasi kegagalan (Abilyti (pengaruh) baik.
to risk failure) 3,79, dan mempunyai Tabel 4 menunjukan bahwa total rata
pengetahuan hal hal baru (Ability to search rata skore variabel kinerja usaha mikro kecil
and having knowladge) 4,35 adalah memiliki sebesar 3,66 dengan skore masing masing
proporsi (pengaruh) baik. Sedangkan indikator yang ditetapkan sebagai variabel
keinginan berkembang (Desire of growth,) kinerja usaha sebagai berikut: perspektif
4,25, keinginan untuk unggul (Take advantage keuangan skore 3,50, perspektif pelanggan
of the oportunity) 4,02, memiliki proporsi sebesar 3,89, perspektif proses usaha internal
(pengaruh) sangat baik , Total rata rata skore sebesar 3,50 dan perspektif pertumbuhan dan
variabel karakteristik kewirausahaan sebesar pembelajaran sebesar 3,74 dari keempat
3,99, Gambaran karakteristik kewirausahaan indikator tersebut memiliki proporsi
tersebut menunjukan bahwa rata rata dari (pengaruh) baik,
indikator karakteristik kewirausahaan dari
usaha mikro kecil memiliki proporsi Hasil Evaluasi Atas Asumsi Sem. Uji
(pengaruh) baik. Validitas Konstruk Pengukuran indikator
Tabel 3 menunjukan bahwa total rata variabel latent atau Construct Validity)
rata skore variabel indikator kompetensi Menurut Hair, et al,.(1998:583), validitas
usaha sebesar 3,78 dengan masing masing adalah “.... validity is the ability of a
indikator dari variabel kompetensi usaha yaitu: construct,s indicator to measures the concept
memiliki pengetahuan usaha (knowladge) under study accurately”.
sebesar 3,80, memiliki keahlian/ ketrampilan Faktor Ketidakpastian Lingkungan (X1)
(skill) 3,62 dan Memiliki kemampuan dapat diukur dengan variabel indikator (tabel
memenuhi kebutuhan (ability) sebesar 3,92 5): Kompleksitas Lingkungan (X1.1)
memiliki proporsi (pengaruh) baik. Gambaran Kedinamisan Lingkungan (X1.2) , Keramahan
kompetensi usaha menunjukan bahwa rata Lingkungan (X1.3). Dari pengukuran (Critical

72
Darya

ratio). Variabel indikator diperoleh dari hasil : dengan variabel indikator (tabel 7):
X1.1 = 2,181 ; X1.2 = 2,802; dan X1.3 = Mempunyai Pengetahuan Usaha (Y1,1):
2,264. Critical ratio (CR) masing masing Mempunyai Ketrampilan Usaha (Y1.2);
variabel indikator tersebut lebih kecil dari 2,58 Mempunyaui Kemampuan Usaha (Y1.3). Dari
yaitu nilai pada tingkat signifikansi 0,01 pengukuran (Critical ratio). Variabel indikator
(Ferdinand 2002 :174) maka hal ini diperoleh dari hasil : Y1.1 = 5,207; Y1.2 =
dinyatakan sebagai tidak signifikan. 4,623 dan Y1.3 = 5,049 Critical Ratio (CR)
Faktor Karakteristik Kewirausahaan (X2) masing masing variabel indikator tersebut
dapat diukur dengan variabel indikator (tabel lebih besar dari 2,58 yaitu nilai pada tingkat
6): Mampu Mengatasi Perubahan (X2.1); signifikansi 0,01 (Ferdinand 2002 :174) maka
Mampu Mengatasi Kegagalan (X2.2) hal ini dinyatakan sebagai signifikansi.
Keinginan untuk Berkembang (X2.3); Kinerja Usaha Mikro Kecil (Y2) dapat
Keinginan utk Unggul (X2.4); Memiliki diukur dengan variabel indikator (tabel 8):
Pengtahuan Hal Baru (X2.5). Dari pengukuran Perspektif Keuangan (Y2,1): Perpektif
(Critical ratio). Variabel indikator diperoleh dari Pelanggan (Y2.2); Perspektif Usaha Internal
hasil : X2.1 = 6,808 ; X2.2 = 10,582; X2.3 = (Y2.3) dan Perspektif Pertumbuhan dan
11,402; X2.4 = 11,817 dan X2.5 = 12,142. Pembelajaran (Y2.4). Dari pengukuran
Critical Ratio (CR) masing masing variabel (Critical ratio). Variabel indikator diperoleh dari
indikator tersebut lebih besar dari 2,58 hasil : Y2.1 = 5,878; Y2.2 = 5,760; Y2.3 =
(Ferdinand 2002 :174) maka hal ini 5,930 dan Y2.4 = 5,671. Critical Ratio (CR)
dinyatakan sebagai signifikansi. Dari masing masing variabel indikator tersebut
perhitungan tersebut dapat disimpulkan lebih besar dari 2,58 yaitu nilai pada tingkat
bahwa seluruh alat ukur valid (Construct signifikansi 0,01 (Ferdinand 2002 :174) maka
Validity, alat ukur terpenuhi). hal ini dinyatakan sebagai signifikansi.
Kompetensi Usaha (Y1) dapat diukur

Tabel 6 Karakteristik Kewirausahaan


Regration Weight Critical.Ratio.
Variabel laten Variabel Indikator Keterangan
(Factor Loading) (CR > 2.58)
X2.1 0,051 6,500 Signifikan
Karakteristik_ X2.2 0,044 11,212 Signifikan
Kewirausahaan X2.3 0,040 10,978 Signifikan
(X2) X2.5 0,041 11,734 Signifikan
X2.4 0,037 12,158 Signifikan
Sumber : Hasil Pengolahan data dengan SEM

Tabel 7 Kompetensi Usaha


Variabel Indikator Regration Weight Critical.Ratio.
Variabel laten Keterangan
(Factor Loading) (CR > 2.58)
Y1.1 0,065 5,037 Signifikan
Kompetensi_
Y1.2 0,042 4,444 Signifikan
Usaha (Y1)
Y1.3 0,038 5,168 Signifikan
Sumber : Hasil Pengolahan data dengan SEM

Tabel 8 Kinerja Usaha Mikro Kecil


Regration Weight Critical.Ratio.
Variabel laten Variabel Indikator Keterangan
(Factor Loading) (CR > 2.58)
Y2.2 0,035 7,209 Signifikan
Kinerja Usaha_ Y2.3 0,034 7,573 Signifikan
Mikro Kecil (Y2) Y2.4 0,028 8,190 Signifikan
Y2.1 0,028 7,421 Signifikan
Sumber : Hasil Pengolahan data dengan SEM

73
Inovasi dan Kewirausahaan, Vol. 1, No. 1 Januari 2011

Uji Reabilitas. Kreteria untuk menentukan normality karena nilai cr = 20,391 > 2,58
tingkat reliabilitas sebuah konstruk (construct Outliers. Evaluasi terhadap munculnya
reliability) dalam SEM dapat dihitung dengan outliers dapat dilakukan dengan menentukan
rumus sebagai berikut: ambang batas yang dikatagorikan sebagai
outliers dengan cara mengkonversi nilai data
Construct (∑Standar Loding)² penelitian ke dalam standar skor atau Z-score.
=
Reliability (∑ Standar Loding ) ² +( ∑εj ) Untuk sampel besar (>80 observasi).
Pedoman evaluasi adalah nilai ambang batas
Perhitungan tersebut menunjukan bahwa
> 3. Bila mempunyai nilai > 3 , observasi
seluruh hasil ukur lebih besar dari 0,70. Maka
observasi dikategorikan sebagai outliers.
dapat disimpulkan bahwa seluruh alat ukur
Model modifikasi (gambar 2) dengan
telah memenuhi persyaratan reliabilitas
memodifikasi model awal dengan menambah
instrumen (construct reliability).
atau mengubah model awal atau mengubah
Uji Normalitas. Structur Equation
model hubungan dengan tetap
Modeling (SEM) , terutama bila diestimasi
mempertahankan variabel semula serta tetap
dengan menggunakan Maximum Likehood
didukung oleh teori yang sesuai. (Hair
Estimation , mempersyaratkan dipenuhinya
et.al,1998).
asumsi normalitas. Normalitas distribusi data
Selanjutnya model tersebut diuji dengan
yang digunakan dalam analisis diuji dengan
goodness of fit index. Sebagaimana terlihat
AMOS 6,00 hasilnya disajikan dan dapat
pada tabel 9.
diamati bahwa tidak terdapat multivariat

,30
-,02
1,00
,81
e1.3 X1.3 ,25
1,00
1,00
,85 -,35Ketidakpastian
,19Lingkungan (X1) ,21
e1.2 X1.2
1,00
,91
e1.1 X1.1
1,00
,66 -,18
-,11 d1.1 Y1.1 ,13
,22 1,00
1,00
,64 1z1 ,60 1,00
Y1.2 ,13
,06
,12 d1.2 1,00 Y2.4 d2.4
,28 Kompetensi ,23
-,16,05 ,39 1,00,59 ,15
Usaha (Y1)
,68 z21
d1.3 Y1.3 Kinerja Usaha ,27,48 1,00
Mikro Kecil (Y2) d2.3
,29
Y2.3
1,00
,89 2,10 -,34 ,00
-,15 e2.1 -,15 ,401,00
,20
,19 ,05 X2.1
,30 Y2.2 d2.2
,621,00
e2.2 X2.2 ,59
1,00
-,22 1,00 ,601,00
,56,49 Karakteristik
Y2.1 d2.1
-,30 e2.3 X2.3,48 Kewirausahaan (X2)
-,20 ,53,46
1,00 MEASURES OF FIT
e2.4 X2.4 RMSEA=,055
1,00
,68 GFI=,954
e2.5 X2.5 AGFI=,913
CFI=,939
TLI=,900
Khi kuadrat=141,744
-,31 Khi Kuadrat/DF=2,215
p_value=,000

-,07

,12

Gambar 2. Hasil Analisis SEM tahap akhir

Tabel 9. Evaluasi Kreteria Kesesuaian Model (Goodness of Fit Index) Untuk model modifikasi
Cut of Value Nilai Hasil Kreteria
No. Goodness of Fit Index
/Nilai Kritis Pengujian Penerimaan
1 Che-square (χ²) Sekecil mungkin 141,744 Tidak Signifikan
2 CMIND/DF 1.0 – 2.0 2,215 Baik ( fit )
3 Goodness of Fit Index (GFI) > 0,90 0,954 Baik ( fit )
4 Adjustid Goodness of Fit Index (AGFI) ≥ 0,90 0,913 Baik ( fit )
5 Tucker Lewis Index (TLI) > 0,90 0,900 Baik ( fit )
6 Comparative Fit Index (CFI) > 0,90 0.939 Baik ( fit )
7 Root Mean Square Error approximatin < 0,08 0,055 Baik ( fit )
(RMSEA)
Diolah : Dari uji model dengan SEM

74
Darya

Berdasarkan tinjauan teori dan hasil Balikpapan. Koefesien jalur regresi


penelitian terdahulu dibangun hipetesis ketidakpastian Lingkungan (X1) terhadap
kemudian diuji dengan alat analisis Structural kinerja usaha mikro kecil (UMK) (Y2) di Kota
Equation Modeling (SEM) dengan piranti Balikpapan adalah sebesar 0,133 dengan
lunak AMOS (Analisys of Moment Structure), (CR = 0,443 dan PV= 0,658).
menunjukan hasil sebagai berikut: Karakteristik Kewirausahaan
1. Ketidakpastian lingkungan berpengaruh berpengaruh terhadap Kompetensi Usaha.
negatif, dan terhadap kompetensi usaha, Karakteristik kewirausahaan terbukti
dengan koefisien path -0,514. berpengaruh secara sinifikan terhadap
2. Ketidakpastian lingkungan berpengaruh kompetensi usaha. Besarnya koefesien jalur
positif terhadap kinerja usaha mikro kecil regresi karakteristik kewirausahaan terhadap
dengan koefisien path 0,443 kompetensi usaha adalah sebesar 2,095
3. Karakteristik kewirausahaan berpengaruh dengan (CR = 2,161 dan PV = 0,031).
positif dan signifikan terhadap Hubungan yang bersifat positif menunjukan
kompetensi usaha usaha mikro kecil bahwa semakin tinggi karakteristik
dengan koefisien path 2,161 kewirausahaan maka akan berpengaruh
4. Karakteristik kewirausahaan berpengaruh positif pula terhadap kompetensi usaha atau
negatif terhadap kinerja usaha mikro kecil sebaliknya.
dengan koefisien path -0,125 Karakteristik kewirausahaan
5. Kompetensi usaha berpengaruh positif berpengaruh terhadap kinerja usaha mikro
terhadap kinerja usaha mikro kecil kecil. Karakteristik kewirausahaan terbukti
dengan koefisien path 1,452 tidak berpengaruh secara sinifikan terhadap
kinerja usaha mikro kecil. Besarnya koefesien
Hasil Uji Hipotesis. Hasil analisis jalur regresi karakteristik kewirausahaan
konfirmatori dan Structural Equation Modeling terhadap kinerja usaha adalah sebesar 0,149
dalam penelitian ini dapat diterima sesuai dengan (CR = -0,125 dan PV = 0,901).
model fit dengan nilai Chi-square = 141.744, Hubungan yang bersifat positif menunjukan
dengan probabilitas = 0,000, CMIND/DF = bahwa semakin tinggi karakteristik
2,215, Goodness of Fit Index (GFI) = 0,954, kewirausahaan maka akan berpengaruh
Adjusted Goodness of Fit Index (AGFI) = positif pula terhadap kinerja usaha atau
0,913, Tucker Lewis Index (TLI) 0,900, sebaliknya.
Comparative Fit Index (CFI) = 0,938, Root Kompetensi Usaha berpengaruh
Mean Square Error Approximatin (RMSEA) = terhadap Kinerja Usaha Mikro Kecil.
0,055. Terbukti bahwa variable komitmen pemerintah
Ketidakpastian lingkungan berpengaruh (Y1) berpengaruh secara signifikan terhadap
terhadap kompetensi usaha. Tidak terbukti kinerja usaha mikro dan kecil (UMK) (Y2) di
bahwa valiabel ketidakpastian lingkungan (X1) Kota Balikpapan. Koefesien jalur regresi
mempunyai pengaruh negatif yang signifikan variable komitmen_pemerintah (X3) terhadap
terhadap kompetensi usaha (Y1) pengusaha kinerja usaha mikro dan kecil (UMK) di Kota
Mikro Kecil yang ada di Balikpapan. Besarnya Balikpapan adalah sebesar 0,675 (CR = 1,452
koefesien jalur regresi variable ketidakpastian dan PV= 0,147). Hubungan yang bersifat
lingkungan (X1) terhadap kompetensi usaha positif menunjukan bahwa semakin tinggi
(Y1) adalah sebesar - 0,182 dengan (CR= - kompetensi usaha maka akan berpengaruh
0,514 dan PV = 0,607). positif semakin tinggi kinerja usaha mikro
Ketidakpastian lingkungan berpengaruh kecil atau sebaliknya
terhadap Kinerja Usaha Mikro Kecil. Pembahasan terhadap variabel Variabel
Variable Ketidakpastian Lingkungan tidak Ketidakpastian Lingkungan. Variabel
berpengaruh secara signifikan terhadap ketidakpastian lingkungan diukur dengan
kinerja Usaha Mikro dan Kecil (UMK) di Kota indikator kompleksitas lingkungan,

75
Inovasi dan Kewirausahaan, Vol. 1, No. 1 Januari 2011

kedinamisan lingkungan, keramahan dan perspektif pertumbuhan dan


lingkungan; dimana hal ini ditunjukkan dengan pembelajaran dimana hal ini ditunjukan
nilai critical ratio (CR) dari masing masing dengan nilai Critical Ratio (CR) dari masing-
indikator adalah kompleksitas lingkungan masing dimensi atau faktor tersebut lebih
dengan Critical Ratio (CR) = 2,064 > 2,00 , besar dari 2,00 (CR > 2.00) yaitu perspektif
kedinamisan lingkungan dengan Critical Ratio keuangan dengan CR = 3,982 > 2,00
(CR) = 2,260 > 2,00, keramahan lingkungan perpektif pelanggan yaitu dengan CR 3,816 >
dengan Critical Ratio (CR) = 2,354 > 2,00 dari 2,00. perspektif usaha internal dengan CR =
masing-masing dimensi atau indikator 3,791 > 2.00 dan perspektif pertumbuhan
tersebut mempunyai nilai probabilitas lebih pembelajaran CR = 4,056 > 2,00 dengan
kecil dari 0,05 nilai probabilitas dari masing masing faktor
Variabel Karakteristik Kewirausahaan. tersebut lebih kecil dari 0,05 (PV < 0,05)
Variabel karakteristik kewirausahaan diukur
dengan indikator keinginan untuk mengatasi KESIMPULAN
perubahan dengan nilai Critical Ratio atau CR Untuk menganalisis pengaruh
= 5,861 > 2.00, keinginan untuk mengatasi ketidakpastian linhgkungan, karakteristik
kegagalan nilai Critical Ratio atau CR = kewirausahaan, terhadap terhadap
10,997 > 2.00, mempunyai pengetahuan nilai kompetensi usaha, dampaknya terhadap
Critical Ratio atau CR = 12,080 > 2.00, kinerja usaha mikro kecil di Kota Balikpapan.
keinginan utk berkembang nilai Critical Ratio 1. Variabel ketidakpastian lingkungan yang
atau CR = 10,861 > 2.00, dan keinginan untuk meliputi: faktor kompleksitas lingkungan
unggul nilai Critical Ratio atau CR = 12,709 > (environmental complexity), kedinamisan
2.00, dimana hal ini ditunjukan dengan nilai lingkungan (environmental dynamism) dan
Critical Ratio (CR) dari masing-masing keramahan lingkungan (environmental
dimensi atau faktor tersebut dengan nilai munifence) mempunyai pengaruh
probabilitas lebih kecil dari 0,05 (PV<0,05). signifikan tetapi negatif terhadap
Variabel Kompetensi Usaha. Variabel kompetensi usaha yang artinya semakin
kompetensi usaha diukur dengan indikator tinggi persepsi ketidakpastian lingkungan
memiliki pengetahuan ( knowladge) dengan maka semakin rendah kompetensi usaha
Cretical Ratio atau (CR) = 1,306< 2,00, pengusaha mikro kecil . Juga berpengaruh
memiliki ketrampilan (skill) dengan Cretical signifikan dan positif terhadap kinerja
Ratio (CR) = 1,308 < 2,00, dan kemampuan Usaha Mikro dan Kecil (UMK) di Kota
memenuhi kebutuhan (ability) dengan Cretical Balikpapan. Artinya bahwa kinerja usaha
Ratio (CR) = 1,325 > 2,00 dimana hal ini mikro kecil sangat tergantung kepada
ditunjukan dengan masing-masing dimensi persepsi ketidakpastian lingkungan
atau faktor tersebut mempunyai nilai 2. Variabel karakteristik kewirausahaan yang
probabilitas lebih kecil dari 0,05 (PV<0,05) meliputi: faktor mampu mengatasi
Sedangkan koefesien regresi dari keempat kegagalasn ( adapted to change), mampu
dimensi tersebut diketahui bahwa faktor mengatasi perubahan (ability to risk
memiliki pengetahuan ( knowladge) failure) keinginan berkembang (desire of
mempunyai koefesien regresi sebesar 0,672; growth), keinginan untuk unggul (take
faktor memiliki ketrampilan (skill) mempunyai advantage of the oportunity), memiliki
koefesien regresi sebesar 0,430; dan faktor pengetahuan baru (ability to search and
memiliki kemampuan (ability) mempunyai having knowladge). mempunyai pengaruh
koefesien regresi sebesar 0, 525. signifikan dan positif terhadap kompetensi
Variabel Kinerja Usaha Mikro Kecil usaha dan kinerja Usaha Mikro dan Kecil
(UMK). Variabel kinerja usaha mikro kecil (UMK) di Kota Balikpapan.
indikator perspektif keuangan, perspektif 3. Variabel kompetensi usaha yang meliputi:
pelanggan, perspektif proses usaha internal faktor memiliki pengetahuan usaha

76
Darya

(knowledge), memiliki ketrampilan usaha dengan meningkatkan SDM pelaku usaha


(skill), memiliki kemampuan berusaha mikro kecil yaitu dengan pelatihan.
(ability) mempunyai pengaruh terhadap 3. Untuk meningkatkan kompetensi usaha
kinerja Usaha Mikro dan Kecil (UMK) di harus memperhatikan karakteristik
Kota Balikpapan. kewirausahaan yaitu dengan, misalnya:
(a).Meningkatkan kemampuan mengatasi
SARAN perubahan dengan pendekatan maupun
Dalam penelitian ini disampaikan beberapa tekhnik baru dan bersifat proaktif (b).
saran saran sebagai berikut : Meningkatkan kemampuan untuk dapat
1. Ketidakpastian lingkungan, berpengaruh mengembangkan usaha dan dapat
signifikan terhadap kompetensi usaha. Hal mengungguli persaingan (c) Meningkatkan
ini berarti bahwa untuk meningkatkan kemampuan untuk mendapatkan
kompetensi usaha maka harus pengetahuan hal hal baru dengan selalu
meminimaliris ketidakpastian lingkungan belajar
yang dipersepsikan sebagai kompleksitas
lingkungan (environmental complexity), REFERENSI
perubahan lingkungan (environmental Dwirandra, A.A.N.B, (2007), Pengaruh Interaksi
dynamism) maupun dukungan dari Ketidakpastian Lingkungan, Desentralisasi, dan
lingkungan (environmental munifence) Agregat Informasi Akuntansi Manajemen
yaitu misalnya dengan: (a). Usaha Mikro Terhadap Kinerja Manajerial Jurusan Akuntansi
dan Kecil (UMK) harus mempunyai Fakultas Ekonomi, Universitas Udayana Buletin
manajemen yang jelas, sehingga Studi Ekonomi Vol 12 Nomor 2
pelaksanaan kegiatan usaha lebih efisien Ferdinand, Augusty ,(2006) Metode Penelitian
dan efektif. (b). Harus mampu mengatasi Manajemen, Metode Penelitian untuk Penulisan
timbulnya perubahan lingkungan yang Skripsi, Tesis, dan Disertasi Ilmu Manajemen,
begitu cepat dan sangat dinamis. yaitu Edisi 2 Badan Penerbit Universitas Diponogoro,
dengan meningkatkan ketrampilan (skill) Semarang.
pelaku Usaha Mikro Kecil, yaitu melalui Gasperssz,Vincent.(2003), Sistem Manajemen
kursus yang berkaitan dengan akuntansi Kinerja Terintegrasi Balance Scorecard dengan
maupun pemasaran.(c).Harus Six Sigma, Untuk Organisasi Bisnis dan
meningkatkan kemampuan (ability) untuk Pemerintahan, Penerbit PT Gramedia Utama,
dapat menjaga hubungan baik sesama Jakarta.
pelaku usaha mikro kecil, antara usaha Jusoh, Ruzita, (2008) Persepsi Ketidakpastian
mikro kecil dengan pelaku usaha Lingkungan , Kinerja dan peran Memediasi dari
menengah dan besar maupun membuat Balance Score Card, Department of
kemitraan Management Accounting & Taxation, Faculty of
2. Variabel ketidakpastian lingkungan Business & Accountancy, University of
berpengaruh terhadap variabel kinerja Malaya,50603 Kuala Lumpur, Malaysia. Tel: 03-
usaha mikro kecil, (a).Meningkatkan 79673997, Fax: 03-79673980, E-
kemampuan menambah jumlah penjualan, mail:Ruzitaj@yahoo.com or Geee@um.edu.my
meningkatkan jumlah pelanggan dan Priyanto, Sony Heru (2004), Disertasi
dengan meningkatkan perolehan Pascasarjana Universitas Brawijaya Malang.
pelanggan baru. (b). Meningkatkan Pengaruh Lingkungan Eksternal, Kewirausahaan
kemampuan usaha dalam meningkatakn dan Kapasitas manajemen terhadap kinerja
pertumbuhan omzet, meningkatkan usahatani
pendapatan operasional, menekan beaya Rahayu, Minarti (2005), Disertasi Pascasarjana
operasional.(c).Meningkatkan kemampuan Universitas Brawijaya Malang.Hubungan antara
usaha dengan berinovasi dan improvisasi lingkungan, Kewirausahaan, Organisasi dan
(d). Meningkatkan kemampuan usaha

77
Inovasi dan Kewirausahaan, Vol. 1, No. 1 Januari 2011

Kinerja berdasarkan model Pembelajaran tingkat keberhasilan usaha (studi kasus pada
Organisasi (Studi pada Usaha Kecil Etnis sentra usaha kecil pengasapan ikan di Krobokan
Tionghwa dalam Industri Roti/Kue di Kota Semarang.
Malang. Syafruddin, Muchamad ( 2008 ), Pengaruh struktur
Solichin, Endang, (2005). Kajian Karakteristik Perusahaan pada Kinerja faktor faktor
Entrepreneurship dan iklim usaha serta ketidakpastian lingkungan pemoderasi.
kontribusi terhadap kemajuan usaha (studi pada Zimmerer, Thomas W, Norman M.Scarboruugh,
agroindustri pangan pada skala usaha kecil di (2004), Pengantar Kewirausahaan dan
Kediri. Manajemen Bisnis Kecil, Edisi Bahasa Indonesia,
Sutarno, Widayanto & Andi Wijayanto, (2005), PT Indeks, Jakarta
Pengaruh karakteristik Wirausahaan terhadap

78

Anda mungkin juga menyukai