Anda di halaman 1dari 12

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang tiada henti-
hentinya memberi anugerah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah
Sistem Irigasi Curah , yang merupakan salah satu mata kuliah yang harus diselesaikan
pada Jurusan Teknologi Pertanian Politeknik Negeri Jember

Pada kesempatan ini penulis banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu dalam proses pembuatan Makalah Sistem Irigasi Curah ini baik
dalam bentuk materi, maupun buah pikiran sehingga Makalah Sistem Irigasi Curah
ini dapat selesai dengan baik.

Penulis sepenuhnya menyadari bahwa Makalah Sistem Irigasi Curah ini


sangat jauh dari kesempurnaan. Untuk kritik dan saran sangatlah penulis harapkan
guna kesempurnaan lebih lanjut. Akhir kata, semoga Makalah Sistem Irigasi Curah
ini bermanfaat bagi para pembaca yang berbahagia.

Pontianak, 2 Juli 2017

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang 1

B. Rumusan Masalah 1

C. Tujuan 2

D. Manfaat 2

BAB II ISI 3

BAB III PENUTUP 10

A. Kesimpulan 10

B. Saran 10

DAFTAR PUSTAKA 11
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berdasarkan sejarah kehidupan manusia, dapat dikethaui bahwa hubungan antara
manusia dengan sumber daya air sudah terjalin sejak beradab-abad yang lalu. Khususnya
dibidang pertanian, irigasi sangat berperan penting karena irigasi yang baik dapat membantu
peningkatan produksi tanaman. Kebutuhan air irigasi adalah jumlah volume air yang
diperlukan untuk memenuhi kebutuhan evapontranspirasi, kehilangan air, kebutuhan airuntuk
tanaman dengan memperhatikan jumlah air yang diberikan oleh alam melalui hujan dan
kontribusi air tanah.

Irigasi merupakan upaya yang dilakukan manusia untuk mengairi lahan pertanian.
Dalam dunia modern, saat ini sudah banyak model irigasi yang dapat dilakukan manusia.
Pada zaman dahulu, jika persediaan air melimpah karena tempat yang dekat dengan sungai
atau sumber mata air, maka irigasi dilakukan dengan mengalirkan air tersebut ke lahan
pertanian. Namun, irigasi juga biasa dilakukan dengan membawa air dengan menggunakan
wadah kemudian menuangkan pada tanaman satu per satu. Untuk irigasi dengan model
seperti ini di Indonesia biasa disebut menyiram.

Irigasi curah (springkle irigation) adalah cara membasahi tanaman dengan cara
menyemprotkan air ke udara, sehingga tanaman mendapatkan air dari atas seperti hujan. Alat
ini ditempatkan pada interval tertentu sesuai kebutuhan. jenis irigasi dilengkapi dengan bak
penampung air dan mesin pengatur atau pusat pengaturan irigasi.

Setiap system irigasi memiliki kelebihan masing – masing dan memiliki kekurangan
masing – masing. Untuk itu penentuan system irigasi yang digunakan sebaiknya disesuaikan
dengan keadaan sekitar lingkungan lahan pertanian, sehingga system irigasi yang digunakan
menjadi berfungsi dengan baik dan dapat menunjang penyediaan, pemberian dan
pemanfaatan air yang baik diareal pertanian.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan system irigasi curah
2. Apa fungsi dari system irigasi curah
3. Bagaimana kondisi tanah yang baik untuk menerapkan system irigasi curah
4. Apa saja kelebihan dan kekurangan dari system irigasi curah
C. Tujuan
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan irigasi curah
2. Mengetahui fungsi system irigasi curah
3. Mengetahui kondisi tanah yang cocok untuk menerapkan system irigasi curah
4. Mengetahui kelebihan dan kekurangan irigasi curah
D. Manfaat

Manfaat dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui lebih dalam tentang
system irigasi curah.
BAB II

ISI

Irigasi curah adalah cara membasahi tanaman dengan cara menyemprotkan air ke
udara, sehingga tanaman mendapatkan air dari atas seperti hujan. Alat ini ditempatkan pada
interval tertentu sesuai kebutuhan. jenis irigasi dilengkapi dengan bak penampung air dan
mesin pengatur atau pusat pengaturan irigasi. Pemberian air secara curah atau irigasi
bertekanan dilakukan dengan pipa-pipa yang dipasang atau ditanam dengan bertekanan
tertentu diperkirakan pancaran air dapat membasahi seluruh tanah dan tanaman di lahan.

Sistem irigasi pertanian dirancang dan dioperasikan untuk menyediakan kebutuhan air
irigasi pada masing-masing lahan pertaniannya. Air diperlukan untuk memenuhi kebutuhan
air irigasi bersih, mencuci akumulasi garam-garam dalam zone akar, dan mengganti
kehilangan air selama penyalurannya dan aplikasinya. Dayaguna dari suatu sistem irigasi
pertanian ditentukan oleh keefisienannya terhadap air yang didiversikan, disalurkan, dan
diaplikasikan, dan oleh kecukupan dan keseragaman aplikasi airnya dalam masing-masing
lahan pertaniannya. Efisiensi keseluruhan dari suatu sistem irigasi pertanian didefinisikan
sebagai bagian dari air yang disediakan untuk pertaniannya yang secara menguntungkan
digunakan untuk irigasi pada pertaniannya. Efisiensi keseluruhan sistem disebut juga dengan
efisiensi irigasi.

Operasi jaringan irigasi adalah upaya pengaturan air pada jaringan irigasi yang
meliputi penyediaaan, pembagian, pemberian, penggunaan dan pembuangannya termasuk
kegiatan membuka menutup pintu bangunan irigasi, menyusun rencana tata tanam, menyusun
sistem golongan, menyusun rencana pembagian air, kalibrasi, pengumpulan data, monitoring
dan evaluasi.

Kegiatan operasi berkaitan dengan pembagian air irigasi agar dapat adil dan merata,
maka kegiatan operasi pada jaringan utama sampai dengan kegiatan pada pintu tersier,
meliputi:

 Pengumpulan Data

 Penyediaan Air Irigasi

 Penyusunan Rencana Tata Tanam

 Sistem Golongan
 Rencana Pembagian Air

 Pemberian Air Irigasi

 Melaksanakan Tata Tanam dan Pembagian Air

 Membuka dan Menutup Pintu

 Kalibrasi

 Monitoring & Evaluasi

Penggunaan sistem ini untuk pengairan dengan efisiensi tinggi serta diterapkan pada
lahan pertanian yang bergelombang dan harus diperhatikan mengenai biaya yang cukup
tinggi, keahlian yang tepat dalam merancang penempatan unit di lahan dan kemungkinan
kecepatan angin yang berubah-ubah. Sistem irigasi bertekanan/curah dikerjakan secara
mekanis dengan menggunakan kompresor bertekanan untuk menekan air melalui pipa-pipa
yang dipasang di ladang atau kebun yang akan diairi . Berdasarkan tipe pencurah maka dapat
dibedakan atas : springkler dengan nozel, sprinkler dengan pipa perporasi dan sprinkler
dengan pencurah berputar.

Untuk menghitung jumlah pencurah (sprinkler) yang digunakan untuk setiap pompa
dan setiap satuan luas berbedabeda tergantung dari debit sprinkler, jangkauan air (jari-jari
lingkaran berkas air yang disemprotkan) dan debit pompa , sedangkan jarak maksimun antar
pencurah berkisar 3/2 kali jari-jari siraman air dan jarak maksimun antar pipa lateral berkisar
8/5 kali jari-jari siraman air.

Tujuan dari irigasi curah adalah agar air dapat diberikan secara merata dan efisien
pada areal pertanaman dengan jumlah dan kecepatan yang sama atau kurang dari laju
infiltrasi air ke dalam tanah (kapasitas infiltrasi). Kebutuhan kapasitas irigasi bertekanan
tergantung pada luas areal irigasi, jumlah dan kedalaman air irigasi, efisiensi permukaan air
dan lama operasi irigasi. Besarnya kapasitas system irigasi ini dapat dihitung berdasarkan.

Fungsi dari system irigasi curah adalah untuk memenuhi kebutuhan air tanaman
dengan melakukan pemberian air yang efisien dengan perhitungan yang tepat. Selain itu
fungsi system irigasi curah juga untuk mengurangi erosi air akibat adanya aliran permukaan
air yang deras dan dapat mengikis tanah, sehingga terjadinya erosi, jika dilakukan irigasi
dengan system irigasi curah, maka aliran permukaan air menjadi lebih kecil, karena air
diberikan dengan cara disiram/curah sehingga tanah tidak menjadi terkikis karena air yang
jatuh ketanah memiliki ukuran partikel yang lebih kecil. Irigasi curah juga dapat digunakan
untuk memberikan pupuk pada tanaman dengan cara disiram, pupuk terlebih dahulu
dicampurkan kedalam air. Pemberian pupuk dengan cara ini juga lebih efektif, karena pupuk
yang bercampur dengan air lansung terserap tanah, sehingga akar tanaman lebih mudah
menjangkau pupuk yang diberikan.

System irigasi curah bisa diterapkan pada tanah dengan kondisi yang tanah terlalu
poros karena irigasi curah dapat diberikan dengan tetap (terus menerus) dengan mesin dan
debit air yang dikeluarkan disesuaikan dengan kebutuhan tanah dan tanaman sehingga
kebutuhan air tanaman pada lahan yang memiliki tanah yang terlalu poros dapat terpenuhi
dengan baik. Selain pada tanah yang terlalu poros, system irigasi curah juga dapat diberikan
pada topografi bergelombang tapi dangkal karena pada tanah yang memiliki topografi yang
bergemlombang air cenderung mengisi bagian tanah yang cekung sehingga tanaman yang
berada pada tanah yang tidak cekung kurang mendapatkan air, oleh karena itu penggunaan
system irigasi curah sangat cocok karena air yang diberikan langsung kesetiap tanaman dan
dengan jumlah yang sama.

Pada tanah dengan kemiringan tinggi dan mudah tererosi system irigasi curah juga
cocok digunakan karena pada tanah yang memiliki kemiringan tinggi cenderung lebih mudah
terjadi erosi jika terkena aliran air sedangkan system irigasi curah menghasilkan air dengan
debit yang dapat diukur sehingga terjadinya erosi dapat dihindari. Pada daerah yang memiliki
ketersediaan air kecil sistem irigasi ini cocok digunakan, karena air yang diberikan dapat
dihitung sesuai dengan kebutuhan tanaman. Jika tenaga kerja mahal dan banyak yang tidak
berpengalaman, penggunaan system irigasi ini sangat cocok karena tidak memerlukan banyak
tenaga kerja dan dalam pengoperasiannya system irigasi ini tidak terlalu sulit. Untuk
mengoptimalkan produksi secara cepat system irigasi curah dapat digunakan karena air yang
diberikan secara terus menenrus dengan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tanaman,
sehingga tanaman dapat mengasilkan lebih cepat dibandingkan dengan pemberian air yang
tidak teratur.

System irigasi curah cocok hampir semua tanaman (pohon, semak, hamparan) karena
debit air yang dikeluarkan dapat diukur sesuai dengan kebutuhan tanaman sendiri, setiap
tanaman memiliki kebutuhan air yang berbeda – beda dengan system irigasi curah kebutuhan
air dapat dipenuhi dengan efisien dan dengan akurasi yang tinggi sehingga tanaman
mendapatkan air yang sesuai dengan kebutuhan tanaman agar tanaman menjadi produktif dan
sehat, air yang dikeluarkan dari system irigasi curah dapat disiramkan diatas atau dibawah
kanopi dapat disesuaikan dengan kebutuhan, karena menggunakan alat yang sesuai dengan
kebutuhan tanaman sehngga pemberian air menjadi lebih mudah dan dapat dilakukan dengan
baik.

Setiap system irigasi memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri, Kelebihan system
irigasi curah :

1. Pengukuran kebutuhan air lebih mudah.


2. Lebih sedikit gangguan penanaman dan pekerjaan usahatani serta lebih luas areal
penanaman.
3. Efesiensi penggunaan air lebih tinggi.
4. Aliran permukaan dapat dihindari sehingga memperkecil kemungkinan terjadinya erosi.
5. Biaya tenaga kerja untuk operasi biasanya lebih kecil daripada irigasi permukaan
6. Jika instalasi telah terpasang, maka untuk penambahan jaringan akan lebih murah.
7. Jaringan distribusi dapat digunakan bersama untuk keperluan domestik.

Kekurangan system irigasi curah :

1. Memerlukan biaya investasi dan operasional cukup tinggi.


2. Memerlukan teknologi tinggi
3. Pemeliharaan jaringan intensif
4. Penyumbatan jaringan.
5. Kecepatan dan arah angin berpengaruh
6. Memerlukan rancangan dan tata letak yang teliti untuk memperoleh efisiensi yang tinggi

Berikut adalah contoh gambar system irigasi curah :

Pompa Mainline

Sumber Air

Lateral

Sprinkler
Jenis Penyiraman yang dapat dilakukan dengan system irigasi curah adalah :

1. Sistem penyiraman tetap yaitu dengan cara sprinkler dipasang tetap pada pipa.

1. Sistem penyiraman dengan pipa berlubang, cara ini cocok untuk kebun buah-buahan
dan kebun bibit.

1. Sistem penyiraman berputar yaitu dengan cara jaringan pipa dipasang beberapa
nozel/sprinkler yang dapat berputar biasanya dilapangan sepak bola dan ada juga di
Tugu Digulis Kota Pontianak.

Sistem penyiraman yang dapat dilakukan dengan system irigasi curah ini dapat dilakukan
dengan 3 sistem yaitu :

1. Sistem penyiraman tetap

2. Sistem penyiraman semipermanen

3. Sistem penyiraman portable, dapat dipindahkan sesuai dengan bentuk komponen dan
keperluan irigasi.

Jika ingin menggunakan system irigasi curah hal hal yang perlu diperhatikan dalam
melakukan pemilihan sprinkler yaitu :

1. Kapasitas debit air

2. Tekanan operasi

3. Lain-lain:

 Sudut nozzle, ukuran tetesan, jarak lemparan, dan pola aplikasi disesuaikan
dengan angin, tanaman, dan sistem yang digunakan.

 Sudut nozzle tergantung kecepatan angin dan tinggi tanaman.

 Ukuran tetesan kecil cocok untuk tanah terbuka, tetesan besar cocok untuk
daerah berangin.

Pemeliharaan jaringan irigasi adalah upaya menjaga dan mengamankan jaringan


irigasi agar selalu berfungsi dengan baik guna memperlancar pelaksanaan operasi dan
mempertahatikan kelestariannya.
Jaringan irigasi dapat cepat rusak karena adanya:

 Hujan lebat dan air mengalir deras,

 sengatan sinar dan panas matahari secara langsung,

 hewan/manusia,

 tanaman liar, atau

 karena rancangan dan konstruksi fasilitas dan jaringan yang kurang baik,

 perbuatan manusia

Pengamanan jaringan irigasi bertujuan untuk mencegah tindakan manusia atau hewan yang
dapat merusak jaringan irigasi.

Kegiatan pengamanan meliputi:

 Membuat bangunan pengamanan ditempat-tempat yang berbahaya, misalnya :


disekitar bangunan utama, siphon, ruas saluran yang tebingnya curam, daerah padat
penduduk dan lain sebagainya.

 Penyediaan tempat mandi hewan dan tangga cuci.

 Pemasangan penghalang di jalan inspeksi dan tanggul-tanggul saluran berupa portal,


patok.

Selain pengamanan hal yang harus diperhatikan adalah adalah pemeliharaan jaringan irigasi
yang biasa dilakukan sebagai berikut :

 Membersihkan sampah, lumpur dan lain-lain pada bangunan ukur dan pintu air

 Memotong rumput dan tumbuhari pengganggu di sepanjang saluran

 Merapihkan lubang saluran

 Menutup bocoran kecil

 Memberi pelumas pintu air


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Irigasi curah adalah cara membasahi tanaman dengan cara menyemprotkan air ke
udara, sehingga tanaman mendapatkan air dari atas seperti hujan, irigasi curah merupakan
system irigasi yang dapat diterapkan diberbagai kondisi dan memiliki fungsi yang baik
untuk mendukung kegiatan budidaya tanaman.
B. Saran
Sebaiknya pada saat menerapkan system irigasi harus diperhatikan kondisi
lingkungan sekitar dengan system irigasi yang akan digunakan dan perhitungan air yang
diberikan sebaiknya dilakukan dengan teliti agar air yang diberikan lebih efisien.
DAFTAR PUSTAKA

1. Hartono, 1983. Penggunaan Irigasi di Lahan Kering. CV. Yasaguna, Jakarta.


2. Israelsen, O.W., and V .E. Habsen, 1961. Irrigation Principle and Practices. John Wiley
& Sons, Inc. New York.
3. Kartosapoetra dan M.Sutejo, 1994. Teknologi Pengairan Pertanian Irigasi. Bumi Aksara,
Jakarta.
4. Najiyati dan Danarti, 1996. Petunjuk Mengairi dan Menyiram Tanaman. Penebar
Swadaya, Jakarta.
5. Schwab G.O., R.K. Frevert, K.K Barnet, and T.W Edminster, 1981. Elementary Soil and
Water Engineering, John Wiley & Sons.Iowa.
6. Kurnia, U. 2004. Prospek Pengairan Pertanian Tanaman Semusim Lahan Kering.
J.Litbang Pertanian 23 (4) 2004. p130-138
7. M.S Djunaedi, dan T.Vadari. 2001 Efisiensi Penggunaan Air Embung Dengan Irigasi
Tetes Untuk Mengantisipasi Kekerigan Air Pada Lahan Kering Di Musim Kemarau.
Prosiding Kongres dan Seminar KNIICID. Bogor 16-17 November 2000.

Anda mungkin juga menyukai