Anda di halaman 1dari 1

Ku Hentikan Hujan

Sore itu, di balik jendela gubuk yang menaungiku


Tersandar raga yang tengah merintih dalam diam
Tak lain tak bukan ialah ragaku, jasad dari sukmaku
Memandangi rinai-rinai yang membasahi rerumputan

Gamang batinku, berusaha mencari jalan keluar


Sayup-sayup suara hujan itu mengundang nanar
Bagaimana tidak, aku merasa alam begitu kasar
Terhadap manusia malang yang terlampau tegar

Kapan kemarau akan tiba? Sejenak terlintas di pikiranku


Sebab aku tak kuasa lagi, menahan tetes-tetes air hujan itu
Yang membasahi sudut-sudut ruangan dari anyaman bambu
Derainya membanjiri lantai kamarku yang berwujud debu

Lantas ku paksakan kaki-kaki ini untuk berdiri kembali


Berjalan dan menapaki duri kehidupan lebih lama lagi
Merasakan dan menikmati perihnya langkah demi langkah
Agar ingat bahwa untuk pulang, aku masih punya rumah

Ucap rasa syukur itu terungkap dari senyuman air mata


Yang masih senantiasa berharap agar sang kemarau tiba
Mengabulkan doa-doaku selama ini, menghapuskan duka
Bersama-Nya akan ku hentikan hujan yang tak kunjung reda

Anda mungkin juga menyukai