Anda di halaman 1dari 8

HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK YANG DI

RAWAT DI RUMAH SAKIT DENGAN PENYAKIT AKUT DAN KRONIS DI


RUMAH SAKIT DR. SOEDARSO PONTIANAK TAHUN 2014

HAIRUDIN
NIM SR102040426

INTISARI

Latar Belakang : Penyakit kronis pada anak akan sangat mempengaruhi kualitas hidup dan
perkembangannya. Respon kecemasan merupakan perasaan yang paling umum dialami oleh
orang tua ketika ada masalah kesehatan pada anaknya. Apabila anak stress selama dalam
keperawatan, orang tua menjadi stress pula dan stress orang tua akan membuat tingkat stress
anak semakin meningkat

Tujuan : Untuk mengetahui hubungan antara tingkat kecemasan orang tua terhadap anak
yang dirawat dirumah sakit dengan penyakit akut dan kronis.

Metode : Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional dengan pendekatan analitik
(korelasi). Penelitian ini menggunakan pendekatan desain cross sectional (potong lintang)
karena pengukuran variable bebas dan variable terikat dalam penelitian ini dilakukan dalam
suatu saat (point time approach), hal ini tidak berarti bahwa semua subjek penelitian diamati
pada waktu yang sama.

Hasil : Hasil uji statistic didapatkan nilai X2 hitung sebesar 4,035 dengan nilai p value =
0,032 maka dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara tingkat kecemasan orang
tua terhadap anak yang dirawat di rumah sakit dengan penyakit akut atau kronis

Kesimpulan ; Ada hubungan yang signifikan antara tingkat kecemasan orang tua terhadap
anak yang dirawat di rumah sakit dengan penyakit kronis dan akut dengan p value 0,035.

Kata Kunci : Penggunaan media internet, tingkat pengetahuan seks pranikah


LATAR BELAKANG otot serta gangguan tidur (Stuart dan Sundeen,
1998)
Orang tua merupakan unsur penting dalam
perawatan, khususnya perawatan pada anak, Bila kecemasan orang tua terabaikan oelh
karena orang tua adalah orang yang terdekat perawat akan menyebabkan orang tua menjadi
bagi anak, maka observasi orang tua dalam gelisah, tidak sabar, kedaan resah, kurang
setiap perilaku dan memberikan tanggapan wawasan, mereka dapat bereaksi dna
sebagaimana mestinya sangat diperlukan menanggapi suatu gejala secara berlebihan,
sekali dalam membantu setiap tindakan menjadi mudah tersinggung, menderita
perawatan yang dilakukan terhadap anak. Oleh gangguan tidur, atau kecemasan lainnya. Bila
karena itu anak bukan merupakan satu-satunya kecemasan orang tua berlanjut tanpa adanya
yang harus bersiap sebelum masuk rumah intervensi maka akan mempengaruhi terhadap
sakit, orang tua juga harus bersiap, karena perawatan anaknya. Karena peran orang tua
orang tua memainkan peran penting dalam sangat penting terhadap perkembangan kondisi
perawatan terhadap anaknya (Nursalam, 2008) anaknya, peran orang tua yang positif akan
sangat membantu terhadap tindakan yang
Anak adalah bagian dari kehidupan orang dilakukan, akan mempermudah terapi yang
tuanya sehingga apabila anak yang menderita diberikan sehingga proses penyembuhan tidak
suatu penyakit maka orang tua akan merasa membutuhkan waktu yang lama. Oleh karena
sangat cemas (Supartini, 2000) itu pembicaraan apapun harus melibatkan
Kehidupan anak juga sangat ditentukan orang tua.
keberadaanya bentuk dukungan dari keluarga,
hal ini dapat terlihat bila dukungan keluarga Penelitian Tyc Dkk (2002) Indonesia
yang sangat baik maka pertumbuhan dan ditemukan bahwa 39,6% orang tua mengalami
perkembangan anak relative stabil, tetapi distress tingkah laku dan peningkatan tekanan
apabila dirinya yang dapat mengganggu darah dalam menghadapi perawatan anak
psikologis anak (Alimanul, 2005) dirumah sakit. Penelitian di Padang Desrika
Irma (2003) didapatkan 65% orang tua
Penyakit kronis pada anak akan sangat mengalami kecemasan sedang pada saat anak
mempengaruhi kualitas hidup dan dirawat. Dimana ibu akan lebih cemas
perkembangannya. Respon kecemasan dibandingkan ayang dengan persentase
merupakan perasaan yang paling umum kecemasan ibu 60% dan ayah 40%.
dialami oleh orang tua ketika ada masalah
kesehatan pada anaknya. Apabila anak stress Menurut Rahmi dengan penelitiannya
selama dalam keperawatan, orang tua menjadi yang berjudul hubungan pemberian nformasi
stress pula dan stress orang tua akan membuat dengan tingkat kecemsan orang tua yang
tingkat stress anak semakin meningkat. anaknya mendapat prosedur invasive. 60%
Kecemasan merupakan reaksi emosional orang tua mengalami kecemasan ringan, tidak
terhadap penelitian individu secara subjektif ada hubungan yang signifikan antara tingkat
yang dipengaruhi oleh alam bawah sadar dan kecemasan orang tua dengan pemberian
tidak diketahui secara khusus penyebabnya informasi (Kumala, S, M. 2010).
(Depkes RI, 1998)
METODE
Adapun yang mengaktifkan bahwa
kecemasan merupakan kekahawatiran Jenis penelitian ini adalah penelitian
berlebihan yang sering terjadi berhari-hari observasional dengan pendekatan
sedikitnya 6 bulan yang cirinya meliputi: analitik(korelasi). Penelitian ini menggunakan
gelisah, tegang, mudah lelah, sulit pendekatan desain cross sectional (potong
berkonsentrasi, intibilitas dan ketergantungan lintang) karena pengukuran variable bebas dan
variable terikat dalam penelitian ini dilakukan responden, analisis univariat dan analisis
dalam suatu saat (point time approach), hal ini bivariate
tidak berarti bahwa semua subjek penelitian
diamati pada waktu yang sama (Notoatmojo, Karakteristik responden dalam penelitian
2005:14) ini meliputi umur, jenis kelamin, pendidikan
terakhir dan pkerjaan yang disajikan dalam
Penelitian ini akan dilakukan pada orang bentuk table. Berdasarkan hasil tabulasi
tua pasien yang anaknya mengalami penyakit penelitian dapat diuraikan karakteristik
akut dan kronis di rumah sakit RS. Soredarso responden adalah sebagai berikut.
yang akan dilaksanakan mulai dari Maret 2014
Berdasarkan atau yang didapatkan di Tabel 5.1 distribusi frekuensi dan persentase
Rumah Sakit RS. Soedarso menunjukan karakteristik responden (n=73)
jumlah anak yang dirawat mengalami penyakit Karakteristik
n = 73
kronis sejumlah 271 pada tahun 2012. Data
Demografi Frekuensi Persentase
271 (f) (%)
n¿ =73,04=73
1+ 271(0,1) Umur
20 – 30 Tahun 18 24,7
Setelah dihitung dengan rumus maka 31 – 40 Tahun 29 39,7
populasi diambil sebanyak 73 orang tua 41 – 50 Tahun 23 31,5
sebagai responden. 51 – 60 Tahun 3 4,1
Prosedur pengumpulan data dalam Jenis Kelamin
penelitian ini melalui beberapa tahap, Laki – Laki 29 39,7
meliputi: perizinan untuk pelaksanaan Perempuan 44 60,3
penelitian, membuat daftar reponden yang Pendidikan
menjadi subjek penelitian, memperbanyak Terakhir
kuesioner, peneliti menemui responden dan SD 16 21,9
menandatangani lembar persetujuan dan SMP 24 32,9
menyerahkan kuesioner kepada responden jika SMA 24 32,9
setuju dengan permohonan yang disampaikan D IV 1 1,4
peneliti. Responden diberikan waktu untuk S1 8 11,0
mengisi kuesioner dan diperkenankan untuk Pekerjaan
mengklarifikasikan pernyataan yang kurang IRT 34 46,6
jelas. Setelah selesai kuesioner di kumpulkan Swasta 19 26,0
peneliti Wirauswasta 12 16,4
PNS 8 11,0
HASIL
Umur
Hasil penelitian memaparkan distribusi
variable tingkat kecemasan orang tua dan Berdasarkan Tabel 5.1, hasil analisis
variable anak yang dirawatdirumah sakit menemukan responden yang berumur 20 – 30
dengan penyakit akut dan kronis. Penelitian ini tahun 18 (24,7%) responden, 31 – 40 tahun
bertujuan mengetahui hubungan antara tingkat sebanyak 29 (39,7%) responden, 41 – 50 tahun
kecemasan orang tua terhadap anak yang sebanyak 23 (31,5%) dan responden yang
diwarat di rumah sakit dengan penyakit kronis berumur 51 – 60 tahun sebanyak 3 (4,1%)
dan akut. Hasil analisis penelitian responden.
dikelompokan menjadi karakteristik
Jenis Kelamin
Berdasarkan Tabel 5.1, hasil analisis
menemukan bahwa responden berjenis
kelamin laki – laki sebanyak 29 (39,7%)
responden dan perempuan sebanyak 44 Tingkat kecemasan orang tua
(60,3%) responden).
Berdasarkan table 5.2 di atas, hasil
Pendidikan Terakhir analisis menemukan bahwa tigkat kecemasan
Berdasarkan Tabel 5.1, hasil analisis orang tua dengan kategori rendah sebanyak 44
menemukan bahwa responden dengan tamatan (60,3%) responden, dan sebanyak 29 (39,7%)
SD sebanyak 16 (21,9%) responden, SMP responden dengan kategori tinggi.
sebanyak 24 (32,9%) responden, SMA Anak yang dirawat di rumah sakit
sebanyak 24 (32,9%) responden, D IV 1 dengan penyakit kronis dan akut
(1,4%) responden dan S1 sebanyak 8 (11,0%)
responden. Berdasarkan table 5.2 di atas, hasil
analisis menemukan bahwa 37 (50,7%) anak
Pekerjaan tidak menderita penyakit kronis dan akut.
Berdasarkan Tabel 5.1, hasil analisis Sebanyak 36 (49,3%) responden anak dengan
menemukan bahwa responden dengan penyakit kronis dan akut.
pekerjaan sebagai IRT sebanyak 34 (46,6%) ANALISA BIVARIAT
responden, swasta sebanyak 19 (26,0%)
responden, wiraswasta sebanyak 12 (16,4%) Analisa bivariate pada penelitian ini
responden dan PNS sebanyak 6 (11,0%) mencari hubungan antara variable independen
responden. yaitu tingkat kecemasan orang tua dengan
variable dependen yaitu anak yaitu dirawat di
ANALISA UNIVARIAT rumah sakit dengan penyakit kronis dan akut.
Analisa univariat digunakan untuk Pada analisa bivariate diperoleh nilai p < 0,05
mendeskripsikan variable tingkat kecemasan maka Ha diterima yang berarti ada hubungan
orang tua dan anak yang dirawat di rumah antara variable independen dengan variable
sakit dengan penyakit kronis dan akut. Hasil dependen.
analisa univariat dapat dilihat pada table Pengujian analisis bivariate berdasarkan
berikut berikut. jenis data berskala ordinal – nominal
Tabel 5.2 Distribusi Variabel Independen dan menggunakan uji chi square. Analisis ini
Variabel Dependen dikatakan bermakna bila analisis menunjukan
Variabel n = 73 adanya hubungan yang bermakna (signifikan)
Frekuensi Persentase secara statistic antara variable, yaitu dengan
(f) (%) nilai p <0,05. Sebelum dilakukan uji terhadap
Tingkat variable independen dan dependen untuk
Kecemasan menentukan rentang dari setiap kategori dari
Orang Tua setiap kategori dari variable, terlebih dahulu di
Rendah 44 60,3 tentukan nilai cut of point (COP) untuk masing
Tinggi 29 39,7 – masing variable berdasarkan normalitas
Penyakit distribusi data dengan menggunakan uji one
Kronis dan sample Kolmogorov-smirnov. Data dikatakan
Akut berdistribusi normal bila Zhitung < Ztabel artinya Z
Tidak ada 37 50,7 hitung masih diantara nilai -1,96 sampai
Ada 36 49,3 dengan 1,96. Rekapitulasi hasil uji statistic
hubungan variable independen dengan sebesar 3,018 atau 3 kali lebih besar
dependen, hasil uji statistic pada penelitian ini dibandingkan dengan tingkat kecemasan orang
lebih jelas dapat dilihat pada table berikut. tua yang tinggi. Nilai batas terendah dan batas
tertinggi menunjukan bahwa setidaknya
Tabel 5.3 Distribusi Uji Statistik Variabel kecemasan orang tua yang rendah sekurang-
Independen terhadap Dependen (n = 73) kurangnya lebih beresiko sebesar 1,136 kali
lipat pada anak yang dirawat dengan penyakit
*table terlampir akut atau kronis dan paling besar lebih
beresiko sebesar 8,016 kali lipat pada anak
yang dirawat dengan penyakit akut atau
Dari hasil analisis hubungan antara tingkat
kronis.
kecemasan orang tua terhadap anak yang
dirawat dengan penyakit akut dan kronis PEMBAHASAN
diperoleh bahwa ada sebanyak 27 (61,4%)
responden memiliki tingkat kecemasan rendah Hasil analisa hubungan tingkat kecemasan
dengan anaknya tidak menderita penyakit akut orang tua terhadap anak yang dirawat di rumah
atau kronis, sedangkan sebanyak 10 (34,5%) sakit dengan penyakit kronis dan akut adalah
responden memiliki tingkat kecemasan yang sebagai berikut:
tinggi dengan keadaan anaknya tidak
menderita penyakit akut atau kronis. Tingkat kecemasan orang tua
Kemudian sebanyak 17 (38,6%) responden Berarti penelitian, diperoleh sebagai besar
memiliki tingkat kecemasan rendah dengan responden memiliki tingkat kecemasan yang
anaknya yang menderita penyakit akut atau rendah yaitu 44 (60,3%). Respon kecemasan
kronis serta sebanyak 19 (65,5%) responden merupakn perasaan yang paling umum yang
memiliki tingkat kecemasan yang tinggi dialami oleh orang tua ketika ada masalah
dengan keadaan anaknya yang menderita kesehatan pada anaknya. Hal itu dapat
penyakit akut dan kronis. Hasil uji statistic disebabkan oleh beberapa sebab, seperti
didapatkan nilai X2 hitung sebesar 4,035 penyakit kronis, perawatan (caring) yang
dengan nilai p value = 0,032 maka dapat kurang menyenangkan, tingkat ekonomi
disimpulkan ada hubungan yang signifikan keluarga, yang semua itu dapat berdampak
antara tingkat kecemasan orang tua terhadap
pada proses penyembuhan.
anak yang dirawat di rumah sakit dengan
penyakit akut atau kronis. Kecemasan ini dapat meningkatkan
apabila orang tua merasa kurang informasi
Kemudian berdasarkan hasil analisis terhadap penyakit anaknya dari rumah sakit
statistic diperoleh nilai Odds Ratio (OR) terkait sehingga dapat menimbulkan reaksi
dengan confidence interval (CI) 95% 3,018 cemas yang timbul akibat hospitalisai berbeda
dengan batas terendah 1,136 dan batas pada setiap orang, Karen tinggal di rumah
tertinggi 8,016. OR yang dihitung merupakan sakit bukanlah suatu pengalaman yang
odds dari tingkat kecemasan orang tua yang menyenangkan (Sukoco 2002 dalam Apriany
rendah dibandingkan dengan tingkat 2013).
kecemasan orang tua yang tinggi terhadap
anak yang diwarat dengan penyakit akut atau Anak yang dirawat di rumah sakit dengan
kronis. penyakit kronis

Nilai OR sebesar 3,018 yang berarti Berdasarkan hasil penelitian diatas,


tingkat kecemasan orang tua yang rendah diperoleh jawaban dari sebagian besar
memiliki kecendrungan terhadap anak yang responden menyatakan anaknya tidak
dirawat dengan penyakit akut dan kronis
menderita penyakit kronis dan akut dengan rasa sakit yang dialami oleh anaknya. Dampak
jumlah sebanyak 37 (50,7%). lain yang muncul pada orang tua akibat
hospitaslisasi anak adalah perasaan frustasi.
Pada saat anak sakit akan mempengaruhi Perasaan ini ditimbulkan adanya sesuatu hal
pertumbuhan dan perkembangan fisik, menyebabkan tidak tercapainya tujuan untuk
psikologis, intelektual, social dan spiritual. merawat anaknya dalam keadaan sehat dan
Anak memerlukan bantuan perawat baik bahagia (Gunarsa, 2004).
secara langsung saat anak sakit maupun tidak
langsung dengan melakukan bimbingan KESIMPULAN
antisipasi pada orang tuanya. Dalam keadaan
sehat optimal pun anak memerlukan bantuan Sebagian besar responden yang
perawat, misalnya untuk upaya pencegahan berkunjung ke rumah sakit berada pada
dan promosi kesehatan. Apabila terjadi rentang usia 31 – 40 tahun sebanyak 29
perbedaan persepsi antara orang tua dan (39,7%) responden dan responden yang
perawat akan menyebabkan masalah berumur 51 – 60 tahun sebanyak 3 (4,1%)
pemahaman keluarga tentang makna sehat dan Berdarkan jenis kelamin responden
sakit. Kondisi oleh orang tua. Oleh karena itu berjenis kelamin laki-laki sebanyak 29
diperlukan bantuan perawat untuk meyamakan (39,7%) responden dan perempuan sebanyak
persepsi tersebut (Hidayat, 2004) 44 (60,3%) responden
Hubungan tingkat kecemasan orang tua Tingkat pendidikan responden secara
terhadap anak yang dirawat di rumah sakit formal paling banyak adalah SMP sebanyak
dengan penyakit kronis dan akut 24 (32,9%) responden, SMA sebanyak 24
Berdasarkan hasil penelitian di atas, (32,9%) responden dan yang paling sedikit
diperoleh hasil terdapat hubungan yang adalah D IV sebanyak 1 (1,4%) responden
signifikan antara tingkat kecemasan orang tua Pekerjaan responden yang paling banyak
terhadap anak yang di rawat di rumah sakit adalah IRT sebanyak 34 (46,6%) responden
dengan penyakit kronis dan akut dengan p dan yang paling sedikit adalah PNS sebanyak
value 0,035. Dampak hospitalisasi bagi orang 6 (11,0%) responden
tua anak terhadap perawatan anak di rumah
sakit adalah perasaan cemas dan takut, rasa Ada hubungan yang signifikan antara
tidak percaya, penolakan marah, perasaan tingkat kecemasan orang tua terhadap anak
bersalah, perasaan frustasi, dan depresi. yang dirawat di rumah sakit dengan penyakit
Perasaan cemas orang tua dapat ditimbulkan kronis dan akut dengan p value 0,035.
oleh bahaya dari luar maupun dari dalam
dirinya sendiri. Adanya kecemasan yang
berasal dari dalam dirinya karena ada sesuatu
hal yang tidak diterima baik dalam pikiran dan
perasaan. Takut karena kecemasan biasanya
akibat adanya ancaman, sehingga seseorang
akan menghindar.

Rasa ketidakpercayaan orang tua biasanya


diiringi dengan perasaan marah maupun rasa
bersalah. Pada perasaan bersalah orang tua
cenderung menyalahkan dirinya sendiri karena
merasa tidak memperhatikan keluhan anaknya
dan tidak dapat menolong dan mengurangi
DAFTAR PUSTAKA Ramaiah, Savitri, 2002. Kecemasan
Bagaimana Mengatasi Penyebabnya. Pustaka
Apriany, Dyna. 2013. Hubungan Antara Populer Obor: Jakarta
Hospitalisasi Anak dengan Tingkat
Kecemasan Orang Tua. Jurnal Keperawatan Setiadi. 2013. Konsep dan Praktik
Soedirman Penulisan Riset Keperawatan. Edisi 2. Graha
Ilmu: Yogyakarta
Aziz, A, A H. 2010. Riset Keperawatan
dan Teknik Penulisan Ilmiah. Salemba Sari, Mella Kumala. 2010. Faktor-Faktor
Medika: Jakarta yang Mempengaruhi tingkat Kecemasan
Orang Tua Anak yang Dirawat Di Ruang
Copel, Linda Carman 2007. Kesehatan Rawat Inap Akut RSUP Dr. Mdjamil Padang
Jiwa dan Psikiatri. EGC: Jakarta Tahun 2010. Padang: Universitas Andalas
Dharma, Kelana Kusuma. 2011. Sarjadi. 1999. Patologi Umum dan
Metodologi Penelitian Keperawatan. Trans Sistematik. EGC: Jakarta
Info Media: Jakarta
Timmereck, Thomas C. 2005.
Gunarsa, Singgih. D. (2004). Psikologi Epidemiologi Suatu Pengantar Ed. 2. EGC:
Keperawatan. Jakarta: Gunung Mulia Jakarta
Hidayat A. Alimul. 2007. Riset Wasis. 2008. Pedoman Riset Praktis untuk
Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Profesi Perawat. EGC: Jakarta
Ed.2. Salemba Medika: Jakarta

Hidayat, Aziz A. (2004). Buku Ajar


Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta:
EGC

Mahanani, Anjar. 2013. Durasi Pemberian


Terapi Musik Klasik Mozart Terhadap Tingkat
Kecemasan pada Anak. Purwokerto:
Universitas Jendral Sudirman

Notoatmojo, Soekidjo.2005. Metodologi


Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta: Jakarta

Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan


Metodologi Penelitian dan Ilmu Keperawatan.
Edisi Pertama Salemba Medika: Jakarta

Naviati, Elsa. 2011. Hubungan Dukung


Perawat dengan Tingkat Kecemasan Orang
Tua Di Ruang Rawat Anak RSAB Harapan
Kita. Depok: Universitas Keperawatan Depok

Pieter, Dkk. 2011. Pengantar


Psikopatologi untuk Keperawatan. EGC:
Jakarta
LAMPIRAN

Tabel 5.3 Distribusi Uji Statistik Variabel Independen terhadap Dependen (n = 73)

Tingkat Penyakit Akut atau Kronis OR


X2 P
kecemasa Total (CI
Tidak Ya hitung value
n 95%)
orang tua f % f % f %
Rendah 27 61,4 17 38,6 44 100 3,018
(1,136
4,035 0,032
Tinggi 10 34,5 19 65,5 29 100 –
8,016
Jumlah 37 50,7 36 49,3 73 100

Keterangan:

p value : Derajat kemaknaan (signifikan)

OR (Odds Ratio) : Ukuran asosiasi paparan (factor resiko)

CI (Confidence Interval : Tingkat keyakinan

Anda mungkin juga menyukai