Anda di halaman 1dari 97

TUGAS AKHIR

ANALISA PERCEPATAN DURASI PROYEK DENGAN METODE


PERTUKARAN WAKTU DAN BIAYA (TIME COST TRADE OFF METHOD)
(Studi Kasus : Proyek Pembangunan Jaringan Irigasi DI. Baliase Kabupaten
Luwu Utara)

OKTAVIANA RATNANINGSIH

D111 13 521

JURUSAN SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS HASANUDDIN

2018
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur, hormat dan pengagungan kepada Tuhan Yesus Kristus
atas kasih karunia, kuasa dan penyertaanNya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penulisan tugas akhir dengan judul “Analisa Percepatan Durasi Proyek dengan
Metode Pertukaran Waktu dan Biaya (Time Cost Trade Off Method) ( Studi
Kasus: Proyek Pembangunan Jaringan Irigasi DI. Baliase Kabupaten
Luwu Utara)”
Pengerjaan tugas akhir ini merupakan persyaratan bagi setiap mahasiswa untuk
mendapatkan gelar Sarjana Teknik pada Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Hasanuddin.
Dalam penyusunan tugas akhir ini sangat disadari bahwa penulis tidak lepas
dari bimbingan serta dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu melalui lembar ini
penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada :

1. Teristimewa Kedua Orang Tua terkasih Papa Sumardji, Dipl.ATP.MT dan Mama
Diana Tasiabe, S.Kep serta kakak dan adik terkasih Dimas Pradipta, S.Kom dan Bryan
Dago Dewandana atas seluruh dukungan, kesabaran pengorbanan, motivasi, materi dan
Doa kepada penulis.s

2. Bapak Prof. Dr. Muh. Wihardi Tjaronge, S.T., M.Eng selaku Ketua Departemen
Teknik Sipil yang telah memberikan izin dalam penulisan tugas akhir ini.

3. Bapak Suharman Hamzah, S.T.,M.T.,Ph.D.,HSE,Cert. selaku Kepala Laboratorium


Manajemen Konstruksi Jurusan Teknik Sipil .

4. Bapak Dr. Ir. H. Rusdi Usman Latief, M.T. selaku dosen pembimbing I yang selalu
memberikan waktu, bimbingan dan arahan selama penyusunan tugas akhir ini.

5. Bapak Dr. M. Asad Abdurahman,ST.,M.Eng.PM. selaku dosen Pembimbing II yang


selalu memberikan waktu, bimbingan dan arahan selama penyusunan tugas akhir ini.

i
6. Ibu Dr. Evi Aprianti, ST.MT yang selalu memberikan waktu, bimbingan, dan arahan
selama penyusunan tugas akhir ini.

7. Bapak Dr.Eng. Irwan Ridwan Rahim, S.T.,M.T. selaku dosen Penguji yang
memberikan waktu, bimbingan dan arahan selama perbaikan tugas akhir ini.

8. Seluruh Dosen Jurusan Teknik Sipil yang telah memberikan ilmunya kepada penulis,
serta Seluruh Staf Jurusan Teknik Sipil yang telah membantu pengurusan administrasi
penyusunan tugas akhir.

9. Teristimewa Meyra, Vichsal, Chandra, Glory, Gian, serta seluruh keluarga besr yang
tak henti-hentinya memberikan dukungan motivasi dan doa serta materi.

10. Sahabat-sahabat seperjuangan dari awal perkuliahan Ex c, dan Big5is Azka, Sri, Mis
terutama saudari Raden Aisyah Nur atas bantuan saran dan dukungannya selama
penyelesaian tugas akhir.

11. Saudara terkasih KMKO SIPIL 2013 (chika, ketting, asni, femy, tirta, vete, ammy,
carla, hirzto dan lainnya yang tidak dapat disebutkan satu persatu) untuk motivasi, doa
dan dukungannya yang tiada henti.

12. Saudara terkasih dalam Kristus di KMKO TEKNIK 2013 terkhusus untuk Gesnazet
Matota atas dukungan doa, motivasi dan semangatnya yang tak henti.

13. Sahabat-sahabat saya Ranger (Novela, Nurul, Tenry, Ayu, Rega, Eka dan Irma) yang
juga tidak henti memberikan dukungan dan doa.

14. Teman-Teman Seperjuangan Teknik Sipil 2013 yang tidak dapat saya sebutkan satu
persatu yang telah banyak membantu saya menyelesaikan perkuliahan di Fakultas
Teknik Universitas Hasanuddin.

Penulis menyadari dengan sepenuh hati bahwa didalam tugas akhir ini masih
banyak terdapat kesalahan maupun segala bentuk kekurangan. Maka dari itu penulis

ii
memohon maaf dan meminta sekiranya ada kritikan yang bersifat membangun demi
kesempurnaan penelitian ini. Akhirnya penulis berharap semoga penelitian ini dapat
memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi penulis sendiri maupun bagi semua
pihak yang berkenaan untuk membaca dan mempelajarinya. Semoga Tuhan Yang
Maha Kuasa senantiasa melindungi dan memberikan karunia serta anugerahNya
kepada kita sekalian. Amin.

Gowa, 24 Juli 2018

Hormat saya,

Oktaviana Ratnaningsih

iii
ANALISA PERCEPATAN DURASI PROYEK
DENGAN METODE PERTUKARAN WAKTU DAN BIAYA
(TIME COST TRADE OFF METHOD)
(Studi Kasus : Proyek Pembangunan Jaringan Irigasi DI. Baliase Kabupaten
Luwu Utara)

Oktaviana Ratnaningsih
D111 13 521
Mahasiswa S1 Jurusan Sipil
Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin
Jl. Poros Malino Km.7
Kampus Gowa, Gowa 92171, Sul-Sel
Email : oktavianarn@gmail.com

Pembimbing I : Dr. Ir. H. Rusdi Usman Latif, MT.


Pembimbing II : Dr. M.Asad Nur Abdurahman, ST, M.Eng, PM

ABSTRAK
Dalam pembangunan proyek konstruksi berbagai hal dapat terjadi yang dapat
menyebabkan bertambahnya waktu pelaksanaan dan membengkaknya biaya
pelaksanaan. Penyebab terjadinya keterlambatan dalam suatu proyek konstruksi
diakibatkan oleh beberapa faktor antara lain pengaruh cuaca, kurangnya tenaga kerja,
suplai material yang kurang atau terganggu dan peralatan yang digunakan kurang
mencukupi, atau pengaruh dari pihak owner sendiri (misalnya adanya perubahan
desain). Keterlambatan pekerjaan proyek dapat diantisipasi dengan melakukan
percepatan dalam pelaksanaannya, Percepatan penyelesaian proyek harus dilakukan
dengan perencanaan yang baik. Alternatif yang biasa digunakan untuk menunjang
percepatan aktifitas adalah dengan menambah jam kerja (lembur) dan tenaga kerja
sehingga berpengaruh pada biaya total proyek. Untuk mempercepat durasi proyek
dapat menggunakan metode pertukaran waktu dan biaya (Time Cost Trade Off method)
dengan menganalisa hubungan antar aktivitas serta durasi setiap kegiatan kemudian
menghitung crashing program untuk tiap-tiap alternatif yaitu penambahan jam kerja
(lembur) dengan 4 (empat) jam kerja dan penambahan tenaga kerja sebanyak 25% dari
jumlah pekerja untuk kemudian mendapatkan nilai cost slope, untuk dilakukan
kompresi durasi proyek dimulai dari nilai cost slope terendah pada kegiatan yang
berada pada lintasan kritis.
Hasilnya dari kedua alternatif tersebut, penambahan tenaga kerja lebih
menguntungkan dari segi biaya karena hanya terjadi peningkatan total biaya dalam
jumlah yang relatif kecil dibanding pada penambahan jam kerja (lembur), sedangkan
dari segi waktu penambahan jam kerja (lembur) lebih mengefisiensi waktu.
Kata kunci : Percepatan, crashing program, pertambahan biaya, time cost trade off.

iv
ANALYSIS of ACCELERATING METHOD of EXCHANGE PROJECTS
with DURATION TIME and COSTS
(TIME COST TRADE OFF METHOD)
(Case Study: Irrigation Networks In Development Projects. Baliase North Luwu
Regency)

Oktaviana Ratnaningsih
D111 13 521
Undergraduate Student Majoring In Civil
Engineering Faculty University Of Hasanuddin
Jl. Poros Malino Km.7
Kampus Gowa, Gowa 92171, Sul-Sel
Email : oktavianarn@gmail.com

Supervisor I : Dr. Ir. H. Rusdi Usman Latif, MT.


Supervisor II : Dr. M.Asad Nur Abdurahman, ST, M.Eng, PM

ABSTRACT
The construction project in the development of a variety of things can happen that can
cause the increase of time implementation and its implementation costs to swell. The
cause of the occurrence of the delay in a construction project is caused by several
factors, among others, the influence of the weather, the lack of manpower, material
supply is lacking or distracted and equipment used less sufficient, or the influence of
owner's (e.g. the existence of design changes). Delay in project work can be anticipated
by performing an acceleration in the implementation, the acceleration of the
completion of the project should be done with good planning. The usual alternative is
used to support the acceleration of activities is to increase working hours (overtime)
and labor so that the effect on the total cost of the project. To speed up the duration of
the project can use the methods of the exchange of time and cost (Time Cost Trade Off
method) and analyze the relationship between the activity and the duration of each
activity and then calculate the crashing program for each alternative i.e. the addition of
working hours (overtime) and 4 (four) hours of work and increased the workforce by
as much as 25% of the total number of workers to then get the value of the cost of
compression is done for the slope, the duration of the project starting from the value of
the cost of the lowest slope on the activities are on the critical path.
The results of both of these alternatives, the addition of labor is more beneficial in terms
of costs because only an increase in the total cost of a relatively small number of rather
addition of working hours (overtime), while in terms of time the addition of working
hours (overtime) more efficiency in time.
Keywords : Acceleration, crashing program, cost slope, time cost trade off.

v
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................... i


ABSTRAK ............................................................................................................ iv
DAFTAR ISI ......................................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ viii
DAFTAR TABEL ................................................................................................. x
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xii
BAB I. PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
1.1.Latar Belakang ...................................................................................... 1
1.2.Rumusan Masalah ................................................................................. 3
1.3.Tujuan ................................................................................................... 3
1.4.Batasan Masalah .................................................................................... 3
1.5 Sistematika Penulisan ……………………………………………........ 4
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................... 6
2.1.Landasan Teori ...................................................................................... 6
2.1.1.Proyek ..................................................................................... 6
2.1.2.Manajemen Proyek ................................................................. 8
2.1.3. Penjadwalan Proyek .............................................................. 9
2.1.4. Kurva S .................................................................................. 18
2.1.5. Rancangan Anggaran Biaya ................................................... 19
2.1.6.Mempercepat Waktu Penyelesaian Proyek (Crashing) .......... 22
2.1.7.Metode Time Cost Trade Off .................................................. 23
2.1.8.Hubungan Antara Waktu dan Biaya ....................................... 23
2.2.Microsoft Project .................................................................................... 26
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ........................................................... 28
3.1.Metode Penelitian .................................................................................. 28
3.2.Bagan Alir Penelitian ............................................................................. 31

vi
BAB IV. ANALISA DAN PEMBAHASAN ........................................................ 32
4.1.Data Umum Proyek ............................................................................... 32
4.2.Struktur Organisasi ................................................................................ 32
4.3.Skema Jaringan Proyek .......................................................................... 33
4.4.Uraian Pekerjaan dan Penjadwalan Proyek ............................................ 34
4.5.Pembiayaan Proyek ................................................................................ 36
4.5.1. Biaya Langsung ...................................................................... 36
4.5.2. Biaya Tidak Langsung ........................................................... 37
4.5.3. Biaya Total Proyek ................................................................. 39
4.6. Work Breakdown Structure (WBS) dan Precedence
Diagram (PDM) .................................................................................... 40
4.7. Identifikasi Kondisi Proyek dan Hubungan Antar Aktivitas ................ 47
4.8. Perhitungan Crashing Program ………………........................…...… 52
4.8.1.Penambahan Jam Kerja (Lembur) ........................................... 52
4.8.2.Penambahan Jumlah Tenaga Kerja ......................................... 58
4.9. Analisa Pertukaran Biaya dan Waktu (Time Cost Trade Off) ............... 64
4.9.1.Penambahan Jam Kerja (Lembur) ................................................ 64
4.9.2.Penambahan Jumlah Tenaga Kerja .............................................. 70
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 77
5.1. Kesimpulan ........................................................................................... 77
5.2. Saran ...................................................................................................... 78
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………...……….. 80

vii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Sasaran Proyek yang merupakan tiga kendala (triple constrain) .... 7

Gambar 2.2 Kegiatan Seri …………………….............………………………... 14

Gambar 2.3 Kegiatan Paralel ………………………………………...…..…….. 14

Gambar 2.4 Kegiatan Seri …………………………………………….………... 15

Gambar 2.5 Kegiatan Overlap …………………………………………..……… 15

Gambar 2.6 Grafik indikasi menurunnya produktivitas karena kerja lembur ….. 16

Gambar 2.7 Hubungan Waktu – Biaya Total, Biaya Tidak Langsung, Biaya

Langsung dan Biaya Optimal …………….………………………. 24

Gambar 2.8 Hubungan Waktu – Biaya Normal dan Dipersingkat untuk

Suatu Kegiatan ……………..……………………………………… 25

Gambar 4.1 Struktur Organisasi …………………...…...………………………. 32

Gambar 4.2 Foto Lokasi Proyek …………………………………………..….… 33

Gambar 4.3 Skema Proyek Jaringan Irigasi …………………………………..... 33

Gambar 4.4 Diagram Work Breakdown Structure (WBS) ………….…………. 41

Gambar 4.5 Diagram Precedence Diagram (PDM) ……………….….……….. 42

Gambar 4.6 Grafik Perubahan Biaya Langsung dan Biaya Total terhadap Waktu

untuk Alternatif Penambahan Jam Kerja (Lembur) ……….………. 68

Gambar 4.7 Hubungan Waktu – Biaya Normal dan Dipercepat untuk Alternatif

Penambahan Jam Kerja (Lembur) .……………………………….. 69

Gambar 4.8 Grafik Perubahan Biaya Langsung dan Biaya Total terhadap

Penambahan Jumlah Tenaga Kerja ………………………………... 75

viii
Gambar 4.9 Hubungan Waktu – Biaya Normal dan Dipercepat untuk Alternatif

Penambahan Tenaga Kerja ………………………………………... 76

ix
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Perbedaan Manajemen Proyek dengan Manajemen Klasik ................... 9

Tabel 4.1 Time Schedule normal dengan menggunakan kurvs S .......................... 35


Tabel 4.2 Rincian Biaya Langsung ……................................................................ 36
Tabel 4.3 Rincian Biaya Tidak Langsung ............................................................. 38
Tabel 4.4 Rincian Biaya Total .............................................................................. 39
Tabel 4.5 Keterangan Pekerjaan pada Precedence Diagram (PDM) ….….......…. 43
Tabel 4.6 Hubungan Keterkaitan Antar Aktivitas ................................................. 47
Tabel 4.7 Produktifitas harian, Produktifitas per jam, Produktifitas harian
setelah di-crash dan Crash Duration tiap kegiatan kritis .................... 54

Tabel 4.8 Upah kerja harian normal, Upah kerja per jam normal, Upah lembur
per hari (4 jam kerja), Crash cost per hari dan Crash total
tiap kegiatan kritis .............................................................................. 56
Tabel 4.9 Cost slope tiap kegiatan kritis ............................................................... 57

Tabel 4.10 Penambahan jumlah tenaga kerja ........................................................ 58


Tabel 4.11 Produktifitas harian, Produktifitas penambahan jumlah tenaga kerja
dan Crash duration tiap kegiatan kritis .................................................. 60
Tabel 4.12 Upah kerja harian normal, Upah kerja setelah crashing
(penambahan jumlah tenaga kerja) dan Crash cost untuk
tiap kegiatan kritis .................................................................................. 62
Tabel 4.13 Cost slope tiap kegiatan kritis .............................................................. 63

Tabel 4.14 Urutan Kegiatan dengan Cost Slope Terendah ..................................... 64


Tabel 4.15 Total durasi proyek setelah crashing .................................................... 65
Tabel 4.16 Hasil Perhitungan Direct Cost (Biaya Langsung) ............................... 67

x
Tabel 4.17 Hasil Perhitungan Total Cost (Biaya Total) ......................................... 67
Tabel 4.18 Urutan Kegiatan dengan Cost Slope Terendah .................................... 70
Tabel 4.19 Total durasi proyek setelah crashing .................................................... 71
Tabel 4.20 Hasil Perhitungan Penambahan Biaya Sewa Alat ................................ 72
Tabel 4.21 Hasil Perhitungan Penambahan Biaya Alat ........................................... 72
Tabel 4.22 Hasil Perhitungan Direct Cost (Biaya Langsung) ................................ 74
Tabel 4.23 Hasil Perhitungan Total Cost (Biaya Total) .......................................... 74

xi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Time Schedule / Kurva S

Lampiran 2 Rancangan Anggaran Biaya

Lampiran 3 Jaringan Kerja dalam Microsoft Project

xii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Proyek konstruksi merupakan rangkaian mekanisme pekerjaan yang sensitif


karena setiap aspek dalam proyek konstruksi saling berkaitan antara yang satu dengan
yang lainnya. Dalam pembangunan proyek konstruksi berbagai hal dapat terjadi yang
dapat menyebabkan bertambahnya waktu pelaksanaan dan membengkaknya biaya
pelaksanaan. Penyebab terjadinya keterlambatan dalam suatu proyek konstruksi
diakibatkan oleh beberapa faktor antara lain pengaruh cuaca, kurangnya tenaga kerja,
suplai material yang kurang atau terganggu dan peralatan yang digunakan kurang
mencukupi, atau pengaruh dari pihak owner sendiri (misalnya adanya perubahan
desain). Oleh karena itu, dalam perencanaan awal suatu proyek, faktor biaya, waktu
dan kualitas membentuk suatu hubungan yang saling bergantung serta berpengaruh
sangat kuat karena hal tersebut sangat menentukan keberhasilan suatu proyek.

Pada tugas akhir ini pembangunan yang akan ditinjau adalah Pembangunan
Jaringan Irigasi DI Baliase Kabupaten Luwu Utara (Kontrak
No.HK.02.03/SNVT.PJPA.PJSS/IR.RW.I/36 /IX/2016) yang dikerjakan HUTAMA-
CITRA-ENTOLU, KSO. Pembangunan Jaringan Irigasi DI Baliase Kabupaten Luwu
Utara ini dilaksanakan kurun waktu 155 minggu. Proyek Pembangunan Jaringan Irigasi
DI Baliase Kabupaten Luwu Utara dipilih sebagai objek penelitian karena mengalami
keterlambatan pada pelaksanaannya sebesar 13,25% dari kondisi yang direncanakan.
Pada pelaksanaannya, proyek yang berjalan masih 6.01% dari rencana yaitu sebesar
19,26%. Keterlambatan proyek ini terjadi karena beberapa faktor, yaitu faktor cuaca
(hujan), keterlambatan suplai material, dan kurangnya tenaga kerja.

Keterlambatan pekerjaan proyek dapat diantisipasi dengan melakukan


percepatan dalam pelaksanaannya, namun harus tetap memperhatikan faktor biaya.

1
Pertambahan biaya yang dikeluarkan diharapkan seminimum mungkin dan tetap
memperhatikan standar mutu. Percepatan dapat dilakukan dengan mengadakan
penambahan jam kerja, alat bantu yang lebih produktif, penambahan jumlah pekerja,
menggunakan material yang lebih cepat pemasangannya, dan metode konstruksi yang
lebih cepat.

Percepatan penyelesaian proyek harus dilakukan dengan perencanaan yang


baik. Dengan adanya keterbatasan tenaga kerja, maka alternatif yang biasa digunakan
untuk menunjang percepatan aktifitas adalah dengan menambah jam kerja sehingga
berpengaruh pada biaya total proyek. Untuk mengetahui hal ini perlu dipelajari tentang
jaringan kerja yang ada, dan hubungan antara waktu dan biaya, hal tersebut disebut
sebagai Analisis Pertukaran Waktu dan Biaya (Time Cost Trade Off Analysis).

Metode ini dapat dilakukan dengan mengubah metode konstruksi, menambah


jumlah pekerja, mengadakan shift pekerjaan, menambah jam kerja (lembur),
menambah kapasitas peralatan, atau menggunakan material yang lebih cepat
penggunaannya.

Sehubungan dengan itu penulis tertarik mengadakan study kasus untuk


mengetahui bagaimana hasil analisa Time Cost Trade Off pada pengerjaan proyek
pembangunan Jaringan Irigasi DI. Baliase Kabupaten Luwu Utara. Berdasarkan hal
tersebut penulis mengambil judul :
ANALISA PERCEPATAN DURASI PROYEK DENGAN METODE
PERTUKARAN WAKTU DAN BIAYA (TIME COST TRADE OFF METHOD)
(Studi Kasus : Proyek Pembangunan Jaringan Irigasi DI. Baliase Kabupaten
Luwu Utara)

2
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dibuatkan rumusan masalah, yakni :
1. Berapakah biaya optimum percepatan durasi proyek pada pelaksanaan Proyek
Pembangunan Jaringan Irigasi DI. Baliase Kabupaten Luwu Utara
2. Berapakah waktu optimum untuk mempercepat durasi proyek pada
pelaksanaan Proyek Pembangunan Jaringan Irigasi DI. Baliase Kabupaten
Luwu Utara

1.3. Tujuan Penulisan

Tujuan dari penelitian ini :

1. Menganalisa dan menghitung biaya optimum percepatan durasi proyek pada


pelaksanaan Proyek Pembangunan Jaringan Irigasi DI. Baliase Kabupaten
Luwu Utara
2. Menganalisa dan menghitung waktu optimum untuk mempercepat durasi
proyek pada pelaksanaan Proyek Pembangunan Jaringan Irigasi DI. Baliase
Kabupaten Luwu Utara

1.4. Batasan Masalah

Melihat ruang lingkup permasalahannya maka kami membatasi pokok masalahnya


sebagai berikut :

1. Lokasi pekerjaan hanya pada pelaksanaan Proyek Pembangunan Jaringan


Irigasi DI. Baliase Kanan 2 (Paket IV) Kabupaten Luwu Utara dengan metode
Time Cost Trade Off.
2. Data-data yang digunakan diperoleh dari pihak pemilik proyek dan pelaksana
proyek (kontraktor)
3. Harga satuan tidak berubah selama pelaksanaan proyek.

3
4. Perhitungan Crash Duration hanya pada dua variable (alternatif) saja, yaitu
penambahan jam kerja dan penambahan jumlah tenaga kerja.

1.5. Sistematika Penulisan

Untuk memberikan gambaran mengenai keseluruhan penulisan ini yaitu


susunan dari bab-bab yang merupakan pokok uraian dari skripsi ini, maka di bawah ini
kami menguraikan secara singkat uraian masalah dalam setiap bab (sistematis
penulisan)

Bab I : Pendahuluan

Pada bab ini membahas tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan
penulisan, batasan masalah, serta sistematika penulisan.

Bab II : Tinjauan Pustaka

Pada bab ini memberikan uraian mengenai teori yang menjadi landasan dalam
penulisan, serta metode-metode yang digunakan dalam Time Cost Trade Off pada
sistem pengendalian biaya dan waktu. Dan juga memberikan dasar-dasar serta langkah-
langkah dalam penulisan.

Bab III : Metodologi Penelitian

Pada bab ini dijelaskan mengenai jenis penelitian, prosedur dan teknik pengambilan
data, metode pengolahan dan analisis data yang akan dipakai dalam penelitian ini.

Bab IV : Analisis Data

Bab ini merupakan aplikasi dari bab ketiga yang merupakan inti dari penulisan yang
membahas tentang analisa biaya pekerjaan rencana serta rancangan biaya proyek serta
perhitungan crash duration pada proyek dan hasil dari Time Cost Trade Off Analysis.

4
Bab V : Kesimpulan dan Saran

Bab ini merupakan penutup yang terdiri dari kesimpulan dari pembahasan dan saran-
saran yang berkaitan dengan hal-hal diperoleh dari penulisan.

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

Dasar teori yang digunakan dalam penulisan tugas akhir ini adalah antara lain
mengenai proyek, manajemen proyek, penjadwalan proyek, kurva S, Rencana
Anggaran Biaya (RAB), serta teori mengenai mempercepat durasi proyek dan metode
time cost trade off).

2.1.1 Proyek
a. Defenisi Proyek
Menurut Soeharto,1999, kegiatan proyek dapat diartikan sebagai suatu kegiatan
sementara yang berlangsung dalam jangka waktu tebatas, dengan alokasi sumber daya
tertentu dan dimaksudkan untuk menghasilkan produk atau deliverable yang kriteria
mutunya telah digariskan dengan jelas. Lingkup (scope) tugas tersebut dapat berupa
pembangunan pabrik, pembuatan produk baru atau pelaksanaan penelitian dan
pengembangan Lebih lanjut (Soeharto,1999), menjelaskan bahwa ciri pokok proyek
adalah sebagai berikut:
 Bertujuan menghasilkan lingkup (scope) tertentu berupa produk akhir atau hasil
kerja akhir.
 Dalam proses mewujudkan lingkup di atas, ditentukan jumlah biaya, jadwal serta
kriteria mutu.
 Bersifat sementara dalam arti umurnya dibatasi oleh selesainya tugas. Titik awal
dan akhir ditentukan dengan jelas.
 Non-rutin, tidak berulang-ulang. Macam dan intensitas kegiatan berubah
sepanjang proyek berlangsung.
Selain berbentuk bangunan, telah disebutkan bahwa tiap proyek memiliki tujuan
khusus, misalnya membangun rumah tinggal, jembatan, atau instalasi pabrik. Di dalam

6
proses mencapai tujuan tersebut, ada batasan yang harus dipenuhi yaitu besar biaya
(anggaran) yang harus dialokasikan, jadwal, serta mutu yang harus dipenuhi. Ketiga
hal tersebut merupakan parameter penting bagi penyelenggara proyek yang sering
diasosiasikan sebagai saasaran proyek. Ketiga batasan di atas disebut tiga kendala atau
triple constraint (Soeharto,1999).

Gambar 2.1 Sasaran proyek yang juga merupakan tiga kendala (triple constraint)
(Soeharto,1999)

b. Jenis-Jenis Proyek
Menurut Soeharto,1999, proyek dapat dikelompokkan menjadi :
a. Proyek Engineering-Konstruksi
Terdiri dari pengkajian kelayakan, desain engineering, pengadaan, dan konstruksi.
b. Proyek Engineering-Manufaktur
Dimaksudkan untuk membuat produk baru, meliputi pengembangan produk,
manufaktur, perakitan, uji coba fungsi dan operasi produk yang dihasilkan.
c. Proyek Penelitian dan Pengembangan
Bertujuan untuk melakukan penelitian dan pengembangan dalam rangka
menghasilkan produk tertentu.
d. Proyek Pelayanan Manajemen
Proyek pelayanan manajemen tidak memberikan hasil dalam bentuk fisik, tetapi
laporan akhir, misalnya merancang sistem informasi manajemen.

7
e. Proyek Kapital
Proyek kapital merupakan proyek yang berkaitan dengan penggunaan dana kapital
untuk investasi.
f. Proyek Radio-Telekomunikasi
Bertujuan untuk membangun jaringan telekomunikasi yang dapatmenjangkau area
yang luas dengan biaya minimal.
g. Proyek Konservasi Bio-Diversity
Proyek konservasi bio-diversity merupakan proyek yang berkaitan dengan usaha
pelestarian lingkungan.

2.1.2. Manajemen Proyek


Manajemen proyek adalah kegiatan merencanakan, mengorganisasikan,
mengarahkan, dan mengendalikan sumber daya organisasi perusahaan untuk mencapai
tujuan tertentu dalam waktu tertentu dengan sumber daya tertentu. Manajemen proyek
mempergunakan personel perusahaan untuk ditempatkan pada tugas tertentu dalam
proyek (Santosa, 2003).
Pada perencanaan awal suatu proyek, faktor biaya, waktu dan mutu membentuk
tata hubungan yang saling bergantungan serta berpengaruh sangat kuat. Salah satu
bentuk alternative optimalisasi untuk mengatasi keterlambatan waktu proyek yang
dapat dilakukan adalah melakukan penambahan jam kerja, penambahan material,
penambahan alat berat, dan penambahan tenaga kerja. Banyak hal yang terkait dengan
hal tersebut yaitu waktu penyelesaian proyek dan biaya-biaya pekerja pada proyek,
serta aktifitas pendukungnya mempunyai hubungan yang erat karena hal tersebut
sangat menentukan keberhasilan suatu proyek (Dipohusodo, 1996).
Berikut ini perbedaan manajemen proyek dengan manajemen klasik menurut
D.I. Cleland dan W.R. King (Soeharto,1999) :

8
Tabel 2.1 Perbedaan Manajemen Proyek dengan Manajemen Klasik

2.1.3. Penjadwalan Proyek


Penjadwalan merupakan tahapan menerjemahkan suatu perencanaan ke dalam
suatu diagram-diagram yang sesuai dengan skala waktu. Penjadwalan menentukan
kapan kegiatankegiatan akan dimulai, ditunda, dan diselesaikan, sehingga
pengendalian sumber-sumber daya akan disesuaikan waktunya menurut kebutuhan
yang ditentukan. Dalam proyek, penjadwalan sangat penting dalam memproyeksikan
keperluan tenaga kerja, material, dan peralatan.
Menjadwalkan adalah berpikir secara mendalam melalui berbagai persoalan-
persoalan, menguji jalur-jalur yang logis, serta menyusun berbagai macam tugas, yang
menghasilkan suatu kegiatan lengkap, dan menuliskan bermacam-macam kegiatan
dalam kerangka yang logis dan rangkaian waktu yang tepat (Syafriandi, 2006).
Agar suatu proyek dapat berjalan dengan lancar serta efektif, maka diperlukan
pengaturan waktu atau penjadwalan dari kegiatan-kegiatan yang terlibat di dalamnya.

9
Sehubungan dengan itu, maka pihak pelaksana dari suatu proyek biasanya membuat
suatu jadwal kegiatan (time schedule).
Jadwal kegiatan adalah urutan-urutan kerja berisi, antara lain :
• Jenis pekerjaan yang akan dilaksanakan.
• Waktu di mana suatu pekerjaan dimulai dan diakhiri.
• Urutan dari pekerjaan.
Dengan adanya jadwal waktu ini, pimpinan proyek dapat mengetahui dengan
jelas rencana kerja yang akan dilaksanakan, sehingga kelangsungan atau kontinuitas
proyek dapat dipelihara. Hal ini memudahkan pimpinan proyek untuk mengkoordinasi
unit-unit pekerjaan sehinga diperoleh efisiensi kerja yang tinggi (Soeharto, 1999).
Adapun tujuan penjadwalan adalah sebagai berikut :
• Mempermudah perumusan masalah proyek.
• Menentukan metode atau cara yang sesuai.
• Kelancaran kegiatan lebih terorganisir.
• Mendapatkan hasil yang optimum.
Sedangkan fungsi penjadwalan dalam suatu proyek konstruksi antara lain :
• Menentukan durasi total yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek.
• Menentukan waktu pelaksanaan dari masing-masing kegiatan.
• Menentukan kegiatan-kegiatan yang tidak boleh terlambat atau tertunda
pelaksanaannya dan
menentukan jalur kritis.
• Menentukan kemajuan pelaksanaan proyek.
• Sebagai dasar perhitungan cash flow proyek.
• Sebagai dasar bagi penjadwalan sumber daya proyek, seperti tenaga kerja, material,
dan
peralatan.
• Sebagai alat pengendalian proyek.
Data yang diperlukan adalah :
• Proyek konstruksi yang akan dilaksanakan.

10
• Metode pelaksanaan.
• Membuat list semua kegiatan yang sudah dilakukan untuk proyek tersebut, serta
perkiraan waktu
yang diperlukan.
• Urutan pelaksanaan kegiatan.
• Ketergantungan pelaksanaan antara kegiatan satu dan lainya.
Mengingat perubahan-perubahan yang selalu terjadi pada saat pelaksanaan, maka
beberapa faktor harus diperhatikan untuk membuat jadwal proyek yang cukup efektif,
yaitu :
a. Secara teknis, jadwal tersebut bisa dipertanggungjawabkan (technically feasible).
b. Disusun berdasarkan perkiraan/ramalan yang akurat (reliable estimate) dimana
perkiraan
waktu, sumber daya, serta biayanya berdasarkan kegiatan pada proyek sebelumnya.
c. Sesuai sumber daya yang sesuai.
d. Sesuai penjadawalan proyek lainnya yang menggunakan sumber daya yang sama.
e. Fleksible terhadap perubahan-perubahan, misalnya perubahan pada spesifikasi
proyek.
f. Mendetail yang dipakai sebagai alat pengukur hasil yang dicapai dan pengendalian
kemajuan
proyek.
g. Dapat menampilkan kegiatan pokok kritis.

a. Penentuan Asumsi Durasi Kegiatan


Durasi kegiatan dalam metode jaringan kerja adalah lama waktu yang diperlukan
untuk melakukan kegiatan dari awal sampai akhir (Soeharto, 1999).
Ketepatan atau akurasi asumsi durasi kegiatan akan banyak tergantung dari siapa
yang membuat perkiraan tersebut. Durasi ini lazimnya dinyatakan dengan jam, hari
atau minggu.

11
Durasi Kegiatan Normal
Durasi kegiatan normal adalah jangka waktu yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan kegiatan dengan tingkat produktifits kerja yang normal, yaitu sesuai
dengan sumber daya dan kemampuan yang ada pada saat itu. Menurut Soeharto,1999,
untuk menentukan durasi proyek, banyak faktor-faktor yang harus diperhatikan, antara
lain :
a. Jenis kegiatan
Setiap kegiatan memiliki karakteristik tersendiri, sehingga harus ditangani secara
tersendiri pula. Semakin sulit penangannya, maka semakin sulit lama durasi yang
dibutuhkan.
b. Metode yang digunakan
Penggunaan sumber daya (tenaga kerja, material dan peralatan) tergantung pada
metode pelaksanaan yang dipakai. Dengan demikian, penggunaan metode
pelaksanaan yang berbeda-beda dapat menghasilkan durasi kegiatan yang berbeda
pula.
c. Situasi dan kondisi lapangan
Dimaksudkan untuk mengetahui hambatan-hambatan atau kemudahan-kemudahan
yang terdapat di lapangan. Misalnya medan proyek yang berat, terpencil atau pada
ketinggian yang lebih tinggi akan memperlambat pelaksanaan kegiatan.
d. Lokasi sumber daya
Semakin dekat lokasi sumber daya dengan lokasi proyek, akan semakin
memperlancar pelaksanaan suatu kegiatan, sehingga waktu pelaksanaan akan lebih
singkat.
e. Faktor cuaca
Faktor ini akan sangat berpengaruh terhadap prestasi kerja. Iklim dan cuaca yang
jelek akan memperlambat penyelesaian kegiatan.
f. Dana yang tersedia

12
Durasi kegiatan akan lebih lama bila dana yang masuk ke dalam kas perusahaan
tersendat-sendat. Begitu juga akan menyebabkan tersendatnya arus material yang
masuk.
g. Macam dan volume pekerjaan yang akan dilaksanakan
Volume pekerjaan yang lebih besar membutuhkan durasi pekerjaan yang lebih lama.
Volume ini dapat dihitung dari dokumen rencana kerja dan syarat-syarat yang
diberikan pemilik proyek.
h. Kondisi sosial politik
Termasuk dalam hal ini adalah peraturan pemerintah di bidang tenaga kerja.
i. Sumber daya yang dimiliki oleh pelaksana
Faktor ini meliputi jumlah, kemampuan dan keterapilan tenaga kerja serta kapasitas
alat-alat kerja. Yang perlu ditinjau di sini adalah produktifitas tenaga kerja dengan
faktor-faktor yang mempengaruhinya, yaitu antara lain : kualitas dan kuantitas
tenaga kerja, efisiensi, jam kerja, kondisi lingkungan dan lain-lain.

Durasi Kegiatan Dipercepat (Crashed)


Pada kegiatan manajemen proyek sangat dibutuhkan penjadwalan kegiatan.
Salah satu indikasi akan suatu manajemen proyek agar dikatakan baik adalah dengan
memenuhi target jadwal kegiatan pada waktu yang telah ditentukan. Tetapi pada
kenyataannya hal ini sulit dicapai karena kecenderungan manajemen proyek terfokus
pada cara untuk meminimalisasi keterlambatan, dan bukan cara untuk mempercepat
pekerjaan. Manajemen proyek yang baik bukan berarti membuat jadwal kegiatan lebih
lama melainkan memperpendek jadwal kegiatan.
Ada beberapa alasan mengapa jadwal kegiatan proyek seharusnya lebih
singkat, yaitu :
• Jadwal kegiatan yang lebih pendek dapat mengurangi biaya dari keseluruhan proyek
sementara
dapat meningkatkan jumlah pekerjaan tanpa penambahan sumber daya.

13
• Jadwal kegiatan yang lebih pendek akan mempercepat waktu penyelesaian proyek
sehingga hasil
akhir dari proyek akan dapat seger digunakan, yang kemudian akan sangat
berpengaruh terhadap profit yang akan didapatkan dari pengerjaan proyek.
• Jadwal kegiatan yang lebih pendek juga akan meningkatkan kemungkinan untuk
memenangkan tender (terutama untuk kontraktor dan konsultan).
Awalnya, yaitu pada saat proyek direncanakan, durasi kegiatan direncanakan
sesuai durasi yang tersedia (sumber daya normal). Bila kemudian hari penyelesaian
dipercepat karena alasan tertentu, maka ada beberapa cara yang bisa dilakukan, yaitu :
1. Perubahan logika pekerjaan
a. Kegiatan seri dijadikan paralel
Sebagai contoh, diambil potongan suatu jaringan kegiatan berikut.

Gambar 2.2 Kegiatan Seri (Soeharto,1999)

Dari Gambar 2.2 di atas dapat dilihat bahwa kegiatan pembuatan pagar proyek
dilakukan
setelah kegiatan pengukuran selesai. Namun, sebenarnya kedua kegiatan ini
dapat dilakukan secara beramaan selama sumber daya yang dimiliki oleh
proyek memadai. Sehingga waktu penyelesaian untk potongan jaringan
kegiatan ini dapat dipersingkat menjadi seperti Gambar 2.3.

Gambar 2.3 Kegiatan Paralel (Soeharto, 1999)

14
b. Kegiatan seri dijadikan overlap
Sebagai contoh pada pekerjaan pelat lantai suatu bangunan yang terdiri dari
pekerjaan bekisting dan pembesian.

Gambar 2.4 Kegiatan Seri (Soeharto, 1999)

Pada Gambar 2.4, kedua pekerjaan harus dilakukan secara seri, yaitu pekerjaan
bekisting kemudian diikuti oleh pekerjaan pembesian.
Bila ternyata pekerjaan pelat lantai tersebut terbagi atas beberapa lokasi
kegiatan, maka kegiatan ini dapat dilakukan secara overlap sehingga waktu
penyelesaian bisa dipersingkat. Artinya, di saat kegiatan bekisting sudah
dilaksanakan 50 %, kegiatan pembesian sudah bisa dilakukan seperti Gambar
2.5. Sekali lagi, hal ini memungkinkan selama sumber daya yang dimiliki
proyek memadai.

Gambar 2.5 Kegiatan Overlap (Soeharto, 1999)

2. Penambahan produktifitas sumber daya


Dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu sebagai berikut :
a. Penambahan Jam Kerja (lembur)
Dilakukan dengan cara menambah jam kerja setiap ari, tanpa menambah jumlah
tenaga kerja. Kerja lembur ini mengandung resiko yang cukup tinggi dan

15
pekerjaan akan sangat berat. Oleh sebab itu, kerja lembur harus mendapat
tambahan yang lebih besar dari upah kerja normal, biasanya 1,5 kali sampai 2
kali upah kerja normal.
Apabila dilakukan kerja lembur akan terjadi penurunan produktivitas, yang
dapat dilihat pada Gambar 2.6.

Gambar 2.6 Grafik indikasi menurunnya produktivitas karena kerja lembur (Soeharto,
1999)
b. Pembagian Giliran Kerja
Di sini terjadi penambahan jumlah pekerja, karena unit pekerja giliran pagi
sampai sore berbeda dengan unit pekerja giliran sore sampai malam. Dengan
demikian produktifitas kerja dianggap hampir sama.
c. Penambahan Tenaga Kerja
Dimaksudkan sebagai penambahan jumlah pekerja dalam satu unit kerja tanpa
menambah
jam kerjanya. Penambahan tenaga kerja yang optimum akan menambah
produktifitas kerja, namun penambahan yang terlalu banyak justru menurunkan

16
produktifitas kerja karena berbagai macam hal, antara lain : terlalu sempitnya
lahan untuk bekerja, kesulitan pengawasan dan lain-lain.
d. Penambahan/Penggantian Peralatan
Dimaksudkan untuk menambah produktifitas kerja, menambah ketelitian kerja
dan mengurangi jumlah tenaga kerja manusia.
e. Penggantian/Perbaikan Metode Kerja
Dilakukan bila metode yang dilakukan sudah tidak efisien lagi. Misalnya
perubahan dari pelaksanaan produksi manual ke produksi pabrikasi. Namun
penggantian metode kerja kadang kala juga berarti merubah logika jaringan
kegiatan atau bahkan jenis kegiatannya sendiri.
f. Konsentrasi pada Kegiatan Tertentu
Dilakukan dengan mengkonsentrasikan pelaksanaan pekerjaan yang dianggap
khusus, kritis atau tingkat kegagalan tinggi. Konsentrasi ini berarti penambahan
tenaga kerja atau peralatan pada kegiatan ini.
g. Kombinasi dari Alternatif yang Ada
Dalam pelaksanaannya, peningkatan produktifitas sumber daya dapat
dilakukan dengan mengkombinasikan alternatif-aternatif yang ada sehingga
menghasilkan suatu cara yang paling tepat dan efisien
.
b. Jaringan Kerja (Network Planning)
Network planning adalah sebuah cara atau teknik yang sangat
membantu dalam sebuah perencanaan, penjadwalan, dan pengawasan sebuah
pekerjaan proyek. Prinsip dasar Network Planning yakni mengelola sebuah proyek
mencakup banyak manajemen dan koordinasi berbagai macam bentuk kegiatan.
Ketika beberapa tugas yang harus diselesaikan sudah berada di atas meja kerja,
maka hal ini menjadi suatu tantangan untuk menjaga semua aspek proyek agar
semuanya tetap berjalan dengan lancar.
Untuk memudahkan pelaksanaan sebuah proyek konstruksi, maka
diperlukan adanya sebuah perencanaan yang baik agar seluruh kegiatan dapat

17
berjalan dengan lancar. Perencanaan jaringan kerja pada sebuah proyek lebih
dikenal dengan istilah network planning (NWP).
Sebuah network planning adalah gambaran kejadian-kejadian dan
kegiatan yang
diharapkan akan terjadi dan dibuat secara kronologis serta dengan kaitan yang
logis dan berhubungan antara sebuah kejadian atau kegiatan dengan yang lainnya.
Ini juga merupakan teknik dalam perencanaan kegiatan atau proyek yang dapat
menjawab pertanyaan bagaimana mengelola suatu proyek.
Semenjak dikenalkan pada tahun 1950 di Amerika oleh Du Pont
Company secara independen, network planning mulai berkembang di negara-
negara lain. Dua metode awal pada network planning yang dikenal, yaitu CPM
(Critical Path Method) dan PERT (ProbabilityEvaluation Review Technique).
CPM bergantung pada PERT yang dapat mengatasi masalah penjadwalan kerja.
CPM lebih banyak mengarah pada bagian permasalahan biaya dan waktu.
Karakteristik umum dari dua metode ini adalah sebuah proyek bisa menjadi diubah
menjadi paket pekerjaan atau paket kegiatan yang terdefinisi dengan baik.
Saat ini telah berkembang sistem penjadwalan proyek dengan
menggunakan alat bantu komputer. Beberapa program komputer yang digunakan
dalam penjadwalan proyek antara lain Microsoft Project dan Primavera. Program-
program tersebut penjadwalan dengan komputer mampu mengolah data dalam
jumlah besar dan kemungkinan kesalahan yang kecil sehingga penyusunan
penjadwalan dapat dilakukan dengan lebih cepat dan teliti.
Pada dasarnya program-program tersebut berprinsip pada perhitungan
CPM, PDM dan dengan penampilan Gant Chart yang disempurnakan sehingga
hubungan keterkaitan setiap kegiatan bisa tergambar dengan jelas.

2.1.4. Kurva S
Kurva S pertama kali dikembangkan atas dasar pengamatan terhadap
pelaksanaan sejumlah proyek dari awal hingga selesai.

18
Kurva S secara grafis adalah penggambaran kemajuan kerja (bobot %)
kumulatif pada sumbu vertikal terhadap waktu pada sumbu horizontal. Bobot kegiatan
adalah nilai persentase proyek dimana penggunaannya dipakai untuk mengetahui
kemajuan proyek tersebut. Kemajuan kegiatan biasanya diukur terhadap jumlah uang
yang telah dikeluarkan oleh proyek. Pembandingan kurva S rencana dengan kurva
pelaksanaan memungkinkan dapat diketahuinya kemajuan pelaksanaan proyek apakah
sesuai, lambat, ataupun lebih dari yang direncanakan (Husein, 2009).
Adapun fungsi kurva S adalah sebagai berikut :
a. Menentukan waktu penyelesaian proyek.
b. Menentukan waktu penyelesaian bagian proyek.
c. Menentukan besarnya biaya pelaksanaan proyek.
d. Menentukan waktu untuk mendatangkan material dan alat yang akan dipakai.

2.1.5. Rencana Anggaran Biaya


Sebelum proyek dimulai, terlebih dahulu diperkirakan secara cermat biaya yang
akan dikeluarkan dalam Rencana Anggaran Biaya (RAB) yang memuat real cost dari
proyek yang dikerjakan. Rencana Anggaran Biaya (RAB) adalah perhitungan
banyaknya biaya yang diperlukan untuk bahan dan upah, serta biaya-biaya lain yang
berhubungan dengan pelaksanaan proyek. RAB memuat keseluruhan item pekerjaan
yang menjadi tanggung jawab kontraktor dan diperinci lagi sehingga RAB juga berisi
volume pekerjaan, kebutuhan bahan bangunan dan peralatan, alokasi dan upah tenaga
kerja serta pengeluaran lainnya. Dari real cost ini kemudian ditentukan harga borongan
untuk lelang. Anggaran biaya pada bangunan yang sama akan berbeda-beda di masing-
masing daerah, disebabkan karena perbedaan harga bahan dan upah tenaga kerja.
RAB merupakan jumlah dari RAP (Rencana Anggaran Pelaksanaan) dan
keuntungan, RAP terdiri dari biaya langsung (direct cost) dan biaya tidak langsung
(indirect cost). Setelah proyek berjalan, setiap pengeluaran yang terjadi dicatat sesuai
dengan butir-butir yang ada dalam Rencana Anggaran Biaya (RAB) dan dijadikan
Realisasi Biaya Pekerjaan (RBP). Jumlah penggunaan dana proyek dalam RBP ini

19
seharusnya lebih kecil atau paling tidak sama dengan yang tercantum dalam RAB, agar
didapat keuntungan perusahaan. Namun dalam usaha memperoleh keuntungan ini
mestinya tidak mengurangi kualitas dan kuantitas hasil kerja. Oleh karena itu
dibutuhkan suatu pengendalian biaya untuk mencapai tujuan tersebut.

a. Perhitungan Volume
Perhitungan volume pekerjaan adalah bagian paling esensial dalam tahap
perencanaan proyek konstruksi. Pengukuran kuantitas/volume pekerjaan konstruksi
merupakan suatu proses pengukuran/perhitungan terhadap kuantitas item-item
pekerjaan berdasarkan pada gambar atau aktualisasi pekerjaan di lapangan. Dengan
mengetahui jumlah volume pekerjaan maka akan diketahui berapa banyak biaya yang
diperlukan dalam pelaksanaan proyek konstruksi tersebut.

b. Analisa Harga Satuan


Analisa harga satuan berfungsi sebagai pedoman awal perhitungan rencana
anggaran biaya yang didalamya terdapat angka yang menunjukan jumlah material,
tenaga dan biaya persatuan pekerjaan.
Untuk mendapatkan daftar harga baik bahan maupun upah dapat diperoleh
melalui berbagai media antara lain :
• Daftar harga yang dikeluarkan oleh Pemerintah Daerah setempat.
• Daftar harga yang dikeluarkan oleh instansi tertentu.
• Jurnal-jurnal harga bahan dan upah.
• Bapenas
• Survei harga di lokasi proyek.
Setelah daftar harga diperoleh kemudian dilakukan analisa harga satuan
pekerjaan yang dapat dilakukan dengan perhitungan ataupun dengan menggunakan
buku analisa BOW ataupun SNI untuk mendapatkan harga koefisien masing-masing
pekerjaan, sehingga kemudian akan dapat dilakukan perhitungan Rencana Anggaran
Biaya (RAB).

20
c. Penentuan Biaya
Biaya yang digunakan di proyek adalah biaya total. Total biaya untuk setiap
durasi waktu adalah jumlah biaya langsung dan biaya tidak langsung. Biaya tidak
langsung bersifat kontinu selama proyek, sehingga pengurangan durasi proyek berarti
pengurangan dalam biaya tidak langsung. Biaya langsung dalam grafik akan meningkat
jika durasi proyek dikurangi dari awalnya yang direncanakan. Dengan informasi dari
grafik, manajer dapat dengan cepat menimbang alternatif-alternatif yang mungkin
diambil dalam memenuhi deadline waktu yang ditentukan.

Biaya Langsung (Direct Cost)


Biaya langsung secara umum menunjukkan biaya tenaga kerja, bahan,
peralatan, dan kadang-kadang juga biaya subkontraktor. Biaya langsung akan bersifat
sebagai biaya normal apabila dilakukan dengan metode yang efisien, dan dalam waktu
normal proyek. Biaya untuk durasi waktu yang dibebankan (imposed duration date)
akan lebih besar dari biaya untuk durasi waktu yang normal, karena biaya langsung
diasumsikan dikembangkan dari metode dan waktu yang normal sehingga pengurangan
waktu akan menambah biaya dari kegiatan proyek. Total waktu dari semua paket
kegiatan dalam proyek menunjukkan total biaya langsung untuk keseluruhan proyek.
Proses ini membutuhkan pemilihan beberapa kegiatan kritis yang mempunyai biaya
percepatan terkecil.

Biaya Tidak Langsung (Indirect Cost)


Biaya tidak langsung (indirect cost) adalah biaya yang tidak secara langsung
berhubungan dengan konstruksi, tetapi harus ada dan tidak dapat dilepaskan dari
proyek tersebut (Frederika, 2010).
Biaya tidak langsung secara umum menunjukkan biaya-biaya overhead seperti
pengawasan, administrasi, konsultan, bunga, dan biaya lain-lain/biaya tak terduga.
Biaya tidak langsung tidak dapat dihubungkan dengan paket kegiatan dalam proyek.

21
Biaya tidak langsung secara langsung bervariasi dengan waktu, oleh karena itu
pengurangan waktu akan menghasilkan pengurangan dalam biaya tidak langsung.

2.1.6. Mempercepat Waktu Penyelesaian Proyek (Crashing)


Mempercepat penyelesaian waktu proyek adalah suatu usaha menyelesaikan
proyek lebih awal dari waktu penyelesaian dalam keadaan normal. Proses
mempercepat waktu penyelesaian proyek dinamakan Crash Program. Dengan
diadakannya percepatan proyek ini, akan terjadi pengurangan durasi kegiatan pada
kegiatan yang akan diadakannya crash program. Akan tetapi, terdapat batas waktu
percepatan (crash duration) yaitu suatu batas dimana dilakukan pengurangan waktu
melewati batas waktu ini akan tidak efektif lagi.
Durasi percepatan (crashing) maksimum suatu aktivitas adalah durasi
tersingkat untuk
menyelesaikan suatu aktivitas yang secara teknis masih mungkin dengan asumsi
sumber daya
bukan merupakan hambatan (Soeharto,1999).
Percepatan durasi dari suatu jadwal pelaksanaan proyek mengacu pada
percepatan dari kegiatan-kegiatan yang ada dalam rangka untuk menyelesaikan proyek
lebih cepat. Waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan proyek ditentukan oleh
lintasan kritis, maka untuk mempercepat durasi dari jadwal penyelesaian proyek,
seseorang seharusnya memfokuskan pada kegiatan-kegiatan kritis.
Konsekuensi dari percepatan proyek atau crashing program adalah
meningkatnya biaya langsung (direct cost).
Ada beberapa metode percepatan durasi proyek, salah satunya adalah metode
pertukaran waktu dan biaya (time cost trade off). Percepatan durasi dapat dilaksanakan
dengan cara penambahan jumlah tenaga kerja, penambahan jam kerja( lembur),
penambahan atau penggantian peralatan yang lebih produktif, dan penggantian
material yang dapat membuat pekerjaan lebih cepat tanpa mengurangi mutu serta
penyempurnaan metode pelaksanaan konstruksi.

22
2.1.7. Metode Time Cost Trade Off
Time Cost Trade Off adalah suatu metode untuk mempercepat durasi proyek
dengan menambahkan variabel / alternatif tertentu (jam kerja, tenaga kerja, alat, dll).
Metode pertukaran waktu dan biaya (Time Cost Trade Off Method )
memberikan alternatif kepada perencana proyek untuk dapat menyusun perencanaan
terbaik sehingga upaya mengoptimalkan waktu dan biaya dalam menyelesaikan suatu
proyek, penyelesaian penugasan sumber daya untuk meng-efisiensikan alokasi sumber
daya juga diperlukan, sehingga dapat dihasilkan sumber daya yang diinginkan dengan
pertambahan biaya yang paling optimum (Buluatie,2013).
Dalam penyusunan sebuah schedule proyek konstruksi diharapkan
menghasilkan schedule yang realistis berdasarkan estimasi yang wajar. Salah satu cara
mempercepat durasi proyek adalah dengan analisa time cost trade off. Dengan
mereduksi suatu pekerjaan yang akan berpengaruh terhadap waktu penyelsaian proyek.
Time Cost Trade Off adalah suatu proses yang disengaja, sistematis dan analitik dengan
cara melakukan pengujian dari semua kegiatan dalam suatu proyek yang dipusatkan
pada kegiatan yang berada pada jalur kritis. Selanjutnya melakukan kompresi dimulai
pada lintasan kritis yang mempunyai nilai cost slope terendah. Kompresi terus
dilakukan sampai lintasan kritis mempunyai aktivitas-aktivitas yang telah jenuh
sebelumnya (Wulfram, 2004).

2.1.8. Hubungan Antara Waktu dan Biaya


Biaya total proyek adalah penjumlahan dari biaya langsung dan biaya tak
langsung yang digunakan selama pelaksanaan proyek. Besarnya biaya ini sangat
tergantung oleh lamanya waktu (durasi) penyelesaian proyek, keduanya berubah sesuai
dengan waktu dan kemajuan proyek. Meskipun tidak dapat dihitung dengan rumus
tertentu, tetapi umumnya makin lama proyek berjalan makin tinggi komulatif biaya tak
langsung yang diperlukan (Soeharto, 1999). Gambar 2.7 menunjukkan hubungan
antara biaya langsung, biaya tidak langsung dan biaya total proyek. Biaya optimal

23
didapat dengan mencari total biaya proyek terkecil. Untuk hubungan antara waktu dan
biaya ditunjukkan pada Gambar 2.8.

Gambar 2.7 Hubungan Waktu – Biaya Total, Biaya Tidak Langsung, Biaya
Langsung dan
Biaya Optimal (Soeharto,1999)

24
Gambar 2.8 Hubungan Waktu – Biaya Normal dan Dipersingkat untuk Suatu Kegiatan
(Soeharto, 1999)

Dengan dipercepatnya durasi suatu proyek maka pasti akan terjadi perubahan
biaya dan waktu. Terdapat dua nilai waktu yang akan ditunjukkan tiap aktifitas dalam
suatu jaringan kerja saat terjadi percepatan yaitu :
a. Normal Duration
Normal duration adalah waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu aktifitas
atau kegiatan dengan sumber daya normal yang ada tanpa adanya tambahan biaya
lain dalam sebuah proyek.
b. Crash Duration
Crash duration adalah waktu yang dibutuhkan sebuah proyek dalam usahanya
mempersingkat waktu yang durasinya lebih pendek dari normal duration.

Proses percepatan juga menyebabkan perubahan pada elemen biaya yaitu :

25
a. Normal Cost
Normal cost adalah biaya yang dikeluarkan dengan penyelesaian proyek dalam
waktu normal. Perkiraan biaya ini adalah pada saat perencanaan dan penjadwalan
bersamaan dengan penentuan waktu normal.
b. Crash Cost
Crash cost adalah biaya yang dikeluarkan dengan penyelesaian proyek dalam
jangka waktu sebesar durasi crash-nya. Biaya setelah di-crashing akan menjadi
lebih besar dari biaya normal.

2.2. Microsoft Project

Microsoft Project adalah sebuah aplikasi untul mengelolah suatu proyek.


Microsoft Project merupakan sistem perencanaan yang dapat membantu dalam
menyusun penjadwalan (scheduling) suatu proyek atau rangkaian pekerjaan. Microsoft
Project juga mampu membantu melakukan pencatatan dan pemantauan terhadap
penggunaan sumber daya (resource), baik yang berupa sumber daya manusia maupun
yang berupa peralatan. Yang dikerjakan oleh Microsoft project antara lain mencatat
kebutuhan tenaga kerja pada setiap sector, mencatat ham kerja para pegawai, jam
lembur dan menghitung pengeluaran sehubungan denga ongkos tenaga kerja,
memasukkan biaya tetap, menghitung total biaya proyek, serta membantu mengontrol
penggunaan tenaga kerja pada beberapa pekerjaan untuk menghindari overallocation
(kelebihan beban pada penggunaan tenaga kerja). (Adi, Kusrianto,2008)

Dalam Microsoft Project ada beberapa istilah khusus antara lain :

1. Task
Task adalah salah satu bentuk lembar kerja dalam Microsoft Project yang berisi
rincian pekerjaan sebuah proyek
2. Duration

26
Duration merupakan jangka waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu
pekerjaan
3. Start
Start merupakan nilai tanggal dimulainya suatu pekerjaan.
4. Finish
Dalam Microsoft Project tanggal akhir pekerjaan disebut finish, yang akan diisi
secara otomatis dari perhitungan tanggal mulai (start) ditambah lama pekerjaan
(duration)
5. Predecessor
Predecessor merupakan hubungan keterkaitan antara satu pekerjaan dengan
pekerjaan lain. Dalam Microsoft Project mengenal 4 macam hubungan antar
pekerjaan, yaitu :
a. FS (Finish to Start)
Suatu pekerjaan baru boleh dimulai jika pekerjaan yang lain selesai.
b. FF (Finish to Finish)
Suatu pekerjaan harus selesai bersamaan dengan selesainya pekerjaan lain.
c. SS (Start to Start)
Suatu pekerjaan harus dimulai bersamaan dengan pekerjaan lain.
d. SF (Start to Finish)
Suatu pekerjaan baru boleh diakhiri jika pekerjaan lain dimulai dapat dilihat.
6. Resources
Sumber daya, baik sumber daya manusia maupun material dalam Microsoft
Project disebut resources
7. Baseline
Baseline adalah suatu rencana baik jadwal maupun biaya yang telah disetujui dan
ditetapkan.
8. Gantt Chart

27
Gantt Chart merupakan salah satu bentuk tampilan dari Microsoft Project yang
berupa batang-batang horizontal yang menggambarkan masing-masing pekerjaan
beserta durasinya.
9. Tracking
Tracking adalah mengisikan datan yang terdapat di lapangan pada perencannaan
yang telah dibuat.

Langkah-langkah yang dilakukan untuk menyusu rencana jadwal proyek pada


Microsoft Project sebagai berikut :

1. Tentukan tangga1 proyek Anda. Hal ini dapat dilakukan dengan mengklik menu
Project -Project Information. Gunakan Schedule From Start Date jika Anda memilih
perhitungan maju. Sebaliknya, jika Anda memilih perhitungan mundur, gunakan
Schedule From Finish Date.
2. Pilih/rancang kalender Anda. Tiap proyek tentunya memiliki penanggalan
kalender yang berbeda-beda. Ada yang jam kerjanya 08.00-17.00, shift malam, atau
24 jam. Untuk membuat /memilih kalender ini, klik Tools – Change Working Time
3. Buat Task di gant table entry. Task adalah pekerjaan yang akan dilakukan di
proyek. Dalam View-Gantt Chart – table Entry, Anda dapat mengisikan nama task,
durasi, tanggal mulai, dan tanggal selesainya task. Anda juga dapat menggunakan
Predecessor untuk task yang mendahului task lain.
4. Buat resource. Resource adalah sumber daya yang digunakan untuk mengerjakan
proyek. Resource dapat berupa peralatan, manusia, maupun biaya. Untuk
mengisikan resource, klik menu View-Resource Sheet.
5. Tetapkan resource mana saja yang digunakan di tiap task. Jika ada beberapa
resource yang dibutuhkan dalam 1 task, double klik task sehingga muncul task
information, dan isikan resource di tab resource dari task information
6. Tetapkan baseline. Baseline artinya perencanaan dasar. Untuk menetapkan
baseline, klik Tools – tracking –set the baseline. Segala hal yang ditetapkan setelah

28
baseline ditetapkan disebut variance. Untuk mengecek besarnya
variance/simpangan, klik View-Gantt Chart, Table – Variance
7. Mulai mentrack proyek Anda. Klik View-Table-tracking. Di sana Anda dapat
mengeset Actual Start dan Finish, juga completion.

29
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Metode Penelitian


a. Subyek dan Obyek Penelitian
Nama Proyek : Pembangunan Jaringan Irigasi D.I Baliase Kanan 2 (Paket
IV) Kabupaten Luwu Utara
Nama Kontraktor : Hutama-Citra-Entolu, KSO
Nomor Kontrak : HK.02.03/SNVT.PJPA.PJSS/IR.RW.I/36 /IX/2016)
Nilai Kontrak : Rp. 297.965.734.000,00
Waktu Pelaksanaan : 1080 Hari Kalender

b. Data-Data Proyek
Data Primer : Time Schedule (Kurva-S) dan Rancangan Anggaran Biaya
(RAB)
Data Sekunder : Gambar Proyek dan Analisa Harga Satuan

c. Identifikasi Kondisi Proyek dan Hubungan Antar Aktivitas


Setelah data-data yang diperlukan diperoleh, hal pertama yang dilakukan
adalah mengidentifikasi kondisi proyek dan hubungan antar aktivitas serta durasi tiap
kegiatan. Durasi tiap kegiatan dan hubungan keterkaitan tiap kegiatan diperoleh dari
Time Schedule. Dengan bantuan Microsoft Project, hubungan keterkaitan tiap aktivitas
dibentuk dalam jaringan kerja (network planning) sehingga diperoleh kegiatan kritis,
free float dan total float.

d. Analisa Data
Kegiatan-kegiatan kritis akan dipercepat pelaksanaannya. Pengurangan durasi
dilakukan

28
dengan menggunakan Crashing Program. Adapun langkah-langkah dalam crashing
program
adalah sebagai berikut :

a. Menghitung crash duration.


Crash duration adalah durasi kegiatan setelah dilakukan crash program pada
kegiatan
tersebut.
b. Menghitung crash cost.
Crash cost adalah besarnya biaya/upah pekerja yang diperlukan untuk
menyelesaikan
kegiatan dengan kurun waktu dipercepat (crash duration).
c. Menghitung cost slope.
Cost slope adalah pertambahan biaya langsung (direct cost) untuk mempercepat
suatu
aktifitas per satuan waktu.
Perhitungan crashing program dilakukan untuk tiap-tiap alternatif, yaitu
penambahan
jam kerja (lembur) dan penambahan tenaga kerja.

e. Penerapan Metode Time Cost Trade Off


Setelah didapat nilai cost slope dari masing-masing kegiatan, maka dilakukan
penekanan
(kompresi) durasi proyek pada semua aktivitas yang berada pada lintasan kritis dan
dimulai dari
aktivitas yang mempunyai cost slope terendah. Dari tahap-tahap pengkompresian
tersebut akan
dicari waktu optimal dari biaya total proyek yang minimal.

29
f. Kesimpulan
Dari kedua alternatif percepatan setelah dilakukan crash program diperoleh
masing masing total durasi proyek setelah dipercepat dan total cost. Dari total durasi
proyek setelah dipercepat dan total cost diperoleh waktu optimum dan biaya optimum.

3.2. Bagan Alir Penelitian


Adapun langkah-langkah metode penelitian dalam tugas akhir ini, secara garis
besar
digambarkan dalam bagan alir berikut.

30
MULAI

Analisis Percepatan Durasi Proyek


dengan Metode Pertukaran Waktu
dan Biaya (Time Cost Trade Off)

Tinjauan Pustaka

Pengumpulan Data

Data Primer
Data Sekunder
Normal Duration : diperoleh dari Time
Schedule - Gambar Proyek
Normal Cost : diperoleh dari Rancangan - Analisa Harga Satuan
Anggaran Biaya (RAB)

Identifikasi Kondisi Proyek dan Hubungan antar Aktivitas

Dengan Program Analisa Data


Microsoft project

-Kegiatan Kritis Crashing Program Alternatif percepatan durasi


-Free Float -Penambahan jam kerja/
-Crash Duration
-Total Float Lembur
-Crash Cost -Penambahan Tenaga Kerja

Penerapan Metode Pertukaran Waktu dan Biaya (Time Cost Trade Off)

Kesimpulan dan Saran

SELESAI

31
BAB IV
ANALISA DAN PEMBAHASAN

4.1. Data Umum Proyek


Nama Proyek : Pembangunan Jaringan Irigasi D.I Baliase
Kanan 2 (Paket IV) Kabupaten Luwu Utara
Nomor Kontrak : HK.02.03/SNVT.PJPA.PJSS/PPK-
IR.IV/36/IX/2016
Nilai Kontrak : Rp 297.965.734.000 (TERMASUK PPN 10%)
Waktu Pelaksanaan : 1080 (Seribu Delapan Puluh) Hari Kalender
Tanggal Pekerjaan Dimulai : 7 September 2016
Tanggal Pekerjaan Selesai : 23 Agustus 2019
Lokasi : Kabupaten Luwu Utara Provinsi Sulawesi
Selatan
Pemberi Tugas : Kementerian Pekerjaan Umum Dan Perumahan
Rakyat Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Snvt Pelaksanaan Jaringan Pemanfaatan Air
Pompengan Jeneberang Provinsi Sul-Sel
Kontraktor : HUTAMA – CITRA – ENTOLU KSO
4.2. Struktur Organisasi

Gambar 4.1 Struktur Organisasi

32
4.3. Skema Jaringan Proyek

PROYEK BERADA DI BAGIAN UTARA


PROVINSI SULAWESI SELATAN DENGAN
JARAK TEMPUH = 465 KM DARI KOTA
MAKASSAR
- 9 JAM (VIA BUS ANTAR
PROVINSI)
- 70 MENIT (VIA PESAWAT)

Gambar 4.2 Foto Lokasi Proyek

Gambar 4.3 Skema Proyek Jaringan Irigasi

33
4.4. Uraian Pekerjaan dan Penjadwalan Proyek
Pada proyek Pembangunan Jaringan Irigasi D.I Baliase Kanan 2 Kabupaten
Luwu terdapat 3 (tiga) pekerjaan utama yaitu pekerjaan persiapan, pekerjaan saluran
irigasi dengan bangunan utama dan bangunan pelengkap dan pekerjaan lain-lain.
Masing-masing bagian tersusun atas item pekerjaan yang lebih spesifik dari kegiatan
utama tersebut.
Penjadwalan (time schedule) proyek Pembangunan Jaringan Irigasi D.I Baliase
Kanan 2 Kabupaten Luwu menggunakan kurva S. Proyek ini dijadwalkan selesai dalam
1080 hari kalender.

34
Tabel 4.1 Time Schedule normal dengan menggunakan Kurva S
BOBOT BOBOT WAKTU PELAKSANAAN = 1080 HARI KALENDER
(%) (%) 2016 2017 2018 2019
URAIAN PEKERJAAN KET.
Kontrak
Add-II SEPT OKT NOV DES JAN FEB MAR APR MEI JUNI JULI AGST SEPT OKT NOV DES JAN FEB MAR APR MEI JUNI JULI AGST SEPT OKT NOV DES JAN FEB MAR APR MEI JUNI JULI AGST
Awal
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 (31-6) (28-3) (25-3) (1-7) (29-5) (27-2) (1-7) (29-4)

PEKERJAAN PERSIAPAN
1. Mobilisasi dan Demobilisasi Alat 0.077 0.077 0.001 0.0051 0.0051 0.0064 0.0013 0.0000 0.0154 0.0115 0.0154 0.0154
2. Base Camp / Direksi Keet 0.196 0.196 0.123 0.074
3. Papan nama proyek 0.001 0.001 0.001
4. Dokumentasi ( Foto 0% - 100% ) 0.004 0.004 0.0001 0.0001 0.0001 0.0001 0.0001 0.0001 0.0001 0.0001 0.0001 0.0001 0.0001 0.0001 0.0001 0.0001 0.0001 0.0001 0.0001 0.0001 0.0001 0.0001 0.0001 0.0001 0.0001 0.0001 0.0001 0.0001 0.0001 0.0001 0.0001 0.0001 0.0001 0.0001 0.0001 0.0001 0.0001
5. Uitzet trase saluran 0.131 0.131 0.0055 0.0109 0.0109 0.0136 0.0109 0.0109 0.0136 0.0109 0.0082 0.0109 0.0109 0.0136

PEK. SALURAN IRIGASI DENGAN BANGUNAN UTAMA DAN B. PELENGKAP


PEKERJAAN SALURAN SEKUNDER
a Pekerjaan Saluran
- Pembersihan dan striping / kosekan 1.424 1.665 0.1388 0.1388 0.1735 0.1388 0.1388 0.1041 0.1388 0.1388 0.1735 0.1388 0.1388 0.1041
- Galian tanah biasa (cara mekanis) 1.621 1.871 0.1247 0.1247 0.1559 0.1247 0.1247 0.0935 0.1247 0.1247 0.1559 0.1247 0.1247 0.1559 0.1247 0.1247 0.0624
- Timbunan tanah dari hasil galian 2.614 1.607 0.1004 0.1004 0.1255 0.1004 0.1004 0.0753 0.1004 0.1004 0.1255 0.1004 0.1004 0.1255 0.1004 0.1004 0.1255 0.0251
- Timbunan tanah dari Borrow Area 31.5342 42.752 2.3109 2.3109 2.8886 2.3109 2.3109 1.7332 2.3109 2.3109 2.8886 2.3109 2.3109 2.8886 2.3109 2.3109 2.8886 2.3109 2.3109 1.7332
- Pemadatan tanah 6.811 -
- Penanaman Rumput Lempengan (Gebalan Rumput) 0.731 0.842 0.0455 0.0455 0.0569 0.0455 0.0455 0.0342 0.0455 0.0455 0.0569 0.0455 0.0455 0.0569 0.0455 0.0455 0.0569 0.0455 0.0455 0.0342
- Beton Mutu K-175 30.854 4.203 0.2212 0.2212 0.2765 0.2212 0.2212 0.1659 0.2212 0.2212 0.2765 0.2212 0.2212 0.2765 0.2212 0.2212 0.2765 0.2212 0.2212 0.1659 0.1106
- Wire mesh, Uk 15cmx15cm dia 6mm 6.714 2.178 0.1177 0.1177 0.1471 0.1177 0.1177 0.0883 0.1177 0.1177 0.1471 0.1177 0.1177 0.1471 0.1177 0.1177 0.1471 0.1177 0.1177 0.0883
- Bekisting 0.883 0.294 0.0171 0.0171 0.0213 0.0171 0.0171 0.0128 0.0171 0.0171 0.0213 0.0171 0.0171 0.0213 0.0171 0.0171 0.0213 0.0171 0.0085
- Plastic / alas beton cor 2.389 0.988 0.0549 0.0549 0.0686 0.0549 0.0549 0.0412 0.0549 0.0549 0.0686 0.0549 0.0549 0.0686 0.0549 0.0549 0.0686 0.0549 0.0549 0.0137
- Patok hektometer 0.048 0.048 0.0037 0.0046 0.0037 0.0037 0.0046 0.0037 0.0037 0.0046 0.0037 0.0037 0.0027 0.0037 0.0027
- Pasang Profil melintang galian tanah 0.203 0.203 0.0133 0.0133 0.0166 0.0133 0.0133 0.0100 0.0133 0.0133 0.0166 0.0133 0.0133 0.0166 0.0133 0.0133 0.0100
- Jalan Inspeksi dari Bahan Sirtu 0.140 0.227 0.0154 0.0154 0.0192 0.0154 0.0154 0.0115 0.0154 0.0154 0.0192 0.0154 0.0154 0.0192 0.0154 0.0154 0.0038
- Pengadaan Beton Pracetak plat dinding (Mutu K225) 9.206 0.4603 1.3809 2.3015 2.3015 2.7618
- Pengangkutan dan Pemasangan Beton pracetak plat dinding 2.598 0.1350 0.1350 0.1687 0.1350 0.1350 0.1012 0.1350 0.1350 0.1687 0.1350 0.1350 0.1687 0.1350 0.1350 0.1687 0.1350 0.1350 0.1012 0.1012
- Pengadaan Beton Pracetak Sloof (Mutu K225) 9.956 1.4934 2.4889 2.4889 3.4845
- Pengangkutan dan Pemasangan Beton Pracetak Sloof 2.186 0.1136 0.1136 0.1420 0.1136 0.1136 0.0852 0.1136 0.1136 0.1420 0.1136 0.1136 0.1420 0.1136 0.1136 0.1420 0.1136 0.1136 0.0852 0.0852
- Mortar 1:6 t=2 cm ( Lantai Kerja ) 2.664 0.1384 0.1384 0.1730 0.1384 0.1384 0.1038 0.1384 0.1384 0.1730 0.1384 0.1384 0.1730 0.1384 0.1384 0.1730 0.1384 0.1384 0.1038 0.1038
- Beton Mutu K-225 (Capping) 1.282 0.0666 0.0666 0.0832 0.0666 0.0666 0.0499 0.0666 0.0666 0.0832 0.0666 0.0666 0.0832 0.0666 0.0666 0.0832 0.0666 0.0666 0.0499 0.0499

b Pekerjaan Bangunan Utama dan B. Pelengkap


- Galian tanah biasa 0.248 0.248 0.0226 0.0226 0.0282 0.0226 0.0226 0.0169 0.0226 0.0226 0.0282 0.0226 0.0169
- Timbunan tanah dari hasil galian 0.345 0.345 0.0313 0.0313 0.0392 0.0313 0.0313 0.0235 0.0313 0.0313 0.0392 0.0313 0.0235
- Timbunan tanah dari Borrow Area 0.528 1.457 0.1079 0.1079 0.1349 0.1079 0.1079 0.0810 0.1079 0.1079 0.1349 0.1079 0.1079 0.1349 0.1079
- Pemadatan tanah 0.929 -
- Pasangan batu kali 1 : 4 3.808 3.808 0.2058 0.2058 0.2573 0.2058 0.2058 0.1544 0.2058 0.2058 0.2573 0.2058 0.2058 0.2573 0.2058 0.2058 0.2573 0.2058 0.2058 0.1544
- Siaran 1 : 2 0.346 0.346 0.0187 0.0187 0.0233 0.0187 0.0187 0.0140 0.0187 0.0187 0.0233 0.0187 0.0187 0.0233 0.0187 0.0187 0.0233 0.0187 0.0187 0.0140
- Plesteran 1 : 3 0.126 0.126 0.0068 0.0068 0.0085 0.0068 0.0068 0.0051 0.0068 0.0068 0.0085 0.0068 0.0068 0.0085 0.0068 0.0068 0.0085 0.0068 0.0068 0.0051
- Beton Mutu K-125 0.009 0.009 0.0005 0.0005 0.0006 0.0005 0.0005 0.0004 0.0005 0.0005 0.0006 0.0005 0.0005 0.0006 0.0005 0.0005 0.0006 0.0005 0.0005 0.0004
- Beton Mutu K-175 0.074 0.074 0.0040 0.0040 0.0050 0.0040 0.0040 0.0030 0.0040 0.0040 0.0050 0.0040 0.0040 0.0050 0.0040 0.0040 0.0050 0.0040 0.0040 0.0030
- Beton Mutu K-225 0.280 0.280 0.0151 0.0151 0.0189 0.0151 0.0151 0.0114 0.0151 0.0151 0.0189 0.0151 0.0151 0.0189 0.0151 0.0151 0.0189 0.0151 0.0151 0.0114
- Bekisting dgn Multiflex 0.209 0.209 0.0113 0.0113 0.0141 0.0113 0.0113 0.0085 0.0113 0.0113 0.0141 0.0113 0.0113 0.0141 0.0113 0.0113 0.0141 0.0113 0.0113 0.0085
- Pembesian 0.442 0.442 0.0239 0.0239 0.0298 0.0239 0.0239 0.0179 0.0239 0.0239 0.0298 0.0239 0.0239 0.0298 0.0239 0.0239 0.0298 0.0239 0.0239 0.0179
- Pekerjaan Pipa GIP Dia, 3" 0.044 0.044 0.0024 0.0024 0.0030 0.0024 0.0024 0.0018 0.0024 0.0024 0.0030 0.0024 0.0024 0.0030 0.0024 0.0024 0.0030 0.0024 0.0024 0.0018
- Pekerjaan Pipa Suling-suling PVC dia.2" 0.002 0.002 0.0001 0.0001 0.0001 0.0001 0.0001 0.0001 0.0001 0.0001 0.0001 0.0001 0.0001 0.0001 0.0001 0.0001 0.0001 0.0001 0.0001 0.0001
- Peilskaal / Mistar Duga Muka Air 0.034 0.034 0.0043 0.0086 0.0107 0.0086 0.0021
- Pintu Romijn ( B = 0,30 m ) 0.440 -
- Pintu Romijn ( B = 0,40 m ) 0.574 -
- Pintu Romijn ( B = 0,50 m ) 0.133 1.017 0.1271 0.2543 0.3178 0.2543 0.0636
- Pintu Romijn (B = 0,60 m ) 0.046 -
- Pintu Romijn (B = 0,70 m ) 0.104 -
- Pintu Romijn (B = 0,75 - 0,8 m ) 0.052 -
- Pintu Romijn (B = 0,80 m ) 0.028 -
- Pintu Romijn (B = 0,90 m ) 0.044 -
- Pintu Romijn (B =1m) 0.116 0.029 0.0036 0.0073 0.0091 0.0073 0.0018
- Pintu Romijn ( B = 1,20 m ) 0.020 0.039 0.0049 0.0098 0.0122 0.0098 0.0024
- Pintu Romijn ( B = 1,20-1,25 m ) 0.046 -
- Plat nama Bangunan (Beton K125 ; uk. 0.60 m x 0,30 m) 0.002 0.002 0.0003 0.0005 0.0007 0.0005 0.0001
- Plat nama Saluran (Beton K175 ; uk. 2,30 m x 0,50 m) 0.001 0.001 0.0001 0.0002 0.0002 0.0002 0.0000
- Papan Exploitasi (uk. H = 1 m, L = 1,20 m) 0.066 0.066 0.0082 0.0164 0.0205 0.0164 0.0041
- Pintu Romijn ( B = 1,50 m ) 0.464 0.0581 0.1161 0.1451 0.1161 0.0290
- Pintu Sorong ( B = 0,50 m , H = 0,80 m ) 0.135 0.0169 0.0337 0.0421 0.0337 0.0084
- Pintu Sorong ( B = 0,50 m , H = 1,10 m ) 0.087 0.0108 0.0217 0.0271 0.0217 0.0054
- Pintu Sorong ( B = 0,60 m , H = 0,80 m ) 0.017 0.0021 0.0042 0.0053 0.0042 0.0011
- Pintu Sorong ( B = 0,70 m , H = 1,20 m ) 0.052 0.0065 0.0130 0.0162 0.0130 0.0032
- Pintu Sorong ( B = 0,75 m , H = 1,40 m ) 0.018 0.0022 0.0045 0.0056 0.0045 0.0011
- Pintu Sorong ( B = 0,80 m , H = 1,10 m ) 0.079 0.0099 0.0198 0.0248 0.0198 0.0050
- Pintu Sorong ( B = 0,90 m , H = 1,35 m ) 0.070 0.0087 0.0174 0.0217 0.0174 0.0043
- Pintu Sorong ( B = 1,00 m , H = 1,40 m ) 0.245 0.0306 0.0613 0.0766 0.0613 0.0153
- Pintu Sorong ( B = 1,20 m , H = 1,35 m ) 0.096 0.0120 0.0241 0.0301 0.0241 0.0060

PEKERJAAN SALURAN PEMBUANG


a Pekerjaan Saluran
- Galian tanah biasa (mekanis) 2.957 3.406 0.0946 0.3784 0.4730 0.3784 0.3784 0.4730 0.3784 0.3784 0.2838 0.1892
- Pasangan batu kali 1 : 4 0.463 0.463 0.0129 0.0514 0.0643 0.0514 0.0514 0.0643 0.0514 0.0514 0.0386 0.0257
- Plesteran 1 : 3 0.015 0.015 0.0004 0.0017 0.0021 0.0017 0.0017 0.0021 0.0017 0.0017 0.0013 0.0008
- Siaran 1 : 2 0.070 0.070 0.0020 0.0078 0.0098 0.0078 0.0078 0.0098 0.0078 0.0078 0.0059 0.0039

b Pekerjaan Bangunan Utama dan B. Pelengkap


- Galian tanah biasa (mekanis) 0.152 0.152 0.0228 0.0380 0.0304 0.0304 0.0228 0.0076
- Timbunan tanah dari hasil galian 0.011 0.011 0.0006 0.0028 0.0022 0.0022 0.0017 0.0017
- Pasangan batu kali 1 : 4 0.066 0.066 0.0203 0.0203 0.0152 0.0102
- Siaran 1 : 2 0.006 0.006 RE - SCHEDULE 02 0.0010 0.0020 0.0015 0.0015
- Plesteran 1 : 3 0.002 0.002 0.0003 0.0006 0.0005 0.0005
- Beton Mutu K-125 0.000 0.000 MASTER SCHEDULE 0.0000 0.0000
- Beton Mutu K-175 0.001 0.001 0.0004 0.0005 0.0001
- Beton Mutu K-225 - -
- Bekisting dgn Multiflex 0.001 0.001 0.0003 0.0004
- Pembesian 0.002 0.002 0.0006 0.0009

PEKERJAAN LAIN - LAIN


- Uji Laboratorium 0.007 0.007 0.0002 0.0002 0.0002 0.0002 0.0002 0.0002 0.0002 0.0002 0.0001 0.0002 0.0002 0.0002 0.0002 0.0002 0.0002 0.0002 0.0002 0.0002 0.0002 0.0002 0.0001 0.0002 0.0002 0.0002 0.0002 0.0002 0.0002 0.0002 0.0002 0.0002 0.0002 0.0002 0.0001 0.0002 0.0001
- Pekerjaan sementara / Dewatering 0.031 0.031 0.0020 0.0020 0.0025 0.0020 0.0020 0.0015 0.0020 0.0020 0.0025 0.0020 0.0020 0.0025 0.0020 0.0020 0.0025 0.0005
- Jalan akses dengan bahan sirtu 0.072 0.072 0.0059 0.0059 0.0074 0.0059 0.0059 0.0044 0.0059 0.0059 0.0074 0.0059 0.0059 0.0059
- Pemeliharaan Jalan, Jembatan dan peng. Lalulintas 0.162 0.162 0.0082 0.0082 0.0103 0.0082 0.0082 0.0062 0.0082 0.0082 0.0103 0.0082 0.0082 0.0103 0.0082 0.0082 0.0103 0.0082 0.0082 0.0062 0.0082 0.0021
- As built drawing 0.010 0.010 RE - SCHEDULE 01 0.0021 0.0021 0.0027 0.0027
- Kantor Ranting Type - 54 0.216 0.216 0.0360 0.0480 0.0360 0.0480 0.0480
- Rumah Dinas Type - 36 0.288 0.288 0.0480 0.0640 0.0480 0.0640 0.0640

JUMLAH NILAI PEKERJAAN 100.000


RENCANA KEMAJUAN MINGGUAN DALAM % 100.0000 0.0027 0.0221 0.0330 0.2288 0.0328 0.0221 0.0221 0.0058 0.0003 0.0070 0.0028
0.0013 0.0109 0.0112 0.0112 0.0140 0.0112 0.0112 0.0140 0.0112 0.0084 0.0112 0.4779 3.0174 4.8656 4.7907 6.2467 4.0802 4.0802 5.1003 4.0802 4.0802 3.0602 4.0802 4.0839 5.1049 4.1937 4.5098 5.5158 4.6310 4.8528 5.9620 4.7375 4.2905 3.0710 0.8360 0.1353
KUMULATIF RENCANA KEMAJUAN MINGGUAN DALAM % 0.000 0.000 0.0027 0.0248 0.0577 0.2865 0.2946 0.3248 0.3493 2.0033 6.2034 9.5635 11.2435 15.4512 18.8417 23.0799 26.4764 29.8750 34.1232 37.5217 40.9203 45.1685 48.5670 51.9656 54.5145 57.9139 61.3126 65.4460 68.9321 72.5738 77.0428 80.8204 84.7360 89.5782 93.5839 96.2667 99.3943 99.9043
KUMULATIF RENCANA KEMAJUAN MINGGUAN RE-SCHEDULLE 01 DALAM % 0.3192 0.3413 0.3635 0.3693 0.3696 0.3766 0.1159 #REF! #REF! #REF! #REF! #REF! #REF! #REF! #REF! #REF! #REF! #REF! #REF! #REF! #REF! #REF! #REF! #REF! #REF! #REF! #REF! #REF! #REF! #REF! #REF! #REF!
KUMULATIF RENCANA KEMAJUAN MINGGUAN RE-SCHEDULLE 02 DALAM % 0.0013 #REF! #REF! #REF! #REF! #REF! #REF! #REF! #REF! #REF! #REF! 0.5938 3.6112 8.4768 13.2675 19.5142 23.5944 27.6746 32.7749 36.8551 40.9354 43.9955 48.0758 52.1597 57.2645 61.4582 65.9680 71.4838 76.1148 80.9677 86.9297 91.6672 95.9577 99.0287 99.8647 100.0000
REALISASI KEMAJUAN MINGGUAN DALAM % 0.0024 0.0046 0.0101 0.0299 0.0396 0.0049 0.0121 0.0084 0.0050 0.0073 0.0212 1.6736 1.6027 0.5940
KUMULATIF REALISASI KEMAJUAN MINGGUAN DALAM % 0 0 0.0024 0.0070 0.0170 0.0469 0.0866 0.0914 0.1036 0.1120 0.1170 0.1243 0.1455 1.8192 3.4219 4.0159
DEVIASI -0.0003 -0.0178 -0.0407 -0.2396 -0.2327 -0.2499 -0.2599 -0.2573 -0.2526 -0.2522 0.0296 1.2254 -0.1893 -4.4609

35
4.5. Pembiayaan Proyek
4.5.1. Biaya Langsung
Biaya langsung (direct cost) merupakan biaya yang langsung berhubungan
dengan pekerjaan konstruksi di lapangan. Biaya langsung diperoleh dengan
mengalikan volume pekerjaan dengan harga satuan pekerjaan tersebut.
Yang termasuk biaya langsung dalam proyek ini adalah :
1. Biaya upah pekerja
2. Biaya material/bahan
Adapun rincian biaya langsung Jaringan Irigasi pada proyek ini adalah seperti
tersaji pada
Tabel 4.2.

Tabel 4.2 Rincian Biaya Langsung


Kontrak
No Uraian Pekerjaan Satuan Harga Satuan Durasi (Hari) Bobot (%)
Volume Jumlah Harga
I PEKERJAAN PERSIAPAN
1 Mobilisasi dan Demobilisasi Alat Ls Rp208,200,000.00 30 1.00 Rp 208,200,000.00 0.0769
Base Camp / Direksi Keet m2 Rp2,660,000.00 10 200.00 Rp 532,000,000.00 0.1964
Papan nama proyek m2 Rp1,690,000.00 6 2.00 Rp 3,380,000.00 0.0012
Dokumentasi ( Foto 0% - 100% ) Ls Rp11,600,000.00 348 1.00 Rp 11,600,000.00 0.0043
Uitzet trase saluran m1 Rp3,500.00 80 101265.19 Rp 354,428,165.00 0.1308
Rp 1,109,608,165.00 0.4096
II PEK. SALURAN IRIGASI DENGAN BANGUNAN UTAMA DAN B. PELENGKAP
II.I PEKERJAAN SALURAN SEKUNDER
a. Pekerjaan Saluran
Pembersihan dan striping / kosekan m2 Rp6,308.00 75 715157.26 Rp 4,511,211,996.08 1.6654
Galian tanah biasa (cara mekanis) m3 Rp51,526.00 68 98345.64 Rp 5,067,357,446.64 1.8707
Timbunan tanah dari hasil galian m3 Rp81,498.00 58 53401.69 Rp 4,352,130,931.62 1.6067
Timbunan tanah dari Borrow Area m3 Rp161,269.00 84 718088.84 Rp 115,805,469,137.96 42.7519
Pemadatan tanah m3 Rp34,065.00 53 541589.77 Rp 18,449,255,515.05 -
Penanaman Rumput Lempengan (Gebalan Rumput) m2 Rp12,372.00 64 184448.86 Rp 2,282,001,295.92 0.8424
Beton Mutu K-175 m3 Rp1,186,410.00 41 9596.04 Rp 11,384,837,816.40 4.2029
Wire mesh, Uk 15cmx15cm dia 6mm kg Rp20,044.00 42 294310.39 Rp 5,899,157,457.16 2.1778
Bekisting m2 Rp198,622.00 46 4013.61 Rp 797,191,245.42 0.2943
Plastic / alas beton cor m2 Rp22,290.00 42 120021.95 Rp 2,675,289,265.50 0.9876
Patok hektometer bh Rp193,734.00 14 678.00 Rp 131,351,652.00 0.0485
Pasang Profil melintang galian tanah m1 Rp46,000.00 57 11958.51 Rp 550,091,460.00 0.2031
Jalan Inspeksi dari Bahan Sirtu m3 Rp260,504.00 52 2359.17 Rp 614,573,221.68 0.2269
Pengadaan Beton Pracetak plat dinding (Mutu K225) m3 Rp2,877,900.00 15 8664.88 Rp 24,936,658,152.00 9.2059
Pengangkutan dan Pemasangan Beton pracetak plat dinding m3 Rp812,200.00 22 8664.88 Rp 7,037,615,536.00 2.5981
Pengadaan Beton Pracetak Sloof (Mutu K225) m3 Rp2,988,770.00 15 9023.10 Rp 26,967,970,587.00 9.9558
Pengangkutan dan Pemasangan Beton Pracetak Sloof m3 Rp656,340.00 20 9023.10 Rp 5,922,221,454.00 2.1863
Mortar 1:6 t=2 cm ( Lantai Kerja ) m3 Rp34,000.00 14 212237.35 Rp 7,216,069,900.00 2.6640
Beton Mutu K-225 (Capping) m3 Rp1,443,123.00 24 2406.16 Rp 3,472,384,837.68 1.2819
Rp 248,072,838,908.11 84.7702
b. Pekerjaan Bangunan Utama dan B. Pelengkap
Galian tanah biasa m3 Rp51,526.00 56 13056.88 Rp 672,768,798.88 0.2484
Timbunan tanah dari hasil galian m3 Rp81,498.00 40 11453.25 Rp 933,416,968.50 0.3446
Timbunan tanah dari Borrow Area m3 Rp161,269.00 30 24476.93 Rp 3,947,370,024.17 1.4573
Pemadatan tanah m3 Rp34,065.00 49 73853.15 Rp 2,515,807,554.75 -
Pasangan batu kali 1 : 4 m3 Rp881,339.00 35 11703.87 Rp 10,315,077,081.93 3.8080
Siaran 1 : 2 m2 Rp55,119.00 36 16981.58 Rp 936,007,708.02 0.3455
Plesteran 1 : 3 m2 Rp65,018.00 23 5229.33 Rp 340,000,577.94 0.1255

36
Beton Mutu K-125 m3 Rp1,134,017.00 8 20.82 Rp 23,610,233.94 0.0087
Beton Mutu K-175 m3 Rp1,186,410.00 17 168.04 Rp 199,364,336.40 0.0736
Beton Mutu K-225 m3 Rp1,443,123.00 20 526.08 Rp 759,198,147.84 0.2803
Bekisting dgn Multiflex m2 Rp198,622.00 36 2854.16 Rp 566,898,967.52 0.2093
Pembesian kg Rp15,673.00 52 76352.65 Rp 1,196,675,083.45 0.4418
Pekerjaan Pipa GIP Dia, 3" m Rp242,694.00 489.60 Rp 118,822,982.40 0.0439
Pekerjaan Pipa Suling-suling PVC dia.2" m Rp80,736.00 62.80 Rp 5,070,220.80 0.0019
Peilskaal / Mistar Duga Muka Air bh Rp500,000.00 17 186.00 Rp 93,000,000.00 0.0343
Pintu Romijn ( B = 0,30 m ) bh Rp16,541,000.00 3 72.00 Rp 1,190,952,000.00 -
Pintu Romijn ( B = 0,40 m ) bh Rp22,199,000.00 3 70.00 Rp 1,553,930,000.00 -
Pintu Romijn ( B = 0,50 m ) bh Rp23,956,000.00 3 15.00 Rp 359,340,000.00 1.0170
Pintu Romijn ( B = 0,60 m ) bh Rp30,914,000.00 3 4.00 Rp 123,656,000.00 -
Pintu Romijn ( B = 0,70 m ) bh Rp31,372,000.00 3 9.00 Rp 282,348,000.00 -
Pintu Romijn ( B = 0,75 - 0,8 m ) bh Rp35,549,000.00 3 4.00 Rp 142,196,000.00 -
Pintu Romijn ( B = 0,80 m ) bh Rp38,149,000.00 3 2.00 Rp 76,298,000.00 -
Pintu Romijn ( B = 0,90 m ) bh Rp40,044,000.00 3 3.00 Rp 120,132,000.00 -
Pintu Romijn ( B = 1 m) bh Rp39,334,000.00 3 2.00 Rp 78,668,000.00 0.0290
Pintu Romijn ( B = 1,20 m ) bh Rp53,010,000.00 3 2.00 Rp 106,020,000.00 0.0391
Pintu Romijn ( B = 1,20-1,25 m ) bh Rp62,010,000.00 3 2.00 Rp 124,020,000.00 -
Plat nama Bangunan (Beton K125 ; uk. 0.60 m x 0,30 m) bh Rp73,000.00 3 79.00 Rp 5,767,000.00 0.0021
Plat nama Saluran (Beton K175 ; uk. 2,30 m x 0,50 m) bh Rp205,000.00 4 10.00 Rp 2,050,000.00 0.0008
Papan Exploitasi (uk. H = 1 m, L = 1,20 m) bh Rp1,300,000.00 5 137.00 Rp 178,100,000.00 0.0657
Pintu Romijn ( B = 1,50 m ) bh Rp157,270,000.00 3 8.00 Rp 1,258,160,000.00 0.4645
Pintu Sorong ( B = 0,50 m , H = 0,80 m ) bh Rp13,042,500.00 2 28.00 Rp 365,190,000.00 0.1348
Pintu Sorong ( B = 0,50 m , H = 1,10 m ) bh Rp13,042,500.00 2 18.00 Rp 234,765,000.00 0.0867
Pintu Sorong ( B = 0,60 m , H = 0,80 m ) bh Rp15,315,000.00 2 3.00 Rp 45,945,000.00 0.0170
Pintu Sorong ( B = 0,70 m , H = 1,20 m ) bh Rp17,590,000.00 2 8.00 Rp 140,720,000.00 0.0519
Pintu Sorong ( B = 0,75 m , H = 1,40 m ) bh Rp24,133,000.00 2 2.00 Rp 48,266,000.00 0.0178
Pintu Sorong ( B = 0,80 m , H = 1,10 m ) bh Rp30,675,000.00 2 7.00 Rp 214,725,000.00 0.0793
Pintu Sorong ( B = 0,90 m , H = 1,35 m ) bh Rp62,780,000.00 2 3.00 Rp 188,340,000.00 0.0695
Pintu Sorong ( B = 1,00 m , H = 1,40 m ) bh Rp94,877,000.00 2 7.00 Rp 664,139,000.00 0.2452
Pintu Sorong ( B = 1,20 m , H = 1,35 m ) bh Rp130,335,000.00 2 2.00 Rp 260,670,000.00 0.0962
Rp 30,387,485,686.54 9.8397
III PEKERJAAN SALURAN PEMBUANG
a. Pekerjaan Saluran
Galian tanah biasa (mekanis) m3 Rp51,526.00 28 179053.55 Rp 9,225,913,217.30 3.4059
Pasangan batu kali 1 : 4 m3 Rp881,339.00 18 1422.66 Rp 1,253,845,741.74 0.4629
Plesteran 1 : 3 m2 Rp65,018.00 14 628.80 Rp 40,883,318.40 0.0151
Siaran 1 : 2 m2 Rp55,119.00 18 3450.54 Rp 190,190,314.26 0.0702
Rp 10,710,832,591.70 3.9541
b. Pekerjaan B.Utama dan B.Pelengkap
Galian tanah biasa (mekanis) m3 Rp51,526.00 20 7983.78 Rp 411,372,248.28 0.1519
Timbunan tanah dari hasil galian m3 Rp81,498.00 13 367.80 Rp 29,974,964.40 0.0111
Pasangan batu kali 1 : 4 m2 Rp881,339.00 10 202.88 Rp 178,806,056.32 0.0660
Siaran 1 : 2 m3 Rp55,119.00 10 296.11 Rp 16,321,287.09 0.0060
Plesteran 1 : 3 m3 Rp65,018.00 15 79.33 Rp 5,157,877.94 0.0019
Beton Mutu K-125 m3 Rp1,134,017.00 6 0.10 Rp 113,401.70 0.0001
Beton Mutu K-175 m3 Rp1,186,410.00 8 2.42 Rp 2,871,112.20 0.0011
Beton Mutu K-225 m3 Rp1,443,123.00 - - -
Bekisting dgn Multiflex m2 Rp198,622.00 9 10.08 Rp 2,002,109.76 0.0007
Pembesian m2 Rp15,673.00 10 266.20 Rp 4,172,152.60 0.0015
Rp 650,791,210.29 0.2403
VI PEKERJAAN LAIN-LAIN
Uji Laboratorium Ls Rp18,000,000.00 270 1.00 Rp 18,000,000.00 0.0066
Pekerjaan sementara / Dewatering Ls Rp85,000,000.00 66 1.00 Rp 85,000,000.00 0.0314
Jalan akses dengan bahan sirtu m3 Rp260,504.00 86 750.00 Rp 195,378,000.00 0.0721
Pemeliharaan Jalan, Jembatan dan peng. Lalulintas Ls Rp440,000,000.00 46 1.00 Rp 440,000,000.00 0.1624
As built Drawing set Rp2,600,000.00 20 10.00 Rp 26,000,000.00 0.0096
Kantor Ranting unit Rp292,500,000.00 65 2.00 Rp 585,000,000.00 0.2160
Rumah Dinas unit Rp195,000,000.00 60 4.00 Rp 780,000,000.00 0.2880
Rp 2,129,378,000.00 0.7861

TOTAL BIAYA PEKERJAAN Rp 293,060,934,561.64 100.0000

4.5.2. Biaya Tidak Langsung


Biaya tidak langsung (indirect cost) adalah biaya yang tidak secara langsung
berhubungan dengan konstruksi, tetapi harus ada dan tidak dapat dilepaskan dari
proyek tersebut.

37
Yang termasuk biaya tidak langsung dalam proyek ini adalah :
1. Profit
2. Pertambahan Pajak Nilai (PPN)

a. Profit
Berdasarkan surat perjanjian pemborongan (kontrak), profit untuk kontraktor
besarnya adalah 10% dari biaya langsung (direct cost).
Perhitungan besarnya profit adalah :
Total biaya langsung = Rp 293.060.934.561,64

Profit (10% dari total biaya langsung) = Rp 29.306.093.456,16

b. Pertambahan Pajak Nilai (PPN)


Berdasarkan surat perjanjian pemborongan (kontrak), Pertambahan Pajak Nilai
(PPN) sebesar 10% dari real cost ditanggung oleh kontraktor.
Perhitungan besarnya profit adalah :
Total biaya langsung = Rp 293.060.934.561,64
Profit (10% dari total biaya langsung) = Rp 29.306.093.456,16 +
Real Cost = Rp 322.367.028.017,80

PPN (10% dari Real Cost) = Rp 32.236.702.801,78

Keseluruhan biaya tidak langsung dalam proyek ini tersaji dalam Tabel 4.3.

Tabel 4.3 Rincian Biaya Tidak Langsung


NO JENIS BIAYA JUMLAH (Rp)
2 Profit 29.306.093.456,16
4 Pertambahan Pajak Nilai (PPN) 32.236.702.801,78

TOTAL BIAYA TIDAK LANGSUNG 61.542.796.257,94

38
4.5.3. Biaya Total Proyek
Rincian biaya total pada proyek Pembangunan Jaringan Irigasi D.I Baliase
Kanan 2 (Paket IV) adalah seperti tersaji dalam Tabel 4.4.

Tabel 4.4 Rincian Biaya Total


NO JENIS BIAYA JUMLAH (Rp)
1. Biaya Langsung 293.060.934.561,64
2. Biaya Tidak Langsung 61.542.796.257,94
TOTAL BIAYA 354.603.730.819,58

39
4.6. Work Breakdown Structure (WBS) dan Precedence Diagram (PDM)

WBS adalah suatu metode pengorganisaian proyek menjadi struktur pelaporan


hierarakis. WBS digunakan untuk melakukan Breakdown atau memecahkan tiap
proses pekerjaan menjadi lebih detail. Hal ini dimaksudkan agar proses perencanaan
proyek memiliki tingkat yang lebih baik.
WBS disusun bedasarkan dasar pembelajaran seluruh dokumen proyek yang meliputi
kontrak, gambar-gambar, dan spesifikasi. Proyek kemudian diuraikan menjadi bagian-
bagian dengan mengikuti pola struktur dan hirarki tertentu menjadi item-item
pekerjaan yang cukup terperinci, yang disebut sebagai Work Breakdown Structure
(WBS).

Adapun definisi WBS secara umum adalah sebuah kumpulan deliverables-


oriented proyek menampilakan gambar/grafik hierarki dengan definisi produk yang
terkait pada elemen pekerjaan satu sama lain hingga menghasilkan produk akhir
dengan lengkap. Setelah itu kita dapat menganalisa uraian tiap item pekerjaan dengan
Precedence Diagram (PDM) hal ini untuk membantu kita mengetahui hubungan antara
pekerjaan yang satu dengan yang lainnya secara fisik.

Sehingga WBS dan PDM pada proyek pembangunan Jaringan Irigasi Baliase
Kanan (Paket IV) Kabupaten Luwu Utara dapat digambarkan sebagai berikut :

40
Gambar 4.4 Diagram Work Breakdown Structure (WBS)

41
Gambar 4.5 Diagram Precedence Diagram (PDM)

42
Tabel 4.5. Keterangan Pekerjaan pada Diagram Precedence Diagram (PDM)

A.1.0.0 Mobilisasi dan Demobilisasi Alat B.1.3.0 Galian Tanah Biasa (Cara Mekanis)

Durasi 76 Hari Durasi 331 Hari


Biaya Rp 208,200,000.00 Biaya Rp 5,067,357,446.64

A.2.0.0 Base Camp/Direksi Keet B.1.4.1 Timbunan Tanah dari Hasil Galian

Durasi 20 Hari Durasi 461 Hari


Biaya Rp 532,000,000.00 Biaya Rp 4,352,130,931.62

A.3.0.0 Papan Nama Proyek B.1.4.2 Timbunan Tanah dari Hasil Borrow Area

Durasi 21 Hari Durasi 520 Hari


Biaya Rp 3,380,000.00 Biaya Rp 115,805,469,137.96

A.4.0.0 Dokumentasi (Foto 0%-100%) B.1.5.0 Pemadatan Tanah

Durasi 775 Hari Durasi 520 Hari


Biaya Rp 11,600,000.00 Biaya Rp 18,449,255,515.05

A.5.0.0 Uitzet Trase Saluran B.1.6.0 Jalan Inspeksi dari Bahan Sirtu

Durasi 121 Hari Durasi 362 Hari


Biaya Rp 354,428,165.00 Biaya Rp 614,573,221.68

B.1.0.0 Pekerjaan Saluran B.1.7.0 Wire Mesh (insitu)

Durasi - Durasi 520 Hari


Biaya Rp 248,072,838,908.11 Biaya Rp 5,899,157,457.16

B.1.1.0 Pembersihan dan Striping/Krosekan B.1.8.0 Bekisting

Durasi 381 Hari Durasi 486 Hari


Biaya Rp 4,511,211,996.08 Biaya Rp 797,191,245.42

B.1.2.0 Pasang Profil Melintang Galian Tanah B.1.9.0 Plastik/Alas Beton Cor

Durasi 471 Hari Durasi 510 Hari


Biaya Rp 550,091,460.00 Biaya Rp 2,675,289,265.50

43
Pekerjaan Bangunan Utama dan
B.1.10.0 Beton Mutu K-175 (insitu) B.2.0.0
Bangunan Pelengkap
Durasi 531 Hari Durasi -
Biaya Rp 11,384,837,816.40 Biaya Rp 30,387,485,686.54

B.1.11.0 Mortar1:6 t=2cm (lantai kerja) B.2.1.0 Galian Tanah Biasa

Durasi 362 Hari Durasi 361 Hari


Biaya Rp 7,216,069,900.00 Biaya Rp 672,768,798.88

Pengadaan Beton Pracetak


B.1.12.1 B.2.2.1 Timbunan Tanah dari Hasil Galian
Plat Dinding
Durasi 362 Hari Durasi 360 Hari
Biaya Rp 24,936,658,152.00 Biaya Rp 933,416,968.50

B.1.12.2 Pengadaan Beton Pracetak Sloof B.2.2.2 Timbunan Tanah dari Borrow Area

Durasi 362 Hari Durasi 316 Hari


Biaya Rp 26,967,970,587.00 Biaya Rp 3,947,370,024.17

Pengangkutan dan Pemasangan


B.1.13.1 B.2.3.0 Pemadatan Tanah
Beton Pracetak Plat Dinding
Durasi 362 Hari Durasi 381 Hari
Biaya Rp 7,037,615,536.00 Biaya Rp 2,515,807,554.75

Pengangkutan dan Pemasangan


B.1.13.2 B.2.4.0 Pasangan Batu Kali 1 : 4
Beton Pracetak Sloof
Durasi 362 Hari Durasi 401 Hari
Biaya Rp 5,922,221,454.00 Biaya Rp 10,315,077,081.93

Penanaman Rumput Lempengan


B.1.14.0 B.2.5.0 Siaran 1 : 2
(Gebalan Rumput)
Durasi 501 Hari Durasi 520 Hari
Biaya Rp 2,282,001,295.92 Biaya Rp 936,007,708.02

B.1.15.0 Patok Hektometer B.2.6.0 Plesteran 1 : 3

Durasi 276 Hari Durasi 521 Hari


Biaya Rp 131,351,652.00 Biaya Rp 340,000,577.94

44
B.2.7.0 Pembesian B.2.12.2 Plat Nama Saluran

Durasi 522 Hari Durasi 80 Hari


Biaya Rp 1,196,675,083.45 Biaya Rp 2,050,000.00

B.2.8.0 Bekisting dengan Multiflex C.1.0.0 Pekerjaan Saluran Pembuang

Durasi 522 Hari Durasi -


Biaya Rp 566,898,967.52 Biaya Rp 10,710,832,591.70

B.2.9.1 Beton Mutu K-125 C.1.1.0 Galian Tanah Biasa (Cara Mekanis)

Durasi 400 Hari Durasi 191 Hari


Biaya Rp 23,610,233.94 Biaya Rp 9,225,913,217.30

B.2.9.2 Beton Mutu K-175 C.1.2.0 Pasangan Batu Kali 1 : 4

Durasi 401 Hari Durasi 190 Hari


Biaya Rp 199,364,336.40 Biaya Rp 1,253,845,741.74

B.2.9.3 Beton Mutu K-225 C.1.3.0 Plesteran 1 : 3

Durasi 402 Hari Durasi 191 Hari


Biaya Rp 759,198,147.84 Biaya Rp 40,883,318.40

B.2.10.0 Pintu Romijin C.1.4.0 Siaran 1 : 2

Durasi 80 Hari Durasi 190 Hari


Biaya Rp 1,258,160,000.00 Biaya Rp 190,190,314.26

Pekerjaan Bangunan Utama dan


B.2.11.0 Pintu Sorong C.2.0.0
Bangunan Pelengkap
Durasi 80 Hari Durasi -
Biaya Rp 664,139,000.00 Biaya Rp 650,791,210.29

B.2.12.1 Plat Nama Bangunan C.2.1.0 Galian Tanah Biasa (Mekanis)

Durasi 81 Hari Durasi 111 Hari


Biaya Rp 5,767,000.00 Biaya Rp 411,372,248.28

45
C.2.2.0 Timbunan Tanah dari Hasil Galian D.1.0.0 Uji Laboratorium

Durasi 111 Hari Durasi 755 Hari


Biaya Rp 29,974,964.40 Biaya Rp 18,000,000.00

C.2.3.0 Pasangan Batu Kali 1 : 4 D.2.0.0 Pekerjaan Sementara/Dewatering

Durasi 76 Hari Durasi 461 Hari


Biaya Rp 178,806,056.32 Biaya Rp 85,000,000.00

C.2.4.0 Plesteran 1 : 3 D.3.0.0 Jalan Akses dengan Bahan Sirtu

Durasi 71 Hari Durasi 386 Hari


Biaya Rp 5,157,877.94 Biaya Rp 195,378,000.00

Pemeliharaan Jalan, Jembatan, dan


C.2.5.0 Siaran 1 : 2 D.4.0.0
Pengaturan Lalu Lintas
Durasi 71 Hari Durasi 546 Hari
Biaya Rp 16,321,287.09 Biaya Rp 440,000,000.00

C.2.6.0 Pembesian D.5.0.0 As Built Drawing

Durasi 26 Hari Durasi 78 Hari


Biaya Rp 4,172,152.60 Biaya Rp 26,000,000.00

C.2.7.0 Bekisting dengan Multiflex D.6.0.0 Kantor Ranting

Durasi 26 Hari Durasi 103 Hari


Biaya Rp 2,002,109.76 Biaya Rp 585,000,000.00

C.2.8.1 Beton Mutu K-125 D.7.0.0 Rumah Dinas

Durasi 41 Hari Durasi 103 Hari


Biaya Rp 113,401.70 Biaya Rp 780,000,000.00

C.2.8.2 Beton Mutu K-175

Durasi 41 Hari
Biaya Rp 2,871,112.20

46
4.7. Identifikasi Kondisi Proyek dan Hubungan Antar Aktivitas
Hubungan keterkaitan antar aktivitas didapat dari hasil pengolahan data
perusahaan, seperti yang disusun dalam Tabel 4.6 di bawah ini. Dengan bantuan
Microsoft Project, hubungan keterkaitan ini dibentuk dalam jaringan kerja untuk
mengidentifikasi kegiatan kritis.

Tabel 4.6 Hubungan Keterkaitan Antar Aktivitas

47
48
49
Kegiatan-kegiatan kritis yang diperoleh adalah sebagai berikut : Pekerjaan
Saluran Sekunder :

1. Pekerjaan Saluran

 Pembersihan dan striping/krosekan


 Galian Tanah biasa (cara mekanis)
 Timbunan tanah dari hasil galian
 Timbunan tanah dari hasil galian
 Timbunan tanah dari Borrow Area
2. Pekerjaan Bangunan Utama dan  Pemadatan Tanah
Bangunan Pelengkap  Pasangan batu kali 1: 4
 Plesteran 1 : 3  Pembesian
 Beton Mutu K-125  Pintu Romijin (B = 0.30 m)
 Beton Mutu K-175  Pintu Romijin (B = 1.5 m)
 Beton Mutu K-225

50
 Pintu Sorong (B = 0.5 m , H = 0.80  Pintu Sorong (B = 0.80 m , H =
m) 1.10 m)
 Pintu Sorong (B = 0.50 m , H =  Pintu Sorong (B = 0.90 m , H =
1.10 m) 1.35 m)
 Pintu Sorong (B = 0.60m , H = 0.80  Pintu Sorong (B = 1.00 m , H =
m) 1,40 m)
 Pintu Sorong (B = 0.70 m , H = 1.2  Pintu Sorong (B = 1.20 m , H =
m) 1.35 m
 Pintu Sorong (B = 0.75 m , H =
1.40 m)

51
4.8. Perhitungan Crashing Program
Untuk mempercepat durasi penyelesaian proyek, maka diadakan percepatan
pekerjaan pada kegiatan-kegiatan kritis. Pada tugas akhir ini dilakukan percepatan
durasi proyek dengan menggunakan dua alternatif, yaitu penambahan jam kerja
(lembur) dan penambahan jumlah pekerja.

4.8.1. Penambahan Jam Kerja (Lembur)


Rencana kerja yang akan dilakukan dalam mempercepat durasi sebuah
pekerjaan dengan
alternatif penambahan jam kerja (lembur) adalah :
1. Waktu kerja normal adalah 8 jam kerja per hari (08.00 – 17.00) dengan 1 jam
istirahat (12.00 – 13.00), sedangkan kerja lembur dilakukan setelah waktu kerja
normal selama 4 jam per hari (18.30 – 22.30). Dalam seminggu hanya dilakukan 6
hari kerja, yaitu Senin – Sabtu.
2. Harga upah pekerja untuk kerja lembur menurut Keputusan Menteri Tenaga Kerja
Nomor KEP.102/MEN/VI/2004 pasal 11 (Anonim, 2004) diperhitungkan sebagai
berikut :
a. Untuk 1 jam kerja lembur pertama, harus dibayar upah kerja lembur sebesar 1,5
kali upah sejam.
b. Untuk setiap jam kerja berikutnya, harus dibayar upah kerja lembur sebesar 2
kali upah sejam.
3. Produktifitas untuk 4 jam kerja lembur diperhitungkan sebesar 60% dari
produktifitas normal (Soeharto, Iman, 1999).

52
a. Crash Duration
Langkah-langkah dalam menghitung crash duration :
a. Menghitung produktifitas harian

b. Menghitung produktifitas per jam

Di mana :
Jam kerja normal harian = 8 jam
c. Menghitung produktifitas lembur

Di mana :
Jam kerja lembur per hari = 4 jam
Koefisien produktifitas = 60%
d. Menghitung produktifitas harian setelah di-crash

e. Menghitung crash duration

Hasil perhitungan produktifitas harian, produktifitas per jam, produktifitas


harian setelah di-crash dan crash duration untuk tiap kegiatan kritis disajikan dalam
Tabel 4.7.

53
Tabel 4.7 Produktifitas harian, Produktifitas per jam, Produktifitas harian setelah di-
crash dan Crash Duration tiap kegiatan kritis
No Uraian Pekerjaan VOLUME
Durasi (HK) Prod. Harian Prod. Per Jam Prod. Lembur Prod. Crash Crash Duration

II PEK. SALURAN IRIGASI DENGAN BANGUNAN UTAMA DAN B. PELENGKAP


II.I PEKERJAAN SALURAN SEKUNDER
a. Pekerjaan Saluran
Pembersihan dan striping / kosekan 715157.26 m2 381 1877.05 234.63 563.12 2440.17 293
Galian tanah biasa (cara mekanis) 98345.64 m3 430 228.71 28.59 68.61 297.32 331
Timbunan tanah dari hasil galian 53401.69 m3 461 115.84 14.48 34.75 150.59 355

b. Pekerjaan Bangunan Utama dan B. Pelengkap


Timbunan tanah dari hasil galian 11453.25 m3 360 31.81 3.98 9.54 41.36 277
Timbunan tanah dari Borrow Area 24476.93 m3 411 59.55 7.44 17.87 77.42 316
Pemadatan tanah 73853.15 m3 495 149.20 18.65 44.76 193.96 381
Pasangan batu kali 1 : 4 11703.87 m3 521 22.46 2.81 6.74 29.20 401
Plesteran 1 : 3 5229.33 m2 521 10.04 1.25 3.01 13.05 401
Beton Mutu K-125 20.82 m3 520 0.04 0.01 0.01 0.05 400
Beton Mutu K-175 168.04 m3 521 0.32 0.04 0.10 0.42 401
Beton Mutu K-225 526.08 m3 522 1.01 0.13 0.30 1.31 402
Pembesian 76352.65 kg 522 146.27 18.28 43.88 190.15 402
Pintu Romijn ( B = 0,30 m ) 72.00 bh 80 0.90 0.11 0.27 1.17 62
Pintu Romijn ( B = 1,50 m ) 8.00 bh 80 0.10 0.01 0.03 0.13 62
Pintu Sorong ( B = 0,50 m , H = 0,80 m ) 28.00 bh 80 0.35 0.04 0.11 0.46 62
Pintu Sorong ( B = 0,50 m , H = 1,10 m ) 18.00 bh 80 0.23 0.03 0.07 0.29 62
Pintu Sorong ( B = 0,60 m , H = 0,80 m ) 3.00 bh 80 0.04 0.00 0.01 0.05 62
Pintu Sorong ( B = 0,70 m , H = 1,20 m ) 8.00 bh 80 0.10 0.01 0.03 0.13 62
Pintu Sorong ( B = 0,75 m , H = 1,40 m ) 2.00 bh 80 0.03 0.00 0.01 0.03 62
Pintu Sorong ( B = 0,80 m , H = 1,10 m ) 7.00 bh 80 0.09 0.01 0.03 0.11 62
Pintu Sorong ( B = 0,90 m , H = 1,35 m ) 3.00 bh 80 0.04 0.00 0.01 0.05 62
Pintu Sorong ( B = 1,00 m , H = 1,40 m ) 7.00 bh 80 0.09 0.01 0.03 0.11 62
Pintu Sorong ( B = 1,20 m , H = 1,35 m ) 2.00 bh 80 0.03 0.00 0.01 0.03 62

54
b. Crash Cost
Upah tenaga kerja dalam proyek Pembangunan Jaringan Irigasi D. I Baliase
Kanan 2 Kabupaten Luwu Utara :
 Mandor : Rp 182.880,00 /OH
 Kepala Tukang : Rp 157.040,00 /OH
 Tukang (kayu/besi/batu/cat/listrik/pipa) : Rp 137.120,00 /OH
 Pekerja : Rp 114.320,00 /OH
Langkah-langkah dalam menghitung Crash Cost:
a. Menghitung upah kerja harian normal
Upah kerja Harian Normal = Prod. Harian x Harga satuan
upah kerja
b. Menghitung upah kerja per jam normal
Upah kerja per jam normal = Prod. Per jam x Harga satuan
upah kerja
c. Menghitung upah kerja lembur per hari (4 jam kerja)
Upah kerja lembur per hari (4 jam)
= (1,5 x upah sejam normal) + 3 x (2 x upah sejam
normal)
d. Menghitung Crash Cost tenaga kerja per hari
Crash cost tenaga kerja per hari = Upah harian + upah kerja
lembur per hari
e. Menghitung Crash cost total
Crash cost total = Crash cost per hari x crash
duration

Hasil perhitungan upah kerja harian normal, upah kerja per jam normal, upah
lembur per hari (4 jam kerja), crash cost per hari dan crash cost total untuktiap kegiatan
kritis disajikan dalam Tabel 4.8

55
Tabel 4.8 Upah kerja harian normal, Upah kerja per jam normal, Upah lembur per
hari (4 jam kerja), Crash cost per hari dan Crash total tiap kegiatan kritis

No Uraian Pekerjaan Harga Satuan Upah (Rp) Upah Harian Normal (Rp) Upah Per Jam Normal (Rp) Upah Lembur (Rp) Crash Cost Harian (Rp) Crash Cost Total (Rp)

I PEK. SALURAN IRIGASI DENGAN BANGUNAN UTAMA DAN B. PELENGKAP


I .I PEKERJAAN SALURAN SEKUNDER
a. Pekerjaan Saluran
Pembersihan dan striping / kosekan Rp 6,308.00 Rp 11,840,451.43 Rp 1,480,056.43 Rp 11,100,423.22 Rp 22,940,874.65 Rp 6,723,440,955.70
Galian tanah biasa (cara mekanis) Rp 51,526.00 Rp 11,784,552.20 Rp 1,473,069.03 Rp 11,048,017.69 Rp 22,832,569.89 Rp 7,552,311,579.13
Timbunan tanah dari hasil galian Rp 81,498.00 Rp 9,440,631.09 Rp 1,180,078.89 Rp 8,850,591.65 Rp 18,291,222.73 Rp 6,486,348,984.63

b. Pekerjaan Bangunan Utama dan B. Pelengkap


Timbunan tanah dari hasil galian Rp 81,498.00 Rp 2,592,824.91 Rp 324,103.11 Rp 2,430,773.36 Rp 5,023,598.27 Rp 1,391,150,289.59
Timbunan tanah dari Borrow Area Rp 161,269.00 Rp 9,604,306.63 Rp 1,200,538.33 Rp 9,004,037.46 Rp 18,608,344.09 Rp 5,883,099,555.25
Pemadatan tanah Rp 34,065.00 Rp 5,082,439.50 Rp 635,304.94 Rp 4,764,787.04 Rp 9,847,226.54 Rp 3,749,520,874.87
Pasangan batu kali 1 : 4 Rp 881,339.00 Rp 19,798,612.44 Rp 2,474,826.56 Rp 18,561,199.16 Rp 38,359,811.61 Rp 15,373,432,189.41
Plesteran 1 : 3 Rp 65,018.00 Rp 652,592.28 Rp 81,574.04 Rp 611,805.26 Rp 1,264,397.54 Rp 506,731,630.58
Beton Mutu K-125 Rp 1,134,017.00 Rp 45,404.30 Rp 5,675.54 Rp 42,566.53 Rp 87,970.82 Rp 35,188,329.43
Beton Mutu K-175 Rp 1,186,410.00 Rp 382,657.08 Rp 47,832.13 Rp 358,741.01 Rp 741,398.08 Rp 297,129,539.83
Beton Mutu K-225 Rp 1,443,123.00 Rp 1,454,402.58 Rp 181,800.32 Rp 1,363,502.42 Rp 2,817,905.00 Rp 1,131,497,239.57
Pembesian Rp 15,673.00 Rp 2,292,481.00 Rp 286,560.13 Rp 2,149,200.94 Rp 4,441,681.94 Rp 1,783,506,133.99
Pintu Romijn ( B = 0,30 m ) Rp 16,541,000.00 Rp 14,886,900.00 Rp 1,860,862.50 Rp 13,956,468.75 Rp 28,843,368.75 Rp 1,774,976,538.46
Pintu Romijn ( B = 1,50 m ) Rp 157,270,000.00 Rp 15,727,000.00 Rp 1,965,875.00 Rp 14,744,062.50 Rp 30,471,062.50 Rp 1,875,142,307.69
Pintu Sorong ( B = 0,50 m , H = 0,80 m ) Rp 13,042,500.00 Rp 4,564,875.00 Rp 570,609.38 Rp 4,279,570.31 Rp 8,844,445.31 Rp 544,273,557.69
Pintu Sorong ( B = 0,50 m , H = 1,10 m ) Rp 13,042,500.00 Rp 2,934,562.50 Rp 366,820.31 Rp 2,751,152.34 Rp 5,685,714.84 Rp 349,890,144.23
Pintu Sorong ( B = 0,60 m , H = 0,80 m ) Rp 15,315,000.00 Rp 574,312.50 Rp 71,789.06 Rp 538,417.97 Rp 1,112,730.47 Rp 68,475,721.15
Pintu Sorong ( B = 0,70 m , H = 1,20 m ) Rp 17,590,000.00 Rp 1,759,000.00 Rp 219,875.00 Rp 1,649,062.50 Rp 3,408,062.50 Rp 209,726,923.08
Pintu Sorong ( B = 0,75 m , H = 1,40 m ) Rp 24,133,000.00 Rp 603,325.00 Rp 75,415.63 Rp 565,617.19 Rp 1,168,942.19 Rp 71,934,903.85
Pintu Sorong ( B = 0,80 m , H = 1,10 m ) Rp 30,675,000.00 Rp 2,684,062.50 Rp 335,507.81 Rp 2,516,308.59 Rp 5,200,371.09 Rp 320,022,836.54
Pintu Sorong ( B = 0,90 m , H = 1,35 m ) Rp 62,780,000.00 Rp 2,354,250.00 Rp 294,281.25 Rp 2,207,109.38 Rp 4,561,359.38 Rp 280,699,038.46
Pintu Sorong ( B = 1,00 m , H = 1,40 m ) Rp 94,877,000.00 Rp 8,301,737.50 Rp 1,037,717.19 Rp 7,782,878.91 Rp 16,084,616.41 Rp 989,822,548.08
Pintu Sorong ( B = 1,20 m , H = 1,35 m ) Rp 130,335,000.00 Rp 3,258,375.00 Rp 407,296.88 Rp 3,054,726.56 Rp 6,313,101.56 Rp 388,498,557.69

56
c. Cost Slope
Cost slope dirumuskan sebagai berikut :

Hasil perhitungan cost slope untuk tiap kegiatan kritis disajikan dalam Tabel
4.9 di bawah ini.

Tabel 4.9 Cost slope tiap kegiatan kritis

No Uraian Pekerjaan Normal Duration (HK) Crash Duration (HK) Normal Cost (Rp) Crash Cost (Rp) Cost Slope (Rp)
II PEK. SALURAN IRIGASI DENGAN BANGUNAN UTAMA DAN B. PELENGKAP
II.I PEKERJAAN SALURAN SEKUNDER
a. Pekerjaan Saluran
Pembersihan dan striping / kosekan 381 293 Rp 4,511,211,996.08 Rp 6,723,440,955.70 Rp 25,160,959.30
Galian tanah biasa (cara mekanis) 430 331 Rp 5,067,357,446.64 Rp 7,552,311,579.13 Rp 25,042,173.43
Timbunan tanah dari hasil galian 461 355 Rp 4,352,130,931.62 Rp 6,486,348,984.63 Rp 20,061,341.06

b. Pekerjaan Bangunan Utama dan B. Pelengkap


Timbunan tanah dari hasil galian 360 277 Rp 933,416,968.50 Rp 1,391,150,289.59 Rp 5,509,752.94
Timbunan tanah dari Borrow Area 411 316 Rp 3,947,370,024.17 Rp 5,883,099,555.25 Rp 20,409,151.58
Pemadatan tanah 495 381 Rp 2,515,807,554.75 Rp 3,749,520,874.87 Rp 10,800,183.95
Pasangan batu kali 1 : 4 521 401 Rp 10,315,077,081.93 Rp 15,373,432,189.41 Rp 42,072,051.44
Plesteran 1 : 3 521 401 Rp 340,000,577.94 Rp 506,731,630.58 Rp 1,386,758.60
Beton Mutu K-125 520 400 Rp 23,610,233.94 Rp 35,188,329.43 Rp 96,484.13
Beton Mutu K-175 521 401 Rp 199,364,336.40 Rp 297,129,539.83 Rp 813,146.29
Beton Mutu K-225 522 402 Rp 759,198,147.84 Rp 1,131,497,239.57 Rp 3,090,605.49
Pembesian 522 402 Rp 1,196,675,083.45 Rp 1,783,506,133.99 Rp 4,871,522.13
Pintu Romijn ( B = 0,30 m ) 80 62 Rp 1,190,952,000.00 Rp 1,774,976,538.46 Rp 31,634,662.50
Pintu Romijn ( B = 1,50 m ) 80 62 Rp 1,258,160,000.00 Rp 1,875,142,307.69 Rp 33,419,875.00
Pintu Sorong ( B = 0,50 m , H = 0,80 m ) 80 62 Rp 365,190,000.00 Rp 544,273,557.69 Rp 9,700,359.38
Pintu Sorong ( B = 0,50 m , H = 1,10 m ) 80 62 Rp 234,765,000.00 Rp 349,890,144.23 Rp 6,235,945.31
Pintu Sorong ( B = 0,60 m , H = 0,80 m ) 80 62 Rp 45,945,000.00 Rp 68,475,721.15 Rp 1,220,414.06
Pintu Sorong ( B = 0,70 m , H = 1,20 m ) 80 62 Rp 140,720,000.00 Rp 209,726,923.08 Rp 3,737,875.00
Pintu Sorong ( B = 0,75 m , H = 1,40 m ) 80 62 Rp 48,266,000.00 Rp 71,934,903.85 Rp 1,282,065.63
Pintu Sorong ( B = 0,80 m , H = 1,10 m ) 80 62 Rp 214,725,000.00 Rp 320,022,836.54 Rp 5,703,632.81
Pintu Sorong ( B = 0,90 m , H = 1,35 m ) 80 62 Rp 188,340,000.00 Rp 280,699,038.46 Rp 5,002,781.25
Pintu Sorong ( B = 1,00 m , H = 1,40 m ) 80 62 Rp 664,139,000.00 Rp 989,822,548.08 Rp 17,641,192.19
Pintu Sorong ( B = 1,20 m , H = 1,35 m ) 80 62 Rp 260,670,000.00 Rp 388,498,557.69 Rp 6,924,046.88

57
4.8.2. Penambahan Jumlah Tenaga Kerja
Pada tugas akhir ini, rencana kerja yang akan dilakukan dalam mempercepat
durasi sebuah pekerjaan dengan alternatif penambahan jumlah tenaga kerja adalah :
1. Tenaga kerja yang ditambah adalah pekerja dan tukang (batu/kayu/besi).
2. Jumlah penambahan tenaga kerja sebesar 25% dari indeks kebutuhan tenaga kerja
per hari.
Berikut ini jumlah penambahan tenaga kerja untuk tiap kegiatan kritis yang
akan dipercepat durasi pengerjaannya seperti yang disajikan dalam Tabel 4.10.

Tabel 4.10 Penambahan jumlah tenaga kerja


Indeks Normal Indeks Setelah Penambahan 25%
No Uraian Pekerjaan Harga Satuan Setelah Penambahan
Pekerja Tukang Kp. Tukang Mandor Pekerja Tukang
II PEK. SALURAN IRIGASI DENGAN BANGUNAN UTAMA DAN B. PELENGKAP
II.I PEKERJAAN SALURAN SEKUNDER
a. Pekerjaan Saluran
Pembersihan dan striping / kosekan 0.0082 0.0016 0.0103 0.0000 Rp 6,542.36
Galian tanah biasa (cara mekanis) 0.0393 0.0098 0.0491 0.0000 Rp 52,649.19
Timbunan tanah dari hasil galian 0.0482 0.0161 0.0603 0.0000 Rp 82,875.56

b. Pekerjaan Bangunan Utama dan B. Pelengkap


Timbunan tanah dari hasil galian 0.0482 0.0161 0.0603 0.0000 Rp 82,875.56
Timbunan tanah dari Borrow Area 0.0490 0.0098 0.0613 0.0000 Rp 162,669.42
Pemadatan tanah 0.0490 0.0098 0.0613 0.0000 Rp 35,465.42
Pasangan batu kali 1 : 4 4.4211 1.4737 0.7368 5.5264 1.8421 Rp 1,058,212.47
Plesteran 1 : 3 0.2800 0.7000 0.1400 0.3500 0.8750 Rp 97,016.40
Beton Mutu K-125 5.8774 2.9387 0.5877 7.3468 3.6734 Rp 1,402,731.73
Beton Mutu K-175 5.8774 2.9387 0.5877 7.3468 3.6734 Rp 1,455,124.73
Beton Mutu K-225 5.8774 2.9387 0.5877 7.3468 3.6734 Rp 1,711,837.73
Pembesian 0.0800 0.0400 0.0200 0.1000 0.0500 Rp 19,330.60
Pintu Romijn ( B = 0,30 m ) 0.0000 0.0000 Rp 16,541,000.00
Pintu Romijn ( B = 1,50 m ) 0.0000 0.0000 Rp 157,270,000.00
Pintu Sorong ( B = 0,50 m , H = 0,80 m ) 0.0000 0.0000 Rp 13,042,500.00
Pintu Sorong ( B = 0,50 m , H = 1,10 m ) 0.0000 0.0000 Rp 13,042,500.00
Pintu Sorong ( B = 0,60 m , H = 0,80 m ) 0.0000 0.0000 Rp 15,315,000.00
Pintu Sorong ( B = 0,70 m , H = 1,20 m ) 0.0000 0.0000 Rp 17,590,000.00
Pintu Sorong ( B = 0,75 m , H = 1,40 m ) 0.0000 0.0000 Rp 24,133,000.00
Pintu Sorong ( B = 0,80 m , H = 1,10 m ) 0.0000 0.0000 Rp 30,675,000.00
Pintu Sorong ( B = 0,90 m , H = 1,35 m ) 0.0000 0.0000 Rp 62,780,000.00
Pintu Sorong ( B = 1,00 m , H = 1,40 m ) 0.0000 0.0000 Rp 94,877,000.00
Pintu Sorong ( B = 1,20 m , H = 1,35 m ) 0.0000 0.0000 Rp 130,335,000.00

58
a. Crash Duration
Langkah-langkah dalam menghitung crash duration :
a. Menghitung produktifitas harian

b. Menghitung produktifitas setelah crashing (penambahan jumlah tenaga kerja)

c. Menghitung crash duration

Hasil perhitungan produktifitas harian, produktifitas setelah crashing


(penambahan
jumlah tenaga kerja) dan crash duration untuk tiap kegiatan kritis tersaji dalam Tabel
4.11.

59
Tabel 4.11 Produktifitas harian, Produktifitas penambahan jumlah tenaga kerja dan
Crash duration tiap kegiatan kritis

VOLUME
No Uraian Pekerjaan Durasi (HK) Prod. Harian Prod. Setelah Penambahan Crash Duration

II PEK. SALURAN IRIGASI DENGAN BANGUNAN UTAMA DAN B. PELENGKAP


II.I PEKERJAAN SALURAN SEKUNDER
a. Pekerjaan Saluran
Pembersihan dan striping / kosekan 715157.26 m2 381 1877.05 2346.31647 305
Galian tanah biasa (cara mekanis) 98345.64 m3 430 228.71 285.8884884 344
Timbunan tanah dari hasil galian 53401.69 m3 461 115.84 144.7985087 369

b. Pekerjaan Bangunan Utama dan B. Pelengkap


Timbunan tanah dari hasil galian 11453.25 m3 360 31.81 39.76822917 288
Timbunan tanah dari Borrow Area 24476.93 m3 411 59.55 74.44321776 329
Pemadatan tanah 73853.15 m3 495 149.20 186.4978535 396
Pasangan batu kali 1 : 4 11703.87 m3 521 22.46 28.0803023 417
Plesteran 1 : 3 5229.33 m2 521 10.04 12.54637716 417
Beton Mutu K-125 20.82 m3 520 0.04 0.050048077 416
Beton Mutu K-175 168.04 m3 521 0.32 0.403166987 417
Beton Mutu K-225 526.08 m3 522 1.01 1.259770115 418
Pembesian 76352.65 kg 522 146.27 182.8368056 418
Pintu Romijn ( B = 0,30 m ) 72.00 bh 80 0.90 1.125 64
Pintu Romijn ( B = 1,50 m ) 8.00 bh 80 0.10 0.125 64
Pintu Sorong ( B = 0,50 m , H = 0,80 m ) 28.00 bh 80 0.35 0.4375 64
Pintu Sorong ( B = 0,50 m , H = 1,10 m ) 18.00 bh 80 0.23 0.28125 64
Pintu Sorong ( B = 0,60 m , H = 0,80 m ) 3.00 bh 80 0.04 0.046875 64
Pintu Sorong ( B = 0,70 m , H = 1,20 m ) 8.00 bh 80 0.10 0.125 64
Pintu Sorong ( B = 0,75 m , H = 1,40 m ) 2.00 bh 80 0.03 0.03125 64
Pintu Sorong ( B = 0,80 m , H = 1,10 m ) 7.00 bh 80 0.09 0.109375 64
Pintu Sorong ( B = 0,90 m , H = 1,35 m ) 3.00 bh 80 0.04 0.046875 64
Pintu Sorong ( B = 1,00 m , H = 1,40 m ) 7.00 bh 80 0.09 0.109375 64
Pintu Sorong ( B = 1,20 m , H = 1,35 m ) 2.00 bh 80 0.03 0.03125 64

60
b. Crash Cost
Langkah-langkah dalam menghitung crash cost :
a. Menghitung upah kerja harian normal

b. Menghitung upah kerja harian setelah crashing (penambahan jumlah tenaga kerja)

c. Menghitung crash cost

Hasil perhitungan upah kerja harian normal, upah kerja setelah crashing
(penambahan jumlah tenaga kerja) dan crash cost untuk tiap kegiatan kritis disajikan
dalam Tabel 4.12.

61
Tabel 4.12 Upah kerja harian normal, Upah kerja setelah crashing (penambahan
jumlah tenaga kerja) dan Crash cost untuk tiap kegiatan kritis (Sumber : Hasil
Pengolahan Data)

No Uraian Pekerjaan Harga Satuan Upah (Rp) Upah Harian Normal (Rp) Harga Satuan Upah Crash (Rp) Upah Harian Crash (Rp) Crash Cost (Rp)

II PEK. SALURAN IRIGASI DENGAN BANGUNAN UTAMA DAN B. PELENGKAP


II.I PEKERJAAN SALURAN SEKUNDER
a. Pekerjaan Saluran
Pembersihan dan striping / kosekan Rp 6,308.00 Rp 11,840,451.43 Rp 6,542.36 Rp 15,350,437.63 Rp 4,678,813,390.90
Galian tanah biasa (cara mekanis) Rp 51,526.00 Rp 11,784,552.20 Rp 52,649.19 Rp 15,051,798.49 Rp 5,177,818,679.41
Timbunan tanah dari hasil galian Rp 81,498.00 Rp 9,440,631.09 Rp 82,875.56 Rp 12,000,256.91 Rp 4,425,694,750.09
Timbunan tanah dari Borrow Area Rp 161,269.00 Rp 222,702,825.27 Rp 162,669.42 Rp 280,795,901.71 Rp 116,811,095,111.27
Pemadatan tanah Rp 34,065.00 Rp 35,479,337.53 Rp 35,465.42 Rp 46,172,376.59 Rp 19,207,708,660.75

b. Pekerjaan Bangunan Utama dan B. Pelengkap


Galian tanah biasa Rp 51,526.00 Rp 1,863,625.48 Rp 52,649.19 Rp 2,380,312.36 Rp 687,434,208.15
Timbunan tanah dari hasil galian Rp 81,498.00 Rp 2,592,824.91 Rp 82,875.56 Rp 3,295,814.10 Rp 949,194,461.76
Timbunan tanah dari Borrow Area Rp 161,269.00 Rp 9,604,306.63 Rp 162,669.42 Rp 12,109,635.06 Rp 3,981,648,006.48
Pemadatan tanah Rp 34,065.00 Rp 5,082,439.50 Rp 35,465.42 Rp 6,614,224.70 Rp 2,619,232,983.07
Pasangan batu kali 1 : 4 Rp 881,339.00 Rp 19,798,612.44 Rp 1,058,212.47 Rp 29,714,926.17 Rp 12,385,181,228.07
Siaran 1 : 2 Rp 55,119.00 Rp 1,800,014.82 Rp 88,724.60 Rp 3,621,836.28 Rp 1,506,683,892.87
Plesteran 1 : 3 Rp 65,018.00 Rp 652,592.28 Rp 97,016.40 Rp 1,217,204.35 Rp 507,330,771.01
Beton Mutu K-125 Rp 1,134,017.00 Rp 45,404.30 Rp 1,402,731.73 Rp 70,204.03 Rp 29,204,874.58
Beton Mutu K-175 Rp 1,186,410.00 Rp 382,657.08 Rp 1,455,124.73 Rp 586,658.25 Rp 244,519,159.29
Beton Mutu K-225 Rp 1,443,123.00 Rp 1,454,402.58 Rp 1,711,837.73 Rp 2,156,522.01 Rp 900,563,591.95
Bekisting dgn Multiflex Rp 198,622.00 Rp 1,086,013.35 Rp 286,626.00 Rp 1,958,995.36 Rp 818,076,464.16
Pembesian Rp 15,673.00 Rp 2,292,481.00 Rp 19,330.60 Rp 3,534,345.15 Rp 1,475,942,536.09
Pintu Romijn ( B = 0,30 m ) Rp 16,541,000.00 Rp 14,886,900.00 Rp 16,541,000.00 Rp 18,608,625.00 Rp 1,190,952,000.00
Pintu Romijn ( B = 1,50 m ) Rp 157,270,000.00 Rp 15,727,000.00 Rp 157,270,000.00 Rp 19,658,750.00 Rp 1,258,160,000.00
Pintu Sorong ( B = 0,50 m , H = 0,80 m ) Rp 13,042,500.00 Rp 4,564,875.00 Rp 13,042,500.00 Rp 5,706,093.75 Rp 365,190,000.00
Pintu Sorong ( B = 0,50 m , H = 1,10 m ) Rp 13,042,500.00 Rp 2,934,562.50 Rp 13,042,500.00 Rp 3,668,203.13 Rp 234,765,000.00
Pintu Sorong ( B = 0,60 m , H = 0,80 m ) Rp 15,315,000.00 Rp 574,312.50 Rp 15,315,000.00 Rp 717,890.63 Rp 45,945,000.00
Pintu Sorong ( B = 0,70 m , H = 1,20 m ) Rp 17,590,000.00 Rp 1,759,000.00 Rp 17,590,000.00 Rp 2,198,750.00 Rp 140,720,000.00
Pintu Sorong ( B = 0,75 m , H = 1,40 m ) Rp 24,133,000.00 Rp 603,325.00 Rp 24,133,000.00 Rp 754,156.25 Rp 48,266,000.00
Pintu Sorong ( B = 0,80 m , H = 1,10 m ) Rp 30,675,000.00 Rp 2,684,062.50 Rp 30,675,000.00 Rp 3,355,078.13 Rp 214,725,000.00
Pintu Sorong ( B = 0,90 m , H = 1,35 m ) Rp 62,780,000.00 Rp 2,354,250.00 Rp 62,780,000.00 Rp 2,942,812.50 Rp 188,340,000.00
Pintu Sorong ( B = 1,00 m , H = 1,40 m ) Rp 94,877,000.00 Rp 8,301,737.50 Rp 94,877,000.00 Rp 10,377,171.88 Rp 664,139,000.00
Pintu Sorong ( B = 1,20 m , H = 1,35 m ) Rp 130,335,000.00 Rp 3,258,375.00 Rp 130,335,000.00 Rp 4,072,968.75 Rp 260,670,000.00

62
c. Cost Slope
Cost slope dirumuskan sebagai berikut :

Hasil perhitungan cost slope untuk tiap kegiatan kritis disajikan dalam Tabel
4.13 di bawah ini.

Tabel 4.13 Cost slope tiap kegiatan kritis

No Uraian Pekerjaan Normal Duration (HK) Crash Duration (HK) Normal Cost (Rp) Crash Cost (Rp) Cost Slope (Rp)
II PEK. SALURAN IRIGASI DENGAN BANGUNAN UTAMA DAN B. PELENGKAP
II.I PEKERJAAN SALURAN SEKUNDER
a. Pekerjaan Saluran
Pembersihan dan striping / kosekan 381 305 Rp 4,511,211,996.08 Rp 4,681,883,478.43 Rp 2,239,783.23
Galian tanah biasa (cara mekanis) 430 344 Rp 5,067,357,446.64 Rp 5,177,818,679.41 Rp 1,284,432.94
Timbunan tanah dari hasil galian 461 369 Rp 4,352,130,931.62 Rp 4,428,094,801.47 Rp 823,903.14

b. Pekerjaan Bangunan Utama dan B. Pelengkap


Timbunan tanah dari hasil galian 360 288 Rp 933,416,968.50 Rp 949,194,461.76 Rp 219,131.85
Timbunan tanah dari Borrow Area 411 329 Rp 3,947,370,024.17 Rp 3,984,069,933.49 Rp 446,470.92
Pemadatan tanah 495 396 Rp 2,515,807,554.75 Rp 2,619,232,983.07 Rp 1,044,701.30
Pasangan batu kali 1 : 4 521 417 Rp 10,315,077,081.93 Rp 12,391,124,213.31 Rp 19,923,676.88
Plesteran 1 : 3 521 417 Rp 340,000,577.94 Rp 507,574,211.88 Rp 1,608,192.26
Beton Mutu K-125 520 416 Rp 23,610,233.94 Rp 29,204,874.58 Rp 53,794.62
Beton Mutu K-175 521 417 Rp 199,364,336.40 Rp 244,636,490.94 Rp 434,473.65
Beton Mutu K-225 522 418 Rp 759,198,147.84 Rp 901,426,200.75 Rp 1,362,337.67
Pembesian 522 418 Rp 1,196,675,083.45 Rp 1,477,356,274.15 Rp 2,688,517.15
Pintu Romijn ( B = 0,30 m ) 80 64 Rp 1,190,952,000.00 Rp 1,190,952,000.00 Rp -
Pintu Romijn ( B = 1,50 m ) 80 64 Rp 1,258,160,000.00 Rp 1,258,160,000.00 Rp -
Pintu Sorong ( B = 0,50 m , H = 0,80 m ) 80 64 Rp 365,190,000.00 Rp 365,190,000.00 Rp -
Pintu Sorong ( B = 0,50 m , H = 1,10 m ) 80 64 Rp 234,765,000.00 Rp 234,765,000.00 Rp -
Pintu Sorong ( B = 0,60 m , H = 0,80 m ) 80 64 Rp 45,945,000.00 Rp 45,945,000.00 Rp -
Pintu Sorong ( B = 0,70 m , H = 1,20 m ) 80 64 Rp 140,720,000.00 Rp 140,720,000.00 Rp -
Pintu Sorong ( B = 0,75 m , H = 1,40 m ) 80 64 Rp 48,266,000.00 Rp 48,266,000.00 Rp -
Pintu Sorong ( B = 0,80 m , H = 1,10 m ) 80 64 Rp 214,725,000.00 Rp 214,725,000.00 Rp -
Pintu Sorong ( B = 0,90 m , H = 1,35 m ) 80 64 Rp 188,340,000.00 Rp 188,340,000.00 Rp -
Pintu Sorong ( B = 1,00 m , H = 1,40 m ) 80 64 Rp 664,139,000.00 Rp 664,139,000.00 Rp -
Pintu Sorong ( B = 1,20 m , H = 1,35 m ) 80 64 Rp 260,670,000.00 Rp 260,670,000.00 Rp -

63
4.9. Analisa Pertukaran Waktu dan Biaya (Time Cost Trade Off)
Setelah didapatkan nilai cost slope dari masing-masing aktifitas, maka
penekanan (kompresi) durasi proyek dilakukan pada semua aktifitas yang berada pada
lintasan kritis dan dimulai dari aktifitas yang mempunyai cost slope terendah.

4.9.1. Penambahan Jam Kerja (Lembur)


Urutan cost slope dimulai dari aktifitas yang mempunyai cost slope terendah
untuk alternatif penambahan jam kerja (lembur) disajikan dalam Tabel 4.14.

Tabel 4.14 Urutan Kegiatan dengan Cost Slope Terendah

Uraian Pekerjaan Durasi Normal Crash duration Cost Slope (Rp)


Pekerjaan Bangunan Utama dan B. Pelengkap
Beton Mutu K-125 520 400 Rp 96,484.13
Beton Mutu K-175 521 401 Rp 813,146.29
Pintu Sorong ( B = 0,60 m , H = 0,80 m ) 80 62 Rp 1,220,414.06
Pintu Sorong ( B = 0,75 m , H = 1,40 m ) 80 62 Rp 1,282,065.63
Plesteran 1 : 3 521 401 Rp 1,386,758.60
Beton Mutu K-225 522 402 Rp 3,090,605.49
Pintu Sorong ( B = 0,70 m , H = 1,20 m ) 80 62 Rp 3,737,875.00
Pembesian 522 402 Rp 4,871,522.13
Pintu Sorong ( B = 0,90 m , H = 1,35 m ) 80 62 Rp 5,002,781.25
Timbunan tanah dari hasil galian 360 277 Rp 5,509,752.94
Pintu Sorong ( B = 0,80 m , H = 1,10 m ) 80 62 Rp 5,703,632.81
Pintu Sorong ( B = 0,50 m , H = 1,10 m ) 80 62 Rp 6,235,945.31
Pintu Sorong ( B = 1,20 m , H = 1,35 m ) 80 62 Rp 6,924,046.88
Pintu Sorong ( B = 0,50 m , H = 0,80 m ) 80 62 Rp 9,700,359.38
Pemadatan tanah 495 381 Rp 10,800,183.95
Pintu Sorong ( B = 1,00 m , H = 1,40 m ) 80 62 Rp 17,641,192.19
Pekerjaan Saluran
Timbunan tanah dari hasil galian 461 355 Rp 20,061,341.06
Pekerjaan Bangunan Utama dan B. Pelengkap
Timbunan tanah dari Borrow Area 411 316 Rp 20,409,151.58
Pekerjaan Saluran
Galian tanah biasa (cara mekanis) 430 331 Rp 25,042,173.43
Pembersihan dan striping / kosekan 381 293 Rp 25,160,959.30
Pekerjaan Bangunan Utama dan B. Pelengkap
Pintu Romijn ( B = 0,30 m ) 80 62 Rp 31,634,662.50
Pintu Romijn ( B = 1,50 m ) 80 62 Rp 33,419,875.00
Pasangan batu kali 1 : 4 521 401 Rp 42,072,051.44

64
a. Analisa Percepatan Durasi
Dengan bantuan Microsoft Project, dicari total durasi setelah percepatan
proyek. Total durasi proyek setelah crashing seperti tersaji dalam Tabel 4.15.

Tabel 4.15 Total durasi proyek setelah crashing

Uraian Pekerjaan Durasi Normal Crash duration Total Crash Total DurasiProyek

Pekerjaan Bangunan Utama dan B. Pelengkap


Beton Mutu K-125 520 400 120 1080
Beton Mutu K-175 521 401 120 1080
Pintu Sorong ( B = 0,60 m , H = 0,80 m ) 80 62 18 1080
Pintu Sorong ( B = 0,75 m , H = 1,40 m ) 80 62 18 1080
Plesteran 1 : 3 521 401 120 1080
Beton Mutu K-225 522 402 120 960
Pintu Sorong ( B = 0,70 m , H = 1,20 m ) 80 62 18 960
Pembesian 522 402 120 960
Pintu Sorong ( B = 0,90 m , H = 1,35 m ) 80 62 18 960
Timbunan tanah dari hasil galian 360 277 83 960
Pintu Sorong ( B = 0,80 m , H = 1,10 m ) 80 62 18 960
Pintu Sorong ( B = 0,50 m , H = 1,10 m ) 80 62 18 960
Pintu Sorong ( B = 1,20 m , H = 1,35 m ) 80 62 18 960
Pintu Sorong ( B = 0,50 m , H = 0,80 m ) 80 62 18 960
Pemadatan tanah 495 381 114 846
Pintu Sorong ( B = 1,00 m , H = 1,40 m ) 80 62 18 846
Pekerjaan Saluran
Timbunan tanah dari hasil galian 461 355 106 846
Pekerjaan Bangunan Utama dan B. Pelengkap
Timbunan tanah dari Borrow Area 411 316 95 751
Pekerjaan Saluran
Galian tanah biasa (cara mekanis) 430 331 99 751
Pembersihan dan striping / kosekan 381 293 88 663
Pekerjaan Bangunan Utama dan B. Pelengkap
Pintu Romijn ( B = 0,30 m ) 80 62 18 663
Pintu Romijn ( B = 1,50 m ) 80 62 18 663
Pasangan batu kali 1 : 4 521 401 120 663

Keterangan Tabel 4.15


 Kegiatan yang berwarna merah merupakan kegiatan yang akan dihitung
analisa waktu dan biaya percepatannya. Hal ini dikarenakan kegiatan lainnya
tidak mempengaruhi durasi proyek walaupun dilakukan percepatan.

65
b. Analisa Waktu dan Biaya
Langkah-langkah perhitungan analisa waktu dan biaya adalah sebagai berikut
:
1. Menghitung biaya langsung
 Tambahan Biaya dan Kumulatif Tambahan Biaya

 Biaya Langsung

Di mana :
Biaya Langsung : Rp. 293.060.934.561,64
Total Crash : Durasi Normal – Crash Duration

2. Menghitung Biaya Tidak Langsung


 Biaya Tidak Langsung
Profit : Rp. 29.306.093.456,16
PPN : Rp. 32.236.702.801,78+
Biaya Tidak Langsung : Rp. 61.542.796.257,94

3. Menghitung Total Biaya

Adapun hasil perhitungan analisa waktu dan biaya untuk alternatif


penambahan jam kerja
lembur tersaji dalam Tabel 4.16-4.17.

66
Tabel 4.16 Hasil Perhitungan Direct Cost (Biaya Langsung)

Uraian Pekerjaan Cost Slope (Rp) Durasi Normal Crash Duration Total Crash Total Durasi Proyek Tambahan Biaya (Rp) Kumulatif Tambahan Biaya (Rp) Biaya Langsung (Rp)
Pekerjaan Bangunan Utama dan B. Pelengkap
Beton Mutu K-225 Rp 3,090,605.49 522 402 120 960 Rp 372,299,091.73 Rp 372,299,091.73 Rp 293,433,233,653.37
Pekerjaan Bangunan Utama dan B. Pelengkap
Pemadatan tanah Rp 10,800,183.95 495 381 114 846 Rp 1,233,713,320.12 Rp 1,606,012,411.85 Rp 294,666,946,973.49
Pekerjaan Bangunan Utama dan B. Pelengkap
Timbunan tanah dari Borrow Area Rp 20,409,151.58 411 316 95 751 Rp 1,935,729,531.08 Rp 3,541,741,942.93 Rp 296,602,676,504.57
Pekerjaan Bangunan Utama dan B. Pelengkap
Pembersihan dan Striping/Krosekan Rp 25,160,959.30 381 293 88 663 Rp 2,212,228,959.62 Rp 5,753,970,902.55 Rp 298,814,905,464.19

Tabel 4.17 Hasil Perhitungan Total Cost (Biaya Total)

Uraian Pekerjaan Durasi Normal Crash Duration Total Crash Total Durasi Proyek Biaya Langsung (Rp) Biaya Tak Langsung (Rp) Total Cost (Rp)
Pekerjaan Bangunan Utama dan B. Pelengkap
Beton Mutu K-225 522 402 120 960 Rp 293,433,233,653.37 Rp 61,542,796,257.94 Rp 354,976,029,911.31
Pekerjaan Bangunan Utama dan B. Pelengkap
Pemadatan tanah 495 381 114 846 Rp 294,666,946,973.49 Rp 61,542,796,257.94 Rp 356,209,743,231.43
Pekerjaan Bangunan Utama dan B. Pelengkap
Timbunan tanah dari Borrow Area 411 316 95 751 Rp 296,602,676,504.57 Rp 61,542,796,257.94 Rp 358,145,472,762.51
Pekerjaan Bangunan Utama dan B. Pelengkap
Pembersihan dan Striping/Krosekan 381 293 88 663 Rp 298,814,905,464.19 Rp 61,542,796,257.94 Rp 360,357,701,722.13

67
Grafik Perubahan Biaya
Rp390.000.000.000,00

Rp370.000.000.000,00 354,603,730,819.5 356,209,743,231.4 360,357,701,722.1


8 3 3
Rp350.000.000.000,00 354,976,029,911.3 358,145,472,762.5
Biaya (Rp)

1 1
Rp330.000.000.000,00
294,666,946,973,4
Rp310.000.000.000,00 293,060,934,561.6 298,814,905,464.1
9
4 9
Rp290.000.000.000,00 293,433,233,653.3 296,602,676,504.5
Rp270.000.000.000,00 7 7

Rp250.000.000.000,00
1080 960 846 751 663
Percepatan (Hari)

Biaya Langsung Biaya Total

Gambar 4.6 Grafik Perubahan Biaya Langsung dan Biaya Total terhadap Waktu
untuk Alternatif Penambahan Jam Kerja (Lembur)

68
Dari gambar 4.6 total biaya diperoleh waktu optimum dan total biaya
optimum sebagai berikut :
a. Waktu Optimum = 663 Hari Kalender
b. Total biaya Optimum = Rp 360.357.701.722,13
Dengan efisiensi waktu dan biaya sebagai berikut :
a. Efisiensi waktu

b. Efisiensi Biaya

Gambar 4.7 Hubungan Waktu-Biaya Normal dan Dipercepat untuk Alternatif


Penambahan Jam Kerja (Lembur)

69
4.9.2. Penambahan Jumlah Tenaga Kerja
Urutan cost slope dimulai dari aktifitas yang mempunyai cost slope terendah
untuk alternatif penambahan jam kerja (lembur) disajikan dalam Tabel 4.18.

Tabel 4.18 Urutan Kegiatan dengan Cost Slope Terendah

Uraian Pekerjaan Durasi Normal Crash duration Cost Slope (Rp)


Pekerjaan Bangunan Utama dan B. Pelengkap
Pintu Romijn ( B = 0,30 m ) 80 64 Rp -
Pintu Romijn ( B = 1,50 m ) 80 64 Rp -
Pintu Sorong ( B = 0,50 m , H = 0,80 m ) 80 64 Rp -
Pintu Sorong ( B = 0,50 m , H = 1,10 m ) 80 64 Rp -
Pintu Sorong ( B = 0,60 m , H = 0,80 m ) 80 64 Rp -
Pintu Sorong ( B = 0,70 m , H = 1,20 m ) 80 64 Rp -
Pintu Sorong ( B = 0,75 m , H = 1,40 m ) 80 64 Rp -
Pintu Sorong ( B = 0,80 m , H = 1,10 m ) 80 64 Rp -
Pintu Sorong ( B = 0,90 m , H = 1,35 m ) 80 64 Rp -
Pintu Sorong ( B = 1,00 m , H = 1,40 m ) 80 64 Rp -
Pintu Sorong ( B = 1,20 m , H = 1,35 m ) 80 64 Rp -
Beton Mutu K-125 520 416 Rp 53,794.62
Timbunan tanah dari hasil galian 369 288 Rp 219,131.85
Beton Mutu K-175 521 417 Rp 434,473.65
Timbunan tanah dari Borrow Area 411 329 Rp 446,470.92
Pekerjaan Saluran
Timbunan tanah dari hasil galian 461 369 Rp 823,903.14
Pekerjaan Bangunan Utama dan B. Pelengkap
Pemadatan tanah 495 396 Rp 1,044,701.30
Pekerjaan Saluran
Galian tanah biasa (cara mekanis) 430 344 Rp 1,284,432.94
Pekerjaan Bangunan Utama dan B. Pelengkap
Beton Mutu K-225 522 418 Rp 1,362,337.67
Plesteran 1 : 3 521 417 Rp 1,608,192.26
Pekerjaan Saluran
Pembersihan dan striping / kosekan 381 305 Rp 2,239,783.23
Pekerjaan Bangunan Utama dan B. Pelengkap
Pembesian 522 418 Rp 2,688,517.15
Pasangan batu kali 1 : 4 521 417 Rp 19,923,676.88

70
a. Analisa Percepatan Durasi
Dengan bantuan Microsoft Project, dicari total durasi percepatan proyek. Total
durasi proyek setelah crashing seperti tersaji dalam Tabel 4.19.

Tabel 4.19 Total durasi proyek setelah crashing

Uraian Pekerjaan Durasi Normal Crash duration Total Crash Total DurasiProyek
Pekerjaan Bangunan Utama dan B. Pelengkap
Pintu Romijn ( B = 0,30 m ) 80 64 16 1080
Pintu Romijn ( B = 1,50 m ) 80 64 16 1080
Pintu Sorong ( B = 0,50 m , H = 0,80 m ) 80 64 16 1080
Pintu Sorong ( B = 0,50 m , H = 1,10 m ) 80 64 16 1080
Pintu Sorong ( B = 0,60 m , H = 0,80 m ) 80 64 16 1080
Pintu Sorong ( B = 0,70 m , H = 1,20 m ) 80 64 16 1080
Pintu Sorong ( B = 0,75 m , H = 1,40 m ) 80 64 16 1080
Pintu Sorong ( B = 0,80 m , H = 1,10 m ) 80 64 16 1080
Pintu Sorong ( B = 0,90 m , H = 1,35 m ) 80 64 16 1080
Pintu Sorong ( B = 1,00 m , H = 1,40 m ) 80 64 16 1080
Pintu Sorong ( B = 1,20 m , H = 1,35 m ) 80 64 16 1080
Beton Mutu K-125 520 416 104 1080
Timbunan tanah dari hasil galian 369 288 81 1080
Beton Mutu K-175 521 417 104 1080
Timbunan tanah dari Borrow Area 411 329 82 998
Pekerjaan Saluran
Timbunan tanah dari hasil galian 461 369 92 998
Pekerjaan Bangunan Utama dan B. Pelengkap
Pemadatan tanah 495 396 99 899
Pekerjaan Saluran
Galian tanah biasa (cara mekanis) 430 344 86 899
Pekerjaan Bangunan Utama dan B. Pelengkap
Beton Mutu K-225 522 418 104 795
Plesteran 1 : 3 521 417 104 795
Pekerjaan Saluran
Pembersihan dan striping / kosekan 381 305 76 719
Pekerjaan Bangunan Utama dan B. Pelengkap
Pembesian 522 418 104 719
Pasangan batu kali 1 : 4 521 417 104 719

Keterangan Tabel 4.19


 Kegiatan yang berwarna merah merupakan kegiatan yang akan dihitung analisa
waktu dan biaya percepatannya. Hal ini dikarenakan kegiatan lainnya tidak
mempengaruhi durasi proyek walaupun dilakukan percepatan.

71
b. Analisa Biaya Penambahan Alat Kerja
Dari total durasi proyek setelah crashing, maka ditemukan 4 kegiatan yang
mempengaruhi durasi proyek ketika dilakukan percepatan, di bawah ini akan
dirincikan penambahan alat dari kegiatan tersebut pada Tabel 4.20- 4.21

Tabel 4.20 Hasil Perhitungan Penambahan Biaya Sewa Alat


Durasi
Pekerjaan Nama Alat Biaya Sewa Alat/Bulan Total Biaya Alat
(Bulan)
Excafator Rp 60,000,000.00 Rp 540,000,000.00
Timbunan tanah dari Borrow Area 9
Dump Truck Rp 15,000,000.00 Rp 135,000,000.00
Pemadatan tanah Vibro Roller Rp 72,000,000.00 10 Rp 720,000,000.00

Beton Mutu K-225 Concrette Pump Rp 75,000,000.00 12 Rp 900,000,000.00

Excafator Rp 60,000,000.00 Rp 420,000,000.00


Pembersihan dan Striping/Krosekan 7
Dump Truck Rp 15,000,000.00 Rp 105,000,000.00

Tabel 4.21 Hasil Perhitungan Penambahan Biaya Alat


Jumlah Bahan Bakar/Jam Biaya Bahan Bakar Durasi
Pekerjaan Nama Alat Biaya Bahan Bakar Biaya Total Biaya
(Liter) (Hari) (Hari)
Excafator 30.00 Rp 1,320,000.00 Rp 356,400,000.00 Rp 896,400,000.00
Timbunan tanah dari Borrow Area 270 Rp 1,209,600,000.00
Dump Truck 15.00 Rp 660,000.00 Rp 178,200,000.00 Rp 313,200,000.00
Pemadatan tanah Vibro Roller 25.00 Rp 1,100,000.00 Rp 330,000,000.00 300 Rp 1,050,000,000.00 Rp 1,050,000,000.00

Beton Mutu K-225 Concrette Pump 40.00 Rp 1,760,000.00 Rp 633,600,000.00 360 Rp 1,533,600,000.00 Rp 1,533,600,000.00

Excafator 30.00 Rp 1,320,000.00 Rp 277,200,000.00 Rp 697,200,000.00


Pembersihan dan Striping/Krosekan 210 Rp 940,800,000.00
Dump Truck 15.00 Rp 660,000.00 Rp 138,600,000.00 Rp 243,600,000.00

Dari hasil perhitungan penambahan biaya alat pada tabel di atas akan
dimasukkan pada kumulatif tambahan biaya total pada Analisa waktu dan biaya
Penambahan Jumlah Tenaga Kerja.

72
c. Analisa Waktu dan Biaya
Langkah-langkah perhitungan analisa waktu dan biaya adalah sebagai berikut :
1. Menghitung Biaya Langsung
 Tambahan Biaya dan Kumulatif Tambahan Biaya

 Biaya Langsung

Di mana :
Biaya Langsung : Rp. 293.060.934.561,64
Total Crash : Durasi Normal – Crash Duration

2. Menghitung Biaya Tidak Langsung


 Biaya Tidak Langsung
Profit : Rp. 29.306.093.456,16
PPN : Rp. 32.236.702.801,78+
Biaya Tidak Langsung : Rp. 61.542.796.257,94

3. Menghitung Total Biaya

Adapun hasil perhitungan analisa waktu dan biaya untuk alternatif penambahan
jam kerja lembur tersaji dalam Tabel 4.22-4.23.

73
Tabel 4.22 Hasil Perhitungan Direct Cost (Biaya Langsung

Uraian Pekerjaan Cost Slope (Rp) Durasi Normal Crash Duration Total Crash Total Durasi Proyek Tambahan Biaya (Rp) Kumulatif Tambahan Biaya (Rp) Biaya Langsung (Rp)
Pekerjaan Bangunan Utama dan B. Pelengkap
Timbunan tanah dari Borrow Area Rp 446,470.92 411 329 82 998 Rp 1,246,210,615.14 Rp 36,610,615.14 Rp 294,307,145,176.78
Pekerjaan Bangunan Utama dan B. Pelengkap
Pemadatan tanah Rp 1,044,701.30 495 396 99 899 Rp 1,153,425,428.32 Rp 1,190,036,043.46 Rp 295,460,570,605.10
Pekerjaan Bangunan Utama dan B. Pelengkap
Beton Mutu K-225 Rp 1,362,337.67 522 418 104 795 Rp 1,675,283,117.84 Rp 2,865,319,161.30 Rp 297,135,853,722.94
Pekerjaan Bangunan Utama dan B. Pelengkap
Pembersihan dan Striping/Krosekan Rp 1,362,337.67 381 305 76 719 Rp 1,044,337,663.04 Rp 3,909,656,824.34 Rp 298,180,191,385.98

Tabel 4.23 Hasil Perhitungan Total Cost (Biaya Total)

Uraian Pekerjaan Durasi Normal Crash Duration Total Crash Total Durasi Proyek Biaya Langsung (Rp) Biaya Tak Langsung (Rp) Total Cost (Rp)
Pekerjaan Bangunan Utama dan B. Pelengkap
Timbunan tanah dari Borrow Area 411 329 82 998 Rp 294,307,145,176.78 Rp 61,542,796,257.94 Rp 355,849,941,434.72
Pekerjaan Bangunan Utama dan B. Pelengkap
Pemadatan tanah 495 396 99 899 Rp 295,460,570,605.10 Rp 61,542,796,257.94 Rp 357,003,366,863.04
Pekerjaan Bangunan Utama dan B. Pelengkap
Beton Mutu K-225 522 418 104 795 Rp 297,135,853,722.94 Rp 61,542,796,257.94 Rp 358,678,649,980.88
Pekerjaan Bangunan Utama dan B. Pelengkap
Pembersihan dan Striping/Krosekan 381 305 76 719 Rp 298,180,191,385.98 Rp 61,542,796,257.94 Rp 359,722,987,643.92

74
Grafik Perubahan Biaya
Rp390.000.000.000,00

Rp370.000.000.000,00 357.003.366.863,04 359.722.987.643,92


354.603.730.819,58
Rp350.000.000.000,00 358.678.649.980,88
355.849.941.434,72
Biaya (Rp)

Rp330.000.000.000,00

Rp310.000.000.000,00 293,200,970,605.10 293,446,191,385.98


293,060,934,561.64
Rp290.000.000.000,00
293,097,545,176.78 293,342,653,722.94
Rp270.000.000.000,00

Rp250.000.000.000,00
1080 998 899 795 719
Percepatan (Hari)

Biaya Langsung Biaya Total

Gambar 4.8 Grafik Perubahan Biaya Langsung dan Biaya Total terhadap
Penambahan Jumlah Tenaga Kerja

75
Dari gambar 4.8 total biaya diperoleh waktu optimum dan total biaya
optimum sebagai berikut :
a. Waktu Optimum = 719 Hari Kalender
b. Total biaya Optimum = Rp 359.722.987.643,92
Dengan efisiensi waktu dan biaya sebagai berikut :
a. Efisiensi waktu

ss
b. Efisiensi Biaya

Gambar 4.9 Hubungan Waktu-Biaya Normal dan Dipercepat untuk Alternatif


Penambahan Tenaga Kerja

76
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisa Time Cost Trade Off pada proyek Pembangunan
Pembangunan Jaringan Irigasi D.I Baliase Kanan 2 (Paket IV) Kabupaten Luwu Utara,
maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
a. Time Cost Trade Off adalah suatu metode untuk mempercepat durasi proyek
dengan menambahkan alternatif tertentu, seperti penambahan jam kerja (lembur)
dan penambahan tenaga kerja.
b. Percepatan durasi proyek dilakukan dengan 2 (dua) langkah, yaitu :
 Crashing program, yang hanya diadakan pada kegiatan-kegiatan yang berada
pada lintasan kritis. Hasil dari crashing program adalah crash duration, crash
cost dan cost slope.
 Analisa Time Cost Trade Off, yaitu dengan mengadakan kompresi (penekanan)
durasi proyek yang dilakukan pada kegiatan-kegiatan yang berada pada lintasan
kritis. Apabila kompresi dilakukan pada kegiatan yang tidak berada pada
lintasan kritis maka durasi proyek secara keseluruhan akan tetap dan biaya
proyek bertambah. Kompresi dilakukan terlebih dahulu pada kegiatan yang
mempunyai cost slope terendah.
c. Dengan adanya percepatan durasi proyek, maka akan terjadi pengurangan durasi
dan peningkatan biaya langsung.
d. Percepatan durasi proyek untuk alternatif penambahan jam kerja lembur (4 jam
kerja) diperoleh:
 Waktu optimum percepatan durasi proyek 663 Hari Kalender dengan Total
biaya optimum proyek akibat percepatan durasi proyek meningkat dari Rp.
354.603.730.819,58 menjadi Rp. 360.357.701.722,13.
 Efisiensi waktu optimum adalah 38,61% dan efisiensi total biaya optimum
adalah 1,60%.

77
e. Percepatan durasi proyek untuk alternatif penambahan jumlah tenaga kerja dan
alat diperoleh :
 Waktu optimum percepatan durasi proyek 719 Hari Kalender dengan Total
biaya optimum proyek akibat percepatan durasi proyek meningkat dari
Rp.354.603.730.819,58 menjadi Rp.359.722.987.643,92.
 Efisiensi waktu optimum adalah 33,43% dan efisiensi total biaya optimum
adalah 1,42%.
f. Dari kedua alternatif tersebut, penambahan tenaga kerja lebih menguntungkan dari
segi biaya karena hanya terjadi peningkatan total biaya dalam jumlah yang relatif
kecil, sedangkan dari segi waktu penambahan jam kerja (lembur) lebih efisien.
5.2. Saran
Berdasarkan hasil analisa Time Cost Trade Off pada proyek Pembangunan
Pembangunan Jaringan Irigasi D.I Baliase Kanan 2 (Paket IV) Kabupaten Luwu Utara,
maka saran yang dapat diambil adalah sebagai berikut :
a. Pada alternatif penambahan jam kerja (lembur) dan penambahan jumlah tenaga
kerja, kegiatan-kegiatan yang berada pada lintasan kritis yang dapat dipercepat
adalah :
 Pembersihan dan Striping/krosekan
 Timbunan tanah dari Borrow Area
 Pemadatan Tanah
 Beton Mutu K-225
b. Percepatan durasi proyek menggunakan metode Time Cost Trade Off memiliki
dua alternatif yaitu dengan penambahan jam kerja (lembur) dan penambahan
jumlah tenaga kerja, kedua alternatif tersebut membantu pihak perusahaan yang
ingin mendapatkan waktu dan biaya optimum proyek.
c. Selain alternatif penambahan jam kerja (lembur) dan penambahan jumlah tenaga
kerja dapat dicoba alternatif lain seperti penambahan kapasitas alat, menggunakan
peralatan yang lebih baru dan modern sehingga mempercepat pengerjaan proyek,

78
atau menggunakan metode kerja yang baru, sehingga dapat menghasilkan
pengurangan durasi yang maksimal dengan biaya proyek minimum.

79
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2004, Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik
Indonesia Nomor
KEP.102/MEN/VI/2004 Waktu Kerja Lembur dan Upah Kerja Lembur, Jakarta:
Departemen PU.
Buluatie, Nurhadinata, 2013, Optimalisasi Biaya dan Waktu dengan Metode Time
Cost Trade Off pada Proyek Revitalisasi Gedung BPS Kota Gorontalo, Jurnal
Ilmiah Teknik Sipil Vol.1, No.1, Gorontalo: Universitas Negeri Gorontalo.
Dipohusodo, Istimawan, 1996, Manajemen Proyek dan Konstruksi Jilid 1,
Yogyakarta: Kanisius. Frederika, Ariany, 2010, Analisis Percepatan
Pelaksanaan dengan Menambah Jam Kerja Optimum pada Proyek Konstruksi,
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol.14, No.2, Denpasar: Universitas Udayana.
Gulo, Jernih Putri, 2014, Analisa Percepatan Durasi Proyek dengan Metode
Pertukaran Waktu dan Biaya (Time Cost Trade Off) pada Proyek Perumahan
Cemara Kuta Medan, Medan : Universitas Sumatera Utara.
Husen, Abrar, 2009, Manajemen Proyek, Yogyakarta: ANDI.
Luthan, Puti Lynna A., dan Syafriandi, 2006, Aplikasi Microsoft Project untuk
Penjadwalan Kerja Proyek Teknik Sipil, Yogyakarta: ANDI.
Santosa, Budi, 2003, Manajemen Proyek, Surabaya: Penerbit Guna Widya.
Setiawan, Bagus Budi, 2012, Analisis Pertukaran Waktu dan Biaya dengan Metode
Time Cost Trade Off (TCTO) pada Proyek Pembangunan Gedung di Jakarta,
Jurnal Konstruksi Vol.4, No.1, Hal.27, Jakarta: Universitas Muhammdiyah
Jakarta.
Soeharto, Iman, 1999, Manajemen Proyek: Dari Konseptual Sampai Operasional
Jilid 1, Jakarta: Erlangga.
Wulfram, Ervianto, 2004, Aplikasi Manajemen Proyek Konstruksi, Yogyakarta:
ANDI.

80
Yana, A.A Gde Agung, 2006, Pengaruh Jam Kerja Lembur terhadap Biaya
Percepatan Proyek dengan Time Cost Trade Off Analysis, Jurnal Ilmiah Teknik
Sipil Vol.10, No.2, Denpasar: Universitas Udayana.

81

Anda mungkin juga menyukai