OKTAVIANA RATNANINGSIH
D111 13 521
JURUSAN SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2018
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur, hormat dan pengagungan kepada Tuhan Yesus Kristus
atas kasih karunia, kuasa dan penyertaanNya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penulisan tugas akhir dengan judul “Analisa Percepatan Durasi Proyek dengan
Metode Pertukaran Waktu dan Biaya (Time Cost Trade Off Method) ( Studi
Kasus: Proyek Pembangunan Jaringan Irigasi DI. Baliase Kabupaten
Luwu Utara)”
Pengerjaan tugas akhir ini merupakan persyaratan bagi setiap mahasiswa untuk
mendapatkan gelar Sarjana Teknik pada Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Hasanuddin.
Dalam penyusunan tugas akhir ini sangat disadari bahwa penulis tidak lepas
dari bimbingan serta dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu melalui lembar ini
penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1. Teristimewa Kedua Orang Tua terkasih Papa Sumardji, Dipl.ATP.MT dan Mama
Diana Tasiabe, S.Kep serta kakak dan adik terkasih Dimas Pradipta, S.Kom dan Bryan
Dago Dewandana atas seluruh dukungan, kesabaran pengorbanan, motivasi, materi dan
Doa kepada penulis.s
2. Bapak Prof. Dr. Muh. Wihardi Tjaronge, S.T., M.Eng selaku Ketua Departemen
Teknik Sipil yang telah memberikan izin dalam penulisan tugas akhir ini.
4. Bapak Dr. Ir. H. Rusdi Usman Latief, M.T. selaku dosen pembimbing I yang selalu
memberikan waktu, bimbingan dan arahan selama penyusunan tugas akhir ini.
i
6. Ibu Dr. Evi Aprianti, ST.MT yang selalu memberikan waktu, bimbingan, dan arahan
selama penyusunan tugas akhir ini.
7. Bapak Dr.Eng. Irwan Ridwan Rahim, S.T.,M.T. selaku dosen Penguji yang
memberikan waktu, bimbingan dan arahan selama perbaikan tugas akhir ini.
8. Seluruh Dosen Jurusan Teknik Sipil yang telah memberikan ilmunya kepada penulis,
serta Seluruh Staf Jurusan Teknik Sipil yang telah membantu pengurusan administrasi
penyusunan tugas akhir.
9. Teristimewa Meyra, Vichsal, Chandra, Glory, Gian, serta seluruh keluarga besr yang
tak henti-hentinya memberikan dukungan motivasi dan doa serta materi.
10. Sahabat-sahabat seperjuangan dari awal perkuliahan Ex c, dan Big5is Azka, Sri, Mis
terutama saudari Raden Aisyah Nur atas bantuan saran dan dukungannya selama
penyelesaian tugas akhir.
11. Saudara terkasih KMKO SIPIL 2013 (chika, ketting, asni, femy, tirta, vete, ammy,
carla, hirzto dan lainnya yang tidak dapat disebutkan satu persatu) untuk motivasi, doa
dan dukungannya yang tiada henti.
12. Saudara terkasih dalam Kristus di KMKO TEKNIK 2013 terkhusus untuk Gesnazet
Matota atas dukungan doa, motivasi dan semangatnya yang tak henti.
13. Sahabat-sahabat saya Ranger (Novela, Nurul, Tenry, Ayu, Rega, Eka dan Irma) yang
juga tidak henti memberikan dukungan dan doa.
14. Teman-Teman Seperjuangan Teknik Sipil 2013 yang tidak dapat saya sebutkan satu
persatu yang telah banyak membantu saya menyelesaikan perkuliahan di Fakultas
Teknik Universitas Hasanuddin.
Penulis menyadari dengan sepenuh hati bahwa didalam tugas akhir ini masih
banyak terdapat kesalahan maupun segala bentuk kekurangan. Maka dari itu penulis
ii
memohon maaf dan meminta sekiranya ada kritikan yang bersifat membangun demi
kesempurnaan penelitian ini. Akhirnya penulis berharap semoga penelitian ini dapat
memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi penulis sendiri maupun bagi semua
pihak yang berkenaan untuk membaca dan mempelajarinya. Semoga Tuhan Yang
Maha Kuasa senantiasa melindungi dan memberikan karunia serta anugerahNya
kepada kita sekalian. Amin.
Hormat saya,
Oktaviana Ratnaningsih
iii
ANALISA PERCEPATAN DURASI PROYEK
DENGAN METODE PERTUKARAN WAKTU DAN BIAYA
(TIME COST TRADE OFF METHOD)
(Studi Kasus : Proyek Pembangunan Jaringan Irigasi DI. Baliase Kabupaten
Luwu Utara)
Oktaviana Ratnaningsih
D111 13 521
Mahasiswa S1 Jurusan Sipil
Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin
Jl. Poros Malino Km.7
Kampus Gowa, Gowa 92171, Sul-Sel
Email : oktavianarn@gmail.com
ABSTRAK
Dalam pembangunan proyek konstruksi berbagai hal dapat terjadi yang dapat
menyebabkan bertambahnya waktu pelaksanaan dan membengkaknya biaya
pelaksanaan. Penyebab terjadinya keterlambatan dalam suatu proyek konstruksi
diakibatkan oleh beberapa faktor antara lain pengaruh cuaca, kurangnya tenaga kerja,
suplai material yang kurang atau terganggu dan peralatan yang digunakan kurang
mencukupi, atau pengaruh dari pihak owner sendiri (misalnya adanya perubahan
desain). Keterlambatan pekerjaan proyek dapat diantisipasi dengan melakukan
percepatan dalam pelaksanaannya, Percepatan penyelesaian proyek harus dilakukan
dengan perencanaan yang baik. Alternatif yang biasa digunakan untuk menunjang
percepatan aktifitas adalah dengan menambah jam kerja (lembur) dan tenaga kerja
sehingga berpengaruh pada biaya total proyek. Untuk mempercepat durasi proyek
dapat menggunakan metode pertukaran waktu dan biaya (Time Cost Trade Off method)
dengan menganalisa hubungan antar aktivitas serta durasi setiap kegiatan kemudian
menghitung crashing program untuk tiap-tiap alternatif yaitu penambahan jam kerja
(lembur) dengan 4 (empat) jam kerja dan penambahan tenaga kerja sebanyak 25% dari
jumlah pekerja untuk kemudian mendapatkan nilai cost slope, untuk dilakukan
kompresi durasi proyek dimulai dari nilai cost slope terendah pada kegiatan yang
berada pada lintasan kritis.
Hasilnya dari kedua alternatif tersebut, penambahan tenaga kerja lebih
menguntungkan dari segi biaya karena hanya terjadi peningkatan total biaya dalam
jumlah yang relatif kecil dibanding pada penambahan jam kerja (lembur), sedangkan
dari segi waktu penambahan jam kerja (lembur) lebih mengefisiensi waktu.
Kata kunci : Percepatan, crashing program, pertambahan biaya, time cost trade off.
iv
ANALYSIS of ACCELERATING METHOD of EXCHANGE PROJECTS
with DURATION TIME and COSTS
(TIME COST TRADE OFF METHOD)
(Case Study: Irrigation Networks In Development Projects. Baliase North Luwu
Regency)
Oktaviana Ratnaningsih
D111 13 521
Undergraduate Student Majoring In Civil
Engineering Faculty University Of Hasanuddin
Jl. Poros Malino Km.7
Kampus Gowa, Gowa 92171, Sul-Sel
Email : oktavianarn@gmail.com
ABSTRACT
The construction project in the development of a variety of things can happen that can
cause the increase of time implementation and its implementation costs to swell. The
cause of the occurrence of the delay in a construction project is caused by several
factors, among others, the influence of the weather, the lack of manpower, material
supply is lacking or distracted and equipment used less sufficient, or the influence of
owner's (e.g. the existence of design changes). Delay in project work can be anticipated
by performing an acceleration in the implementation, the acceleration of the
completion of the project should be done with good planning. The usual alternative is
used to support the acceleration of activities is to increase working hours (overtime)
and labor so that the effect on the total cost of the project. To speed up the duration of
the project can use the methods of the exchange of time and cost (Time Cost Trade Off
method) and analyze the relationship between the activity and the duration of each
activity and then calculate the crashing program for each alternative i.e. the addition of
working hours (overtime) and 4 (four) hours of work and increased the workforce by
as much as 25% of the total number of workers to then get the value of the cost of
compression is done for the slope, the duration of the project starting from the value of
the cost of the lowest slope on the activities are on the critical path.
The results of both of these alternatives, the addition of labor is more beneficial in terms
of costs because only an increase in the total cost of a relatively small number of rather
addition of working hours (overtime), while in terms of time the addition of working
hours (overtime) more efficiency in time.
Keywords : Acceleration, crashing program, cost slope, time cost trade off.
v
DAFTAR ISI
vi
BAB IV. ANALISA DAN PEMBAHASAN ........................................................ 32
4.1.Data Umum Proyek ............................................................................... 32
4.2.Struktur Organisasi ................................................................................ 32
4.3.Skema Jaringan Proyek .......................................................................... 33
4.4.Uraian Pekerjaan dan Penjadwalan Proyek ............................................ 34
4.5.Pembiayaan Proyek ................................................................................ 36
4.5.1. Biaya Langsung ...................................................................... 36
4.5.2. Biaya Tidak Langsung ........................................................... 37
4.5.3. Biaya Total Proyek ................................................................. 39
4.6. Work Breakdown Structure (WBS) dan Precedence
Diagram (PDM) .................................................................................... 40
4.7. Identifikasi Kondisi Proyek dan Hubungan Antar Aktivitas ................ 47
4.8. Perhitungan Crashing Program ………………........................…...… 52
4.8.1.Penambahan Jam Kerja (Lembur) ........................................... 52
4.8.2.Penambahan Jumlah Tenaga Kerja ......................................... 58
4.9. Analisa Pertukaran Biaya dan Waktu (Time Cost Trade Off) ............... 64
4.9.1.Penambahan Jam Kerja (Lembur) ................................................ 64
4.9.2.Penambahan Jumlah Tenaga Kerja .............................................. 70
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 77
5.1. Kesimpulan ........................................................................................... 77
5.2. Saran ...................................................................................................... 78
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………...……….. 80
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Sasaran Proyek yang merupakan tiga kendala (triple constrain) .... 7
Gambar 2.6 Grafik indikasi menurunnya produktivitas karena kerja lembur ….. 16
Gambar 2.7 Hubungan Waktu – Biaya Total, Biaya Tidak Langsung, Biaya
Gambar 4.6 Grafik Perubahan Biaya Langsung dan Biaya Total terhadap Waktu
Gambar 4.7 Hubungan Waktu – Biaya Normal dan Dipercepat untuk Alternatif
Gambar 4.8 Grafik Perubahan Biaya Langsung dan Biaya Total terhadap
viii
Gambar 4.9 Hubungan Waktu – Biaya Normal dan Dipercepat untuk Alternatif
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 4.8 Upah kerja harian normal, Upah kerja per jam normal, Upah lembur
per hari (4 jam kerja), Crash cost per hari dan Crash total
tiap kegiatan kritis .............................................................................. 56
Tabel 4.9 Cost slope tiap kegiatan kritis ............................................................... 57
x
Tabel 4.17 Hasil Perhitungan Total Cost (Biaya Total) ......................................... 67
Tabel 4.18 Urutan Kegiatan dengan Cost Slope Terendah .................................... 70
Tabel 4.19 Total durasi proyek setelah crashing .................................................... 71
Tabel 4.20 Hasil Perhitungan Penambahan Biaya Sewa Alat ................................ 72
Tabel 4.21 Hasil Perhitungan Penambahan Biaya Alat ........................................... 72
Tabel 4.22 Hasil Perhitungan Direct Cost (Biaya Langsung) ................................ 74
Tabel 4.23 Hasil Perhitungan Total Cost (Biaya Total) .......................................... 74
xi
DAFTAR LAMPIRAN
xii
BAB I
PENDAHULUAN
Pada tugas akhir ini pembangunan yang akan ditinjau adalah Pembangunan
Jaringan Irigasi DI Baliase Kabupaten Luwu Utara (Kontrak
No.HK.02.03/SNVT.PJPA.PJSS/IR.RW.I/36 /IX/2016) yang dikerjakan HUTAMA-
CITRA-ENTOLU, KSO. Pembangunan Jaringan Irigasi DI Baliase Kabupaten Luwu
Utara ini dilaksanakan kurun waktu 155 minggu. Proyek Pembangunan Jaringan Irigasi
DI Baliase Kabupaten Luwu Utara dipilih sebagai objek penelitian karena mengalami
keterlambatan pada pelaksanaannya sebesar 13,25% dari kondisi yang direncanakan.
Pada pelaksanaannya, proyek yang berjalan masih 6.01% dari rencana yaitu sebesar
19,26%. Keterlambatan proyek ini terjadi karena beberapa faktor, yaitu faktor cuaca
(hujan), keterlambatan suplai material, dan kurangnya tenaga kerja.
1
Pertambahan biaya yang dikeluarkan diharapkan seminimum mungkin dan tetap
memperhatikan standar mutu. Percepatan dapat dilakukan dengan mengadakan
penambahan jam kerja, alat bantu yang lebih produktif, penambahan jumlah pekerja,
menggunakan material yang lebih cepat pemasangannya, dan metode konstruksi yang
lebih cepat.
2
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dibuatkan rumusan masalah, yakni :
1. Berapakah biaya optimum percepatan durasi proyek pada pelaksanaan Proyek
Pembangunan Jaringan Irigasi DI. Baliase Kabupaten Luwu Utara
2. Berapakah waktu optimum untuk mempercepat durasi proyek pada
pelaksanaan Proyek Pembangunan Jaringan Irigasi DI. Baliase Kabupaten
Luwu Utara
3
4. Perhitungan Crash Duration hanya pada dua variable (alternatif) saja, yaitu
penambahan jam kerja dan penambahan jumlah tenaga kerja.
Bab I : Pendahuluan
Pada bab ini membahas tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan
penulisan, batasan masalah, serta sistematika penulisan.
Pada bab ini memberikan uraian mengenai teori yang menjadi landasan dalam
penulisan, serta metode-metode yang digunakan dalam Time Cost Trade Off pada
sistem pengendalian biaya dan waktu. Dan juga memberikan dasar-dasar serta langkah-
langkah dalam penulisan.
Pada bab ini dijelaskan mengenai jenis penelitian, prosedur dan teknik pengambilan
data, metode pengolahan dan analisis data yang akan dipakai dalam penelitian ini.
Bab ini merupakan aplikasi dari bab ketiga yang merupakan inti dari penulisan yang
membahas tentang analisa biaya pekerjaan rencana serta rancangan biaya proyek serta
perhitungan crash duration pada proyek dan hasil dari Time Cost Trade Off Analysis.
4
Bab V : Kesimpulan dan Saran
Bab ini merupakan penutup yang terdiri dari kesimpulan dari pembahasan dan saran-
saran yang berkaitan dengan hal-hal diperoleh dari penulisan.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Dasar teori yang digunakan dalam penulisan tugas akhir ini adalah antara lain
mengenai proyek, manajemen proyek, penjadwalan proyek, kurva S, Rencana
Anggaran Biaya (RAB), serta teori mengenai mempercepat durasi proyek dan metode
time cost trade off).
2.1.1 Proyek
a. Defenisi Proyek
Menurut Soeharto,1999, kegiatan proyek dapat diartikan sebagai suatu kegiatan
sementara yang berlangsung dalam jangka waktu tebatas, dengan alokasi sumber daya
tertentu dan dimaksudkan untuk menghasilkan produk atau deliverable yang kriteria
mutunya telah digariskan dengan jelas. Lingkup (scope) tugas tersebut dapat berupa
pembangunan pabrik, pembuatan produk baru atau pelaksanaan penelitian dan
pengembangan Lebih lanjut (Soeharto,1999), menjelaskan bahwa ciri pokok proyek
adalah sebagai berikut:
Bertujuan menghasilkan lingkup (scope) tertentu berupa produk akhir atau hasil
kerja akhir.
Dalam proses mewujudkan lingkup di atas, ditentukan jumlah biaya, jadwal serta
kriteria mutu.
Bersifat sementara dalam arti umurnya dibatasi oleh selesainya tugas. Titik awal
dan akhir ditentukan dengan jelas.
Non-rutin, tidak berulang-ulang. Macam dan intensitas kegiatan berubah
sepanjang proyek berlangsung.
Selain berbentuk bangunan, telah disebutkan bahwa tiap proyek memiliki tujuan
khusus, misalnya membangun rumah tinggal, jembatan, atau instalasi pabrik. Di dalam
6
proses mencapai tujuan tersebut, ada batasan yang harus dipenuhi yaitu besar biaya
(anggaran) yang harus dialokasikan, jadwal, serta mutu yang harus dipenuhi. Ketiga
hal tersebut merupakan parameter penting bagi penyelenggara proyek yang sering
diasosiasikan sebagai saasaran proyek. Ketiga batasan di atas disebut tiga kendala atau
triple constraint (Soeharto,1999).
Gambar 2.1 Sasaran proyek yang juga merupakan tiga kendala (triple constraint)
(Soeharto,1999)
b. Jenis-Jenis Proyek
Menurut Soeharto,1999, proyek dapat dikelompokkan menjadi :
a. Proyek Engineering-Konstruksi
Terdiri dari pengkajian kelayakan, desain engineering, pengadaan, dan konstruksi.
b. Proyek Engineering-Manufaktur
Dimaksudkan untuk membuat produk baru, meliputi pengembangan produk,
manufaktur, perakitan, uji coba fungsi dan operasi produk yang dihasilkan.
c. Proyek Penelitian dan Pengembangan
Bertujuan untuk melakukan penelitian dan pengembangan dalam rangka
menghasilkan produk tertentu.
d. Proyek Pelayanan Manajemen
Proyek pelayanan manajemen tidak memberikan hasil dalam bentuk fisik, tetapi
laporan akhir, misalnya merancang sistem informasi manajemen.
7
e. Proyek Kapital
Proyek kapital merupakan proyek yang berkaitan dengan penggunaan dana kapital
untuk investasi.
f. Proyek Radio-Telekomunikasi
Bertujuan untuk membangun jaringan telekomunikasi yang dapatmenjangkau area
yang luas dengan biaya minimal.
g. Proyek Konservasi Bio-Diversity
Proyek konservasi bio-diversity merupakan proyek yang berkaitan dengan usaha
pelestarian lingkungan.
8
Tabel 2.1 Perbedaan Manajemen Proyek dengan Manajemen Klasik
9
Sehubungan dengan itu, maka pihak pelaksana dari suatu proyek biasanya membuat
suatu jadwal kegiatan (time schedule).
Jadwal kegiatan adalah urutan-urutan kerja berisi, antara lain :
• Jenis pekerjaan yang akan dilaksanakan.
• Waktu di mana suatu pekerjaan dimulai dan diakhiri.
• Urutan dari pekerjaan.
Dengan adanya jadwal waktu ini, pimpinan proyek dapat mengetahui dengan
jelas rencana kerja yang akan dilaksanakan, sehingga kelangsungan atau kontinuitas
proyek dapat dipelihara. Hal ini memudahkan pimpinan proyek untuk mengkoordinasi
unit-unit pekerjaan sehinga diperoleh efisiensi kerja yang tinggi (Soeharto, 1999).
Adapun tujuan penjadwalan adalah sebagai berikut :
• Mempermudah perumusan masalah proyek.
• Menentukan metode atau cara yang sesuai.
• Kelancaran kegiatan lebih terorganisir.
• Mendapatkan hasil yang optimum.
Sedangkan fungsi penjadwalan dalam suatu proyek konstruksi antara lain :
• Menentukan durasi total yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek.
• Menentukan waktu pelaksanaan dari masing-masing kegiatan.
• Menentukan kegiatan-kegiatan yang tidak boleh terlambat atau tertunda
pelaksanaannya dan
menentukan jalur kritis.
• Menentukan kemajuan pelaksanaan proyek.
• Sebagai dasar perhitungan cash flow proyek.
• Sebagai dasar bagi penjadwalan sumber daya proyek, seperti tenaga kerja, material,
dan
peralatan.
• Sebagai alat pengendalian proyek.
Data yang diperlukan adalah :
• Proyek konstruksi yang akan dilaksanakan.
10
• Metode pelaksanaan.
• Membuat list semua kegiatan yang sudah dilakukan untuk proyek tersebut, serta
perkiraan waktu
yang diperlukan.
• Urutan pelaksanaan kegiatan.
• Ketergantungan pelaksanaan antara kegiatan satu dan lainya.
Mengingat perubahan-perubahan yang selalu terjadi pada saat pelaksanaan, maka
beberapa faktor harus diperhatikan untuk membuat jadwal proyek yang cukup efektif,
yaitu :
a. Secara teknis, jadwal tersebut bisa dipertanggungjawabkan (technically feasible).
b. Disusun berdasarkan perkiraan/ramalan yang akurat (reliable estimate) dimana
perkiraan
waktu, sumber daya, serta biayanya berdasarkan kegiatan pada proyek sebelumnya.
c. Sesuai sumber daya yang sesuai.
d. Sesuai penjadawalan proyek lainnya yang menggunakan sumber daya yang sama.
e. Fleksible terhadap perubahan-perubahan, misalnya perubahan pada spesifikasi
proyek.
f. Mendetail yang dipakai sebagai alat pengukur hasil yang dicapai dan pengendalian
kemajuan
proyek.
g. Dapat menampilkan kegiatan pokok kritis.
11
Durasi Kegiatan Normal
Durasi kegiatan normal adalah jangka waktu yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan kegiatan dengan tingkat produktifits kerja yang normal, yaitu sesuai
dengan sumber daya dan kemampuan yang ada pada saat itu. Menurut Soeharto,1999,
untuk menentukan durasi proyek, banyak faktor-faktor yang harus diperhatikan, antara
lain :
a. Jenis kegiatan
Setiap kegiatan memiliki karakteristik tersendiri, sehingga harus ditangani secara
tersendiri pula. Semakin sulit penangannya, maka semakin sulit lama durasi yang
dibutuhkan.
b. Metode yang digunakan
Penggunaan sumber daya (tenaga kerja, material dan peralatan) tergantung pada
metode pelaksanaan yang dipakai. Dengan demikian, penggunaan metode
pelaksanaan yang berbeda-beda dapat menghasilkan durasi kegiatan yang berbeda
pula.
c. Situasi dan kondisi lapangan
Dimaksudkan untuk mengetahui hambatan-hambatan atau kemudahan-kemudahan
yang terdapat di lapangan. Misalnya medan proyek yang berat, terpencil atau pada
ketinggian yang lebih tinggi akan memperlambat pelaksanaan kegiatan.
d. Lokasi sumber daya
Semakin dekat lokasi sumber daya dengan lokasi proyek, akan semakin
memperlancar pelaksanaan suatu kegiatan, sehingga waktu pelaksanaan akan lebih
singkat.
e. Faktor cuaca
Faktor ini akan sangat berpengaruh terhadap prestasi kerja. Iklim dan cuaca yang
jelek akan memperlambat penyelesaian kegiatan.
f. Dana yang tersedia
12
Durasi kegiatan akan lebih lama bila dana yang masuk ke dalam kas perusahaan
tersendat-sendat. Begitu juga akan menyebabkan tersendatnya arus material yang
masuk.
g. Macam dan volume pekerjaan yang akan dilaksanakan
Volume pekerjaan yang lebih besar membutuhkan durasi pekerjaan yang lebih lama.
Volume ini dapat dihitung dari dokumen rencana kerja dan syarat-syarat yang
diberikan pemilik proyek.
h. Kondisi sosial politik
Termasuk dalam hal ini adalah peraturan pemerintah di bidang tenaga kerja.
i. Sumber daya yang dimiliki oleh pelaksana
Faktor ini meliputi jumlah, kemampuan dan keterapilan tenaga kerja serta kapasitas
alat-alat kerja. Yang perlu ditinjau di sini adalah produktifitas tenaga kerja dengan
faktor-faktor yang mempengaruhinya, yaitu antara lain : kualitas dan kuantitas
tenaga kerja, efisiensi, jam kerja, kondisi lingkungan dan lain-lain.
13
• Jadwal kegiatan yang lebih pendek akan mempercepat waktu penyelesaian proyek
sehingga hasil
akhir dari proyek akan dapat seger digunakan, yang kemudian akan sangat
berpengaruh terhadap profit yang akan didapatkan dari pengerjaan proyek.
• Jadwal kegiatan yang lebih pendek juga akan meningkatkan kemungkinan untuk
memenangkan tender (terutama untuk kontraktor dan konsultan).
Awalnya, yaitu pada saat proyek direncanakan, durasi kegiatan direncanakan
sesuai durasi yang tersedia (sumber daya normal). Bila kemudian hari penyelesaian
dipercepat karena alasan tertentu, maka ada beberapa cara yang bisa dilakukan, yaitu :
1. Perubahan logika pekerjaan
a. Kegiatan seri dijadikan paralel
Sebagai contoh, diambil potongan suatu jaringan kegiatan berikut.
Dari Gambar 2.2 di atas dapat dilihat bahwa kegiatan pembuatan pagar proyek
dilakukan
setelah kegiatan pengukuran selesai. Namun, sebenarnya kedua kegiatan ini
dapat dilakukan secara beramaan selama sumber daya yang dimiliki oleh
proyek memadai. Sehingga waktu penyelesaian untk potongan jaringan
kegiatan ini dapat dipersingkat menjadi seperti Gambar 2.3.
14
b. Kegiatan seri dijadikan overlap
Sebagai contoh pada pekerjaan pelat lantai suatu bangunan yang terdiri dari
pekerjaan bekisting dan pembesian.
Pada Gambar 2.4, kedua pekerjaan harus dilakukan secara seri, yaitu pekerjaan
bekisting kemudian diikuti oleh pekerjaan pembesian.
Bila ternyata pekerjaan pelat lantai tersebut terbagi atas beberapa lokasi
kegiatan, maka kegiatan ini dapat dilakukan secara overlap sehingga waktu
penyelesaian bisa dipersingkat. Artinya, di saat kegiatan bekisting sudah
dilaksanakan 50 %, kegiatan pembesian sudah bisa dilakukan seperti Gambar
2.5. Sekali lagi, hal ini memungkinkan selama sumber daya yang dimiliki
proyek memadai.
15
pekerjaan akan sangat berat. Oleh sebab itu, kerja lembur harus mendapat
tambahan yang lebih besar dari upah kerja normal, biasanya 1,5 kali sampai 2
kali upah kerja normal.
Apabila dilakukan kerja lembur akan terjadi penurunan produktivitas, yang
dapat dilihat pada Gambar 2.6.
Gambar 2.6 Grafik indikasi menurunnya produktivitas karena kerja lembur (Soeharto,
1999)
b. Pembagian Giliran Kerja
Di sini terjadi penambahan jumlah pekerja, karena unit pekerja giliran pagi
sampai sore berbeda dengan unit pekerja giliran sore sampai malam. Dengan
demikian produktifitas kerja dianggap hampir sama.
c. Penambahan Tenaga Kerja
Dimaksudkan sebagai penambahan jumlah pekerja dalam satu unit kerja tanpa
menambah
jam kerjanya. Penambahan tenaga kerja yang optimum akan menambah
produktifitas kerja, namun penambahan yang terlalu banyak justru menurunkan
16
produktifitas kerja karena berbagai macam hal, antara lain : terlalu sempitnya
lahan untuk bekerja, kesulitan pengawasan dan lain-lain.
d. Penambahan/Penggantian Peralatan
Dimaksudkan untuk menambah produktifitas kerja, menambah ketelitian kerja
dan mengurangi jumlah tenaga kerja manusia.
e. Penggantian/Perbaikan Metode Kerja
Dilakukan bila metode yang dilakukan sudah tidak efisien lagi. Misalnya
perubahan dari pelaksanaan produksi manual ke produksi pabrikasi. Namun
penggantian metode kerja kadang kala juga berarti merubah logika jaringan
kegiatan atau bahkan jenis kegiatannya sendiri.
f. Konsentrasi pada Kegiatan Tertentu
Dilakukan dengan mengkonsentrasikan pelaksanaan pekerjaan yang dianggap
khusus, kritis atau tingkat kegagalan tinggi. Konsentrasi ini berarti penambahan
tenaga kerja atau peralatan pada kegiatan ini.
g. Kombinasi dari Alternatif yang Ada
Dalam pelaksanaannya, peningkatan produktifitas sumber daya dapat
dilakukan dengan mengkombinasikan alternatif-aternatif yang ada sehingga
menghasilkan suatu cara yang paling tepat dan efisien
.
b. Jaringan Kerja (Network Planning)
Network planning adalah sebuah cara atau teknik yang sangat
membantu dalam sebuah perencanaan, penjadwalan, dan pengawasan sebuah
pekerjaan proyek. Prinsip dasar Network Planning yakni mengelola sebuah proyek
mencakup banyak manajemen dan koordinasi berbagai macam bentuk kegiatan.
Ketika beberapa tugas yang harus diselesaikan sudah berada di atas meja kerja,
maka hal ini menjadi suatu tantangan untuk menjaga semua aspek proyek agar
semuanya tetap berjalan dengan lancar.
Untuk memudahkan pelaksanaan sebuah proyek konstruksi, maka
diperlukan adanya sebuah perencanaan yang baik agar seluruh kegiatan dapat
17
berjalan dengan lancar. Perencanaan jaringan kerja pada sebuah proyek lebih
dikenal dengan istilah network planning (NWP).
Sebuah network planning adalah gambaran kejadian-kejadian dan
kegiatan yang
diharapkan akan terjadi dan dibuat secara kronologis serta dengan kaitan yang
logis dan berhubungan antara sebuah kejadian atau kegiatan dengan yang lainnya.
Ini juga merupakan teknik dalam perencanaan kegiatan atau proyek yang dapat
menjawab pertanyaan bagaimana mengelola suatu proyek.
Semenjak dikenalkan pada tahun 1950 di Amerika oleh Du Pont
Company secara independen, network planning mulai berkembang di negara-
negara lain. Dua metode awal pada network planning yang dikenal, yaitu CPM
(Critical Path Method) dan PERT (ProbabilityEvaluation Review Technique).
CPM bergantung pada PERT yang dapat mengatasi masalah penjadwalan kerja.
CPM lebih banyak mengarah pada bagian permasalahan biaya dan waktu.
Karakteristik umum dari dua metode ini adalah sebuah proyek bisa menjadi diubah
menjadi paket pekerjaan atau paket kegiatan yang terdefinisi dengan baik.
Saat ini telah berkembang sistem penjadwalan proyek dengan
menggunakan alat bantu komputer. Beberapa program komputer yang digunakan
dalam penjadwalan proyek antara lain Microsoft Project dan Primavera. Program-
program tersebut penjadwalan dengan komputer mampu mengolah data dalam
jumlah besar dan kemungkinan kesalahan yang kecil sehingga penyusunan
penjadwalan dapat dilakukan dengan lebih cepat dan teliti.
Pada dasarnya program-program tersebut berprinsip pada perhitungan
CPM, PDM dan dengan penampilan Gant Chart yang disempurnakan sehingga
hubungan keterkaitan setiap kegiatan bisa tergambar dengan jelas.
2.1.4. Kurva S
Kurva S pertama kali dikembangkan atas dasar pengamatan terhadap
pelaksanaan sejumlah proyek dari awal hingga selesai.
18
Kurva S secara grafis adalah penggambaran kemajuan kerja (bobot %)
kumulatif pada sumbu vertikal terhadap waktu pada sumbu horizontal. Bobot kegiatan
adalah nilai persentase proyek dimana penggunaannya dipakai untuk mengetahui
kemajuan proyek tersebut. Kemajuan kegiatan biasanya diukur terhadap jumlah uang
yang telah dikeluarkan oleh proyek. Pembandingan kurva S rencana dengan kurva
pelaksanaan memungkinkan dapat diketahuinya kemajuan pelaksanaan proyek apakah
sesuai, lambat, ataupun lebih dari yang direncanakan (Husein, 2009).
Adapun fungsi kurva S adalah sebagai berikut :
a. Menentukan waktu penyelesaian proyek.
b. Menentukan waktu penyelesaian bagian proyek.
c. Menentukan besarnya biaya pelaksanaan proyek.
d. Menentukan waktu untuk mendatangkan material dan alat yang akan dipakai.
19
seharusnya lebih kecil atau paling tidak sama dengan yang tercantum dalam RAB, agar
didapat keuntungan perusahaan. Namun dalam usaha memperoleh keuntungan ini
mestinya tidak mengurangi kualitas dan kuantitas hasil kerja. Oleh karena itu
dibutuhkan suatu pengendalian biaya untuk mencapai tujuan tersebut.
a. Perhitungan Volume
Perhitungan volume pekerjaan adalah bagian paling esensial dalam tahap
perencanaan proyek konstruksi. Pengukuran kuantitas/volume pekerjaan konstruksi
merupakan suatu proses pengukuran/perhitungan terhadap kuantitas item-item
pekerjaan berdasarkan pada gambar atau aktualisasi pekerjaan di lapangan. Dengan
mengetahui jumlah volume pekerjaan maka akan diketahui berapa banyak biaya yang
diperlukan dalam pelaksanaan proyek konstruksi tersebut.
20
c. Penentuan Biaya
Biaya yang digunakan di proyek adalah biaya total. Total biaya untuk setiap
durasi waktu adalah jumlah biaya langsung dan biaya tidak langsung. Biaya tidak
langsung bersifat kontinu selama proyek, sehingga pengurangan durasi proyek berarti
pengurangan dalam biaya tidak langsung. Biaya langsung dalam grafik akan meningkat
jika durasi proyek dikurangi dari awalnya yang direncanakan. Dengan informasi dari
grafik, manajer dapat dengan cepat menimbang alternatif-alternatif yang mungkin
diambil dalam memenuhi deadline waktu yang ditentukan.
21
Biaya tidak langsung secara langsung bervariasi dengan waktu, oleh karena itu
pengurangan waktu akan menghasilkan pengurangan dalam biaya tidak langsung.
22
2.1.7. Metode Time Cost Trade Off
Time Cost Trade Off adalah suatu metode untuk mempercepat durasi proyek
dengan menambahkan variabel / alternatif tertentu (jam kerja, tenaga kerja, alat, dll).
Metode pertukaran waktu dan biaya (Time Cost Trade Off Method )
memberikan alternatif kepada perencana proyek untuk dapat menyusun perencanaan
terbaik sehingga upaya mengoptimalkan waktu dan biaya dalam menyelesaikan suatu
proyek, penyelesaian penugasan sumber daya untuk meng-efisiensikan alokasi sumber
daya juga diperlukan, sehingga dapat dihasilkan sumber daya yang diinginkan dengan
pertambahan biaya yang paling optimum (Buluatie,2013).
Dalam penyusunan sebuah schedule proyek konstruksi diharapkan
menghasilkan schedule yang realistis berdasarkan estimasi yang wajar. Salah satu cara
mempercepat durasi proyek adalah dengan analisa time cost trade off. Dengan
mereduksi suatu pekerjaan yang akan berpengaruh terhadap waktu penyelsaian proyek.
Time Cost Trade Off adalah suatu proses yang disengaja, sistematis dan analitik dengan
cara melakukan pengujian dari semua kegiatan dalam suatu proyek yang dipusatkan
pada kegiatan yang berada pada jalur kritis. Selanjutnya melakukan kompresi dimulai
pada lintasan kritis yang mempunyai nilai cost slope terendah. Kompresi terus
dilakukan sampai lintasan kritis mempunyai aktivitas-aktivitas yang telah jenuh
sebelumnya (Wulfram, 2004).
23
didapat dengan mencari total biaya proyek terkecil. Untuk hubungan antara waktu dan
biaya ditunjukkan pada Gambar 2.8.
Gambar 2.7 Hubungan Waktu – Biaya Total, Biaya Tidak Langsung, Biaya
Langsung dan
Biaya Optimal (Soeharto,1999)
24
Gambar 2.8 Hubungan Waktu – Biaya Normal dan Dipersingkat untuk Suatu Kegiatan
(Soeharto, 1999)
Dengan dipercepatnya durasi suatu proyek maka pasti akan terjadi perubahan
biaya dan waktu. Terdapat dua nilai waktu yang akan ditunjukkan tiap aktifitas dalam
suatu jaringan kerja saat terjadi percepatan yaitu :
a. Normal Duration
Normal duration adalah waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu aktifitas
atau kegiatan dengan sumber daya normal yang ada tanpa adanya tambahan biaya
lain dalam sebuah proyek.
b. Crash Duration
Crash duration adalah waktu yang dibutuhkan sebuah proyek dalam usahanya
mempersingkat waktu yang durasinya lebih pendek dari normal duration.
25
a. Normal Cost
Normal cost adalah biaya yang dikeluarkan dengan penyelesaian proyek dalam
waktu normal. Perkiraan biaya ini adalah pada saat perencanaan dan penjadwalan
bersamaan dengan penentuan waktu normal.
b. Crash Cost
Crash cost adalah biaya yang dikeluarkan dengan penyelesaian proyek dalam
jangka waktu sebesar durasi crash-nya. Biaya setelah di-crashing akan menjadi
lebih besar dari biaya normal.
1. Task
Task adalah salah satu bentuk lembar kerja dalam Microsoft Project yang berisi
rincian pekerjaan sebuah proyek
2. Duration
26
Duration merupakan jangka waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu
pekerjaan
3. Start
Start merupakan nilai tanggal dimulainya suatu pekerjaan.
4. Finish
Dalam Microsoft Project tanggal akhir pekerjaan disebut finish, yang akan diisi
secara otomatis dari perhitungan tanggal mulai (start) ditambah lama pekerjaan
(duration)
5. Predecessor
Predecessor merupakan hubungan keterkaitan antara satu pekerjaan dengan
pekerjaan lain. Dalam Microsoft Project mengenal 4 macam hubungan antar
pekerjaan, yaitu :
a. FS (Finish to Start)
Suatu pekerjaan baru boleh dimulai jika pekerjaan yang lain selesai.
b. FF (Finish to Finish)
Suatu pekerjaan harus selesai bersamaan dengan selesainya pekerjaan lain.
c. SS (Start to Start)
Suatu pekerjaan harus dimulai bersamaan dengan pekerjaan lain.
d. SF (Start to Finish)
Suatu pekerjaan baru boleh diakhiri jika pekerjaan lain dimulai dapat dilihat.
6. Resources
Sumber daya, baik sumber daya manusia maupun material dalam Microsoft
Project disebut resources
7. Baseline
Baseline adalah suatu rencana baik jadwal maupun biaya yang telah disetujui dan
ditetapkan.
8. Gantt Chart
27
Gantt Chart merupakan salah satu bentuk tampilan dari Microsoft Project yang
berupa batang-batang horizontal yang menggambarkan masing-masing pekerjaan
beserta durasinya.
9. Tracking
Tracking adalah mengisikan datan yang terdapat di lapangan pada perencannaan
yang telah dibuat.
1. Tentukan tangga1 proyek Anda. Hal ini dapat dilakukan dengan mengklik menu
Project -Project Information. Gunakan Schedule From Start Date jika Anda memilih
perhitungan maju. Sebaliknya, jika Anda memilih perhitungan mundur, gunakan
Schedule From Finish Date.
2. Pilih/rancang kalender Anda. Tiap proyek tentunya memiliki penanggalan
kalender yang berbeda-beda. Ada yang jam kerjanya 08.00-17.00, shift malam, atau
24 jam. Untuk membuat /memilih kalender ini, klik Tools – Change Working Time
3. Buat Task di gant table entry. Task adalah pekerjaan yang akan dilakukan di
proyek. Dalam View-Gantt Chart – table Entry, Anda dapat mengisikan nama task,
durasi, tanggal mulai, dan tanggal selesainya task. Anda juga dapat menggunakan
Predecessor untuk task yang mendahului task lain.
4. Buat resource. Resource adalah sumber daya yang digunakan untuk mengerjakan
proyek. Resource dapat berupa peralatan, manusia, maupun biaya. Untuk
mengisikan resource, klik menu View-Resource Sheet.
5. Tetapkan resource mana saja yang digunakan di tiap task. Jika ada beberapa
resource yang dibutuhkan dalam 1 task, double klik task sehingga muncul task
information, dan isikan resource di tab resource dari task information
6. Tetapkan baseline. Baseline artinya perencanaan dasar. Untuk menetapkan
baseline, klik Tools – tracking –set the baseline. Segala hal yang ditetapkan setelah
28
baseline ditetapkan disebut variance. Untuk mengecek besarnya
variance/simpangan, klik View-Gantt Chart, Table – Variance
7. Mulai mentrack proyek Anda. Klik View-Table-tracking. Di sana Anda dapat
mengeset Actual Start dan Finish, juga completion.
29
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
b. Data-Data Proyek
Data Primer : Time Schedule (Kurva-S) dan Rancangan Anggaran Biaya
(RAB)
Data Sekunder : Gambar Proyek dan Analisa Harga Satuan
d. Analisa Data
Kegiatan-kegiatan kritis akan dipercepat pelaksanaannya. Pengurangan durasi
dilakukan
28
dengan menggunakan Crashing Program. Adapun langkah-langkah dalam crashing
program
adalah sebagai berikut :
29
f. Kesimpulan
Dari kedua alternatif percepatan setelah dilakukan crash program diperoleh
masing masing total durasi proyek setelah dipercepat dan total cost. Dari total durasi
proyek setelah dipercepat dan total cost diperoleh waktu optimum dan biaya optimum.
30
MULAI
Tinjauan Pustaka
Pengumpulan Data
Data Primer
Data Sekunder
Normal Duration : diperoleh dari Time
Schedule - Gambar Proyek
Normal Cost : diperoleh dari Rancangan - Analisa Harga Satuan
Anggaran Biaya (RAB)
Penerapan Metode Pertukaran Waktu dan Biaya (Time Cost Trade Off)
SELESAI
31
BAB IV
ANALISA DAN PEMBAHASAN
32
4.3. Skema Jaringan Proyek
33
4.4. Uraian Pekerjaan dan Penjadwalan Proyek
Pada proyek Pembangunan Jaringan Irigasi D.I Baliase Kanan 2 Kabupaten
Luwu terdapat 3 (tiga) pekerjaan utama yaitu pekerjaan persiapan, pekerjaan saluran
irigasi dengan bangunan utama dan bangunan pelengkap dan pekerjaan lain-lain.
Masing-masing bagian tersusun atas item pekerjaan yang lebih spesifik dari kegiatan
utama tersebut.
Penjadwalan (time schedule) proyek Pembangunan Jaringan Irigasi D.I Baliase
Kanan 2 Kabupaten Luwu menggunakan kurva S. Proyek ini dijadwalkan selesai dalam
1080 hari kalender.
34
Tabel 4.1 Time Schedule normal dengan menggunakan Kurva S
BOBOT BOBOT WAKTU PELAKSANAAN = 1080 HARI KALENDER
(%) (%) 2016 2017 2018 2019
URAIAN PEKERJAAN KET.
Kontrak
Add-II SEPT OKT NOV DES JAN FEB MAR APR MEI JUNI JULI AGST SEPT OKT NOV DES JAN FEB MAR APR MEI JUNI JULI AGST SEPT OKT NOV DES JAN FEB MAR APR MEI JUNI JULI AGST
Awal
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 (31-6) (28-3) (25-3) (1-7) (29-5) (27-2) (1-7) (29-4)
PEKERJAAN PERSIAPAN
1. Mobilisasi dan Demobilisasi Alat 0.077 0.077 0.001 0.0051 0.0051 0.0064 0.0013 0.0000 0.0154 0.0115 0.0154 0.0154
2. Base Camp / Direksi Keet 0.196 0.196 0.123 0.074
3. Papan nama proyek 0.001 0.001 0.001
4. Dokumentasi ( Foto 0% - 100% ) 0.004 0.004 0.0001 0.0001 0.0001 0.0001 0.0001 0.0001 0.0001 0.0001 0.0001 0.0001 0.0001 0.0001 0.0001 0.0001 0.0001 0.0001 0.0001 0.0001 0.0001 0.0001 0.0001 0.0001 0.0001 0.0001 0.0001 0.0001 0.0001 0.0001 0.0001 0.0001 0.0001 0.0001 0.0001 0.0001 0.0001
5. Uitzet trase saluran 0.131 0.131 0.0055 0.0109 0.0109 0.0136 0.0109 0.0109 0.0136 0.0109 0.0082 0.0109 0.0109 0.0136
35
4.5. Pembiayaan Proyek
4.5.1. Biaya Langsung
Biaya langsung (direct cost) merupakan biaya yang langsung berhubungan
dengan pekerjaan konstruksi di lapangan. Biaya langsung diperoleh dengan
mengalikan volume pekerjaan dengan harga satuan pekerjaan tersebut.
Yang termasuk biaya langsung dalam proyek ini adalah :
1. Biaya upah pekerja
2. Biaya material/bahan
Adapun rincian biaya langsung Jaringan Irigasi pada proyek ini adalah seperti
tersaji pada
Tabel 4.2.
36
Beton Mutu K-125 m3 Rp1,134,017.00 8 20.82 Rp 23,610,233.94 0.0087
Beton Mutu K-175 m3 Rp1,186,410.00 17 168.04 Rp 199,364,336.40 0.0736
Beton Mutu K-225 m3 Rp1,443,123.00 20 526.08 Rp 759,198,147.84 0.2803
Bekisting dgn Multiflex m2 Rp198,622.00 36 2854.16 Rp 566,898,967.52 0.2093
Pembesian kg Rp15,673.00 52 76352.65 Rp 1,196,675,083.45 0.4418
Pekerjaan Pipa GIP Dia, 3" m Rp242,694.00 489.60 Rp 118,822,982.40 0.0439
Pekerjaan Pipa Suling-suling PVC dia.2" m Rp80,736.00 62.80 Rp 5,070,220.80 0.0019
Peilskaal / Mistar Duga Muka Air bh Rp500,000.00 17 186.00 Rp 93,000,000.00 0.0343
Pintu Romijn ( B = 0,30 m ) bh Rp16,541,000.00 3 72.00 Rp 1,190,952,000.00 -
Pintu Romijn ( B = 0,40 m ) bh Rp22,199,000.00 3 70.00 Rp 1,553,930,000.00 -
Pintu Romijn ( B = 0,50 m ) bh Rp23,956,000.00 3 15.00 Rp 359,340,000.00 1.0170
Pintu Romijn ( B = 0,60 m ) bh Rp30,914,000.00 3 4.00 Rp 123,656,000.00 -
Pintu Romijn ( B = 0,70 m ) bh Rp31,372,000.00 3 9.00 Rp 282,348,000.00 -
Pintu Romijn ( B = 0,75 - 0,8 m ) bh Rp35,549,000.00 3 4.00 Rp 142,196,000.00 -
Pintu Romijn ( B = 0,80 m ) bh Rp38,149,000.00 3 2.00 Rp 76,298,000.00 -
Pintu Romijn ( B = 0,90 m ) bh Rp40,044,000.00 3 3.00 Rp 120,132,000.00 -
Pintu Romijn ( B = 1 m) bh Rp39,334,000.00 3 2.00 Rp 78,668,000.00 0.0290
Pintu Romijn ( B = 1,20 m ) bh Rp53,010,000.00 3 2.00 Rp 106,020,000.00 0.0391
Pintu Romijn ( B = 1,20-1,25 m ) bh Rp62,010,000.00 3 2.00 Rp 124,020,000.00 -
Plat nama Bangunan (Beton K125 ; uk. 0.60 m x 0,30 m) bh Rp73,000.00 3 79.00 Rp 5,767,000.00 0.0021
Plat nama Saluran (Beton K175 ; uk. 2,30 m x 0,50 m) bh Rp205,000.00 4 10.00 Rp 2,050,000.00 0.0008
Papan Exploitasi (uk. H = 1 m, L = 1,20 m) bh Rp1,300,000.00 5 137.00 Rp 178,100,000.00 0.0657
Pintu Romijn ( B = 1,50 m ) bh Rp157,270,000.00 3 8.00 Rp 1,258,160,000.00 0.4645
Pintu Sorong ( B = 0,50 m , H = 0,80 m ) bh Rp13,042,500.00 2 28.00 Rp 365,190,000.00 0.1348
Pintu Sorong ( B = 0,50 m , H = 1,10 m ) bh Rp13,042,500.00 2 18.00 Rp 234,765,000.00 0.0867
Pintu Sorong ( B = 0,60 m , H = 0,80 m ) bh Rp15,315,000.00 2 3.00 Rp 45,945,000.00 0.0170
Pintu Sorong ( B = 0,70 m , H = 1,20 m ) bh Rp17,590,000.00 2 8.00 Rp 140,720,000.00 0.0519
Pintu Sorong ( B = 0,75 m , H = 1,40 m ) bh Rp24,133,000.00 2 2.00 Rp 48,266,000.00 0.0178
Pintu Sorong ( B = 0,80 m , H = 1,10 m ) bh Rp30,675,000.00 2 7.00 Rp 214,725,000.00 0.0793
Pintu Sorong ( B = 0,90 m , H = 1,35 m ) bh Rp62,780,000.00 2 3.00 Rp 188,340,000.00 0.0695
Pintu Sorong ( B = 1,00 m , H = 1,40 m ) bh Rp94,877,000.00 2 7.00 Rp 664,139,000.00 0.2452
Pintu Sorong ( B = 1,20 m , H = 1,35 m ) bh Rp130,335,000.00 2 2.00 Rp 260,670,000.00 0.0962
Rp 30,387,485,686.54 9.8397
III PEKERJAAN SALURAN PEMBUANG
a. Pekerjaan Saluran
Galian tanah biasa (mekanis) m3 Rp51,526.00 28 179053.55 Rp 9,225,913,217.30 3.4059
Pasangan batu kali 1 : 4 m3 Rp881,339.00 18 1422.66 Rp 1,253,845,741.74 0.4629
Plesteran 1 : 3 m2 Rp65,018.00 14 628.80 Rp 40,883,318.40 0.0151
Siaran 1 : 2 m2 Rp55,119.00 18 3450.54 Rp 190,190,314.26 0.0702
Rp 10,710,832,591.70 3.9541
b. Pekerjaan B.Utama dan B.Pelengkap
Galian tanah biasa (mekanis) m3 Rp51,526.00 20 7983.78 Rp 411,372,248.28 0.1519
Timbunan tanah dari hasil galian m3 Rp81,498.00 13 367.80 Rp 29,974,964.40 0.0111
Pasangan batu kali 1 : 4 m2 Rp881,339.00 10 202.88 Rp 178,806,056.32 0.0660
Siaran 1 : 2 m3 Rp55,119.00 10 296.11 Rp 16,321,287.09 0.0060
Plesteran 1 : 3 m3 Rp65,018.00 15 79.33 Rp 5,157,877.94 0.0019
Beton Mutu K-125 m3 Rp1,134,017.00 6 0.10 Rp 113,401.70 0.0001
Beton Mutu K-175 m3 Rp1,186,410.00 8 2.42 Rp 2,871,112.20 0.0011
Beton Mutu K-225 m3 Rp1,443,123.00 - - -
Bekisting dgn Multiflex m2 Rp198,622.00 9 10.08 Rp 2,002,109.76 0.0007
Pembesian m2 Rp15,673.00 10 266.20 Rp 4,172,152.60 0.0015
Rp 650,791,210.29 0.2403
VI PEKERJAAN LAIN-LAIN
Uji Laboratorium Ls Rp18,000,000.00 270 1.00 Rp 18,000,000.00 0.0066
Pekerjaan sementara / Dewatering Ls Rp85,000,000.00 66 1.00 Rp 85,000,000.00 0.0314
Jalan akses dengan bahan sirtu m3 Rp260,504.00 86 750.00 Rp 195,378,000.00 0.0721
Pemeliharaan Jalan, Jembatan dan peng. Lalulintas Ls Rp440,000,000.00 46 1.00 Rp 440,000,000.00 0.1624
As built Drawing set Rp2,600,000.00 20 10.00 Rp 26,000,000.00 0.0096
Kantor Ranting unit Rp292,500,000.00 65 2.00 Rp 585,000,000.00 0.2160
Rumah Dinas unit Rp195,000,000.00 60 4.00 Rp 780,000,000.00 0.2880
Rp 2,129,378,000.00 0.7861
37
Yang termasuk biaya tidak langsung dalam proyek ini adalah :
1. Profit
2. Pertambahan Pajak Nilai (PPN)
a. Profit
Berdasarkan surat perjanjian pemborongan (kontrak), profit untuk kontraktor
besarnya adalah 10% dari biaya langsung (direct cost).
Perhitungan besarnya profit adalah :
Total biaya langsung = Rp 293.060.934.561,64
Keseluruhan biaya tidak langsung dalam proyek ini tersaji dalam Tabel 4.3.
38
4.5.3. Biaya Total Proyek
Rincian biaya total pada proyek Pembangunan Jaringan Irigasi D.I Baliase
Kanan 2 (Paket IV) adalah seperti tersaji dalam Tabel 4.4.
39
4.6. Work Breakdown Structure (WBS) dan Precedence Diagram (PDM)
Sehingga WBS dan PDM pada proyek pembangunan Jaringan Irigasi Baliase
Kanan (Paket IV) Kabupaten Luwu Utara dapat digambarkan sebagai berikut :
40
Gambar 4.4 Diagram Work Breakdown Structure (WBS)
41
Gambar 4.5 Diagram Precedence Diagram (PDM)
42
Tabel 4.5. Keterangan Pekerjaan pada Diagram Precedence Diagram (PDM)
A.1.0.0 Mobilisasi dan Demobilisasi Alat B.1.3.0 Galian Tanah Biasa (Cara Mekanis)
A.2.0.0 Base Camp/Direksi Keet B.1.4.1 Timbunan Tanah dari Hasil Galian
A.3.0.0 Papan Nama Proyek B.1.4.2 Timbunan Tanah dari Hasil Borrow Area
A.5.0.0 Uitzet Trase Saluran B.1.6.0 Jalan Inspeksi dari Bahan Sirtu
B.1.2.0 Pasang Profil Melintang Galian Tanah B.1.9.0 Plastik/Alas Beton Cor
43
Pekerjaan Bangunan Utama dan
B.1.10.0 Beton Mutu K-175 (insitu) B.2.0.0
Bangunan Pelengkap
Durasi 531 Hari Durasi -
Biaya Rp 11,384,837,816.40 Biaya Rp 30,387,485,686.54
B.1.12.2 Pengadaan Beton Pracetak Sloof B.2.2.2 Timbunan Tanah dari Borrow Area
44
B.2.7.0 Pembesian B.2.12.2 Plat Nama Saluran
B.2.9.1 Beton Mutu K-125 C.1.1.0 Galian Tanah Biasa (Cara Mekanis)
45
C.2.2.0 Timbunan Tanah dari Hasil Galian D.1.0.0 Uji Laboratorium
Durasi 41 Hari
Biaya Rp 2,871,112.20
46
4.7. Identifikasi Kondisi Proyek dan Hubungan Antar Aktivitas
Hubungan keterkaitan antar aktivitas didapat dari hasil pengolahan data
perusahaan, seperti yang disusun dalam Tabel 4.6 di bawah ini. Dengan bantuan
Microsoft Project, hubungan keterkaitan ini dibentuk dalam jaringan kerja untuk
mengidentifikasi kegiatan kritis.
47
48
49
Kegiatan-kegiatan kritis yang diperoleh adalah sebagai berikut : Pekerjaan
Saluran Sekunder :
1. Pekerjaan Saluran
50
Pintu Sorong (B = 0.5 m , H = 0.80 Pintu Sorong (B = 0.80 m , H =
m) 1.10 m)
Pintu Sorong (B = 0.50 m , H = Pintu Sorong (B = 0.90 m , H =
1.10 m) 1.35 m)
Pintu Sorong (B = 0.60m , H = 0.80 Pintu Sorong (B = 1.00 m , H =
m) 1,40 m)
Pintu Sorong (B = 0.70 m , H = 1.2 Pintu Sorong (B = 1.20 m , H =
m) 1.35 m
Pintu Sorong (B = 0.75 m , H =
1.40 m)
51
4.8. Perhitungan Crashing Program
Untuk mempercepat durasi penyelesaian proyek, maka diadakan percepatan
pekerjaan pada kegiatan-kegiatan kritis. Pada tugas akhir ini dilakukan percepatan
durasi proyek dengan menggunakan dua alternatif, yaitu penambahan jam kerja
(lembur) dan penambahan jumlah pekerja.
52
a. Crash Duration
Langkah-langkah dalam menghitung crash duration :
a. Menghitung produktifitas harian
Di mana :
Jam kerja normal harian = 8 jam
c. Menghitung produktifitas lembur
Di mana :
Jam kerja lembur per hari = 4 jam
Koefisien produktifitas = 60%
d. Menghitung produktifitas harian setelah di-crash
53
Tabel 4.7 Produktifitas harian, Produktifitas per jam, Produktifitas harian setelah di-
crash dan Crash Duration tiap kegiatan kritis
No Uraian Pekerjaan VOLUME
Durasi (HK) Prod. Harian Prod. Per Jam Prod. Lembur Prod. Crash Crash Duration
54
b. Crash Cost
Upah tenaga kerja dalam proyek Pembangunan Jaringan Irigasi D. I Baliase
Kanan 2 Kabupaten Luwu Utara :
Mandor : Rp 182.880,00 /OH
Kepala Tukang : Rp 157.040,00 /OH
Tukang (kayu/besi/batu/cat/listrik/pipa) : Rp 137.120,00 /OH
Pekerja : Rp 114.320,00 /OH
Langkah-langkah dalam menghitung Crash Cost:
a. Menghitung upah kerja harian normal
Upah kerja Harian Normal = Prod. Harian x Harga satuan
upah kerja
b. Menghitung upah kerja per jam normal
Upah kerja per jam normal = Prod. Per jam x Harga satuan
upah kerja
c. Menghitung upah kerja lembur per hari (4 jam kerja)
Upah kerja lembur per hari (4 jam)
= (1,5 x upah sejam normal) + 3 x (2 x upah sejam
normal)
d. Menghitung Crash Cost tenaga kerja per hari
Crash cost tenaga kerja per hari = Upah harian + upah kerja
lembur per hari
e. Menghitung Crash cost total
Crash cost total = Crash cost per hari x crash
duration
Hasil perhitungan upah kerja harian normal, upah kerja per jam normal, upah
lembur per hari (4 jam kerja), crash cost per hari dan crash cost total untuktiap kegiatan
kritis disajikan dalam Tabel 4.8
55
Tabel 4.8 Upah kerja harian normal, Upah kerja per jam normal, Upah lembur per
hari (4 jam kerja), Crash cost per hari dan Crash total tiap kegiatan kritis
No Uraian Pekerjaan Harga Satuan Upah (Rp) Upah Harian Normal (Rp) Upah Per Jam Normal (Rp) Upah Lembur (Rp) Crash Cost Harian (Rp) Crash Cost Total (Rp)
56
c. Cost Slope
Cost slope dirumuskan sebagai berikut :
Hasil perhitungan cost slope untuk tiap kegiatan kritis disajikan dalam Tabel
4.9 di bawah ini.
No Uraian Pekerjaan Normal Duration (HK) Crash Duration (HK) Normal Cost (Rp) Crash Cost (Rp) Cost Slope (Rp)
II PEK. SALURAN IRIGASI DENGAN BANGUNAN UTAMA DAN B. PELENGKAP
II.I PEKERJAAN SALURAN SEKUNDER
a. Pekerjaan Saluran
Pembersihan dan striping / kosekan 381 293 Rp 4,511,211,996.08 Rp 6,723,440,955.70 Rp 25,160,959.30
Galian tanah biasa (cara mekanis) 430 331 Rp 5,067,357,446.64 Rp 7,552,311,579.13 Rp 25,042,173.43
Timbunan tanah dari hasil galian 461 355 Rp 4,352,130,931.62 Rp 6,486,348,984.63 Rp 20,061,341.06
57
4.8.2. Penambahan Jumlah Tenaga Kerja
Pada tugas akhir ini, rencana kerja yang akan dilakukan dalam mempercepat
durasi sebuah pekerjaan dengan alternatif penambahan jumlah tenaga kerja adalah :
1. Tenaga kerja yang ditambah adalah pekerja dan tukang (batu/kayu/besi).
2. Jumlah penambahan tenaga kerja sebesar 25% dari indeks kebutuhan tenaga kerja
per hari.
Berikut ini jumlah penambahan tenaga kerja untuk tiap kegiatan kritis yang
akan dipercepat durasi pengerjaannya seperti yang disajikan dalam Tabel 4.10.
58
a. Crash Duration
Langkah-langkah dalam menghitung crash duration :
a. Menghitung produktifitas harian
59
Tabel 4.11 Produktifitas harian, Produktifitas penambahan jumlah tenaga kerja dan
Crash duration tiap kegiatan kritis
VOLUME
No Uraian Pekerjaan Durasi (HK) Prod. Harian Prod. Setelah Penambahan Crash Duration
60
b. Crash Cost
Langkah-langkah dalam menghitung crash cost :
a. Menghitung upah kerja harian normal
b. Menghitung upah kerja harian setelah crashing (penambahan jumlah tenaga kerja)
Hasil perhitungan upah kerja harian normal, upah kerja setelah crashing
(penambahan jumlah tenaga kerja) dan crash cost untuk tiap kegiatan kritis disajikan
dalam Tabel 4.12.
61
Tabel 4.12 Upah kerja harian normal, Upah kerja setelah crashing (penambahan
jumlah tenaga kerja) dan Crash cost untuk tiap kegiatan kritis (Sumber : Hasil
Pengolahan Data)
No Uraian Pekerjaan Harga Satuan Upah (Rp) Upah Harian Normal (Rp) Harga Satuan Upah Crash (Rp) Upah Harian Crash (Rp) Crash Cost (Rp)
62
c. Cost Slope
Cost slope dirumuskan sebagai berikut :
Hasil perhitungan cost slope untuk tiap kegiatan kritis disajikan dalam Tabel
4.13 di bawah ini.
No Uraian Pekerjaan Normal Duration (HK) Crash Duration (HK) Normal Cost (Rp) Crash Cost (Rp) Cost Slope (Rp)
II PEK. SALURAN IRIGASI DENGAN BANGUNAN UTAMA DAN B. PELENGKAP
II.I PEKERJAAN SALURAN SEKUNDER
a. Pekerjaan Saluran
Pembersihan dan striping / kosekan 381 305 Rp 4,511,211,996.08 Rp 4,681,883,478.43 Rp 2,239,783.23
Galian tanah biasa (cara mekanis) 430 344 Rp 5,067,357,446.64 Rp 5,177,818,679.41 Rp 1,284,432.94
Timbunan tanah dari hasil galian 461 369 Rp 4,352,130,931.62 Rp 4,428,094,801.47 Rp 823,903.14
63
4.9. Analisa Pertukaran Waktu dan Biaya (Time Cost Trade Off)
Setelah didapatkan nilai cost slope dari masing-masing aktifitas, maka
penekanan (kompresi) durasi proyek dilakukan pada semua aktifitas yang berada pada
lintasan kritis dan dimulai dari aktifitas yang mempunyai cost slope terendah.
64
a. Analisa Percepatan Durasi
Dengan bantuan Microsoft Project, dicari total durasi setelah percepatan
proyek. Total durasi proyek setelah crashing seperti tersaji dalam Tabel 4.15.
Uraian Pekerjaan Durasi Normal Crash duration Total Crash Total DurasiProyek
65
b. Analisa Waktu dan Biaya
Langkah-langkah perhitungan analisa waktu dan biaya adalah sebagai berikut
:
1. Menghitung biaya langsung
Tambahan Biaya dan Kumulatif Tambahan Biaya
Biaya Langsung
Di mana :
Biaya Langsung : Rp. 293.060.934.561,64
Total Crash : Durasi Normal – Crash Duration
66
Tabel 4.16 Hasil Perhitungan Direct Cost (Biaya Langsung)
Uraian Pekerjaan Cost Slope (Rp) Durasi Normal Crash Duration Total Crash Total Durasi Proyek Tambahan Biaya (Rp) Kumulatif Tambahan Biaya (Rp) Biaya Langsung (Rp)
Pekerjaan Bangunan Utama dan B. Pelengkap
Beton Mutu K-225 Rp 3,090,605.49 522 402 120 960 Rp 372,299,091.73 Rp 372,299,091.73 Rp 293,433,233,653.37
Pekerjaan Bangunan Utama dan B. Pelengkap
Pemadatan tanah Rp 10,800,183.95 495 381 114 846 Rp 1,233,713,320.12 Rp 1,606,012,411.85 Rp 294,666,946,973.49
Pekerjaan Bangunan Utama dan B. Pelengkap
Timbunan tanah dari Borrow Area Rp 20,409,151.58 411 316 95 751 Rp 1,935,729,531.08 Rp 3,541,741,942.93 Rp 296,602,676,504.57
Pekerjaan Bangunan Utama dan B. Pelengkap
Pembersihan dan Striping/Krosekan Rp 25,160,959.30 381 293 88 663 Rp 2,212,228,959.62 Rp 5,753,970,902.55 Rp 298,814,905,464.19
Uraian Pekerjaan Durasi Normal Crash Duration Total Crash Total Durasi Proyek Biaya Langsung (Rp) Biaya Tak Langsung (Rp) Total Cost (Rp)
Pekerjaan Bangunan Utama dan B. Pelengkap
Beton Mutu K-225 522 402 120 960 Rp 293,433,233,653.37 Rp 61,542,796,257.94 Rp 354,976,029,911.31
Pekerjaan Bangunan Utama dan B. Pelengkap
Pemadatan tanah 495 381 114 846 Rp 294,666,946,973.49 Rp 61,542,796,257.94 Rp 356,209,743,231.43
Pekerjaan Bangunan Utama dan B. Pelengkap
Timbunan tanah dari Borrow Area 411 316 95 751 Rp 296,602,676,504.57 Rp 61,542,796,257.94 Rp 358,145,472,762.51
Pekerjaan Bangunan Utama dan B. Pelengkap
Pembersihan dan Striping/Krosekan 381 293 88 663 Rp 298,814,905,464.19 Rp 61,542,796,257.94 Rp 360,357,701,722.13
67
Grafik Perubahan Biaya
Rp390.000.000.000,00
1 1
Rp330.000.000.000,00
294,666,946,973,4
Rp310.000.000.000,00 293,060,934,561.6 298,814,905,464.1
9
4 9
Rp290.000.000.000,00 293,433,233,653.3 296,602,676,504.5
Rp270.000.000.000,00 7 7
Rp250.000.000.000,00
1080 960 846 751 663
Percepatan (Hari)
Gambar 4.6 Grafik Perubahan Biaya Langsung dan Biaya Total terhadap Waktu
untuk Alternatif Penambahan Jam Kerja (Lembur)
68
Dari gambar 4.6 total biaya diperoleh waktu optimum dan total biaya
optimum sebagai berikut :
a. Waktu Optimum = 663 Hari Kalender
b. Total biaya Optimum = Rp 360.357.701.722,13
Dengan efisiensi waktu dan biaya sebagai berikut :
a. Efisiensi waktu
b. Efisiensi Biaya
69
4.9.2. Penambahan Jumlah Tenaga Kerja
Urutan cost slope dimulai dari aktifitas yang mempunyai cost slope terendah
untuk alternatif penambahan jam kerja (lembur) disajikan dalam Tabel 4.18.
70
a. Analisa Percepatan Durasi
Dengan bantuan Microsoft Project, dicari total durasi percepatan proyek. Total
durasi proyek setelah crashing seperti tersaji dalam Tabel 4.19.
Uraian Pekerjaan Durasi Normal Crash duration Total Crash Total DurasiProyek
Pekerjaan Bangunan Utama dan B. Pelengkap
Pintu Romijn ( B = 0,30 m ) 80 64 16 1080
Pintu Romijn ( B = 1,50 m ) 80 64 16 1080
Pintu Sorong ( B = 0,50 m , H = 0,80 m ) 80 64 16 1080
Pintu Sorong ( B = 0,50 m , H = 1,10 m ) 80 64 16 1080
Pintu Sorong ( B = 0,60 m , H = 0,80 m ) 80 64 16 1080
Pintu Sorong ( B = 0,70 m , H = 1,20 m ) 80 64 16 1080
Pintu Sorong ( B = 0,75 m , H = 1,40 m ) 80 64 16 1080
Pintu Sorong ( B = 0,80 m , H = 1,10 m ) 80 64 16 1080
Pintu Sorong ( B = 0,90 m , H = 1,35 m ) 80 64 16 1080
Pintu Sorong ( B = 1,00 m , H = 1,40 m ) 80 64 16 1080
Pintu Sorong ( B = 1,20 m , H = 1,35 m ) 80 64 16 1080
Beton Mutu K-125 520 416 104 1080
Timbunan tanah dari hasil galian 369 288 81 1080
Beton Mutu K-175 521 417 104 1080
Timbunan tanah dari Borrow Area 411 329 82 998
Pekerjaan Saluran
Timbunan tanah dari hasil galian 461 369 92 998
Pekerjaan Bangunan Utama dan B. Pelengkap
Pemadatan tanah 495 396 99 899
Pekerjaan Saluran
Galian tanah biasa (cara mekanis) 430 344 86 899
Pekerjaan Bangunan Utama dan B. Pelengkap
Beton Mutu K-225 522 418 104 795
Plesteran 1 : 3 521 417 104 795
Pekerjaan Saluran
Pembersihan dan striping / kosekan 381 305 76 719
Pekerjaan Bangunan Utama dan B. Pelengkap
Pembesian 522 418 104 719
Pasangan batu kali 1 : 4 521 417 104 719
71
b. Analisa Biaya Penambahan Alat Kerja
Dari total durasi proyek setelah crashing, maka ditemukan 4 kegiatan yang
mempengaruhi durasi proyek ketika dilakukan percepatan, di bawah ini akan
dirincikan penambahan alat dari kegiatan tersebut pada Tabel 4.20- 4.21
Beton Mutu K-225 Concrette Pump 40.00 Rp 1,760,000.00 Rp 633,600,000.00 360 Rp 1,533,600,000.00 Rp 1,533,600,000.00
Dari hasil perhitungan penambahan biaya alat pada tabel di atas akan
dimasukkan pada kumulatif tambahan biaya total pada Analisa waktu dan biaya
Penambahan Jumlah Tenaga Kerja.
72
c. Analisa Waktu dan Biaya
Langkah-langkah perhitungan analisa waktu dan biaya adalah sebagai berikut :
1. Menghitung Biaya Langsung
Tambahan Biaya dan Kumulatif Tambahan Biaya
Biaya Langsung
Di mana :
Biaya Langsung : Rp. 293.060.934.561,64
Total Crash : Durasi Normal – Crash Duration
Adapun hasil perhitungan analisa waktu dan biaya untuk alternatif penambahan
jam kerja lembur tersaji dalam Tabel 4.22-4.23.
73
Tabel 4.22 Hasil Perhitungan Direct Cost (Biaya Langsung
Uraian Pekerjaan Cost Slope (Rp) Durasi Normal Crash Duration Total Crash Total Durasi Proyek Tambahan Biaya (Rp) Kumulatif Tambahan Biaya (Rp) Biaya Langsung (Rp)
Pekerjaan Bangunan Utama dan B. Pelengkap
Timbunan tanah dari Borrow Area Rp 446,470.92 411 329 82 998 Rp 1,246,210,615.14 Rp 36,610,615.14 Rp 294,307,145,176.78
Pekerjaan Bangunan Utama dan B. Pelengkap
Pemadatan tanah Rp 1,044,701.30 495 396 99 899 Rp 1,153,425,428.32 Rp 1,190,036,043.46 Rp 295,460,570,605.10
Pekerjaan Bangunan Utama dan B. Pelengkap
Beton Mutu K-225 Rp 1,362,337.67 522 418 104 795 Rp 1,675,283,117.84 Rp 2,865,319,161.30 Rp 297,135,853,722.94
Pekerjaan Bangunan Utama dan B. Pelengkap
Pembersihan dan Striping/Krosekan Rp 1,362,337.67 381 305 76 719 Rp 1,044,337,663.04 Rp 3,909,656,824.34 Rp 298,180,191,385.98
Uraian Pekerjaan Durasi Normal Crash Duration Total Crash Total Durasi Proyek Biaya Langsung (Rp) Biaya Tak Langsung (Rp) Total Cost (Rp)
Pekerjaan Bangunan Utama dan B. Pelengkap
Timbunan tanah dari Borrow Area 411 329 82 998 Rp 294,307,145,176.78 Rp 61,542,796,257.94 Rp 355,849,941,434.72
Pekerjaan Bangunan Utama dan B. Pelengkap
Pemadatan tanah 495 396 99 899 Rp 295,460,570,605.10 Rp 61,542,796,257.94 Rp 357,003,366,863.04
Pekerjaan Bangunan Utama dan B. Pelengkap
Beton Mutu K-225 522 418 104 795 Rp 297,135,853,722.94 Rp 61,542,796,257.94 Rp 358,678,649,980.88
Pekerjaan Bangunan Utama dan B. Pelengkap
Pembersihan dan Striping/Krosekan 381 305 76 719 Rp 298,180,191,385.98 Rp 61,542,796,257.94 Rp 359,722,987,643.92
74
Grafik Perubahan Biaya
Rp390.000.000.000,00
Rp330.000.000.000,00
Rp250.000.000.000,00
1080 998 899 795 719
Percepatan (Hari)
Gambar 4.8 Grafik Perubahan Biaya Langsung dan Biaya Total terhadap
Penambahan Jumlah Tenaga Kerja
75
Dari gambar 4.8 total biaya diperoleh waktu optimum dan total biaya
optimum sebagai berikut :
a. Waktu Optimum = 719 Hari Kalender
b. Total biaya Optimum = Rp 359.722.987.643,92
Dengan efisiensi waktu dan biaya sebagai berikut :
a. Efisiensi waktu
ss
b. Efisiensi Biaya
76
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisa Time Cost Trade Off pada proyek Pembangunan
Pembangunan Jaringan Irigasi D.I Baliase Kanan 2 (Paket IV) Kabupaten Luwu Utara,
maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
a. Time Cost Trade Off adalah suatu metode untuk mempercepat durasi proyek
dengan menambahkan alternatif tertentu, seperti penambahan jam kerja (lembur)
dan penambahan tenaga kerja.
b. Percepatan durasi proyek dilakukan dengan 2 (dua) langkah, yaitu :
Crashing program, yang hanya diadakan pada kegiatan-kegiatan yang berada
pada lintasan kritis. Hasil dari crashing program adalah crash duration, crash
cost dan cost slope.
Analisa Time Cost Trade Off, yaitu dengan mengadakan kompresi (penekanan)
durasi proyek yang dilakukan pada kegiatan-kegiatan yang berada pada lintasan
kritis. Apabila kompresi dilakukan pada kegiatan yang tidak berada pada
lintasan kritis maka durasi proyek secara keseluruhan akan tetap dan biaya
proyek bertambah. Kompresi dilakukan terlebih dahulu pada kegiatan yang
mempunyai cost slope terendah.
c. Dengan adanya percepatan durasi proyek, maka akan terjadi pengurangan durasi
dan peningkatan biaya langsung.
d. Percepatan durasi proyek untuk alternatif penambahan jam kerja lembur (4 jam
kerja) diperoleh:
Waktu optimum percepatan durasi proyek 663 Hari Kalender dengan Total
biaya optimum proyek akibat percepatan durasi proyek meningkat dari Rp.
354.603.730.819,58 menjadi Rp. 360.357.701.722,13.
Efisiensi waktu optimum adalah 38,61% dan efisiensi total biaya optimum
adalah 1,60%.
77
e. Percepatan durasi proyek untuk alternatif penambahan jumlah tenaga kerja dan
alat diperoleh :
Waktu optimum percepatan durasi proyek 719 Hari Kalender dengan Total
biaya optimum proyek akibat percepatan durasi proyek meningkat dari
Rp.354.603.730.819,58 menjadi Rp.359.722.987.643,92.
Efisiensi waktu optimum adalah 33,43% dan efisiensi total biaya optimum
adalah 1,42%.
f. Dari kedua alternatif tersebut, penambahan tenaga kerja lebih menguntungkan dari
segi biaya karena hanya terjadi peningkatan total biaya dalam jumlah yang relatif
kecil, sedangkan dari segi waktu penambahan jam kerja (lembur) lebih efisien.
5.2. Saran
Berdasarkan hasil analisa Time Cost Trade Off pada proyek Pembangunan
Pembangunan Jaringan Irigasi D.I Baliase Kanan 2 (Paket IV) Kabupaten Luwu Utara,
maka saran yang dapat diambil adalah sebagai berikut :
a. Pada alternatif penambahan jam kerja (lembur) dan penambahan jumlah tenaga
kerja, kegiatan-kegiatan yang berada pada lintasan kritis yang dapat dipercepat
adalah :
Pembersihan dan Striping/krosekan
Timbunan tanah dari Borrow Area
Pemadatan Tanah
Beton Mutu K-225
b. Percepatan durasi proyek menggunakan metode Time Cost Trade Off memiliki
dua alternatif yaitu dengan penambahan jam kerja (lembur) dan penambahan
jumlah tenaga kerja, kedua alternatif tersebut membantu pihak perusahaan yang
ingin mendapatkan waktu dan biaya optimum proyek.
c. Selain alternatif penambahan jam kerja (lembur) dan penambahan jumlah tenaga
kerja dapat dicoba alternatif lain seperti penambahan kapasitas alat, menggunakan
peralatan yang lebih baru dan modern sehingga mempercepat pengerjaan proyek,
78
atau menggunakan metode kerja yang baru, sehingga dapat menghasilkan
pengurangan durasi yang maksimal dengan biaya proyek minimum.
79
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2004, Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik
Indonesia Nomor
KEP.102/MEN/VI/2004 Waktu Kerja Lembur dan Upah Kerja Lembur, Jakarta:
Departemen PU.
Buluatie, Nurhadinata, 2013, Optimalisasi Biaya dan Waktu dengan Metode Time
Cost Trade Off pada Proyek Revitalisasi Gedung BPS Kota Gorontalo, Jurnal
Ilmiah Teknik Sipil Vol.1, No.1, Gorontalo: Universitas Negeri Gorontalo.
Dipohusodo, Istimawan, 1996, Manajemen Proyek dan Konstruksi Jilid 1,
Yogyakarta: Kanisius. Frederika, Ariany, 2010, Analisis Percepatan
Pelaksanaan dengan Menambah Jam Kerja Optimum pada Proyek Konstruksi,
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol.14, No.2, Denpasar: Universitas Udayana.
Gulo, Jernih Putri, 2014, Analisa Percepatan Durasi Proyek dengan Metode
Pertukaran Waktu dan Biaya (Time Cost Trade Off) pada Proyek Perumahan
Cemara Kuta Medan, Medan : Universitas Sumatera Utara.
Husen, Abrar, 2009, Manajemen Proyek, Yogyakarta: ANDI.
Luthan, Puti Lynna A., dan Syafriandi, 2006, Aplikasi Microsoft Project untuk
Penjadwalan Kerja Proyek Teknik Sipil, Yogyakarta: ANDI.
Santosa, Budi, 2003, Manajemen Proyek, Surabaya: Penerbit Guna Widya.
Setiawan, Bagus Budi, 2012, Analisis Pertukaran Waktu dan Biaya dengan Metode
Time Cost Trade Off (TCTO) pada Proyek Pembangunan Gedung di Jakarta,
Jurnal Konstruksi Vol.4, No.1, Hal.27, Jakarta: Universitas Muhammdiyah
Jakarta.
Soeharto, Iman, 1999, Manajemen Proyek: Dari Konseptual Sampai Operasional
Jilid 1, Jakarta: Erlangga.
Wulfram, Ervianto, 2004, Aplikasi Manajemen Proyek Konstruksi, Yogyakarta:
ANDI.
80
Yana, A.A Gde Agung, 2006, Pengaruh Jam Kerja Lembur terhadap Biaya
Percepatan Proyek dengan Time Cost Trade Off Analysis, Jurnal Ilmiah Teknik
Sipil Vol.10, No.2, Denpasar: Universitas Udayana.
81