Hadi Raahmanda 18-061
Hadi Raahmanda 18-061
PROPOSAL
NPM : 1810011211061
BAB I PENDAHULUAN
i
2.5.2 Pengaruh Komitmen Organisasional Terhadap Retensi
Karyawan....................................................................................... 15
Karyawan....................................................................................... 16
ii
DAFTAR TABEL
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
BAB I
PENDAHULUAN
Berkembangnya suatu perusahaan tidak lepas dari berbagai dukungan baik dari
pihak internal maupun eksternal dari perusahaan. Salah satunya adalah berasal dari tata kelola
sumber daya manusia (SDM) yang ada dalam suatu perusahaan. Manajemen sumber daya
manusia merupakan peran strategis dalam perusahaan di mana manajemen sumber daya
manusia ikut andil dalam merancang strategi perusahaan untuk mencapai tujuan dan
mengubah rencana strategis tersebut ke dalam tindakan (Dessler, 2013). Pada ruang lingkup
perusahaan sumber daya manusia (SDM) erat kaitannya dengan yang namanya karyawan.
Karyawan merupakan kekayaan utama yang dimiliki oleh perusahaan, karena tanpa
keikutsertaan mereka, aktivitas perusahaan tidak akan terjadi, baik kegiatan input, process,
dan output dalam perusahaan. Segala bentuk sikap, keadaan, dan kondisi kerja dari suatu
karyawan harus terjaga dengan harapan produktivitas dari karyawan dapat bertahan dengan
baik bahkan mengalami peningkatan. Oleh karena itu perusahaan dituntut untuk
memperhatikan segala sesuatu yang berhubungan dengan apa saja yang menjadi hak dari
karyawan.
Salah satunya retensi karyawan yang sangat terkait dengan perputaran karyawan
atau keluar masuknya karyawan, di mana sifat hubungannya berbanding terbalik. Hal tersebut
dimaksudkan bahwa jika tingkat retensi karyawan tinggi, berarti tingkat perputaran karyawan
dalam suatu perusahaan rendah dan jika tingkat retensi karyawan rendah, maka tingkat
perputaran dalam suatu perusahaan tinggi (Swambawa Putra, 2016). Jika retensi karyawan
dapat dijalankan dengan baik oleh perusahaan, maka pekerjaan yang dilakukan karyawan
akan maksimal dan tujuan dari perusahaan dapat dicapai. Retensi karyawan membantu
mengurangi pemborosan dalam hal waktu, tenaga dan uang yang dihabiskan dalam
1
mempekerjakan dan melatih karyawan baru. Mencegah keluarnya karyawan yang memiliki
Menurut Mathis pada tahun 2011 dan Dessler pada tahun 2015 dalam tulisan
prestasi yang bagus dalam bekerja. Perkembangan program retensi karyawan haruslah
merupakan komponen penting bagi PT Astra Daihatsu Tbk Padang. Jika retensi karyawan
buruk, maka akan meningkatkan turn over yang secara negative mempunyai dampak terhadap
PT Astra Daihatsu Motor (ADM) merupakan Agen Tunggal Pemegang Merk mobil
perusahaan joint venture antara Daihatsu Motor Company dan Astra International yang telah
didirikan sejak 1978. Dalam kegiatan operasionalnya, PT Astra Daihatsu Motor memiliki
banyak cabang yang salah satunya ada di Pasar Minggu. Setiap cabang tersebut secara
bersama-sama berperan untuk membantu PT Astra Daihatsu Motor dalam mencapai visi dan
tujuannya.
2
Adapun fenomena atau masalah mengenai retensi karyawan di PT Astra Daihatsu
3 Jika saya ingin bekerja perusahaan lain, saya akan 19 11 63,33 36,66
4 Saya melihat prospek yang bagus untuk diri saya 13 17 43,33 56,66
depan.
7 Jika saya bisa memulai dari awal lagi, saya akan 9 21 30,00 70,00
3
sebelumnya.
Berdasarkan tabel 1.1, hasil prasurvei yang telah dilakukan secara keseluruhan
responden yang menjawab “Ya” dalam survei tersebut memiliki persentase 46,33 % dan
responden yang menjawab “Tidak” dalam survei tersebut memiliki persentase 53,67 %,.
Berdasarkan survei ini terdapat beberapa masalah dan fenomena yang peneliti dapatkan
diantaranya : 1). Bahwa karyawan di PT Astra Daihatsu Tbk Padang tidak puas bekerja di
perusahaan ini. 2). Karyawan di PT Astra Daihatsu Tbk Padang tidak konsisten dalam
antara kebijakan perusahaan dengan karyawan itu sendiri. 3). Karyawan di PT Astra Daihatsu
Tbk Padang akan mencari pekerjaan lainnya yang lebih baik atau menguntungkan baginya
berkenaan dengan retensi karyawan yaitu, jika karyawan PT Asra Daihatsu Tbk padang tidak
mencapai terget dalam waktu yang telah ditentukan maka karyawan akan di pindahkan.
retensi karyawan dapat dipengaruhi oleh faktor pengembangan karir secara siginifikan
Pengembangan karir merupakan aspek penting yang tidak boleh dilupakan dalam
mengelola sumber daya manusia (Sari dan Sinulingga, 2011). Pengembangan karir meliputi
meningkatkan kerja karyawan dalam suatu perusahaan (Meyer & Smith, 2000). Kwenin
(2013) menyatakan bahwa perusahaan yang memberikan pelatihan dan fasilitas pendidikan
kepada karyawan maka karyawan tersebut lebih berkomitmen dan setia kepada organisasi.
4
Begitu juga karyawan yang diberikan pendidikan serta pelatihan akan mampu dalam
organisasi yang memberikan pengembangan karir kepada karyawan, secara tidak langsung
perusahaan tersebut. Komitmen diartikan sebagai sikap karyawan untuk tetap berada dalam
perusahaan dan terlibat dalam upaya-upaya mencapai misi, nilai- nilai dan tujuan perusahaan.
Organizational Support mengacu pada persepsi karyawan atau penilaian tentang berapa
banyak organisasi menghargai kontribusi mereka dan peduli tentang mereka. Penelitian lain
dilakukan Iqbal dan Maryam (2015) yang melakukan penelitian di Pakistan menemukan
bahwa Perceived Organizational Support (POS) berpengaruh positif dan signifikan terhadap
tersebut.
retensi karyawan di PT Astra Daihatsu Tbk Padang memiliki tingkat retensi yang tinggi
5
Dan Perceived Organizational Support Terhadap Retensi Karyawan (Studi Kasus PT
Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat diperoleh beberapa rumusan masalah
sebagai berikut :
Hasil dari penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat sebagai berikut :
6
1. Manajemen PT Astra Daihatsu Tbk Padang diharapkan memberikan pendekatan yang lebih
baik lagi kepada para pekerja atau pendekatan secara individu khususnya pengembangan
2. Sebagai Referensi dan acuan bagi peneliti dan manajer PT Astra Daihatsu Tbk Padang
3. Dalam aspek akademis, penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan dan referensi yang
7
BAB II
dicapai dalam rangka mencapai karier yang diinginkan (Sudiro, 2011:91). Wahyuni (2014)
pengembangan karier merupakan proses peningkatan kemampuan kerja individu yang terlihat
mulai dalam kegiatan perencanaan dan pencapaian sasaran. Menurut Matthews (2006:7)
pengembangan karier adalah suatu upaya yang dilaksanakan setiap pegawai/organisasi untuk
memacu dirinya agar berbuat yang optimal dalam mengabdi dan meningkatkan kemampuan.
menunjukkan adanya sebuah peningkatan status seseorang pada suatu organisasi dalam jalur
karier yang telah ditetapkan dalam organisasi yang bersangkutan. Menurut Moekijat (2008),
Marwansyah (2012), pengembangan karir adalah kegiatan kegiatan pengembangan diri yang
ditempuh oleh seseorang untuk mewujudkan rencana karir pribadinya. Menurut Deden
Sutisna (2011), mengemukakan bahwa pengembangan karir adalah penyerahan standar SDM
dan organisasi ke masa yang akan datang, dengan cara melakukan penyesuaian terhadap
Berdasarkan pendapat para ahli di atas mengenai pengembangan karier, maka peneliti
8
seseorang yang dilakukan secara optimal untuk mengembangkan keahlian di dalam diri
seseorang
T. Hani Handoko (2001) menjelaskan manfaat yang akan diperoleh apabila organisasi
atau departemen personalia terlibat dalam perencanaan dan pengembangan karier adalah
sebagai berikut :
4. Mendorong pertumbuhan.
5. Mengurangi penimbunan.
9
merupakan kepercayaan dan penerimaan terhadap tujuan nilai-nilai dari organisasi dan
organisasional sebagai kekuatan relatif individu terhadap suatu organisasi dan keterlibatannya
dalam organisasi tertentu, yang dicirikan oleh tiga faktor psikologis: (1) Keinginan yang kuat
untuk tetap menjadi anggota organisasi tertentu, (2) Keinginan untuk berusaha sekuat tenaga
demi organisasi dan (3) Kepercayaan yangpasti dan penerimaan terhadap nilai-nilai dan
tujuan organisasi. Komitmen organisasional mengandung pengertian sebagai suatu hal yang
lebih dari sekedar kesetiaan yang pasif terhadap organisasi, lebih dari sekedar loyalitas,
Komitmen organisasi merupakan dorongan dalam diri individu untuk berbuat sesuatu
agar dapat menunjang keberhasilan organisasi dengan tujuan dan lebih mengutamakan
kepentingan organisasi (Winner, 1982 dalam Yudi Syarif, 2006). Komitmen organisasional
mengandung pengertian sebagai suatu hal yang lebih dari sekedar kesetiaan yang pasif
menyiratkan hubungan karyawan dengan perusahaan atau organisasi secara aktif (Yuwono,
dkk. 2006).
kesetiaan yang ditunjukan maupun dirasakan oleh karyawan, sehingga mereka tetap bertahan
menjadi anggota dan mereka untuk mencapai tujuan yang dimiliki perusahaan dimana dia
bekerja
10
2.2.2 Faktor yang Mempengaruhi Komitmen Organisasional
1) Keamanan Kerja Karyawan membutuhkan hubungan kerja yang saling timbal balik
dengan perusahaan. Keamanan kerja harus diperhatikan untuk memelihara hubungan dimana
karyawan percaya usaha mereka akan dihargai. Di sisi lain, ketidakamanan kerja
mengakibatkan hubungan kontrak yang lebih formal tetapi dengan hubungan timbal balik
yang rendah. Tidak mengherankan jika ancama PHK adalah salah satu pukulan terbesar bagi
terhadap organisasi, jadi masuk akal jika sikap ini akan menguat ketika karyawan memiliki
pemahaman yang kuat tentang perusahaan. Karyawan secara rutin harus diberikan informasi
mengenai kegiatan perusahaan dan pengalaman pribadi dari bagian lain. Seorang eksekutif
dari American Fence Corp. memperingatkan, “Ketika orang-orang tidak mengetahui apa yang
perusahaan. Melalui partisipasi ini, karyawan mulai melihat perusahaan sebagai refleksi dari
karyawannya.
Kepecayaan juga merupakan sebuah aktivitas timbal balik. Untuk memperoleh kepercayaan,
11
kamu harus menunjukkan kepercayaan. Kepercayaan penting untuk komitmen organisasional
karena menyentuh jantung dari hubungan kerja. Karyawan merasa wajib bekerja untuk
sebagai berikut:
1) Ciri-ciri komitmen pada pekerjaan menyenangi pekerjaan, tidak pernah melihat jam untuk
2) Ciri-ciri komitmen dalam kelompok sangat memperhatikan bagaimana orang lain bekerja,
selalu siap menolong teman kerja, selalu berupaya untuk berinteraksi dengan teman kerja,
memperlakukan teman kerja sebagai keluarga, selalu terbuka pada kehadiran teman kerja
baru.
3) Ciri-ciri komitmen pada organisasional antara lain selalu berupaya untuk mensukseskan
organisasi, selalu mencari informasi tentang kondisi organisasi, selalu mencoba mencari
komplementaris antara sasaran organisasional dengan sasaran pribadi, selalu berupaya untuk
menaruh perhatian pada hubungan kerja antar unit organisasi, berpikir positif pada kritik
sebagai unit yang lebih baik, memiliki keyakinan bahwa organisasional tersebut memiliki
12
2.3 Perceived Organizational Support
suatu organisasi apakah organisasi peduli, mengerti dan menghargai terhadap kesejahteraan
karyawan atau tidak (Paille dan Bourdeau, 2010). Eisenberger et al. (2001) mendeskripsikan
perceived organizational support sebagai keyakinan umum karyawan mengenai sejauh mana
memperhatikan kesejahteraan mereka dengan baik dan menilai kontribusi yang sudah mereka
kesejahteraan mereka. Perceived organizational support yang meningkat akan membuat para
karyawan merasa memiliki kewajiban penting untuk selalu berkontribusi dan peduli
kontribusi atau usaha yang telah dilakukan karyawan berupa pengakuan dan perhatian, gaji
dan promosi, serta akses informasi atau bentuk lainnya yang diperlukan untuk melakukan
13
b. Perhatian atau peduli terhadap kesejahteraan karyawan Perhatian organisasi dapat
Retensi karyawan adalah suatu cara yang dipakai oleh manajemen untuk
mempertahankan karyawan yang kompeten agar tetap bertahan dalam perusahaan dengan
jangka waktu tertentu (Jennifer, 2005:2). Retensi karyawan didefinisikan oleh Mathis dan
Jackson (2011:126), sebagai suatu bentuk upaya untuk mempertahankan karyawan, dimana
hal tersebut telah menjadi persoalan utama dalam banyak organisasi karena beberapa alasan.
mempertahankan karyawan yang memiliki potensi agar tetap loyal dengan perusahaan
berbakat, yang dibatasi pada apa yang dapat dilakukan organisasi untuk mendorong tingkat
kontribusi yang lebih tinggi dari karyawan yang bertalenta (Armstrong, 2020).
Menurut Hafanti dkk. (2015) bahwa retensi karyawan adalah kemampuan perusahaan
untuk mempertahankan pekerja-pekerja terbaik untuk terus berada dalam organisasi. Retensi
karyawan yang memiliki potensi untuk tetap loyal terhadap perusahaan (Susilo, 2013).
upaya untuk mempertahankan dan meningkatkan retensi karyawan menjadi lebih mudah.
14
2.4.2 Faktor Yang Mempengaruhi Retensi Karyawan
Menurut Mathis dan Jackson (2006) faktor-faktor penentu retensi karyawan meliputi:
memutuskan apakah bertahan atau meninggalkan perusahaan. Organisasi yang memiliki nilai
karir individu dapat meningkatkan mempengaruhi tingkat retensi karyawan secara signifikan.
gaji, insentif, dan tunjangan. Hasil penemuan Mathis dan Jackson menyatakan bahwa
4. Rancangan tugas dan pekerjaan. Retensi karyawan adalah sifat dari tugas dan
pekerjaan yang dilakukan hasil penemuan Mathis dan Jackson menemukan bahwa angka
perputaran karyawan yang tinggi dalam beberapa bulan lamanya pekerjaan seringkali di
hubungkan dengan usaha penyaringan seleksi yang kurang memadai. Analisis selanjutnya di
temukan bahwa banyak karyawan yang dipekerjakan tidak memiliki retensi karyawan yang
15
2.4.3 Cara Meningkatkan Retensi Karyawan
(Meyer & Smith, 2000). Kwenin (2013), menyatakan bahwa organisasi yang
memberikan pelatihan, fasilitas pendidikan kepada karyawan maka karyawan tersebut lebih
setia kepada perusahaan dengan jangka waktu yang lama dan dapat meningkatkan retensi
karyawan.
karier mempengaruhi retensi karyawan, dimana artinya jika pengembangan karier meningkat
maka retensi karyawan akan meningkat pula. Hasil penelitian Ramadhani dan Engkos (2013)
juga menunjukan bahwa bahwa pengembangan karier memberikan pengaruh yang positif dan
organisasi (Fahrizal dan Mudiartha, 2017). Dalam penelitian Fukuoka (2014) dimana hasil
dari variabel komitmen organisasional mempunyai hubungan yang positif terhadap retensi
didapatkan bahwa komitmen organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap retensi
karyawan. Rose, S. and Raja, K.G. (2016) menemukan bahwa komitmen organisasional
16
berpengaruh secara signifikan terhadap retensi karyawan. Sama halnya dengan Coetzee and
Botha (2012) menemukan bahwa komitmen organisasional berpengaruh secara positif dan
retensi karyawan dengan terbentuknya sebuah komitmen dari karyawan untuk memenuhi
sebuah organisasi dapat merasakan adanya dukungan dari organisasi yang sesuai dengan
norma, keinginan, harapan yang dimiliki karyawan, maka dengan sendirinya akan terbentuk
sebuah komitmen dari karyawan untuk memenuhi kewajibannya kepada organisasi, dan tidak
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Putra dan Agoes (2016) mengemukakan hasil
bahwa Perceived Organizational Support (POS) memiliki pengaruh yang positif dan
signifikan terhadap retensi karyawan. Hasil yang sebanding dilakukan oleh Cahyana (2013)
karyawan.
17
H3: Perceived Organizational Support (POS) berpengaruh positif terhadap
Retensi Karyawan.
Berdasarkan uraian landasan teori maka dapat dibuat model kerangka konseptual yang
menunjukan adanya keterikatan yang terbentuk antara masing masing variabel penelitian
Pengembangan Karier
Perceived Organizational
Support (POS)
Gambar 1.1
Kerangka Konseptual
18
BAB III
METODE PENELITIAN
Adapun objek dalam penelitian ini adalah PT Astra Daihatsu Tbk Padangyang
berlokasi Jl. Khatib Sulaiman No. 101, Ulak Karang Utara, Kec. Paadang Utara, Kota Padang
perusahaan ini bergerak adalah perusahaan manufaktur mobil yang berbasis di Jakarta,
Indonesia. Ini adalah perusahaan patungan antara Daihatsu, Astra International dan Toyota
berikut. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai
kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya. Sedangkan sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Populasi adalah kumpulan individu yang
memiliki kualitas serta ciri-ciri yang telah ditetapkan (Sekaran, 1992). Berdasarkan kualitas
dan ciri tersebut populasi dapat dipahami sebagai kelompok individual atau objek
pengamatan yang minimal memiliki satu persamaan karakteristik (Ferdinand, 2006). Adapun
populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan PT. Astra Daihatsu Tbk
Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini ialah total
sampling yaitu penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel
19
3.4 Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan adalah data primer, yaitu data yang di olah dan di
cari secara langsung oleh peneliti. Data tersebut belum pernah digunakan oleh seluruh pihak
yang berkepentingan.
Secara umum variabel penelitian yang digunakan di dalam penelitian ini dapat
terampil pada suatu organisasi untuk mencapai tujuan tertentu (Eva kyndt, et al. 2009).
Retensi karyawan diukur dengan 10 item pernyataan yang dikemukakan oleh (Eva kyndt, et
al. 2009). Indikator retensi karyawan menurut (Eva Kyndt, et al. 2009) menentukan retensi
manajemen sumber daya manusia pada dasarnya bertujuan untuk memperbaiki dan
meningkatkan efektivitas pelaksanaan pekerjaan oleh para pekerja agar semakin mampu
Pengembangan diri diukur dengan 4 item pernyataan yang dikemukakan oleh Handoko
(2008:123). Indikator pengembangan diri menurut Handoko (2008:131) 1. Prestasi kerja yang
baik menjadi hal yang paling penting untuk memajukan karir. 2. Karyawan diberikan peluang
20
untuk melakukan promosi jabatan. 3. Perlunya mentor yang menawarkan bimbingan
kejiwaan seseorang terhadap organisasi yang mencakup keterlibatan kerja, kesetiaan dan
tentang persepsi karyawan bahwa organisasi ini menghargai kontribusi karyawan dan peduli
diukur dengan 36 item pernyataan yang dikemukakan oleh (Eissenberger P. N., 2014).
Metode yang digunakan dalam menganalisis data dalam penelitian ini adalah
analisis statistik deskriptif. Menurut Sugiyono (2014) analisis deskriptif merupakan statistik
yang digunakan untuk menganalisis atau menggambarkan data yang telah terkumpul
sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau
variabel penelitian. Dengan cara menyajikan data kedalam tabel distribusi frekuensi dan
21
mengetahui seberapa tinggi tingkat capaian suatu variabel penelitian yang diukur berdasarkan
perhitungan terhadap skor total dari jawaban responden untuk setiap item pertanyaan.
Dimana :
S = Setuju (4)
R = Ragu-Ragu (3)
F = Frekuensi
n = Jumlah Responden
rumus berikut :
22
Arikunto (2006) menyatakan bahwa kriteria nilai tingkat capaian responden
Tabel 2.1
TCR % Keterangan
80 – 89,99 Baik
Pada tahap ini dilakukan pengujian validitas dan reliabilitas. Uji validitas dan
reliabilitas pada software Smart PLS dilakukan pada tahap Measurement Model Assesment
(MMA) atau Outer Model yang juga mendefinisikan bagaimana setiap indikator berhubungan
dengan variabel latennya. Uji yang dilakukan pada outer model yakni convergent validity
yang terdiri dari outer loading >0,7, composite reliability >0,7, average variance extracted
(AVE) >0,5, dan discriminant validity dengan metode Fornell-Larcker criterion (Fornell dan
pengukur variabel yang dapat dilihat dari outer loading, conbrach alpha, composite
reliability dan Average Variance Extracted (AVE) yang digunakan untuk mengetahui
23
tercapainya syarat validitas diskriminan. Nilai minimum yang menyatakan bahwa keandalan
Semua indikator dikatakan mempunyai reliabilitas yang baik jika nilai outer
loading untuk masing-masing indikator besar dari 0,70, Hair et al. (2014). Maka nilai kurang
criterion (Fornell & Larcker, 1981) dan cross loading (Bagozzi & Yi, 1988). Suatu variabel
laten berbagi varian lebih dengan indikator yang mendasarinya dari pada variabel laten
lainnya. Hal ini dapat diartikan nilai unik dikarenakan nilai suatu variabel atau indikator lebih
besar terhadap variabel latennya dibandingkan dengan variabel laten lainnya (Fornell &
dipengaruhi oleh variabel lainnya. Hair et al. (2014) Mengklasifikasikan kekuatan variabel
eksogen dalam mempengaruhi variabel endogen sebagaimana terlihat pada tabel berikut:
24
Tabel 2.2
Kriteria R Square
>0,75 Kuat
0,50-0,75 Sedang
0,25-0,49 Lemah
nilai observasi dihasilkan oleh model dan estimasi parameternya, nilai Q Square lebih besar
dari 0 (nol) memperlihatkan bahwa model mempunyai nilai predictive relevance , sedangkan
nilai Q Square kurang dari 0 (nol) memperlihatkan bahwa model kurang memiliki predictive
relevance. Namun jika hasil perhitungan memperlihatkan nilai Q Square lebih dari 0 (nol),
maka model layak dikatakan memiliki nilai prediktif yang relevan. Hair et al. (2014)
Tabel 2.3
Kriteria Q Square
>0,35 Kuat
0,15-0,34 Sedang
0,02-0,14 Lemah
Square dapat digunakan untuk menilai pengaruh variabel laten independent tertentu terhadap
25
variabel laten dependen berdasarkan model penelitian. Secara umum nilai R Square adalah
0,75; 0,50 dan 0,25 yang diinterpretasikan sebagai substansial, moderat dan lemah (Hair, et
model dan juga estimasi parameter, dimana hasil Q Square sebesar 0,02, 0,15 dan 0,35 untuk
variabel laten endogen mengindikasikan bahwa model “lemah”, “sedang” dan “kuat” Hair et
al. (2014).
memprediksi hubungan kausalitas antar variabel laten. Uji signifikansi untuk memprediksi
adanya hubungan kausalitas dilakukan melalui bootstrapping (Ghozali dan Latan, 2015).
Pengujian hipotesis PLS tidak mengasumsikan data berdistribusi normal, sebagai gantinya
PLS bergantung pada prosedur bootstrapping non parametrik untuk menguji signifikansi
Berdasarkan olah data yang telah dilakukan dengan bootstrapping¸ hasilnya dapat
digunakan untuk menjawab hipotesis pada penelitian ini. Hasil uji hipotesis pada penelitian
ini dapat dilihat melalui nilai T Statistics dan nilai P Values. Hipotesis penelitian dapat
dinyatakan diterima apabila memiliki T Statistics > 1,96 dan P Values < 0,05, maka dapat
diartikan bahwa variabel eksogen berpengaruh terhadap variabel endogen dan sebaliknya
26
DAFTAR PUSTAKA
Page Publishers.
Organisasional terhadap Semangat Kerja Karyawan (Studi pada Balai Latihan Kerja
Vol 8, 20-47.
Retensi Karyawan pada PT. Lestarindo Perkasa. Binus University. Cao, Zhoutgo.,
Jinxi
Deden Sutisna, (2011). Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Kedua, Bandung: BP USB.
Dessler, 2013, Manajemen Sumber Daya Manusia Human Reources, Jilid 2, Prenhalindo,
Jakarta.
27
Dockel, A., Basson, J.S., and Coetzee. (2006). The Effect of Retention Factors on
Eisenberger, R., Huntington, R., Hutchison, S., & Sowa, D. (1986). Perceived organizational
Fahrizal., dan I Wayan Mudiartha Utama. (2017). Pengaruh Persepsi Dukungan Organisasi
Fukuoka, Sonia. (2014). Factors That Predict Employee Retention in Profit and Non-Profit
Hafanti, O., dan Rahman, L., dan Hafasnudi. (2015). Pengaruh Kompensasi, lingkungan
kerja, dan Desain Tugas Terhadap Kepuasan Kerja dan Dampaknya Terhadap Retensi
Karyawan Palang Merah Indonesia (PMI) Provinsi Aceh. Jurnal Manajemen Pasca
Handoko, T. Hani, 2001, Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia, Edisi 2
Keselamatan Kerja dengan Safety Behavior Di Pt. Dokdan Perkapalan Surabaya Unit
67-74.
28
Kwenin, Daisy Ofosuhene. (2013). Relationship Between Work Environment, Carrer
Mathis, Robert L and Jackson, John H. (2011).Human Resource Management. Tenth Edition.
Matthews, Virginia, 2006. Searching for Job Satisfaction : Liverpool Hope University.
wnloads/ CallCenterFDch17.pdf
McShane, Steven L., and Mary Ann Von Glinow, 2000, Organizational Behavior, McGraw-
29
Naqvi, S. M. M. R., and Bashir, S. (2015). IT-Expert Retention Through Organizational
Nguyen, P., Felfe, J., and Fooken, I. (2014). “Work Conditions as Moderators of the
Paille dan Bourdeau. 2010. Support, Trust, Satosfaction, Intent to Leave and Citizenship at
Unud, 8(4), 2409-2437.
Putra, I Putu Agus Praditya Adi., dan I Wayan Mudiartha Utama. (2018). Pengaruh Budaya
30
Putra, IB Gd Swambawa., dan Agoes Ganesha Rahyuda. (2016). Pengaruh Kompensasi,
Rahmawati, N.P., B. Swasto, dan A. Prasetya. (2014). Pengaruh lingkungan kerja terhadap
kinerja karyawan (Studi pada karyawan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Malang
al”. Jurnal Bisnis dan Akuntansi vol 3. No.1. April 2001 hal 335-352
Sudiro, Ahmad. 2011. Perencanaan Sumber Daya Manusia. Malang: Universitas Brawijaya
Press.
Suyono, K. Z., & Nawawinetu, E. D. (2013). Hubungan antara Faktor Pembentuk Budaya
31
Swambawa Putra, Ida Bagus Gede. (2016). Pengaruh Kompensasi, Lingkungan Kerja, dan
Syarif ,Yudi . 2006. “Pengaruh Gender , Tingkat Jabatan , dan Pengalaman Kerja Auditor
Trisnaningsih, Sri. 2001. “Pengaruh komitmen terhadap Kepuasan Kerja Auditor : Motivasi
Jawa Timur”
Terhadap Prestasi Kerja Karyawan Studi pada Karyawan Tetap PT. Astra
Internasional, Tbk Daihatsu Malang. Jurnal Administrasi Bisnis (JAB), 8(1), 1-10.
Yuwono, S., Purwanto, Y. dan Kurniawan, A. 2006. Hubungan Antara Persepsi Manajemen
32
LAMPIRAN SARAN-SARAN
33