Anda di halaman 1dari 32

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Memang sulit untuk mendeteksi permasalahan yang ada pada server
remote (server yang terletak di tempat lain), tetapi ada beberapa software yang
dapat membantu kita untuk mendeteksi kondisi jaringan yang kita lalui. Dua
software sederhana yang paling sering kita pakai untuk mendeteksi jaringan
adalah ping dan traceroute. Utility tersebut pada mulanya diciptakan untuk sistem
operasi Unix, tetapi sekarang juga diterapkan pada DOS dan Windows, bernama
ping dan tracert. Juga ada versi dari program ini yang berjalan pada Macintosh.
Untuk artikel ini, penulis mengasumsikan pembaca menggunakan sistem operasi
Windows Family, tetapi cara yang sama dapat diterapkan pada sistem operasi lain.

Salah satu teknologi yang dapat diterapkan pada jaringan komputer untuk
mengatasi hal tersebut adalah teknologi Multiprotocol Label Switching (MPLS).
Konsep dasar teknologi ini adalah pemberian label yang tidak terikat
(independent) dan unik. Label ini ditambahkan pada setiap paket data dan
digunakan untuk proses pengalihan (switching) dan perutean paket melalui
jaringan. Penggunaan Multiprotocol Label Switching (MPLS) yang meneruskan
paket dalam bentuk label dapat membantu mempercepat pengirimanan paket pada
jaringan komputer dengan memanfaatkan layer 2 (switching) dan layer 3 (routing)

Multiprotocol Label Switching (MPLS) mengurangi pengolahan jumlah


per paket yang diperlukan pada setiap router dalam jaringan berbasis IP, bahkan
dapat lebih meningkatkan kinerja router. Selain itu, Multiprotocol Label
Switching (MPLS) memberikan kemampuan baru yang signifikan yaitu
dukungan QoS, rekayasa lalu lintas, penggunaan VPN, dan dukungan
multiprotokol. Penggunaan akses melalui media publik, kerentanan terhadap
kemungkinan penyusupan akan selalu ada. Untuk itu, penggunaan teknologi
sesuai menjadi perhatian terhadap masalah keamanan agar traffic (lalu lintas)
antar remote-site tidak dapat disadap dengan mudah, juga tidak memungkinkan
pihak lain untuk menyusupkan traffic yang tidak semestinya ke dalam remote-
site. Untuk meningkatkan utilisasi dan keamanan jaringan di dalam jaringan
Multiprotocol Label Switching (MPLS), maka dapat digunakan teknologi VPN.
Pada VPN tersedia dua teknologi utama yaitu tunnel dan enkripsi, sehingga data
yang mengalir pada jaringan akan aman. Makalah ini akan membahas masalah
yang berkaitan dengan pengujian performansi penyediaan layanan VPN dalam
lingkungan jaringan Multiprotocol Label Switching (MPLS) perkerjaan. Dengan
jaringan komputer ini, maka pekerjaan dapat dilakukan dimana saja sepanjang
sistem terkoneksi dengan jaringan

Tracert atau Traceroute sendiri adalah sebuah alat yang digunakan untuk
memecahkan masalah terkait jaringan, yakni dengan melakukan pelacakan pada
rute perjalanan paket jaringan internet yang digunakan. Secara sederhana
Traceroute ini bisa disebut sebagai alat bantu untuk melacak bagian atau letak
yang menyebabkan masalah pada koneksi jaringan internet. Hasil pelacakan
memakai Traceroute ini akan ditampilkan di layar komputer berupa deretan
coding. Tidak perlu cemas tidak bisa membaca tampilan coding tersebut, karena
intinya adalah mencari coding yang mengandung kata-kata “request timed out”.
Jika menjumpai kalimat coding yang memiliki kata-kata tersebut maka disitulah
asal muasal masalah jaringan internet bisa terputus. Kenapa harus menggunakan
Tracert? Memiliki Traceroute IP atau Traceroute ini akan membantu mengetahui
penyebab putusnya jaringan internet. Tidak hanya itu saja, namun juga memberi
lebih banyak informasi. Seperti:
1. Bisa mendapatkan nama ISP dari perangkat yang digunakan untuk online,
biasanya informasi mengenai ISP ini akan muncul di baris coding ketiga atau
keempat. Namun jika tidak terdapat di kedua baris ini maka bisa mencarinya
di domain pertama.

2. Melihat semua router atau jalur yang telah dilalui untuk bisa terhubung ke
jaringan internet yang terputus. Biasanya terlihat dari jumlah baris coding
yang muncul, jika ada 13 baris maka artinya ada 13 jalur yang dilewati oleh
perangkat.
3. Mendapatkan informasi mengenai nilai latensi, yakni besaran angka yang
menunjukan besar kecilnya masalah yang menyebabkan terputusnya jaringan
internet.
4. Mengetahui dengan pasti titik mana yang menjadi pusat terputusnya koneksi
internet, dan bisa fokus ke titik tersebut saat melakukan perbaikan jaringan.
5. Membantu memberi informasi mengenai kualitas jaringan, sehingga
Traceroute ini bisa menjadi alat untuk menganalisa kekuatan jaringan yang
digunakan

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka penulis


mengambil judul “PENGUJIAN PERFORMASI JARINGAN
MULTIPROTOCOL LABEL SWITCHING (MPLS) VPN DENGAN
MELAKUKAN PING, TRACEROUTER, DAN ALIRAN DAA PADA
JARINGAN LABORATORIUM.”

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah berdasarkan uraian diatas ialah sebagai berikut :
1. Bagaimana melakukan penerapan jaringan multiprotocol label swiching
(MPLS)
2. Bagaimana melakukan pengujian VPN dengan melakukan PING, Tracerouter
pada jaringan komputer
3. Untuk melakukan pengujian parameter pengujian parameter Quality of Service
(QoS) pada Jaringan Multiprotocol Label Switching (MPLS)

1.3 Batasan Masalah


Adapun hal-hal yang menjadi batasan masalah dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Analisis performansi yang dilakukan difokuskan kepada Pengujian Performasi
Jaringan Multiprotocol Label Switching (MPLS)
2. Melakukan pengujian VPN dengan melakukan ping tracerouter dengan aliran
data pada jaringan komputer
3. Tidak membahas tentang
4. Jenis pengujian yang digunakan yakni performasi jaringan Multiprotocol Label
Switching (MPLS)
5. Protokol yang digunakan pada pengujian performasi Multiprotocol Label
Switching (MPLS) Vpn Dengan Melakukan Ping, Tracerouter, Dan Aliran
Data Pada Jaringan

1.4 Tujuan
Berdasarkan pada perumusan masalah yang telah dibahas, tujuan penyusunan
tugas akhir ini adalah sebgai berikut :
1. Untuk melakukan pengijian performasi jaringan multiprotocol label swithcing
(MPLS)
2. Untuk melakukan pengujian parameter Quality of Service (QoS) pada
multiprotocol label switching (MPLS)
1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini yaitu agar mengurangi
pengolahan jumlah per paket yang diperlukan pada setiap router dalam jaringan
berbasis IP, bahkan dapat lebih meningkatkan kinerja router.
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Jaringan Komputer


Jaringan komputer adalah hubungan antara dua atau lebih sistem komputer
melalui media komunikasi untuk melakukan komunikasi data satu dengan lainnya.
Manfaat utama yang dapat dirasakan dari terbentuknya jaringan komputer adalah
dapat saling berbagi sumber daya peralatan secara bersama seperti harddisk,
printer, modem, dan lain sebagainya (Supriyanto, 2013). Jaringan komputer
berdasarkan ruang lingkupnya terbagi atas :

a. Local Area Network (LAN)


Local Area Network (LAN) merupakan jaringan komputer terkecil untuk
pemakaian pribadi. Local Area Network (LAN) memiliki skala jangkauan 1 km
hingga 10 km, dalam bentuk koneksi wired (kabel), wireless (nirkabel), maupun
kombinasi keduanya. Gambar 2.1 menunjukkan konsep Local Area Network.

Gambar 2.1 Local Area Network (Supriyanto, 2013)


b. Metropolitan Area Network (MAN)
Metropolitan Area Network (MAN) merupakan jaringan komputer yang
memiliki cakupan area yang lebih luas dibandingkan dengan LAN (Local Area
Network). MAN (Metropolitan Area Network) memiliki jarak jangkauan antara 10
km hingga 50 km. Wilayah jangkauan MAN (Metropolitan Area Network) dapat
mencakup sebuah wilayah kota, yang didalamnya terdapat banyak gedung dan
pemukiman. Gambar 2.2 menunjukkan konsep Metropolitan Area Network.

Gambar 2.2 Metropolitan Area Network (Supriyanto, 2013)

c. Wide Area Network (WAN)


Wide Area Network (WAN) merupakan jaringan komputer yang lebih luas dari
MAN (Metropolitan Area Network), dengan cakupan area seluas sebuah negara
atau benua. WAN (Wide Area Network) terdiri atas dua atau lebih MAN
(Metropolitan Area Network) di dalamnya. Setiap MAN (Metropolitan Area
Network) tersebut terdiri dari dua atau lebih LAN (Local Area Network). Gambar
2.3 menunjukkan konsep Wide Area Network.

Gambar 2.3 Wide Area Network (Supriyanto, 2013)


d. Internet
Internet atau Interconnection Networking (keterhubungan antar jaringan)
merupakan jaringan komputer yang terluas, dengan cakupan seluruh planet bumi.
Internet menghubungkan semua WAN (Wide Area Network), MAN (Metropolitan
Area Network), dan LAN (Local Area Network) beserta dengan semua komputer,
perangkat terhubung (smartphone, tablet, komputer benam, switch, router, hub,
dan perangkat penghubung lainnya ), serta pengguna komputer itu sendiri, ke
dalam satu wadah jaringan komputer dunia. Gambar 2.4 menunjukkan konsep
internet.

Gambar 2.4 Konsep Internet (Forouzan, 2010)

2.2 Topologi Jaringan


Topologi jaringan didefinisikan sebagai suatu teknis, cara, dan aturan di
dalam merangkai dan menghubungkan berbagai komputer dan perangkat
terhubung lainnya ke dalam sebuah jaringan komputer, sehingga membentuk
sebuah hubungan yang bersifat geometris. Topologi ini bersifat sebuah rancangan
(desain), yang kemudian dapat diimplementasikan secara langsung melalui
sejumlah perangkat keras penghubung pada jaringan komputer ( Pratama, 2014).

Pada jaringan komputer, dikenal beberapa buah topologi pada jaringan


komputer. Jenis topologi pada jaringan komputer tersebut memiliki karakteristik,
kelebihan, dan kekurangan masing-masing. Topologi pada jaringan komputer ini
meliputi topologi bus, topologi star, topologi ring, topologi tree, dan topologi
mesh.

2.2.1 Topologi Bus


Topologi bus merupakan topologi yang paling awal digunakan di dalam
model topologi pada jaringan komputer, terutama di masa-masa awal jaringan
komputer dikembangkan. Topologi bus hanya menggunakan sebuah jalur koneksi,
yang kemudian digunakan secara bersama-sama oleh beberapa buah komputer dan
perangkat jaringan komputer terhubung lainnya (Pratama, 2014). Gambar 2.5
menunjukkan topologi bus.

Gambar 2.5 Topologi Bus (Supriyanto, 2013)

Menurut Pratama (2014) topologi bus memiliki kelebihan dan kekurangan


antara lain sebagai berikut :
a. Topologi bus sangat sederhana dan mudah untuk diimplementasikan, tanpa
memerlukan pengetahuan teknis yang dalam terhadap jaringan komputer.
b. Topologi bus memerlukan biaya yang relatif lebih sedikit.
c. Topologi bus memerlukan waktu yang relatif lebih cepat dan mudah di dalam
penambahan jumlah komputer yang akan ikut bergabung di dalam jaringan
komputer.
d. Topologi bus tidak andal untuk jaringan berkecepatan tinggi.
e. Pada topologi bus apabila salah satu komputer mengalami gangguan, maka
komputer lain dan jaringan komputer tersebut secara umum akan mengalami
gangguan juga, jadi untuk koneksi jarak jauh dengan media kabel maupun
nirkabel apabila menggunakan topologi bus, justru memerlukan biaya yang
lebih besar.

2.2.2 Topologi Star


Topologi star adalah topologi di dalam jaringan komputer. Pada topologi
terdapat sebuah komputer maupun perangkat jaringan komputer berupa hub atau
switch yang menjadi pusat dari semua komputer yang terhubung ke dalamnya.
Komputer pusat ini bertindak sebagai server. Komputer-komputer lainnya, yang
dalam hal ini bertindak sebagai client, tidak dapat berkomunikasi satu sama lain,
harus melalui komputer server terlebih dahulu. (Pratama, 2014). Gambar 2.6
menunjukkan topologi star.

Gambar 2.6 Topologi star (Supriyanto, 2013)

Menurut Pratama (2014) topologi star memiliki kelebihan dan kekurangan


antara lain sebagai berikut :
a. Topologi star mudah diimplementasikan, cukup dengan hanya menghubungkan
komputer ke komputer server termasuk juga pada hub atau switch dalam
bentuk perangkat penghubung jaringan.
b. Karena sangat bergantung kepada komputer pusat atau komputer server
(maupun switch atau hub), maka beban lalu lintas dan kinerja komputer pusat
akan semakin besar pula. Hal ini beresiko terhadap makin cepatnya komputer
tersebut mengalami kerusakan.
c. Pada topologi star, biaya jauh lebih besar mengingat diperlukan kabel jaringan
yang jauh lebih banyak.
d. Topologi star lebih mudah diperbaiki dan dirawat (maintenance), termasuk
juga jika ada kesalahan/gangguan.
Topologi star umumnya digunakan pada jaringan komputer skala kecil
dan menengah seperti jaringan komputer lokal (LAN) di lingkungan perumahan,
sekolah, penginapan dan lain-lain.

2.2.3 Topologi Ring


Topologi ring merupakan salah satu topologi yang relatif sederhana pada
jaringan komputer. Topologi jaringan ini hanya menghubungkan setiap komputer
(atau disebut node) satu per satu, sehingga membentuk sebuah rangkaian yang
menyerupai cincin (ring). Rangkaian berbentuk ring ini merupakan satu kesatuan
(Pratama, 2014). Gambar 2.7 menunjukkan topologi ring.

Gambar 2.7 Topologi ring (Supriyanto, 2013)

Menurut Pratama (2014) topologi ring memiliki kelebihan dan kekurangan


antara lain sebagai berikut :
a. Topologi ring relatif lebih hemat dalam biaya pengimplementasiannya,
misalkan untuk penyediaan kabel jaringan, router, switch, hub, dan lain-lain.
b. Topologi ring memerlukan teknisi yang memiliki kemampuan dan pemahaman
terhadap jaringan komputer dan konfigurasinya dengan baik, sebab topologi
ring memerlukan konfigurasi yang relatif lebih tinggi.
c. Sifat scalable pada jaringan komputer tidak didukung penuh oleh topologi ring,
dilihat dari sulitnya mengembangkan jaringan dengan topologi ring dalam
skala jaringan yang lebih besar (luas).

2.2.4 Topologi Tree

Topologi tree merupakan salah satu topologi yang juga paling banyak
diterapkan di dalam jaringan komputer, dengan bentuk geometris menyerupai
pohon (tree). Pada topologi tree terdapat sebuah komputer maupun hub atau
switch pada level teratas (root) yang menjadi pusat utama komunikasi bagi semua
komputer lain yang terhubung dengannya. Kemudian pada level di bawahnya
terdapat satu atau lebih komputer lain (yang disebut central) (Pratama, 2014).
Gambar 2.8 menunjukkan topologi tree.

Gambar 2.8 Topologi tree (Supriyanto, 2013)

Menurut Pratama (2014) topologi tree memiliki kelebihan dan kekurangan


antara lain sebagai berikut :
a. Pada topologi tree, apabila terjadi gangguan pada salah satu komputer, maka
komputer lainnya masih bisa berjalan dengan baik di dalam jaringan
komputer, asalkan tidak berada dalam hirarki yang sama.
b. Topologi tree merupakan perbaikan dari topologi star.
c. Topologi tree memerlukan perancangan yang matang untuk
mengimplementasikannya, dalam hal penyediaan jumlah kabel jaringan,
lokasi setiap komputer, dan lain-lain.
d. Pada topologi tree, apabila salah satu komputer central maupun root
mengalami gangguan, maka komputer-komputer di bawahnya akan ikut
terganggu.

2.2.5 Topologi Mesh

Topologi mesh adalah salah satu jenis topologi pada jaringan komputer yang
menghubungkan semua komputer secara penuh (Fully Connected). Topologi mesh
merupakan topologi yang paling kompleks dan paling banyak digunakan pada
penyedia layanan akses internet (ISP/Internet Service Provider ), sebab topologi
mesh mampu menjaga agar kerusakan atau gangguan yang terjadi pada salah satu
komputer tidak akan mempengaruhi komputer lain atau jaringan secara
keseluruhan. (Pratama, 2014). Gambar 2.9 menunjukkan topologi mesh.

Gambar 2.9 Topologi mesh (Supriyanto, 2014)

Menurut Pratama (2014) topologi mesh memiliki kelebihan dan


kekurangan antara lain sebagai berikut :
a. Topologi mesh mempercepat adanya deteksi terhadap adanya kesalahan dan
gangguan pada jaringan komputer, tanpa mengganggu komputer lainnya
ataupun jaringan komputer itu sendiri.
b. Topologi mesh membantu meningkatkan keamanan data yang dipertukarkan
di dalam jaringan komputer, termasuk juga privasi di dalamnya.
c. Topologi mesh aman dari dampak gangguan oleh komputer lainnya (di dalam
jaringan yang sama), sehingga mampu menjaga produktifitas dan layanan
pada jaringan komputer.
d. Topologi mesh memerlukan tenaga ahli di bidang jaringan komputer, sebab
proses instalasi dan konfigurasinya memerlukan kemampuan yang lebih
tinggi dibandingkan topologi sederhana lainnya.

Secara umum topologi mesh tidak praktis, sehingga tidak cocok untuk
keperluan sehari-hari maupun untuk penyediaan jaringan komputer secara cepat
(instan).

2.11 Quality Of Service (QoS)


Quality of Service (QoS) merupakan mekanisme jaringan yang
memungkingkan aplikasi-aplikasi atau layanan dapat beroperasi sesuai dengan
yang diterapkan. Tujuan dari QoS adalah untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan
layanan yang berbeda, yang menggunakan infrastruktur yang sama. Performasi
mengacu ke tingkat kecepatan dan keandalan penyampaian berbagai jenis beban
data di dalan suatu komunikasi (Jonathan, 2011).
Berikut ini merupakan beberapa parameter QoS yang akan digunakan
dalam mengukur performasi jaringan, yaitu :
1. Throughput
Yaitu kecepatan (rate) transfer data yang efektif yang diukur dalam bps.
Throughtput merupakan jumlah total kedatangan paket yang sukses yang diamati
pada tujuan selama interval waktu tertentu dibagi oleh durasi interval waktu
tersebut.
Tabel 2.1 Throughput

Kategori
Throughput Indeks
Throughput

Sangat Bagus 100% 4

Bagus 75% 3

Sedang 50% 2

Jelek <25% 1

(Sumber : TIPHON)

Adapun persamaan yang digunakan untuk mengukur throughput adalah


sebagai berikut :

jumlah paket(byte)
T h roug h put= .............................
waktu pengiriman ( second)
(2.1)

2. Packet Loss (paket hilang)

Packet Loss merupakan suatu parameter yang menggambarkan suatu


kondisi yang menunjukkan jumlah total paket yang hilang, dapat terjadi Karena
collision dan congestion pada jaringan dan hal ini berpengaruh pada semau
aplikasi Karena retransmisi akan mengurangi efesiensi jaringan secara
keseluruhan meskipun jumlah bandwidth cukup tersedia untuk aplikasi-aplikasi
tersebut. Jika terjadi kongesti yang cukup lama, buffer akan penuh, dan data baru
tidak akan diterima. Nilai packet loss sesuai dengan versi TIPHON
(Telecomunnications and internet protocol harmonization over networks) sebagai
berikut:
Tabel 2.2 Packet Loss

Kategori
Packet Loss Indeks
packet loss

Sangat Bagus 0% 4

Bagus 3% 3

Sedang 15% 2

Jelek 25% 1

(Sumber : TIPHON)

Adapun persamaan yang digunakan mengukur packet loss adalah

Paket data dikirim−Paket data diterima


Packet Loss= x 100 . . . . . . . . . . . . . .(2.2)
paket data dikirim

3. Delay (waktu tunda)

Adalah waktu yang dibutuhkan data untuk menempuh jarak dari asal
ketujuan. Delay dapat dipengaruhi oleh jarak, media fisik, kongesti atau juga
waktu proses yang lama. Adapun komponen delay adalah sebagai berikut:
Menurut versi TIPHON, besarnya delay dapat diklasifikasikan sebagai berikut
Tabel 2.3 Delay

Kategori
Besar Delay Indeks
Latensi

Sangat Bagus <150 ms 4

Bagus 150 s/d 300 ms 3

Sedang 300 s/d 450 ms 2

Jelek >450 ms 1

(Sumber : TIPHON)
Untuk mengukur delay digunakan persamaan sebagai berikut.

total delay
Delay= .....................................
total paket yang diterima
(2.3)

2.12 Wireshark Network Analyzer

Wireshark merupakan salah satu aplikasi open source untuk mengetahui lalu
lintas komunikasi data dalam jaringan dengan cara memantau melalui protokol
dan port-port yang digunakan. Wireshark adalah salah satu dari sekian banyak
tool network analyzer yang banyak digunakan oleh network administrator untuk
menganalisa kinerja jaringannya. Wireshark banyak disukai karena interfacenya
yang menggunakan Graphical User Interface (GUI) atau tampilan grafis
(Kristianto, 2012).
Wireshark mampu menangkap paket-paket data atau informasi yang saling
berinteraksi dalam jaringan internet. Semua jenis paket informasi dalam berbagai
format protokol pun akan dengan mudah ditangkap dan dianalisa. Untuk
menggunakan tool ini cukup memasukkan perintah untuk mendapatkan informasi
yang ingin diperoleh dari suatu jaringan.

Gambar 2.15 Wireshark (Kristianto, 2012).


2.13 Paket data Sniffer, Packet Capture dan Packet Analyzer

Tujuan penggunaan perangkat lunak ini adalah melihat aktivitas lalu lintas
jaringan komputer, dengan melihat semua paket-paket data dari setiap protokol
maka dapat terlihat segala aktivitas lalu lintas komunikasi data yang selama
ini terbungkus dengan rapi. Disini dapat terlihat setiap paket data, baik yang
memang merupakan sebuah serangan atau sebuah pemetaan bahkan pengenalan
identitas dari perangkat keras yang akan dituju, sehingga dengan
menganalisa setiap paket data tersebut dapat diambil pembelajaran mengenai
keamanan data yang terdapat infrastruktur jaringan (Kristianto, 2012).
1. Packet Sniffer

Packet sniffer berfungsi untuk menangkap pesan, data dan informasi yang
sedang dikirim atau diterima oleh komputer. Paket sniffer juga akan menyimpan
atau menampilkan isi protokol yang berbeda pada bagian Capture Message.
Packet sniffer bersifat pasif. Packet sniffer mengamati pesan yang sedang dikirim
dan diterima oleh aplikasi dan protokol yang berjalan di komputer.
2. Packet Capture

Packet Capture menerima salinan dari setiap frame link-layer yang dikirim
atau diterima oleh komputer. Pesan ditukar oleh layer protokol yang lebih tinggi
seperti HTTP, FTP, TCP, User Data Protocol (UDP), Domain Name System
(DNS) atau IP yang semuanya itu kemudian dienkapsulasi pada frame link-layer
yang ditransmisikan oleh media fisik, misalnya kabel ethernet.
3. Packet Analyzer

Packet Analyzer berfungsi untuk memahami struktur data yang dikirim oleh
protokol. Dari aplikasi wireshark terlihat berbagai macam protocol dengan
berbagai penanganan baik oleh server sampai hasil penanganan yang diterima
oleh client. Dengan informasi capture yang masih mentah dan penuh dengan
informasi yang perlu di saring (filter), maka dengan menggunakan fungsi-
fungsi yang terdapat pada wireshark dapat menganalisa hasil capture tersebut

2.14 PING

Perintah ping adalah perintah yang sering dipakai untuk mengecek


permasalah koneksi pada suatu jaringan. Dengan kata lain perintah ping
digunakan untuk mengetahui hubungan antara perangkat jaringan.

Dua balasan yang sering kita lihat setelah melakukan ping ialah Reply dan
RTO (Request Time Out), selain kedua hal tersebut tentu kita harus
memperhatikan parameter lainnya yang tidak kalah penting untuk mengetahui
kondisi dan kualitas koneksi jaringan.

berikut adalah uraian terkait hasil ping ke google

Reply

Jika muncul pesan reply artinya komputer tujuan memberika respon


terhadap pesan yang dikirim. Komputer tujuan memberikan pesan bahwa kembali
terhadap komputer pengirim bahwa pesan yang dikirim sudah diterima. Dengan
kata lain, perangkat komputer tujuan masih terhubung dan dapat diakses.
Request Time Out (RTO)

RTO berarti tidak balasan dari penerima pesan. Packet yang dikirim
sebenarnya sudah sampai pada penerima, namun komputer penerima tidak
memberikan balasan atau bisa dibilang mengabaikan pesan tersebut. Walau
demikian bukan berarti komputer tujuan dalam kondisi down. Penyebabnya
bermacam-macam, mulai dari firewall, keamanan jaringan, trouble dalam
jaringan, kerusakan NIC.

Destination unreachable

Jaringan yang dituju tidak bisa diakses. Biasanya jaringan target ada,
namun tidak ada jalur kesana. Kemungkinan lain, router tidak membolehkan akes
ke jaringan tersebut.
Ketika Anda melakukan ping menggunakan nama komputer, maka yang
keluar pada baris awal adalah iformasi nama komputer (Domain) tersebut dan IP
address dari komputer tersebut. Pesan ini menjelaskan bahwa komputer tujuan
telah terdaftar pada DNS server dengan nama dan ip yang tertera. Misalnya Anda
melakukan ping ke “google.com”, maka akan keluar pada baris awal kurang
lebih seperti ini “Pinging google.com [114.4.42.84] with 32 bytes of data”.

Bytes

Bytes merupakan besar packet ping yang dikirim menuju komputer


tujuan. Misalnya Bytes = 32. Apabila kita tidak menentukan besar packet ping
yang akan dikirim, maka secara komputer akan menentukan jumlahnya sebesar
32 bytes. Jika mau, kita bisa menentukan sendiri besar packet yang mau kita kirim
dengan perintah: Ping (ip addres) –l ( jumlah packet ).

Time

Time adalah durasi waktu yang dibutuhkan packet yang dikirim untuk
sampai ke tujuan dan waktu yang dibutuhkan oleh penerima untuk meberikan
respon bahwa packet sudah diterima. Ingat, kualitas koneksi jaringan akan
semakin bagus bila waktunya kecil.

TTL (Time to live)

TTL adalah semacam penanda waktu agar packet kiriman ping tidak terus
menerus terkirim. TTL menandakan bahwa packet ping harus berakhir dalam
jangka waktu tertentu. Ketika packet dikirim dari sebuah komputer TTL-nya
bernilai 255 setelah melewati sebuah router nilai TTL berkurang satu dan semakin
banyak router yang dilewati maka makin kecil nilai TTL-nya dan habis atau
expired.

Statistics

Berisi informasi terkait waktu rata-rata yang dibutuhkan serta jumlah


packet yang sampai dan gagal dikirim.

2.15 MPLS singkatan dari Multi Protocol Label Switching

Multi Protocol Label Switching (MPLS) merupakan sebuah teknologi dalam


sistem komunikasi berbasis IP yang efisien dan memudahkan manajemen trafik
data, yaitu dengan cara mengirimkan data berdasarkan prioritas pada label data
yang lewat, bukan berdasarkan IP Address, sehingga lebih terjamin kualitasnya.
Teknologi MPLS merupakan penggabungan antara IP dan Asynchrounous
Transfer Mode (ATM). MPLS mampu membentuk virtual  circuit dalam network 
nya
Metode MPLS adalah suatu metode forwarding data (meneruskan data)
melalui suatu jaringan dengan menggunakan informasi dalam label yang
dilekatkan pada paket IP. MPLS menggabungkan teknologi switching layer 2
dengan teknologi routing layer 3. MPLS melakukan enkapsulasi paket IP, dengan
memasang header MPLS
Komponen MPLS mempunyai beberapa komponen seperti, Label
Switched Patch (LSP), Label Switching Router (LSR), MPLS Edge Node atau Lab
el Edge Router (LER), MPLS Ingress Node, MPLS Egress Node, MPLS Label,
dan MPLS Node. LSP merupakan jalur yang melalui satu atau serangkaian LSR,
dimana paket diteruskan oleh label swapping dari satu MPLS node ke MPLS node
yang lain. Fungsinya menghubungkan titik — titik LSR. LSR merupakan
MPLS node yang mampu meneruskan paket — paket layer 3. LER merupakan
MPLS node yang menghubungkan sebuah MPLS Domain dengan node yang
berada diluar MPLS domain. MPLS Ingress Node merupakan MPLS node yang
mengatur trafik saat akan memasuki MPLS domain atau merupakan LSR pertama.
MPLS Egress Node merupakan MPLS node yang mengatur trafik saat
meninggalkan MPLS domain atau merupakan LSR terakhir. MPLS label merupak
an label yang ditempatkan sebagai MPLS header. MPLS node
merupakan node yang menjalankan MPLS. MPLS node ini sebagai contoh
protokol yang akan meneruskan paket berdasarkan label. Prinsip Kerja MPLS
Seperti yang disebutkan diatas, cara kerja MPLS itu dengan menggabungkan
kecepatan switching pada layer 2 dengan kemampuan routing dan skalabilitas
pada layer 3. Dengan menyelipkan label di antara header layer 2 dan layer 3 pada
paket yang diteruskan. Label dihasilkan oleh Label Switching Router (LSR). Label
berisi informasi tujuan node selanjutnya kemana paket harus dikirim. Paket —
paket diteruskan dalam path yang disebut Label Swtching Path (LSP). LSP
dibentuk oleh protokol pensinyalan yang menentukan forwarding berdasarkan label 
pada paket. Router dalam mengambil keputusan ditentukan oleh sumber informasi
yang ada pada label switching dengan panjang tertentu yang disebut : Label
Forwarding Information Base (LFIB). MPLS memperlakukan switch — switch
sebagai peer — peer dan pada jaringan MPLS sekali paket dibubuhi “label” maka
semua pengiriman paket dikendalikan oleh label.

Header MPLS terdiri atas 32 bit data, yaitu 20 bit label, 3 bit CoS, 1 bit
identifikasi stack, dan 8 bit TTL.
1. 20 bit label adalah suatu bidang label yang berisi nilai yang nyata dari MPLS
label
2. 3 bit field CoS adalah suatu bidang CoS yang dapat digunakan untuk
mempengaruhi antrian paket data dan algoritma paket data yang tidak
diperlukan
3. 1 bit stack flag berisi 1 bit yang di — set, maka ini menandakan label yang
sekarang adalah label yang terakhir. Suatu bidang yang mendukung
hirarki label stack.
4. 8 bit Time To Live (TTL) field merupakan field yang berisi 8 bit data yang
bekerja

Label adalah bagian dari header serta tanda identifikasi paket, digunakan


untuk proses forwarding dan trafik engineering. Setiap LSR memiliki tabel yang
disebut label switching table. Tabel itu berisi pemetaan label masuk, label keluar,
dan link ke LSR berikutnya

2.16 Traceroute

Tracer diperkenalkan di sistem operasi DOS , yang dimulai sejak 1981


dan banyak digunakan hingga 1995, DOS menggunakan  nama file n8.3 , jadi
"traceroute.exe" terlalu panjang untuk nama file yang dapat dieksekusi, dengan
traceroute, kita dapat menganalisis informasi mengenai lokasi router, tipe dan
kapasitas interface, tipe dan fungsi router, serta batas-batas network yang dilalui,
berdasarkan DNS interface yang dilalui. Untuk lebih memperjelas

Tracroute adalah alat diagnostic jaringan yang digunakan untuk secara real
time melacak jalur yang diambil oleh paket pada jaringan IP dari sumber ke
tujuan. Juga melaporkan alamat IP dari semua router yang tersambung.Traceroute
juga akan mencatata waktu yang dimbil dalam suatu lompatan atau hops yang
terjadi selama proses routing ke tujuan.Inilah pengertian traceroute, utilitas ini
merekam rute (komputer gateway khusus di setiap hop melalui internet, antara
komputer Anda dan komputer tujuan yang telah ditentukan. Traceroute sangat
berguna baik untuk memahami ketika terjadi masalah di jaringan internet, dan
juga untuk mendapatkan ringkasan secara rinci dari internet itu sendiri. Umumnya
sebelum melakukan traceroute, untuk melihat apakah ada host pada jaringan,
orang akan menggunakan utilitas lain, bernama PING.

Traceroute sering menggunakan Internet Control Message Protocol


(ICMP) dengan nilai variabel time to live (TTL). Waktu respon setiap lompatan
atau hop nantinya akan dikalkulasi. Dan sebagai jaminan akurasi, setiap hop akan
mendapatkan query paling tidak sebanyak 3 kali. Ini berguna untuk mengukur
respon hop tertentu dengan lebih baik. Traceroute menggunakan pesan ICM dan
TTL di header alamat agar dapat berfungsi, Jadi sederhananya, prosedur
traceroute memungkinkan Anda untuk mengetahui dengan tepat bagaimana
pengiriman data, misalnya pencarian Google dari komputer Anda ke komputer
lain. Traceroute mengkompilasi daftar komputer di jaringan yang terlibat dengan
aktivitas internet tertentu. Jika dalam proses perpindahan data ditemukan
gangguan, traceroute akan menunjukkan dimana masalah tersebut terjadi
Bagaimana proses perjalanan data Setiap komputer pada traceroute
diidentifikasi berdasarkan alamat IP-nya, yang merupakan Sembilan digit angka
yang dipisahkan oleh periode yang mengidentifikasi koneksi jaringan unik
komputer tersebut. Berikut ini yang harus Anda ketahui tentang traceroute:
1. Perjalanan dari satu komputer ke komputer lain dikenal sebagai hop.
2. Jumlah yang diperlukan untuk membuat lompatan diukur dalam milidetik.
3. Informasi yang bergerak di sepanjang traceroute dikenal sebagai paket.
Pembacaan traceroute biasanya akan menampilkan tiga kolom terpisah
untuk waktu hop, kaarena setiap traceroute mengirimkan tiga informasi terpisah
ke setiap komputer. Di bagian paling atas daftar, traceroute akan memberikan
batas berapa banyak garis hop yang akan ditampilkan. Umumnya, jumlah
maksimal berkisar di angka 30 hop, saat traceroute mengalami kesulitan
mengakses komputer, akan tampil pesan “Request timed out”. Setiap kolom hop
akan menampilkan tanda bintang, bukan milidetik.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 MetodePengumpulan Data

Metode yang dilakukan dalam proses pengumpulan data, yaitu Kajian


pustaka dengan melakukan pencarian, pembelajaran dari berbagai macam
literature atau sumber pustaka yang berkaitan dengan penelitian yang dijadikan
referensi, data dapat berupah buku, paper, jurnal, skripsi dan sebagainnya

3.2 Metode Pengembangan Sistem

Pada penelitian ini, penulis menggunakan metode Network Development


Life Cycle (NDLC). Pemilihan metode ini dilakukan dengan alasan bahwa sistem
jaringan memiliki kebutuhan yang berbeda serta memiliki permasalahan yang
unik, sehingga membutuhkan solusi permasalahan yang berbeda dengan
melakukan pendekatan yang bervariasi terhadap model NDLC yang dibutuhkan
dalam proses pengembangan suatu sistem jaringan komputer. Penerapan dari
setiap tahap NDLC adalah sebagai berikut :

Gambar 3.1 Network Development Life Cycle (NDLC)


a) Analysis

Pada pengujian ini akan ditunjukan koneksi antara masing masing server
dan server client. Perintah PING harus disertai dengan perintah source ip LAN
cabang
b) Design

Dari data-data yang didapatkan sebelumnya, tahap design ini akan dibuat
gambaran jaringan interkoneksi yang akan diuji dalam bentuk topologi jaringan.
Adapun rancangan topologi sistem jaringan yang akan digunakan dapat dilihat
pada gambar 3.3.

3. Simulation Prototype
Pada tahap selanjutnya adalah pembuatan prototype sistem yang akan
dibangun, sebagai simulasi dari implementasi sistem. Dengan demikian, penulis
dapat mengetahui gambaran umum dari proses komunikasi, keterhubungan, dan
mekanisme kerja dari interkoneksi keseluruhan elemen sistem yang akan
dibangun.

4. Implementation
Pada tahap implementasi menggunakan spesifikasi rancangan sebagai
masukan prosesnya untuk menghasilkan keluaran berupa intruksi penerapan
sistem secara nyata.

Pada tahap ini penulis membagi menjadi dua bagian, yaitu :

a. Konfigurasi dan analisis yang meliputi proses installasi dan konfigurasi


terhadap rancangan topologi jaringan untuk penerapan jaringan multiprotocol
label switching (MPLS) , seperti :
- PC Server
- Router
- PC Client, dan
- Switch
b. Proses installasi dan konfigurasi dilakukan untuk menjamin berjalannya
penerapan multiprotocol local switching (MPLS), baik pada topologi
jaringannya maupun pada komponen sistem yang akan dibangun.

5. Monitoring

Tahapan monitoring merupakan tahapan yang penting, agar jaringan


komputer dan komunikasi dapat berjalan sesuai dengan yang diinginkan, maka
perlu dilakukan kegiatan monitoring. Monitoring diuji dengan melakukan
pengamatan data pada :
a. Memastikan penerapan jaringan multiprotocol label switching (MPLS)
berjalan sesuai dengan semestinya.
b. Melakukan pengujian parameter Quality Of Services (QoS) pada
penerapan multiprotocol label switching (MPLS) .
c. Evaluasi penggunaan multiprotocol label switching (MPLS) pada jaringan
laboratorium

6. Management
Pada tahap management NDLC merupakan suatu aktifitas perawatan,
pemeliharaan, serta pengolaan suatu sistem jaringan yang dijalankan sebagai
jaminan efektivitas dari interkoneksi sistem. Pada tahap ini juga menghasilkan
pengeluaran yang berupa jaminan fleksibilitas dan kemudahan pengolaan
mengenai metode yang cocok dan aman untuk digunakan pada penerapan jaringan
multiprotocol label switching (MPLS).
3.3 Waktu Penelitian
Waktu pelaksanaan penelitian tugas akhir ini dilakukan mulai dari bulan
Oktober sampai Desember 2020 dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 3.1WaktuPenelitian

3.4 Tempat Penelitian


Penelitian ini dilakukan di diruangan Laboratorium Multimedia dan
Artificial Intelligence lantai 3 Fakultas Teknik Universitas Halu Oleo.

3.5 Komponen Sistem


Dalam perancangan sistem ini, tersusun atas 2 (dua) komponen yaitu
Hardware dan Software yang digunakan.

3.5.1 Komponen Perangkat Keras (Hardware)

Perangkat keras (Hardware) yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

Tabel 3.2 Spesifikasi Perangkat Keras

Perangkat Spesifikasi

Switch Speed 10/100 Mbps

8 ports

Ethernet = Five 10/100 ethernet ports

Router Cisco Router Cisco262


1 Network Module Slot

64MB DRAM & 16MB Flash

Notebook Asus Processor = Intel (R) Celeron @ 1,86 GHz

Memory = 2 GB RAM

Storage = 500 GB HDD

Operating System = Windows 7 Ultimate


64-bit
Notebook Toshiba Processor = Intel Core i3@ 1,50 GHz
Satelitte L-40
Memory = 2 GB RAM

Storage = 500 GB HDD

Operating System = Windows 7 Ultimate


32-bit
Notebook Acer Aspire Processor = Intel Core i3@ 1,50 GHz

Memory = 2 GB RAM

Storage = 500 GB HDD

Operating System = Windows 10 64-bit

3.5.2 Perangkat Lunak

Perangkat lunak (Software) yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

Tabel 3.3 Spesifikasi Perangkat lunak


Software Keterangan
Sistem operasi utama komputer yang
Windows 7
digunakan
Wireshark Tools network analisis

Iperf Menguji Peforma Jaringan

3.6 Tahap Instalasi


Kegiatan ini dilakukan untuk mencoba dan menguji sistem yang telah
dirancang dan digambarkan sebelumnya. Pada taha ini, implementasi teknologi
MPLS dilakukan dengan membuat konfigurasi pada router yang terhubung
dengan host-host.

Gambar 3.2 Rancangan Topologi Jaringan MPLS


Gambar 3.3 Flowchart Perancangan Sistem

3.7 Skenario Pengujian


Skenairo Pengujian merupakan tahap untu mensimulasi Perancangan
sistem yang berkaitan dengan Proses Penelitian.

1. Skenario Pengujian Jaringan menggunakan Protokol Routing MPLS


2. Pengujian Meliputi Performa transfer paket-paket TCP menggunakan
aplikasi Iperf
3. Hasil pengujian ini dimaksudkan untuk pengukuran Throughput.
Througput MPLS digunakan sebagai acuan membandingkan kinerja pada
pengiriman paket dalam waktu yang ditentukan.
3.8 Pengujian

Pada tahap pengujian dilakukan konfigurasi hardawe dan software harus


sudah jadi, sedangkan tabel routing untuk router harus sudah terbentuk.

Ada dua tapah pengujian untuk Pengujian Performasi Jaringan


Multiprotocol Label Switching (MPLS) VPN Pada jaringan Laboratorium
yaitu:
1. Capture Menggunakan Aplikasi Wireshark

Wireshark untuk mengambil hasil capture pertukaran paket-paket antara


perangkat jaringan komputer atau lebih. Pada pengujian dalam Tugas Akhir,
wireshark digunakan untuk caputer transfer paket-paket TCP dan UDP disisi
client.

2. Uji performa jaringan menggunakan Iperf

Iperf digunakan untuk menguji performa unjuk kerja jaringan dengan


membangkitkan layanan komunikasi TCP dan UDP client-server.

3. Traceroute

Traceroute (Tracert) adalah perintah untuk menunjukan rute yang dilewati


paket untuk mencapai tujuan. Ini dilakukan dengan mengirim pesan internet
control massage protokol (ICMP) echo request ke tujuan. Rute yang ditampilkan
adalah daftar interface router (yang paing dekat dengan host) yang terdapata pada
jalur antara host dan tujuan #traceroute [ip tujuan].

4. Ping

Ping digunakan untuk memeriksa konetivitas antar jaringan melalui


sebuah protokol transmission control protocol/internet protocol (TCP/IP) dengan
cara mengirim sebuah paket internet control message protocol (ICMP) kepada
alamat IP yang hendak diuji coba konektivitasnya.

Anda mungkin juga menyukai