ANTEPARTUM
BLEEDING DI RUANG
SERUNI
RS WIJAYA KUSUMA
PERIODE TANGGAL 22 - 28 November 2021
Oleh :
I. KONSEP PENYAKIT
A. Definisi
APB (Ante Partum Bleeding) adalah perdarahan pervaginam semasa
kehamilan di mana umur kehamilan melebihi 28 minggu atau berat janin lebih dari
1000 gram (Manuaba, 2010)
Perdarahan antepartum didefinisikan sebagai perdarahan dari saluran genital
pada trimester kedua atau ketiga kehamilan. (N Amalia, 2017)
B. Jenis-jenis
Jenis-Jenis APB yaitu ;
1. Plasenta Previa
Plasenta previa adalah plasenta yang tidak berimplantasi di tempat normal
yaitu pada kavum uteri, melainkan di segmen bawah uterus sehingga menutupi
seluruh atau sebagian dari ostium uteri internum sebagai jalan lahir normal. 8
Keadaan ini dapat menimbulkan perdarahan yang terjadi pada trimester ketiga
kehamilan sehingga tergolong sebagai perdarahan antepartum.
2. Solusio plasenta
Solusio plasenta adalah terlepasnya plasenta atau ari-ari dari tempat
perlekatannya yang normal pada Rahim sebelum janin dilahirkan. (saifuddin, 2006)
C. Etiologi
c) Dapat terjadi pada kehamilan dengan tali pusat yang pendek faktor predisposisi
terjadinya solusio plasenta adalah:
1. Hamil tua
2. Mempunyai tekanan darah tinggi atau eklampsia
3. Bersamaan dengan pre-eklampsia atau eklampsia
4. Tekanan vena kava inferior yang tinggi
5. Kekurangan asam folik (Manuaba, 2010).
ostium uteri internum. Hanya bagian tepi plasenta yang menutupi jalan lahir.
Janin bisa dilahirkan secara normal, tetapi risiko perdarahan tetap besar.
d) Plasenta letak rendah, plasenta lateralis, atau kadang disebut juga dangerous
placenta adalah plasenta yang berimplantasi pada segmen bawah rahim
sehingga tepi bawahnya berada pada jarak lebih kurang 2 cm dari ostium uteri
internum. Jarak yang lebih dari 2 cm dianggap plasenta letak normal. Risiko
perdarahan tetap ada namun tidak besar, dan janin bisa dilahirkan secara
normal asal tetap berhati-hati.
Tanda dan Gejala Klinis Plasenta Previa
1. Gejala utama plasenta previa adalah pendarahan tanpa sebab tanpa rasa nyeri
dari biasanya berulang darah biasanya berwarna merah segar.
2. Bagian terdepan janin tinggi (floating). sering dijumpai kelainan letak janin.
3. Pendarahan pertama (first bleeding) biasanya tidak banyak dan tidak fatal,
E. Pemeriksaan Penunjang
1. Ultrasonografi (USG)
2. Pemeriksaan laboratorium
3. Pemeriksaan histologic
F. Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan Plasenta Previa
a. Terapi ekspektatif
terapi menunggu yang bertjun agar janin tidak terlahir sebelum
waktunya. Tindakan yang dilakukan adalah rawat inap, tirah baring dan
B. Manifestasi klinis
Manifestasi klinis pada plasenta previa :
1. Perdarahan yang terjadi bisa sedikit atau banyak. Perdarahan yang terjadi pertama kali biasanya tidak banyak dan tidak berakibat fatal.
Perdarahan berikutnya hamper selalu lebih banyak dari sebelumnya.
2. Pasien yang sedang perdarahan plasenta previa tidak mengeluh adanya rasa sakit
3. Pada uterus tidak teraba keras dan tegang
4. Bagian tebawah janin biasanya belum masuk pintu atas panggul dan tidak jarang letak bayi melintang/sungsang
G. Komplikasi
1. Komplikasi plasenta previa
4. Kerusakan hati
5. Hipofisis
H. Phatway
Trauma langsung
Vaskularisasi yang tidak baik Trauma kebidanan
Radang/atrofi Kehamilan dengan tali pusat pendek
Ukuran plasenta terlalu besar
APB
Section Secariae
Laserasi
Jaringan terputus Penurunan saraf simpatiPsenurunan kerja psikososial
pons
Pelepasan mediator kimia
Perdarahan Kelemahan Penurunan Kelahiran
otot kandung kemih kerja otot eliminasi prematur
Gangguan konstipasi
Medulla spinalis Ansietas
eulriminienasi
Korteks cerebri
Nyeri akut
II. Konsep Asuhan Keperawatan
A. Pengkajian
Yang dikaji pada pasien dengan Antepartum Bleeding yaitu ;
Data Subjektif
1. Data umum Biodata, identitas hamil dan suaminya.
b. Penyakit berat
c. Keadaan psikososial
d. Dukungan keluarga
e. Pandangan terhadap kehamilan
6. Riwayat persalinan
7. Riwayat menstruasi
a. Haid pertama
b. Sirkulasi haid
c. Lamanya haid
B. Diagnosa
Keperawatan
Resiko Hipovolemia
1. Definisi
Beresiko mengalami penurunan volume cairan intravascular, interstisial, dan/atau
intraselular.
2. Faktor resiko
1. Kehilangan cairan secara aktif
2. Gangguan absorbsi cairan
3. Usia lanjut
Tugor kulit 1 2 3 4 5
Output urine 1 2 3 4 5
Pengisian vena 1 2 3 4 5
meningkat menurun
Ortopnea 1 2 3 4 5
Dyspnea 1 2 3 4 5
PND 1 2 3 4 5
Edema anasarka 1 2 3 4 5
Edema perifer 1 2 3 4 5
Berat badan 1 2 3 4 5
Distensi vena jugularis 1 2 3 4 5
Suara napas tambahan 1 2 3 4 5
Keluhan haus 1 2 3 4 5
Konsentrasi urine 1 2 3 4 5
- Periksa tanda dan gejala hipovolemia (mis. frekuensi nadi meningkat. nadi teraba
Temah, tekanan darah menurun, tekanan nadi menyempit, turgor kulit menurun,
membran mukosa kering, volume urin menurun, hematokrit meningkat, haus,
lemah)
- Monitor intake dan output
cairan Terapeutik :
- Hitung kebutuhan cairan
- Berikan posisi modified Trendelenburg
- Berikan asupan cairan oral
Edukasi :
- Anjurkan memparbanyak asupan cairan oral
- Anjurkan menghindari perubahan posisi mendadak
- Kolaborasi Kolaborasi pemberian cairan IV isotonis (mis. NaCl. RL)
- Kolaborasi pemberian cairan IV hipotonis (mis. glukosa 2,5%, NaCI 0,4%)
Kolaborasi pemberian cairan koloid (mis. albumin, Plasmanate)
- Kolaborasi pemberian produk darah
DAFTAR PUSTAKA
Y Evanovita, M Mariyana - Zona Kebidanan: Program Studi …, 2021 -
ejurnal.univbatam.ac.id
N Amalia - 2017 - repositori.usu.ac.id
R Kirana - An-Nadaa: Jurnal Kesehatan Masyarakat, 2014 - ojs.uniska-bjm.ac.id