Anda di halaman 1dari 6

Santasa/Perancangan dan Pengendalian K3 di Luar Gedung /Jurnal Titra, Vol. 8, No. 1, Januari 2020, pp.

7–12

Perancangan dan Pengendalian Keselamatan dan Kesehatan Kerja


di Luar Gedung PT. SMART Tbk

Denny Prabowo Santasa1

Abstract: PT SMART Tbk is a company that produce palm oil. There are some problem
when doing activity outside company building. Company need a suggestion to fix this
problem. first problem is there are pedestrian path that the lack of road sign in that
area. The suggestion for this problem is to draw road sign that fit with standard width
and color in path with no road sign. Second problen is there are lack of regulation (SOP)
of not bringing cigarette on security checking when entering PT SMART Tbk area. The
suggestion of this problem is adding the regulation of not bringing cigarette on that
SOP. Third problem is lack of special parking lot for company visitor. This time company
visitor parking lot is merged with employee parking lot. The suggestion of this problem
is built the parking lot in company backyard so the employee have their own parking lot.

Keywords: Pedestrian Path, SOP, Employee Parking Lot.

Pendahuluan melalui pemakaian perlengkapan alat


perlindungan diri (APD) yang sesuai dengan
PT Sinar Mas Agro Resources and Technology standard (Mathis dan Jackson [2]).
Terbuka (PT SMART Tbk) merupakan
perusahaan yang bergerak di bidang Tujuan dalam keselematan dan kesehatan kerja
pengolahan minyak kelapa sawit yang telah adalah untuk meminimal risiko kecelakan yang
berintegrasi. PT SMART Tbk merupakan terjadi dalam aktivitas dilapangan sebelum,
perusahaan skala besar yang menjual dan dengan memakai perlengkapan yang sesuai
mendistribusikan minyak kelapa sawit yang dengan standard dan mendapat jaminan
menjangkau pasar domestik dan pasar keselamatan dan kesehatan kerja baik secara
internasional. PT SMART Tbk memiliki divisi- fisik, sosial, dan psikologis (Mangkunegara [3]).
divisi dalam menunjang alur produksi
perusahaan. Masalah yang ada adalah belum lengkapnya
rambu jalur pedestrian yang ada di perusahaan.
Hal ini tak lepas dengan membentuk panitia Jalur pedestrian sangatlah penting dalam
pembina keselamatan dan kesehatan kerja menunjang aktivitas yang ada di perusahaan.
(P2K3) dalam mengatur penerapan Sistem Jalur untuk orang berjalan pada PT SMART
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Tbk memiliki kekurangan karena masih
(SMK3) di perusahaan. PT SMART Tbk ditemukan tidak adanya jalur pedestrian dan
memiliki masalah pada area outdoor, dimana terdapat jalur pedestrian yang menghilang
kondisi tersebut dapat menimbulkan risiko karena tetesan minyak.
pada karyawan atau tamu.
Hal ini dapat membuat karyawan atau tamu
Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) adalah menjadi bingung dimana area yang aman untuk
kegiatan yang menunjang orang, mesin, dan berjalan. Ketika jalur pedestrian masih belum
material perusahaan, dimana lingkungan ada, maka karyawan atau tamu dapat
perusahaan dapat menjamin terciptanya memasuki jalur kendaraan yang keluar masuk
kondisi yang aman (Hadiningrum [1]). sehingga dapat menimbulkan risiko kecelakaan.
Lingkungan yang aman dapat terhindar dari
ganggungan fisik dan mental Metode Penelitian

1 Fakultas
Pada bagian metode penelitian ini akan
Teknologi Industri, Jurusan Teknik Industri, Universitas
Kristen Petra. Jl. Siwalankerto 121-131, Surabaya 60236. Email: digunakan untuk menyelesaikan permasalahan
dennyprabowo96@gmail.com jalur pedestrian dalam penelitian ini.

7
Santasa/Perancangan dan Pengendalian K3 di Luar Gedung /Jurnal Titra, Vol. 8, No. 1, Januari 2020, pp. 7–12

Pengamatan Awal Jalur Pedestrian Umum mengetahui kendali yang terjadi dilapangan.
Temuan ini bisa berupa belum diterapkan jalur
Pengataman awal pada bagian jalur pedestrian pedestrian tetapi sudah ada dokumen SMK3
pada PT SMART Tbk. Pengamatan awal tentang jalur pedestrian atau dokumen SMK3
bertujuan untuk mengetahui jalur pedestrian tentang jalur pedestrian sudah ada tetapi
yang dilewati sudah aman apa belum, sehingga meiliki kendala pada lingkungan perusahaan.
dapat terhindar dari ancaman risiko
kecelakaan. Jalur pedestrian haruslah memiliki Identifikasi Potensi Bahaya
lebar yang sesuai dengan standard, dimana
lebar tersebut membuat orang merasa nyaman Identifikasi potensi bahaya pada setiap area
dan aman saat melintas. Pengamatan juga dilingkungan perusahaan. Identifikasi bahaya
bertujuan membuat jalur pedestrian sesuai diperlukan untuk merancang jalur pedestrian
dengan kondisi lokasi yang akan dibuat, dimana agar terhindar dari semua bahaya yang ada dan
lokasi tersebut memiliki aktivitas yang padat. bebas dari segala aktivitas yang ada.
Aktivitas yang padat ini sangat berisiko Identifikasi dilakukan berdasarkan orang yang
kecelakaan untuk karyawan atau tamu yang ada di jalur pedestrian mengalami risiko bahaya
sedang berjalan, karena aktivitas yang ada terjadi.
mulai dari keluar masuknya truk tangki
minyak yang akan loading atau unloading CPO Penilaian Risiko
dan truk yang sedang parkir menunggu antrian.
Penilai risiko terhadap potensi bahaya yang ada
Pengamatan Awal Pedestrian Karyawan di lingkungan perusahaan. Potensi bahaya
dapat dipilih bedasarkan skala risiko bahaya
Pengamatan awal pedestrian karyawan yang yang terjadi mulai dari ringan sampai berat.
sudah ada di PT SMART Tbk. Pengamatan Penilaian diperlukan untuk menilai berapa
pertama dilakukan untuk mengetahui jalur besar bahaya timbul terhadap aktivitas
yang dilewati karyawan sudah memiliki jalur karyawan dilapangan. Penilaian risiko dapat
pedestriannya dan dapat digunakan dengan sebagai acuan dalam penanggulan bahaya baik
aman dan nyaman. Pengamatan kedua adalah dari bahaya yang berat hingga bahaya ringan.
apakah setiap lokasi sudah memiliki jalur
pedestrian, agar bisa dilewati oleh karyawan. Pengumpulan Data Constraint Perusahaan

Penelusuran Dokumen SMK3 tentang Pengumpulan data constraint perusahaan.


Jalur Pedestrian Pengumpulan data constraint adalah data yang
diambil dengan melihat batasan dari suatu
Penulusuran dokumen SMK3 tentang jalur masalah yang jadi penelitian. Pengumpulan
pedestrian. Penulusuran ini dimaksudkan data constraint perusahaan berupa waktu,
untuk mengetahui tentang sistem manajemen orang, dan lokasi. Batasan ini dilakukan untuk
secara keseluruhan yang meliputi struktur mengabaikan data yang tidak terkait dengan
organisasi, perencanaan, tanggung jawab, penelitian. Hal ini sebagai dasar batasan
pelakasanaan prosedur, proses, dan sumber penelitian yang dikumpulkan dalam membuat
daya terkait dengan jalur pedestrian. Dokumen usulan sehingga valid.
SMK3 sangat diperlukan bagi pengembangan,
penerapan, pencapaian, pengkajian, dan Pengendalian Risiko
pemeliharaan kebijakaan K3. SMK3 sebagai
media analisa kemungkinan timbulnya risiko- Pengendalian risiko dengan mengumpulkan
risiko disuatu lingkungan kerja, sehingga semua solusi-solusi yang ada. Solusi diambil
optimalisasi pengimplementasian budaya K3 di berdasarkan aktivitas pada setiap area-area
Industri mampu berjalan dengan lancar. yang memiliki tingkat aktivitas kendaran yang
sangat tinggi. Pengendalian risiko bertujuan
Pengamatan Awal Aplikasi SMK3 tentang untuk meminimalkan potensi kecelakan pada
Jalur Pedestrian orang yang disebabkan oleh tidak adanya jalur
pedestrian yang ada. Pengendalin risiko
Pengamatan awal aplikasi SMK3 tentang jalur digunakan dalam pembuatan model usulan
pedestrian. Pengamatan ini berutujuan apakah terhadap jalur pedestrian yang sudah di
dokumen SMK3 tentang jalur pedestrian sudah identifikasi permasalahan yang ada. Model
sesusai dengan kondisi keadaan sekarang usulan bertujuan untuk menginformasikan
perusahaan. Hal ini dilakukan untuk pembuatan atau rancangan jalur pedestrian

8
Santasa/Perancangan dan Pengendalian K3 di Luar Gedung /Jurnal Titra, Vol. 8, No. 1, Januari 2020, pp. 7–12

dengan memperhatikan faktor keamanan. ada. Penyebab risiko yang terjadi berasal dari
Faktor keamanan hal yang sangat penting orang itu sendiri, keterbatasan perusahaan dan
dalam perancangan jalur pedestrian adalah proses aktivitas yang ada pada setiap area
pemasangan rambu-rambu dimana orang itu (loading atau unloading CPO). Dibutuhkan
diperbolehkan melintasi bagian tersebut. Jadi pengendalian dalam mencegah risiko yang
proses pengendalian risiko dilakukan memilih mungkin akan terjadi. Identifikasi risiko yang
solusi yang tepat untuk meminimalkan bahaya dilakukan terhadap karyawan atau tamu atau
yang ada. PKL dapat dilihat pada Tabel 1.

Hasil dan Pembahasan Jika pengendalian risiko dijalakan tetapi


memiliki dampak risiko yang masih ada, maka
Permasalahan yang terjadi diluar gedung PT dilakukan risk contingency dalam mengatasi
SMART Tbk adalah tentang K3, dimana terdapat dampak risiko yang ada sehingga dapat
beberapa faktor-faktor yang ada. Faktor yang dilakukan pengendalian. Contoh identifikasi
terdapat permasalahan adalah jalur pejalan kaki yang dilakukan adalah subjek risiko dimana
atau pedestrian. PT SMART Tbk ingin mengurangi karyawan atau tamu atau PKL yang sedang
masalah yang terjadi di luar gedung. Permasalahan melakukan aktivitas berjalan terdapat sumber
yang terjadi karena belum lengkapnya jalur risiko yaitu adanya tetesan minyak.
pedestrian dan terdapat jalur yang hilang akibat
dari tetesan minyak. Akbiat dari masalah yang ada Dampak yang ditimbulkan adalah orang
risiko yang terjadi adalah dapat membuat karyawan menjadi bingung karena area pejalan kaki yang
atau tamu terjadi kecelakaan saat berjalan. Masal hilang dan dapat terpeleset saat berjalan.
Setelah itu dilakukan penilaian peluang dan
Identifikasi Risiko yang Mungkin akan keparahan yang terjadi terhadap risiko yang
Terjadi mungkin terjadi. Dalam pengisian penilaian
peluang dan keparahan berdasarkan kepala
Identifikasi risiko yang dilakukan merupakan departemen management system. Setelah
risiko yang mugkin akan terjadi pada aktivitas melakukan penilaian dan keparahan, maka
di luar gedung perusahaan. Hal ini bertujuan dapat dilakukan pengendalian yang dapat
untuk mengetahui risiko terhadap orang, mengatasi risiko yang ada. jika pengendalian
dimana setiap orang terdapat tingkat risiko risiko dirasa masih kurang, maka dilakukan
yang tinggi dalam aktivitasnya. Setiap risiko tindakan yang dapat menunjang untuk
memiliki penyebab terjadinya masalah yang membuat rancangan pengendalian yang efektif.

Tabel 1. Penilaian risiko yang mungkin terjadi

Subjek Risiko yang Dampak Tingkat


No Aktivitas Sumber Risiko Peluang Keparahan Mitigasi Contigensy
Risiko Mungkin Terjadi Risiko Risiko
Orang menjadi Membersihkan area Dilakukan pembersihan area
Menutupi tanda
bingung untuk 1 1 1* yang berdampak yang berdampak tetesan minyak
jalur pedestrian
Tetesan berjalan tetesan minyak 6 bulan sekali.
Memakai
minyak
Terpeleset saat Perlengkapan APD Memberikan informasi tentang
Membuat area licin 1 2 2*
berjalan (Sepatu safety & safety induction.
Helm)
Pekerja/Tam Keamanan (satpam) dapat
1 Berjalan memberikan informasi
u/PKL
mengenai area jalur pedestrian
Jalur
Disenggol/Tert Merancang jalur yang bisa digunakan.
pedestrian Melintasi area jalur
abrak oleh 3 5 15** pedestrian yang
masih belum kendaraan
kendaraan putus Keamanan mengatur lalu lintas
ada
kendaaran supaya dapat
mendahulukan orang pejalan
kaki untuk melintas.

9
Santasa/Perancangan dan Pengendalian K3 di Luar Gedung /Jurnal Titra, Vol. 8, No. 1, Januari 2020, pp. 7–12

Semua identifikasi risiko terdapat peluang dan Tabel 3 merupakan tabel penilaian risiko yang
keparahan yang terjadi akibat risiko yang telah dilakukan terhadapa risiko yang mungkin
mungkin terjadi. Peluang risiko terjadi ketika terjadi diluar gedung PT SMART Tbk. Penilaian
aktivitas yang dilakukan besar pada area suatu yang terdapat nilai risiko yang tinggi. Hal ini
perusahaan. sedangkan akibat dari risiko disebabkan karena jalur pedestrian yang masih
tergantung dari berapa besar dampak yang belum. Pengendalian risiko yang ditemukkan
dihasilkan terhadap pekerja. Penilaian untuk dari identifikasi kemungkinan risiko yang akan
mendapatkan tingkat risiko harus berdasarkan terjadi terdapat tingkat risiko yang memiliki
peluang dikali akibat risiko yang muncul, nilai risiko tinggi. Hal ini dilakukan
sehingga dapat mengetahui dampak risiko yang pengendalian terhadap nilai risiko tinggi
ditimbulkan. Skor penilaian risiko dapat dilihat tersebut. Nilai risiko tinggi dilakukan
pada Tabel 2. pengendalian dengan cara merancang jalur
pedestrian sehingga jalur pejalan kaki yang ada
Tabel 2. Skor penilaian risiko di PT SMART Tbk. tidak lagi terputus.
Pengendalin jalur pedestrian sebagai tahapan
dalam mencapai proses K3 yang diperlukan
pekerja dalam melewati setiap area. Pada
setiap area dilakukan pengamatan untuk
mengetahui jalur pedestrian yang sudah ada
diperusahaan. Dalam temuannya terdapat jalur
pedestrian yang putus antara area satu dengan
Tabel 2 merupakan cara untuk mengetahui area lainnya. Hal ini disebabkan karena adanya
pengambilan penilaian Risiko berdasarkan tetesan minyak yang menutupi warna jalur
pengamatan dilapangan. Pengambilan pedestrian dan belum ada jalur pedestrian pada
penilaian peluang terhadap risiko terdapat lima area-area tertentu. Jalur pedestrian yang masih
kriteria, yaitu pertama (sangat jarang), kedua belum ada dan adanya tetesan minyak yang
(jarang), ketiga (mungkin terjadi), keempat menutupi dapat dilihat pada Gambar 1.
(Sering), dan kelima (pasti terjadi). Sedangkan
pengambilan penilaian akibat terhadap risiko
terdapat lima kriteria, yaitu pertama (sangat
ringan), kedua (ringan), ketiga (sedang),
keempat (berat), dan kelima (fatal). Peluang
dan akibat yang sudah ada dikalikan untuk
mengetahui nilai tingkat risiko yang muncul.
Tingakat risiko memiliki tiga kriteria penilaian
berdasarkan risiko rendah (1-4), risiko sedang
(5-10), dan risiko tinggi (11-25). Setelah
mengetahui cara penilaian risiko yang
dilakukan dengan identifikasi setiap risiko yang
mungkin terjadi, identifikasi risiko melihat dari
tingkat risiko yang tinggi agar nantinya dapat
dilakukan pengendalian risiko. Setelah
melakukan penilaian terhadap identifikasi
risiko makan dimasukkan kedalam matrik.
Bentuk matrik dari penilaian risiko dapat
Gambar 1. Layout jalur pedestrian awal
dilihat pada Tabel 3.
Gambar 1 merupakan jalur pedestrian awal,
Tabel 3. Matrik penilaian risiko
dimana masih terdapat area yang masih belum
mempunyai jalur pedestrian. Keterangan area
mengenai layout pedestrian awal sebagai
berikut:
1) Pintu masuk dekat pos 1 belum ada zebra
cross.
2) Dari pintuk masuk pos 1 menuju kantor
margarin belum ada zebra cross.

10
Santasa/Perancangan dan Pengendalian K3 di Luar Gedung /Jurnal Titra, Vol. 8, No. 1, Januari 2020, pp. 7–12

3) Kantor depan margarin (jalur pejalan Tabel 4. Ukuran layout rancangan jalur
menghilang) dan zebra cross menuju bagian pedestrian
kantor WTP. NO
UKURAN LAYOUT UKURAN LAYOUT
KETERANGAN
AUTOCAD (mm) AUTOCAD (m)
4) Tidaknya adanya jalur pedestrian yang ada
1 237765 237.765 Panjang Perusahaan
di belakang kantor WTP. 2 157102 157.102 Lebar Perusahaan
5) Belum adanya jalur pedestrian dari kantor 3 174299 174.299 Panjang Perusahaan
WTP menuju Kantor Refenery. 4 162864 162.864 Panjang Perusahaan
6) Hilangnya jalur pedestrian disebelah 5 157935 157.935 Lebar Perusahaan
6 128532 128.532 Panjang Perusahaan
kantor margarin. 7 37466 37.466 Panjang Pendistrian
7) Belum adanya zebra cross menuju 8 18641 18.641 Lebar Pendistrian
laboratorium. 9 94037 94.037 Panjang Pendistrian
8) Belum adanya zebra cross menuju Boiler. 10 16266 16.266 Panjang Pendistrian
11 10541 10.541 Lebar Pendistrian
9) Belum adanya zebra cross menuju pos 4 12 84527 84.527 Lebar Pendistrian
kemanan pintu masuk dari belakang dekat 13 3000 3 Panjang Pendistrian
area batu bara. 14 73386 73.386 Lebar Pendistrian
10) Belum adanya jalur pedestrian yang dekat 15 102017 102.017 Lebar Pendistrian
16 7027 7.027 Panjang Pendistrian
loading atau unloading barang dekat 17 28034 28.034 Lebar Pendistrian
kantor GBJ. 18 15439 15.439 Panjang Pendistrian
11) Belum adanya zebra cross menuju kantor 19 44000 44 Panjang Pendistrian
GBJ. 20 94367 94.367 Panjang Pendistrian
21 154515 154.515 Lebar Pendistrian
12) Belum adanya jalur pedestrian dekat 22 18133 18.133 Panjang Pendistrian
timbangan kantor GBJ.
13) Belum adanya zebra cross menuju pintu
Pengendalian terhadap identifikasi risiko dapat
masuk pos 3.
berubah tingkat risikonya. Pengendalian yang
14) Belum adanya jalur pedestrian pos 3
dilakukan dengan cara melakukan perancangan
keamanan menuju ke kantor EHFS.
terhadap jalur pedestrian yang masih terputus.
Hal ini akan berdampak pada risiko yang
Pembuatan jalur pedesetrian harus sesuai
mungkin terjadi pada area yang berdampak.
dengan ukuran standard yang digunakan di
Tabel identifikasi risiko setelah dilakukan
Indonesia (SNI). Penerapan yang dilakukan
pengendalian dapat dilihat pada Tabel 5.
dalam membuat jalur pedestrian memiliki
beberapa kriteria adalah lebar garis, dan warna
Tabel 5. Penilaian risiko setelah dilakukan
garis. Lebar garis yang digunakan dalam
pengendalian
standard SNI adalah 72 mm atau 0.75 m. warna
garis yang dipakai sebagai standard SNI adalah No Subjek Risiko Peluang Keparahan Tingkat Risiko

warna merah tua. Layout rancangan jalur


pedestrian dapat dilihat pada Gambar 2 dan 1 Pekerja/Tamu/PKL 1 2 2

ukuran rancangan jalur pedestrian dapat dilihat Tabel 5 memperlihatkan tingkat risiko setelah
pada Tabel 4. dilakukan pengendalian terhadap jalur pedestrian
yang putus. Pengendalian ini berdampak pada
tingkat risiko yang menjadi rendah. Dimana
pengendalian yang dilakukan memberikan rambu
pada setiap area jalur pedestrian. Jika pengendalian
tersebut masih diterapkan tetapi masih memiliki
kekurangan dengan keamanan dapat menegur
orang yang tidak berjalan pada area jalur pedestrian
dan keamanan mengatur lalu lintas kendaraan
supaya dapat mendahulukan orang pejalan kaki
untuk melintasi area.

Simpulan

Tujuan dalam penelitian adalah dapat


meminimalkan risiko terjadinya kasus-kasus
keselamatan dan kesehatan kerja (K3) di luar
Gambar 2. Layout rancangan jalur pedestrian gedung dimana merancang jalur pedestrian

11
Santasa/Perancangan dan Pengendalian K3 di Luar Gedung /Jurnal Titra, Vol. 8, No. 1, Januari 2020, pp. 7–12

atau jalur pedestrian di perusahaan PT SMART yang dipakai adalah tipe jenis cat epoxy, dimana
Tbk. cat jenis ini memiliki ketebalan dari cat yang
biasa. Menghilangkan tetesan minyak dengan
Perancangan ini dilakukan untuk membuat menggunakan soda, degreaser, dan cairan
pekerja dapat merasa nyaman dalam bekerja mikrob.
dalam memenuhi standard K3 (jalur
pedestrian). Pengendalian yang dilakukan Daftar Pustaka
terhadap jalur pedestrian adalah menyediakan
jalur yang saling terhubung satu area dengan 1. Hadiningrum, K., Keselamatan dan
areanya lainya, dengan melihat kondisi yang Kesehatan Kerja, Bandung, Politeknik Negeri
akan dibuat sudah aman untuk tempat Bandung, 2003.
berjalan. Perancangan jalur pedestrian dengan 2. Mathis, R. L., and Jackson, J. H., Manajemen
menggunakan cara penilaian yang didapatkan Sumber Daya Manusia, Jakarta, Salemba
dari aspek risiko yang terjadi pada setiap area. Empat, 2006.
3. Mangkunegara, A. P., Manajemen Sumber
Saran yang dapat diberikan perancangan jalur Daya Manusia Perusahaan, Bandung,
pedestrian dan jalur zebra cross penggunaan cat Remaja Rsodakarya, 2004.

12

Anda mungkin juga menyukai