OLEH :
KELOMPOK 6
PUTI ZAFIRAH MS 18033162
PUTRI NABILA 18033164
SITI RAHMA F YANI 18033042
DOSEN PENGAMPU:
Dr. Riri Jonuarti, S.Pd,M.Si.
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2021
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kehadirat Tuhan yang maha kuasa karena berkat rahmat-Nya kami
diberi kesehatan dan kesempatan untuk menyelesaikan tugas makalah yang diberikan
kepada kami pada Mata Kuliah Fisika Zat Padat. Dalam penyusunan tugas makalah ini
kami banyak mendapat dukungan, bimbingan, serta semangat dari banyak pihak sehingga
kami bisa menyelesaikannya tepat waktu. Untuk itulah dengan penuh rasa hormat kami
ucapkan terima kasih.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa tulisan ini masih jauh dari sempurna dan masih
memerlukan pengembangan lebih lanjut. Oleh karena itu, saran dan kritik yang
membangun dari pembaca sangat kami harapkan agar nantinya dapat diperoleh hasil yang
lebih maksimal dan demi kesempurnaan tugas berikutnya. Dalam kesempatan ini kami
juga mohon maaf jika ada hal-hal yang tidak berkenan dalam makalah ini dan proses yang
dilalui dalam penyusunannya.
Akhir kata, kami ucapkan terimakasih kepada semua yang berpartisipasi demi
terselesaikannya tugas ini dan semoga kita terus dalam lindungan Tuhan Yang Maha Esa
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kristal adalah susunan atom-atom molekul dalam ruang yang dibangun dengan
mengadakan pengulangan struktur satuan dasar dalam tiga dimensi. Karena jarak antar
atom dalam zat padat berdekatan satu sama lain maka antara atom yang satu dengan
yang lain terjadi interaksi. Akibatnya keadaan tingkat energi akan berbeda dengan
keadaan tingkat energi atom terisolasi. Untuk atom-atom yang membentuk kristal
ternyata tingkat energi dari elektron-elektron pada kulit dalam tidak berubah, tetapi
tingkat tenaga elektron pada kulit terluar berubah karena elektron-elektron tersebut
menjadi milik bersama lebih dari satu atom dalam kristal. Tingkat energi elektron
pada kulit terluar tersebut berubah menjadi pita.
Jika seperti dalam sebuah pita benar-benar terisi penuh dengan elektron dan pita
yang tepat di atasnya kosong, maka material tersebut memiliki celah pita energi. Celah
pita energi ini adalah perbedaan energi antara pita valensi dan pita konduksi. Elektron
dalam logam juga disusun dalam pita, tetapi dalam logam distribusi elektron berbeda,
elektron tidak terisolasi. Dalam logam sederhana dengan satu elektron valensi per
atom, seperti natrium, pita valensi tidak terisi penuh, sehingga terdapat tempat
tertinggi bagi elektron untuk menduduki tingkat keadaan tersebut. Bahan tersebut
merupakan konduktor listrik yang baik, karena ada keadaan energi kosong yang
tersedia, sehingga elektron dapat dengan mudah memperoleh energi dari medan listrik
dan melompat ke keadaan energi yang kosong.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada model pita energi yaitu:
1. Ada energi potensial periodik V (͞r͞) yang tidak sama dengan nol di dalam kristal
dengan keberkalaan kisi kristal
2. Fungsi gelombang Ψ (r͞ ) dibuat berdasarkan kisi yang sempurna, tidak mengenal
cacat geometrik, tidak mengenal ketakmurnian, dan dimana dianggap kisi tidak
melakukan getaran termal.
3. Teori pita energi dikembangkan sebagai teori elektron tunggal, dimana di telaah
perilaku satu elektron di bawah pengaruh suatu potensial periodik V (͞r͞) yang
merepresentasikan semua interaksi baik dengan ion-ion kristal maupun semua
elektron yang lain.
4. Teori elektron tunggal berarti bahwa dapat dipergunakan persamaan Schroedinger
untuk satu elektron
Pada makalah ini akan dibahas teori pita energi pada materi fungsi gelombang
elektron dalam potensial periodik, jumlah orbital dalam pita energi, dan beda antara
logam, isolator dan semikonduktor.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah, sebagai
berikut:
1. Bagaimana fungsi gelombang elektron dalam potensial periodik?
2. Bagaimana jumlah orbital dalam pita energi?
3. Bagaimana beda antara logam, isolator dan semikonduktor?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah, sebagai berikut:
1. Untuk menerapkan fungsi gelombang elektron dalam potensial periodik.
2. Untuk mengetahui bagaimana jumlah orbital dalam pita energi.
3. Untuk mengetahui beda antara logam, isolator, dan semikonduktor.
D. Manfaat Penulisan
Penulisan makalah ini diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut
1. Bagi pembaca, sebagai bahan referensi bacaan mengenai Teori Pita Energi
2. Bagi penulis, sebagai salah satu syarat tugas mata kuliah Fisika Zat Padat
BAB II
PEMBAHASAN
U ( x )= ∑ U G ( e )=2 ∑ U G cos Gx
i Gx −iGx
+e (23)
G >0 G> 0
G
G
iGx
(24)
Dimana k real. (Kita menuliskan indeks k sebagai subskrip G dengan sama baiknya,
seperti Gk).
Kumpulan nilai k memiliki bentuk 2πn/L, karena nilai-nilai ini memenuhi
kondisi batas periodik selama panjang L. Sifat translasi ψ (x) dideterminasikan oleh
teorema Bloch (7).
2 πn
Tidak semua set gelombang vektor termasuk Fourier yang merupakan
L
perluasan salah satu fungsi Bloch. Jika salah satu vektor gelombang k termasuk dalam
ψ, maka semua vektor gelombang lainnya di Fourier merupakan perluasan ψ. Jika
salah satu vektor gelombang k termasuk dalam ψ, maka semua vektor gelombang
lainnya di Fourier merupakan perluasan ψ hal ini akan memiliki bentuk k +G , dimana
G adalah vektor kisi resiprokal.
Kita biasanya harus memilih sebuah label untuk fungsi Bloch bahwa k yang
terletak dalam zona Brillouin pertama. Situasi ini berbeda dengan masalah phonon.
Permasalahan elektron seperti permasalahan difraksi sinar-x karena medan
elektromagnetik ada dimana-mana dalam kristal dan tidak hanya pada ion.
Untuk menyelesaikan persamaan gelombang, substitusi (25) dalam (24) untuk
mendapatkan satu set persamaan aljabar linear untuk koefisien Fourier. Persamaan
energi kinetik
1 2
2m
( )
p ψ x=
1
2m
−iℏ
d 2
dx (( )
ψ x= )
−ℏ 2 d2 ψ ℏ2
2 m dx 2
= ∑
2m k
k 2 C (k ) eikx
2
∑ 2ℏm k 2 C ( k ) e ikx +∑ ∑ U G C (k) e i (k+G ) x=ϵ ∑ C (k ) e ikx .... (26)
k G k k
Setiap komponen Fourier harus memiliki koefisien yang sama pada kedua sisi
persamaan. Sehingga
( λ k −ϵ ) C ( k ) +∑ U G C ( k −G )=0
G
(27)
2 2
Dengan notasi λ k =ℏ k /2 m
ψk ( x) =
( ∑ C (k −G)e
−iGx
)
ikx ikx
e =e uk ( x ) ,
G
Karena uk ( x )adalah seri Fourier dari vektor kisi resiprokal, hal ini adalah invarian
dalam sebuah translasi kisi kristal T, sehingga uk ( x )=uk ( x+ T ) . Kita mencek langsung
dengan memasukkanuk ( x+ T ) :
uk ( x+ T ) =∑ C ( k −G ) e
−iG ( x+T )
=e
−iGT
[ ∑ C (k −G)e−iGx ]=e−iGT uk ( x).
Karena exp (−iGT )=1 maka uk ( x+ T ) =uk ( x) , sehingga membentuk periodisitas uk .
Dalam translasi kisi kristal yang membawa r sampai r+T kita mendapatkan
ik . T ik . r ik .T
uk ( r +T )=e e u k ( r +T )=e ψ k (r ), (30)
Karena uk ( r +T )=u k ( r ) . Jadi exp ( ik . T ) adalah faktor fase dimana fungsi Bloch
dikalikan ketika kita membuat sebuah translasi kisi kristal T.
Jika potensi kisi hilang, persamaan pusat (27) tereduksi menjadi ( λ k −ϵ ) C ( k )=0 ,
sehingga semua C (k −G)adalah nol kecuali C (k ), dan dengan demikian uk ( r )
ik .r
konstan. Kita memilikiψ k ( r )=e , seperti untuk elektron bebas.
Besaran k masuk dalam hukum konservasi yang mengatur proses tumbukan dalam
kristal. Jadi ℏk disebut momentum kristal elektron. Jika k elektron menyerap dalam
tumbukan sebuah vektor gelombang phonon q, aturan pemilihan adalah
'
k + q=k +G. Dalam proses ini elektron tersebar dari keadaan k ke keadaan k ',
dengan G adalah vektor kisi resiprokal. Setiap kesembarangan dalam label fungsi
Bloch dapat diserap dalam G tanpa mengubah proses fisika.
( λ k −ϵ ) C ( k ) +∑ U G C ( k −G )=0 (31)
G
U λk-g - ϵ U 0 0
0 U λk - ϵ U 0
0 0 U λk+g - ϵ U
0 0 0 U λk+2g - ϵ
DimanaA adalah konstanta dan jarak kisi rangkuman atas semua bilangan bulat s
antara 0 dan 1 / a . Kondisi batas periodik atas cincin satuan panjang , yang berarti
lebih dari 1 / a atom . Dengan demikian koefisien Fourier potensi adalah
1 1
U G =∫ dx U ( x ) cos Gx= Aa ∑ ∫ dx ( x−sa ) cos Gx= Aa ∑ cos Gsa= A
0 s 0 s
Kami menulis persamaan pusat dengan k sebagai indeks blok. sehingga (31)
menjadi
2 πn
( λ k −ϵ ) C ( k ) + A ∑ C k− a =0
n
( ) (35)
2 2
h k
dimana λ k= dan rangkuman atas semua bilangan bulat n. Kita mendefinisikan
2m
2 πn
f ( k )=∑ C (k − ) (36)
n a
2 πn
f ( k )=f (k − ) (38)
a
C k−( 2 πn
a
=−
2 mA
h2 ) (
f ( k)¿ ¿(39)
)
( )
2
h
=−∑ ¿ ¿ ¿ (40)
2 mA n
1
ctn x=∑ (41)
n nπ + x
a2 sin Ka
(42)
4 Ka¿ ¿
( )
2
mA a −1
2
( Ka ) sin Ka+cos Ka=cos ka (43)
2h
yang setuju dengan hasil Kroning-Penney (21b) dengan Pditulis untukmA a 2 /2 h2
Ketika energi Band yang didekati dengan cukup baik oleh elektron bebas
energi ϵ k =h2 k 2 /2m , disarankan untuk memulai perhitungan dengan membawa energi
elektron bebas kembali ke zona pertama. Prosedur ini cukup sederhana sekali
sehingga Anda dapat menguasainya. Kita mencari G sehingga k’ dalam memenuhi
zona pertama.
'
k +G=k
2
h
ϵ ( k x , k y , k z ) =( )(k +G)2
2m
2
h
) [ (k x +Gx ) +(k y +G y ) +(k z +G z ) ]
2 2 2
¿(
2m
dengan inisialk zona pertama dan G diizinkan untuk berjalan sesuai poin kisi
resiprokal.
Kita anggap sebagai contoh band elektron bebas dataran rendah kisi kubik
sederhana. Misalkan kita ingin menunjukkan energi sebagai fungsi dari k di arah[ 100 ] .
Untuk kenyamanan, pilih unit seperti bahwa h2 /2 m = 1. Kami menunjukkan beberapa
band dataran rendah dalam pendekatan kisi kosong dengan energi ϵ (000) pada k = 0
dan ϵ (k x 00) sepanjang sumbu k x pada zona pertama:
Band Ga/2 π ϵ (000) ϵ ( k ,00)
1 000 0 kx
2
2, 3 100, 1 00 2π 2 (k ¿ ¿ x ± 2 π /a)2 ¿
( )
a
2
2π
( )
4, 5, 6, 7 010, 01 0, 001, 001 a 2π 2
k 2x ±( )
a
2π 2
2( )
a 2π 2
2
Pita elektron ini bebas diplot seperti pada gambar 8. Ini adalah latihan yang
baik untuk merencanakan band yang sama untuk k sejajar dengan arah ruang (111)
vector gelombang .
Jadi, area lingkup energi kinetik terdiri dari dua komponen gelombang sama dengan
1
k =± G .
2
Jika C(1/2 G) ialah koefisien yang perting di orbital pada area ikatan, maka C(-
1/2G) menjadi koefisien yang penting. Kita hanya menguasai persamaan pada
persamaan pusat yang terdiri atas dua koefisien C(1/2G) dan C(1/2G), dan
mengabaikan semua koefisien yang lain.
Dua persamaan memiliki solusi yang kurang maksimal untuk dua koefisien jika
energi ϵ
|λ−ϵ
U
U
λ−ϵ |
=0 (46)
maka,
( )
2 2
( λ−ϵ )2=U 2 ; ϵ = λ ±U = ℏ 1 G ±U .(47)
2m 2
Energi memiliki dua asal, satu lebih rendah energi kinetik elektron bebas dengan U,
dan satu lebih tinggi oleh U. maka energi potensial 2U cos Gx dibentuk dari jarak
energi 2U pada area ikatan.
Rasio dari beberapa C di dapatkan dari beberapa persamaan (45) atau (45):
Satu solusi dari fungsi gelombang pada jarak energi terendah; persamaan yang
diberikan pada fungsi gelombang pada jarak tertinggi. Dimana solusi memiliki energi
yang rendah terdiri atas U.
ikx i ( k−G ) x
ψ ( x ) =C ( k ) e +C (k −G) e (49)
Arah dari persaman pusat (31), kita selesaikan dengan membagi persamaan
ℏ2 k 2
Dengan λ k ditentukan dengan . Pada persamaan memiliki solusi jikaenergi ϵ .
2m
|
λ k −ϵ
U
U
λk−G −ϵ
=0
|
2 λ 2
Dimana, ϵ −ϵ ( λ k−G + λ k ) + λ k +G −U =0
k
Energi memiliki dua asal:
[ ]
1 /2
1 1
ϵ= ( λk−G + λk ) ± ( λk−G + λk )2 +U 2 , (50)
2 4
dimana pengukuran berbeda K=k-1/2G dalam vektor gelombang antara k dan area
ikat.
[ ( ) ]
1
ϵk= ( )(
ℏ2
2m
1 2
4
G +K 2 ± 4 λ
ℏ2
2m)+U 2
2
( )( ) [ ( )] ,
2 2 2
ℏ 1 2 ℏ k
¿ G + K 2 ± U 1+ 2 ( λ/U 2 ) (51)
2m 4 2m
( )( )
2 2 2
ℏ Gk | | ℏ 1
Pada area ≪ U . disini λ= G , seperti sebelumnya .
2m 2m 2
Asal dari penulisan area ikat (47) sepertiϵ ( ± ), kita mungkin menulis (51)
seperti
( )
ϵ k ( ± )=ϵ ( ± ) +
ℏ2 k 2
2m
( 1 ±2 λ /U ) (52)
Terdapat beberapa sumber untuk energi ketika vektor gelombang sangat dekat dengan
area ikat pada ½ G.
2π 4π Nπ
k =0 ;± ;± ;… ; ,
L L L
Nπ −Nπ
Kita potong bagian =πa, untuk area ikat. =−πa tidak dihitung point
L L
erikat karena dihubungkan oleh vektor kisi reciprocal phi/a. jumlah total titik kisi
adalah N, sejumlah sel primitif.
Gambar . Struktur pita dan bagian yang terjadi sebagai (a) insulator, (b) logam
atau semilogam karena pita bertumpukan dan (c) logam karena banyaknya
elektron. Dalam (b) tumpukan pita yang terjadi tidak memiliki kesamaan arah
dalam daerah Brillouin. Jika tumpukan kecil, dengan bagian kecil lain yang ikut,
kita sebut semilogam.
Kristal dapat menjadi insulator jika jumlah elektron valensi dalam sel primitif
kristal adalah genap. Jika kristal mempunyai jumlah elektron valensi genap tiap sel
primitif, ini baik untuk menentukan ada atau tidak pita yang bertumpuk dalam
energi. Jika pita-pita bertumpuk dalam energi, kemudian pita yang terisi
merupakan insulator, kita dapat memiliki 2 bagian pita yang terisi sebagai logam.
(Gambar 11).
Logam alkali dan logam nobel memiliki satu elektron valensi tiap sel primitif;
mereka dapat menjadi insulator, tetapi pita-pita bertumpukkan dalam energi
menjadi logam tetapi bukan logam yang baik. Berlian, silikon, dan germanium
memiliki 2 atom dengan elektron valensi 4, maka ada 8 elektron valensi tiap sel
primitif; pita tidak bertumpukkan, dan kristal asli adalah insulator tepat di nol.
P.V = Pita Valensi = pita energi yang terisi oleh elektron valensi
P.K = Pita Konduksi = pita energi diatas pita valensi,yang akan terisi elektron konduksi
E.g = Celah energi = energi yang diperlukan elektron untuk loncat ke pita Konduksi
Kristal berkelakuan sebagai isolator jika pita energi terisi penuh atau kosong oleh
elektron, sehingga tidak ada elektron yang berpindah akibat adanya medan listrik. Kristal
berkelakuan sebagai logam jika satu atau lebih pita terisi sebagian oleh elektron, pita
energinya terisi antara (10-90)% oleh elektron. Kristal berkelakuan sebagai
semikonduktor atau semilogam jika satu atau dua pita terisi sedikit penuh atau sedikit
kosong.
Daerah energi yang diperkenankan sesungguhnya merupakan keadaan elektron
yang tersedia bagi elektron dalam kristal. Terisi atau tidak terisi keadaan elektron tersebut
oleh elektron masih bergantung pada jumlah dan statistika elektron dalam kristal. Ada dua
hal, dimana medan listrik luar tidak menghasilkan arus elektron dalam kristal, yaitu :
a) pita energi yang diperkenankan sama sekali tidak dihuni elektron
b) pita energi yang diperkenankan terisi penuh oleh elektron, atau semua keadaan
elektron terisi penuh oleh elektron.
Hal pertama mudah dipahami, yakni karena tidak ada elektron dalam pita energi,
maka arus elektronpun sama dengan nol. Hal kedua, misalnya kuat medan listrik
berpengaruh pada distribusi kecepatan elektron v . Andaikanlah kecepatan masing masing
elektron adalah vi , maka kecepatan rata-rata untuk elektron dengan kerapatan no pada
volume kristal V adalah
1
v=
no V
∑i v i
Penjumlahan dilakukan terhadap semua elektron dalam pita yang ditinjau. Rapat
arus elektron yang terjadi
−e
J=−no e v= ∑v
V i i
Misalnya, pita yang ditinjau seperti Gambar berikut.
Karena ∑ v l=0 yakni semua keadaan elektron dianggap terisi penuh eleh elektron,
l
Ungkapan rapat arus diatas menunjukkan bahwa pembawa muatannya adalah elektron
yang bermuatan –e. Umumnya, ungkapan ini digunakan bila keadaan elektron di pita
energi yang diperkenankan hanya terisi elektron sedikit saja, seperti Gambar berikut :
1) Isolator
Semua energi terisi penuh oleh elektron atau sama sekali kosong, sehingga tidak
dapat terjadi konduksi listrik. Pita energi tertinggi yang terisi penuh elektron disebut pita
valensi. Celah energi ΔE cukup besar, sehingga elektron dari pita energi. Karena pita
valensi terisi penuh maka elektron dalam pita ini tidak dapat berganti status. Satu-satunya
cara untuk berganti status adalah dengan melompati celah energi dan masuk ke pita
konduksi. Namun jika celah energi cukup lebar, beberapa e V , perpindahan ini hampir
tidak mungkin terjadi kecuali ditambahkan energi yang cukup besar misalnya dengan
pemanasan. Material yang memiliki diagram pita energi seperti ini tidak mudah
menghantarkan arus listrik, mereka termasuk dalam kelompok material isolator
seperti misalnya intan, quartz, dan kebanyakan padatan dengan ikatan kovalen dan ikatan
ion.
Yang penuh tidak dapat melompat (karena energi termal) ke pita energi yang
kosong. Tingkat energi Fermi EF melalui daerah energi yang kosong. Contoh isolator
adalah intan (karbon) yang memiliki celah energi 6 eV . Intan merupakan kristal karbon C
yang memiliki konfigurasi elektron1 s 2 2 s 2 2 p2; tingkat energi kedua sebenarnya mampu
memuat sampai 8 elektron, yaitu 2 di 2s dan 6 di 2p, namun elektron yang ada di tingkat
kedua ini hanya 4. Jika jarak atom makin dekat, 2s dan 2p mulai tumpang tindih. Pada
jarak atom yang lebih kecil lagi pita energi ini pecah lagi menjdi dua pita yang
masing-masing dapat menampung 4 elektron. Oleh karena itu 4 elektron yang ada
akan menempati empat tingkat energi terendah dan menyisakan empat tingkat energi
yang lebih tinggi yang kosong. Dalam jarak keseimbangan, celah energi antara pita yang
terisi dan pita yang kosong di atasnya adalah sekitar 5 e V . Oleh karena itu intan
merupakan material isolator.Hal ini dijelaskan oleh Gambar di atas.
2) Konduktor
Tingkat energi Fermi EF melewati pita energi yang diperkenankan, sehingga pita
tersebut setengahnya (atau sebagiannya) terisi oleh elektron. Pita energi tertinggi yang
terisi elektron sebagian disebut pita konduksi. Ada sebagian elektron di atas EF (apabila
T>0 K), tetapi masih berada dalam daerah pita energi yang sama, dengan meninggalkan
keadaan elektron kosong (hole) di bawah EF. Konduksi listrik terutama terjadi aliran
elektron. Contoh konduktor adalah logam alkali (Li, K dan lain-lain) dan logam mulia (Cu,
Ag, Au dan lain-lain). Hal ini dijelaskan dalam Gambar berikut.
dimana semula ia berada. Pada 0 oK elektron terdistribusi dalam pita valensi sampai
tingkat tertinggi yang disebut tingkat Fermi, EF (tentang energi Fermi ini akan kita bahas
di bab berikutnya). Pada temperatur kamar elektron di sekitar tingkat energi Fermi
mendapat tambahan energi dan mampu naik ke orbital di atasnya yang masih kosong.
Elektron yang naik ini relatif bebas sehingga medan listrik dari luar akan menyebabkan
elektron bergerak dan terjadilah arus listrik. Oleh karena itu material dengan struktur pita
energi seperti ini, di mana pita energi yang tertinggi tidak terisi penuh, merupakan
konduktor yang baik. Pita valensi 3s pada padatan yang setengah terisi disebut juga
pita konduksi, seperti misalnya pada Na
Terbentuknya pita energi dapat pula kita lihat sebagai terjadinya perluasan kotak
potensial sebagai akibat kotak-kotak yang tumpang- tindih. Ruang di sekitar suatu ion
dapat kita pandang sebagai kotak potensial. Dalam kotak inilah elektron terjebak. Jika ion-
ion tersusun secara rapat, maka kotak-kotak potensial ini saling tumpang-tindih
sehingga membentuk kotak potensial yang lebih besar. Dengan membesarnya kotak
potensial maka tingkat-tingkat energi menjadi rapat.
3) Semikonduktor
Tingkat energi Fermi EF melewati daerah harga energi terlarang, sehingga pada
T=0 K hanya ada pita yang sama sekali penuh, dan di atasnya pita energi yang kosong
sama sekali. Celah energi ΔE tidak tinggi, sehingga pada T>0 K sebagian elektron dapat
melompatinya, dan berpindah ke pita konduksi yang masih kosong. Sementara tempat
yang ditinggalkan elektron menjadi hole dalam pita valensi. Dengan demikian, pembawa
muatannya adalah elektron dan hole. Makin tinggi suhu, makin banyak elektron yang
melampaui ΔE sehingga konduktivitas zat makin meningkat. Contoh semikonduktor
adalah Si dan Ge, dengan celah energi masing-masing 1,1 eV dan 0,7 eV. Umumnya, pada
suhu kamar celah energi semikonduktor kurang dari 2 eV. Sketsa pengisian elektron dalam
pita energi ditunjukkan dalam Gambar berikut.
atom Ge [Ar] 3d104s24p2 dan Si [Ne] 3s2 3p2; kedua macam atom ini memiliki 4
elektron di tingkat energi terluarnya. Tumpang-tindih pita energi di tingkat energi terluar
akan membuat pita energi terisi penuh 8 elektron. Karena celah energi sempit maka
jika temperatur naik, sebagian elektron di pita valensi naik ke pita konduksi dengan
meninggalkan tempat kosong (hole) di pita valensi. Keadaan ini digambarkan pada
gambar . Baik elektron yang telah berada di pita konduksi maupun hole di pita valensi
akan bertindak sebagai pembawa muatan untuk terjadinya arus listrik. Konduktivitas
listrik naik dengan cepat dengan naiknya temperatur.
Konduktivitas listrik tersebut di atas disebut konduktivitas intrinksik.
Konduktivitas material semikonduktor juga dapat ditingkatkan dengan penambahan atom
asing tertentu (pengotoran, impurity). Jika atom pengotor memiliki 5 elektron terluar
(misalnya P atau As) maka akan ada kelebihan satu elektron tiap atom. Kelebihan elektron
ini akan menempati tingkat energi sedikit di bawah pita konduksi (beberapa perpuluh eV)
dan dengan sedikit tambahan energi akan sangat mudah berpindah ke pita konduksi dan
berkontribusi pada konduktivitas listrik. Atom pengotor seperti ini disebut donor
(karena ia memberikan elektron lebih) dan semikonduktor dengan donor disebut
semikonduktor tipe n.
Jika atom pengotor memiliki 3 elektron terluar (misalnya B atau Al) maka akan
ada kelebihan satu hole tiap atom. Kelebihan hole ini akan menempati tingkat energi
sedikit di atas pita valensi dan dengan sedikit tambahan energi akan sangat mudah
elektron berpindah dari pita valensi ke hole di atasnya dan meninggalkan hole di pita
valensi yang akan berkontribusi pada konduktivitas listrik. Atom pengotor seperti ini
disebut akseptor (karena ia menerima elektron dari pita valensi) dan semikonduktor
dengan akseptor disebut semikonduktor tipe p.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari bahasan yang diatas dapat disimpulkan bahawa :
1. Solusi dari persamaan gelombang dalam kisi kristal dari Bloch dimana u k (r)
adalah sama dalam translasi kisi kristal.
2. Ada daerah energi yang bukan solusi dari fungsi Bloch. Energi ini membentuk
daerah terlarang dimana fungsi gelombang yang teredam dalam ruang-ruang
dan nilai-nilai k yang kompleks, seperti pada gambar di bawah ini.
Adanya daerah energi terlarang merupakan syarat terjadinya isolator
3. Pita energi dapat didekati dengan satu atau dua bidang gelombang, contoh
4. Jumlah orbital dalam pita adalah 2N, dimana N adalah jumlah sel dalam
specimen
DAFTAR PUSTAKA
Handayani, R.T dan Naufal, R. 2018. Pengantar Fisika Zat Padat (Teori Pita Energi).
Universitas Padjajaran : Jatinangor.
Kittel, Charles.1996. Introduction To Solid State Physics 7th.ed .New York : Jhon Wiley
and Sons Ashcroft and Mermin.1976. Solid Sate Physics. Philadelphia : Saunders
College
Nurfauzia. 2017. Pita Energi Dalam Fisika Zat Padat Menurut Teorema Bloch. .
Universitas Negeri Makassar : Makassar