Anda di halaman 1dari 3

9.

KOPERASI

Definisi Koperasi
Koperasi berasal dari cooperation dalam bahasa Inggris, atau cooperatie
dalam bahasa Belanda, yang berarti kerja sama yang terjadi antara beberapa orang
untuk mencapai tujuan yang sulit dicapai secara perorangan. Tujuan tersebut
adalah berupa kesejahteraan bersama.

Dasar Hukum:
Diatur oleh Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 1992 tentang
Perkoperasian dengan dasar hukum pasal 33 ayat 1 Undang-Undang Dasar 1945
yang menyatakan bahwa perekonomian Indonesia disusun sebagai usaha bersama
berdasarkan asas kekeluargaan.

Dasar hukum Koperasi Indonesia adalah UU Nomor 25 Tahun 1992 tentang


Perkoperasian. UU ini disahkan di Jakarta pada tanggal 21 Oktober
1992, ditandatangani oleh Presiden RI Soeharto, dan diumumkan pada Lembaran
Negara RI Tahun 1992 Nomor 116.

Prosedur Pendirian Koperasi:


1. Rapat pembentukan Koperasi; sekurang-kurangnya 20 orang pendiri
mengadakan rapat pembentukan koperasi.

2. Surat permohonan pengesahan; para pendiri mengajukan surat permohonan


pengesahan pendirian Koperasi yang dilampiri dengan kata pendirian dan
petikan berita acara rapat kepada pejabat yang diangkat oleh dan mendapat
kuasa khusus dari Menteri Koperasi.

3. Pengesahan dan pendaftaran akte pendirian; jika pejabat Koperasi berpendapat


bahwa isi akte bertentangan dengan undang-undang, maka menurut ketentuan
pasal 10 ayat (2) UU Koperasi, pengesahan akte pendirian diberikan dalam
jangka waktu paling lama 3 bulan setelah permintaan pengesahan.
4. Pengiriman akte pendirian kepada pendiri; akte pendirian yang bermeterai
dikirimkan kepada para pendiri untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

5. Pengumuman dalam berita Negara; setiap akte pendirian yang sudah disahkan,
diumumkan oleh pejabat dengan menempatkannya dalam Berita Negara, akan
tetapi pengesahan sebagai Badan Hukum sejak pengesahan akte pendirian,
bukan sejak diumumkan dalam Berita Negara.

Modal Koperasi:

Menurut ketentuan dalam pasal 41 UU Koperasi, modal Koperasi terdiri


dari modal sendiri dan modal pinjaman. Modal sendiri dapat berasal dari
simpanan pokok, simpanan wajib, dana cadangan, dan hibah. Sedangkan modal
pinjaman adalah modal yang berasal dari anggota Koperasi, Koperasi lain dan
atau anggotanya, bank dan lembaga keuangan, penerbitan obligasi dan surat
hutang atau sumber lain yang sah melalui perjanjian dengan pihak-pihak yang
bersangkutan.

Tujuan Koperasi
Koperasi memiliki tujuan dimana tujuan tersebut dititik beratkan pada
kepentingan para anggota dan bukan menimbun kekayaan sendiri. Berikut ini
adalah tujuan koperasi:
1. Bagi produsen, ada keinginan untuk menawarkan barang dengan harga
yang cukup tinggi.

2. Bagi konsumen, ada keinginan untuk memperoleh barang baik dengan


harga yang lebih rendah.

3. Sedangkan bagi usaha kecil, ada keinginan untuk mendapatkan modal


usaha yang ringan dan mengadakan usaha bersama.

Macam-Macam koperasi
Koperasi dibedakan atas dasar tujuan dan bentuknya, ada 3 jenis koperasi
yang ada di Indonesia, berikut adalah ulasannya:
1. Koperasi konsumsi
Koperasi ini memiliki tujuan untuk menyediakan anggotanya dari barang
konsumsi dengan harga yang rendah namun dengan kualitas yang baik.
Contohnya adalah KPRI

2. Koperasi produksi
Jenis yang kedua adalah koperasi produksi yaitu koperasi yang bertujuan
untuk menghasilkan barang yang akan diolah dan akan diurus bersama.
Koperasi jenis produksi misalnya koperasi tahu tempe.

3. Koperasi simpan pinjam


Dan yang terakhir adalah koperasi simpan pinjam atau sering disebut
dengan koperasi kredit yang bertujuan menyediakan uang untuk beberapa
keperluan. Banyak koperasi kredit yang berkembang di Indonesia karena
memang sistem seperti ini cocok digunakan di Indonesia dan sesuai dengan
karakter orang Indonesia.

Pembubaran Koperasi:

Menurut pasal 46 UU Koperasi, pembubaran Koperasi dapat dilakukan


berdasarkan keputusan Rapat Anggota atau berdasarkan keputusan
pemerintah.
Menurut ketentuan pasal 47 ayat (1) UU Koperasi, pembubaran dilakukan
bila:

a. Terdapat bukti bahwa koperasi yang bersangkutan tidak memenuhi


ketentuan undang-undang;
b. Kegiatannya bertentangan dengan ketertiban umum dan atau kesusilaan;
c. Kelangsungan hidupnya tidak dapat lagi diharapkan.

Anda mungkin juga menyukai