Anda di halaman 1dari 7

Nama: Vira yamaska

Nim :19086065

A. Pengertian Kreatifitas

Kreatifitas kaitannya erat dengan imajinasi, karena kreatifitas mengembangkan daya fikir, daya
fantasi yang sifatnya intelektual. pengertian kreatifitas menurut KBBI berarti hasil dari kemampuan
mencipta. Dengan daya imajinasi seseorang dapat menciptakan buah fikir yang ada kaitannya
dengan kebutuhan hidup manusia. Untuk mengembangkan pribadi dan intelektual manusiaperlu
memiliki pengetahuan dan kreatifitas.

Menurut TORRANCE (1962), kreatifitas dapat didefinisikan secara inklusif, yaitu meliputi semua
usaha produktif yang unik dari individu, dengan kata lain kreatifitas dapat diartikan sebagai pola
berfikir yang timbul secara spontan dan imajinatif, yang bercirikan hasil artistik, penemuan ilmiah,
dan penciptaan mekanik. Dalam proses kreatifitas ada dua pandangan yaitu:

1.Pandangan Asosiasi

Menyatakan bahwa kreatifitas menyangkut pembentukan asosiasi stimulus-respons. jadi pandangan


ini menekankan pada asosiasi yang dipelajari sebelumnya yang dihidupkan kembali kemudian
dirangkaikan.

2.Pandangan Kognitif

Menyatakan bahwa kreatifitas melibatkan penggabungan gagasan dan informasi dalam cara baru
yang berbeda. jadi pandangan ini menekankan bahwa analisis kognitif kreatifitas tidak semata-mata
pada asosiasi yang luar biasa tetapi pada gagasan baru yang bermakna. contohnya ketrampilan
berpikir lancar, ketrampilan berfikir luwes atau fleksibel, ketrampilan berpikir orisional, ketrampilan
merinci atau mengelaborasi serta ketrampilan menilai.Proses kreatif berlangsung mengikuti tahap-
tahaptertentu.

tidak mudah mengidentifikasi secara persis pada tahap manakah suatu proses kreatif itu sedang
berlangsung dan dapat diamati adalah gejalanya berupa prilaku yang ditampilkan oleh individu.

Guilford (1967) menyatakan bahwa intelegensi berkaitan dengan kemampuan berfikir convergen,
sedangkan kreativitas adalah berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk berfikir divergen.
Berfikir convergen proses berfikir didasari oleh berbagai hal menuju kesatu hal/kesimpulan,
sedangkan berfikir divergen adalah kemampuan berfikir yang berasal dari satu persoalan atau satu

halmenuju berbagai hal.

Kreatifitas juga dapat ditinjau dari 4 aspek, yaitu :

1.Kreativitas dari aspek pribadi, muncul dari keunikan pribadi individu dalam interaksi dengan
lingkungannya. setiap anak mempunyai bakat kreatif, namun masing-masing dalam bidang dan
kadar yang berbedabeda. kreativitas sebagai kemampuan berfikir meliputi kelancaran, kelenturan,
orisinalitas, dan elaborasi.

a.Kelancaran disini berkaitan dengan kemampuan untuk membangkitkan sejumlah besar ide-ide,
dengan hal tersebut akan semakin besar kesempatan untuk menemukan ide-ide yang baik.

b.Orisinalitas adalah kemampuan untuk menghasilkan ide-ide luar biasa, memecahkan problem
dengan cara yang luar biasa atau menggunakan hal-hal atau situasi yang luar biasa. individu yang
kreatif membuahkan tanggapan yang luar biasa, membuat asosiasi jarak jauh dan membuahkan
tanggapan yang cerdik serta mempunyai gagasan yang jarang dimiliki oranglain.

c.Elaborasi adalah kemampuan menyatakan pengarahan ide secara terperinci untuk mewujudkan
ide secara terperinci untuk mewujudkan ide jadi kenyataan.

2.Pendorong menunjuk pada perlunya dorongan dari dalam individu

(berupa minat, hasrat, dan motivasi) dan dari luar (keluarga, sekolah, masyarakat) agar bakat kreatif
dapat diwujudkan. Sehubungan dengan hal ini pendidik diharapkan dapat member dukungan,
perhatian, serta sarana prasarana yang diperlukan.

3.Kreatifitas sebagai proses ialah proses bersibuk diri secara kreatif. Pada anak usia prasekolah
hendaknya kreatifitas sebagai proses yang diutamakan, dan jangan terlalu cepat mengharapkan
produk kreatif yang bermakna dan bermanfaat. jika pendidik terlalu cepat menuntut produk kreatif
yang memenuhi mutu tertentu, hal ini akan mengurangi kesenangan dan keasyikan anak untuk
berkreasi.

4. Kreatifitas sebagai produk merupakan suatu ciptaan baru yang bermakna bagi individu dan
atau bagi lingkungannya. Pada seorang anak, hasil karyanya sudah dapat disebut kreatif, jika baginya
hal itu baru, ia belum pernah membuat itu sebelumnya dan ia tidak meniru atau mencontoh
pekerjaan orang lain. dan yang penting produk kreatifitas anak perlu dihargai agar ia merasa puas
dan tetap bersemangat dalam berkreasi. Kegiatan kreatif ini bertujuan membentangkan alam pikiran
dan perasaan anak, menjangkau masa lalu, dan masa depan, menantang maka menjajaki bidang-
bidang baru, memikirkan hal-hal baru yang belum terpikir sebelumnya, mengantisipasi akibat-akibat
dari hipotesis, menggunakan daya imajinasi dan firasatnya dalam memecahkan masalah.

B. Ciri-Ciri Individu yang Kraetif

Individu yang memiliki kreativitas yang tinggi menunjukan sikap dan prilaku yang kadang-kadang
tidak dimiliki oleh kebanyakan orang. Kekhasan prilaku yang kreatif digambarkan oleh beberapa ahli
berikut ini :

Para ahli seperti Torrance dan Dembo (979); Utami Munandar (2004); Conny Semiawan (1984);
Cohen (1976); Siegelman (1973) mengungkapkan beberapa ciri orang kreatif antara lain :

1. Suka humor, tidak kaku dan tidak tegang dalam bekerja

2. Suka pada pekerjaan yang menantang

3. Cukup kuat memusatkan perhatian

4. Suka mengemukakan ide-ide baru dan bersifat imajinatif

5. Lebih sensitive terhadap keadaan orang lain

6. Tidak banyak terikat pada kelompoknya

7. Mampu memunculkan ide-ide yang aneh

8. Terbuka terhadap ide-ide/penemuan baru

9. Fleksibel//tidak kaku

10. Memiliki konsep diri positif


Menurut Utami Munandar (2004) prilaku kreatif tidak hanya memerlukan kemampuan berfikir
kreatif (kognitif), tetapi juga memerlukan adanya sikap kreatif (aktif) pada saat sikap kreatif
dioprasionalkan.

Menurut PARNES (1972) Ada 4 macam prilaku kreatif (Ciri kreatifitas), sebagai berikut:

1. Fluency (kelancaran), yaitu kemampuan mengemukakan ide yang serupa untuk


memecahkan suatu masalah.

2. Flexibility (keluwesan), yaitu kemampuan memberikan atau menemukan berbagai macam


ide untuk memecahkan suatu masalah diluar kategori biasa.

3. Originality (keaslian), yaitu kemampuan memberikan respon yang unik, bahan ide secara
terperinci untuk mewujudkan ide jadi kenyataan.

4. Sensitivity (kepekaan), yaitu kepekaan menangkap dan menghasilkan masalah sebagai


tanggapan suatu situasi

Lebih lanjut, Munandar (1999) menjelaskan ciri-ciri pribadi kreatif meliputi ciri-ciri aptitude dan non-
aptitude. Ciri-ciri aptitude yaitu ciri yang berhubungan dengan kognisi atau proses berfikir adalah :

1. Ketrampilan berpikir lancar, yaitu kemampuan mencetuskan banyak gagasan, jawaban ,


penyelesaian masalah atau pertanyaan.

2. Ketrampilan berpikir luwes, yaitu kemampuan menghasilkan gagasan, jawaban, atau


pertanyaan yang bervariasi, serta dapat melihat suatu masalah dari sudut pandang yang berbeda.

3. Ketrampilan berpikir orisinal, yaitu kemampuan melahirkan ungkapan yang baru, unik, dan
asli.

4. Ketrampilan memperinci (mengelaborasi), yaitu kemampuan


mengembangkan, memperkaya, atau memperinci secara detail dari suatu gagasan sehingga menjadi
lebih menarik.

5. Ketrampilan menilai (mengevaluasi), yaitu kemampuan menentukan penilaian sendiri dan


menentukan apakah suatu pertanyaan, suatu rencana, atau suatu tindakan itu bijaksana atau tidak.

Ciri-ciri non-aptitude yaitu ciri-ciri yang lebih berkaitan dengan sikap atau perasaan. Motivasi atau
dorongan dari dalam untuk berbuat sesuatu:

1. Rasa ingin tahu

2. Bersifat imajinatif

3. Merasa tertantang oleh kemajemukan

4. Berani mengambil resiko

5. Sifat menghargai

Ciri kreatifitas juga digolongkan kedalam dua bagian yaitu anak yang kreatifitasnya tinggi dan anak
yang kreatifitasnya rendah. Anak yang kreatifitasnya tinggi cenderung lebih ambisius, mandiri,
otonom, cenderung percaya diri, efisien dalam berfikir, tertarik pada hal-hal komplek dan perspektif,
mampu mengambil resiko. Sedangkan anak yang rendah kreatifitasnya kurang memiliki kesadaran
diri akan arti hidup sehat dan sejahtera, kurang bisa mengendalikan dirinya dan kurang efisien dalam
berfikir.
C. Tahapan ProsesKreativitas

Kreativitas meminta, menggunakan dan menyeimbangkan tiga kemampuan sisntetik, analisis dan
praktikal. Kemampuan sisntetik mampu membangkitkan ide baru dan menarik, seringkali seorang
kreatif memiliki partikel berfikir sintetik yang bagus menghubungkan hal satu dengan hal lain dengan
spontan. Tipikal kemampuan analisis mempertimbangkan berfikir kritik, keterampilan analisis dan
ide evaluasi. Setiap orang kreatif memiliki ide menganalisis peristiwa baik dan buruk.

Kemampuan mengembangkan analisis pikirannya memungkinkan mengembangkan ide jelek menjadi


bagus menggunakan kemampuan analisis mengeluarkan implikasi ide kreatif dan tes. Kemampuan
praktikal ialah kemampuan menerjemahkan teori kepraktek dan ide- ide abstrak kepada kecakapan
praktikal.

Menurut Cropley (1999), terdapat 3 tahap perkembangan kreativitas diantaranya:

1. Tahap prekonvensional (Preconventional phase)

Tahap ini terjadi pada usia 6–8 tahun. Pada tahap ini, individu menunjukkan spontanitas dan
emosional dalam menghasilkan suatu karya, yang kemudian mengarah kepada hasil yang aestetik
dan menyenangkan. Individu menghasilkan sesuatu yang baru tanpa memperhatikan aturan dan
batasan dari luar.

2. Tahap konvensional (Conventional phase)

Tahap ini berlangsung pada usia 9–12 tahun. Pada tahap ini kemampuan berpikir seseorang dibatasi
oleh aturan-aturan yang ada sehingga karya yang dihasilkan menjadi kaku. Selain itu, pada tahap ini
kemampuan kritis dan evaluatif juga berkembang.

3. Tahap poskonvensional (Postconventional phase)

Tahap ini berlangsung pada usia 12 tahun hingga dewasa. Pada tahap ini, individu sudah mampu
menghasilkan karya-karya baru yang telah disesuaikan dengan batasan-batasan eksternal dan nilai-
nilai konvensional yang ada di lingkungan.

Menurut Wallas (1991), menemukakan empat tahapan proses kreatif yaitu :

1. Persiapan (Preparation)

Pada tahap ini individu berusaha mengumpulkan informasi atau data untuk memecahkan masalah
yang dihadapi. individu mencoba memikirkan berbagai alternative pemecahan masalah terhadap
masalah yang dihadapi. Dengan bekal ilmu pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki, individu
berusaha menjajaki berbagai kemungkinan jalan yang dapat ditempuh untuk memecahkan masalah.
namun pada tahap ini belum ada arah yang tetap meskipun sudah mampu mengeksplorasi berbagai
alternative pemecahan masalah. pada tahap ini masih amat diperlukan perkembangan kemampuan
divergen.

2. Inkubasi (incubation)

Pada tahap ini, proses pemecahan masalah “dierami” dalam alam prasadar. individu seolah-olah
melepaaskan diri untuk sementara waktu dari masalah yang dihadapinya, dalam pengertian tidak
memikirkannya secara sadar melainkan mengendapannya dalam alam prasadar. proses inkubasi ini
dapat berlangsung lama( berhari-hari atau bahkan bertahun) dan juga bisa sebentar (beberapa jam
saja) kemudian timbul inspirasi atau gagasan untuk pemecahan masalah.
3. Iluminasi (illumination)

Tahap ini sering disebut sebagai tahap timbulnya insight. pada tahap ini sudah dapat timbul inspirasi
atau gagasan-gagasan baru. ini timbul setelah diendapkan dalam waktu yang lama atau bisa juga
sebentar pada tahap inkubasi.

4. Verifikasi (Verification)

Pada tahap ini, gagasan yang telah muncul dievaluasi secara kritis dan konvergen serta
menghadapkannya kepada realitas. pada tahap ini pemikiran divergen harus diikuti oleh pemikiran
selektif dan sengaja. Penerimaan secara total harus diikuti oleh kritik. filsafat harus diikuti oleh
pemikiran logis. keberanian harus diikuti oleh sikap hati-hati. imajinasi harus diikuti oleh pengujian
terhadap realitas. jadi pada tahap preparation, incubation, dan illumination adalah proses berfikir
divergen yang menonjol maka dalam tahap verification yang lebih menonjol adalah proses berpikir
konvergen.

D. Factor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Kreativitas

Mengenai factor apa saja yang dapat mempengaruhi berkembangnya kreativitas seseorang, berikut
ini David Campble ( dalam Mangunharjdono, 1986) menjelaskan adanya beberapa factor yang
mempengaruhi, yaitu :

1. Faktor genetik

2. Adanya keterbukaan dalam keluarga

3. Adanya kebebasan psikologis

4. Kehidupan yang sering berpindah-pindah

5. Tersedianya fasilitas yang memadai untuk mengembangkan bakat

6. Keberanian dalam mengambil resiko

Ada beberapa faktor yang mendukung berlangsungnya kreativitas diantaranya


adalah : a)Faktor Internal

Menurut Carl Rogers (1902-1987) ada tiga kondisi internal dari pribadi yang kreatif yakni:

1. Keterbukaan terhadap pengalaman.

2. Kemampuan untuk menilai situasi sesuai dengan patokan pribadi seseorang

3. Kemampuan untuk bereksperimen.

b)Faktor Eksternal

Kondisi eksternal yang dapat mengembangkan kreatifitas ditandai dengan adanya :

1. Keamanan psikologis

Keamanan psikologis dapat terbentuk melalui tiga proses yang saling berhubungan , yaitu :

a. Menerima individu sebagaimana adanya dengan segala kelebihan dan keterbatasannya

b. Mengusahakan suasana yang didalamnya tidak terdapat evaluasi eksternal


c. Memberikan pengertian secara empatis, ikut menghayati peranan pemikiran, tindakan,
individu, dan mampu melihat dari sudut pandang mereka dan menerimanya.

2. Kebebasan psikologis

Lingkungan yang bebas secara psikologis memberikan kesempatan kepada individu untuk bebas
mengekspresikan secara simbolis pikiran-pikiran atau perasaan-perasaannya

Ada beberapa faktor yang menghambat kreatifitas, antara lain :

a) Sikap pendidik, sikap motivasi instrinsik akan rendah jika seorang pendidik terlalu banyak
mengontrol, dan lebih tinggi jika guru memberi banyak otonomi.

b) Belajar dengan hafalan mekanis, hal ini dapat menghambat perkembangan kreativitas
peserta diidk karena materi pelajaran hanya cocok untuk menjawab soal pilihan ganda bukan
penalaran.

c) Kegagalan, semua peserta didik pernah mengalami kegagalan, dalam kegagalan mereka
bagaimana hal itu ditafsirkan mempunyai dampak nyata terhadap motivasi instrinsik dan kreativitas.

d) Sistem sekolah, bagi anak yang memiliki minaat-minat khusus untuk berkretifitas tinggi maka
sistem sekolah menjadi akan sangat membosankan

E. Upaya Pendidik dalam Mengembangkan Kreativitas Peserta Didik Dalam Proses


Pembelajaran

Menurut Clark (1979) dan Roger yang dikutip oleh Munandar (2004), untuk mengembangkan
kreatifitas (dalam mengajar) perlu menciptakan rasa aman dan kebebasan psikologis. Untuk itu
pendidik harus mengusahakan :

1. Menerima individu sebagaimana adanya dengan segala kelebihan dan keterbatasannya

2. Menghindarkan adanya suasana yang bersifat mengancam

3. Memberikan empati terhadap persoalan yang dihadapi anak

4. Memberikan kebebasan untuk berpendapat, permissiveness (memaklumi) terhadap


pemikiran anak

Menurut David Campble ( dalam Mangunhardjono, 1986) guru yang memiliki kebiasaan berikut ini
sangat baik untuk menumbuh kembangkan kreatifitas anak :

1. Bersifat mengasuh/membimbing

2. Suka bersifat informal

3. Memiliki persiapan mengajar yang matang

4. Tidak terikat pada buku mata pelajaran saja

5. Terbuka terhadap pendapat yang berlawanan

6. Suka memberikan penguatan (reinforcement) bila ada siswa yang kreatif

7. Tidak terlalu pasti

Menurut Umi Munandar (2004) ada strategi 4P (Pribadi, Pendorng, Proses dan Produk) dalam
mengemabangkan kreatifitas, yaitu :
1. Pribadi

Kreatifitas adalah ungkapan (ekspresi) dari keunikan individu dalam melakukan interaksi dengan
lingkungannya. Ungkapan atau produk kreatif adalah yang mencerminkan orisinalitas dari individu
tersebut.

2. Pendorong

Bakat kreatif siswa akan terwujud bilamana ada dukungan dari lingkungan dan dorongan dari dalam
dirinya sendiri (motivasi internal) untuk menghasilkan sesuatu.

3. Proses

Anak/siswa perlu diberikan kesempatan untuk melakukan aktivitas dan diberi fasilitas yang
diperlukan. Kurikulum yang terlalu padat mengakibatkan siswa tidak ada peluang untuk melakukan
kegiatan kreatif, dan jenis pekerjaan yang monoton tidak menunjang bagi siswa untuk
mengungkapkan dirinya secara kreatif.

4. Produk

Kondisi yang memungkinkan seseorang untuk menciptakan produk kreatif yang bermakna yaitu
kondisi pribadi dan kondisi lingkungan. Kedua kondisi tersebut seberapa jauh mampu menimbulkan
kegiatan kreatif dan menghasilkan suatu produk kreatif.

Anda mungkin juga menyukai