Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH UNIT PROSES TEKNIK LINGKUNGAN

PENGARUH PH TERHADAP EVESIENSI PENGOLAHAN AIR LIMBAH

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Dari Mata Kuliah Unit Proses
Teknik Lingkungan

DOSEN PENGAMPU :
RIZA MIFTAHUL KHAIR, S. T., M.Eng.
NIP. 19840510 2016011 08 001

DISUSUN OLEH :
ERMA ANGGRIANI (2010815220012)

PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK LINGKUNGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU

2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah Unit Proses
Teknik Lingkungan dengan judul “Pengaruh pH Terhadap Evesiensi
Pengolahan Air Limbah’’ sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Makalah
ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas dari mata kuliah Unit Proses Teknik
Lingkungan. Adapun penjelasan-penjelasan pada makalah ini saya ambil dari
beberapa sumber seperti skripsi dan jurnal. Tidak lupa saya ucapkan terima kasih
kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
Saya menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih terdapat banyak
kekurangan. Maka dari itu saya senantiasa menerima kritik dan saran yang
membangun agar menjadi pembelajaran berikutnya serta dapat memperbaiki
kesalahan yang ada dalam pembuatan makalah ini sehingga menjadi lebih baik.
Semoga dengan adanya makalah ini dapat memberikan manfaat positif bagi kita
semua.

Banjarbaru, 16 Maret 2022

Erma Anggriani

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………….i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………...ii
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………...1
1.1 Latar Belakang……………………………………………………………….1
1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………………3
1.3 Tujuan………………………………………………………………………...3
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………4
2.1 Pengertian Air Limbah…….….…………………….……………………….4
2.2 Sumber Air Limbah……………………...………………..............................5
2.3 Karakteristik Air Limbah…………………...………………………………5
2.4 Proses Pengolahan Air Limbah ………………………...…………………..8
2.5 Pengaruh pH Pada Proses Pengolahan Air Limbah…...……………....…10
2.6 Manfaat Pengolahan Air Limbah………………………………………….11
BAB III PENUTUP……………………………………………………………..13
3.1 Kesimpulan……………………………………………………………….….13
3.2 Saran…………………………………………………………………………13
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………...14

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Air limbah merupakan bahan buangan yang berbentuk cair yang
mengandung bahan kimia yang sukar untuk dihilangkan dan berbahaya,
sehingga air limbah tersebut harus diolah agar tidak mencemari dan tidak
membahayakan kesehatan lingkungan, air limbah yaitu air dari suatu daerah
pemukiman, perkantoran dan industri yang telah dipergunakan untuk berbagai
keperluan, harus dikumpulkan dan dibuang untuk menjaga lingkungan hidup
yang sehat dan baik. Air limbah sebelum dilepas ke pembuangan akhir harus
menjalani pengolahan terlebih dahulu. Untuk dapat melaksanakan
pengolahan air limbah yang efektif diperlukan rencana pengelolaan yang baik.
Agar tidak mengakibatkan pencemaran air permukaan, tidak menimbulkan
kerusakan pada flora dan fauna yang hidup di air, tidak mengakibatkan
kontaminasi terhadap sumber-sumber air minum dan tidak menimbulkan bau
atau aroma tidak sedap. Pembuangan air limbah yang bersumber dari rumah
tangga maupun industri ke badan air dapat menyebabkan pencemaran
lingkungan apabila kualitas air limbah tidak memenuhi baku mutu limbah
(Abdul Khaliq, 2015).
Air limbah yang dibuang ke sembarang tempat akan menyebabkan
pencemaran lingkungan, sumber penyakit, bau tidak sedap, mengurangi
kenyamanan, dan dapat menimbulkan penyakit menular yang beresiko tinggi
seperti malaria, demam berdarah dan sebagainya. Pada awalnya tujuan dari
pengolahan air limbah adalah untuk menghilangkan bahan-bahan tersuspensi
dan terapung, pengolahan bahan organik biodegradable serta mengurangi
organisme patogen. Namun sejalan dengan perkembangannya, tujuan
pengolahan air limbah sekarang ini juga terkait dengan aspek estetika dan
lingkungan. Pengolahan air limbah dapat dilakukan secara alamiah maupun
dengan bantuan peralatan.Pengolahan air limbah secara alamiah biasanya
dilakukan dengan bantuan kolam stabilisasi. Dalam air limbah terdapat
parameter-parameter yang perlu diketahui, parameter tersebut dapat
menentukan kualitas dan karakteristik dari air limbah tersebut.

1
Berdasarkan UU RI No.32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup, maka setiap industri maupun instansi/
badan usaha harus bertanggung jawab terhadap pengelolaan limbah yang
dihasilkan dari kegiatannya. Limbah cair dari industri berbasis organik
mempunyai potensi pencemaran yang sangat berat terhadap lingkungan,
terutama pada produk olahan atau bahan baku industri makanan dan
minuman. Bahan bawaan yang terkandung didalamnya merupakan
bahanbahan yang sangat kompleks baik yang terlarut maupun yang tidak
terlarut. Air limbah organik umunya diolah dengan menggunakan proses
biologi aerobik maupun anaerobik, tergantung beban organik yang
dikandungnya, untuk air limbah dengan karakteristik organik ringan proses
biologi aerobik merupakan cara yang lebih cocok. Pada proses ini perlu
pengendalian kondisi pada kolam biologi, dimana kondisi air limbah yang
masuk dan akan diolah harus pada kondisi netral dengan pH sekitar 7.
Pengendalian pH sangat penting untuk berbagai proses di antaranya
proses-proses: netralisasi limbah cair, reaksi kimia dan biologi dan lain-lain.
Tujuan dari pengendalian adalah mempertahankan nilai pH pada suatu
larutan pada harga tertentu. Hal ini sangat penting untuk memenuhi kondisi
lingkungan yang sesuai atau yang dipersyaratkan. Namun pengendalian pH
merupakan hal yang sulit karena sifat nonlinieritas yang tinggi dan rentan
terhadap adanya gangguan. Sifat-sifat tersebut timbul akibat bervariasinya
parameter sepanjang proses, pengaruh yang ditimbulakan peralatan itu
sendiri dan serta kondisi lingkungan sekitar yang selalu berubah.
Pengendalian pH dibutuhkan untuk meningkatkan kinerja serta mengatasi
sifat non linier proses kimia.

2
1.2 Rumusan Masalah
• Apa itu air limbah ?
• Sumber- sumber asal air limbah ?
• Apa Saja Karakteristik Air Limbah ?
• Bagaimana proses pengolahan air limbah ?
• Apa pengaruh pH pada proses pengolahan air limbah ?
• Apa manfaat dari pengolahan air limbah ?

1.3 Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah agar penyusun dan pembaca
dapat mengetahui dan mempelajari lebih lanjut apa itu air limbah berasal
darimana saja air limbah dan macam-macam karakteristik air limbah. Selain
itu, dapat mengetahui bagaimana cara proses pengolahan dan pengaruh pH
pada air limbah. Serta mengetahui manfaat dari pengolahan air limbah.

3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Air Limbah
Pengertian air limbah adalah air yang telah digunakan manusia dalam
berbagai aktivitasnya. Air limbah tersebut dapat berasal dari aktivitas rumah
tangga, perkantoran, pertokoan, fasilitas umum, industri maupun dari tempat-
tempat lain. Air limbah adalah air bekas yang tidak terpakai yang dihasilkan
dari berbagai aktivitas manusia dalam memanfaatkan air bersih. Dengan
demikian air bekas atau air limbah tersebut sebagai pencemaran lingkungan
harus ditangani. Pada saat ini yang menimbulkan masalah tersebut adalah
“tingkat pelayanan yang rendah”. Dan tidak dapat memenuhi kebutuhan
akibat laju pertumbuhan penduduk.
Air limbah terdiri dari 99,9% air dan 0,1% bahan lain (bahan padat
terambang, koloid dan terlarut). Di daerah kering dan setengan kering sumber
daya air begitu langka, sehingga sering terjadi pertentangan yang keras antara
kebutuhan air daerah perkotaan (rumah tangga dan industri) dan daerah
pertanian. Pertentangan itu biasanya dapat diatasi hanya dengan pemanfaatan
air limbah bagi pertanian. Laju penghasilan air limbah biasanya antara 80 dan
200 liter per orang per hari, atau sekitar 30-70 m3 per orang per tahun. Jadi
pada daerah setengah kering dengan kebutuhan akan air, misalnya 2 m per
tahun (umumnya berkisar antara 1,5-3 m per tahun), air limbah dari satu orang
dapat digunakan untuk mengairi lahan 15-35 m2. Dengan kata lain, sebuah
kota dengan satu juta penduduk akan menghasilkan air limbah cukup untuk
mengairi sekitar 1.500- 3.500 Ha.
Air limbah domestik (greywater) merupakan air buangan yang berasal
dari kegiatan dapur,toilet, wastafel dan sebagainya yang jika langsung
dibuang kelingkungan tanpa dilakukan pengolahan terlebih dahulu akan
menyebabkan pencemaran dan dampak terhadap kehidupan air. Menurut
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 tahun 2011, air limbah
adalah sisa dari suatu usaha dan atau kegiatan yang berwujud cair. Air limbah
dapat berasal dari rumah tangga maupun industri.

4
2.2 Sumber Air Limbah
Dalam kehidupan sehari-hari, sumber air limbah yang sering dikenal
ialah :
1. Yang berasal dari rumah tangga (domestic sewage), misalnya air dari kamar
mandi dan dapur.
2. Yang berasal dari perusahaan (commersial wastes), misalnya dari hotel,
restoran, dan kolam renang.
3. Yang berasal dari industri (industrial wastes), seperti dari pabrik baja,
pabrik tinta, dan pabrik cat.
4. Yang berasal dari sumber lainnya, seperti air hujan yang bercampur dengan
air comberan, dan lain sebagainya.
Beberapa jenis aktivitas manusia yang menghasilkan limbah cair
diantaranya adalah aktivitas dalam bidang rumah tangga, perkantoran,
perdagangan, perindustrian, pertanian, dan pelayanan jasa. Semakin banyak
jenis aktivitas dilakukan, semakin besar volume limbah cair yang dihasilkan.
Aktivitas bidang perindustrian juga sangat bervariasi. Variasi kegiatan bidang
perindustrian dipengaruhi antara lain oleh faktor jenis bahan baku yang diolah
atau diproses, jenis barang atau bahan jadi yang dihasilkan, kapasitas produksi
yang diterapkan, kemampuan modal, jumlah karyawan, serta kebijakan
manajemen industri.

2.3 Karakteristik Air Limbah


Limbah cair baik domestik maupun non domestik mempunyai beberapa
karakteristik sesuai dengan sumbernya, karakteristik limbah cair dapat
digolongkan pada karakteristik fisik, kimia, dan biologi sebagai berikut :
1. Karakteristik Fisika
Karakteristik fisika ini terdiri dari beberapa parameter, diantaranya :
a. Total Solid (TS)
Padatan terdiri dari bahan padat organik maupun anorganik yang
dapat larut, mengendap atau tersuspensi. Bahan ini pada akhirnya akan
mengendap di dasar air sehingga menimbulkan pendangkalan pada
dasar badan air penerima.

5
b. Total Suspended Solid (TSS)
Merupakan jumlah berat dalam mg/l kering lumpur yang ada didalam
air limbah setelah mengalami penyaringan dengan membran berukuran
0,45 mikron.
c. Warna
Pada dasarnya air bersih tidak berwarna, tetapi seiring dengan waktu
dan menigkatnya kondisi anaerob,warna limbah berubah dari yang abu-
abu menjadi kehitaman.
d. Kekeruhan
Kekeruhan disebabkan oleh zat padat tersuspensi, baik yang bersifat
organik maupun anorganik, serta menunjukkan sifat optis air yang akan
membatasi pencahayaan kedalam air.
e. Temperatur
Merupakan parameter yang sangat penting dikarenakan efeknya
terhadap reaksi kimia, laju reaksi, kehidupan organisme air dan
penggunaan air untuk berbagai aktivitas sehari-hari.
f. Bau
Disebabkan oleh udara yang dihasilkan pada proses dekomposisi
materi atau penambahan substansi pada limbah.
2. Karateristik Kimia
a. Biological Oxygen Demand (BOD)
Biological oxygen demand atau kebutuhan oksigen biologis adalah
jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh mikroorganisme di dalam air
lingkungan untuk memecah atau mendegradasi atau mengoksidasi
limbah organik yang terdapat didalam air.
b. Chemical Oxygen Demand (COD)
Merupakan jumlah kebutuhan oksigen dalam air untuk proses reaksi
secara kimia guna menguraikan unsur pencemar yang ada. COD
dinyatakan dalam ppm (part per milion).
c. Protein
Protein merupakan bagian yang penting dari makhluk hidup,
termasuk di dalamnya tanaman, dan hewan bersel satu. Di dalam limbah

6
cair, protein merupakan unsur penyabab bau, karena adanya proses
pembusukan dan peruraian oleh bakteri.
d. Karbohidrat
Karbohidrat antara lain : gula, pati, sellulosa dan benang-benang kayu
terdiri dari unsur C, H, dan O. Gula dalam limbah cair cenderung
terdekomposisi oleh enzim dari bakteri-bakteri tertentu dan ragi
menghasilkan alkohol dan gas CO2 melalui proses fermentasi.
e. Minyak dan Lemak
Minyak dan lemak merupakan bahan pencemar yang banyak
ditemukan di berbagai perairan, salah satu sumber pencemarnya adalah
dari agroindustri.
f. Detergen
Deterjen termasuk bahan organik yang sangat banyak digunakan
untuk keperluan rumah tangga, hotel, dan rumah sakit. Fungsi utama
deterjen adalah sebagai pembersih dalam pencucian, sehingga tanah,
lemak dan lainnya dapat dipisahkan.
g. Derajat keasaman (pH)
Air normal yang memenuhi syarat untuk suatu kehidupan
mempunyai pH sekitar 6,5 -7,5. Air akan bersifat asam atau basa
tergantung besar kecilnya pH. Bila pH di bawah pH normal, maka air
tersebut bersifat asam, sedangkan air yang mempunyai pH di atas pH
normal bersifat basa.
3. Karakteristik Biologi
Karakteristik biologi digunakan untuk mengukur kualitas air terutama
air yang dikonsumsi sebagai air minum dan air bersih. Parameter yang biasa
digunakan adalah banyaknya mikroorganisme yang terkandung dalam air
limbah. Pengolahan air limbah secara biologis dapat didefinisikan sebagai
suatu proses yang melibatkan kegiatan mikroorganisme dalam air untuk
melakukan transformasi senyawa-senyawa kimia yang terkandung dalam
air menjadi bentuk atau senyawa lain. Mikroorganisme mengkonsumsi
bahan-bahan organik membuat biomassa sel baru serta zat-zat organik.

7
2.4 Proses Pengolahan Air Limbah
Tujuan utama pengolahan air limbah ialah untuk mengurai kandungan
bahan pencemar di dalam air terutama senyawa organik, padatan tersuspensi,
mikroba patogen, dan senyawa organik yang tidak dapat diuraikan oleh
mikroorganisme yang terdapat di alam. Pengolahan air limbah tersebut dapat
dibagi menjadi 5 (lima) tahap :
1. Pengolahan Awal (Pretreatment)
Tahap pengolahan ini melibatkan proses fisik yang bertujuan untuk
menghilangkan padatan tersuspensi dan minyak dalam aliran air limbah.
Beberapa proses pengolahan yang berlangsung pada tahap ini ialah screen
and grit removal, equalization and storage, serta oil separation.
2. Pengolahan Tahap Pertama (Primary Treatment)
Pada dasarnya, pengolahan tahap pertama ini masih memiliki tujuan yang
sama dengan pengolahan awal. Letak perbedaannya ialah pada proses yang
berlangsung. Proses yang terjadi pada pengolahan tahap pertama ialah
neutralization, chemical addition and coagulation, flotation, sedimentation,
dan filtration.
3. Pengolahan Tahap Kedua (Secondary Treatment)
Pengolahan tahap kedua dirancang untuk menghilangkan zat-zat terlarut
dari air limbah yang tidak dapat dihilangkan dengan proses fisik biasa.
Peralatan pengolahan yang umum digunakan pada pengolahan tahap ini
ialah activated sludge, anaerobic lagoon, tricking filter, aerated lagoon,
stabilization basin, rotating biological contactor, serta anaerobic contactor
and filter.
4. Pengolahan Tahap Ketiga (Tertiary Treatment)
Proses-proses yang terlibat dalam pengolahan air limbah tahap ketiga ialah
coagulation and sedimentation, filtration, carbon adsorption, ion exchange,
membrane separation, serta thickening gravity or flotation.
5. Pengolahan Lumpur (Sludge Treatment)
Lumpur yang terbentuk sebagai hasil keempat tahap pengolahan
sebelumnya kemudian diolah kembali melalui proses digestion or wet

8
combustion, pressure filtration, vacuum filtration,centrifugation, lagooning
or drying bed, incineration, atau landfill.
• Pengolahan Air Limbah Secara Biologis
Pengolahan air buangan secara biologis adalah suatu cara
pengolahan yang diarahkan untuk menurunkan atau menyisihkan
substrat tertentu yang terkandung dalam air buangan dengan
memanfaatkan aktivitas mikroorganisme untuk melakukan perombakan
substrat tersebut. Proses pengolahan air buangan secara biologis dapat
berlangsung dalam tiga lingkungan utama, yaitu :
• Lingkungan aerob, yaitu lingkungan dimana oksigen terlarut (DO) di
dalam air cukup banyak, sehingga oksigen bukan merupakan faktor
pembatas.
• Lingkungan anoksik, yaitu lingkungan dimana oksigen terlarut (DO)
di dalam air ada dalam konsentrasi rendah.
• Lingkungan anaerob, merupakan kebalikan dari lingkungan aerob,
yaitu tidak terdapat oksigen terlarut, sehingga oksigen menjadi faktor
pembatas berlangsungnya proses metabolism aerob.
Berdasarkan pada kondisi pertumbuhan mikroorganisme yang
berperan di dalam proses penguraian yang tedua yakni :
• Reaktor dengan pertumbuhan atau biakan tersuspensi (suspended
growth reactor), yaitu reaktor dimana mikroorganisme yang berperan
pada proses biologis tumbuh dan berkembang biak dalam keadaan
tersuspensi.
• Reaktor dengan pertumbuhan atau biakan melekat (attached growth
reactor), yaitu reaktor dimana mikroorganisme yang berperan pada
proses penguraian substrat tumbuh dan berkembang di atas suatu media
dengan membentuk suatu lapisan lender (lapisan biofilm) untuk
melekatkan diri di atas permukaan media tersebut.

9
2.5 Pengaruh pH pada Proses Pengolahan Air Limbah
Pengukuran pH adalah sesuatu yang penting dan praktis, karena banyak
reaksi reaksi kimia dan biokimia yang penting terjadi pada tingkat pH yang
khusus atau dalam lingkungan pH yang sangat sempit. pH pun harus
dikendalikan dalam batas-batas yang sempit dalam proses-proses kimiawi
yang dipergunakan untuk pembenahan air limbah. pH adalah merupakan
istilah yang digunakan untuk menyatakan intensitas keadaan asam atau basa
sesuatu larutan. Ia merupakan juga satu cara untuk menyatakan konsentrasi
ion H⁺. Banyaknya air limbah yang dibuang dari kota, permukiman, industri,
dan proses pertanian dituangkan kedalam badan air tawar setiap hari, yang
mengubah pH, kekeruhan, dan sifat asli lainnya. pH adalah ukuran
konsentrasi ion hidrogen dalam air. Kata lain nya adalah kondisi asam atau
basa air. Beberapa faktor seperti suhu, aerasi, dan input sumber eksternal juga
mengganggu pH. Dalam pengolahan air limbah, pH adalah kriteria penting
untuk koagulasi penghilangan kekeruhan, desinfektan, pelunakan udara dan
pengendalian korosi.
Nilai tingkat keasaman (pH) menggambarkan konsentrasi ion hidrogen
dan menggambarkan sifat keasaman. Pada limbah cair domestik
dibandingkan dengan berdasarkan peraturan PerMen LHK No.P.68/2016
tentang baku mutu air limbah domestik. Batas yang bisa ditolerir sesuai baku
mutu adalah pH 6-9, hasil pengukuran pH pada penelitian ini adalah 7,2-8,5
dan masih pada range baku mutu yang dipersyaratkan. Air yang bersifat basa
dan asam dapat mempengaruhi kehidupan mahluk hidup di perairan. Nilai pH
yang cenderung basa dapat disebabkan oleh banyaknya zat-zat yang bersifat
basa yang terdapat pada sabun, shampoo, dan deterjen yang sering digunakan
dalam aktivitas sehari-hari. Penambahan aerasi pada sistem menyebabkan
kandungan oksigen terlarut dalam air limbah meningkat. Oksigen terlarut
kemudian dimanfaatkan mikroorganisme untuk respirasi dan dihasilkan CO2.
Karbon dioksida yang terlarut dalam air kemudian akan mengalami reaksi
kesetimbangan menghasilkan ion OH- penyebab meningkatnya nilai pH.
Kenaikan pH ini disebabkan karena reaksi biologis yaitu proses penguraian
yang terjadi oleh mikroorganisme terhadap nutrient yang diberikan seperti

10
glukosa, urea, dan NH4CL. Peningkatan nilai pH ini karena adanya nutrient
yang diberikan ke dalam sumber mikroorganisme. Tetapi kondisi pH antara
7,45-8,10 pada sumber mikroorganisme selama proses pembentukan biofilm
dapat menunjang pertumbuhan mikroorganisme sehingga membantu proses
pembentukan biofilm. Selama respirasi sel secara aerob menghasilkan
amoniak yang dapat menaikan nilai pH. Nilai pH perairan merupakan
parameter yang dikaitkan dengan konsentrasi karbon monoksida dalam
ekosistem. Semakin rendah konsentrasi karbon monoksida, pH perairan
semakin tinggi. Rendahnya kandungan karbon monoksida berarti
menunjukan tingginya kandungan oksigen. Begitu pula sebaliknya. Nilai
optimum untuk pertumbuhan bakteri pada umumnya adalah antara 6,5 - 7,5.
Kondisi pH optimum menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi aktivitas
mikroorganisme di dalam media pengurai bahan organik. pH optimum untuk
proses penguraian bahan organik adalah antara 5-8.

2.6 Manfaat Pengolahan Air Limbah


Air adalah suatu sumber daya yang harus dilestarikan keberadaannya
dan dijaga terkait kualitas maupun kuantitasnya. Perbedaan potensi
sumberdaya air akan berpengaruh pada perbedaan kualitas dan kuantitas air
sungai di tiap-tiap daerah, sehingga permasalahan yang muncul terkait
sumberdaya air juga berbeda dalam pengelolaan dan perencanaan). Fungsi
sungai bagi biota air sebagai tempat untuk hidup dan berkembang biak
sedangkan bagi manusia, sungai dapat digunakan sebagai prasarana kegiatan
sehari-hari seperti mandi, mencuci, transportasi, perikanan, industri, pertanian
dan irigasi. Bahkan beberapa sungai ada yang dijadikan sebagai sumber air
baku untuk air minum. Sungai pada awalnya memiliki kualitas yang baik,
sehingga dapat dikonsumsi langsung untuk air minum. Namun, seiring
berjalannya waktu meningkatnya jumlah penduduk akan berbanding lurus
dengan kebutuhan terhadap lahan akibatnya terjadi perubahan penggunaan
lahan di sekitar sungai. Penggunaan lahan menggambarkan aktivitas manusia
dalam memanfaatkan lahan yang tersedia sesuai dengan peruntukkannya.
Aktivitas penduduk di sekitar sungai menjadi penyebab penurunan kualitas
air sungai akibat tercemar berbagai limbah. Pencemaran yang terjadi pada

11
sungai dapat mengganggu keseimbangan ekosistem dan penurunan jumlah
biota air. Oleh karena itu perlunya pengelolaan air yang baik dan benar agar
sumber air bersih dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari hari
tanpa tercemari. Karena air merupakan kebutuhan pokok kita dalam
kehidupan sehari hari. Manfaat dari pengolahan air limbah adalah untuk
menjaga air bersih, pengurangan sampah, mencegah penyakit, membantu
perekonomian, dan produksi energi.

12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan dapat disimpulkan, Air adalah suatu sumber
daya yang harus dilestarikan keberadaannya dan dijaga terkait kualitas
maupun kuantitasnya. Air limbah perlu dikelola sebelum dibuang ke alam
agar tidak menyebabkan pencemaran air dan juga tanah. Nilai tingkat
keasaman (pH) menggambarkan konsentrasi ion hidrogen dan
menggambarkan sifat keasaman. Pada limbah cair domestik dibandingkan
dengan berdasarkan peraturan PerMen LHK No.P.68/2016 tentang baku mutu
air limbah domestik. Batas yang bisa ditolerir sesuai baku mutu adalah pH 6-
9, hasil pengukuran pH pada penelitian ini adalah 7,2-8,5 dan masih pada
range baku mutu yang dipersyaratkan.

3.2 Saran
Perkembangan teknologi membawa kita menuju era yang lebih maju
dan canggih. Hal ini tentunya mendukung banyak aspek di kehidupan sehari
hari, semakin majunya zaman juga bisa membawa kita ke berbagai macam
permasalahan salah satunya permasalahan lingkungan. Pengolahan air
tentunya harus kita perhatikan untuk mendapatkan kelayakan air bersih yang
kita gunakan sehari-hari entah untuk mandi, bersih-bersih, maupun air
minum. Selain itu, untuk mengurangi tercemarnya air atau permukaan air bisa
kita lakukan dari diri kita sendiri dengan cara memperhatikan pembuangan air
yang bekas kita gunakan. Pengolahan air tentunya sangat memberi banyak
manfaat bagi kita. Disarankan sebelum melakukan pengolahan air, perlu
untuk memperhatikan parameter-parameter pentingnya agar dalam
pengolahan air tersebut dapat kita ketahui takaran-takaran yang pas sebelum
disalurkan ke masyarakat maupun lingkungan.

13
DAFTAR PUSTAKA
Dhita, A. 2019. Penentuan Beberapa Parameter Mutu Air Limbah Domestik Di
Instalasi Pengolahan Air Limbah Perusahaan Daerah Air Minum Tirtandi
Cemara Medan. Skripsi. Sumatera Utara : Universitas Sumatera Utara.

Febri, M, H., Aryo S., & Jecky, A. 2021. Pengaruh pH Terhadap Evesiensi Air
Limbah Grey Water Dengan Media Honeycomb. JOM FTEKNIK, 8(1): 1-4.

Khaliq, A. 2015. Analisis Sistem Pengolahan Air Limbah Pada Kelurahan Kelayan
Luar Kawasan IPAL Pekapuran Raya PD PAL Kota Banjarmasin. Jurnal
POROS TEKNIK, 7(1): 34-42.
Said, N. I. 2011. Pengolahan Air Limbah Rumah Sakit Dengan Proses Biologis
Biakan Melekat Menggunakan Media Palstik Sarang Tawon. Jurnal
Teknologi Lingkungan, 2(3): 223-240.

14

Anda mungkin juga menyukai