Anda di halaman 1dari 13

BENGKEL PERANCAH DAN BETON

POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas
limpahan berkah dan rahmat-Nya sehingga laporan ini dapat kami
selesaikan.Laporan ini disusun berdasarkan hasil praktikum selama melakuan
praktik kerja bengkel perancah.

Terwujudnya laporan ini juga berkat adanya bantuan dari Bapak/Ibu dosen
yang telah membimbing dan meluangkan waktunya untuk kami mulai dari tahap
persiapan praktikum sampai penyusunan laporan ini selesai. Selain itu, terima
kasih kepada teman-teman yang telah memberikan semangat dalam
menyelesaikan laporan ini.

Kami menyadari bahwa dalam laporan ini masih terdapat banyak


kekurangan dan kesalahan, maka dengan segala kerendahan hati kami
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi perbaikan laporan
ini agar lebih baik lagi kedepannya.

Kami berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi dunia pendidikan
terutama pada jurusan Teknik Sipil.

Makassar, 2020

BAB I

JURUSAN TEKNIK SIPIL


PROGRAM STUDI D3 TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL
BENGKEL PERANCAH DAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada masa sekarang ini bangunan-bangunan yang dibangun baik gedung,
jembatan maupun bangunan lainnya, mayoritas komponen bangunannya terbuat
dari beton. Beton merupakan struktur utama pada suatu bangunan yang terdiri dari
campuran semen, air, pasir, dan agregat kasar,  yang berfungsi untuk menopang
beban yang terjadi. Pada awalnya beton merupakan bahan yang elastis, tetapi
setelah umur tertentu akan mengeras dan mempunyai kekuatan tertentu pula,
sehingga dapat berfungsi sebagaimana mestinya.
Untuk membentuk beton menjadi bentuk yang diinginkan diperlukan suatu alat
bantu yang biasa dikenal dengan sebutan Acuan dan Perancah/Bekisting/ Form
Work yang berupa cetakan, atau suatu konstruksi sementara dari suatu bangunan
yang berfungsi untuk mendapatkan suatu konstruksi beton yang diinginkan sesuai
dengan porsinnya sebagai bangunan pembantu. Acuan Perancah bersifat
sementara yang harus kuat   dan kokoh, namun mudah dibongkar agar tidak
menimbulkan kerusakan pada beton.
Baik buruk dari pengerjaan acuan dan perancah dapat mempengaruhi hasil
akhir dari mutu beton yang dikerjakan. Acuan yang kurang baik dapat
menimbulkan kerugian seperti kehilangan material, perubahan dimensi beton,
perubahan struktur bangunan, dan juga dapat mempengaruhi keselamatan
pekerja. Dalam pelaksanaannya seorang ahli di bidang tersebut harus mempunyai
keterampilan khusus dan mempunyai pengetahuan dasar yang cukup tentang
acuan dan perancah.

1.2 Maksud dan Tujuan Pembuatan Laporan


A. Maksud Pembutan Lapaoran
1. Membekali pengetahuan tentang konstruksi acuan perancah.
2. Meningkatkan keterampilan tentang kerja acuan perancah.
3. Meningkatkan disiplin dan tanggung jawab disetiap pekerjaan.
B. Tujuan
1. Menjelaskan jenis pekerjaan praktikum yang akan dikerjakan.
2. Menjelaskan penggunaan alat dan bahan yang digunakan dalam
praktikum kerja acuan dan perancah.
3. Dapat membuat dan mengerjakan acuan dan perancah dengan baik dan
benar.
BAB II

JURUSAN TEKNIK SIPIL


PROGRAM STUDI D3 TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL
BENGKEL PERANCAH DAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

DASAR TEORI
2.1 Defenisi Acuan dan Perancah
Acuan adalah cetakan yang di bentuk untuk mendapatkan hasil cetakan
yang di inginkan. SedangkanPerancah adalah tiang-tiang atau gelagar yang di
fungsikan sebagai penahan agar cetakan tidak berybahbentuk dan tidak
berpindah posisi.Acuan dan perancah adalah bagian pekerjaan konstruksi yang
tidak dapat di pisahkan, karena keduanyasaling memerlukan.
Pada konstruksi memiliki b agian-bagiannya sendiri baik pada acuan
maupun bagianperancah. Bagian pada acuan terdiri dari papan cetakan dan
pengaku cetakan, sedangkan pada bagianperancah terdiri dari tiang acuan,
pengaku atau penyokong, gelagar, pasak atau baji

2.2 Fungsi Acuan dan Perancah


Fungsi Acuan, Yaitu :
1. Memberikan bentuk pada konstruksi beton
2. Mendapatkan permukaan struktur yang diharapkan
3. Menopang beton sebelum beton mencapai kekuatan sesungguhnya yang
mampu memikul beban sendiri maupun beban luar
4. Mencegah hilangnya air semen pada saat pengecoran
5. Sebagai isolasi panas pada beton

Fungsi Perancah, Yaitu :


1. Sebagai pembantu memperkuat bentuk konstruksi
2. Struktur sementara untuk menahan beton yang belum mampu memikul
beratnya sendiri (pada pelaksanaan pengecoran)
3. Sebagai struktur sementara untuk membantu pelaksanaan pemasangan
bata, plesteran, pengecetan.

2.3 Syarat-syarat Acuan Perancah


Adapun syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam pembuatan acuan
perancah yaitu sebagai berikut :
1. Kuat
Dalam pekerjaan ini, beban-beban yang berada pada bekinsting dan
beban yang dipikul oleh bekinsting itu sendiri. Oleh karena itu, diperlukan
sebuah acuan perancah yang kuat untuk dapat memikul beban yang
diterima.
2. Berat hidup
Cetakan harus mampu menahan beban hidup, baik orang yang sedang
mengerjakan beton tersebut vibrator dan adanya kemungkinan terjadinya
suaru gempa dan retakan.
3. Mudah dibongkar

JURUSAN TEKNIK SIPIL


PROGRAM STUDI D3 TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL
BENGKEL PERANCAH DAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

Acuan dan perancah harus mudah dibongkar karena acuan hanya


bersifat sementara dan hal itu menyangkut efisiensi kerja yaitu tidak
merusak beton yang sudah jadi dan acuan perancah.
4. Ekonomis dan Efisien
Dalam pembutan acuan dan perancah tdak diperlukan bahan yang
terlalu bagus namun bukan bahan yang tidak layak pakai. Karena kita harus
membuat aturan dan perancah sehemat mungkin denga tidak mengurangi
mutu dari bekinsting didalam pembongkaran acuan dapat digunakan
Kembali sehingga menghemat biaya.
5. Rapat
Kerapatan suatu bekinsting sangat dipengaruhi didalam proses
pengecoran. Karena apabila bekinsting yang kita pakai akan keluar dan
akan mengakibatkan mutu beton yang kurang bagus karena pasti semen
keluar dari bekinsting.
6. Rapi
Rapi dalam penyusunan sehingga bisa elok dipandang dan mudah
dalam pemasangan dan penyusuran.
7. Bersih
Untuk mendpatkan hasil yang baik maka cetakan harus bersih. Apabila
cetakan tidak bersih. Maka dalam proses pengecoran kotoran mungkin
akan naik atau masuk kedalam adukan beton sehingga akan mengurangi
mutu beton. Apabila kotoran tidak naik maka kotoran tersebut akan melekat
pada bagian bawah beton sehingga sulit untuk dibersihkan.

2.4 Bagian-Bagian Acuan Perancah


1. Papan Cetakan
Dapat digunakan dalam pembuatan dinding acuan. Maka
penyambungan dapat dilakukan dalam arah melebar maupun memanjang.
Perlu diperhatikan dalam penyambungan papan harus benar-benar rapat
agar tidak ada cairan yang keluar.
2. Klem perangkai
Klem berfungsi sebagai bahan penyambung papan acuan serta sebagai
bahan pengaku acuan. Klemdapat terbuat dari papan, seperti halnya papan
acuan. Klem cukup menggunakan papan sisa yang masih cukup Panjang
dengan lebar papan yang disambung.
3. Tiang Acuan/ tiang penyangga
Tiang acuan biasanya digunakan kasau, kayu gelam ataupun berbahan
besi. Umumnya jumlah tiang kolom 4 buah dan diletakkan diluar sudut
kolom.
4. Gelagar
Gelagar berfungsi sebagai penopang langsung dari acuan yang ada
serta dapat berfungsi untuk mengatur elevasi yang diinginkan dan acuan.
Gelagar terbuat dari bahan kayu berukuran balok maupun papan. Gelagar

JURUSAN TEKNIK SIPIL


PROGRAM STUDI D3 TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL
BENGKEL PERANCAH DAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

dipasang pada tiang bagian atas sebagai dengan tepi lalu kemudian
gelagar bagian tengah. Gelagar bagian tepi dianggap sebagai papan duga
terhadap gelagar bagian tengah. Jarak pemasangan gelagar tergantung
dari ukuran penampang bahan gelagar, beban yang dipikul serta ketebalan
papan acuan.

2.5 Alat, Bahan dan APD


1. Alat
Tabel 1. Alat
No
Nama Alat Manfaat / kegunaan
.
1.

Berfungsi untuk mengukur tebal, lebar,


Panjang dan tinggi suatu pekerjaan.

Meteran

2.

Berfungsi sebagai pengunci atau


pengikat dan cetakan yang kita buat.

Rapid klem

3.

Berfungsi untuk mengukur kedataran dan


ketegakan.

Waterpass tukang

4. Mesin gergaji ayun Berfungsi untuk memotong dan

JURUSAN TEKNIK SIPIL


PROGRAM STUDI D3 TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL
BENGKEL PERANCAH DAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

membelah tegak, miring dan serong.

5. Mesin ketam perata

Berfungsi untuk mengetam kayu dua sisi


yang berdekatan sehingga menjadi lurus,
rata dan siku.

6. Kabel roll

Berfungsi untuk menyambungkan listrik


dengan alat kerja yang menggunakan
listrik dimana alat kerja berada jauh dari
sumber listrik.

7. Gergaji tangan

Berfungsi untuk memotong dan


membelah kayu dengan cara manual.

8. Palu

Berfungsi untuk memukul benda-benda


dari besi/baja seperti paku dan digunakan
juga untuk mencabut paku

JURUSAN TEKNIK SIPIL


PROGRAM STUDI D3 TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL
BENGKEL PERANCAH DAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

9. Meteran

Berfungsi untuk mengukur satuan


Panjang atau jarak.

10. Pensil

Berfungsi sebagai penanda suatu objek


atau benda.

11. Linggis

Berfungsi untuk membuka sambungan


paku dan kayu

12. Mistar siku

Berfungsi untuk membuat garis-garis


penyiku sekeliling kayu, mengecek
kesikuan kayu dan membuat garis
melintang serat.

13. Bor tangan

Berfungsi untuk membuat lubang, alur


perluasan dan penghalusan secara
akurat.

JURUSAN TEKNIK SIPIL


PROGRAM STUDI D3 TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL
BENGKEL PERANCAH DAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

14. Jigsaw

Berfungsi untuk melakukan pemotongan


melingkar, melengkung, berkelok-kelok,
atau zig-zag sesuai bentuk yang
diinginkan.

15. Kakatua

Berfungsi untuk memotong kawat dan


juga dapat mencabu paku.

16. Tie rad

Berfungsi untuk mengatur ketinggian dan


lebar scaffolding yang akan dirangkai
sesuai dengan kebutuhan bangunan.

17. Main frame

Berfungsi untuk mengatur ketinggian dan


lebar scaffolding yang dirangkai sesuai
dengan kebutuhan bangunan.

18. Cat walk

Berfungsi sebagai tempat berpijak yang


sedang bekerja diatas scaffolding

JURUSAN TEKNIK SIPIL


PROGRAM STUDI D3 TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL
BENGKEL PERANCAH DAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

19. Cross brace

Berfungsi untuk menyambung antara


bagian main frame dengan menggunakan
posis

20. Jack base


Berfugsi sebagai scaffading disertai
dengan pengatur lehernya untuk
penetapan pada bidang permulaan yang
miring.

21. U-Head
Berfungsi sebagai kaki dari main frame
yang dapat pula diatur ketinggiannya
untuk menambah ketinggian scaffading
sesuai dengan ketinggian yang
dibutuhkan

22. Joint pen

Berfungsi sebagai penyambun antara


main frame

2. Bahan
Tabel 2. Bahan
No
Nama Bahan Manfaat / kegunaan
.
1. Paku Berfungsi sebagai penguat dan pegerat
alat penyambung.

JURUSAN TEKNIK SIPIL


PROGRAM STUDI D3 TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL
BENGKEL PERANCAH DAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

2. Papan

Berfungsi sebaai bahan utama dalam


membuat suatu acuan dan perancah.

3. Balok

Berfungsi sebagai bahan penyangga


membuat suatu acuan dan peranca.

4. Multipleks
Berfungsi sebagai bahan papan acuan
dan dipakai untuk pekerjaan yang cukup
besar serta permukaan beton yang telah
memerlukan kinishing.

5. Benang

Berfungsi sebagai potongan garis as dan


juga sebagai benang untuk unting-unting.

3. Alat Pelindung Diri (APD)


Tabel 3. Gambar APD

JURUSAN TEKNIK SIPIL


PROGRAM STUDI D3 TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL
BENGKEL PERANCAH DAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

No Gambar APD Fungsi

Rompi Kerja Untuk memudahkan terlihat pada


malam hari karena memiliki warna
1. yang terang.

Baju Bengkel
Melindungi badan dari suhu panas
percikan api, sengatan listrik dan lain
2.
sebagainya.

Helm Safety
Melindungi kepala dari benturan dari
3. benda tajam ataupun benda berat
yang dapat melukai kepala.

Sepatu Safety Melindungi kaki dari benda tajam dan


melindungi diri agar tidak mudah
4. tergelincir atau terpeleset.

Sarung Tangan

Melindungi tangan dari benturan dan


5.
pukulan, tergores benda tajam/kasar.

Masker

Melindungi alat pernapasan dan debu-


6. debu kasar maupun halus, racun, dan
lain-lain

JURUSAN TEKNIK SIPIL


PROGRAM STUDI D3 TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL
BENGKEL PERANCAH DAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

2.6 Keselamatan Kerja dalam Bengkel Acuan Dan Perancah


1. Tujuan
1) Mengetahui hal-hal yang akan mendatangkan bahaya atau kecacatan
dalam melakukan pekerjaan
2) Menghindar dari suatu bahay kecelakaan sebelum terjadi
3) Memberikan pertolongan pertama dalam suatu kecelakaan.
2. Peralatan dan Bahan
1) Kotak P3K yang terisi lengkap dengan obat-obatan.
2) Kereta dorong untuk korban kecelakaan.
3. Hal-hal yang harus diperhatikan
1) Mengikuti buku petunjuk.
2) Jangan mempraktekan jika masih ragu.
3) Hendaknya saling mencegah dan membantu dalam suatu kecelakaan.
4) Jangan bergaul dalam pekerjaan yang berbahaya.
5) Memahami materi.
4. Hal-hal yang perlu diketahui jika terjadi kecelakaan
1) Mempelajari apa yang tidak boleh dilakukan pada saat seseorang
terluka
2) Mempelajari dengan tepat apa yang harus dilakukan seperti bertindak
cepat saat seseorang kecelakaan.

BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dalam praktikum kerja acuan dan perancah, ada beberapa jenis
pekerjaan praktikum yang dilakukan, antara lain pembuatan perancah
abutment jembatan, perancah pilar jembatan, perancah gelagar jembatan,
perancah plat lantai dan perancah dinding penahan serta tahapan
pembangunan.
Dalam melaksanakan praktikum kerja perancah, penggunaan alat dan
bahan haruslah sesuai dengan fungsi dan kegunaannya masing-masing.

JURUSAN TEKNIK SIPIL


PROGRAM STUDI D3 TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL
BENGKEL PERANCAH DAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

Penggunaan alat dengan baik dan benar akan meminimalisir terjadinya


kecelakaan kerja.
Pembuatan dan pengerjaan acuan dan perancah jembatan harus benar-
benar dilakukan dengan baik dan teliti karena setiap pekerjaan akan saling
berhubungan tahap demi tahap. Perhatikan kesesuaian ukuran setiap
bahan yang digunakan agar dapat terpasang dengan baik.

4.2 Saran
1. Sebaiknya setiap praktikum selalu berada dibawah pengawasan
instruktur.
2. Utamakan konsentrasi dalam bekerja
3. Utamakan keselamatan kerja, gunakan alat pelindung diri secara
lengkap.

JURUSAN TEKNIK SIPIL


PROGRAM STUDI D3 TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL

Anda mungkin juga menyukai