Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PENDAHULUAN STASE KEPERAWATAN KOMUNITAS

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

Oleh
Elsa nuroktaviani
210510021

PROGRAM PROFESI NERS


PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANTEN
TANGERANG SELATAN
2021
KONSEP KEPERAWATAN KOMUNITAS
A. DEFINISI
Keperawatan komunitas adalah pelayanan keperawatan profesional yang
ditujukan pada masyarakat dengan penekanan kelompok risiko tinggi dalam upaya
pencapaian derajat kesehatan yang optimal melalui peningkatan kesehatan, pencegahan
penyakit, pemeliharaan rehabilitas dengan menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan
yang dibutuhkan dan melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan, pelaksanaan,
dan evaluasi pelayanan keperawatan
Keperawatan komunitas (diadopsi dari pengertian community health nursing)
pertama kali dikenal sejak tahun 1970 yang merupakan kelanjutan dari sejarah
keperawatan kesehatan publik (public health nursing) terutama berkembang di daratan
Eropa dan Amerika. Para perawat bekerja di klinik-klinik berbasiskan masyarakat
(community-based clinics), yang merupakan koordinasi dalam menangani berbagai
kasus-kasus kesehatan di masyarakat dengan melibatkan berbagai disiplin keilmuan.
Di Indonesia dikenal dengan sebutan perawatan kesehatan masyarakat (perkesmas) yang
dimulai sejak permulaan konsep Puskesmas diperkenalkan sebagai institusi pelayanan
kesehatan profesional terdepan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat. Namun sangat disayangkan bahwa pengertian perkesmas menjadi lebih
tersudutkan dan hanya merupakan bagian dari usaha pokok Puskesmas, sehingga terkesan
pelayanan kesehatan yang diterima oleh kesehatan masyarakat menjadi sepotong-
sepotong, tidak komprehensif, dan saling tumpang tindih ditambah lagi dengan pelayanan
kesehatan yang rendah, oleh karenanya perlu kiranya meluruskan kembali konsep
Keperawatan Komunitas secara benar.
Keperawatan Komunitas (Perkesmas) merupakan disiplin ilmu yang memadukan
ilmu kesehatan masyarakat dengan ilmu keperawatan. Keperawatan komunitas juga
dikenal sebagai suatu spesialisasi yang memiliki unit pelayanan yang berbasiskan pada
masyarakat tertentu atau sekumpulan orang dimana perawat mengambil tanggung jawab
untuk menolong meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Tujuan dari keperawatan
komunitas ini adalah meningkatkan status kesehatan masyarakat, sehingga para perawat
komunitas seharusnya memiliki keterampilan dasar yang meliputi epidemiologi,
penelitian, pengajaran, organisasi masyarakat dan hubungan interpersonal
Dilihat dari karakteristik yang dimilikinya, maka keperawatan komunitas dapat dicirikan
sebagai berikut :
1. Berorientasikan kepada masyarakat, artinya segala kegiatan mulai dari pengkajian
perencanaan, implementasi dan evaluasi semua diarahkan dari dan oleh masyarakat
itu sendiri.
2. Fokus pelayanannya ditujukan kepada populasi, artinya bahwa dalam pelayanan
keperawatan ditujukan kepada sekumpulan orang yang didalamnya terdapat unsur
keterkaitan antar individu dalam suatu masyarakat.
3. Pelayanan dasar yang bersifat relationship, artinya bahwa pelayanan yang diberikan
meliputi berbagai aspek, dan dibutuhkan kerjasama lintas program dan lintas
sektoral,
Sesuai dengan karakteristik dari perkemas ini, makna dari keperawatan komunitas tidak
hanya dibatasi oleh istilah yang berorientasikan kepada tempat dimana perawat itu
bekerja, karena sesungguhnya pelayanan kesehatan merupakan satu kesatuan rangkaian
dari rumah sakit ke masyarakat. Artinya keperawatan komunitas merupakan kelanjutan
pelayanan kesehatan dari rumah sakit kepada pelayanan kesehatan di masyarakat.
Perawat komunitas dapat melaksanakan praktek keperawatan pada enam tingkatan klien,
yaitu :
1. Individu
2. Komunitas
3. Kelompok
4. Bagian dari populasi
5. Populasi
6. Masyarakat
Melihat kepada beragamnya klien yang dapat dilayani oleh perawat puskesmas, maka
tempat para perawat puskesmas untuk melaksanakan praktek keperawatannya menyebar
dari tingkatan rumah sampai kepada kelompok-kelompok khusus yang ada di
masyarakat. Secara rinci dapat dijabarkan sebagai berikut :
1. Rumah, dimana pelayanan keperawatan merupakan kelanjutan dari rumah sakit ke
rumah untuk di lakukan follow up kesehatannya, misalnya perawatan luka, promosi
kesehatan yang meliputi perawatan komunitas, perawatan anak, kedisiplinan anak,
diet makanan, pelatihan-pelatihan, pertahanan dari stress, manajemen manula.
2. Pelayanan Kesehatan Ambulatory, seperti Pusat Kesehatan Masyarakat
3. Sekolah, meliputi kegiatan Usaha Kesehatan Sekolah
4. Industri, baik formal (pabrik-pabrik) maupun informal (home industri)
5. Institusi pelayanan kebutuhan masyarakat seperti Tempat Penitipan Anak, dll
6. Institusi Kegamaan, seperti Pondok Pesantren, Panti Asuhan, dll.

B. FUNGSI KEPERAWATAN KOMUNITAS


Fungsi dari keperawatan komunitas adalah memberikan pedoman dan bimbingan
yang sistematis dan ilmiah bagi kesehatan masyarakat dan keperawatan dalam
memecahkan masalah klien melalui asuhan keperawatan. Agar masyarakat mendapatkan
pelayanan yang optimal sesuai dengan kebutuhannya di bidang kesehatan. Memberikan
asuhan keperawatan melalui pendekatan pemecahan masalah, komunikasi yang efektif
dan efisien serta melibatkan peran serta masyarakat. Agar masyarakat bebas
mengemukakan pendapat berkaitan dengan permasalahan atau kebutuhannya sehingga
mendapatkan penanganan dan pelayanan.
Sasaran dari perawatan kesehatan komunitas adalah individu, keluarga, dan
kelompok khusus. Individu yaitu anggota keluarga yang memiliki suatu kesatuan utuh
melalui aspek biologi, psikologi, social dan spriritual yang terdapat di dalam diri suatu
individu serta dapat mencapai target dari sasaran komunitas. Keluarga yaitu sekelompok
individu yang berhubungan erat dan menjalin interaksi yang erat antara satu sama lain di
dalam lingkungannya sendiri maupun didalam masyarakat. Kelompok khusus yaitu
kumpulan individu yang memiliki kesamaan jenis kelamin, umur maupun permasalahan
yang sedang dialami dan dapat mendapatkan perawatan kesehatan secara komunitas yang
dapat dilakukan dengan baik.
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
Pengkajian dalam asuhan keperawatan komunitas dapat dilihat dari 3 dimensi komunitas,
yaitu dimensi lokasi, dimensi populasi, dan dimensi sistem. Masing-masing dimensi ini
mempunyai berbagai variabel dimana antara satu dengan yang lainnya dapat saling
melengkapi. Secara ringkas dapat digambarkan sebagai berikut
1. DIMENSI LOKASI
A. Batasan komunitas
1. Batas wilayah
2. Karakteristik batasan wilayah (zona wilayah)
3. Peta wilayah

B. Lokasi pelayanan kesehatan


1. Tempat yankes
2. Jarak yankes
3. Cara mencapai lokasi yankes
C. Gambaran Geografis
1. Kesuburan
2. Peta topografi
3. Kemiringan tanah
4. Ketinggian tanah
D. Iklim
1. Curah hujan
2. Prakiraan musim hujan dan musim panas
3. Kelembaban
E. Flora dan Fauna
1. Jenis tanaman
2. Jenis hewan (ternak dan liar)
F. Lingkungan Buatan
1. Sarana olah raga
2. Sarana rekreasi
3. Lingkungan pemukiman

2. DIMENSI POPULASI
A. Ukuran
1. Jumlah penduduk
2. Jumlah kepala komunitas
3. Jumlah pasangan usia subur
B. Kepadatan
1. Perbandingan jumlah penduduk dengan luas wilayah keseluruhan
2. Perbandingan jumlah penduduk dgn luas pemukiman
C. Komposisi penduduk
1. Berdasarkan kelompok umur
 Bayi
 Batita
 Balita
 Usia sekolah
 Usia remaja
 Usia produktif
 Usia lanjut
2. Berdasarkan jenis kelamin
3. Berdasarkan status marital
D. Pertumbuhan penduduk
1. Total Fertility Rate
2. Cude Birth Rate
3. Total Mortality Rate
4. Infant Mortality Rate
5. Maternal Mortality Rate
E. Budaya penduduk
1. Latar belakang budaya / etnik penduduk
2. Sejarah budaya penduduk
F. Kelas sosial penduduk
1. Kesejahteraan:
 Komunitas Pra-Sejahtera
 Komunitas Sejahtera I
 Komunitas Sejahtera II
 Komunitas Sejahtera III
2. Kemampuan baca tulis
3. Pendidikan penduduk
4. Pekerjaan penduduk
G. Mobilitas penduduk
1. Jenis kependudukan
 Penduduk menetap
 Penduduk sementara
2. Pemanfaatan waktu oleh penduduk
 Berdasarkan struktur komunitas
 Berdasarkan jenis pekerjaan

3. DIMENSI SISTEM SOSIAL


A. Sistem kesehatan
1. Jenis pelayanan kesehatan yang tersedia
2. Jumlah pelayanan kesehatan
3. Jenis penyakit 10 besar
4. Jumlah kader kesehatan
5. Jenis pembiayaan kesehatan
6. Kondisi kesehatan penduduk
 Bayi
 Balita
 Ibu hamil
 Ibu menyusui
 Lansia
 Kelompok anak sekolah
 Kelompok pekerja
7. Pelayanan Komunitas Berencana
8. Riwayat Kejadian Luar Biasa (KLB)
9. Kondisi kesehatan lingkungan
 Pemukiman
 Saluran air
 Sampah

B. Sistem Pendidikan
1. Jenis pendidikan
 Formal
 Nonformal
 Informal
2. Program pemberantasan buta huruf
C. Sistem komunitas
1. Tipe komunitas
2. Pola hidup sehat komunitas
D. Sistem Kesejahteraan
1. Program pengentasan kemiskinan
2. Kegiatan gotong royong
E. Sistem Ekonomi
1. Mata pencaharian
2. Sumber daya alam
3. Industri rumah tangga (home industri)
F. Sistem Politik
1. Cara pemilihan tokoh masyarakat formal (RT,RW)
2. Cara pemilihan tokoh masyarakat informal
3. Cara penetapan peraturan
4. Struktur pemerintahan
G. Sistem Rekreasi
1. Kebiasaan rekreasi
2. Sarana rekreasi
H. Sistem Komunikasi
1. Hirarki komunikasi penduduk
2. Alat / media komunikasi
I. Sistem Keagamaan
1. Aktifitas kegiatan kagamaan penduduk
2. Organisasi keagamaan
J. Sistem Legal
1. Peraturan / ketentuan
 Kependudukan
 Keamanan

Setelah data terkumpul selanjutnya dilakukan pengolahan data melalui :


1. Klasifikasi data
Proses klasifikasi dimaksudkan untuk mengelompokkan data secara keseluruhan
sehingga dapat memberikan informasi yang bermanfaat tentang gambaran yang
ada di komunitas.Pengklasifikasian data mengacu kepada :
a. Tujuan yang ingin dicapai
b. Merujuk kepada Program Nasional
c. Isu yang akan dimunculkan
Penyajian data hasil pengklasifikasi ini dapat berupa tabel atau diagram yang
menginformasikan tentang distribusi dan frekuensi.

Klasifikasi Distribusi Frekuensi (%)

2. Interpretasi data
Data yang telah diklasifikasikan akan menghasilkan informasi tentang gambaran
nyata yang terjadi di komunitas. Interpretasi data dipakai untuk melihat
kecenderungan kondisi-kondisi yang terjadi di komunitas.

B. ANALISA DAN DIAGNOSA KEPERAWATAN KOMUNITAS


Analisa data merupakan proses menentukan masalah kesehatan dengan
mengkaitkan berbagai data yang mendukung terhadap timbulnya suatu permasalahan
kesehatan di komunitas. Hasil analisa data adalah kesimpulan berupa rumusan diagnosis
keperawatan komunitas baik aktual, risiko, maupun potensial. Analisa data akan lebih
mudah dilakukan dengan membuat matrik di bawah ini :
Data Kemungkinan Masalah Kesehatan
Etiologi

Diagnosa keperawatan komunitas merupakan gambaran kebutuhan atau respon komunitas


terhadap masalah keshatan yang dihadapinya. Dengan mengacu kepada upaya pelayanan
kesehatan promotif dan preventif, maka dalam rumusan diagnosa keperawatan:
komunitas harus merefleksikan pendekatan promotif dan preventif. Menurut Mucke,
rumusannya berisi hal-hal sebagai berikut:
1. Resiko terjadinya …(kebutuhan respon terhadap masalah kesehatan)
2. Pada masyarakat….(target / sasaran)
3. Sehubungan dengan ….(data primer dan sekunder)

C. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS


1. Penentuan Prioritas Masalah
Setelah ditemukan masalah keperawatan, maka langkah selanjutnya adalah
menyusun prioritas masalah. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai
pendekatan, salah satunya adalah sebagai berikut:
Hal lain yang terpenting dalam memprioritaskan masalah kesehatan ini adalah
rasionalitas/justifikasi dari pembobotan dari setiap item masalah :
Masalah kesehatan
Kriteria : Bobot 5
Kesadaran masyarakat Tinggi (3)
akan adanya masalah Sedang (2)
Rendah (1)
Motivasi masyarakat Kriteria : Bobot 10
dalam menyelesaikan Tinggi (3)
masalah Sedang (2)
Rendah (1)
Kemampuan perawat Kriteria : Bobot 5
untuk mempengaruhi Tinggi (3)
dalam penyelesaian Sedang (2)
masalah Rendah (1)
Kriteria : Bobot 7
Ketersediaan keahlian Tinggi (3)
yang relevan Sedang (2)
Rendah (1)
Kriteria : Bobot 8
Konsekuensi jika masalah Tinggi (3)
tak terselesaikan Sedang (2)
Rendah (1)
Percepatan penyelesaian Kriteria : Bobot 8
masalah yang dapat Tinggi (3)
dicapai Sedang (2)
Rendah (1)
Jumlah nilai
PRIORITAS

2. Menetapkan Tujuan dan Sasaran


Sebagai tenaga profesional, maka perencanaan dalam memberikan asuhan
keperawatan komunitas merupakan hal yang teramat penting disusun oleh perawat.
Rencana keperawatan komunitas disusun dengan memperhatikan banyak faktor,
terutama sekali faktor masyarakat itu sendiri, karena pada hakekatnya masyarakatlah
yang memiliki rencana tersebut. Sebaliknya, perawat hanyalah sebagai fasilitator dan
motivator dalam menggerakkan dinamika masyarakat untuk dapat menolong dirinya
sendiri.
Pada fase perencanaan, pertama-tama perlu ditetapkan tujuan dan sasaran
intervensi. Tujuan intervensi dibuat untuk menentukan target keberhasilan suatu
program di komunitas. Tujuan ini terdiri dari beberapa tujuan jangka pendek ( selama
praktik di komunitas ) untuk mencapai tujuan jangka panjang yang menunjukkan
sejauh mana permasalahan dapat diatasi.
3. Menentukan Strategi Intervensi
Sebagai tenaga keperawatan profesional, tentunya ners dituntut tidak hanya
sekedar menyusun rencana asuhan keperawatan saja, tetapi harus mampu pula
memastikan bahwa rencana tersebut merupakan upaya yang paling maksimum,
artinya ners tidak saja dituntut untuk berperan di level pelaksanaan di masyarakat saja
(grassrooot), namun pula harus merambah kepada level pengambil keputusan
(decision maker), dengan aktif melakukan lobi, negosiasi, serta advokasi terhadap apa
yang telah direncanakan untuk dapat diwujudkan. Hal ini akan memaksa ners untuk
mampu bekerja sama dengan berbagai pihak, baik dari kalangan birokrat
pemerintahan, lembaga swadaya masyarakat, maupun kalangan bisnis. Oleh
karenanya penting dilakukan pendekatan strategi yang mantap dengan
memanfaatkan berbagai data primer, sekunder dan tersier sebagai bukti (evidence-
base).
Strategi intervensi dalam keperawatan komunitas meliputi :
a. Proses kelompok
b. Health Education
c. Partnership/kemitraan
d. Kolaborasi

D. IMPLEMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS


Implementasi sering dikatakan sebagai fase aksi dari proses keperawatan. Di
dalam asuhan keperawatan, implementasi bukan hanya merupakan tindakan keperawatan,
tetapi merupakan tindakan kolaborasi bersama klien maupun profesi lain. Hal yang harus
diingat dalam implementasi asuhan keperawatan komunitas adalah tujuan utama, yaitu
menolong masyarakat untuk dapat menolong dirinya sendiri mencapai level sehat yang
optimum. Dalam melaksanakan implementasi ini dapat dibagi dalam 2 kegiatan, yaitu
fase persiapan dan fase tindakan.
Ketika dalam fase persiapan, ners harus yakin terhadap : what, who, when, where
dan how. Pada fase persiapan ini dapat digunakan ners untuk mengklarifikasi rencana
asuhan keperawatan dan berbagai fasilitas yang diperlukannya. Hal yang penting untuk
diingat bahwa implementasi keperawatan ini meminta fleksibilitas dan penyesuaian
terhadap hal-hal yang tidak dapat diantisipasi sebelumnya.
Fase tindakan merupakan serangkaian tindakan yang dilakukan oleh ners untuk :
1. Mengaplikasikan teori yang tepat ke dalam tindakan yang dilaksanakannya.
2. Menolong memfasilitasi dalam menciptakan lingkungan yang kondusif untuk
pengimplementasian rencana asuhan keperawatan.
3. Mempersiapkan masyarakat untuk menerima pelayanan kesehatan.
4. Memonitor dan mendokumentasikan perkembangan dari implementasi.

E. EVALUASI ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS


Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses keperawatan yang
menandakan seberapajauh diagnosis keperawatan, rencana tindakan, dan
implementasinya sudah berhasil dicapai. Evaluasi memungkinkan perawat untuk
memonitor keadaan yang terjadi selama tabap pengkajian, analisis, perencanaan, dan
implementasi tindakan (Ignatavicius dan Bayne, 1994). Tujuan evaluasi adalah melihat
kemampuan klien dalam mencapai tujuan. Hal ini bisadilaksanakan dengan mengadakan
hubungan dengan klien berdasarkan respons klien terhadap tindakan keperawatan yang
diberikan, sehingga perawat dapat mengambil keputusan. Serta dapat mengukur proses
yang telah terjadi dalam melakukan tindakan keperawatan dalam komunitas yang dapat
pencapai tujuan yang telah diharapkan dari proses tersebut. Dan bagaimana gejala yang
muncul dari suatu tindakan keperawatan agar dapat mengambil data yang telah
dikumpulkan dari tindakan tersebut.
Evaluasi merujuk kepada pengukuran dan penetapan dari efektifitas dalam
pencapaian tujuan yang ditetapkan. Evaluasi merupakan tindakan penyelidikan yang
mengaitkannya dengan standar dan kriteria keberhasilan. Dalam asuhan keperawatan
komunitas, evaluasi juga dilakukan untuk mengukur mutu pelayanan (quality of services),
program, dan penampilan ners. Program ini sering disebut sebagai Total Quality
Management (TQM), karena hal ini merefleksikan peningkatan perhatian dengan
mengukur dan peningkatan kualitas asuhan keperawatan yang diberikan kepada
masyarakat. Makna dari managemen qualitas berarti :
1. Pengorganisasian yang dihasilkan dari pengkajian yang berkualitas
2. Penetapan standar atau kriteria :
MASALAH I II
Tujuan Jangka Panjang
Tujuan Jangka pendek
Strategi
Kegiatan
Penanggung jawab
Waktu
Tempat
Biaya
Keterangan

3. Pengumpulan informasi yang terus menerus sebagai kegiatan rutin


4. Jaminan bahwa informasi didasarkan pada total populasi atau sample yang
representatif
5. Suatu proses menyajikan hasil dari review pada klien
Untuk memudahkan pendokumentasian implementasi dan evaluasi keperawatan dapat
dibuat seperti format berikut ini:
Dx.kep Implementas
Tanggal Evaluasi Modifikasi Paraf
i
Efektifitas dari praktek asuhan keperawatan komunitas sangat tergantung pada
seberapa baik proses keperawatan diterapkan sebagai suatu alat untuk meningkatkan
status kesehatan komunitas. Penggunaan proses keperawatan dalam asuhan
keperawatan komunitas tidak akan lengkap tanpa melihat pada peran yang dimainkan
oleh ners komunitas sebagai katalis dalam pembangunan masyarakat. Peran sebagai
katalisator indapat dailihat dari diagram dibawah ini yang pada akhirnya akan
menghasilkan partisipasi masyarakat.
GAMBARAN LOKASI DAERAH BINAAN
A. LATARBELAKANGLOKASI
Wilayah daerah binaan tempat dalam melakukan asuhan keperawatan komunitas
dilakukan di RT 04 RW 01 Kelurahan Bhakti Jaya, Kecamatan Setu, Kota Tangerang
Selatan. Tepatnya disalah satu daerah di perkampungan Pocis Tangerang Selatan, kondisi
lingkungan sekitar masih asri dan terlihat padat penduduk masih terlihat sampah disekitar
lingkungan dan masih banyak warga yang memiliki hewan ternak sperti ayam dan
kambing.
Daerah tersebut pula banyak pendatang baru yang tinggal sementara atau mengontrak
dilingkungan tersebut akan tetapi ada kekerabatan dilingkungan sekitar terjalin dengan
baik, warga sekitar saling tolong menolong serta bahu membahu dalam kemajuan
kampung diwilayahnya.
Terdapat pula banyak kegiatan social seperti poyandu, posbindu, majlista’lim, taman
kanak-kanak membaca Al-quran, serta kegiatan lainnya, dan juga ada warga yang aktif
merayakan hari besars eperti maulid nabi dan tahun baru islam.
B. Visi dan Misi
Meningkatkanekonomimasyarakatsetempatsupayahidupmakmur
C. Gambaran Wilayah Daerah Binaan
 Utara : Perumahan
 Selatan : Kp. Cibarengkok Desa Pengasinan Kecamatan Gunung Sindur
 Barat : Perumahan Serpong City Paradise
 Timur : Jalan utama desa
Wilayah daerah binaan RT 04 RW 01 terdapat 1000 jiwa dan 300 kepala keluarga (Data
tahun 2019-2020)

Anda mungkin juga menyukai