Nazula Nurhaifani PPFM
Nazula Nurhaifani PPFM
OLEH :
Nim : 20087053
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan kesempatan pada penulis
untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah penulis dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “Periodesasi Pertumbuhan dan Perkembangan”
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas Dr. Masrun, M.Kes.,AIFO pada mata kuliah gizi
olahraga di Universitas Negeri Padang. Selain itu, penulis juga berharap agar makalah ini dapat
menambah wawasan bagi pembaca.
Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Dr. Masrun, M.Kes.,AIFO selaku
Dosen mata kuliah gizi olahraga. Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan
dan wawasan terkait bidang yang ditekuni penulis. Penulis juga mengucapkan terima kasih pada
semua pihak yang telah membantu proses penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.
Nama Penulis
Nazula Nurhaifani
i
Daftar Isi
BAB II Pembahasan
A. Pengertian Periodesasi Pertumbuhan dan Perkembangan .... …........2
B. Faktor-Faktor Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan .….4
ii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang
Dalam kehidupan anak ada dua proses yang beroperasi secara kontinu, yaitu pertumbuhan
dan perkembangan. Banyak orang yang menggunakan istilah “pertumbuhan”
dan “perkembangan” secara bergantian. Kedua proses ini berlangsung secara
interdependensi, artinya saling bergantung satu sama lain. Kedua proses ini tidak bias
dipisahkan dalam bentuk-bentuk yang secara pilah berdiri sendiri-sendiri; akan tetapi bias
dibedakan untuk maksud lebih memperjelas penggunaannya. Dalam hal ini kedua proses
tersebut memiliki tahapan-tahapan diantaranya tahap secara moral dan spiritual. Karena
pertumbuhan dan perkembangan peserta didik dilihat dari tahapan tersebut memiliki
kesinambungan yang begitu erat dan penting untuk dibahas maka kita meguraikannya dalam
bentuk struktur yang jelas baik dari segi teori sampai kaitannya dengan pengaruh yang
ditimbulkan.
B. Rumusan masalah
C. Tujuan
1
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Pertumbuhan
Pertumbuhan dapat diartikan sebagai perubahan kuantitatif pada material sesuatu sebagai
akibat dari adanya pengaruh lingkungan. Perubahna kuantitatif ini dapat berupa pembesaran atau
pertambahan dari tidak ada menjadi ada, dari kecil menjadi besar, dari sedikit menjadi banyak,
dari sempit menjadi luas, dan sebagainya.Dengan demikian, pertumbuhan adalah perubahan secara
fisiologis sebagai hasil dari proses pematangan fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal
pada anak yang sehat pada waktu yang normal. Pertumbuhan dapat juga diartikan sebagai proses
transmisi dari konstitusi fisik (keadaan tubuh atau keadaan jasmaniah) yang herediter dalam bentuk
proses aktif secara berkesinambungan. Jadi, pertumbuhan berkaitan dengan perubahan kuantitatif
yang menyangkut peningkatan ukuran dan struktur biologis. Pertumbuhan memiliki ciri-ciri
sebagai berikut:
1. Dalam pertumbuhan akan terjadi perubahan ukuran dalani hal bertambahnya ukuran fisik,
seperti berat badan, tinggi badan, lingkar kepala, lingkar lengan, lingkar dada, dan lain-
lain.
2. Dalam pertumbuhan dapat terjadi perubahan proporsi yang dapat terlihat pada proporsi
fisik atau organ manusia yang muncul mulai dari masa konsepsi hingga dewasa.
3. Pada pertumbuhan dan perkembangan terjadi hilangnya ciri-ciri lama yang ada selama
masa pertumbuhan, seperti hilangnya kelenjar timus, lepasnya gigi susu, atau hilangnya
refleks-refleks tertentu.
4. Dalam pertumbuhan terdapat ciri baru yang secara perlahan mengikuti proses kematangan,
seperti adanya rambut pada daerah aksila, pubis, atau dada.
2. Pengertian Perkembangan
Perkembangan adalah suatu perubahan; perubahan kearah yang lebih maju, lebih dewasa.
Secara teknis, perubahan tersebut biasanya disebut proses. Jadi garis besarnya para ahli sependapat
bahwa perkembangan itu adalah suatu proses Secara umum konsep perkembangan dikemukakan
oleh Werner (1957) bahwa perkembangan berjalan dengan prinsip orthogenetis[3], perkembangan
berlangsung dari keadaan global dan kurang berdiferensiasi sampai ke keadaan di mana
diferensiasi, artikulasi, dan integrasi meningkat secara bertahap. Proses diferensiasi diartikan
2
sebagai prinsip totalitas pada diri anak. Dari penghayatan totalitas itu lambant laun bagian-
bagiannya akan menjadi semakin nyata dan tambah jelas dalam rangka keseluruhan.Perkembangan
merupakan suatu perubahan, dan perubahan ini tidak bersifat kuantitatif, melainkan kualitatif.
Perkembangan tidak ditekankan pada segi material, melainkan pada segi fungisional. Dari uraian
ini perkembangan dapat diartikan sebagai perubahan kualitatif dari fungsi-fungsi.
Menurut Nagel (1957) perkembangan merupakan pengertian di mana terdapat strukur yang
terorganisasikan dan mempunyai fungsi-fungsi tertentu, oleh karena itu bilamana terjadi
perubahan struktur baik dalam organisasi maupun dalam bentuk, akan mengakibatkan perubahan
fungsi.
Menurut Schneirla (1957), perkembangan adalah perubahan-perubahan progresif dalam
organisasi individu, dan organisasi ini dilihat sebagai sistem fungsional dan adaptif sepanjang
hidupnya. Perubahan-perubahan ini meliputi dua faktor yaitu faktor kematangan dan pengalaman.
Spiker (1966) mengemukakan dua macam pengertian yang harus dihubungkan dengan
perkembangan, yakni Ortogenetik dan Filogenetik
Bijou dan Baer(1961) mengemukakan perkembangan psikologis adalah perubahan progresif
yang menunjukkan cara organisme bertingkah laku dan berinteraksi dengan lingkungan. Rumusan
lain tentang arti perkembangan dikemukakan oleh Libert, Paulus, dan Strauss (Singgih, 1990:31),
yaitu bahwa: “Perkembangan adalah proses perubahan dalam pertumbuhan pada suatu waktu
sebagai fungsi kematangan dan interaksi dengan lingkungan”. Perkembangan dapat juga
dilukiskan sebagai proses yang kekal dan tetap yang menuju ke arah suatu organisasi pada tingkat
integrasi yang lebih tinggi, berdasarkan proses pertumbuhan, kematangan, dan belajar (Monks,
1984:2).
Jadi, proses perkembangan adalah suatu proses dalam diri individu dalam menuju proses
kedewasaan dalam berpikir dan semakin meningkatnya proses kematangan dan pangalaman.
Perubahan-perubahan meliputi beberapa aspek, baik fisik maupun psikis. Perubahan tersebut dapat
dibagi menjadi 4 kategori yaitu perubahan dalam ukuran, perubahan dalam perbandingan,
perubahan untuk mengganti hal-hal yang lama, dan perubahan untuk memperoleh hal-hal yang
baru.
Pendapat para ahli biologi tentang arti pertumbuhan dan perkembangan pernah
dirangkumkan oleh Drs. H. M. Arifin, M. Ed. bahwa pertumbuhan diartikan sebagai suatu
penambahan dalam ukuran bentuk, berat atau ukuran dimensif tubuh serta bagian-bagiannya.
Sedangakn perkembangan menunjuk pada perubahan-perubahan dalam bentuk bagian tubuh dan
integrasi berbagai bagiannya ke dalam satu kesatuan fungsional bila pertumbuhan itu berlangsung.
Intinya bahwa pertumbuhan dapat diukur sedangkan perkembangan hanya dapat dilihat gejala-
gejalanya. Perkembangan dipersyarati adanya pertumbuhan.
Perkembangan memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
3
• Perkembangan selalu melibatkan proses pertumbuhan yang diikuti dari perubahan fungsi,
seperti perkembangan sistem reproduksi akan diikuti perubahan pada fungsi alat kelamin.
• Perkembangan memiliki pola yang konstan dengan hukum tetap, yaitu perkembangan
dapat terjadi dari daerah kepala menuju ke arah kaudal atau dari bagian proksimal ke bagian
distal.
• Perkembangan memiliki tahapan yang berurutan mulai dari kemampuan melakukan hal
yang sederhana menuju kemampuan melakukan hal yang sempurna.
• Perkembangan dapat menentukan pertumbuhan tahap selanjutnya, di mana tahapan
perkembangan harus melewati tahap demi tahap (Narendra, 2002).
4
Empirisme
Lingkungan sering diartikan orang secara sempit dengan alam sekitar. Dalam psikologi,
lingkungan diartikan dalam pengertian yang luas mencakup lingkungan yang ada di dalam dan di
luar individu. Yang dimaksud lingkungan disini ialah segala sesuatu yang ada diluar diri anak yang
memberikan pengaruh terhadap perkembangan. Dalam pembicaraan pada bagian ini, maka
pendidikan dimasukkan juga sebagai faktor lingkunga.
Factor lingkungan juga disebut faktor ajar. Dengan demikian, lingkungan dapat berupa
benda-benda, orang-orang, keadaan-keadaan dan peristiwa yang ada disekitar anak, yang bias
memberikan pengaruh pada perkembangannya, baik secara langsung ataupun tidak langsung, baik
secara sengaja atau ridak sengaja. Disamping lingkungan itu memberikan pengaruh dan dorongan,
lingkungan juga merupakan arena yang memberikan kesempatan kepada kemungkinan-
kemungkinan (bawaan) yang ada pada seseorang anak untuk berkembang.
Berbeda dengan aliran Nativisme, para ahli yang mengikuti aliran „Empirisme‟ berpendapat
bahwa perkembangan itu sepenuhnya ditentukan oleh faktor lingkungan/pendidikan sedangkan
faktor dasar/pembawaan tidak berpengaruh sama sekali.
Aliran Empirisme dipelopori oleh John Locke (1632-1704). Beliau mengatakan bahwa
pendidikan itu perlu sekali. Teori ini terkenal dengan teori Tabula rasa. Menurut teori ini
lingkunganlah yang menjadi penentu perkembangan seseorang. Karena baik buruknya
perkembangan pribadi seseorang sepenuhnya ditentukan oleh lingkungan atau pendidikan.
Menurut pendapat kaum empiris, lingkunganlah yang maha kuasa dalam menentukan
perkembangan pribadi seseorang oleh karena itu dalam ilmu pendidikan aliran ini disebut dengan
aliran pedaogik optimisme artinya pendidikan maha kuasa untuk membentuk atau
mengembangkan pribadi seseorang.
Para ahli yang mengikuti pendirian empirisme mempunyai pendapat yang langsung
bertentangan dengan pendapat aliran nativisme. Kalau pengikut-pengikut aliran nativisme
berpendapat bahwa perkembangan itu semata-mata bergantung pada faktor dasar, maka pengikut-
pengikut aliran empirisme berpendapat bahwa perkembangan itu semata-mata bergantung pada
faktor lingkungan sedangkan dasar tidak memainkan peranan sama sekali. Selanjutnya aliran ini
sangat besar pengaruhnya di Amerika Serika, dimana banyak ahli yang tidak eksplisit menolak
peranan dasar itu, namun karena dasar itu sukar untuk ditentukan, maka praktis yang dibicarakan
hanyalah lingkungan, dan sebagai konsekuensinya juga hanya lingkunganlah yang masuk
pencaturan. Paham environmentalisme yang banyak pengikutnya di Amerika Serikat itu pada
hakikatnya adalah kelanjutan daripada aliran empirisme.
Aliran empirisme ini menimbulkan optimisme dalam lapangan pendidikan. Aliran ini
menimbulkan keyakinan yang kuat bahwa segala sesuatu yang terdapat pada jiwa manusia dapat
5
diubah oleh pendidikan. Watak, sikap, dan tingkah laku manusia dianggapnya bisa dipengaruhi
seluas-luasnya oleh pendidikan. Pendidikan dipandang mempunyai pengaruh yang tidak terbatas.
Bahaya yang timbul dari pandangan ini dalam lapangan pendidikan ialah bahwa pandangan
itu dapat mengakibatkan anak tidak diperlakukan sebagai anak, akan tetapi diperlakukan semata-
mata manurut keinginan orang dewasa. Pribadi anak sering diabaikan dan kepentingannya
dilalaikan. Konvergensi
Aliran ini dipelopori oleh William Stem (1871-1938). Aliran ini mengakui kedua-duanya.
Jadi pendidikan itu perlu sekali, tetapi semua ini terbatas karena bakat daripada anak didik. Aliran
ini menjembatani atau menengahi kedua teori sebelumnya yang bersifat ekstrim, sesuai dengan
namanya Konvergensi yang artinya perpaduan, maka berarti teori ini tidak memihak bahkan
memadukan pengaruh kedua unsur pembawaan dan lingkungan tersebut dalam proses
perkembangan.
Menurut Elizabeth B. Hurlock, baik faktor kondisi internal maupun faktor kondisi eksternal
akan dapat mempengaruhi tempo/kecepatan dan sifat atau kualitas perkembangan seseorang.
Tetapi sejauh mana kedua faktor tersebut sukar untuk ditentukan, lebih-lebih lagi untuk dibedakan
mana yang penting dan kurang penting.
Faham Konvergensi ini berpendapat, bahwa di dalam perkembangan individu itu baik dasar
atau pembawaan ataupun lingkungan memainkan peranan perting. Realitas menunjukkan bahwa
warisan yang yang baik saja tanpa pengaruh lingkungan kependidikan yang baik tidak akan dapat
membina kepribadian yang ideal. Sebaliknya, walaupun lingkungan pendidikan itu baik, tidak
akan menghasilakan lepribadian yang ideal juga. Bakat sebagai kemungkinan telah ada pada
masing-masing individu; akan tetapi bakat yang sudah tersedia itu perlu menemukan lingkungan
yang sesuai supaya dapat berkembang. Misalnya : Tiap manusia yang normal memiliki bakat untuk
berdiri tegak atas kedua kaki; bakat ini tidak aktual (menjadi kenyataan) jika sekiranya anak
manusia itu tidak hidup dalam lingkungan masyarakat manusia. Anak yang semenjak kecilnya
diasuh oleh monyet maka ia tidak akan berdiri tegak diatas kedua kakinya ; mungkin dia akan
berjalan dia akan berjalan diatas tangan dan kakinya (jadi seperti monyet).
Paham konvergensi ini berpendapat bahwa di dalam perkembangan individu itu baik dasar
atau pembawaan atau pun lingkungan memainkan peranan penting. Bakat sebagai kemungkinan
telah ada pada masing-masing individu; akan tetapi bakat yang telah tersedia itu perlu menumukan
lingkungan yang sesuai supaya dapat berkembang.
Dewasa ini sebagian besar para ahli mengikuti konsepsi ini, dengan variasi yang bermacam-
macam, ada yang walaupun berpegang pada prinsip konvergensi, tetapi dalam praktiknya
menganggap bahwa yang lebih dominan itu dasar, yaitu ahli-ahli psikologi konstitusional; ada pula
yang menganggap yang lebih dominan itu adalah lingkungan. Kelompok yang kedua dewasa ini
6
lebih banyak pengikut-pengikutnya terutama di Inggris dan Amerika Serikat Salah satu tokoh yang
cukup populer yang mengikuti pendirian yang semacam yang dikemukakan paling akhir itu adalah
Alfred Adler.
Naturalisme
Naturalisme berasal dari Perancis oleh Rousseau. Menurut Rousseau manusia itu pada
dasarnya baik, ia jadi buruk dan jahat karena pengaruh kebudayaan. Maka dari itu Rousseau
menganjurkan supaya kembali kepada alam dan menjauhkan diri dari pengaruh kebudayaan.
Rekapitulasi
Teori rekapitulasi mengatakan bahwa perkembangan individu merupakan ulangan dari
perkembangan jenisnya. Teori rekapitulasi dikemukakan oleh Stanley atas teori Hachel dalam
lapangan biologi. Hachel sebagai seorang biologi berpendapat bahwa perkembangan jasmani
individu itu merupakan ulangan dari pertumbuhan jenisnya. Oleh Stanley Hall pendapat itu
dikenakan pada pertumbuhan psikologi anak. Berdasarkan teori rekapitulasi pertumbuhan anak
dapat dibagi menjadi lima fase, dan masing-masing fase menunjukkan adanya ciri-ciri tertentu.
Dari kelima teori di atas, teori yang paling sesuai untuk menjelaskan tentang pertumbuhan
dan perkembanga anak adalah teori konvergensi. Hal ini karena aliran ini menjembatani atau
menengahi kedua teori sebelumnya yang bersifat ekstrim, sesuai dengan namanya Konvergensi
yang artinya perpaduan, maka berarti teori ini tidak memihak bahkan memadukan pengaruh kedua
unsur pembawaan dan lingkungan tersebut dalam proses perkembangan.
7
b. Pendapat Kretschemer
Kretschemer mengemukakan bahwa dari lahir sampai dewasa anak melewati empat fase,
yaitu:
· Fase I dari 0; 0 sampai kira-kira 3; 0 disebut Fillungs-periode I; pada masa ini anak
kelihatan pendek gemuk;
· Fase II kira-kira 3; 0 sampai kira-kira 7; 0 disebut sterckungs periode I; pada masa ini
kelihatan langsing.
· Fase III dari kira-kira 7; 0 sampai kira-kira 13; 0disebut Fullungs periode II; pada masa
ini anak kembali dari kira-kira kelihatan pendek gemuk.
· Fase IV dari kira-kira 13; 0 sampai kira-kira 20; 0 disebut sterckungs periode II; pada
masa ini anak kembali kelihatan langsing.
Kehidupan kejiwaan anak-anak pada masa-masa tersebut juga menunjukkan sifat-sifat yang
khas. Pada periode-periode Fullungs anak menunjukkan sifat-sifat jiwa yang mirip dengan orang
yang berhabitus piknis, jadi seperti orang yang cyclothym: jiwanya terbuka mudah untuk bergaul,
mudah didekati, dan sebagainya. Pada periode-periode streckung anak menunjukkan sifat-sifat
jiwa yang mirip dengan orang yang ber habitus leptosom, jadi seperti orang yang schizothym: Jiwa
tertutup, sukar bergaul, sukar didekati, dan sebagainya.
8
6) Fase genital: dalam batas tertentu juga dimasukkan ke dalam pendapat Montessori.
d. Pendapat Montessori
Menurut montessori tiap fase perkembangan itu mempunyai arti biologis. Kodrat alam
mempunyai rencana tertentu berdasarkan dua asas pokok yaitu:
1) Asa kebutuhan vital, yaitu apa yang terkenal dengan masa peka.
2) Asa kesibukan sendiri.
Perkembangan jiwa tidak harus dimengerti sebagai perkembangan fungsi-fungsi yang tidak
saling mempengruhi satu sama lain, melainkan harus dimengerti sebagai perwujudan
jasmanirohani, dalam struktur yang berurutan memperoleh pelajaran (latihan) yang penting untuk
pembentukan yang tepat (defenitif). Pendidikan berarti mewujudkan atau melaksanakan rencana
kodrat alam tersebut.
Montessori mengemukakan empat periode perkembangan yaitu:
1) Periode I (0;0 – 7;0) adalah perode penangkapan atau penerimaan dan pengaturan dunia luar
dengan perantaraan alat indera. Ini adalah rencana motoris dan pancaindera yang bersifat
keragaan.
2) Periode II (7;0- 12;0) adalah rencana abstrak. Pada masa ini anak-anak merencanakan halhal
kesusilaan, menilai perbuatan manusia atas dasar baik-buruk – dan karenanya – mulai
timbul kata hatinya. Pada masa ini anak-anak sangat membutuhkan pendidikan kesuailaan
serta butuh memperoleh pengertian bahwa orang lain pun berhak mendapatkan
kebutuhannya.
3) Periode III (12;0 – 18;0) adalah periode penemuan diri dan kepekaan rasa sosial. Dalam
masa ini kepribadian harus dikembangkan sepenuhnya dan harus sadar akan
keharusankeharusan.
4) Periode IV (18;--) adalah periode pendidikan tinggi. Dalam hubungn dengan ini perhatian
Montessori ditujukan kepada mahasiswa-mahasiswa perguruan tunggi menyediakan diri
untuk kepentingan dunia. Mahasiswa harus belajar mempertahankan diri terhadap tiap
godaan ke arah perbuatan-perbuatan yang terkutuk, dan unuversitas harus memilih
mahasiswa-mahasiswa itu.
9
Puberteitsjaren, Jelas sekali pandangannya yang biologistis. Ch. Buhler mengemukakan lima fase
dalam perkembangan anak, yaitu:
a) Fase I (0;0 – 1;0), yaitu fase gerak laku ke dunia luar.
b) Fase II (1;0 – 4;0), yaitu fase makin luasnya hubungan anak dengan benda-benda
disekitarnya.
c) Fase III (4;0 - 8;0), YAITU fase hubungan pribadi dengan lingkungan sosial, serta
kesadaran akan kerja, tugas dan prestasi.
d) Fase IV (8;0 – 13;0), yaitu memuncaknya minat ke dunia objektif, dan kesadaran akan
akunya sebagai sesuatu yang berbeda dari aku orang lain.
e) Fase V (13;0 – 19;0), yaitu fase penemuan diri dan kematangan.
10
manakah kiranya yang khas yang dialami oleh setiap anak dalam masa-masa kegoncangan. Kalau
perkembangan itu sekiranya dapat digambarkan sebagai proses evolusi maka pada masamasa
kegoncangan itu evolusi berubah menjadi revolusi.
Pertumbuhan dapat diartikan sebagai perubahan kuantitatif pada material sesuatu sebagai
akibat dari adanya pengaruh lingkungan. Perubahna kuantitatif ini dapat berupa pembesaran atau
pertambahan dari tidak ada menjadi ada, dari kecil menjadi besar, dari sedikit menjadi banyak,
dari sempit menjadi luas, dan sebagainya. Dengan demikian, pertumbuhan adalah perubahan
secara fisiologis sebagai hasil dari proses pematangan fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara
normal pada anak yang sehat pada waktu yang normal.
Perkembangan merupakan suatu perubahan, dan perubahan ini tidak bersifat kuantitatif,
melainkan kualitatif. Perkembangan tidak ditekankan pada segi material, melainkan pada segi
11
fungisional. Dari uraian ini perkembangan dapat diartikan sebagai perubahan kualitatif dari fungsi-
fungsi.
Faktor yang mempengaruhi perkembangan yaitu Nativisme, Empirisme, Konvergensi,
Naturalisme dan Rekapitulasi.
Periodisasi Perodisasi perkembangan meliputi:
• Periodisasi-periodisasi yang berdasar Biologis
• Periodisasi-periodisasi yang berdasar Didaktis
• Periodisasi-periodisasi yang berdasar Psikologis
B. Saran
Demikianlah makalah yang saya buat ini, mudah – mudahan apa yang saya
paparkan bisa menjadi tambahan pengetahuan bagi kita semua untuk lebih mengenal dan
memahami gizi olahraga. Penulis menyadari apa yang dipaparkan dalam makalah ini tentu
masih belum sesuai apa yang di harapkan dengan ini saya berharap masukan yang lebih
banyak lagi dari dosen pembimbing dan teman – teman semua.
Masalah Perkembangan kejiwaan anak adalah sangat penting untuk diketahui
apalagi yang berhubungan dengan dunia pendidikan, oleh karena itu pemakalah
menyarankan agar sekiranyakita semua tidak menganggap remeh dan sepele masalah
perkembangan kejiwaan seseorang. Karena bisa saja, perkembangan kejiwaan yang terarah
dengan baik akan mensukseskan pendidikan anak.
DAFTAR PUSTAKA
Indrakusuma, Amir Dien. 1973. Pengantar Ilmu Pendidikan. Surabaya : Usaha Nasional.
Mustakim. 2003. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Sabri, Alisuf. 1996. Psikologi Pendidikan. Jakarta: CV. Pedoman Imu
Jaya.1993. Pengembangan psikologi Umum dan Perkembangan. Jakarta : Pedoman Ilmu
Jaya. Suryabrata, Sumadi. 1993. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT. RajaGrafindo
Persada.2008. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rajagrafindo Persada.
.
12
13