14 121710005 - Bab 4
14 121710005 - Bab 4
penelitian ini adalah perusahaan yang memiliki kasus manajemen laba yang
analisis.
dari nilai rata-rata (mean), maksimum, minimum, dan standar deviasi. Variabel
yang diuji statistik deskriptifnya dalam penelitian ini adalah variabel dependen,
46
penelitian ini, yaitu manajemen laba. Variabel independen dalam penelitian ini
digunakan monitoring cost. Berikut ini adalah hasil perhitungan (output) uji
merupakan data penelitian selama 11 (sebelas) tahun di mulai dari tahun 2010-
2020. Berdasarkan hasil uji statistik deskriptif pada tabel 4.1, dapat dijelaskan
sebagai berikut.
1. Manajemen Laba
jones model dan mencari Discretionarry Accrual (DA) untuk mengukur ada
atau tidaknya praktik manajemen laba melalui aktivitas akrual dalam laporan
keuangan.
Dapat dilihat pada Tabel 4.1, diketahui bahwa besarnya manajemen laba
dari 88 unit analisis memiliki nilai minimum -0,36169 dan nilai maksimum
47
yang kecil karena nilainya lebih yang lebih tinggi dari mean yaitu 0,0997645.
laba pada perusahaan sampel. Hal ini ditandai dengan discretionarry accrual
memanfaatkan akrual.
tertinggi terjadi pada PT Garuda Indonesia (persero) Tbk tahun 2020, yaitu
tahun 2020 melakukan manajemen laba dengan menaikkan angka laba (income
yang paling rendah jika dibandingkan dengan perusahaan sampel lain. Angka
2. Profitabilitas
Assets (ROA). Hasil uji statistik deskriptif pada Tabel 4.1 dapat diketahui
48
bahwa besarnya ROA dari 88 unit penelitian memiliki rentang nilai dari -
264,10 hingga 60,72. Nilai terendah dari profitabilitas adalah -264,10, nilai
Sejahtera Food Tbk pada tahun 2015. Perusahaan dengan tingkat profitabilitas
(ROA) tertinggi sebesar 60,72 diperoleh PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk
pada tahun 2019. Hal ini mencerminkan kemampuan PT Tiga Pilar Sejahtera
Food Tbk dalam memperoleh laba sebesar 60,72% atas pengelolaan aset dalam
kegiatan operasionalnya.
menghasilkan laba (profit) sebesar -1.6255% yang berasal dari aktivitas bisnis
perusahaan.
3. Leverage
(DAR). Hasil statistik deskriptif pada Tabel 4.1, nilai minimum leverage adalah
sebesar 0,26 oleh PT Timah (Persero) Tbk periode 2012 yang artinya
pendanaan PT Semen Indonesia Tbk periode 2012 sebesar 26% dibiayai oleh
hutang. Nilai maksimum leverage pada penelitian ini sebesar 2,90 oleh PT Tiga
Pilar Sejahtera Food Tbk periode 2018, yang artinya perusahaan tersebut
49
memiliki tingkat DAR sebelas kali lebih besar dari modalnya sendiri.
hutang jangka pendek maupun jangka panjang) yang semakin besar daripada
total aset sendiri yang dimiliki perusahaan. Dengan kata lain perusahaan lebih
semakin besar beban perusahaan terhadap pihak luar, yaitu kreditur. Nilai rata-
rata leverage sebesar -1,6255 dengan nilai standar deviasi sebesar 33,32532.
4. Monitoring Cost
fee audit. Dari hasil statistik deskriptif pada Tabel 4.1 menunjukkan bahwa
jumlah data yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 88 sampel data yang
manajemen laba yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2010-2020.
Variabel monitoring cost dalam penelitian ini memiliki rentang nilai dari 15,90
sampai 26,23.
15,90 berasal dari PT Agung Podomoro Land Tbk pada periode 2010, di mana
hal itu menunjukkan perusahaan tersebut memiliki fee audit paling rendah
perusahaan sebesar 26,23 oleh PT Bakrie & Brothers Tbk pada periode 2010,
50
menunjukkan simpangan data yang cukup baik karena nilainya yang lebih kecil
a. Uji Normalitas
(independent) dalam model regresi. Uji normalitas juga dapat digunakan untuk
terdistribusi normal atau mendekati normal. Uji normalitas dalam penelitian ini
hasil bahwa data terdistribusi tidak normal. Hal ini ditunjukkan pada nilai
51
signifikansi sebesar 0,002, 0.000, 0.012, dan 0,001 dimana nilai tersebut < (lebih
kecil dari) 0,05. Hasil tersebut dimaknai bahwa data terdistribusi tidak normal dan
b. Uji Multikolinearitas
mengetahui ada tidaknya keterkaitan atau hubungan yang erat antar variabel
independent dalam model regresi. Model regresi yang baik adalah model
regresi yang tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas. Uji multikolinearitas
(VIF) di mana jika torelance > 0,01 dan VIF < 10, maka tidak terjadi gejala
0,1 (> 0,1) dan nilai VIF di bawah 10 (< 10), sehingga dapat disimpulkan
c. Uji Autokorelasi
antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1
Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Dalam
untuk model regresi pertama dan 1,853 untuk model regresi kedua. Nilai dL
yang didapatkan pada penelitian ini sebesar 1,6071 dan nilai dU sebesar
1,6999. Setelah itu nilai-nilai tersebut dimasukkan kedalam rumus dU < dw <
(4-dU) untuk mengetahui apakah terjadi autokorelasi atau tidak. Dari rumus
tersebut didapatkan hasil 1,6999 < 1,828 < 2,3001 untuk model regresi
pertama dan 1,6999 < 1,853 < 2,3001 untuk model regresi kedua, sehingga
dapat disimpulkan bahwa dari kedua model regresi yang diuji tidak terdapat
d. Uji Heteroskedastisitas
regresi, terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari satu pengamatan yang
uji statistik Glejser dengan tingkat signifikansi 5%. Jika nilai signifikansi untuk
variabel independent lebih besar dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa
autokorelasi:
bahwa nilai signifikansi variabel ROA (X1) adalah sebesar 0,418 dan nilai
DAR (X2) adalah sebesar 0,933. Maka, dapat disimpulkan bahwa data
lebih dari satu terhadap variabel dependen. Dalam penelitian ini menggunakan
terhadap variabel dependen (Y). Berikut adalah tabel yang merupakan hasil dari
Keterangan:
Manlab = Manajemen Laba
ROA = Return on Assets (Profitabilitas)
DAR = Debt to Assets Ratio (Leverage)
Analisis ini diolah menggunakan program SPSS 21. Hasil yang diperoleh adalah
sebagai berikut.
Berdasarkan hasil uji analisis regresi pada tabel 4.7, maka dapat diperoleh
Keterangan:
Manlab = Manajemen Laba
ROA = Return on Assets (Profitabilitas)
DAR = Debt to Assets Ratio (Leverage)
MC = Monitoring Cost
ROA*MC = Moderasi 1
DAR*MC = Moderasi 2
4.3.2 Uji F
apabila nilai Goodness of Fit Test < 0,05 (nilai signifikansi Pearson dan Deviance
< 0,05), maka model yang terbentuk adalah layak (Ghozali, 2016). Hasil yang
Berdasarkan hasil uji F pada tabel 4.8, diperoleh nilai signifikansi sebesar
0,038. Maka dapat disimpulkan bahwa model penelitian tersebut dinyatakan layak
Berikut ini adalah tabel yang merupakan hasil dari uji koefisien determinasi
Berdasarkan hasil uji koefisien determinasi (Adjusted R2) pada tabel 4.9,
diperoleh nilai Adjusted R2 sebesar 0,143 atau sebesar 14,3%. Dapat disimpulkan
monitoring cost dalam menjelas variabel dependen, yaitu manajemen laba sebesar
57
14,3% sedangkan sisanya 100% - 14,3% = 85,7% dijelaskan oleh variabel lain
signifikansi (α) dalam penelitian ini adalah 5%. Jika p-value yang terdapat pada
kolom sig ≤ 0,05, maka H0 ditolak dan Ha diterima. Sebaliknya, jika p-value >
0,05, maka H0 diterima dan Ha ditolak (Santoso, 2014). Berikut ini adalah tabel
yang merupakan hasil dari uji parsial (Uji T) yang telah dilakukan.
Moderat 1 0.001
Moderat 2 0.520
sebesar 3,401 dan memiliki tingkat signifikansi 0,001, nilai tersebut lebih
sebesar -0,666 dan memiliki tingkat signifikansi 0,507, nilai tersebut lebih
oleh Lina Budi Utami (2020) yang menunjukkan bahwa leverage tidak
penelitian yang dilakukan oleh Diana Savitri dan Denies Priantinah (2019)
manajemen laba.
59
signifikansi 0,001, nilai tersebut lebih kecil dari alpha 0,05. Hasil tersebut
monitoring cost.
signifikansi 0,520, nilai tersebut lebih besar dari nilai signifikansi 0,05.
hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini. Rangkuman mengenai hasil uji