Materi KD 3.1 TKJ Dan PSPT
Materi KD 3.1 TKJ Dan PSPT
Kompetensi Dasar:
3.1 Memahami Sikap dan Perilaku Wirausaha
4.1 Mempresentasikan Sikap dan Perilaku Wirausaha
BAB I
SIKAP DAN PERILAKU WIRAUSAHA
Pengertian wirausaha secara umum adalah seorang yang berani berusaha secara mandiri
dengan mengerahkan segala sumber daya dan upaya meliputi kepandaian mengenali
produk baru, menentukan cara produksi baru, menyusun operasi untuk menciptakan sebuah
peluang usaha, pengadaan produk baru, memasarkannya, serta mengatur permodalan
operasinya untuk menghasilkan sesuatu yang bernilai lebih tinggi, dengan segala resiko
yang akan dihadapinya.
Maka dari itulah, wirausaha adalah pelaku utama dalam pembangunan ekonomi yang
fungsinya untuk melakukan inovasi atau kombinasi-kombinasi yang baru untuk sebuah
inovasi hingga melakukan perbaikan produksi lainnya. Juga memiliki dorongan kekuatan
dari dalam diri untuk memperoleh suatu tujuan, serta suka bereksperimen untuk
menampilkan kebebasan dirinya di luar kekuasaan dari orang lain.
Sikap (attitude)
Sikap merupakan kecenderungan individu untuk merespon dengan cara yang khusus
terhadap stimulus yang ada dalam lingkungan. Sikap disebut juga dengan pendirian. Sikap
berupa kecenderungan untuk mendekat atau menghindar, positif atau negatif terhadap
berbagai keadaan sosial seperti intuisi, pribadi, situasi, ide, konsep dan sebagainya.
Faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap dibedakan menjadi faktor internal dan
eksternal. Faktor internal meliputi jenis kelamin, umur, pendidikan, emosi individu, dan
pengalaman pribadi. Faktor eksternal meliputi kebudayaan orang lain yang dianggap
penting, media massa, institusi pendidikan, institusi agama dan masyarakat.
Perilaku (behavior)
Perilaku merupakan hasil dari seluruh pengalaman serta interaksi manusia dengan
lingkungannya yang terwujud dalam bentuk pengetahuan, sikap dan tindakan. Jadi perilaku
muncul didasarkan atas sikap yang telah diambil. Ada 2 kelompok perilaku manusia, yaitu:
1. Perilaku tertutup, bila respon terhadap stimulus masih belum dapat diamati orang
lain (dari luar) secara jelas. Respon seseorang masih terbatas dalam bentuk
perhatian, perasaan, persepsi, pengetahuan dan sikap terhadap stimulus yang
bersangkutan.
2. Perilaku terbuka, bila respon terhadap stimulus sudah berupa tindakan atau praktek
yang dapat diamati orang dari luar. Respon ini dapat bersifat pasif seperti
berpendapat tanpa tindakan, maupun aktif dengan melakukan tindakan.
Faktor yang mempengaruhi terbentuknya perilaku dibedakan menjadi faktor internal dan
eksternal. Faktor internal mencakup pengetahuan, kecerdasan, emosi, inovasi. Faktor
eksternal meliputi lingkungan sekitar, baik fisik maupun non fisik seperti iklim, sosial
ekonomi, kebudayaan dan sebagainya.
Dari apa yang sudah disampaikan diatas maka ada beberapa sikap dan perilaku yang harus
dimiliki dan ditumbuh kembangkan untuk menjadi seorang wirausaha
Sikap wirausahawan
1. Mampu berpikir dan bertindak kreatif dan inovatif.
Kreativitas adalah kemampuan untuk mengembangkan ide-ide baru dan cara-cara
baru dalam pemecahan masalah dan menemukan peluang (thinking new thing).
Sedangkan Inovasi adalah kemampuan untuk mengembangkan penerapan
kreativitas dalam rangka pemecahan masalah dan menemukan peluang (doing new
thing).
2. Mampu bekerja tekun, teliti dan produktif.
Tekun memiliki arti rajin, keras hati, dan bersungguh-sungguh, sedangkan teliti
artinya cermat, seksama, sangat memperhatikan detail pekerjaan, Produktif berarti
selalu menghasilkan sesuatu.
3. Mampu berkarya berlandaskan etika bisnis yang sehat.
Etika bisnis merupakan cara untuk melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup
seluruh aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan dan juga masyarakat.
Perusahaan meyakini prinsip bisnis yang baik adalah bisnis yang beretika, yakni
bisnis dengan kinerja unggul dan berkesinambungan yang dijalankan dengan
mentaati kaidah-kaidah etika sejalan dengan hukum dan peraturan yang berlaku.
Etika Bisnis dapat menjadi standar dan pedoman bagi seluruh karyawan termasuk
manajemen dan menjadikannya sebagai pedoman untuk melaksanakan pekerjaan
sehari-hari dengan dilandasi moral yang luhur, jujur, transparan dan sikap yang
profesional.
4. Mampu berkarya dengan semangat kemandirian.
Kemandirian merupakan sikap seseorang untuk bertindak bebas, melakukan sesuatu
atas kesadaran diri sendiri, dapat menghadapi dan menyelesaikan sendiri masalah-
masalah yang dihadapi tanpa tergantung bantuan orang lain dan bertanggung jawab
terhadap segala keputusan yang diambil melalui pertimbangan yang rasional.
5. Mampu memecahkan masalah dan mengambil keputusan secara sisitematis dan
berani mengambil resiko.
Masalah usaha adalah suatu kesulitan pada dunia kerja atau bisnis yang terjadi
akibat adanya perbedaan antara apa yang diharapkan dengan apa yang telah terjadi.
Seorang wirausahawan harus mampu memandang sebuah permasalahan dari
berbagai sudut pandang dan mencari cara baru untuk memecahkan masalahnya.
Harus dipertimbangkan apakah pemecahan masalah tersebut dapat diterapkan
dengan baik, logis dan sesedikit mungkin menimbulkan resiko.
Perilaku wirausahawan
1. Memiliki rasa percaya diri.
● Teguh pendiriannya,
● Tidak bergantung pada orang lain,
● Berkepribadian yang baik,
● Optimis terhadap pekerjaannya.
2. Berorientasi pada tugas dan hasil.
● Haus akan prestasi,
● Berorientasi pada laba/hasil,
● Ketekunan dan ketabahan,
● Mempunyai dorongan kuat, motivasi tinggi dan kerja keras
3. Pengambil resiko.
● Enerjik dan berinisiatif,
● Kemampuan mengambil resiko,
● Suka pada tantangan
4. Kepemimpinan.
● Bertingkah laku sebagai pemimpin,
● Dapat menanggapi saran-saran dan kritik,
● Dapat bergaul dengan orang lain
5. Keorisinilan.
● Inovatif, kreatif dan fleksibel,
● Serba bisa dan mengetahui berbagai hal,
● Mempunyai banyak sumber kemampuan
6. Berorientasi ke masa depan.
● Memiliki pandangan ke masa depan,
● Optimis memandang masa depan
Kompetensi Dasar:
3.2 Menganalisis Peluang Usaha Produk Barang/jasa
4.2 Menentukan Peluang Usaha Produk Barang/jasa
BAB II
PELUANG USAHA
Maka dari itu, definisi peluang usaha adalah suatu kesempatan yang datang, menjadikan
dapat dimanfaatkan untuk memperoleh keuntungan. Atau dapat pula diartikan sebagai
kesempatan yang muncul di waktu tertentu yang dapat memberikan kesempatan besar
untuk mendapatkan keuntungan apabila dalam kesempatan tersebut dilakukan suatu
perbuatan dengan mengarahkan tenaga dan pikiran.
Thomas W. Zimmerer
Adalah sebuah terapan yang terdiri dari kreativitas dan inovasi untuk memecahkan masalah
dan melihat kesempatan yang dihadapi setiap hari.
Arif F. Hadiparanata
Adalah sebuah resiko yang harus diambil dan dihadapi untuk mengelola dan mengatur
segala urusan yang ada hubungannya dengan finansial.
● Peluang usaha tidak meniru orang lain tetapi asli hasil riset dan pemikiran diri sendiri.
● Peluang harus dapat mengantisipasi perubahan persaingan di pasar.
● Adanya keyakinan dapat mewujudkannya.
● Peluang itu harus sesuai dengan kehendak.
● Kelayakan usaha tersebut telah teruji.
● Adanya rasa senang apabila menjalankannya.
Faktor Yang Mempengaruhi Munculnya Inspirasi Peluang Usaha
Ada 2 faktor yang menjadi pengaruh terhadap munculnya inspirasi peluang usaha, yakni:
Faktor Internal
Adalah faktor yang bersumber dari dalam/diri sendiri antara lain:
● Wawasan atau pengetahuan yang ada pada diri sendiri,
● Pengalaman pada dunia bisnis atau usaha,
● Pengalaman dan kemampuan ketika menyelesaikan suatu masalah,
● Kemampuan atau pemahaman terhadap sesuatu atau situasi kondisi
Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah faktor yang bersumber dari luar antara lain:
Diri Sendiri
Peluang usaha yang mempunyai potensial tinggi adalah bersumber dari diri sendiri, seperti
dari hobi, keahlian pengetahuan dan dari riset atau pengamatan lingkungan. Alasan
mengapa peluang yang baik datang dari diri sendiri karena:
Dari Lingkungan
Terdapat banyak sumber peluang usaha yang diperoleh dari lingkungan sekitar, seperti:
● Usaha yang dimiliki orang tua yang terus dikembangkan, menjadikan semakin besar
dan luas,
● Di lingkungan sekitar rumah,
● Kebiasaan diri sendiri,
Dari Konsumen
Permintaan, keluhan, saran atau harapan konsumen pada barang atau jasa di pasar dapat
menjadi sumber ide untuk menciptakan usaha.
Kompetensi Dasar:
3.3 Memahami Hak Atas Kekayaan Intelektual
4.3 Mempresentasikan Hak Atas Kekayaan Intelektual
BAB III
HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL (HAKI)
Di zaman ini semakin banyak orang yang memiliki Kreativitas yang tinggi, sehingga
menciptakan banyak Produk baru yang bermunculan dengan Kreativitasnya. Yang
terkadang baru kita pikirkan saja “coba Ojeg bisa kita pesan via HP, Coba ada pengantar
barang yang dengan menggunakan HP”, lalu muncul lah Ojeg Online yang masih Trend
hingga saat ini dan masih menjadi alternatif orang lain dalam menjalankan aktivitasnya. Lalu
pernah ada yang berpikir “Coba motor bisa di pakai ngecharge Handphone”, muncul Motor
yang bisa ngeCharge. Banyak lagi Kreatifitas lainnya, seperti penyedot debu yang kecil yang
bisa di bawa kemana-mana tapi daya hisapnya kuat untuk membersihkan kotoran, Alat Pel
yang bisa memeras sendiri tanpa menggunakan kekuatan tangan kita, Kompor listrik tanpa
menggunakan gas, sampai Mobil Listrik pun di buat, Hebatnya di buat oleh Anak Indonesia.
Banyaknya Produk bermunculan seperti itu kalau tidak di Hak Paten kan bisa di ambil oleh
orang lain, maka dari itu ada yang namanya HAKI. Sekarang kita akan memberikan sedikit
Penjelasan tentang HAKI.
Obyek utama dari HAKI adalah Karya, ciptaan, hasil buat pikiran atau intelektualitas
manusia. Kata “intelektual” itu sendiri bisa kita artikan dengan kecerdasan, daya pikir, atau
Produk hasil Pemikiran manusia. Setiap manusia memiliki hak untuk melindungi atas karya
cipta, rasa, dan karsa setiap individu maupun kelompok. Seseorang bebas mengajukan
permohonan atau mendaftarkan karya Intelektualnya atau tidak. Seperti Ojeg Online yang
tadi kita ceritakan juga itu sebuah karya Intelektual dari seorang anak muda, lalu juga ada
mobil listrik, Alat pel yang bisa memeras sendiri, penyedot debu yang mudah di bawa
kemana-mana, dan lainnya.
Hak Eksklusif yang diberikan oleh Negara kepada seseorang pelaku HAKI (Inventor,
Pencipta, Pendesain, dan lain sebagainya) tiada lain dimaksudkan sebagai penghargaan
atas hasil karya (Kreativitas) nya agar orang lain terangsang untuk dapat lebih lanjut
mengembangkannya lagi, sehingga dengan sistem HAKI tersebut kepentingan masyarakat
ditentukan melalui mekanisme pasar.
HAKI memiliki prinsip yang perlu kalian ketahui, yaitu sebagai berikut :
Prinsip Ekonomi
Hak intelektual dalam Prinsip ekonomi yaitu yang berasal dari kegiatan Kreatif dari daya pikir
manusia yang memiliki manfaat serta nilai ekonomi yang memberikan keuntungan kepada
pemilik Hak cipta itu sendiri
Prinsip Keadilan
Prinsip keadilan dari Hak Intelektual merupakan suatu bentuk perlindungan hukum bagi
pemilik suatu hasil dari kemampuan intelektual, sehingga memiliki kekuasaan dalam
penggunaan hak atas kekayaan intelektual terhadap karyanya.
Prinsip Kebudayaan
Prinsip Kebudayaan merupakan pengembangan dari ilmu pengetahuan, sastra dan seni
guna meningkatkan taraf kehidupan serta dapat memberikan keuntungan bagi masyarakat,
bangsa dan negara
Prinsip sosial
Prinsip ini yang mengatur kepentingan manusia sebagai Masyarakat, Hak yang telah
diberikan oleh hukum atas suatu karya merupakan satu kesatuan yang memberikan
perlindungan berdasarkan keseimbangan antara kepentingan individu dan masyarakat /
lingkungan.
1. Hak Cipta
Kategori manakah produk yang anda buat, jika ada di antara yang disebutkan segeralah
daftarkan ke HAKI. Dapat disimpulkan dari semua penjelasan diatas bahwa HAKI sangat
penting dalam Pengakuan atau Penghargaan suatu karya seseorang, dengan adanya HAKI
tidak ada orang yang dapat mengakui karya yang anda ciptakan atau temukan, seperti
produk baru yang anda buat, dan sudah dikembangkan menjadi sebuah bisnis atau usaha
anda, segeralah daftarkan sebelum ada orang lain yang mengakuinya.
Kompetensi Dasar:
3.4 Menganalisis Konsep Desain / Prototype dan Kemasan Produk Barang/jasa
4.4 Membuat Desain / Prototype dan Kemasan Produk Barang/jasa
BAB IV
PENGERTIAN PROTOTYPE DAN KEMASAN
Salah satu kaidah penting dalam Design Thinking adalah “Fail fast to succeed sooner” atau
“Gagal cepat agar sukses lebih cepat.” Maksudnya Saat merancang sebuah produk,
meskipun sudah dilakukan riset yang cukup, kita tidak dapat memastikan bahwa produk kita
akan diterima oleh pasar. Satu-satunya cara untuk mengetahuinya adalah dengan
mengujinya di pasar. Namun, sebelum kita menguji versi akhir dari produk kita, ada baiknya
kita meluncurkan versi prototypenya terlebih dulu ke kalangan terbatas. Tujuannya adalah
agar kita mendapatkan umpan balik dari pengguna sesegera mungkin.
Perhatian terhadap kualitas yang terbaik adalah bukan terpaku pada produk akhirnya saja.
Hal ini penting agar produk akhir yang dihasilkan adalah produk yang bebas cacat dan tidak
ada lagi pemborosan karena produk tersebut dibuang atau dikerjakan ulang. Maka
sebaiknya perhatian terhadap kualitas produk harus dimulai sejak awal pembuatan produk.
Tahapan yang sangat penting dalam perencanaan awal pembuatan produk adalah
pembuatan prototype produk.
Pengertian Prototype
Prototype produk (purwa–rupa produk) adalah bentuk dasar dari sebuah produk merupakan
tahapan yang sangat penting dalam rencana pembuatan produk karena menyangkut
keunggulan produk yang akan menentukan kemajuan suatu usaha di masa mendatang.
Dikatakan sebagai tahapan yang sangat penting karena prototipe dibuat untuk diserahkan
pada pelanggan (lead–user) agar pelanggan dapat melihat secara langsung dan mencoba
kinerja prototype tersebut. Selanjutnya jika pelanggan memiliki komplain ataupun masukan
mengenai prototype tersebut maka industri mendokumentasikannya untuk proses perbaikan
prototype tersebut. Sehingga menciptakan suatu sistem inovasi produk yang dibangun
bersama-sama antara industri dan pelanggan sebagai upaya pemenuhan kepuasan
pelanggan (customers).
Prototype adalah sebuah contoh atau model awal dari produk. Prototype membuat ide yang
abstrak menjadi bentuk nyata yang lebih kongkrit. Dalam design thinking, tidak cukup hanya
memikirkan ide, mendiskusikan dan membicarakannya saja. Tetapi perlu langkah konkrit
untuk membuatnya menjadi nyata. Membuat prototype adalah caranya.
Tujuan membuat prototype bukanlah untuk menguji produk yang sudah selesai, tujuan
membuat prototype adalah untuk belajar. Menemukan kesalahan dan kegagalan sebelum
produk benar-benar diluncurkan ke pasar secara massal.
“Prototype simulates an experience, with the intent to answer a specific question, so that the
creator can iterate and improve the experience.”
1. Prototyping membantu kita berpikir. Melakukan adalah cara terbaik untuk berpikir.
Membuat prototipe membuat kita lebih mudah memikirkan ide-ide untuk
menyempurnakan produk Anda.
2. Prototyping membantu kita menjawab pertanyaan. Apakah produk kita diminati
konsumen? Bisa dikatakan layak? dan apakah mampu bertahan lama?
3. Prototyping membantu kita berkomunikasi. Komunikasi terbaik adalah dengan
menunjukkannya, bukan sekadar mengatakannya.
4. Prototyping membantu anda membuat keputusan yang lebih baik. Umpan balik yang
kita dapatkan dari calon pengguna membuat kita mampu membuat keputusan yang
lebih baik.
Pengertian Kemasan
● Apa itu kemasan?
● Seberapa besar manfaat kemasan itu?
Kemasan kita sering menyebutnya wadah atau pembungkus yang berguna untuk mencegah
atau meminimalisir terjadinya kerusakan pada barang yang dikemas atau dibungkusnya.
Sedangkan definisi pengemasan adalah suatu proses memberi wadah atau pembungkus
kepada suatu produk.
Pengertian kemasan juga dapat diartikan sebagai suatu sistem yang disusun sedemikian
rupa untuk mempersiapkan barang/ produk agar dapat didistribusikan, dijual, disimpan, dan
digunakan.
Tujuan utama pemberian kemasan pada produk adalah untuk melindungi dan mencegah
kerusakan terhadap apa yang dijual industri. Selain itu, kemasan juga bisa menjadi sarana
informasi dan pemasaran yang baik dengan membuat desain kemasan yang kreatif
sehingga lebih menarik dan mudah diingat konsumen.
Untuk lebih memahami apa arti kemasan/ pengemasan, kita dapat merujuk kepada
pendapat beberapa ahli tentang definisi kemasan. Di bawah ini adalah arti kemasan
menurut para ahli:
Rodriguez (2008)
Adalah wadah yang mengubah kondisi dari bahan pangan dengan penambahan senyawa
aktif sehingga mampu memperpanjang umur simpan dari bahan pangan yang dikemas dan
juga meningkatkan keamanan serta tetap mempertahankan kualitas.
Danger (1992)
Adalah wadah atau pembungkus untuk menyiapkan barang menjadi siap untuk
ditransportasikan, didistribusikan, disimpan, dijual, dan dipakai. Dengan adanya wadah atau
pembungkus dapat membantu melindungi produk yang ada di dalamnya.
Kemasan yang melindungi produk akan mencegah kerusakan dan risiko cacat yang dapat
merugikan pembeli ataupun penjual.
● Self Service
Kemasan menunjukkan ciri khas dari suatu produk yang dijual sehingga setiap
produk satu dengan yang lain harus memiliki kemasan yang berbeda.
● Consumer Affluence
Kemasan yang menarik dapat mempengaruhi konsumen untuk bersedia membayar
lebih.
● Company and Brand Image
Kemasan merupakan brand image perusahaan sehingga bisa menjadi salah
identitas perusahaan untuk dikenal masyarakat.
● Inovational Opportunity
Kemasan yang inovatif dapat memberikan manfaat bagi konsumen dan
menguntungkan perusahaan.
● Physical Production
Pembuatan kemasan bertujuan untuk melindungi produk/ barang dari suhu, getaran,
guncangan, tekanan dan sebagainya yang ada di sekitarnya
● Barrier Protection
Pemasangan kemasan pada suatu produk/ barang bertujuan untuk melindunginya
dari hambatan oksigen uap air, debu dan lain sebagainya.
● Containment or Agglomeration
Pengemasan barang juga bertujuan untuk pengelompokkan sehingga proses
penanganan dan transportasi menjadi lebih efisien.
● Information Transmission
Pada kemasan juga dapat dicantumkan mengenai cara menggunakan transportasi,
daur ulang, dan membuang kemasan atau label tersebut.
● Reducing Theft
Pemasangan kemasan pada produk/ barang juga bertujuan untuk mencegah
pencurian dengan melihat kerusakan fisik pada kemasan.
● Convenience
Kemasan merupakan fitur yang menambah kenyamanan dalam distribusi,
penanganan, penjualan, tampilan, pembukaan, kembali penutup, penggunaan dan
digunakan kembali.
● Marketing
Desain kemasan dan label dapat dimanfaatkan oleh pemasar untuk mendorong
calon pembeli untuk membeli produk.
● Kemasan Primer
Pengertian kemasan primer adalah bahan kemas yang menjadi wadah langsung
bahan makanan. Misalnya kaleng susu, botol minuman, dan lain-lain.
● Kemasan Sekunder
Pengertian kemasan sekunder adalah wadah yang berfungsi memberikan
perlindungan terhadap kelompok kemasan lainnya. Misalnya, kotak kardus untuk
menyimpan kaleng susu, atau kotak kayu untuk menyimpan buah, dan lain-lain.
● Kemasan Tersier
Pengertian kemasan tersier adalah kemasan yang digunakan untuk menyimpan atau
melindungi produk selama proses pengiriman.
● Kemasan Disposable
Yaitu kemasan sekali pakai yang hanya digunakan sekali saja lalu dibuang. Misalnya
wadah plastik, bungkus daun pisang, dan lain-lain.
● Kemasan Multi Trip
Yaitu kemasan yang dapat digunakan berkali-kali oleh konsumen dan dapat
dikembalikan kepada agen penjual agar digunakan kembali. Misalnya, botol
minuman.
● Kemasan Semi Disposable
Yaitu kemasan yang tidak dibuang karena dapat digunakan untuk hal lain oleh
konsumen. Misalnya, kaleng biskuit.
Kompetensi Dasar:
3.5 Menganalisis Proses Kerja Pembuatan Prototype Barang/jasa
4.5 Membuat Alur dan Proses Kerja Pembuatan Prototype Barang/jasa
BAB V
PROSES KERJA PEMBUATAN PROTOTYPE PRODUK BARANG ATAU JASA
Prototipe produk (purwa–rupa produk) adalah bentuk dasar dari sebuah produk merupakan
tahapan yang sangat penting dalam rencana pembuatan produk karena menyangkut
keunggulan produk yang akan menentukan kemajuan suatu usaha di masa mendatang.
Tahapan prototype sebelum mendesain produk barang atau jasa ada beberapa tahapan
yang harus diperhatikan, yakni sebagai berikut:
Pendefinisian produk
Merupakan penerjemahan konsep teknikal yang berhubungan dengan kebutuhan dan
perilaku konsumen kedalam bentuk perancangan termasuk aspek hukum yang melibatkan
keamanan dan perlindungan terhadap konsumen.
Working Model
Dibuat tidak harus mempresentasikan fungsi produk secara keseluruhan dan di buat pada
skala yang seperlunya saja untuk membuktikan konsep dari pembuatan produk, dan
menemukan hal-hal yang tidak sesuai dengan konsep yang telah dibuat. Working model
juga dibangun untuk menguji parameter fungsional dan membantu perancangan prototype
rekayasa.
Model
Model merupakan alat peraga yang mirip produk yang akan dibangun (look– like–models).
Secara jelas menggambarkan bentuk dan penampilan produk baik dengan skala yang
diperbesar, 1:1, atau diperkecil untuk memastikan produk yang akan dibangun sesuai
dengan lingkungan produk maupun lingkungan user.
Diagram alur proses produksi yang berbeda produk, misalnya diagram alur proses produksi
tekstil sama sekali berbeda dengan diagram alur proses produksi pembuatan obat-obatan
(farmasi). Akan tetapi, walaupun sama-sama industri manufaktur farmasi (obat-obatan),
diagram alur proses produksinya dapat berbeda, misalnya yang satu berbentuk tablet,
sedangkan yang lain berbentuk cair.
Alasan digunakan metode statistik dalam pengawasan mutu adalah sebagai berikut:
● Menghitung jumlah kerusakan barang dalam proses produksi.
● Kerusakan atau cacatnya barang, sebenarnya merupakan akibat terjadinya
penyimpangan (variasi atau deviasi) dalam proses produksi. Metode statistik dapat
memberi gambaran tentang penyimpangan-penyimpangan tersebut. Misalnya,
produk yang dihasilkan dari suatu proses yang tidak mengalami penyimpangan
(deviasi), tentu saja produk tersebut tidak mengalami kerusakan. Akan tetapi,
mengingat proses produksi merupakan kombinasi mesin-mesin dan orang-orang
maka bisa terjadi kekeliruan sehingga produk yang dihasilkan mengalami
penyimpangan (deviasi). Dalam hal yang terakhir inilah peranan statistik untuk
mengurangi terjadinya penyimpangan, yang berarti pula mengurangi kerusakan
produk akhir.
Secara umum dari metode statistik dapat diperoleh suatu gambaran tentang data sampel
yang dianalisis. Gambar tersebut dapat memberikan visualisasi dengan jelas tentang data
tersebut sehingga dapat diketahui apakah terjadi penyimpangan (kerusakan) atau tidak.
Dari hal pengendalian mutu, peranan seorang supervisor mutu sangat berperan terutama
dalam hal mengumpulkan data statistik, menganalisis, dan menyimpulkannya. Seorang
supervisor mutu dapat memberikan informasi yang cepat dan tepat kepada pihak
manajemen tentang hasil produk, apakah di bawah atau sesuai dengan standar mutu yang
direncanakan.
Kompetensi Dasar:
3.6 Menganalisis Lembar Kerja / Gambar kerja untuk Pembuatan Prototype Produk
Barang/jasa
4.6 Membuat Lembar Kerja / Gambar kerja untuk Pembuatan Prototype Produk Barang/jasa
BAB VI
LEMBAR KERJA/GAMBAR KERJA
Gambar kerja adalah gambar acuan yang digunakan untuk merealisasikan antara ide ke
dalam wujud fisik. Gambar kerja harus dipahami oleh semua personel yang terlibat dalam
proses pembangunan fisik. Gambar kerjapun terdiri dari berbagai unsur yang memuat
informasi mengenai dimensi, bahan dan warna.
Gambar kerja akan membantu wirausaha untuk menciptakan wujud fisik sesuai dengan ide.
Dengan bantuan gambar kerja, seorang wirausaha tidak perlu untuk mengawasi setiap
detail dari semua unsur, karena akan menyita waktu dan tidak efisien. Maka dari itu, gambar
kerja harus bisa dibaca dan dipahami.
Sejak dahulu gambar sudah dipakai untuk berkomunikasi antara individu manusia dan
sampai sekarang cara berkomunikasi dengan gambar ini masih dipakai, bahkan
dikembangkan dengan diterapkannya sebagai standar komunikasi.
Desain produk atau dalam bahasa keilmuan disebut Desain Produk Industri, atau bisa juga
dikatakan dengan Gambar kerja adalah sebuah bidang keilmuan atau profesi yang
menentukan bentuk/form dari sebuah produk manufaktur, mengolah bentuk tersebut agar
sesuai dengan kemampuan proses produksinya pada industri yang memproduksinya.
Gambar kerja merupakan alat untuk menyatakan ide atau gagasan yang bisa juga disebut
dengan bahasa teknik. Sebagai suatu bahasa gambar kerja harus dapat menjelaskan
keterangan secara tepat dan obyektif.
Gambar kerja adalah gambar yang digunakan sebagai acuan untuk dilaksanakan/dikerjakan
di lapangan, gambar kerja ini harus dibuat sedemikian rupa sehingga mudah/bisa
dimengerti di dalam pelaksanaan pekerjaannya, biasanya disebut juga dengan shopdrawing,
gambar kerja merupakan penyempurnaan dari gambar desain yang telah ada dan
disesuaikan dengan kondisi keadaan existing.
Gambar kerja merupakan awal sebuah pekerjaan yang menyangkut konstruksi atau
pembuatan awal, meliputi bagian-bagian dari sebuah pembutaan secara detail. Potongan-
potongan serta tampak 2 gambar rancangan dan detail gambar sekecil apapun dan
merupakan sebuah item pekerjaan yang berguna untuk menghindarkan kerancuan yang
membingungkan pihak-pihak yang berkepentingan.
Unsur karya seni berupa foto atau gambar yang disusun di atas karton dan siap difoto untuk
dijadikan bahan cetakan, seperti iklan cetak, poster dan kemasan.
Fungsi gambar kerja sebagai sumber informasi memiliki makna bahwa gambar kerja harus
mampu menghubungkan perancang dengan orang yang mempergunakannya, harus berisi
keterangan-keterangan yang pasti, tidak boleh menimbulkan keragu-raguan. Jenis produk
yang beraneka ragam mengakibatkan pekerja akan kesulitan untuk menentukan arti gambar
yang tidak lengkap. Lambang-lambang harus dipergunakan daripada catatan-catatan dalam
suatu bahasa dan pengertiannya harus seragam secara Internasional. Dalam membuat
standar, hal yang penting adalah sampai sejauh mana kepastian tersebut dapat
dipromosikan dengan ketentuan kondisi optimal dari standar harus ditetapkan
Kesimpulannya,
Gambar kerja merupakan suatu bentuk ungkapan gagasan atau pemikiran mengenai suatu
sistem, proses, cara kerja, konstruksi, diagram, rangkaian dan petunjuk yang bertujuan
untuk memberikan instruksi dan informasi yang dinyatakan dalam bentuk gambar, atau
lukisan teknis.
Secara umum, gambar kerja dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis, yaitu gambar dua
dimensi dan gambar tiga dimensi:
1. Gambar Dua Dimensi,
Gambar dua dimensi adalah suatu gambar yang menampilkan salah satu bagian
permukaan dari suatu benda, sehingga permukaan yang lain tidak ditampilkan pada
gambar tersebut, tetapi dapat ditampilkan di sampingnya, baik atas, bawah, samping
kanan maupun kirinya. Untuk mengetahui keterangan-keterangan yang diperlukan
atau keterangan yang detail gambar dua dimensi. Fungsi dari gambar dua dimensi
adalah memberikan informasi lengkap tentang suatu benda sehingga memudahkan
baik bagi pembaca maupun bagi orang yang berkepentingan pada gambar tersebut .
Adapun yang dimaksud dengan ukuran umum adalah ukuran seperti panjang lebar, dan
tinggi dari suatu benda. Fungsi gambar tiga dimensi adalah untuk melengkapi atau
menampilkan benda jadi atau gambar susunan dari gambar dua dimensi.
Untuk gambar kerja, biasanya gambar tiga dimensi tidak ditampilkan, hanya gambar dua
dimensi saja, karena pada gambar tiga dimensi keterangan yang detail tentang benda
tersebut tidak dapat ditampilkan .
Fungsi gambar yang mendasar adalah sebagai sebuah alat untuk menyatakan maksud atau
pemikiran dari seseorang. Oleh karena gambar sering dipakai sebagai alat komunikasi yang
pokok di kalangan orang-orang teknik maka gambar di sebut sebagai bahasa teknik atau
bahasa untuk sarjanan teknik.
Tujuan penggunaan gambar kerja adalah menterjemahkan gambar desain menjadi gambar
terukur sehingga dapat dipahami orang lain, terutama oleh pelaksana, bagian produksi,
menghitung biaya, penggunaan material dsb
Gambar kerja memiliki tiga fungsi, yaitu menyampaikan informasi, bahan dokumentasi dan
menuangkan gagasan untuk pengembangan.
1. Menyampaikan Informasi,
Pada permulaan industri, perencanaan dan pembuatan benda teknik dilakukan oleh
orang yang sama. Dalam hal ini gambar hanya berarti sebagai konsep dari suatu
gagasan sehingga tidak diperlukan aturan-aturan dalam gambar tersebut. Setelah
industri mulai berkembang, perencanaan dan pembuatan benda teknik dilakukan
oleh dua orang yang berbeda. Dalam hal ini gambar berfungsi sebagai alat
menyampaikan informasi dari pihak perancang (design drafter) kepada pihak
pembuat (operator).
2. Bahan Dokumentasi,
Pengawetan dan Penyimpanan, Gambar teknik merupakan dokumen penting di
mana data teknis mengenai suatu produk tercantum secara padat. Dengan
mendokumentasikan gambar berarti pula mengawetkan dan menyimpan untuk
dipergunakan sebagai bahan informasi.
3. Menuangkan Gagasan untuk Pengembangan,
Konsep abstrak dalam pikiran seorang perancang untuk membuat sebuah bahan
teknik dituangkan ke dalam bentuk gambar (biasanya berupa sketsa). Kemudian
gambar itu dievaluasi dan dianalisa secara terus menerus sehingga diperoleh yang
sempurna .
Contoh penerapan fungsi gambar kerja, misalnya dalam pembuatan rumah pasti Anda
berkonsultasi dengan arsitek untuk membuat gambar kerja dengan desain yang diinginkan.
Dengan demikian fungsi gambar kerja dalam pembangunan rumah, yaitu sebagai pembantu
dalam proses pembangunan karena apa yang akan dilaksanakan telah dengan matang di
desain di awal perencanaan, sehingga dapat memberikan analisa tepat segala kemungkinan
yang akan terjadi pada saat pelaksanaan sesungguhnya.
Konsep Abstrak dalam pikiran seorang perancang untuk membuat sebuah bahan teknik
dituangkan ke dalam bentuk gambar (biasanya berupa sketsa). Kemudian gambar dan
dianalisis secara terus menerus sehingga diperoleh yang sempurna.
Kerja seorang perancang diawali dengan pembuatan sketsa. Gambar kasar tersebut
kemudian dianalisa sehingga dapat ditentukan dari bahan apa komponen tersebut harus
dibuat dan bagaimana metode pembuatannya. Desainer juga harus memberikan rincian
banyaknya elemen yang harus dibuat dan cara perakitannya. Data dari hasil analisa
digunakan untuk memperbaiki sketsa menjadi gambar rancangan, yang memuat
keterangan-keterangan dengan detail. Sebagai hasil akhir dari kerja rancangan adalah
gambar kerja.
Dalam pembuatan gambar kerja, seorang perancang dibantu oleh juru gambar (drafter)
yang bertugas menyajikan keterangan-keterangan pada gambar secara ringkas namun
mencakup seluruh gagasan perancang. Seorang juru gambar harus selalu berkonsultasi
dengan perancang atau perencana proses saat menyajikan keterangan-keterangan pada
gambar.
Operator bertugas mewujudkan gambar menjadi benda nyata. Seorang operator dituntut
memiliki kemampuan mengoperasikan mesin, ia juga harus bisa atau mengetahui aturan-
aturan gambar menurut standarisasi
Seorang wirausaha harus mampu membuat sebuah gambar kerja berupa desain produk
yang dibuat sehingga mampu langsung dibuat sesuai dengan harapan wirausaha.
Dalam membuat gambar kerja sebuah produk, seorang wirausaha harus memperhatikan
beberapa hal berikut :
1. Keamanan produk tersebut
2. Ergonomis dari produk tersebut
3. Kemudahan dalam penggunaannya
4. Kepraktisan saat digunakan dimana saja
5. Bahan baku yang dibuat
6. Model atau bentuk yang sesuai massanya
Kompetensi Dasar:
3.7 Menganalisis Biaya Produksi Protoype Produk Barang/jasa
4.7 Menghitung Biaya Produksi Prototype Produk Barang/jasa
BAB VII
BIAYA PRODUKSI
Sebagai seorang pemilik usaha bisnis ataupun sebagai seorang manajer produksi,
mengetahui berapa biaya produksi merupakan suatu hal yang sangat penting dalam
menciptakan dan mempertahankan kelangsungan produksi dan bisnisnya sehingga dapat
menguntungkan perusahaannya. Dengan mengetahui biaya pada setiap langkah dalam
produksinya, manajemen dapat mengoptimalkan proses produksi, jadwal pengiriman dan
kegiatan-kegiatan umum lainnya dalam upaya meningkatkan efisiensi produksi sehingga
lebih baik daripada sebelumnya.
Dengan mengetahui dan menganalisis biaya produksi, manajemen dapat menetapkan harga
barang dan jasanya dengan tepat untuk mencapai margin yang sesuai.
Pengertian Biaya
Biaya adalah pengeluaran ekonomis yang diperlukan untuk perhitungan proses produksi.
Biaya ini didasarkan pada harga pasar yang berlaku dan pada saat proses ini sudah terjadi
maupun belum terjadi. Menurut ilmu ekonomi, biaya terbagi menjadi dua yaitu biaya eksplisit
dan biaya implisit. Biaya eksplisit adalah biaya-biaya yang terlihat secara fisik seperti uang.
Sedangkan biaya implisit adalah biaya-biaya yang tidak terlihat secara langsung yaitu
misalnya penyusutan barang modal.
Kuswadi (2005:22),
Biaya Produksi adalah biaya yang berkaitan dengan perhitungan beban pokok produksi atau
beban pokok penjualan. Biaya produksi atau penjualan terdiri atas biaya bahan baku dan
bahan penolong, biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik.
Mulyadi (1995:14),
Biaya produksi merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi
produk jadi yang siap untuk dijual.
Dari beberapa pengertian dan definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa Biaya Produksi
adalah sumber daya yang digunakan untuk menghasilkan suatu produk atau jasa.
Biaya-biaya produksi ini pada umumnya terdiri dari 3 jenis atau kategori, yaitu:
1. Biaya bahan langsung (Direct Material Cost),
Adalah biaya pembelian bahan baku yang langsung masuk ke dalam produksi suatu
produk. Bahan-bahan langsung ini dikonsumsi sebagai bagian dari proses produksi.
Contohnya seperti bahan baku Roti adalah tepung, telur dan gula pasir. Bahan baku
mainan anak adalah plastik dan karet.
Diketahui :
Penyelesaiannya :
Biaya Produksi per Unit = (Biaya Bahan Langsung + Biaya Tenaga Kerja Langsung + Biaya
Overhead Pabrik) / Jumlah Unit yang diproduksi
Biaya Produksi per Unit = (20.000.000.000 + 200.000.000 + 150.000.000) / 10.000
Biaya Produksi per Unit = 20.350.000.000 / 10.000
Biaya Produksi per Unit = 2.350.000
Jadi Biaya Produksi pada bulan yang bersangkutan adalah sebesar Rp. 20.350.000.000,-
dan apabila dihitung menjadi per unit maka Biaya Produksi per Unit-nya adalah sebesar Rp.
2.350.000,-. Jika Perusahaan tersebut menjual Handphone tersebut dengan harga Rp.
2.800.000,- per unit, maka margin keuntungannya adalah sebesar Rp. 450.000,- atau
sekitar 19,15%.