Anda di halaman 1dari 23

MATERI PRODUK KREATIF DAN KEWIRAUSAHAAN

Kompetensi Dasar:
3.1 Memahami Sikap dan Perilaku Wirausaha
4.1 Mempresentasikan Sikap dan Perilaku Wirausaha

BAB I
SIKAP DAN PERILAKU WIRAUSAHA

Pengetahuan Umum tentang Wirausaha


Pengertian Wirausaha Secara Umum dan Menurut Para Ahli – Wirausaha atau
wirausahawan (bahasa Inggris: entrepreneur) adalah orang yang melakukan aktivitas
kegiatan usaha yang dicirikan dengan pandai atau berbakat mengenali produk baru,
menentukan cara produksi baru, menyusun manajemen operasi untuk pengadaan produk
baru, memasarkannya, serta mengatur permodalan operasinya.

Pengertian wirausaha secara umum adalah seorang yang berani berusaha secara mandiri
dengan mengerahkan segala sumber daya dan upaya meliputi kepandaian mengenali
produk baru, menentukan cara produksi baru, menyusun operasi untuk menciptakan sebuah
peluang usaha, pengadaan produk baru, memasarkannya, serta mengatur permodalan
operasinya untuk menghasilkan sesuatu yang bernilai lebih tinggi, dengan segala resiko
yang akan dihadapinya.

Dalam prosesnya, wirausahawan mengkombinasikan faktor-faktor produksi seperti sumber


daya alam, tenaga kerja, material dan peralatan lainnya, serta melakukan sebuah proses
yang disebut creative destruction (pengerusakan yang kreatif) untuk menghasilkan suatu
nilai tambah (added value) guna menghasilkan nilai yang lebih tinggi, sehingga inti dari
ketrampilan wirausaha adalah kreativitas (the core of entrepreneurial skill is creativity).

Maka dari itulah, wirausaha adalah pelaku utama dalam pembangunan ekonomi yang
fungsinya untuk melakukan inovasi atau kombinasi-kombinasi yang baru untuk sebuah
inovasi hingga melakukan perbaikan produksi lainnya. Juga memiliki dorongan kekuatan
dari dalam diri untuk memperoleh suatu tujuan, serta suka bereksperimen untuk
menampilkan kebebasan dirinya di luar kekuasaan dari orang lain.

Sikap dan Perilaku


Sikap adalah suatu bentuk evaluasi perasaan dan kecenderungan potensial untuk bereaksi
yang merupakan hasil interaksi antara komponen kognitif, afektif dan konatif yang saling
bereaksi didalam memahami, merasakan dan berperilaku terhadap suatu objek

Sikap (attitude)
Sikap merupakan kecenderungan individu untuk merespon dengan cara yang khusus
terhadap stimulus yang ada dalam lingkungan. Sikap disebut juga dengan pendirian. Sikap
berupa kecenderungan untuk mendekat atau menghindar, positif atau negatif terhadap
berbagai keadaan sosial seperti intuisi, pribadi, situasi, ide, konsep dan sebagainya.
Faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap dibedakan menjadi faktor internal dan
eksternal. Faktor internal meliputi jenis kelamin, umur, pendidikan, emosi individu, dan
pengalaman pribadi. Faktor eksternal meliputi kebudayaan orang lain yang dianggap
penting, media massa, institusi pendidikan, institusi agama dan masyarakat.

Perilaku (behavior)
Perilaku merupakan hasil dari seluruh pengalaman serta interaksi manusia dengan
lingkungannya yang terwujud dalam bentuk pengetahuan, sikap dan tindakan. Jadi perilaku
muncul didasarkan atas sikap yang telah diambil. Ada 2 kelompok perilaku manusia, yaitu:
1. Perilaku tertutup, bila respon terhadap stimulus masih belum dapat diamati orang
lain (dari luar) secara jelas. Respon seseorang masih terbatas dalam bentuk
perhatian, perasaan, persepsi, pengetahuan dan sikap terhadap stimulus yang
bersangkutan.
2. Perilaku terbuka, bila respon terhadap stimulus sudah berupa tindakan atau praktek
yang dapat diamati orang dari luar. Respon ini dapat bersifat pasif seperti
berpendapat tanpa tindakan, maupun aktif dengan melakukan tindakan.

Faktor yang mempengaruhi terbentuknya perilaku dibedakan menjadi faktor internal dan
eksternal. Faktor internal mencakup pengetahuan, kecerdasan, emosi, inovasi. Faktor
eksternal meliputi lingkungan sekitar, baik fisik maupun non fisik seperti iklim, sosial
ekonomi, kebudayaan dan sebagainya.

Dari apa yang sudah disampaikan diatas maka ada beberapa sikap dan perilaku yang harus
dimiliki dan ditumbuh kembangkan untuk menjadi seorang wirausaha

Sikap wirausahawan
1. Mampu berpikir dan bertindak kreatif dan inovatif.
Kreativitas adalah kemampuan untuk mengembangkan ide-ide baru dan cara-cara
baru dalam pemecahan masalah dan menemukan peluang (thinking new thing).
Sedangkan Inovasi adalah kemampuan untuk mengembangkan penerapan
kreativitas dalam rangka pemecahan masalah dan menemukan peluang (doing new
thing).
2. Mampu bekerja tekun, teliti dan produktif.
Tekun memiliki arti rajin, keras hati, dan bersungguh-sungguh, sedangkan teliti
artinya cermat, seksama, sangat memperhatikan detail pekerjaan, Produktif berarti
selalu menghasilkan sesuatu.
3. Mampu berkarya berlandaskan etika bisnis yang sehat.
Etika bisnis merupakan cara untuk melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup
seluruh aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan dan juga masyarakat.
Perusahaan meyakini prinsip bisnis yang baik adalah bisnis yang beretika, yakni
bisnis dengan kinerja unggul dan berkesinambungan yang dijalankan dengan
mentaati kaidah-kaidah etika sejalan dengan hukum dan peraturan yang berlaku.
Etika Bisnis dapat menjadi standar dan pedoman bagi seluruh karyawan termasuk
manajemen dan menjadikannya sebagai pedoman untuk melaksanakan pekerjaan
sehari-hari dengan dilandasi moral yang luhur, jujur, transparan dan sikap yang
profesional.
4. Mampu berkarya dengan semangat kemandirian.
Kemandirian merupakan sikap seseorang untuk bertindak bebas, melakukan sesuatu
atas kesadaran diri sendiri, dapat menghadapi dan menyelesaikan sendiri masalah-
masalah yang dihadapi tanpa tergantung bantuan orang lain dan bertanggung jawab
terhadap segala keputusan yang diambil melalui pertimbangan yang rasional.
5. Mampu memecahkan masalah dan mengambil keputusan secara sisitematis dan
berani mengambil resiko.
Masalah usaha adalah suatu kesulitan pada dunia kerja atau bisnis yang terjadi
akibat adanya perbedaan antara apa yang diharapkan dengan apa yang telah terjadi.
Seorang wirausahawan harus mampu memandang sebuah permasalahan dari
berbagai sudut pandang dan mencari cara baru untuk memecahkan masalahnya.
Harus dipertimbangkan apakah pemecahan masalah tersebut dapat diterapkan
dengan baik, logis dan sesedikit mungkin menimbulkan resiko.

Perilaku wirausahawan
1. Memiliki rasa percaya diri.
● Teguh pendiriannya,
● Tidak bergantung pada orang lain,
● Berkepribadian yang baik,
● Optimis terhadap pekerjaannya.
2. Berorientasi pada tugas dan hasil.
● Haus akan prestasi,
● Berorientasi pada laba/hasil,
● Ketekunan dan ketabahan,
● Mempunyai dorongan kuat, motivasi tinggi dan kerja keras
3. Pengambil resiko.
● Enerjik dan berinisiatif,
● Kemampuan mengambil resiko,
● Suka pada tantangan
4. Kepemimpinan.
● Bertingkah laku sebagai pemimpin,
● Dapat menanggapi saran-saran dan kritik,
● Dapat bergaul dengan orang lain
5. Keorisinilan.
● Inovatif, kreatif dan fleksibel,
● Serba bisa dan mengetahui berbagai hal,
● Mempunyai banyak sumber kemampuan
6. Berorientasi ke masa depan.
● Memiliki pandangan ke masa depan,
● Optimis memandang masa depan

Kompetensi Dasar:
3.2 Menganalisis Peluang Usaha Produk Barang/jasa
4.2 Menentukan Peluang Usaha Produk Barang/jasa

BAB II
PELUANG USAHA

Pengertian Peluang Usaha


Kata peluang usaha tersusun atas dua kata yakni kata Peluang dan Usaha. Peluang bisa
diartikan dengan kesempatan yang datang atau sesuatu yang dapat terjadi dan bisa
menghasilkan keuntungan. Sedangkan Usaha diartikan dengan suatu bentuk perbuatan
atau tindakan untuk mengarahkan tenaga serta pikiran dalam meraih target dan tujuan.

Maka dari itu, definisi peluang usaha adalah suatu kesempatan yang datang, menjadikan
dapat dimanfaatkan untuk memperoleh keuntungan. Atau dapat pula diartikan sebagai
kesempatan yang muncul di waktu tertentu yang dapat memberikan kesempatan besar
untuk mendapatkan keuntungan apabila dalam kesempatan tersebut dilakukan suatu
perbuatan dengan mengarahkan tenaga dan pikiran.

Pengertian Peluang Usaha Menurut Para Ahli, diantaranya:

Thomas W. Zimmerer
Adalah sebuah terapan yang terdiri dari kreativitas dan inovasi untuk memecahkan masalah
dan melihat kesempatan yang dihadapi setiap hari.

Robbin and Coulter


Adalah sebuah proses yang melibatkan individu atau kelompok yang menggunakan usaha
dan sarana tertentu untuk menciptakan suatu nilai taumbah guna memenuhi sebuah
kebutuhan tanpa memperhatikan sumber daya yang digunakan.

Arif F. Hadiparanata
Adalah sebuah resiko yang harus diambil dan dihadapi untuk mengelola dan mengatur
segala urusan yang ada hubungannya dengan finansial.

Ciri-Ciri Peluang Usaha


Ada beberapa jenis peluang usaha antara lain peluang usaha yang potensial dan peluang
usaha yang baik. Ciri-ciri dari setiap jenis tersebut adalah sebagai berikut:

Ciri-Ciri Peluang Usaha Yang Potensial


Terdapat beberapa ciri-ciri peluang usaha yang potensial, antara lain:

● Mempunyai nilai jual tinggi.


● Bukan hanya sekedar ambisi tetapi harus bersifat nyata.
● Bisa bertahan lama atau berkelanjutan di pasar. Skala usaha itu dapat diperbesar
atau ditingkatkan.
● Tidak terlalu banyak modal yang digunakan, investasinya tidak terlalu besar tetapi
sangat berpotensi menguntungkan dan lain sebagainya.

Ciri-Ciri Peluang Usaha Yang Baik


Sedangkan ciri-ciri peluang usaha yang baik yaitu sebagai berikut:

● Peluang usaha tidak meniru orang lain tetapi asli hasil riset dan pemikiran diri sendiri.
● Peluang harus dapat mengantisipasi perubahan persaingan di pasar.
● Adanya keyakinan dapat mewujudkannya.
● Peluang itu harus sesuai dengan kehendak.
● Kelayakan usaha tersebut telah teruji.
● Adanya rasa senang apabila menjalankannya.
Faktor Yang Mempengaruhi Munculnya Inspirasi Peluang Usaha
Ada 2 faktor yang menjadi pengaruh terhadap munculnya inspirasi peluang usaha, yakni:

Faktor Internal
Adalah faktor yang bersumber dari dalam/diri sendiri antara lain:
● Wawasan atau pengetahuan yang ada pada diri sendiri,
● Pengalaman pada dunia bisnis atau usaha,
● Pengalaman dan kemampuan ketika menyelesaikan suatu masalah,
● Kemampuan atau pemahaman terhadap sesuatu atau situasi kondisi

Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah faktor yang bersumber dari luar antara lain:

● Masalah yang muncul dan dihadapi dan belum terselesaikan,


● Kesulitan dalam mencari solusi masalah,
● Pemikiran yang baik untuk membuat sesuatu yang baru dari suatu kondisi,
● Keperluan yang belum tercapai atau terpenuhi untuk diri sendiri ataupun orang lain.

Sumber Peluang Usaha


Suatu peluang usaha memiliki sumber-sumbernya yang bisa membangkitkan semangat
berusaha, yaitu diantaranya:

Diri Sendiri
Peluang usaha yang mempunyai potensial tinggi adalah bersumber dari diri sendiri, seperti
dari hobi, keahlian pengetahuan dan dari riset atau pengamatan lingkungan. Alasan
mengapa peluang yang baik datang dari diri sendiri karena:

● Untuk menjalankan usaha haruslah konsisten dan memiliki komitmen,


● Untuk menjalankan usaha memerlukan proses yang panjang, sampai usaha tersebut
sukses,
● Untuk menjalankan usaha butuh terus mencoba dan pantang menyerah, dengan
didukung kreativitas dan juga mempunyai pengetahuan yang mencukup untuk
meraih keberhasilan

Dari Lingkungan
Terdapat banyak sumber peluang usaha yang diperoleh dari lingkungan sekitar, seperti:

● Usaha yang dimiliki orang tua yang terus dikembangkan, menjadikan semakin besar
dan luas,
● Di lingkungan sekitar rumah,
● Kebiasaan diri sendiri,

Dari Konsumen
Permintaan, keluhan, saran atau harapan konsumen pada barang atau jasa di pasar dapat
menjadi sumber ide untuk menciptakan usaha.

Dari Perubahan Yang Terjadi


Peluang usaha bisa muncul dari berbagai perubahan lingkungan apabila orang tersebut
dapat membaca situasi untuk dijadikan peluang usaha.

Kompetensi Dasar:
3.3 Memahami Hak Atas Kekayaan Intelektual
4.3 Mempresentasikan Hak Atas Kekayaan Intelektual

BAB III
HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL (HAKI)

Di zaman ini semakin banyak orang yang memiliki Kreativitas yang tinggi, sehingga
menciptakan banyak Produk baru yang bermunculan dengan Kreativitasnya. Yang
terkadang baru kita pikirkan saja “coba Ojeg bisa kita pesan via HP, Coba ada pengantar
barang yang dengan menggunakan HP”, lalu muncul lah Ojeg Online yang masih Trend
hingga saat ini dan masih menjadi alternatif orang lain dalam menjalankan aktivitasnya. Lalu
pernah ada yang berpikir “Coba motor bisa di pakai ngecharge Handphone”, muncul Motor
yang bisa ngeCharge. Banyak lagi Kreatifitas lainnya, seperti penyedot debu yang kecil yang
bisa di bawa kemana-mana tapi daya hisapnya kuat untuk membersihkan kotoran, Alat Pel
yang bisa memeras sendiri tanpa menggunakan kekuatan tangan kita, Kompor listrik tanpa
menggunakan gas, sampai Mobil Listrik pun di buat, Hebatnya di buat oleh Anak Indonesia.

Banyaknya Produk bermunculan seperti itu kalau tidak di Hak Paten kan bisa di ambil oleh
orang lain, maka dari itu ada yang namanya HAKI. Sekarang kita akan memberikan sedikit
Penjelasan tentang HAKI.

Pengertian Hak Atas Kekayaan Intelektual


HAKI atau kepanjangan dari Hak Atas Kekayaan Intelektual ini adalah sebuah Pengakuan
atau Penghargaan pada seseorang atas Penemuan atau Penciptaan karya Intelektual yang
belum pernah ada sebelumnya dengan memberikan hak-hak khusus bagi mereka yang
dilindungi atas dasar Hukum. Kekayaan Intelektual sendiri merupakan kekayaan atas segala
hasil Kecerdasan daya pikir seseorang dalam menciptakan sesuatu dari berbagai bidang,
seperti teknologi, pengetahuan, sastra, seni, pengarang lagu, karya tulis, karikatur dan
lainnya.

Obyek utama dari HAKI adalah Karya, ciptaan, hasil buat pikiran atau intelektualitas
manusia. Kata “intelektual” itu sendiri bisa kita artikan dengan kecerdasan, daya pikir, atau
Produk hasil Pemikiran manusia. Setiap manusia memiliki hak untuk melindungi atas karya
cipta, rasa, dan karsa setiap individu maupun kelompok. Seseorang bebas mengajukan
permohonan atau mendaftarkan karya Intelektualnya atau tidak. Seperti Ojeg Online yang
tadi kita ceritakan juga itu sebuah karya Intelektual dari seorang anak muda, lalu juga ada
mobil listrik, Alat pel yang bisa memeras sendiri, penyedot debu yang mudah di bawa
kemana-mana, dan lainnya.

Hak Eksklusif yang diberikan oleh Negara kepada seseorang pelaku HAKI (Inventor,
Pencipta, Pendesain, dan lain sebagainya) tiada lain dimaksudkan sebagai penghargaan
atas hasil karya (Kreativitas) nya agar orang lain terangsang untuk dapat lebih lanjut
mengembangkannya lagi, sehingga dengan sistem HAKI tersebut kepentingan masyarakat
ditentukan melalui mekanisme pasar.
HAKI memiliki prinsip yang perlu kalian ketahui, yaitu sebagai berikut :

Prinsip Ekonomi
Hak intelektual dalam Prinsip ekonomi yaitu yang berasal dari kegiatan Kreatif dari daya pikir
manusia yang memiliki manfaat serta nilai ekonomi yang memberikan keuntungan kepada
pemilik Hak cipta itu sendiri

Prinsip Keadilan
Prinsip keadilan dari Hak Intelektual merupakan suatu bentuk perlindungan hukum bagi
pemilik suatu hasil dari kemampuan intelektual, sehingga memiliki kekuasaan dalam
penggunaan hak atas kekayaan intelektual terhadap karyanya.

Prinsip Kebudayaan
Prinsip Kebudayaan merupakan pengembangan dari ilmu pengetahuan, sastra dan seni
guna meningkatkan taraf kehidupan serta dapat memberikan keuntungan bagi masyarakat,
bangsa dan negara

Prinsip sosial
Prinsip ini yang mengatur kepentingan manusia sebagai Masyarakat, Hak yang telah
diberikan oleh hukum atas suatu karya merupakan satu kesatuan yang memberikan
perlindungan berdasarkan keseimbangan antara kepentingan individu dan masyarakat /
lingkungan.

Beberapa Kategori dari HAKI

Haki dibagi dalam dua Kategori, yaitu:

1. Hak Cipta

2. Hak Kekayaan Industri, seperti:


● Hak Paten
● Hak Merek
● Hak Desain Industri
● Hak Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu
● Hak Rahasia Dagang
● Hak Indikasi

Kategori manakah produk yang anda buat, jika ada di antara yang disebutkan segeralah
daftarkan ke HAKI. Dapat disimpulkan dari semua penjelasan diatas bahwa HAKI sangat
penting dalam Pengakuan atau Penghargaan suatu karya seseorang, dengan adanya HAKI
tidak ada orang yang dapat mengakui karya yang anda ciptakan atau temukan, seperti
produk baru yang anda buat, dan sudah dikembangkan menjadi sebuah bisnis atau usaha
anda, segeralah daftarkan sebelum ada orang lain yang mengakuinya.

Dasar Hukum Hak Atas Kekayaan Intelektual


Dalam penetapan HAKI tentu berdasarkan hukum-hukum yang sesuai dengan peraturan
yang berlaku. Dasar-dasar hukum tersebut antara lain adalah :
● Undang-undang Nomor 7/1994 tentang Pengesahan Agreement Establishing the
World Trade Organization (WTO)
● Undang-undang Nomor 10/1995 tentang Kepabeanan
● Undang-undang Nomor 12/1997 tentang Hak Cipta
● Undang-undang Nomor 14/1997 tentang Merek
● Undang-undang Nomor 13/1997 tentang Hak Paten
● Keputusan Presiden RI No. 15/1997 tentang Pengesahan Paris Convention for the
Protection of Industrial Property dan Convention Establishing the World Intellectual
Property Organization
● Keputusan Presiden RI No. 17/1997 tentang Pengesahan Trademark Law Treaty
● Keputusan Presiden RI No. 18/1997 tentang Pengesahan Berne Convention for the
Protection of Literary and Artistic Works
● Keputusan Presiden RI No. 19/1997 tentang Pengesahan WIPO Copyrights Treaty

Berdasarkan peraturan-peraturan tersebut maka Hak atas Kekayaan Intelektual (HaKI)


dapat dilaksanakan. Maka setiap individu /kelompok/ organisasi yang memiliki hak atas
pemikiran-pemikiran kreatif mereka atas suatu karya atau produk dapat diperoleh dengan
mendaftarkannya ke pihak yang melaksanakan, dalam hal ini merupakan tugas dari
Direktorat Jenderal Hak-hak Atas Kekayaan Intelektual, Departemen Hukum dan
Perundang-undangan Republik Indonesia.

Kompetensi Dasar:
3.4 Menganalisis Konsep Desain / Prototype dan Kemasan Produk Barang/jasa
4.4 Membuat Desain / Prototype dan Kemasan Produk Barang/jasa

BAB IV
PENGERTIAN PROTOTYPE DAN KEMASAN

Salah satu kaidah penting dalam Design Thinking adalah “Fail fast to succeed sooner” atau
“Gagal cepat agar sukses lebih cepat.” Maksudnya Saat merancang sebuah produk,
meskipun sudah dilakukan riset yang cukup, kita tidak dapat memastikan bahwa produk kita
akan diterima oleh pasar. Satu-satunya cara untuk mengetahuinya adalah dengan
mengujinya di pasar. Namun, sebelum kita menguji versi akhir dari produk kita, ada baiknya
kita meluncurkan versi prototypenya terlebih dulu ke kalangan terbatas. Tujuannya adalah
agar kita mendapatkan umpan balik dari pengguna sesegera mungkin.

Perhatian terhadap kualitas yang terbaik adalah bukan terpaku pada produk akhirnya saja.
Hal ini penting agar produk akhir yang dihasilkan adalah produk yang bebas cacat dan tidak
ada lagi pemborosan karena produk tersebut dibuang atau dikerjakan ulang. Maka
sebaiknya perhatian terhadap kualitas produk harus dimulai sejak awal pembuatan produk.
Tahapan yang sangat penting dalam perencanaan awal pembuatan produk adalah
pembuatan prototype produk.

Pengertian Prototype
Prototype produk (purwa–rupa produk) adalah bentuk dasar dari sebuah produk merupakan
tahapan yang sangat penting dalam rencana pembuatan produk karena menyangkut
keunggulan produk yang akan menentukan kemajuan suatu usaha di masa mendatang.
Dikatakan sebagai tahapan yang sangat penting karena prototipe dibuat untuk diserahkan
pada pelanggan (lead–user) agar pelanggan dapat melihat secara langsung dan mencoba
kinerja prototype tersebut. Selanjutnya jika pelanggan memiliki komplain ataupun masukan
mengenai prototype tersebut maka industri mendokumentasikannya untuk proses perbaikan
prototype tersebut. Sehingga menciptakan suatu sistem inovasi produk yang dibangun
bersama-sama antara industri dan pelanggan sebagai upaya pemenuhan kepuasan
pelanggan (customers).

Prototype adalah sebuah contoh atau model awal dari produk. Prototype membuat ide yang
abstrak menjadi bentuk nyata yang lebih kongkrit. Dalam design thinking, tidak cukup hanya
memikirkan ide, mendiskusikan dan membicarakannya saja. Tetapi perlu langkah konkrit
untuk membuatnya menjadi nyata. Membuat prototype adalah caranya.

Tujuan membuat prototype bukanlah untuk menguji produk yang sudah selesai, tujuan
membuat prototype adalah untuk belajar. Menemukan kesalahan dan kegagalan sebelum
produk benar-benar diluncurkan ke pasar secara massal.

Teresa Torres, seorang Product Coach, mendefinisikan tujuan pembuatan prototype


sebagai berikut:

“Prototype simulates an experience, with the intent to answer a specific question, so that the
creator can iterate and improve the experience.”

“Prototype memberikan gambaran, untuk memberikan jawaban spesifik, sehingga


penciptaan produk dapat diulang dan diperbaiki.” (sebelum menjadi produk akhir).”

Setidaknya ada empat manfaat membuat prototype.

1. Prototyping membantu kita berpikir. Melakukan adalah cara terbaik untuk berpikir.
Membuat prototipe membuat kita lebih mudah memikirkan ide-ide untuk
menyempurnakan produk Anda.
2. Prototyping membantu kita menjawab pertanyaan. Apakah produk kita diminati
konsumen? Bisa dikatakan layak? dan apakah mampu bertahan lama?
3. Prototyping membantu kita berkomunikasi. Komunikasi terbaik adalah dengan
menunjukkannya, bukan sekadar mengatakannya.
4. Prototyping membantu anda membuat keputusan yang lebih baik. Umpan balik yang
kita dapatkan dari calon pengguna membuat kita mampu membuat keputusan yang
lebih baik.

Pengertian Kemasan
● Apa itu kemasan?
● Seberapa besar manfaat kemasan itu?
Kemasan kita sering menyebutnya wadah atau pembungkus yang berguna untuk mencegah
atau meminimalisir terjadinya kerusakan pada barang yang dikemas atau dibungkusnya.
Sedangkan definisi pengemasan adalah suatu proses memberi wadah atau pembungkus
kepada suatu produk.
Pengertian kemasan juga dapat diartikan sebagai suatu sistem yang disusun sedemikian
rupa untuk mempersiapkan barang/ produk agar dapat didistribusikan, dijual, disimpan, dan
digunakan.

Tujuan utama pemberian kemasan pada produk adalah untuk melindungi dan mencegah
kerusakan terhadap apa yang dijual industri. Selain itu, kemasan juga bisa menjadi sarana
informasi dan pemasaran yang baik dengan membuat desain kemasan yang kreatif
sehingga lebih menarik dan mudah diingat konsumen.

Pengertian Kemasan Menurut beberapa Ahli

Untuk lebih memahami apa arti kemasan/ pengemasan, kita dapat merujuk kepada
pendapat beberapa ahli tentang definisi kemasan. Di bawah ini adalah arti kemasan
menurut para ahli:

Kotler dan Amstrong (2012)


Adalah suatu bentuk aktivitas yang melibatkan desain serta produk, sehingga kemasan ini
dapat berfungsi agar produk di dalamnya dapat terlindungi.

Rodriguez (2008)
Adalah wadah yang mengubah kondisi dari bahan pangan dengan penambahan senyawa
aktif sehingga mampu memperpanjang umur simpan dari bahan pangan yang dikemas dan
juga meningkatkan keamanan serta tetap mempertahankan kualitas.

Titik Wijayanti (2012)


Adalah upaya yang dilakukan oleh suatu perusahaan untuk memberikan informasi kepada
setiap konsumennya tentang produk yang ada di dalamnya.

Klimchuk dan Krasovec (2006)


Adalah desain kreatif yang menghubungkan bentuk, struktur, material, warna, citar, tipografi
dan elemen-elemen desain dengan informasi produk agar produk dapat dipasarkan.

Cahyorini dan Rusfian (2011)


Adalah kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan yang terdiri dari desain grafis, informasi
produk, serta struktur desain.

Danger (1992)
Adalah wadah atau pembungkus untuk menyiapkan barang menjadi siap untuk
ditransportasikan, didistribusikan, disimpan, dijual, dan dipakai. Dengan adanya wadah atau
pembungkus dapat membantu melindungi produk yang ada di dalamnya.

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)


Adalah bungkus pelindung pada suatu barang/ produk yang dihasilkan dari kegiatan
mengemas.

Fungsi Kemasan Menurut Ahli


Menurut Simamora ada dua fungsi kemasan yang diberikan kepada suatu produk, yaitu
fungsi protektif dan fungsi promosional. Berikut ini penjelasannya:
Fungsi Protektif Kemasan
Fungsi protektif artinya kemasan berfungsi sebagai pelindung atau keamanan produk dari
hal-hal yang dapat merusak produk, misalnya iklim, proses distribusi, dan lain-lain.

Kemasan yang melindungi produk akan mencegah kerusakan dan risiko cacat yang dapat
merugikan pembeli ataupun penjual.

Fungsi Promosional Kemasan


Seperti yang disebutkan di atas, kemasan juga dapat berfungsi sebagai media promosi atau
pemasaran. Hal ini dapat dilakukan dengan cara membuat kemasan yang menarik, baik dari
sisi desain, warna, ukuran, dan lain-lain.

Sedangkan fungsi kemasan secara umum adalah:

● Self Service
Kemasan menunjukkan ciri khas dari suatu produk yang dijual sehingga setiap
produk satu dengan yang lain harus memiliki kemasan yang berbeda.
● Consumer Affluence
Kemasan yang menarik dapat mempengaruhi konsumen untuk bersedia membayar
lebih.
● Company and Brand Image
Kemasan merupakan brand image perusahaan sehingga bisa menjadi salah
identitas perusahaan untuk dikenal masyarakat.
● Inovational Opportunity
Kemasan yang inovatif dapat memberikan manfaat bagi konsumen dan
menguntungkan perusahaan.

Manfaat Kemasan dan Tujuannya


Louw dan Kimber (2007) mengatakan setidaknya ada tujuh manfaat dan tujuan dibuatnya
kemasan suatu produk/ barang. Berikut penjelasannya:

● Physical Production
Pembuatan kemasan bertujuan untuk melindungi produk/ barang dari suhu, getaran,
guncangan, tekanan dan sebagainya yang ada di sekitarnya
● Barrier Protection
Pemasangan kemasan pada suatu produk/ barang bertujuan untuk melindunginya
dari hambatan oksigen uap air, debu dan lain sebagainya.
● Containment or Agglomeration
Pengemasan barang juga bertujuan untuk pengelompokkan sehingga proses
penanganan dan transportasi menjadi lebih efisien.
● Information Transmission
Pada kemasan juga dapat dicantumkan mengenai cara menggunakan transportasi,
daur ulang, dan membuang kemasan atau label tersebut.
● Reducing Theft
Pemasangan kemasan pada produk/ barang juga bertujuan untuk mencegah
pencurian dengan melihat kerusakan fisik pada kemasan.
● Convenience
Kemasan merupakan fitur yang menambah kenyamanan dalam distribusi,
penanganan, penjualan, tampilan, pembukaan, kembali penutup, penggunaan dan
digunakan kembali.
● Marketing
Desain kemasan dan label dapat dimanfaatkan oleh pemasar untuk mendorong
calon pembeli untuk membeli produk.

Jenis Kemasan/ Pengemasan


Jenis-jenis kemasan atau pengemasan dapat dikelompokkan dalam tiga kategori, yaitu:

Berdasarkan Struktur Isi


Jenis kemasan berdasarkan struktur isi adalah wadah yang dibuat sesuai dengan isi dari
kemasan tersebut. Jenis kemasan ini dapat dibedakan menjadi tiga, diantaranya:

● Kemasan Primer
Pengertian kemasan primer adalah bahan kemas yang menjadi wadah langsung
bahan makanan. Misalnya kaleng susu, botol minuman, dan lain-lain.
● Kemasan Sekunder
Pengertian kemasan sekunder adalah wadah yang berfungsi memberikan
perlindungan terhadap kelompok kemasan lainnya. Misalnya, kotak kardus untuk
menyimpan kaleng susu, atau kotak kayu untuk menyimpan buah, dan lain-lain.
● Kemasan Tersier
Pengertian kemasan tersier adalah kemasan yang digunakan untuk menyimpan atau
melindungi produk selama proses pengiriman.

Berdasarkan Frekuensi Pemakaian


Jenis kemasan juga dapat dikelompokkan berdasarkan frekuensi pemakaiannya. Beberapa
jenis kemasan ini diantaranya:

● Kemasan Disposable
Yaitu kemasan sekali pakai yang hanya digunakan sekali saja lalu dibuang. Misalnya
wadah plastik, bungkus daun pisang, dan lain-lain.
● Kemasan Multi Trip
Yaitu kemasan yang dapat digunakan berkali-kali oleh konsumen dan dapat
dikembalikan kepada agen penjual agar digunakan kembali. Misalnya, botol
minuman.
● Kemasan Semi Disposable
Yaitu kemasan yang tidak dibuang karena dapat digunakan untuk hal lain oleh
konsumen. Misalnya, kaleng biskuit.

Berdasarkan Tingkat Kesiapan Pakai


Kemasan dapat juga dikelompokkan berdasarkan tingkat kesiapan pakainya, diantaranya:

● Kemasan Siap Pakai


Yaitu jenis kemasan yang siap untuk diisi dan bentuknya telah sempurna sejak
diproduksi. Misalnya botol, kaleng, dan lain-lain.
● Kemasan Siap Dirakit
Yaitu kemasan yang membutuhkan tahap perakitan sebelum diisi produk/ barang.
Misalnya, plastik, aluminium foil, kertas kemas.

Tips Membuat Kemasan yang Menarik


Setelah mengetahui pengertian kemasan beserta fungsi dan tujuan pembuatan kemasan,
lalu bagaimana cara membuat kemasan yang menarik? Berikut ini tips-tipsnya:

Membuat Desain Kemasan yang Unik


Salah satu point penting dalam membentuk kemasan adalah dengan mendesainnya secara
unik, inovatif dan berbeda dari produk lainnya. Kemasan yang unik sangat efektif untuk
menarik minat masyarakat dan membuat penasaran. Sebagai contoh misalnya ketika di rak
supermarket berderet kemasan berbentuk kotak, kemudian Anda membuat kemasan yang
berbentuk bulat maka secara otomatis konsumen akan mengamatinya dengan seksama dan
penasaran tentang isi didalamnya.

Desain Kemasan Sesuai Target Market


Desain kemasan yang digunakan hendaknya disesuaikan dengan target pasar. Misalnya jika
target pasar Anda adalah anak-anak usia 5-12 tahunan maka buatlah desain kemasan bisa
ditambahkan gambar kartun yang paling digemari anak-anak atau dengan bentuk kemasan
yang menyerupai mainan. Begitu juga jika targetnya orang dewasa maka desain juga harus
menyesuaikan.

Membuat Kemasan dengan Beberapa Ukuran


Jika produk yang Anda jual merupakan produk baru, usahakan untuk membuat kemasan
dengan berbagai ukuran misalnya small, medium dan large. Masyarakat cenderung akan
memilih kemasan yang paling kecil untuk produk yang baru dirilis.

Mencantumkan Informasi Produk Secara Lengkap


Jangan lupa untuk mencantumkan informasi produk pada kemasan. Misalnya secara
standar kemasan mencantumkan komposisi produk, jenis produk, cara penggunaan dan
tanggal kadaluarsa. Konsumen cenderung tidak tertarik pada produk yang memiliki informasi
minim.

Kompetensi Dasar:
3.5 Menganalisis Proses Kerja Pembuatan Prototype Barang/jasa
4.5 Membuat Alur dan Proses Kerja Pembuatan Prototype Barang/jasa

BAB V
PROSES KERJA PEMBUATAN PROTOTYPE PRODUK BARANG ATAU JASA

Prototipe produk (purwa–rupa produk) adalah bentuk dasar dari sebuah produk merupakan
tahapan yang sangat penting dalam rencana pembuatan produk karena menyangkut
keunggulan produk yang akan menentukan kemajuan suatu usaha di masa mendatang.

Tahapan prototype sebelum mendesain produk barang atau jasa ada beberapa tahapan
yang harus diperhatikan, yakni sebagai berikut:
Pendefinisian produk
Merupakan penerjemahan konsep teknikal yang berhubungan dengan kebutuhan dan
perilaku konsumen kedalam bentuk perancangan termasuk aspek hukum yang melibatkan
keamanan dan perlindungan terhadap konsumen.

Working Model
Dibuat tidak harus mempresentasikan fungsi produk secara keseluruhan dan di buat pada
skala yang seperlunya saja untuk membuktikan konsep dari pembuatan produk, dan
menemukan hal-hal yang tidak sesuai dengan konsep yang telah dibuat. Working model
juga dibangun untuk menguji parameter fungsional dan membantu perancangan prototype
rekayasa.

Prototipe rekayasa (engineering prototype)


Dibuat seperti halnya working model, namun mengalami perubahan tingkat kompleksitas
maupun superioritas dari working model, dibangun mencapai tingkat kualitas teknis tertentu
agar dapat diteruskan menjadi prototype produksi atau untuk dilanjutkan pada tahap
produksi. Prototype rekayasa ini dibuat untuk keperluan pengujian kinerja opersioanal dan
kebutuhan rancangan system produksi.

Prototipe produksi (production prototype)


Bentuk yang dirancang dengan seluruh fungsi operasional untuk menentukan kebutuhan
dan metode produksi dibangun pada skala sesungguhnya dan dapat menghasilkan data
kinerja dan daya tahan produk dan partnya.

Qualified production item


Dibuat dalam skala penuh berfungsi secara penuh dan diproduksi pada tahap awal dalam
jumlah kecil untuk memastikan produk memenuhi segala bentuk standar maupun peraturan
yang diberlakukan terhadap produk tersebut biasanya untuk diuji-cobakan kepada umum.
Untuk mematangkan produk yang hendak diproduksi secara komersil, maka produk perlu
memasuki pasar untuk melihat ancaman-ancaman produk yang terjadi. Misal: keamananan,
regulasi, tanggung jawab, ketahanan dan kerusakan (wear–and–tear), pelanggaran, siklus
break even dan polusi, dan konsekuensinya diperlukan peningkatan program pemasaran.

Model
Model merupakan alat peraga yang mirip produk yang akan dibangun (look– like–models).
Secara jelas menggambarkan bentuk dan penampilan produk baik dengan skala yang
diperbesar, 1:1, atau diperkecil untuk memastikan produk yang akan dibangun sesuai
dengan lingkungan produk maupun lingkungan user.

PROSES KERJA PEMBUATAN PROTOTYPE PRODUK BARANG ATAU JASA

Diagram Alur Proses Produksi (Production Flow Chart Diagram)


Diagram alur proses produksi ini harus dibuat secara jelas terlebih dahulu sebelum suatu
proses produksi dijalankan. Berdasarkan diagram alur proses produksi tersebutlah
pengetesan dan monitoring atas barang dalam proses produksi (work in process) harus
dilakukan agar produk akhir bermutu sesuai dengan rencana. Seandainya timbul variasi
mutu pun, tingkat toleransinya dari penyimpan masih dalam batas-batas yang dapat
diterima. Artinya, melalui tes-tes pada berbagai tahapan proses produksi harus dilakukan
agar bila terjadi komponen atau barang yang cacat (defect) dapat segera diketahui untuk
segera ditindak lanjuti. Masing-masing jenis industri manufaktur mempunyai diagram alur
proses produksi yang berbeda satu sama lain karena produk yang harus dihasilkan berbeda.
Bahkan untuk produk yang sejenis pun, diagram alur proses produksinya belum tentu persis
sama karena masing-masing mempunyai ciri khas atau spesifikasi sendiri-sendiri.

Diagram alur proses produksi yang berbeda produk, misalnya diagram alur proses produksi
tekstil sama sekali berbeda dengan diagram alur proses produksi pembuatan obat-obatan
(farmasi). Akan tetapi, walaupun sama-sama industri manufaktur farmasi (obat-obatan),
diagram alur proses produksinya dapat berbeda, misalnya yang satu berbentuk tablet,
sedangkan yang lain berbentuk cair.

Prosedur pengawasan mutu produk


Pengawasan atas mutu suatu barang hasil produksi, meliputi pengetahuan hal-hal berikut:
1. Kerusakan dan Mutu Produk.
Seperti telah dijelaskan bahwa suatu barang (jasa) dibuat melalui suatu proses.
Proses pembuatan tersebut disesuaikan dengan bentuk dan mutu barang yang ingin
dihasilkan.
2. Mencegah atau Menghindarkan Terjadinya Kerusakan Barang (produk).
Kiat utama dari pencegahan kerusakan suatu produk sebenarnya sangat sederhana
saja, yakni kerusakan harus dicegah sebelum terjadi.
3. Kendali Mutu Terpadu.
Uraian di atas menunjukkan bahwa mencegah terjadinya kerusakan produk selama
proses produksi, berarti mengadakan suatu rangkaian kegiatan terpadu dalam
pengendalian mutu. Bila ada pengendalian atau controlling atas mutu tentunya harus
dimulai sejak perencanaan (planning) mutu produk bersangkutan. Antara tahap
perencanaan dan tahap seperti pengorganisasian (organizing) dan pelaksanaan
(actuating) harus disertai pengawasan mutu. Hal ini memberi gambaran bahwa
manajemen mutu (quality management) meliputi berbagai apsek keikutsertaan
(participation) dari berbagai pihak didalam perusahaan yang menghasilkan suatu
produk yang mutunya harus dikendalikan.

Jenis-jenis pengawasan mutu produk


1. Pemantauan Mutu Bahan-Bahan.
Apakah bahan baku yang digunakan sesuai dengan mutu yang direncanakan? Hal
ini perlu diamati sejak rencana pembelian bahan, penerimaan bahan di gudang,
penyimpanan di gudang, sampai dengan saat bahan baku tersebut akan digunakan.
2. Pemantauan Proses Produksi.
Bahan baku yang telah diterima di gudang, selanjutnya akan diproses dalam mesin-
mesin produksi untuk diolah menjadi barang jadi. Dalam hal ini, selain cara kerja
peralatan produksi yang mengolah bahan baku dipantau, juga hasil kera mesin-
mesin tersebut dipantau agar menghasilkan barang sesuai yang direncanakan.
3. Pemantauan Produk Jadi.
Pemeriksaan atas hasil produksi jadi untuk mengetahui apakah produk sesuai
dengan rencana ukuran dan mutu atau tidak. Sekaligus untuk mengetes mesin yang
mengolah selama proses produksi. Bila produk atau produk setengah jadi sesuai
dengan bentuk, ukuran, dan mutu yang direncanakan maka produk-produk tersebut
dapat digudangkan. Selanjutnya dipasarkan (didistribusikan). Namun bila terdapat
barang yang cacat maka barang tersebut harus dibuang atau remade dan mesin
perlu disetel kembali agar beroperasi secara akurat.
4. Pemantauan Pengepakan.
Bungkus dapat merupakan alat untuk melindungi barang agar tetap dalam kondisi
sesuai dengan mutu.

Pemecahan masalah mutu dengan statistik


Metode statistik diketahui telah digunakan sejak lama dalam rangka membantu perusahaan
dalam masalah tertentu yang kompleks. Walaupun demikian, metode statistik sebenarnya
mempunyai ketentuan tertentu dalam pelaksanaannya. Suatu hal yang perlu diketahui
adalah bahwa dalam industri ternyata statistik merupakan salah satu alat untuk
pengendalian mutu, termasuk dalam pencegahan kerusakan barang (defect prevention).

Alasan digunakan metode statistik dalam pengawasan mutu adalah sebagai berikut:
● Menghitung jumlah kerusakan barang dalam proses produksi.
● Kerusakan atau cacatnya barang, sebenarnya merupakan akibat terjadinya
penyimpangan (variasi atau deviasi) dalam proses produksi. Metode statistik dapat
memberi gambaran tentang penyimpangan-penyimpangan tersebut. Misalnya,
produk yang dihasilkan dari suatu proses yang tidak mengalami penyimpangan
(deviasi), tentu saja produk tersebut tidak mengalami kerusakan. Akan tetapi,
mengingat proses produksi merupakan kombinasi mesin-mesin dan orang-orang
maka bisa terjadi kekeliruan sehingga produk yang dihasilkan mengalami
penyimpangan (deviasi). Dalam hal yang terakhir inilah peranan statistik untuk
mengurangi terjadinya penyimpangan, yang berarti pula mengurangi kerusakan
produk akhir.

Secara umum dari metode statistik dapat diperoleh suatu gambaran tentang data sampel
yang dianalisis. Gambar tersebut dapat memberikan visualisasi dengan jelas tentang data
tersebut sehingga dapat diketahui apakah terjadi penyimpangan (kerusakan) atau tidak.

Dari hal pengendalian mutu, peranan seorang supervisor mutu sangat berperan terutama
dalam hal mengumpulkan data statistik, menganalisis, dan menyimpulkannya. Seorang
supervisor mutu dapat memberikan informasi yang cepat dan tepat kepada pihak
manajemen tentang hasil produk, apakah di bawah atau sesuai dengan standar mutu yang
direncanakan.

Alat kendali mutu


Dengan Statistic Quality Control diperoleh alat bantu kendali mutu berupa diagram dan
histogram.
1. Diagram Pengendati Mutu (Quality Control Chart).
Dari tiap jenjang dalam DAP, Anda dapat membuat suatu rencana kerja pemantauan
agar produk yang dihasilkan sesuai dengan mutu yang direncanakan. Pada tahap ini,
anda membuat suatu control chart (diagram pengendali) yang dapat digunakan untuk
memperoleh gambar atau diagram sebab akibat (DSA) atau dalam bahasa Inggris
dikenal dengan istilah Cause and Effect Diagram (CED).
2. Histogram.
Dari diagram kontrol (diagram kendali) yang dikumpulkan secara statistik pada
berbagai tahap atau jenjang kegiatan, Anda kemudian dapat membuat suatu
histogram mutu. Bila terdapat penyimpangan, Anda akan mengetahui berapa besar
penyimpangannya dan faktor apa yang menyebabkannya. Selanjutnya, mungkin
perlu dibuat suatu tindakan koreksi atau. perbaikan.
3. Peranan Komputer.
Secara umum dapat dikemukakan di sini bahwa berbagai kegiatan pengendalian,
terutama pada perusahaan besar, pada umumnya menggunakan program komputer
sesuai dengan kebutuhan. Tetapi, patut anda ketahui bahwa komputer hanyalah
merupakan alat bantu analisis. Adapun faktor yang penting dalam pengendalian
mutu, adalah manusia.

Kompetensi Dasar:
3.6 Menganalisis Lembar Kerja / Gambar kerja untuk Pembuatan Prototype Produk
Barang/jasa
4.6 Membuat Lembar Kerja / Gambar kerja untuk Pembuatan Prototype Produk Barang/jasa

BAB VI
LEMBAR KERJA/GAMBAR KERJA

Gambar kerja adalah gambar acuan yang digunakan untuk merealisasikan antara ide ke
dalam wujud fisik. Gambar kerja harus dipahami oleh semua personel yang terlibat dalam
proses pembangunan fisik. Gambar kerjapun terdiri dari berbagai unsur yang memuat
informasi mengenai dimensi, bahan dan warna.

Gambar kerja akan membantu wirausaha untuk menciptakan wujud fisik sesuai dengan ide.
Dengan bantuan gambar kerja, seorang wirausaha tidak perlu untuk mengawasi setiap
detail dari semua unsur, karena akan menyita waktu dan tidak efisien. Maka dari itu, gambar
kerja harus bisa dibaca dan dipahami.

Konsep Lembar Kerja


Banyak cara manusia menyampaikan semua pemikiran atau maksudnya. Baik secara lisan
(suara) yang bersifat abstrak maupun lewat sebuah alat atau berupa visual (gambar atau
tulisan).

Sejak dahulu gambar sudah dipakai untuk berkomunikasi antara individu manusia dan
sampai sekarang cara berkomunikasi dengan gambar ini masih dipakai, bahkan
dikembangkan dengan diterapkannya sebagai standar komunikasi.

Desain produk atau dalam bahasa keilmuan disebut Desain Produk Industri, atau bisa juga
dikatakan dengan Gambar kerja adalah sebuah bidang keilmuan atau profesi yang
menentukan bentuk/form dari sebuah produk manufaktur, mengolah bentuk tersebut agar
sesuai dengan kemampuan proses produksinya pada industri yang memproduksinya.

Gambar kerja merupakan alat untuk menyatakan ide atau gagasan yang bisa juga disebut
dengan bahasa teknik. Sebagai suatu bahasa gambar kerja harus dapat menjelaskan
keterangan secara tepat dan obyektif.

Gambar kerja adalah gambar yang digunakan sebagai acuan untuk dilaksanakan/dikerjakan
di lapangan, gambar kerja ini harus dibuat sedemikian rupa sehingga mudah/bisa
dimengerti di dalam pelaksanaan pekerjaannya, biasanya disebut juga dengan shopdrawing,
gambar kerja merupakan penyempurnaan dari gambar desain yang telah ada dan
disesuaikan dengan kondisi keadaan existing.

Gambar kerja merupakan awal sebuah pekerjaan yang menyangkut konstruksi atau
pembuatan awal, meliputi bagian-bagian dari sebuah pembutaan secara detail. Potongan-
potongan serta tampak 2 gambar rancangan dan detail gambar sekecil apapun dan
merupakan sebuah item pekerjaan yang berguna untuk menghindarkan kerancuan yang
membingungkan pihak-pihak yang berkepentingan.

Unsur karya seni berupa foto atau gambar yang disusun di atas karton dan siap difoto untuk
dijadikan bahan cetakan, seperti iklan cetak, poster dan kemasan.

Fungsi gambar kerja sebagai sumber informasi memiliki makna bahwa gambar kerja harus
mampu menghubungkan perancang dengan orang yang mempergunakannya, harus berisi
keterangan-keterangan yang pasti, tidak boleh menimbulkan keragu-raguan. Jenis produk
yang beraneka ragam mengakibatkan pekerja akan kesulitan untuk menentukan arti gambar
yang tidak lengkap. Lambang-lambang harus dipergunakan daripada catatan-catatan dalam
suatu bahasa dan pengertiannya harus seragam secara Internasional. Dalam membuat
standar, hal yang penting adalah sampai sejauh mana kepastian tersebut dapat
dipromosikan dengan ketentuan kondisi optimal dari standar harus ditetapkan

Kesimpulannya,
Gambar kerja merupakan suatu bentuk ungkapan gagasan atau pemikiran mengenai suatu
sistem, proses, cara kerja, konstruksi, diagram, rangkaian dan petunjuk yang bertujuan
untuk memberikan instruksi dan informasi yang dinyatakan dalam bentuk gambar, atau
lukisan teknis.

Secara umum, gambar kerja dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis, yaitu gambar dua
dimensi dan gambar tiga dimensi:
1. Gambar Dua Dimensi,
Gambar dua dimensi adalah suatu gambar yang menampilkan salah satu bagian
permukaan dari suatu benda, sehingga permukaan yang lain tidak ditampilkan pada
gambar tersebut, tetapi dapat ditampilkan di sampingnya, baik atas, bawah, samping
kanan maupun kirinya. Untuk mengetahui keterangan-keterangan yang diperlukan
atau keterangan yang detail gambar dua dimensi. Fungsi dari gambar dua dimensi
adalah memberikan informasi lengkap tentang suatu benda sehingga memudahkan
baik bagi pembaca maupun bagi orang yang berkepentingan pada gambar tersebut .

2. Gambar Tiga Dimensi,


Gambar tiga dimensi merupakan bentuk asli dari suatu benda, sehingga tampilannya
sama dengan benda aslinya. Pada gambar tiga dimensi terdapat juga ukuran-ukuran
umum dari suatu benda, tetapi tidak sedetail gambar dua dimensi .

Adapun yang dimaksud dengan ukuran umum adalah ukuran seperti panjang lebar, dan
tinggi dari suatu benda. Fungsi gambar tiga dimensi adalah untuk melengkapi atau
menampilkan benda jadi atau gambar susunan dari gambar dua dimensi.
Untuk gambar kerja, biasanya gambar tiga dimensi tidak ditampilkan, hanya gambar dua
dimensi saja, karena pada gambar tiga dimensi keterangan yang detail tentang benda
tersebut tidak dapat ditampilkan .

Tujuan Gambar Kerja


Semua gambar yang ada pasti memiliki fungsi dan tujuan, walaupun gambar itu dibuat tanpa
dasar apapun, akan tetapi persepsi orang melihatnya pasti akan berbeda-beda. Tujuan
gambar teknik untuk membuat orang berpikir satu tujuan. Misalnya, gambar kerja denah
rumah, sudah pasti setiap yang melihat akan beranggapan ini adalah langkah awal sebelum
menjadi sebuah rumah nyata.

Adapun fungsi gambar teknik secara umum, diantaranya:


● Alat Komunikasi
● Arsip Perencana
● Menyampaikan Informasi
● Instruksi

Fungsi gambar yang mendasar adalah sebagai sebuah alat untuk menyatakan maksud atau
pemikiran dari seseorang. Oleh karena gambar sering dipakai sebagai alat komunikasi yang
pokok di kalangan orang-orang teknik maka gambar di sebut sebagai bahasa teknik atau
bahasa untuk sarjanan teknik.

Penyampaian informasi dengan gambar harus sesingkat-singkatnya, selengkap-lengkapnya,


dan sejelas-jelasnya . Penyampaian informasi dengan gambar banyak memakai simbol-
simbol standar, maka penting bagi penulis maupun pembaca agar mengetahui dan
memahami apa maksud dari lambang-lambang yang tertera.

Tujuan penggunaan gambar kerja adalah menterjemahkan gambar desain menjadi gambar
terukur sehingga dapat dipahami orang lain, terutama oleh pelaksana, bagian produksi,
menghitung biaya, penggunaan material dsb

Gambar kerja memiliki tiga fungsi, yaitu menyampaikan informasi, bahan dokumentasi dan
menuangkan gagasan untuk pengembangan.

1. Menyampaikan Informasi,
Pada permulaan industri, perencanaan dan pembuatan benda teknik dilakukan oleh
orang yang sama. Dalam hal ini gambar hanya berarti sebagai konsep dari suatu
gagasan sehingga tidak diperlukan aturan-aturan dalam gambar tersebut. Setelah
industri mulai berkembang, perencanaan dan pembuatan benda teknik dilakukan
oleh dua orang yang berbeda. Dalam hal ini gambar berfungsi sebagai alat
menyampaikan informasi dari pihak perancang (design drafter) kepada pihak
pembuat (operator).

2. Bahan Dokumentasi,
Pengawetan dan Penyimpanan, Gambar teknik merupakan dokumen penting di
mana data teknis mengenai suatu produk tercantum secara padat. Dengan
mendokumentasikan gambar berarti pula mengawetkan dan menyimpan untuk
dipergunakan sebagai bahan informasi.
3. Menuangkan Gagasan untuk Pengembangan,
Konsep abstrak dalam pikiran seorang perancang untuk membuat sebuah bahan
teknik dituangkan ke dalam bentuk gambar (biasanya berupa sketsa). Kemudian
gambar itu dievaluasi dan dianalisa secara terus menerus sehingga diperoleh yang
sempurna .

Contoh penerapan fungsi gambar kerja, misalnya dalam pembuatan rumah pasti Anda
berkonsultasi dengan arsitek untuk membuat gambar kerja dengan desain yang diinginkan.
Dengan demikian fungsi gambar kerja dalam pembangunan rumah, yaitu sebagai pembantu
dalam proses pembangunan karena apa yang akan dilaksanakan telah dengan matang di
desain di awal perencanaan, sehingga dapat memberikan analisa tepat segala kemungkinan
yang akan terjadi pada saat pelaksanaan sesungguhnya.

Langkah-Langkah Pembuatan Gambar Kerja


Gambar Kerja merupakan gambar yang digunakan sebagai acuan untuk dilaksanakan atau
dikerjakan di lapangan. Gambar ini harus dibuat sedemikian rupa sehingga mudah
dimengerti di dalam pelaksanaan pekerjaannya, biasanya disebut dengan shopdrawing.
Gambar kerja merupakan penyempurnaan dari gambar desain yang telah ada dan
disesuaikan dengan kondisi keadaan existing

Konsep Abstrak dalam pikiran seorang perancang untuk membuat sebuah bahan teknik
dituangkan ke dalam bentuk gambar (biasanya berupa sketsa). Kemudian gambar dan
dianalisis secara terus menerus sehingga diperoleh yang sempurna.

Kerja seorang perancang diawali dengan pembuatan sketsa. Gambar kasar tersebut
kemudian dianalisa sehingga dapat ditentukan dari bahan apa komponen tersebut harus
dibuat dan bagaimana metode pembuatannya. Desainer juga harus memberikan rincian
banyaknya elemen yang harus dibuat dan cara perakitannya. Data dari hasil analisa
digunakan untuk memperbaiki sketsa menjadi gambar rancangan, yang memuat
keterangan-keterangan dengan detail. Sebagai hasil akhir dari kerja rancangan adalah
gambar kerja.

Dalam pembuatan gambar kerja, seorang perancang dibantu oleh juru gambar (drafter)
yang bertugas menyajikan keterangan-keterangan pada gambar secara ringkas namun
mencakup seluruh gagasan perancang. Seorang juru gambar harus selalu berkonsultasi
dengan perancang atau perencana proses saat menyajikan keterangan-keterangan pada
gambar.

Operator bertugas mewujudkan gambar menjadi benda nyata. Seorang operator dituntut
memiliki kemampuan mengoperasikan mesin, ia juga harus bisa atau mengetahui aturan-
aturan gambar menurut standarisasi

Seorang wirausaha harus mampu membuat sebuah gambar kerja berupa desain produk
yang dibuat sehingga mampu langsung dibuat sesuai dengan harapan wirausaha.

Dalam membuat gambar kerja sebuah produk, seorang wirausaha harus memperhatikan
beberapa hal berikut :
1. Keamanan produk tersebut
2. Ergonomis dari produk tersebut
3. Kemudahan dalam penggunaannya
4. Kepraktisan saat digunakan dimana saja
5. Bahan baku yang dibuat
6. Model atau bentuk yang sesuai massanya

Langkah-langkah wirausahawan dalam membuat gambar kerja menjadi produk nyata,


diantaranya:
1. Mencari ide produk atau gagasan produk yang sesuai dengan pasar
2. Menetapkan ide atau gagasan
3. Membuat gambar produk
4. Membuat prototype produk bisa dari tanah liat atau bahan lunak lainnya
5. Menganalisanya mengenai contoh produk tersebut
6. Evaluasi jika ada kekurangannya

Kompetensi Dasar:
3.7 Menganalisis Biaya Produksi Protoype Produk Barang/jasa
4.7 Menghitung Biaya Produksi Prototype Produk Barang/jasa

BAB VII
BIAYA PRODUKSI

Sebagai seorang pemilik usaha bisnis ataupun sebagai seorang manajer produksi,
mengetahui berapa biaya produksi merupakan suatu hal yang sangat penting dalam
menciptakan dan mempertahankan kelangsungan produksi dan bisnisnya sehingga dapat
menguntungkan perusahaannya. Dengan mengetahui biaya pada setiap langkah dalam
produksinya, manajemen dapat mengoptimalkan proses produksi, jadwal pengiriman dan
kegiatan-kegiatan umum lainnya dalam upaya meningkatkan efisiensi produksi sehingga
lebih baik daripada sebelumnya.

Dengan mengetahui dan menganalisis biaya produksi, manajemen dapat menetapkan harga
barang dan jasanya dengan tepat untuk mencapai margin yang sesuai.

Pengertian Biaya
Biaya adalah pengeluaran ekonomis yang diperlukan untuk perhitungan proses produksi.
Biaya ini didasarkan pada harga pasar yang berlaku dan pada saat proses ini sudah terjadi
maupun belum terjadi. Menurut ilmu ekonomi, biaya terbagi menjadi dua yaitu biaya eksplisit
dan biaya implisit. Biaya eksplisit adalah biaya-biaya yang terlihat secara fisik seperti uang.
Sedangkan biaya implisit adalah biaya-biaya yang tidak terlihat secara langsung yaitu
misalnya penyusutan barang modal.

Pengertian Biaya Produksi


Biaya produksi adalah keseluruhan biaya produksi ekonomi yang dibutuhkan dalam kegiatan
produksi suatu barang. Biaya produksi ini memiliki definisi yang berbeda dengan biaya
operasional. Bedanya dengan biaya operasional adalah biaya operasional merupakan biaya
atau pengeluaran oleh suatu perusahaan untuk mendukung sistem kegiatan yang dilakukan
oleh perusahaan tersebut.
Pengertian biaya produksi menurut para ahli.

Kuswadi (2005:22),
Biaya Produksi adalah biaya yang berkaitan dengan perhitungan beban pokok produksi atau
beban pokok penjualan. Biaya produksi atau penjualan terdiri atas biaya bahan baku dan
bahan penolong, biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik.

Suherman Rosyidi (2003:333),


Biaya Produksi adalah biaya yang harus dikeluarkan oleh pengusaha untuk dapat
menghasilkan output atau dengan kata lain yaitu nilai semua faktor produksi yang
dipergunakan untuk menghasilkan (memproduksi) output.

Amin Widjaya Tunggal (1993:1),


Biaya produksi merupakan biaya-biaya yang berhubungan dengan produksi suatu item,
yaitu jumlah dari bahan langsung, upah langsung dan biaya overhead pabrik.

Abdul Halim (1988:5),


Biaya produksi yakni biaya-biaya yang berhubungan langsung dengan produksi dari suatu
produk dan akan dipertemukan (dimatchkan) dengan penghasilan (revenue) di periode
mana produk itu di jual.

Mulyadi (1995:14),
Biaya produksi merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi
produk jadi yang siap untuk dijual.

Dari beberapa pengertian dan definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa Biaya Produksi
adalah sumber daya yang digunakan untuk menghasilkan suatu produk atau jasa.

Jenis-jenis Biaya Produksi


Biaya Produksi (Production Cost) dapat diartikan sebagai total atau keseluruhan biaya yang
harus dikeluarkan untuk sumber daya yang digunakan dalam memproduksi barang atau jasa
untuk dijual kepada pelanggan.

Biaya-biaya produksi ini pada umumnya terdiri dari 3 jenis atau kategori, yaitu:
1. Biaya bahan langsung (Direct Material Cost),
Adalah biaya pembelian bahan baku yang langsung masuk ke dalam produksi suatu
produk. Bahan-bahan langsung ini dikonsumsi sebagai bagian dari proses produksi.
Contohnya seperti bahan baku Roti adalah tepung, telur dan gula pasir. Bahan baku
mainan anak adalah plastik dan karet.

2. Biaya tenaga kerja langsung (Direct Labor Cost)


adalah biaya penuh dari semua tenaga kerja yang terlibat langsung dalam produksi
barang atau jasa. Tenaga kerja yang dimaksud disini adalah orang-orang yang
bekerja langsung di jalur produksi. Biaya Tenaga Kerja Langsung ini biasanya
berupa upah, gaji, tunjangan dan asuransi yang dibayarkan ke karyawan yang
terlibat langsung dalam proses produksi barang.
3. Biaya overhead pabrik (Factory Overhead Cost).
Adalah biaya yang diperlukan untuk mempertahankan fungsi produksi, tetapi tidak
langsung dikonsumsi pada unit individu.
Biaya Overhead Pabrik ini meliputi :
● Bahan Tidak Langsung yang digunakan dalam proses produksi tetapi tidak
dapat dilacak langsung ke produk yang bersangkutan. Contoh seperti lem,
minyak, pembersih dan lainnya sebagainya. Bahan-bahan ini diklasifikasikan
sebagai bahan tidak langsung karena tidak akan mungkin (atau tidak efektif)
untuk menentukan biaya pasti dari bahan yang masuk ke dalam produksi
suatu produk.
● Tenaga Kerja Tidak Langsung, yaitu tenaga kerja yang tidak terlibat langsung
dalam produksi produk. Contohnya seperti pengawas, teknisi perawatan
mesin dan petugas keamanan. Upah dan tunjangan tenaga kerja tersebut
diklasifikasikan sebagai biaya tenaga kerja tidak langsung.
● Biaya-biaya Lainnya, biaya-biaya seperti sewa pabrik, sewa mesin dan
asuransi biasanya diklasifikasikan sebagai biaya-biaya lainnya dalam
memperhitungkan biaya produksi.

Contoh Perhitungan Biaya Produksi


Sebuah perusahaan yang memproduksi Handphone sedang memperhitungkan biaya
produksi per unit Handphone dari total produksi sebulan. Biaya Bahan Langsung dan biaya
Tenaga Kerja Langsung yang dikeluarkannya adalah masing-masing sebesar Rp. 20 miliar
dan Rp. 200 juta. Sedangkan biaya Overhead Pabrik adalah sebesar Rp. 150 juta. Jumlah
unit yang telah diproduksi adalah sebanyak 10.000 unit. Berapakah Biaya Produksi per Unit-
nya.

Diketahui :

Biaya Bahan Langsung = Rp. 20.000.000.000,-


Biaya Tenaga Kerja Langsung = Rp. 200.000.000,-
Biaya Overhead Pabrik = Rp. 150.000.000,-
Jumlah Unit yang diproduksi = 10.000 unit

Penyelesaiannya :

Biaya Produksi per Unit = (Biaya Bahan Langsung + Biaya Tenaga Kerja Langsung + Biaya
Overhead Pabrik) / Jumlah Unit yang diproduksi
Biaya Produksi per Unit = (20.000.000.000 + 200.000.000 + 150.000.000) / 10.000
Biaya Produksi per Unit = 20.350.000.000 / 10.000
Biaya Produksi per Unit = 2.350.000

Jadi Biaya Produksi pada bulan yang bersangkutan adalah sebesar Rp. 20.350.000.000,-
dan apabila dihitung menjadi per unit maka Biaya Produksi per Unit-nya adalah sebesar Rp.
2.350.000,-. Jika Perusahaan tersebut menjual Handphone tersebut dengan harga Rp.
2.800.000,- per unit, maka margin keuntungannya adalah sebesar Rp. 450.000,- atau
sekitar 19,15%.

Anda mungkin juga menyukai