0119 - 5TB B - Irvan Khakiki - Proposal Usaha
0119 - 5TB B - Irvan Khakiki - Proposal Usaha
Dosen Pengampu:
R. Hermawan, SP. MP.
Oleh
Oleh:
Ihsan Setiawan ( 03.06.19.01 )
Irvan Khakiki ( 03.06.19.0119 )
Muhammad Praditya Dimas ( 03.06.19.0092 )
Mengetahui,
Ketua Program Studi Dosen Pengampu
B. Cara Kerja
1. Pembuatan F2
Pembiakan tahap kedua atau pembibitan F2 bertujuan memperbanyak
miselium jamur yang berasal dari biakan murni. Pada dasarnya, langkah-langkah
pembiakan tahap kedua tidak berbeda jauhdengan pembiakan tahap pertama (F1),
hanya media dan tempat tubuh yang berbeda. Bahan media tumbuh berupa campuran
serbuk kayu, bekatul dan dolomit dengan komposisi 87% : 12% : 1%. Komposisi
bahan ini adalah komposisi yang digunakan di Jamur Merkah dan merupakan
campuran yang ideal untuk pertumbuhan jamur. Media tumbuh dalam pembiakan F2
harus memenuhi persyaratan ideal pertumbuhan miselium jamur. Media tumbuh
harus mengandung unsur C (karbon) dalam bentuk karbohidrat dalam jumlah yang
cukup tinggi. Media harus mengandung unsur N dalam bentuk ammonium atau nitrat
atau N organik, N atmosfer. Unsur-unsur ini akan diubah oleh jamur menjadi protein.
Syarat lain media tumbuh jamur adalah mengandung unsur Ca yang berfungsi untuk
menetralkan oxalat yang dikeluarkan oleh miselium. pHantara 5,5-6,5, kelembapan
68%, CO2 kurang dari 1%, suhu sekitar 23-25ºC dan memiliki partikel yang agak
kasar supaya tidak mudah memadat sehingga tidak menghambat ruang pertumbuhan
miselium. Campuran bahan media tumbuh berupa serbuk kayu, bekatul dan dolomit
harus memenuhi syarat yang dibutuhkan jamur serta didukung oleh kondisi
lingkungan yang memadai. Berikut fungsi dari masing-masing bahan yang digunakan
sebagai media tanam jamur tiram yaitu:
1) Serbuk kayu
Serbuk kayu merupakan tempat tumbuh jamur kayu yang tergolong sebagai
jamur pengguna selulosa, hemiselulosa, dan ligin yang dapat mengurai dan
memamfaatkan komponen kayu sebagai sumber C. Serbuk gergaji yang digunakan
dalam produksi bibit induk di Jamur Merkah adalah yang berasal dari kayu
sengon(albasia). Pemilihan kayu ini berdasarkan atas sifat kayu yang lunak, karena
semakin lunak kayu maka semakin mudah diuraikan oleh jamur, sehingga
ketersediaan nutrisi dapat cepat terpenuhi. Menurut Gunawan (2001), penggunaan
serbuk gergaji kayu pinus sebagai media tanam sangat tidak dianjurkan. Hal ini
disebabkan oleh kandungan resin pada kayu pinus yang dapat menghambat
pertumbuhan miselium. Jamur tiram termasuk jamur kayu dan hampir semua jenis
kayu terutama kayu keras, dapat digunakan sbagai bahan baku pembuatan substrat
tanam, kecuali kayu pinus. Kayu pinus mengandung terpentin (minyak pelarut cat)
yang memiliki sifat fungisida. Tahap awal pembuatan media tanam adalah
pengomposan serbuk kayu Proses pengomposan serbuk gergaji ini bertujuan untuk
menghilangkan getah dan minyak yang terkandung didalam serbuk gergaji dan
mempercepat penguraian senyawa nutrisi kayu, sehingga mudah dicerna oleh jamur
tiram. Serbuk kayu yang digunakan tersebut harus melalui proses fermentasi
(composting) sebelum digunakan dengan cara biarkan selama beberapa hari kurang
lebih 3-7 hari di alam terbuka. Tumpukan serbuk kayu tersebut harus dijaga
kelembabannya dengan disiram air bersih agar bebas dari kotoran dan cemaran getah
atau minyak.
2) Bekatul
Menurut Agus (2001), sebagai media berkembangnya miselium jamur,
bekatul mengandung vitamin B kompleks dan bahan organik yang dapat merangsang
pertumbuhan tubuh buah. Selain itu jumlah bekatul mengandung beberapa makro
elemen penting seperti Fe dan Mg, penggunaan bekatul dalam jumlah yang terlalu
banyak dapat menimbulkan kegagalan pertumbuhan miselium, karena media menjadi
mudah terkontaminasi oleh mikroba. Bekatul dipilih yang masih segar, bersih (tidak
tecampur sekam atau kotoran lain), dan berkualitas baik (lembut). Penyimpanan
bekatul dalam waktu yang cukup lama akan menggumpal dan mengalami fermentasi
(pembusukan) serta tidak tercampur dengan bahan-bahan lain yang dapat
mengganggu pertumbuhan jamur, semacam ini kurang baik untuk campuran media
tumbuh pembiakan jamur tiram.
2. Pembuatan F3
a. Pencampuran
Jika semua komposisi sudah tersedia dan lengkap, maka pencampuran semua
bahan siap untuk dilakukan. Namun sebelumnya yang perlu diperhatikan ialah
keseragaman bentuk partikel-partikel serbuk kayu, serbuk kayu sebaiknya diayak
menggunakan ayakan pasir agar didapat bentuk yang sama. Pada saat pencampuran
berlangsung, tambahkan kadar air pada media dengan menyiraminya, sebagai catatan
hindarilah terjadinya gumpalan-gumpalan yang akan menyebabkan bahan memiliki
kadar air yang tinggi. Pencampuran harus rata dan lembut.
b. Pengomposan
Pengomposan ialah menumpuk media tanam setinggi 50 cm, lalu ditutup
menggunakan lembaran plastik selama 2 hari hingga suhu mencapai 50 C dengan
kadar air 50-65 % dan pH 6-7. Langkah ini bertujuan untuk menguraikan senyawa-
senyawa yang ada pada media tanam sehingga mudah diserap oleh jamur. Jika media
tanam mudah dihancurkan dan tidak meneteskan air dalam jumlah banyak maka
media tersebut sudah memenuhi syarat.
c. Pembungkusan
Setelah kedua langkah diatas diselesaikan dengan baik, maka tahap
selanjutnya adalah memasukkan media tanam kedalam plastic tebal (polipropilen)
dengan ukuran 20 x 30 cm dengan kapasitas 1000 gr.
Setelah semua media terbungkus kedalam plastik, pemadatan dengan cara manual
ataupun mesin PRESS BAGLOG harus dilakukan dengan teliti agar tidak terjadi
pengerasan media yang akan menyebabkan jamur sulit untuk tumbuh. Menggunakan
mesin PRESS BAGLOG memberikan keuntungan dalam efisiensi waktu dan jumlah,
serta katepatan tekstur media.
Tinggi baglog sekitar 20 cm dengan kedlaman lubang tanam ditengah sekitar 10 cm
yang berdiameter 2,5 cm. ujung plastic yang tebuka dipasang cincin baglog / paralon
yang dipotong menyerupai cincin baglog lalu ditutup dengan kapas atau kain perca.
Untuk menghasilkan media tanam yang baik memerlukan proses yang
panjang, sebelum media dapat ditanam, proses menyeterilkan baglog menggunakan
steamer/autoclave lebih dianjurkan untuk mendapatkan hasil yang efektif, efisien dan
maksimal. Mesin ini terbilang cukup mahal, karena dapat menampung baglog sesuai
kebutuhan anda. Biasanya mesin ini banyak dimiliki oleh pengusaha bermodal besar.
Namun jangan berkecil hati, bagi pemula mesin steamer dapat digantikan dengan
drum berukuran besar dengan tinggi 150 cm diameter 60 cm.
Steamer autoclave harus terbuat dari baja supaya tidak terjadi ledakan karena
tekanan tinggi selama proses pemansasan uap air yang mencapai temperature 85 C.
boiler harus dilengkapi dengan thermometer sebagai pengukur tekanan uap.
Ruang sterilisasi ini harus dibuat dengan bentuk persegi bahan beton.
Didalam ruangan di buat rak-rak sebagai tempat penyususnan baglog dan di lakukan
10-14 jam.
INOKULASI
Setelah mengalami pengovenan, baglog didinginkan di suhu ruangan hingga
12 jam hingga suhu mencapi 35 C – 40 C, jika suhu masih melebihi standar maka
bibit jamur tidak akan tumbuh. Proses penanaman bibit jamur kedalam baglog dalam
keadaan normal pada ruangan yang steril disebut INOKULASI. Proses ini harus
dilakukan dengan cepat untuk mencegah masuknya mikroba kedalam baglog.
Lakukanlah dengan partner anda, satu orang menanam bibit dan yang lain menutup
kembali baglog yang sudah di beri bibit.
C. Pembagian Kerja
Penanggung Jawab Produksi :
Ihsan Setiawan
Penanggung Jawab Lapangan :
Muhammad Praditya Dimas
Irvan Khakiki
BAB IV ANALISA USAHA
A. SWOT
B. RESIKO USAHA
Beberapa resiko yang mungkin timbul dalam budidaya jamur tiram
antara lain disebabkan oleh dua faktor yaitu internal dan eksternal.
1. Faktor Internal
a) Kesalahan kalkulasi dan administrasi. Hal ini paling sering terjadi,
managemen yang buruk menghancurkan setiap bisnis. Terkadang
kita sering menggampangkan perhitungan, yang mungkin masih
menggunakan sistem kekeluargaan, dan mengakibatkan pengeluaran
tidak terkontrol, atau bahkan pengeluaran dan pemasukan tidak
dihitung semestinya.
b) Kegagalan produksi. Tidak semudah yang dipikirkan! Melakukan
budidaya jamur harus memperhatikan berbagai faktor dan perawatan
yang benar. Lebih jelasnya
c) Kesalahan Distribusi. Hal ini sering kali diabaikan oleh petani atau
pengusaha jamur pemula. Tudung Jamur Tiram sangat rentan hama.
2. Faktor Eksternal
a) Serangan serangga atau lalat terhadap jamur sangat besar. Jika tidak
diatasi dengan baik akan menghancurkan segala upaya budidaya
jamur tiram anda. Butuh penangan khusus untuk mengatasi masalah
ini.
b) Faktor alam tidak bisa dianggap remeh. Bisa saja terjadi angin besar,
banjir, dan hal yang terduga lainnya. Sehingga tempat yang
digunakan untuk melakukan budidaya sebaiknya aman dari gangguan
semacam ini.
c) Harga jual yang menurun tajam. Tentu saja hal ini sangat tidak
diinginkan, tetapi bisa saja terjadi. Berdasarkan ilmu ekonomi,
semakin banyak permintaan maka semakin banyak produksi, dan
persaingan harga akan bermain. Begitupula sebaliknya, jika
permintaan sedikit sementara hasil produksi melimpah, maka harga
yang ditawarkan akan menurun tajam
C. ANALISIS PESAING
1. Adanya peluang yang cukup besar dalam menjalankan bisnis jamur tiram,
tidak menutup kemungkinan banyak orang tertarik melakukan bisnis ini,
sehingga akan terjadinya peningkatan jumlah pembudidaya jamur tiram putih.
Terjadinya peningkatan jumlah pelaku bisnis jamur tiram maka akan
menyebabkan peningkatan persaingan, dan ini merupakan ancaman bagi pelaku
bisnis jamur tiram UD. Kenanga.
2. .Pengaruh Pergantian Musim/ cuaca Terhadap Usaha Jamur Tiram Musim
kemarau merupakan salah satu faktor ekternal yang sangat mempengaruhi
pertumbuhan jamur tiram, karena suhu udara yang tinggi akan bisa
menghambata pertumbuhan jamur dan akan berimplikasi langsung terhadap
tingkat produksi. Pertumbuhan jamur tiram memerlukan suhu dingin dengan
tingkat kelembaban udara yang tinggi.
3. .Tuntutan Konsumen Terhadap Kualitas Kualitas jamur dapat dilihat dari
penampilan fisiknya, bentuk tudung jamur bul;at tidak pecah warna putih bersih
tidak kekuningan, dan tanpa menyertakan batan 380 d.Kenaikan Harga Bahan
Bakar Sterilisasi baglog dilakukan agar bakteri-bakteri atau jamur- jamur liar
yang ada dalam media tidak tumbuh saat baglog diisi dengnan bibit jamur tiram
putih. Sterilisasi dilakukan dengan merebus atau men stem baglog dengan
menggunakan tungku yang bisa dibuat dari drum. Proses sterilisasi dilakukan
pada suhu 100oC dalam waktu 8 – 10 jam, dengan menggunakan kayu bakar
sebagai bahan bakar. Ketersediaan bahan bakar kayu di kota mataram merupakan
kendala utama dalam proses sterilisasi.
4. Luasnya Pangsa Pasar Jamur Tiram
Ada beberapa jenis jamur konsumsi, diantaranya adalah jamur tiram putih yang
mana jamur tiram putih ini merupakan salah satu jamur yang paling digemari
oleh masyarakat, secara proporsional bisa mencapai 30% dari semua jamur
konsumsi yang ada di Indonesia. Segmentasi pasar jamur tiram putih adalah dari
pasar tradisional, mimi market, super market, rumah makan, restoran.
5. Daya Beli Masyarakat Relatif Tinggi
Daerah Yogyakarta merupakan salah satu daerah destinasi wisata setelah, ini
merupakan salah satu faktor yang dapat menggerakan perekonomian daerah
Yogyakarta, pergerakan yang dinamis memberikan suatu indikasi bahwa daya
beli masyarakat akan semakin meningkat.
6. Selera Masyarakat Terhadap Produk Jamur Tiram Cukup Tinggi
Jamur tiram putih merupakan salah satu jenis jamur yang sudah sangat dikenal
dikalangan semua lapisan masyarakat, karena kandungan gizinya yang tinggi,
rasanya enak dan dapat diolah menjadi berbagai produk olahan.
7. Tekonologi
Kemajuan teknologi yang begitu pesat di era globalisasi ini memungkinkan bagi
pengusaha jamur tiram untuk mengembangkan usahanya lebih cepat dan lebih
efisien
D. PELUANG PASAR
Jamur konsumsi atau sering dikenal dengan istilah mushroom merupakan
bahan makanan sumber protein yang cukup digemari masyarakat. Dalam skala
industri atau semi-industri, terdapat kurang lebih sepuluh macam jamur konsumsi
yang sering di budidayakan. Di antara jenis jamur yang dibudidayakan, jamur tiram
merupakan jenis jamur yang cukup populer yang banyak dibudidayakan dan
dikonsumsi oleh masyarakat di Indonesia (Rahmat, 2011).
Budidaya jamur tiram merupakan salah satu peluang agribisnis atau bisnis di
bidang pertanian yang menguntungkan. Jamur tiram memiliki banyak kandungan
nutrisi yang bermanfaat bagi tubuh manusia. Di tengah meningkatnya minat
masyarakat untuk menjalani gaya hidup sehat, yang salah satunya adalah dengan
mengkonsumsi menu vegetarian, jamur tiram menjadi salah satu bahan pangan
andalan. Jamur bisa diolah menjadi berbagai produk kuliner yang lezat. Hal inilah
yang membuat prospek bisnis pembibitan jamur tiram amat menggiurkan dan
peluangnya pun masih sangat terbuka lebar.
Komoditas jamur memiliki prospek yang baik, selain pasarnya luas juga
pengembangan produknya sangat beraneka ragam. Selain itu agribisnis jamur
merupakan agribisnis berkelanjutan dan ramah lingkungan, terbukti bahwa semua
limbahnya mampu didaur ulang dan dimanfaatkan kembali.
Alasan mengambil kegiatan produksi bibit jamur tiram karena hasil analisa
mengenai peluang pasar jamur tiram putih (Pleurotus Ostreotus) tidak terbatas pada
baglog/ bibit jamur saja. banyak produk turunan yang bisa dihasilkan, seperti jamur
segar hasilpanen, jamur kalengan, kripik jamur, abon jamur, nungget jamur, dan sate
jamur. Dengan semakin banyaknya ragam olahan jamur, nilai jual jamur akan
semakin bertambah dan peluang pasar juga semakin terbuka lebar
E. METODE PEMASARAN
1. Promo (buy 10 bring 13 berlaku kelipatan di pembelian 1 dan 2, gratis ongkir
wilayah yogya kota, bundling minim buy 50 baglog discount 60% up to 30
ribu S&K berlaku), pembelian langsung ke lokasi discount 10% tanpa
minimum pembelian
2. E-business (penjualan via whatsapp, e-commerce shopee dan tokopedia,
instagram reels, facebook)
3. Promo by friends (pemasaran dari teman ke teman, dengan cara teman
mempromosikan produk baglog dan pembeli yang mengetahui informasi dari
teman kita akan mendapat discount 5%, teman kita yang mempromosikan juga
akan mendapat keuntungan 5% dari total pembelian).
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi strategi pemasaran jamur
tiram putih :
• Faktor peluang : luasnya pangsa pasar, daya beli masyarakat tinggi, adanya
intervensi pemerintah,permintaan produk jamur tiram semak in meningkat,
kemajuan teknologi.
B. Saran
Daftar Pustaka
Hermawan, Erpan, Soetoro, Tito Hardiyanto. 2017. Strategi Pemasaran Jamur Tiram (Studi
Kasus Pada Perusahaan Margi Mulyo Di Desa Adimulya Kecamatan Wanareja
Kabupaten Cilacap). Jurnal Ilmiah Mahasiswa Agroinfo Galuh Volume 4 Nomor
3, Sepetember 2017. Ciamis : Agroinfo Galuh
Rahmat, Suryani dan Nurhidayat. 2011. Untung Besar Dari Bisnis Jamur Tiram. Agromedia
Pustaka: Jakarta