Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN

GANGGUAN CITRA TUBUH

Dosen Pengampu: Budi Priyanto, Ns., M.Kep

Disusun Oleh:

Ghina Ferlia Ifani Realita

20.03.0059

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SERULINGMAS CILACAP


Jl. Raya Maos No.505 Telp./Fax.(0282)695452 Maos – Cilacap 53272
Website : www.stikesserulingmas.ac.id ;
Email : stikesserulingmas@yahoo.com
LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN

GANGGUAN CITRA TUBUH

A. Definisi
Citra tubuh membentuk persepsi seseorang tentang tubuh, baik secara
internal maupun eksternal. Persepsi ini mencakup perasaan dan sikap yang
ditujukan pada tubuh. Citra tubuh dipengaruhi oleh pandangan pribadi tentang
karakteristik dan kemampuan fisik oleh persepsi dan pandangan orang lain. Citra
tubuh dipengaruhi oleh pertumbuhan kognitif dan perkembangan fisik.
Perubahan perkembangan yang normal seperti pertumbuhan dan penuaan
mempunyai efek penampakan yang lebih besar pada tubuh dibandingkan dengan
aspek lainnya dari konsep diri. (Perry & Potter, 2005)
Body image adalah gambaran mental seseorang terhadap bentuk dan
ukuran tubuhnya, bagaimana seseorang mempersepsi dan memberikan penilaian
atas apa yang dia pikirkan dan rasakan terhadap ukuran dan bentuk tubuhnya,
dan atas bagaimana ‘kira-kira penilaian orang lain terhadap dirinya. (Melliana,
2006)
Citra tubuh adalah integrasi persepsi, pikiran dan perasaan individu tentang
bentuk, ukuran, berat tubuh dan fungsi tubuh serta bagianbagiannya yang
digambarkan dalam bentuk penampilan fisik (Fontaine, 2003). Citra tubuh
adalah kumpulan dari sikap individu yang disadari dan tidak disadari terhadap
tubuhnya termasuk persepsi masa lalu dan sekarang, serta perasaan tentang
ukuran, fungsi, penampilan dan potensi tubuh (Stuart-Laraia, 2005).
Gangguan citra tubuh adalah perasaan tidak puas terhadap perubahan
bentuk, struktur dan fungsi tubuh karena tidak sesuai dengan yang diinginkan
(Stuart-Laraia, 2005). Gangguan Citra tubuh adalah kebingungan diri dalam cara
memandang dan menerima gambaran tubuh (Nanda, 2005). Gangguan Citra
tubuh adalah kebingungan secara mental dalam memandang fisik diri sendiri
(Nanda, 2008).
B. Faktor Predisposisi
1. Faktor yang mempengaruhi harga diri meliputi perilaku yang objektif dan
teramati serta bersifatsubjektif dan dunia dalam pasien sendiri. Perilaku
berhubungan dengan harga diri yang rendah, keracuan identitas, dan
deporsonalisasi.
2. Faktor yang mempengaruhi peran adalah streotipik peran seks, tuntutan
peran kerja, dan harapan peran kultural.
3. Faktor yang mempengaruhi identitas personal meliputi ketidakpercayaan
orang tua, tekanan dari kelompok sebaya, dan perubahan dalam struktur
sosial.
C. Faktor Presipetasi
1. Trauma seperti penganiayaan seksual dan psikologis atau menyaksikan
kejadian mengancam kehidupan
2. Ketegangan peran hubugnan dengan peran atau posisi yang diharapkan
dimana individu mengalaminya sebagai frustasi. ada tiga jenis transisi
peran :
a. Transisi peran perkembangan
b. Transisi peran situasi
c. Transisi peran sehat /sakit
D. Tanda Dan Gejala
Beberapa gangguan pada gambaran diri tersebut dapat menunjukan tanda dan
gejala, seperti:
1. Syok Psikologis
Syok Psikologis merupakan reaksi emosional terhadap dampak
perubahan dan dapat terjadi pada saat pertamatindakan.syok psikologis
digunakan sebagai reaksi terhadap ansietas. Informasi yang terlalu banyak
dan kenyataan perubahan tubuh membuat klien menggunakan mekanisme
pertahanan diri seperti mengingkari, menolak dan proyeksi untuk
mempertahankan keseimbangan diri.
2. Menarik diri
Klien menjadi sadar akan kenyataan, ingin lari dari kenyataan , tetapi
karena tidak mungkin maka klien lari atau menghindar secara emosional.
Klien menjadi pasif, tergantung , tidak ada motivasi dan keinginan untuk
berperan dalam perawatannya.
3. Penerimaan atau pengakuan secara bertahap
Setelah klien sadar akan kenyataan maka respon kehilangan atau berduka
muncul. Setelah fase ini klien mulai melakukan reintegrasi dengan gambaran
diri yang baru.
E. Rentang Respon

1. Respon Adaptif
Respon adaptif adalah kemampuan individu dalam menyelesaikan masalah
yang di hadapinya
a. Aktualisasi diri adalah pernyataan diri tentang kosnep diri yang positif
dengan latar belakang pengalaman nyata yang sukses dan dapat diterima
b. Konsep diri positif apabila individu mempunyai pengalaman yang positif
dalam beraktualisasi diri dan menyadari hal-hal positif maupun yang
negatif dari dirinya.
2. Respon Maladaptif
Respon maladaptif adalah respon yang diberikan individu ketika dia tidak
mampu lagi menyelesaikan masalah yang dihadapi.
a. Harga diri rendah adalah individu cenderung untuk menilai dirinya
negatif dan merasa lebih rendah dari orang lain.
b. Identitas kacau adalah kegagalan individu mengintegrasikan aspek aspek
identitas masa kanak-kanak ke dalam kematangan aspek psikososial
kepribadian pada masa dewasa yang harmonis.
c. Depersonalisasi adalah perasaan yang tidak realistis dan asing terhadap
diri sendiri yang berhubungan dengan kecemasan, kepanikan serta tidak
dapat membedakan dirinya dengan orang lain.
F. Pohon Masalah

Harga Diri Rendah

Gangguan Citra Tubuh

Penyakit Fisik

G. Mekanisme Koping
1. Pertahanan jangka pendek
a. Aktivitas yang dapat memberikan pelarian sementara dari krisis, seperti
kerja keras, nonton, dan lain-lain.
b. Aktivitas yang dapat memberikan identitas pengganti sementara, seperti
ikut kegiatan sosial, politik, agama, dan lain-lain.
c. Aktivitas yang sementara dapat menguatkan perasaan diri, seperti
kompetisi pencapaian akademik.
d. Aktivitas yang mewakili upaya jarak pendek untuk membuat masalah
identitas menjadi kurang berarti dalam kehidupan, seperti
penyalahgunaan obat.
2. Pertahanan jangka panjang
a. Penutupan identitas
Adopsi identitas prematur yang diinginkan oleh orang yang penting bagi
individu tanpa memperhatikan keinginan, aspirasi, dan potensi diri
individu.
b. Identitas negative
Asumsi identitas yang tidak wajar untuk dapat diterima oleh nilai-nilai
harapan masyarakat.
c. Mekanisme pertahanan ego
1) Fantasi
Kemampuan menggunakan tanggapan-tanggapan yang sudah ada
(dimiliki) untuk menciptakan tanggapan baru
2) Disosiasi
Respons yang tidak sesuai dengan stimulus
3) Isolasi
Menghindarkan diri dari interaksi dengan lingkungan luar
4) Proyeksi
Kelemahan dan kekurangan pada diri sendiri di lontarkan pada orang
lain.
5) Displacement
Mengeluarkan perasaan-perasaan yang tertekan pada orang lain yang
kurang mengancam dan kurang menimbulkan reaksi emosi
6) Marah/amuk pada diri sendiri
H. Sumber Koping
Setiap orang mempunyai kelebihan personal sebagai sumber koping, Meliputi:
1. Aktifitas olahraga dan aktifitas lain diluar rumah
2. Hobby dan kerajinan tangan
3. Seni yang ekspresif
4. Kesehatan dan perawan diri
5. Pekerjaan atau posisi
6. Bakat Tertentu
7. Kecerdasan
8. Imajinasi dan kreativitas
9. Hubungan interpersonal dengan orang lain.
10. Support dari keluarga, teman dan masyarakat dan jaringan sosial.
11. Keyakinan diri yang positif.
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dan dasar utama dari proses keperawatan
dan merupakan proses yang sistematis dalam pengumpulan data (Muhith, 2015).
Menurut Stuart dan Laraia dalam Prabowo (2014), data yang dikumpulkan pada
tahap pengkajian meliputi data biologis, psikologis, sosial dan spiritual. Cara
pengkajian lain berfokus pada lima dimensi yaitu fisik, emosional, intelektual,
sosial dan spiritual. Isi dari pengkajian meliputi:
1. Identitas Pasien
Meliputi nama, jenis kelamin, umur, alamat, agama, bahasa yang
dipakai, pendidikan, status perkawinan, tanggal masuk RS, asuransi, nomor
rekam medis, tanggal pengkajian dan diagnosa medis.
2. Identitas Penanggung Jawab
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, alamat dan
hubungan dengan pasien.
3. Alasan Masuk
Yang menyebabkan pasien masuk Rumah Sakit dan dirawat Biasanya
pasien masuk karena kecelakaan, fraktur, luka bakar, mengalami
penganiayaan fisik.
4. Riwayat Penyakit Sekarang dan Faktor Presipitasi
Biasanya pasien mengalami perubahan kondisi fisik, seperti adanya
fraktur, amputasi, luka bakar yang dapat menimbulkan masalah psikologis
pada pasien.
5. Faktor Predisposisi
Biasanya pasien mempunyai riwayat gangguan jiwa, pernah melakukan
atau mengalami penganiayaan fisik atau seksual, kekerasan dalam keluarga.
6. Pemeriksaan Fisik
Meliputi pemeriksaan tanda-tanda vital, tinggi badan, berat badan dan
keluhan fisik yang dirasakan pasien seperti adanya fraktur.
7. Pengkajian Psikososial
a. Genogram
Genogram menggambarkan mengenai silsilah dan riwayat penyakit
pasien dan keluarga.
b. Konsep Diri
a) Citra tubuh
b) Identitas diri
c) Harga diri
d) Ideal diri
e) Peran diri
c. Hubungan Sosial
Kaji mengenai orang penting bagi pasien, upaya yang dilakukan pasien
dalam menghadapi masalah, adanya hambatan dalam berhubungan
dengan orang lain, keterlibatan pasien mengikuti dalam kegiatan
kelompok atau masyarakat.
d. Spiritual
Kaji mengenai nilai dan keyakinan, kegiatan ibadah serta kepuasan
pasien dalam menjalankan ibadah.
8. Status Mental
a. Penampilan
b. Pembicaraan
c. Aktivitas motorik
d. Afek dan Emosi
e. Interaksi selama wawancara
f. Persepsi sensori
g. Proses pikir
h. Tingkat kesadaran
i. Orientasi
j. Memori
k. Tingkat konsentrasi
l. Kemampuan penilaian
m. Daya tilik diri
9. Kebutuhan Persiapan Pulang
Kaji mengenai pola makan, pola eliminasi, mandi, berpakaian, istirahat dan
tidur, penggunaan obat, pemeliharaan kesehatan, aktivitas di dalam rumah
serta aktivitas di luar rumah.
10. Mekanisme koping
a. Mekanisme koping jangka pendek
b. Mekanisme koping jangka panjang
11. Masalah Psikososial dan Lingkungan
Kaji mengenai masalah yang berhubungan dengan pendidikan, pekerjaan,
ekonomi, pelayanan kesehatan dan lingkungan.
12. Tingkat Pengetahuan
Kaji mengenai masalah yang berkaitan dengan tingkat pendidikan pasien
misalnya tentang penyakit fisik, gangguan jiwa, faktor predisposisi dan
faktor presipitasi, mekanisme koping serta obat-obatan.
13. Aspek Medis
Merupakan diagnosa medis yang menyangkut masalah psikososial, obat-
obatan pasien saat ini baik obat fisik, psikofarmaka dan terapi lainnya.
B. Diagnosa Keperawatan
Gangguan Citra Tubuh (SDKI)
Diagnosa keperawatan gangguan citra tubuh dapat ditegakkan karena
terjadinya penurunan atau perubahan bentuk, fungsi, penampilan tubuh serta
kehilangan struktur tubuh tertentu pada pasien. Jika masalah psikososial
gangguan citra tubuh tidak diatasi dengan benar, maka akan mengakibatkan
pasien mengalami harga diri rendah.
Gejala dan Tanda Mayor
1. Subjektif:
a. Mengungkapkan kecacatan/kehilangan bagian tubuh
2. Objektif:
a. Kehilangan bagian tubuh
b. Fungsi/struktur tubuh berubah/hilang
Gejala dan Tanda Minor
1. Subjektif:
a. Tidak mau mengungkapkan kecacatan/kehilangan bagian tubuh
b. Mengungkapkan perasaan negatif tentang perubahan tubuh
c. Mengungkapkan kekhawatiran pada penolakan/reaksi orang lain
d. Mengungkapkan perubahan gaya hidup
2. Objektif:
a. Menyembunyikan/menunjukkan bagian tubuh secara berlebihan
b. Menghindari melihat dan/atau menyentuh bagian tubuh
c. Fokus berlebihan pada perubahan tubuh
d. Respon non verbal pada perubahan dan persepsi tubuh
e. Fokus pada penampilan dan kekuatan masa lalu
f. Hubungan sosial berubah
C. Fokus Intervensi
Tujuan :
a. Klien dapat berorientasi terhadap realitas secara bertahap
b. Klien mampu berinteraksi dengan orang lain dan lingkungan
c. Klien menggunakan obat dengan prinsip enam benar
Tindakan keperawatan untuk klien
a. Membina Hubungan Saling Percaya
Sebelum memulai pengkajian pada klien dengan waham, saudara harus
membina hubungan saling percaya terlebih dahulu agar klien merasa aman
dan nyaman saat interaksi. Tindakan yang harus saudara lakukan dalam
rangka membina hubungan saling percaya adalah :
1) Mengucapkan salam terapetik, perkenalan diri
2) Berjabat tangan
3) Jelaskan tujuan interaksi
4) Ciptakan lingkungan yang tenang
5) Buat kontrak yang jelas pada tiap pertemuan (topic, tempat dan waktu)
b. Jangan membantah dan mendukung klien
c. Yakinkan klien berada dalam keadaan aman
d. Observasi pengaruh citra tubuh terhadap aktivitas sehari-hari
e. Diskusikan kebutuhan psikologis yang tidak terpenuhi karena dapat
menimbulkan kecemasan, rasa takut dan marah.
f. Jika klien terus menerus membicaarkan citra tubuhnya, dengarkan tanpa
memberikan dukungan atau menyangkal sampai klienberhenti
membicarakannya.
g. Berikan pujian bila penampilan dan orientasi klien sesuai dengan realitas.
h. Diskusikan dengan klien kemampuan realitas yang dimilikinya pada saat
yang lalu dan saat ini
i. Anjurkan klien untuk melakukan aktivitas sesuai kemampuan yang
dimilikinya
j. Tingkatkan aktivitas yang dapat memenuhi kebutuhan fisik dan emosiona
klien
k. Berbicara dalam kontek realita
l. Berikan pujian yang sesuai.
m. Jelaskan pada klien tentang program pengobatannya (manfaat, dosis obat,
jenis, dan efek samping obat yang diminum serta cara meminum obat yang
benar)
n. Diskusikan akibat yang terjadi bila klien behenti meminum obat tanpa
konsultasi.
Tindakan Keperawatan pada Individu
Tujuan
a. Pasien dapat mengidentifikasi citra tubuhnya.
b. Paien dapat meningkatkan penerimaan terhadap citra tubuhnya
c. Pasien dapat mengidentifikasi potensi (aspek positif) dirinya.
d. Pasien dapat mengetahui cara-cara untuk meningkatkan citra tubuh.
e. Pasien dapat melakukan cara-cara untuk meningkatkan citra tubuh.
f. Pasien dapat berinteraksi dengan orang lain tanpa terganggu.
Tindakan Keperawatan
1) Diskusikan persepsi pasien tentang citra tubuhnya ; dulu dan saat ini,
perasaan tentang citra tubuhnya dan harapan terhadap citra tubuhnya saat ini.
2) Motivasi pasien untuk melihat bagian yang hilang secara bertahap, bantu
pasien menyentuh bagian tersebut.
3) Diskusikan potensi bagian tubuh yang lain.
4) Bantu pasien untuk meningkatkan fungsi bagian tubuh yang terganggu.
5) Ajarkan pasien meningkatkan citra tubuh dengan cara :
a. Gunakan protesa, wig, kosmetik atau yang lainnya sesegera mungkin,
gunakan pakaian yang baru.
b. Motivasi pasien untuk melakukan aktifitas yang mengarah pada
pembentukan tubuh yang ideal
6) Lakukan interaksi secara bertahap dengan cara :
a. Susun jadwal kegiatan sehari-hari.
b. Dorong melakukan aktifitas sehari-hari dan terlibat dalam aktifitas
keluarga dan sosial.
c. Dorong untuk mengunjungi teman atau orang lain yang
berarti/mempunyai peran penting baginya.
d. Beri pujian terhadap keberhasilan pasien melakukan interaksi.
Tindakan Keperawatan untuk Keluarga
Tujuan :
a. Keluarga dapat mengenal masalah gangguan citra tubuh.
b. Keluarga mengetahui cara mengatasi masalah gangguan citra tubuh.
c. Keluarga mampu merawat pasien gangguan citra tubuh.
d. Keluarga mampu mengevaluasi kemampuan pasien dan memberikan
e. pujian atas keberhasilannya.
Tindakan Keperawatan :
1. Jelaskan dengan keluarga tentang gangguan citra tubuh yang terjadi pada
pasien.
2. Jelaskan kepada keluarga cara mengatasi masalah gangguan citra tubuh.
3. Ajarkan kepada keluarga cara merawat pasien :
a. Menyediakan fasilitas untuk memenuhi kebutuhan pasien di
b. rumah.
c. Memfasilitasi interaksi di rumah.
d. Melaksanakan kegiatan di rumah dan sosial.
e. Memberikan pujian atas kegiatan yang telah dilakukan pasien.
4. Bersama keluarga susun tindakan yang akan dilakukan keluarga dalam
gangguan citra tubuh.
5. Beri pujian yang realistis terhadap keberhasilan keluarga.
DAFTAR PUSTAKA

Aprilyadi, Nadi. 2013. Askep Jiwa Gangguan Konsep Diri. Dalam


(http://adithmaulana.blogspot.com/2013/06/askep-jiwa-gangguan-
konsep-diri.html?m=1 diakses pada tanggal 3 Juli 2014 pukul 18.00
WITA)
Juwita, Elvi. 2013. Laporan Pendahuluan Gangguan Citra Tubuh. Dalam
(http://elvijuwita.wordpress.com/2013/04/12/laporan- pendahuluan-
body-image/ diakses pada tanggal 2 Juli 2014 pukul 13.00 WITA)
Muhith, Abdul. 2015. Pendidikan Keperawatan Jiwa Teori dan Aplikasi.
Yogyakarta : ANDI.
Susanto, Agung. 2013. Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan Pada Klien
Gangguan Citra Tubuh. Dalam
(http://agungsusanto0112.blogspot.com/2013/09/laporan- pendahuluan-
asuhan-keperawatan.html diakses pada tanggal 2 Juli 2014 pukul 13.00
WITA)

Anda mungkin juga menyukai