Anda di halaman 1dari 20

Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Hepatitis

Kelompok 3 :
Ayu Wahyuni
M. Jodi Rijaldi
Tri Maylasari

SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN


PAYUNG NEGERI
PEKANBARU
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah Swt atas segala rahmat-Nya sehingga
Penulis menyampaikan terima kasih kepada bapak selaku dosen pengajar mata kuliah
Keperawatan Medikal Bedah II. Harapan penulis semoga makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca,
Untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah
agar menjadi lebih baik lagi.Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman
penulis,penulis yakin masih ada kekurangan makalah ini.Semoga makalah ini dapat
memberi manfaat bagi semua pihak,penyusunan pada khususnya dan pada pembaca
umumnya.

Pekanbaru, 16 Maret 2020

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hepatitis virus akut merupakan penyakit infeksi yang penyebarannya luas dalam
tubuh walaupun efek yang menyolok terjadi pada hepar. Telah ditemukan 5 kategori
virus yang menjadi agen penyebab yaitu Virus Hepatitis A (HAV), Virus Hepatitis
B (HBV), Virus Hepatitis C (HVC), Virus Hepatitis D (HDV), Virus Hepatitis E
(HEV).
Walaupun kelima agen ini dapat dibedakan melalui petanda antigeniknya, tetapi
kesemuanya memberikan gambaran klinis yang mirip, yang dapat bervariasi dari
keadaan sub klinis tanpa gejala hingga keadaan infeksi akut yang total.
Bentuk hepatitis yang dikenal adalah HAV ( Hepatitis A ) dan HBV (Hepatitis
B). kedua istilah ini lebih disukai daripada istilah lama yaitu hepatitis infeksiosa dan
hepatitis serum, sebab kedua penyakit ini dapat ditularkan secara parenteral dan non
parenteral.
Hepatitis virus yang tidak dapat digolongkan sebagai Hepatitita A atau B
melalui pemeriksaan serologi disebut sebagai Hepatitis non-A dan non-B (NANBH)
dan saat ini disebut Hepatitis C (Dienstag, 1990). Selanjutnya ditemukan bahwa
jenis hepatitis ini ada 2 macam, yang pertama dapat ditularkan secara parenteral
(Parenterally Transmitted) atau disebut PT- NANBH dan yang kedua dapat
ditularkan secara enteral (Enterically Transmitted) disebut ET-NANBH (Bradley,
1990; Centers for Disease Control, 1990). Tata nama terbaru menyebutkan PT-
NANBH sebagai Hepatitis C dan ET-NANBH sebagai Hepatitia E.
Virus delta atau virus Hepatitis D (HDV) merupakan suatu partikel virus yang
menyebabkan infeksi hanya bila sebelumnya telah ada infeksi Hepatitis B, HDV
dapat timbul sebagai infeksi pada seseorang pembawa HBV.
Hepatitis menjadi masalah kesehatan masyarakat yang penting tidak
hanya di Amerika tetapi juga diseluruh Dunia. Penyakit ini menduduki peringkat
ketiga diantara semua penyakit menular yang dapat dilaporkan di Amerika Serikat
(hanya dibawah penyakit kelamin dan cacar air dan merupakan penyakit epidemi di
kebanyakan negara-negara dunia ketiga. Sekitar 60.000 kasus telah dilaporkan ke
Center for Disease Control di Amerika Serikat setiap tahun, tetapi jumlah yang
sebenarnya dari penyakit ini diduga beberapa kali lebih banyak. Walaupun
mortalitas akibat hepatitis virus ini rendah, tetapi penyakit ini sering dikaitkan
dengan angka morbiditas dan kerugian ekonomi yang besar.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas penulis mengetahui tentang asuhan keperawatan dengan
Hepatitis.
C. Tujuan
1. Tujuan umum
Mahasiswa mampu mengetahui tentang asuhan keperawatan dengan
hepatitis.
2. Tujuan khusus
a. Mahasiswa mampu memahami Defenisi hepatitis
b. Mahasiswa mampu memahami Etiologi hepatitis
c. Mahasiswa mampu memahami klasifikasi hepatitis
d. Mahasiswa mampu memahami Manifestasi klinis
e. Mahasiswa mampu memahami Patofisiologi/ WOC
f. Mahasiswa mampu memahami Komplikasi
g. Mahasiswa mampu memahami Penatalaksanaan medis
h. Mahasiswa mampu memahami Pemeriksaan Penunjang/Diagnostik
i. Mahasiswa mampu memahami Diagnosa keperawatan yang sering muncul
j. Mahasiswa mampu memahami Asuhan keperawatan hepatitis
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi
Hepatitis dalam arti luas yang berarti peradangan hati. Hepatitis paling sering
disebabkan oleh virus tetapi juga dapat disebabkan oleh obat-obatan (alkohol),
bahan kimia, penyakit autoimun, dan kelainan metabolisme. (Lewis, 2014)
Hepatitis virus merupakan infeksi sistemik oleh virus disertai nekrosis dan
inflamasi pada sel-sel hti yang menghasilkan kumpulan perubahan klinis, biokimia,
serta seluler yang khas. Sampai saat ini sudah teridentifikasi lima tipe hepatitis virus
yang pasti: hepatitis A,B,C,D dan E. (suzane,2002)
Hepatitis adalah peradangan hati. Peradangan ini mungkin disebabkan oleh
virus, toksin, atau zat kimia (termasuk obat). Hepatitis biasanya berkembang, dan
hati melunak. Geala lain bergantung pada agen penyebab dan tingkat kerusakan
organ. (Brunner & Suddarth’s, 2008)
B. Etiologi
Menurut (Workman, 2009) Secara umum hepatitis disebabkan oleh virus.
beberapa virus yang telah ditemukan sebagai penyebabnya, berikut ini:
1. Virus hepatitis A (HAV)
2. Virus hepatitis B (HBV)
3. Virus hepatitis C (HCV)
4. Virus hepatitis D (HDV)
5. Virus hepatitis E (HEV)
Namun dari beberapa penyebab virus hepatitis, penyebab yang paling dikenal
adalah HAV (hepatitis A) dan HBV (hepatitis B). kedua istilah tersebut lebih
disukai dari pada istilah lama yaitu hepatitis “infeksiosa” dan hepatitis “serum”,
sebab kedua penyakit ini dapat ditularkan secara parental dan nonparental,hepatitis
pula dapat disebabkan oleh racun, yaitu suatu keadaan sebagai bentuk respon
terhadap reaksi obat, infeksi stafilokokus, penyakit sistematik dan juga bersifat
idiopatik. (workman,
C. Klasifikasi
1. Virus hepatitis A
Virus hepatitis A dapat menyebabkan penyakit seperti flu ringan atau
hepatitis akut dengan penyakit kuning. Hal ini juga dapat menyebabkan gagal
hati akut, itu tidak mengakibatkan infeksi kronis (jangka panjang).
Virus hepatitis A adalah virus asam ribonukleat (RNA) yang ditransmisikan
terutama melalui rute fecal-oral. Hal ini sring terjadi pada wabah kecil yang
disebabkan oleh kontaminasi virus yang ada pada makanan atau air minum .
Kebersihan yang buruk, penanganan makanan yang tidak tepat, situasi penuh
sesak, dan kondisi sanitasi yang buruk merupakan faktor penyebab. Wabah
hepatitis A yang ditularkan melalui makanan biasanya disebabkan makanan
yang yang terkontaminasi oleh penjamah makanan yang terinfeksi. (lewis, 20
a. manifestasi klinik
menurut (Suzane, 2002) banyak pasien tidak tampak ikterik, dan tanpa
gejala. Ketika gejala muncul, bentuknya berupa :
1. infeksi saluran napas atas yang ringan seperti flu dengan panas yang
tidak begitu tinggi.
2. Anoreksia, terjadi akibat pelepasan toksin oleh hati yang rusak, atau
akibat kegagalan sel hati yang rusak tersebut untuk melakukan
detoksifikasi produk yang abnormal.
3. Ikterus dan urin yang berwarna gelap.
4. Gejala dispepsia, ditandai dengan rasa nyeriepigastrium, mual, nyeri ulu
hati dan flatulensi.
5. Menolak rokok, bau asap rokok, atau bau lain yang keras
2. Virus hepatitis B
virus hepatitis B dapat menyebabkan penyakit akut atau kronis. Penularan
terjadi ketika virus (dari darah atau cairan tubuh yang terinfeksi) memasuki
tubuh orang yang tidak terinfeksi yang belum menerima vaksin HBV.
HBV (Hepatitis B Virus) adalah virus deoxyribonucleic acid (DNA). Virus
ini ditransmisikan secara perinatal oleh ibu terinfeksi HBV, penggunaan obat IV,
tusukan jarum suntik, atau oleh paparan mukosa terhadap darah infeksi, produk
darah, atau cairan tubuh laiinya (mis., semen, cairan vagina, air liur). Pada orang
dengan HBV, antigen permukaaan hepatitis B telah terdeteksi di hampir setiap
cairan tubuh. Semen dan saliva yang terinfeksi mengandung konsentasi HBV
yang jauh lebih rendan daripada darah, tetapi virus dapat ditularkan oleh cairan
ini. Jika perdarahan gastrointestinal terjadi, tinja dapat terkontaminasi dengan
virus dari darah. Tidak ada bukti bahwa air seni, tinja (tanpa perdarahan
gastriintestinal), ASI, air mata, dan keringat bersifat infektif. Transplantasi
organ dan jaringan adalah sumber potensial lain dari infeksi.
Penularan seksual adalah cara umum penularan HBV. Pberciuman, berbagi
bahan makanan dapat menyebarkan virus melalui air liur meskipun risiko
penularannya jauh lebih rendah
3. Virus Hepatitis C
Infeksi Hepatitis C virus (HCV)dapat menyebabkan penyakit akut dan
kronis. Hepatitis C akut biasanya tanpa gejala, sulit dideteksi, kecuali
didiagnosis dengan tes laboratorium. Penyebab virus hepatitis C paling umum
adalah penggunaan suntikan narkoba dan wabah diantara laki-laki positif HIV
yang berhubungan seks sesama laki-laki. Mayoritas pasien yang tertular hepatitis
C biasanya mengalami infeksi kronis, sebagian besar tidak menyadari gejalanya.
HCV kronis yang lama dapat menyebabkan penyakit hati yang berpotensi
progresif.
4. Virus Hepatitis D
Virus Hepatitis D juga disebut virus dellta, adalah virus RNA rantai tunggal
yang rusak yang tidak dapat bertahan dengan dirinya sendiri. Virus hepatitis D
ditularkan mirip dengan virus hepatitis B, ini dapat menyebabkan spektrum
penyakit mulai dari keadaan karier kronis tanpa gejala hingga gagal hati akut.
Tidak ada vaksin untuk virus hepatitis D. Namun vaksinasi untuk mengurangi
resiko koinfeksi hepatitis D.
5. Virus Hepatitis E
Virus hepatitis e adalah virus rna yang ditularkan melalui fecal-oral. cara
penularan yang biasa adalah meminum air yang terkontaminasi.
Perbandingan berbagai tipe hepatitis
Hepatitis A Hepatitis B Hepatitis C Hepatitis D Hpatitis E
Nama Hepatitis Hepatitis Hepatitis non
sebelumnya infeksiosa serum A-,non-B
Penyebab Virus Virus Virus Virus Virus
Hepatitis
Hepatitis A Hepatitis B Hepatitis C Hepatitis D
E (HEV)
(HAV) ( HBV) (HCV) (HDV)
Cara Jalur fake- Parenteral:Transfusi Sama Jalur fake-
oral: sanitasi komtak darah dan oral:
Penularan seperti HBV
yang buruk, langsung produk kontak
kontak antar dengan darah, antar
manusia, penderita terkena darah dimungkin
dibawa oleh infeksi akut,
yang kan
air dan kontak terkontamina meskipun
makanan seksual dansi lewat risikonya
oral, peralatan rendah
penularan atau
dari ibu keparafalenia
bayi, obat
Inkubasi 15-49 hari 28-160 hari15-160 hari 21-140 hari 15-65 hari
(hari) Rata-rata 30 Rata-rata Rata-rata 50 Rata-rata 35 Rata-rata
hari 70-80 hari hari hari 42 hari
imunitas Homologus Homologus Serangan homologus Tidak
kedua dapat diketahui
homologus
menunjukkan
imunitas
yang rendah
atau infeksi
oleh agen
lain
Tanda dan Dapat Dapat Serupa Serupa Serupa
gejala terjadi terjadi tanpa dengan dengan
dengan
dengan atau gejala. HBV, tidak HAV.
tanpa gejala; Dapat begitu kuat HBV Sangat
sakit mirip timbul dan berat pada
flu artralgia, anikterik. wanita.
Fase ruam.
praikterik;
sakit kepala,
malaise,
fatigue,
anoereksia,
febris,
Fase ikterik;
urun
berwarna
gelap, gejala
ikterus pada
sklera dan
kulit, nyeri
tekan pada
hati.
Hasil Dapat berat. Sering terjadi Serupa Serupa
Biasanya Angka status karier dengan dengan
Akhir ringan fasilitas; 1% yang kronis HBV, tetapi HAV,
dengan - 10%. dan penyakit kemungkina kecuali
pemulihan, Status karier hati kronis. n status sangat
angka mungkin Meningkatny karier, berat pada
fatalitas: 1 terjadi. a kanker hati hepatitis wanita yg
%. Tidak Meningkatn aktif yang hamil.
terdapat ya risiko kronis dan
status karier hepatitis sikrosis
atau kronis, lebih besar
meningkatn sirosis, dan
ya resiko kanker hati,
hepatitis
kronis,
sirosis atau
kanker

D. Manifestasi klinis
Manifestasi klinis virus hepatitis dapat diklasifikasikan kedalam fase akut dan
kronik. Sejumlah besar pasien dengan hepatitis akut tidak memiliki gejala.
Akibatnya, infeksi selama fase akut mungkin tidak terdeteksi pada semua pasien.
Namun penderita bisa mengalami intermiten atau berkelanjutan, kelelahan, mialgia,,
arthralgia, dan hepatomegali. Fase akut biasanya terjadi dalam dari 1-4 bulan.
Selama masa inkubasi, gejala yang mungkin terjadi adalah malaise, aoreksia, dan
penurunan berat badan, kelelahan, mual, muntah sesekali, dan ketidaknyamanan
perut (kuadraan kanan atas). Penurunan indra penciuman, orang yang merokok
mungkin tidak suka dengan rokok. Gejala lain yang mungkin terjadi termasuk sakit
kepala, demam ringan, artragalia, dan ruam kulit.
Fase akut adalah periode infektivitas maksimal. Fase akut dapat berupa
ikterik (ikterus) atau anikterik. (jenis penyakit kuning) penyakit kuning, perubahan
warna kekuningan dari jaringan tubuh , hasil dari perubahan meabolisme biliburin
normal atau aliran empedu kedalam sistem saluran hati atau saluran empedu. Urin
dapat menjadi gelap karena kelebihan biliburin terkonjugasi tidak dapat mengalir
keluar dari hayi karena obstruksi atau radang saluran hile, tinja akan berwarna
tersng atau berwarna tanah liat.

Manifestasi Hepatitis
Hepatitis akut Hepatitis kronis
1. Anoreksia 1. Malaise
2. Mual, Muntah 2. Mudah kelelahan
3. Ketidaknyamanan kuadran kanan 3. Hepatomegali
atas 4. Mialgia dan/ artralgia
4. Sembelit atau diare 5. Peningkatan enzim hati
5. Penurunan indra perasa dan (aspartate aminotransferase
penciuman (AST) dan alanine
6. Malaise aminotransferase (ALT)
7. Demam
8. Sakit kepala
9. Arthraalgia
10. Urtikaria
11. Hepatomegali
12. Splenomegali
13. Penurunan berat badan
14. Ikterus
15. Pruritus
16. Urin gelap
17. Bilirubinaria
18. Kelelahan
19. Hepatomegali berlanjut dengan
nyeri tekan
E. Patofisiologi
Hati. Selama infeksi virus hepatitis akut, kerusakan hati dimediasi oleh
sitokin sitotoksik dan sel pembuluh alami yang menyebabkan lisis hepatosit yang
terinfeksi. Peradangan dapat mengganggu aliran empedu (kolestasis). Setelah
resolusi infeksi akut, sel-sel hati dapat beregenerasi dan, jika tidak ada komplikasi
terjadi maka menunjukkan bentuk dan fungsinya normal.
Infeksi virus hepatitis kronis menyebabkan peradangan kronis dan dapat
menyebabkan fibrosis yang (selama beberapa dekade) dapat berkembang menjadi
sirosis)
Efek sistematik. Kompleks atigen-antibodi antara virus dan antibodi yang
sesuai dapat membentuk kompleks imun yang bersirkulasi pada fase awal hepatitis.
Kompleks imun yang bersirkulasi mengaktifkan sistem komplemen. Manifestasi
klinis dari aktivasi ini adalah ruam, angiodem, radang sendi, demam, dan malaise.
WOC

Virus Hepatitis, Toksin

Inflamasi pada hepar

Gangguan suplai darah Perubahan struktur sel


normal pada hati hepar

Hepatomegali
Kerusakan sel parenkim, sel
hati dan duktulli empedu

Perasaan tidak nyaman di


kuadran kanan atas
Gangguan metabolisme
Obstruksi
karbohidrat lemak

Mual, muntah anoereksia


Gangguan
Glikolisis Gluko genesis ekskresi empedu
menurun menurun
Ketidak Seimbangan
Nutrisi Kurang Dari
Retensi bilirubin Kebutuhan Tubuh
glikogen dalam hepar
menurun
Regurgitas pada
duktuli empedu pruritus
glikogenesis

Bilirubin empedu perubahan


Glukosa dalam darah
menurun Peningkatan Ekskresi dalam kemih
empedu

Resiko ketidak stabilan Cepat lelah Bilirubina dan kemih


gula darah berwarna

Intoleransi Aktivitas Resiko Gangguan Fungsi Hati


F. Komplikasi
Sebagian besar pasien virus hepatitis aku sembuh sepenuhnya. Tingkat kematian
keseluruhan untuk hepatitis akut kurang dari 1%. Tingkat kematian lebih tinggi pada
orang lansia dan mereka yang memiliki penyakit yang melemahkan (termasuk
penyakit hati kronis). Komplikasi yang dapat terjadi termasuk gagal hati akut,
hepatitis kronis, sirosis hati, dan karsinoma hepatoseluler. Hampir seluruh hepatitis
A akut sembuh, walaupun sejumlah kecil mungkin mengalami kekambuhan virus
dalam 2 sampai 3 bulan pertama setelah terinfeksi. Hilangnya ikterus tidak berarti
pasien benar-benar pulih. Beberapa infeksi virus hepatitis b dan svirus hepatitis C
mengakibatkan infeksi virus kronis (seumur hidup).
HBV lebih berkembang pada bayi yang lahir dari ibu yang terinfeksi pada bayi
yan terinfeksi sebelum umur 5 tahun dibandingkan terinfeksi setelah umur 5 tahun.
Perubahan imun seluler pasien mungkin terjadi dalam perkembangan HBV akut
menjadi kronis. Perubahan sistem kekebalan ini dapat menjelaskan mengapa pasien
dengan gagal ginjal kronis yang menjalani dialis ketika diperoleh hepatitis B
berisiko berkembang menjadi infeksi kronis. Orang dengan penyakit ginjal kronis
memiliki respon imun yang tertekan.
HCV lebih mungkin dari pada HBV untuk menjadi kronis, banyak pasien HCV
kronis berkembang menjadi penyakit hati kronis, sirosis, dan kanker hepato-seluler.
Jenis kelamin, konsumsi alkohol, dan endapan besi berlebih juga menjadi faktor
risiko untuk HCV berkembang menjadi sirosis. Tingginya kadar kolestrol atau
trigliserida, obesitas dan diabetes melitus juga merupakan faktor risiko untuk virus
hepatitis C berkembang menjadi sirosis.

G. Penatalaksanaan Medis dan Keperawatan


Jika seseorang telah didiagnosis menderita hepatitis, maka ia perlu
mendapatkan perawatan. Pengobatan harus dipercepat supaya virus tidak menyebar.
Jika tindakan penanganan lambat membuat kerusakan lebih besar pada hati dan
menyebabkan kanker.
1. Penanganan dan pengobatan Hepatitis A
Penderita yang menunjukkan gejala hepatitis A diharapkan untuk tidak
banyak beraktivitas serta segera mengunjungi fasilitas pelayanan kesehatan
terdekat untuk mendapatkan pengobatan dari gejala yang timbul. Dapat
diberikan pengobatan simptomatik seperti antipiretik dan analgetik serta vitamin
yang meningkatkan daya tahan tubuh dan nafsu makan serta obat-obatan yang
mengurangi rasa mual dan muntah.
2. Penanganan dan pengobatan Hepatitis B
Setelah diagnosa ditegakkan sebagai hepatitis B, maka ada beberapa cara
pengobatan untuk hepatitis B, yaitu pengobatan oral dan injeksi.
a. Pengobatan oral
1) Lamivudine ; dari kelompok nukleosida analog, dikenal dengan nama 3TC.
Obat ini digunakan bagi dewasa maupun anak-anak, pemakaian obat ini
cendeerung meningkatkan enzim hati (ALT) untuk itu penderita akan
mendapatkan monitor bersinambungan dari dokter.
2) Adefovir dipivoxil (Hepsera); pemberian secara oral akan lebih efektif,
tetapi pemberian dengan dosis yang tinggi akan berpengaruh buruk
terhadap fungsi ginjal.
3) Baraclude (Entecavir); obat ini diberikan pada penderita hepatitis B kronik,
efek samping dari pemakaian obat ini adalah sakit kepala, pusing, letih,
mual dan terjadi peningkatan enzim hati.
b. Pengobatan dengan injeksi
Microsphere; mengandung partikel radioaktif pemancar sinar β yang
akan menghancurkan sel kanker hati tanpa merusak jaringan sehat disekitarnya.
Injeksi afa interferon (INTRON A, INFERGEN, ROFERON) diberikan secara
subcutan dengan skala pemberian 3 kali dalam semingguselama 12-16 minggu
atau lebih. Efek samping pemberian obat ini adalah depresi, terutama pada
penderita yang memiliki riwayat depresi sebelumnya. Efek lainnya adalah terasa
sakit pada otot-otot, cepat letih dan sedikit menimbulkan demam yang hal ini
dapat dihilangkan dengan pemberian antipiretik.
3. Penanganan dan pengobatan Hepatitis C
Saat ini pengobatan hepatitis C dilakukan dengan pemberian obat seperti
interferon alfa, pegylated interferon alfa dan ribavirin. Pengobatan pada
penderita hepatitis C memerlukan waktu yang cukup lama bahkan pada
penderita tertentu hal ini tidak dapat menolong, untuk itu perlu penangananpada
stadium awalnya.
H. Pemeriksaan Diagnostik
1. Laboratorium
a. Pemeriksaan pigmen: urobilirubdirek.bilirubin serum total, bilirubin urine,
urobilinogen urine, urobiliadagen feses.
b. Pemeriksaan protein: protein totel serum, albumin serum, globulin serum,
HbsAG
c. Waktu protombin: respon waktu protombin terhadap vitamin K
d. Pemeriksaan serum tranferase dan transminase: AST atau SGOT, ALT atau
SGPT, LDH, amonia serum
2. Radiologi
a. Foto rontgen abdomen
b. Pemindahan hati dengan preparat technetium, emas atau rose bengal yang
berlabel radioaktif
c. Kolestogram dan kalangiogram
d. Arteriografi pembuluh darah seliaka
3. Pemeriksaantambahan
a. Laparoskopi
b. Biopsi hati
I. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Menanyakan klien tentang kemungkinan paparan terhadap faktor resiko
b. Tanyakan tentang gejala umum
c. dan tentang gejala perkembangan penyakit, seperti ensefalipati hepatikum
(lihatensefalohepatik pada komplikasi sirosis).
2. Diagnosa keperawatan
a. Ketidak seimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh b.d anoereksia dan
mual
b. Intoleransi aktivitas b.d kelelahan dan kelemahan
c. Risiko gangguan fungsi hati b.d infeksi virus.
3. Intervensi
a. Ketidak seimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh b.d anoereksia dan
mual
1. Tentukan status gizi pasien dan kemampuan (pasien) untuk memenuhi
kebutuhan gizi
2. Bantu pasien dalam menentukan pedoman atau piramida makanan yang
paling cocok dalam memenuhi kebutuhan nutrisi dan prefensi
3. Atur diet yang diperlukan
b. Intoleransi aktivitas b.d kelelahan dan kelemahan
1. Monitor intake/asupan nutrisi untuk mengetahui sumber energi yang
adekuat
2. Gunakan instrumen yang valid untuk mengukur kelelahan
3. Pilih intervensi untuk mengurangi kelelahan baik secara farmakologis
maupun nonfarmakologis, dengan tepat.
4. Konsulkan dengan ahlli gizi mengenai cara meningkatkan asupan energi
makanan
5. Bantu pasien untuk memilih aktivitas-aktivitas yang membangun
ketahanan.
c. Risiko gangguan fungsi hati b.d infeksi virus
1. Pantau asupan dan haluran
2. Pantau nyeri (terutama kuadran kanan atas), dan satus mental
3. Berikan informasi mengenai proses penyakit yang dapat menyebabkan
risiko gangguan fungsi hati
4. Berikan medikasi dan terapi untuk proses penyakit yang mendasari,
untuk menurunkan risiko gangguan fungsi hati.
BAB III

MCP KONSEP

H. Konsep MCP

Dx 1: ketidak
seimbangan nutrisi:
kurang dari kebutuhan
tubuh b.d anoereksia
Virus Hepatits dan mual

KA: DO : 1. Klien tampak


pucat
- Tes darah
2. klien tampak
- USG
lemah
- CT Scan
- Nyeri abdomen DS: 1. klien
kuadran kanan atas Mengatakan ia
merasakan mual
dan muntah

2. klien mengatakan
tidak nafsu
Dx2: intoleransi aktivitas makan
b.d keletihan dan
kelemahan

DO: 1. Klien hanya


berbaring ditempat
tidur tanpa
melakukan aktivitas Dx3: Risiko gangguan Fungsi
Hati b.d Infeksi Virus
DS:1.Klien mengatakan
nyeri pada perut DO: 1.Palpasi terdapat
bagian kanan atas pembesaran hati

2.klien mengatakan 2.klien tampak gelisah


kepala terasa pusing sambil memegangi
dan badan lemah perutnya

DS: 1. Klien mengatakan


nyeri pada perut
bagian kanan atas
BAB IV

PENUTUP

A. Simpulan
1. Hepatitis adalah suatu penyakit peradangan pada jaringan hati yang karena oleh
infeksi virusnya menyebabkan sel hati meningkat kerusakan jadi tidak bisa
berfungsi sebagaimana mestinya.
2. Hepatitis terdiri dari beberapa jenis yaitu:
a. Virus hepatitis A (HAV)
b. Virus hepatitis B (HBV)
c. Virus hepatitis C (HCV)
d. Virus hepatitis D (HDV)
e. Virus hepatitis E (HEV)
B. Saran
1. Biasakan ntuk selalu hidup bersih dan sehat
2. Selalu periksa kesehatan atau vaksinasi jika sudah terjangit penyakit hepatitis
3. Penulis selanjutnya membuat makalah yang lebih lengkap dan banyak
referensinya.
DAFTAR PUSTAKA

Bunner&sudartth’s, (2008). Textbook Of Medikal Surgical Nursing. 12ed. Lippincoot


William & Wilkins. Edisi bahasa indonesia 1. Chrurcchil livingstore. Elsevier
(singapore) Pte. Ltd.

Brunner & suddarth’s. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta. EGC

Lewis., & Sharoon, Mantik. 2014. Medical Surgical Nursing. Canada. Elsevier

Workman & Ignatavicius. 2009. Medical Surgical Nursing Critical Thinking For
Collaborative Care edisi 6 buku 2. United States Of America: Elsevier

Anda mungkin juga menyukai