Anda di halaman 1dari 7

Pengaruh YouTube sebagai Media Pengembangan Minat

Audrey Sandra Hilary


Universitas Pendidikan Indonesia
Jl. Dr. Setiabudi No.229
Email: audreysandrahilary@upi.edu

Abstrak
Minat merupakan perasaan bahagia dalam mengerjakan suatu aktivitas tanpa adanya paksaan. (Slameto
(dalam Hayati, dkk., 2017)) . Dalam pengembanganya, YouTube menjadi salah satu alternatif media
pembelajaran yang efektif dan efisien. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, pemahaman mengenai
fungsi YouTube dibutuhkan dan bagaimana annti aktualisasinya.

Keyword: Minat, Media, YouTube, Platform,

Pendahuluan
Minat dapat memberikan manfaat bagi yang ingin mengembangkan pengetahuan dan
keterampilannya. Pertimbangan diperlukannya niat penting, demi adanya
suasana belajar yang optimal dan bermanfaat. Dalam berbagai macam aspek, terkadang
keterampilan tersebut tidak diperoleh melalui pendidikan secara formal dan konvensional, tetapi
membutuhkan improvisasi yang dapat menahan perhatian individu dalam proses
pembelajarannya. Media terutama yang sudah dapat dikenali dan dimanfaatkan secara luas dan
dapat dioperasikan oleh masyarakat, dapat membawa dampak bagi hasil pembelajaran dan minat
pelajar. Ada beberapa cara dimana kegiatan pembelajaran dapat menarik bagi seorang individu:
(1) Variasi cara belajar
(2) Relevansi pembelajaran dengan kehidupan individu
(3) Keterlibatan Individu dengan kegiatan pembelajaran. (Tafonao, 2018)
Dalam poin-poin tersebut, variasi tidak dapat dicapai jika tidak adanya relevansi dan keterlibatan
individu kepada pembelajarannya. Maka itu juga merupakan poin yang penting untuk
diperhatikan. Relevansi didapatkan melalui proses mengenal individu-induvidu yang ikut serta
dalam proses pembelajaran tersebut. Sebagai contoh generasi Z yang dipersepsikan dan
dibesarkan sebagai generasi yang dibesarkan oleh lingkungan dengan orientasi internet dan
teknologi, maka media disesuaikan dengan kategori tersebut. YouTube, sebagai salah platform
terbesar di dunia, dipilih sebagai sebagai media pembelajaran karena dianggap memenuhi poin-
poin tersebut.
Christensson (dalam Viertola, 2018) menjelaskan “YouTube is an online video platform which
was founded in 2005. At the moment it is Owned by Google, which acquired YouTube in 2006
when YouTube had only been Running for one and a half years. On YouTube people from all
around the world, who have access to the Internet are able to upload, watch, comment and share
video content free of cost. The fact that the channel is free is one aspect that separates YouTube
from other online video platforms. This will be discussed further in section 4.1.” . Dikarenakan
kemudahan akses dan tingginya kualitas service, YouTube sampai saat ini terjangkau oleh
berbagai kalangan umur dan tempat. Platform berbasis video ini, telah menampung karya-karya
dan berbagai kreator dari seluruh dunia untuk membuka lapangan bagi kreativitas seni
berorientasi teknologi canggih. (Lestari). Dengan YouTube menjadi tempat berkumpulnya
penonton dalam jumlah yang banyak, dapat menjadi media untuk pembelajaran dalam skala
global dan efektif jika dimanfaatkan secara sebaik-baiknya.

Metode Penelitian
Penelitian ini diambil dari metode campuran, antara kuantitatif dan kualitatif, dilatarbelakangi
terciptanya penelitian yang objektif, valid, dan berkualitas. Responden diambil dari kalangan
mahasiswa, umur berkisar dari 17-21 tahun. Dilihat dari umur tersebut, responden, sesuai
deskripsinya, berasal dari generasi Z. Nama responden, meski begitu, dirahasiakan atas
permintaan pihak responden tersendiri.
Dalam pengumpulan data dari penenlitian ini, kuesioner dibentuk sedemikian rupa untuk
memenuhi kebutuhan data untuk penelitian dan disebarkan secara online melalui chat, demi
kefektifitas dan keselamatan di masa pandemi Covid-19. Penelitian online ini adalah solusi dan
cara teraman untuk dilakukan pada saat ini.
Isi kusioner tidaklah lepas dari tema penelitian, yaitu antara "YouTube" dengan pengaruhnya
terhadap "Minat". Beberapa pertanyaan yang terlibat bersifat kuantitatif, dimana pertanyaan yang
ditayangkan berhubungan dengan kategori yang diminati atau efektivitas YouTube, dll., yang
beberapa diantaranya responden dapat memilih lebih dari satu jawaban. Untuk data yang bersifat
kualitatif, diberikan kepada responden untuk memahami, alasan responden memilih jawaban dari
pertanyaan tetersebut.
Data yang telah selesai dikumpulkan, selanjutnya diubah menjadi kajian dalam bentuk kalimat
atau paragraf yang lebih komprehensif.

Hasil Penelitian dan Pembahasan


Data diperoleh dari rangkunan kusioner berdasarkan jawaban responden terhadap pertanyaan
yang diajukan dari kusioner yang telah dipersiapkan. Dari data yang berhasil dikumpulkan, dapat
disimpulkan bahwa para reponden yang terkumpul tidak terlibat sebagai seorang kreator di
Youtube, tetapi sebagai penonton. Meski begitu responden sudah memiliki pengetahuan
mengenai penggunaan YouTube sebagai penonton, maka penelitian ini akan diambil dari
dampaknya sebagai penonton, meski akan tetap berhubungan dengan pengaruh influencer.
Alasan yang mendasari seringnya penggunaan platform tersebut, dari mayoritasnya, dikarenakan
kebutuhan atas pengalihan dari rasa jenuh yang tinggi atau untuk sekedar mengsisi waktu luang.
Tidak disimpulkan secara negatif, meskipun begitu, karena mayoritas responden juga memilih
untuk memanfaatkan YouTube sebagai media untuk belajar.
Adapun konten tersebut diperoleh melalui hasil pencarian individu, sesuai kebutuhan atau genre
bagi pengguna. Bila konten suatu kreator tersebut secara berkesinambungan dibutuhkan atau
menarik bagi oleh seorang penonton, kemungkinan tinggi penonton tersebut akan memilih untuk
berlangganan (memberikan kreator subcription mereka) untuk menerima konten dari kreator
tersebut secara berkelanjutan atau sekedar membantu dan mendukung kreator tersebut. Dengan
bantuan dari platform YouTube sendiri, terdapat rekomendasi video sebagai bentuk promosi
untuk menarik perhatian pengguna untuk menonton. Rekomendasi video tidak dipilih secara
keseluruhan acak. Beberapa berasal dari kesimpulan sistem YouTube mengenai minat pengguna
hasil dari riwayat pencarian pengguna.
Disimpulkan algoritma YouTube tersebut dapat menjelaskan bahwa pengguna, meski melalui
berbagai cara, dimaksimalkan untuk memuaskan minat pengguna, sebagai bentuk marketing.
Keberhasilan marketing dapat diasumsikan dari mayoritas responden dapat mendapatkan konten
dengan bervariasi cara yang berbeda di satu platform yang sama.
Tersedia diantara lain konten dalam berbagai kategori sesuai peminat dari genre masing-masing.
Kategori didata hasil kusioner menurut jenis konten yang dicari oleh responden. Hasil mayoritas
pilihan responden sesuai dengan urutan tertinggi meliputi: musik, komedi, kuliner dan traveling,
daily vlog/vlog keluarga, pendidikan/education, dan make up/beauty. Asumsi dari data penelitian
ini adalah sebagian besar kategori tersebut dicari didasari murni oleh minat responden. Maksud
dari penjelasan tadi, dikarenakan tidak adanya kejelasan bahwa kategori beracu pada satu
channel atau kreator tertentu, yang dimana kebanyakan satu channel hanya terikat pada satu
genre tertentu atau satu konten untuk menampung penonton dengan satu minat yang sama dan
hal tersebut pun berpengaruh pada influencer yang mempunyai pengaruh pada ketertarikan
penonton pada suatu minat.(Viertola, 2018). Jika responden atau pengguna YouTube mencari
kategori beracu pada satu channel tertentu, bukan berdasarkan pencarian menurut kategori-
kategori yang ada, maka tidak dapat disebut sebagai minat murni dalam pengambilan keputusan
untuk menggunakan YouTube, tetapi terpengaruh oleh faktor eksternal.
Sebaliknya, atas pengaruh influencer atas penonton, termasuk juga responden, dari subcription
terhadap channel di YouTube berasal dari kategori, dari urutan tertinggi: daily vlog/vlog
keluarga, komedi, gaming, kuliner dan traveling, dan pendidikan/education. Karena channel,
seperti yang sudah dinyatakan, memiliki pengaruh besar jika menyangkut ketertarikan penonton
pada suatu topik atau minat tertentu. Influencer dapat mengenalkan livestyle atau membahas
sebuah topik, menciptakan suatu interaksi dan koneksi dengan penonton dan mengumpulkan
komunitas dengan keketertarikan mengenai topik atau genre yang sama. (Viertola, 2018).
Akan halnya asal dari konten tersebut, kebanyakan memilih konten dari luar negeri, sebanyak
68.2%, dengan alasan masing-masing responden, “lebih menyenangkan dan menarik”, “untuk
belajar bahasa asing atau budayanya”, dan
“Kontennya lebih banyak”. Fenomena ini wajar terjadi dengan adanya pengaruh globalisasi
akibat internet sebagai salah satu media belajar berkapasitas bagi individu untuk menerima
edukasi secara independen dan multitask. (Lestari). Bagi generasi Z, dari kisaran umur
responden, media YouTube memiliki ruang untung estetika dan seni melalui audio visual. Nilai
kreativitas tersebut akan dihargai tinggi oleh penontonnya, terutama yang besar diantara seni
yang berbasis teknologi. (Lestari)
Untuk responden yang memilih lokal dilatarbelakangi alasan seperti “mencintai negeri sendiri”
dan “ketertarikan pada konten buatan lokal”. Dalam hal ini, responden tidak menyertakan
jawaban negatif atau ujaran kebencian atas konten lokal, maka dapat diartikan para responden
memilih konten luar tersebut tidak didasari oleh pengaruh yang negatif, melainkan dari
ketersediaan konten yang dibutuhkan berasal dari konten lokal saat ini masih terbatas
perbandinganya dengan konten dari luar. Ini dapat dijadikan rujukan agar kreator atau calon-
calon kreator berorientasi lokal untuk dapat mengejar agar tidak tertinggal.
YouTube sebagai Platform
Christensson (dalam Viertola, 2018) menjelaskan “YouTube is an online video platform which
was founded in 2005. At the moment it is Owned by Google, which acquired YouTube in 2006
when YouTube had only been Running for one and a half years. On YouTube people from all
around the world, who have access to the Internet are able to upload, watch, comment and share
video content free of cost. The fact that the channel is free is one aspect that separates YouTube
from other online video platforms. This will be discussed further in section 4.1.”
YouTube menyediakan media sosial dan hiburan dalam bentuk video yang dapat diakses oleh
masyarakat tanpa dikenakan biaya dan prosedur penggunaan yang rumit. Membuka
kemungkinan tinggi penyebaran informasi secara meluas dan global, tanpa membatasi
kreativitas. YouTube telah berjasa sebagai salah satu dari beberapa platform dalam skala besar
membawa perkembangan Iptek kepada kemungkinan-kemungkinan baru hasil globalisasi dan
moderenisasi. Menyangkut hal tersebut, keseluruhan algoritma YouTube, untuk dapat memenuhi
demand dari customer dan menciptakan hubungan mutualisme dan berlaba, diciptakan
sedemikian rupa melalui fitur-fiturnya.
Algoritma YouTube yang dimaksud adalah sistem yang dikembangkan lewat artificial
Intelengence (AI) melalui “search and discovery sistem” dalam menemukan dan menyajikan
video yang diinginkan pengguna dan mengoptimalkan kepuasan serta ketertarikan mereka.
(Midtrans, 2020). Penggunaan sistem search and discovery diantaranya:
(1) Fitur Search
Fitur ini tergantung pada keyword (kata kunci) yang diketik pengguna. Selanjutnya video yang
muncul akan melalui proses filtrasi tergantung pada judul dan deskripsi video yang akurat
dengan keyword tersebut.
(2) Fitur Suggestion
Fitur ini di personifikasi sesuai individu pengguna. Fungsinya juga memeberikan rekomendasi
video diperkirakan menarik didasari oleh aktivitas pengguna. Beberapa kontribusi yang
dipertimbangkan oleh fitur ini diantaranya:
-Video-video dengan topik atau tema yang sama, tidak diperhitungkan apakah video tersebut
berasal dari channel yang sama ataupun tidak.
-Riwayat pencarian pengguna
Fitur ini diciptakan untuk menarik engagement penonton.
(3) Fitur Trending
Trending berasal dari rekomendasi YouTube berdasarkan video terpopuler di negara asal
penonton masing-masing. Banyaknya penonton perharinya, dari mana dan kapan video tersebut
upload, dan berbagai pertimbangan lainnya yang menjadi ketentuan dalam urutan popularitas
menurut platform ini.
(4) Fitur Subscriptions tab dan Subscribers
Fitur ini memberikan opsi kepada penonton untuk berlangganan kepada channel-channel yang
disukai individu penonton, memberikan notifikasi dan akses cepat melalui “Subscriptions tab”,
berisikan video terbaru dari channel tersebut. (YouTube).
Agoritma YouTube tersebut dapat menjelaskan bahwa pengguna, meski melalui berbagai cara,
dimaksimalkan untuk memuaskan minat pengguna. Ini adalah salah satu strategi pemasaran
YouTube yang sekiranya berhasil dan sukses dalam skala besar. (Viertola, 2018).
Customer dari kreator atau penonton didukung dari fitur-fitur lengkap yang tersedia merupakan
bentuk sebuah kesepakatan berlangganan yang menguntungkan.
Youtube sebagai Media Pengembangan Minat Penggunanya
Menurut Slameto (dalam Hayati, dkk., 2017) Yang dimaksud dengan minat adalah ditemukanya
ketertarikan terhadap suatu aktivitas yang didasari oleh tindakan sendiri tanpa adanya paksaan
dari luar.
Minat memberikan suatu perasaan bahagia dalam melakukan suatu kegiatan. Secara positif,
beberapa kegiatan bermanfaat kepada masyarakat dan individu. Kegiatan yang dilakukan secara
berkesinambungan menjadi sebuah keterampilan dan kemampuan dalam dapat menambah profil
individu dan kegiatan yang meliputi bidang-bidang khusus dimana pendidikan secara formal dan
konvensional tidak didik secara eksklusif jika dibandingkan dengan dilatih dan dipelajari oleh
seseorang yang berasal bidang-bidang tersebut. Peran media dimana seorang individu dapat
mengakses pengetahuan atau bagaimana pengetahuan tersebut disalurkan berpengaruh besar.
Dari berbagai macam peran penggunaan media dalam pengembangan minat yang dimaksud
diantaranya:
(1) Menambah minat belajar
(2) Memungkinkan besar interaksi pembelajaran individu dengan lingkunganya
(3) Pendidikan tersebut dapat dipersonalisasikan sesuai kebutuhan individu dalam proses
pembelajarannya. (Tafonao, 2018).
Bagi generasi Z, di skala lahir dari 1996 ke tahun 2010, media disini dipersepsikan sebagai
internet, atas hasil dari tuntunan pendidikan yang berorientasi multitasking. Terlahir dalam
generasi penuh dengan Iptek yang berkembang pesat pada jamannya, cara adaptasi generasi ini
akan berbeda dengan generasi-generasi sebelumnya, membentuk sebuah kepribadian yang
disesuaikan. Sebagai contoh, terpengaruh oleh teknologi yang mengedepankan visual dan
penyebaran informasi yang luas, menunjukkan presfektif generasi ini dalam menilai sesuatu
sebagai standar “menarik”. Jika sekiranya apapun media yang digunakan sebagai dasar
pembelajaran bagi generasi ini tidak disesuaikan dengan jamannya, maka itu tidak dapat disebut
sebagai media pengembangan minat dan pengetahuan yang efektif dan optimal dalam
menciptakan individu yang multitasking dan berorientasi teknologi.
Untuk memahami keefektifannya maka juga pemahaman terhadap relevansi media bagi generasi
tersebut diperlukan. Dimasa adanya media sosial yang memiliki berbagai bentuk variatif, namun
kesamaan terdapat pada penyebaran informasi yang dapat meluas dan cepat, menciptakan
generasi yang menginginkan semacam bentuk pengakuan dan relevan dengan kehidupan
individu-induvidu tersebut. Bagi generasi ini relevansi tersebut dapat menjadi sebuah verifikasi
kejujuran, atas kejujuran dan relevansi yang diinginkan dan dihargai oleh generasi Z ini.
(Viertola, 2018). Disini YouTube berperan sebagai media yang dapat memberikan hal tersebut,
karena cara YouTube beroperasi dan dimanfaatkan oleh penggunanya sebagai sebuah media.
Video sendiri, meski tidak langsung dapat beratap muka, setidaknya memberikan visualisasi dan
gambaran langsung terhadap apa yang disampaikan oleh penyajinya. Dari Visualisasi dan
gambaran tersebut, dapat diedit dan diatur secara cinematographic dan kreatif sedemikian rupa
dan memudahkan penonton yang menghargai nilai estetika dan visual appeal, memberikan
ketertarikan untuk secara terus menerus terlibat. (Nanuru, 2012). Dari segi relevansi, berasal dari
pengaruh kreator yang menyajikan video, yang diberikan kebebasan untuk berbicara dan juga
bersifat pribadi. Perbedaan seorang kreator dari YouTube dengan publik figur dari media hiburan
lainnya, seperti televisi dll., ada pada sifat penyampaianya. Seorang kreator dapat menyampaikan
informasi atau topik yang pribadi terhubung langsung oleh penontonnya karena relevansi
dibandingkan, sebagai contoh selebriti yang terikat oleh kebijakan-kebijakan dari berbagai
macam pihak. (Viertola, 2018). Hukum dan undangan-undang tentunya tetap berlaku, namun
kebebasan kreator dalam berkreasi tidak dibatasi, menciptakan konten yang dapat menarik bagi
suatu komunitas tersebut.
Dari penjelasan diatas, hubungan antara media dengan pengembangan minat sendiri, YouTube
sudah memenuhi sebagai platform yang bermanfaat di bidang tersebut.
Kesimpulan
Dalam penelitian ini disimpulkan bahwa pendidikan dan pengembangan minat individu. Minat
merupakan faktor penting dalam suatu bentuk pembelajaran, namun rasa "minat" tidak dapat
dicapai tanpa adanya media yang memadai dalam pendidikan modern yang berorientasi visual
dan kreativitas. Dibutuhkan improvisasi dan inovasi dalam hal tersebut. Salah satu solusi yang
diberikan dalam penelitian ini adalah melalui YouTube. YouTube merupakan platform yang
telah mendunia dan mudah diakses oleh masyarakat luas jika dimanfaatkan secara efektif dan
efisien, akan membawa dampak perubahan yang besar, baik bagi kreator maupun penonton.
Langkah pertama yang dibutuhkan untuk memanfaatkan YouTube secara efektif adalah
memahami apa yang diinginkan oleh penonton-penonton di YouTube. Dari hasil penelitian, data
yang diambil dari jawaban para responden adalah konten yang "menarik" dan "luas". Langkah
selanjutnya adalah memahami algoritma dari YouTube. Algoritma yang dimaksud adalah sistem
"search and discovery". Langkah yang terakhir adalah aktualisasi bagi kreator untuk
mengembangkan kontennya.
Daftar Pustaka
Lestari, R. Seminar Nasional Kedua Pendidikan Berkemajuan dan Menggembirakan.
PENGUNAAN YOUTUBE SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS. Muara
Bungo: STKIP Muhammadiyah
Tafonao, T. (2018). PERANAN MEDIA PEMBELAJARAN DALAM MENINGKATKAN MINAT
BELAJAR MAHASISWA. Yogyakarta:Program Studi Pendidikan Agama Kristen, STT KADESI
Viertola, W. (2018) To what extent does YouTube marketing influence the consumer behaviour
of a young target group?. Finland: Helsinki Metropolia University of Applied Sciences
Diakses pada 30 Desember 2020:
https://creatoracademy.youtube.com/page/lesson/discovery
Digital Marketing Midtrans. Diakses pada 1 Januari 2020:
https://midtrans.com/id/blog/dapatkan-lebih-banyak-views-dengan-memahami-algoritma-
youtube#:~:text=Apa%20itu%20algoritma%20YouTube%3F,akan%20muncul%20di%20bagian
%20lainnya.

Anda mungkin juga menyukai