Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN

KEPERAWATAN DASAR MANUSIA PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN


KEBUTUHAN NUTRISI
DI RUANG DAHLIA 2 RS TUGUREJO SEMARANG
Dosen Pembimbing : Menik Kustriani S.Kep.,Ns.,M.Kep.

DISUSUN OLEH :
Sri Dwi Lestari 2007106

PRODI S1 KEPERAWATAN
UNIVERSITAS WIDYA HUSADA SEMARANG
TAHUN AJARAN 2021/2022
1. KONSEP DASAR
A. PENGERTIAN
Nutrisi adalah zat-zat gizi dan zat lain yang berhubungan dengan kesehatan
dan penyakit, termasuk keseluruhan proses dalam tubuh manusia untuk menerima
makanan atau bahan-bahan dari lingkungan hidupnya dan menggunakan bahan-
bahan tersebut untuk aktivitas penting dalam tubuhnya serta mengeluarkan zat
sisa. Nutrisi dapat dikatakan sebagai ilmu tentang makanan, zat-zat gizi dan zat
lain yang terkandung, aksi, reaksi, keseimbangan yang berhubungan dengan
kesehatan dan penyakit (Tarwoto & Wartonah. 2006). Nutrien adalah suatu unsur
yang dibutuhkan untuk proses dan fungsi tubuh.
Nutrisi berfungsi untuk membentuk dan memelihara jaringan tubuh, mengatur
proses-proses dalam tubuh sebagai sumber tenaga, serta untuk melindungi tubuh
dari serangan penyakit. Dengan demikian, fungsi utama nutrisi adalah untuk
memberikan energi bagi aktivitas tubuh, membentuk struktur kerangka dan
jaringan tubuh, serta mengatur berbagai proses kimia dalam tubuh (Suitor &
Hunter, 1980).
B. ETIOLOGI
Beberapa faktor yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi, diantaranya
perkembangan, jenis kelamin, kesehatan, dan umur.
 Perkembangan
Individu yang sedang dalam masa pertumbuhan yang cepat (pada bayi
& remaja) memiliki kebutuhan nutrisi yang meningkat. Disisi lain,
lansia memerlukan sedikit kalori dan perubahan diet mengingat risiko
penyakit jantung korononer, osteoporosis, dan hipertensi.
 Jenis Kelamin
Kebutuhan nutrisi berbeda bagi pria dan wanita karena komposisi
tubuh dan fungsi reproduksi. Masa otot yang lebih besar pada pria
menjelaskan besarnya kebutuhan kalori dan protein. Karena
menstruasi, wanita memerlukan lebih banyak zat besi dibandingkan
pria sebelum menopause. Wanita hamil dan menyusui memiliki
peningkatan kebutuhan kalori dan cairan.
 Kesehatan
Status kesehatan individu sangat memengaruhi kebiasaan makan dan
status nutrisi. Gigi tanggal, gigi goyang, atau sariawan mempersulit
mengunyah makanan. Kesulitan menelan (disfagia) akibat inflamasi
tenggorokan yang menyakitkan atau karena struktur esofagus dapat
menghambat seseorang untuk mendapat nutrisi yang memadai (Kozier,
dkk. 2010).
 Umur
Kebutuhan nutrisi pada usia muda lebih tinggi dari pada usia tua.
Waktu lahir akan meningkat kebutuhan nutrisi hingga umur dua tahun
dan akan berangsur menurun untuk meningkat lagi pada saat remaja
(Almatsier, 2001)
C. PATOFISIOLOGI
Kondisi fisiologis yang mempengaruhi status nutrisi termasuk tingkat
aktivitas, keadaan penyakit, kemampuan daya beli dan menyiapkan makanan serta
prosedur dan pengobatan yang dilakukan. Bergantung pada tingkat aktivitas, maka
nutrisi dan kilokalori diperlukan untuk meningkatkan, sehingga tingkat aktivitas
akan meningkat atau menurun. Sementara, status penyakit dan prosedur atau
pengobatan yang dilakukan mempunyai dampak pada asupan makanan,
pencernaan, absorbsi, metabolisme dan ekskresi. ubuh manusia mempunyai
kebutuhan esensial terhadap nutrisi, meskipun tubuh dapat bertahan tanpa
makanan lebih lama daripada cairan. Kebutuhan nutrisi mungkin tidak
terpenuhi pada manusia dalam berbagai usia. Proses metabolik tubuh
mengontrol pencernaan, megeluarkan produk sampah, dan menyimpan zat
makanan. Mencerna dan menyimpan zat makanan merupakan hal yang penting
dalam memenuhi kebutuhan nutrisi tubuh (Potter dan Perry, 2010). Nutrisi
merupakan bagian dari komponen yang penting dalam menunjang
keberlangsungan proses pertumbuhan dan perkembangan dimana hal ini
menjadi kebutuhan tumbuh kembang selama proses pertumbuhan dan
perkembangan. Kebutuhan zat gizi yang diperlukan antara lain: karbohidrat,
lemak, mineral, vitamin, dan air (Hidayat 2005 dalam Indriyani 2013).
Gangguan padanutrisi tubuh dapat menyebabkan beberapa masalah antara lain:
 Ketidakseimbangan nutrisi:
kurang dari kebutuhan tubuhPenyakit saluran pencernaan sehingga terjadi
erosi mukosa lambung. Setelah itu tonus dan peristaltik lambung menurun
sehingga menyebabkan refluk duodenum ke lambung terjadi mual dan
muntah dan diangkat diagnosa keseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh. Selain itu diagnosa tersebut dapat disebabkan oleh status kesehatan
yang menurun kemudian otot menelan menjadi lemah dan terjadilah gangguan
menelan makanan sehingga asupan nutrisi tidak terpenuhi dan pasien mengalami
penurunan berat badan (Aditya, 2014).
 Berat badan berlebih
Pertumbuhan membutuhkan metabolisme. Hal ini menyebabkan terjadinya
peningkatanintake nutrisi sehingga kebutuhan energi meningkat.
Seseorangmenjadi mudah lapar dan nafsu makan meningkat, sering makan
dan terjadi peningkatan berat badan (Aditya, 2014).
 Gangguan menelan
Gangguan pada struktur oral, faring atau esofagus antara lain sariawan dan
nyeri pada faringmenyebabkan seseorang mengalami kesulitan menelan. Pada
keadaan lain dapat juga menyebabkan muntah dan bisa
menyebabkan kekuranganvolume cairan (Herdman dan Kamitsuru, 2015).

D. PHATWAY
Malnutrisi Kerusakan saluran pencernaan

Kurangnya nutrisi masuk Gangguan makanan yg dicerna

ke sel

Sel kekurangan nutrisi Terjadinya mual dan refluks

Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan

Lemah Lemas Gangguan aktifitas Berat badan turun

E. MANIFESTASI KLINIK
1) Gigi tidak lengkap dan ompong
2) Nafsu makan menurun
3) Lesu
4) Tidak semangat
5) BB urang lebih dari normali
6) Perut terasa kembung
7) Sukar menelan
F. KOMPLIKASI
(menurut hallo doc) ada beberapa komplikasi kebutuhan nutrisi yang di jumpai
pada pasien, antara lain :
1) Anemia
2) Skorbut
3) Hipotermia (penurunan suhu tubuh)
4) Anemia dan hipoglikemia (penurunan kadar gula darah)
5) Ensefalopati (kerusakan jaringan otak)
6) Hipoalbuminemia (kekurangan protein albumin darah)
7) Gangguan fungsi organ, seperti gagal ginjal dan penyakit jantung
8) Gagal tumbuh atau stunting pada anak
9) Gangguan belajar
10) Koma
G. PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan medis untuk nutrisi antara lain:
1.Terapi Farmakologi
Nutrisi oral adalah pemberian nutrien kepada tubuh secara alami lewat mulut.
nutrisi oral merupakan tindakan yang umumnya dilakukan di bawah
pengawasan ahli gizi. Namun dengan semakin kompleksnya suplemen gizi
yang ada di samping sejumlah suplemen juga hanya dapat diperoleh dengan
resep dokter seperti suplemen imunonutrisi, maka nutrisi oral dengan
suplemen gizi klinik atau kerjasama yang baik antar dokter dan ahli gizi
(Hartono, 2006).
2.Nutrisi enteral
Nutrisi enteral diindikasikan pada pasien yang tidak bisa makan cukup,
tapi memiliki usus yang masih berfungsi. Penurunan kesadaran, disfagia,
obstruksi esofagus, hilangnya gizi akibat fistula atau stoma, semua penyakit
berat seperti pasca operasi, sesudah radioterapi atau kemoterapi, luka bakar.
Pemberian dapat berupa selang nasogastrik berukuran kecil biasanya dapat
ditoleransi dengan baik. Apabila terdapat obstruksi esofagus atau makana
yang harus diberikna dalam waktu yang lama. Selang dapat dimasukkan
langsung ke lambung melalui dinding abdomen (Rubenstein et al, 2007).
3.Nutrisi parenteral
Nutrisi parenteral diindikasikan bila pemberian makanan melalui usus
tidak memungkinkan untuk dilakukan karena penurunan fungsi usus, pasca
operasi ileus, atau hilangnya kandungan usus akibat fistula. Pemberian
nutrisi parenteral dapat merupakan tambahan untuk pemberian makanan melalui
oral atau enteral atau menjadi satu-satunya sumber gizi nutrisiparenteral total
(Rubenstein et al, 2007).
4.Penatalaksanaan Keperawatan
Penatalaksanaan keperawatan dadapat dilakukan untuk pencegahan gangguan
nutrisi dengan melakukan melakukan komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE)
tentang pentingnya nutrisi bagi tubuh kepada masyarakat di tingkat puskesmas
maupun di tingkat rumah sakit.
2. KONSEP KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Identitas
a) Nama
b) Alamat
c) Umur
2. Riwayat Kesehatan
a) Keluhan utama ( Keluhan yang paling dirasakan oleh pasien saat
dilakukan pengkajian ) lesu
b) Riwayat kesehatan sekarag (Pasien bercerita tentang riwayat
penyakit, perjalanan dari rumah ke rumah sakit )
c) Riwayat kesehatan yang lalu ( Data yang diperoleh dari pasien,
apakah pasien mempunyai penyakit di masa lalu maupun
sekarang )
d) Riwayat kesehatan keluarga ( riwayat penyakit yang sama atau
penyakit lain yang pernah diderita oleh anggota keluarga yang lain
baik bersifat genetic atau tidak )
B. Diagnosa keperawatan
1) Defisit nutrisi b.d ketidakmampuan mengabsorbsi nutrient
2) Risiko defisit nutrisi b.d ketidakmampuan menelan makanan
C. Fokus intervensi
Diagnosa 1 : Defisit nutrisi b.d ketidakmampuan menelan makanan dan
peningkatan kebutuhan metabolisme
1) Tujuan dan kriteria hasil
Tujuan :
 Kebutuhan nutrisi klien terpenuhi sesuai dengan tingkat
 aktivitas dan kebutuhan metabolisme
Kriteria hasil :
 Menjelaskan pentingnya nutrisi yang adekuat
 Peningkatan BB
 Pertambahan LLA
 Menghabiskan porsi makanan yang diberikan
2) Intervensi
Observasi
 Kaji faktor penyebab
 Monitor TTV
 Lakukan oral hygyne
 Timbang BB
Diagnosa 2 : Risiko defisit nutrisi b.d faktor psikologis keengganan untuk makan
dan stres
1) Tujuan dan kriteria hasil
Tujuan :
 Peningkatan BB
2) Kriteria hasil :
 Menjelaskan alasan peningkataan asupan nutrisi
 Berat badan membaik
 Porsi makan yang dihabiskan meningkat
3) Intervensi
 Kaji adanya faktor penyebab peningkatan berat badan.
 Timbang BB
 Monitor asupan makanan
D. EVALUASI
a) Berat badan klien kembali normal
b) Nafsu makan klien kembali normal
c) Hasil laboratorium klien menunjukkan peningkatan parameter nutrisi
DAFTAR PUSTAKA
Alimul H. A. Aziz. (2006). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Aplikasi
Konsep dan Proses Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika
Potter, Patricia A, Anne Geryfin Perry. (2006). Fundamental Keperawatan:
Konsep, Proses, dan Praktek. Edisi ke-4. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC.
Carpenito, L.J. (1995). Buku Saku: Diagnosa Keperawatan. Edisi ke-6. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC.
https://www.scribd.com/document/453740907/LP-nutrisi
https://www.alodokter.com/malnutrisi-energi-protein

Anda mungkin juga menyukai