proses kehamilan
Dosen pembimbing:
1. Ns.erni yuniarti,S.kep
2. Ns.citra indah sari,S.kep
Di susun oleh :
1. Asri martika
2. Livi shinta
3. Muhammad refki
4. Risa novianti
5. Ulan desi
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena
itu saya mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan
makalah ini. Semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan
bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita
semua.
Tersusunnya makalah ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak sehingga
makalah ini dapat penulis selesaikan. Penulis memiliki keterbatasan kemampuan dan
pengetahuan, oleh karena itu, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yng
membangun untuk kesempurnaan makalah ini. Dengan adanya pembuatan makalah ini
penulis berharap semoga makalah ini bisa bermanfaat bgi pembaca pada umumnya dan
bagi tenaga keperawatan pada khususnya.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................................5
3.1 KESIMPULAN........................................................................................................12
3.2 SARAN....................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................13
BAB I
PENDAHULUAN
Seorang wanita disebut hamil jika sel telur berhasil dibuahi oleh sel
sperma. Hasil pembuahan akan menghasilkan zigot, yang lalu berkembang
(dengan cara pembelahan sel secara besar-besaran) menjadi embrio. Pembuahan
itu sendiri berlangsung setelah terjadinya hubungan seksual (persetubuhan) antar
lawan jenis, meskipun tidak semua hubungan seksual akan menghasilkan
pembuahan.
Pembuahan hanya dapat terjadi ketika wanita sedang berada dalam masa subur.
Pada masa itu, seorang wanita akan melepaskan sel telur yang sudah matang dan
siap untuk dibuahi.
2.1 Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
Kurang lebih sekitar 7-10 hari setelah pembuahan, sel telur yang telah
dibuahi akan masuk dan menempel di selaput dalam rahim. Dianalogikan
dengan kasur, selaput dalam rahim ini tebal dan lunak sehingga bisa
melindungi sel telur yang telah dibuahi. Pada tahap ini kehamilan sudah
dimulai.
Selama ini sel telur yang telah dibuahi tersebut terus berbiak dan
membentuk semacam akar/rambut yang halus. Ini menyerap gizi yang
terkandung dalam selaput dalam rahim sehingga bisa terus berkembang.
Rambut-rambut halus ini nantinya memiliki fungsi yang sangat penting
untuk janin.
Pada sekitar hari ke 5, sel telur yang telah dibuahi dan keluar dari indung
telur sudah berbentuk sebagai satu garis. Pertama yang yang terbentuk
adalah syaraf. Perkembangan berikutnya terbagi dua yaitu otak dan sumsum.
Segera setelah ini cikal bakal organ tubuh penting seperti jantung, pembuluh
darah, otot, dll sudah mulai terbentuk.
Proses kehamilan adalah proses dimana bertemunya sel telur dengan sel
sperma hingga terjadi pembuahan. Proses kehamilan (gestasi) berlangsung
selama 40 minggu atau 280 hari dihitung dari hari pertama menstruasi
terakhir. Usia kehamilan sendiri adalah 38 minggu, karena dihitung mulai
dari tanggal konsepsi (tanggal bersatunya sperma dengan telur), yang terjadi
dua minggu setelahnya.
Proses kehamilan ini dibagi menjadi proses sebelum terbentuknya embrio dan
setelah terbentuknya embrio. Proses sebelum terbentuknya embrio terbagi atas
fase di uterus dan fase di ovarium.
1. Fase pada uterus
Fase ini terbagi menjadi tiga fase yang saling berhubungan satu sama lain,
yaitu:
Fase Proliferasi
Fase Sekresi
Fase Menstruasi
2. Fase pada ovarium
Fase ini terbagi menjadi tiga bagian yang saling berhubungan selain satu
sama lain, juga berhubungan dengan fase pada uterus, yaitu:
Fase Follikularis
Fase Ovulasi
Fase Luteal
Seorang anak perempuan, mempunyai ovum dan selubungnya yang
disebut folikel primordial. Folikel ini yang akan memberikan
makanan pada ovum dan membuat ovum tetap dalam keadaan
primordial. Setelah masa pubertas, bila FSH (Follicle Stimulating
Hormone) dan LH (Luteinizing Hormone) dari kelenjar hipofise
anterior disekresi dalam jumlah besar, maka seluruh ovarium dan
folikel akan mulai bertumbuh.
Perkembangan selanjutnya dari folikel primordial ini akan
membentuk suatu folikel primer. Diperkirakan pada seorang wanita
dewasa terdapat kira-kira 100.000 folikel primer. Tiap bulan satu
folikel akan keluar, kadang-kadang dua folikel, yang dalam
perkembangannya akan menjadi Folikel De
Graaf.Perkembangannya ini mulai pada saat jumlah FSH yang
meningkat sehingga merangsang terbentuknya suatu folikel De
Graaf. Proses ini dikenal dengan fase Follikularis. Folikel ini
merupakan bagian terpenting dari ovarium dan dapat dilihat di
korteks ovarii dalam letak yang beraneka ragam dan pula dalam
tingkat –tingkat perkembangan dari satu sel telur dikelilingi oleh
satu lapisan sel-sel saja sampai menjadi folikel de Graaf yang
matang terisi dengan likour folikuli, mengandung estrogen, dan siap
untuk berovulasi.Fase follikularis ini berlanjut dengan fase
proliferasi pada endometrium. Dimana dinding endometrium yang
meluruh pada saat fase menstruasi akan kembali terbentuk. Proses
yang terjadi pada fase ini adalah sel-sel epitel dari dasar kelenjar
pada lapisan basalis akan berproliferasi banyak sekali dan dengan
cepat bermigrasi ke permukaan superficial mukosa untuk menutupi
permukaan yang terbuka. Hal ini terjadi karena stimulasi dari
hormon estrogen yang dihasilkan oleh sel theca pada folikel de
Graaf.
Selanjutnya pada fase ovulasi, dimana pada wanita yang
mempunyai siklus seksual normal 28 hari, terjadi 14 hari sesudah
terjadinya menstruasi.
Fase ovulasi awalnya terjadi karena hormon LH meningkat,
disebabkan karena hormon FSH yang yang telah menurun setelah
menstimulasi folikel primer menjadi folikel de Graaf. LH kemudian
menggantikan fungsi FSH. Produksi LH yang semakin banyak akan
membuat folikel menjadi pecah dan ovum, yang ditutupi oleh
lapisan sel granulanya, akan keluar dari folikel.
Ovum yang terlepas tadi akan diterima oleh sebuah mikrofilamen
yang berasal dari sel fimbrial tuba fallopi. Ovum kemudian akan
disalurkan oleh kontraksi dari otot ritmik tuba fallopi ke dalam
lumennya. Ovum yang dari tuba fallopi akan masuk ke dalam
ovarium untuk mengalami pematangan. Setelah matang, akan
disalurkan ke uterus melalui tuba fallopi. Dalam perjalannya ovum
dapat saja bertemu dengan sperma dan mengalami fertilisasi.
Fertilisasi terjadi pada saat materi genetic dari sperma bergabung
dengan materi genetic ovum untuk membentuk telur yang matang,
atau zigot, yang akan menjadi sel pertama dari individu baru yang
akan lahir nanti. Sebelum fertilisasi oosit yang disalurkan dari
ovarium ke uterus, jika tidak menemui sperma dalam waktu paling
lama 24 jam, maka oosit akan meluruh di endometrium.
Folikel yang pecah tadi nantinya akan membentuk suatu badan yaitu korpus
rubrum. Perkembangan dari korpus rubrum ini akan membentuk corpus luteum
jika terjadi fertilisasi pada endometrium dan akan membentuk korpus albikans
jika tidak terjadi pembuahan pada oosit.
Proses terbentuknya corpus luteum disebut dengan fase luteal. Korpus luteum ini
akan memproduksi hormon progesteron yang berperan dalam pemberian
makanan pada endometrium sehingga ketebalannya dapat terjaga. Proses ini
dikenal dengan fase sekresi dari endometrium. Jadi jika yang terjadi sebaliknya
yaitu terbentuk korpus albikans, maka hormon progesterone tidak akan
terbentuk dan dinding endometrium tidak akan terjaga lagi ketebalannya. Hal ini
menyebabkan dinding endometrium pada dua lapisan luarnya akan meluruh dan
terjadilah fase menstruasi.
a. Trimester pertama
ragu-ragu akan kehamilannya,ambivalen (konflik perasaan) dan lebih banyak
berfokus pada diri sendiri.pada trimester ini , adanya perasaan tidak nyaman
akibat perasaan mual,muntah,dan keletihan sering kali keinginan seksual
menurun.
b. Trismester kedua
Adanya pergerakan bayi,ibu menjadi yakin dengan keberadaan bayinya,dan ibu
merasa percaya akan segera mempunyai bayi.
Ibu lebih banyak berfokus pada bayinya,biasanya dia merasa lebih baik daripada
trimester 1 dan belum terganggu aktivitasnya.
Perubahan ukuran tubuh untuk beberapa orang menyebabkan perubahan body
image atau pandangan terhadap gambaran diri yang negative.
c. Trimester ketiga.
Persiapan kelahiran sudah mulai dilakukan ibu, ibu menanyakan tentang tanda-
tanda persalianan kepada teman atau saudaranya yang telah mengalami proses
persalinan.
Beberapa wanita mengalami ketakutan persalinan dan merasa tidak nyaman
menghadapi hari-hari menjelang persalinan.
Ibu menyiapkan pakaian,tempat untuk bayi,dan merencanakan perawatannya.