Anda di halaman 1dari 12

BAB 1

PENDAHULUAN

Latar Belakang
hidup di dunia ini sangat beragam, baik tumbuhan maupun hewan. Hal ini
mendorong para ahli untuk mempelajarinya lebih lanjut, dengan suatu system
yang disebut klasifikasi. Klasifikasi makhluk hidup memudahkan para ilmuwan
untuk mempelajari banyaknya makhluk hidup yang beranekaragam di bumi.
Dasar klasifikasi makhluk hidup ini adalah karena adanya persamaan dan
perbedaan ciri-ciri morfologi, anatomi, fisiologi dan tingkah laku. Untuk
mempelajari lebih lanjut, kita dapat mengamati beberapa contoh hewan dan
tumbuhan berdasarkan kesamaan ciri, mengelompokkan dan
mengklasifikasikannya. Kegiatan pengklasifikasian makhluk hidup bertujuan
untuk mempermudah manusia dalam mengenal berbagai jenis hewan dan
tumbuhan, selain itu juga dapat mempermudah untuk memberikan penamaan
ilmiah terhadap suatu individu.
Di berbagai lingkungan dapat dijumpai keanekaragaman makhluk hidup.
Keanekaragaman itu meliputi variasi bentuk, ukuran, warna dan sifat-sifat dari
makhluk hidup. Ada hewan atau tumbuhan yang mirip satu sama lain, ada juga
yang berbeda sama sekali. Semua ini disebabkan oleh asal mula atau marga dari
mana mereka berasal, jenis tanah dimana mereka hidup, cuaca, dan masih banyak
faktor lain yang menyebabkan keanekaragaman makhluk hidup ini. Oleh karena
itu, perlu adanya materi pelajaran yang membahas masalah keanekaragaman
makhluk hidup beserta persebarannya

Rumusan Masalah
1. Bagaimana hubungan Biosfer dan Makhluk Hidup?
2. Bagaimana asalmula kehidupan di muka bumi?
3. Apa yang dimaksud keanekaragaman dan pengklasifikasian Makhluk
Hidup?
4. Bagaimana persebaran makhluk hidup?

Tujuan Masalah
1. Mengetahui hubungan biosfer dan makhluk hidup.
2. Mengetahui bagaimana asal mula kehidupan di muka bumi.
3. Mengetahui keanekaragaman makhluk hidup dan mengetahui
sistem klasifikasi makhluk hidup.
4. Mengetahui persebaran makhluk hidup.

BAB 2

PEMBAHASAN

1. Biosfer Dan Makhluk Hidup


 Biosfer
merupakan lapisan kehidupan yang ada di bumi, dimana makhluk
hidup tinggal dan melangsungkan kegiatan hidupnya. Biosfer
mencakup seluruh organisme dan lingkungan yang berinteraksi untuk
memungkinkan kelangsungan sistem pendayagunaan energi dan daur
ulang energi. Sistem ini berjalan karena adanya aliran energi dari
matahari ke dalam sistem biosfer yang selanjutnya kembali ke ruang
angkasa. Bakal biosfer terbentuk ±  2250 juta tahun lalu, di mana
setelah bumi mengalami pendinginan dan terbentuklah benua, danau,
sungai dan lautan. Biosfer terdiri dari tiga lapisan yaitu litosfer,
hidrosfer dan atmosfer.
 Atmosfer (udara)
adalah lapisan gas yang melingkupi sebuah planet, termasuk bumi,
dari permukaan planet tersebut sampai jauh di luar angkasa. Atmosfer
melindungi kehidupan di bumi dengan menyerap radiasi sinar
ultraviolet dari matahari dan mengurangi suhu ekstrem  di antara siang
dan malam.
 Lithosfer (Tanah)
atas dua kata, lithos artinya batuan, dan sphere artinya lapisan.
Lithosfer yaitu lapisan kerak bumi yang paling luar dan terdiri atas
batuan dengan ketebalan rata-rata 1200 km.

2. Makhluk Hidup
makhluk hidup terdiri dari satu sel atau banyak sel. Sel merupakan
satu unit kehidupan. Pada dasarnya di bumi ini ada dua makhluk hidup,
yaitu tumbuhan dan hewan (flora dan fauna). Sel tumbuhan dan sel hewan
secara morfologis berbeda. Sel dapat melakukan pembelahan secara
langsung (amitosis) atau tidak langsung (mitosis). Sel kelamin (gamet)
diperoleh dengan pembelahan sel secara reduksi (Meiosis).
Perkembangbiakan makhluk hidup tergantung kepada jenis organismenya,
ada yang berkembang biak secara aseksual
kuncup/tunas/vegetatif/amitosis, dan spora) atau secara kawin (seksual)
dengan persatuan gamet-gamet. Suatu benda dikatakan hidup sebagai
makhluk hidup bila memiliki ciri-ciri :
1. Bernapas ,dimana setiap makhluk hidup melakukan pertukaran gas
dalam tubuhnya untuk memberikannya energi.
2. Makanan, diperlukan oleh makhluk hidup sebagai sumber energi, untuk
pertumbuhan dan mengganti sel-sel yang rusak.
3. Bergerak, dimana makhluk hidup mampu berpindah tempat dari satu titik
ke titik lain.
4. Pertumbuhan dan perkembangan.
5. Pertumbuhan meliputi perubahan ukuran tubuh, yaitu luas, tinggi dan
berat. Perkembangan adalah perubahan menjadi dewasa.
6. Berkembang biak, melakukan reproduksi untuk memberikan keturunan.
7. Mengeluarkan zat sisa dimana makhluk hidup mengeluarkan hasil
metabolisme/zat-zat yang tidak di perlukan oleh tubuh, yaitu seperti:
8. Ekskresi, merupakan pengeluaran zat-zat sisa yang dilakukan oleh kulit
dan ginjal. Kulit akan mengeluarkan zat sisa yang dinamakan keringat
karena adanya kelenjar keringat di bawah kulit. Ginjal akan menyaring
darah dan mengeluarkan zat sisa yang disebut urine.
9. Respirasi, merupakan pengeluaran CO2 sebagai zat sisa proses respirasi
yang dikeluarkan melalui hidung.
10. Defekasi, merupakan pengeluaran zat sisa pencernaan makanan yang
berupa tinja (feses) melalui anus.
11. Beradaptasi, makhluk hidup mampu menyesuaikan dengan lingkungan.
Macam-macam adaptasi makhluk hidup adalah adaptasi morfologi,
adaptasi tingkah laku, dan adaptasi fisiologi.

3. Keanekaragaman Makhluk Hidup

Keanekaragaman makhluk hidup/ hayati atau biodiversitas adalah


keseluruhan variasi berupa bentuk, penampilan, jumlah, dan sifat yang
dapat ditemukan pada makhluk hidup.

Orang juga sering menyebut keanekaragaman hayati adalah kondisi


keanekaragaman bentuk kehidupan dalam ekosistem atau bioma tertentu.
Keanekaragaman hayati merupakan istilah yang digunakan untuk
menggambarkan kekayaan berbagai kehidupan di bumi ini, mulai
organisme bersel tunggal (satu) sampai tingkat tinggi. Selain itu
keanekaragaman hayati dapat dipakai sebagai ukuran kesehatan biologis.
Sebagai gambaran yang mudah adalah kalau kita sedang ada di
pekarangan ada tanaman pisang, mangga, jambu air, nangka, ada rumput
bayam, kunyi, luntas dan lain-lain. Lalu hewannya ada semut, belalang,
kupu-kupu, kambing, sapi, ayam, itik, rayap dan sebagainya. Di laut ada
rumput laut dan jenis tumbuhan lain yang hidup di laut. Ini menunjukkan
adanya keanekaragaman tumbuhan dan hewan.

Keanekaragaman makhluk hidup terjadi karena adanya mekanisme


evolusi. Evolusi adalah perubahan secara perlahan dan berlangsung terus.
Pemikiran tentang adanya evolusi kehidupan didasarkan pada temuan
adanya kemiripan antar spesies makhluk hidup. Perbedaan yang sifatnya
gradual sangat mungkin disebabkan oleh seleksi alam. Oleh karena itu,
hanya keturunan yang mampu beradaptasi dengan lingkungannya yang
akan mampu bertahan. Walaupun demikian, generasi yang telah
beradaptasi dengan segala perubahan fisiknya tetap membawa sifat-sifat
pokok dari induknya.

Ada beberapa teori evolusi antara lain :

 Lanmarck : Evolusi disebabkan karena adanya adaptasi. Contoh : leher


jerapah menjadi panjang
 Darwin : Evolusi disebabkan oleh seleksi alam. Contoh : oleh karena
adanya seleksi alam, maka jerapah yang berleher panjang yang mampu
terus hidup, sedangkan jerapah yang berleher pendek punah.
 Weisman : Evolusi merupakan masalah genetika. Jadi, evolusi adalah
seleksi alam terhadap faktor genetika.
 De Vries : Evolusi disebabkan oleh adanya mutasi gen.

Menurut teori evolusi, makhluk hidup yang ada di muka bumi ini dari
masa ke masa perlahan-lahan akan berubah bentuknya ke bentuk lainnya,
sehingga setiap jenis makhluk hidup memperlihatkan kecenderungan
untuk bervariasi. Variasi adalah penampakan dari sifat tertentu yang
menyebabkan satu organisme berbeda dengan organisme lain dalam satu
jenis. Variasi adalah hasil adaptasi makhluk hidup terhadap
lingkungannya. Berikut ini dicantumkan beberapa gejala adaptasi :

1. Homolog

Dua organ (alat tubuh) dikatakan homolog jika mereka mempunyai asal
(secara embriologik) yang sama. Misalnya alat gerak (ekstremitas) ikan
paus dan kuda adalah homolog. Homologi ini dipakai sebagai ukuran
kekerabatan makhluk hidup.

2. Analogi

Dua organ dikatakan analog bila mereka menunjukkan fungsi yang sama.
Misalnya, insang ikan dan paru-paru kadal, fungsinya sama yaitu sebagai
alat bernafas. Dua organ ini dikatakan analog. Ada satu kaidah evolusi
yang mengatakan bahwa kesamaan struktur dari makhluk hidup yang
bukan bersumber dari satu nenek moyang memiliki persamaan fungsi.
Secara singkat dapat dikatakan “persamaan struktur, persamaan fungsi”.

3. Homoplasi

Dua organ dikatakan homoplastik bila mereka memiliki persamaan bentuk


walaupun asalnya berbeda (tidak homolog). Gejala homoplastik adalah
hasil (akibat) dari adaptasi terhadap lingkungan hidupnya. Misalnya kaki
belakang belalang dan kaki belakang kuda.

4. Transformasi

Dua organ atau lebih dikatakan menunjukkan gejala transformasi bila


mereka adalah homolog tetapi bentuk dan fungsinya berbeda. Misalnya,
sirip depan ikan paus (untuk berenang dan berbentuk dayung), sayap
burung (untuk terbang dan berbentuk kipas), dan tangan manusia (untuk
memegang dan berbentuk tongkat).

5. Konvergensi

Dua atau lebih makhluk hidup dikatakan berkonvergensi bila mereka


berbeda dalam jenis, tetapi struktur atau bentuk badannya sangat mirip.
Persamaan struktur ini adalah akibat dari adaptasi dengan lingkungan
hidupnya. Misalnya, amati dan bandingkan semua hewan laut, yang
bersama-sama hidup disuatu lautan. Bentuk tubuhnya sama semua seperti
kapal selam. Bandingkan bentuk tubuh: ikan hiu, ikan paus, anjing laut,
semua ikan ( pisces ), dan lumba-lumba. Semua bentuk tubuhnya
streamline (seperti kapal selam). Artinya, ujung depan dan ujung belakang
lancip.

6. Divergensi

Adalah gejala yang menunjukkan struktur yang bervariasi, walaupun


meraka sama-sama berasal dari satu nenek moyang, satu sumber. Inipun
adalah akibat dari adaptasi terhadap lingkungannya. Perhatikan perbedaan
struktur antara: kelelawar, ikan paus, lumba-lumba, kanguru, dan sapi.
Bentuk tubuhnya (struktur) sangat bervariasi (berbeda-beda) walaupun
mereka semua termasuk mamalia (hewan menyusui). Inilah yang disebut
gejala divergensi.

7. Filogeni

Adalah sejarah perkembangan filum atau takson makhluk hidup


(menggambarkan sejarah keturunan atau silsilah semua makhluk hidup
yang sekarang masih ada), misalnya variasi struktur pada filogeni kuda.

8. Ontogeni
Adalah sejarah perkembangan satu individu. Misalnya variasi struktur
pada ontogeni manusia.

Nomenklatur adalah cara pemberian nama ilmiah makhluk hidup guna


memudahkan mempelajari keanekaragamannya. Dari waktu ke waktu
semakin bertambah banyak spesies organisme yang ditemukan, sehingga
manusia melakukan klasifikasi/ pengelompokan berdasarkan ciri khas
yang dimiliki organisme tersebut. Dunia makhluk hidup saat ini dibagi
menjadi dua, yaitu dunia tumbuhan dan hewan.

4. Persebaran Makhluk Hidup


 Persebaran Makhluk Hidup

Studi mengenai penyebaran spesies makhluk hidup, menunjukan bahwa


spesies-spesies yang berasal dari satu tempat, selanjutnya menyebar ke
tempat/ daerah lain , setelah itu mengalami diferensiasi menjad subspesies
baru dan spesies baru yang dapat hidup pada daerah tersebut.
Keanekaragaman hayati tidak tersebar merata , dimana daerah tropis
memiliki keanekaragaman yang lebih tinggi dan semakin jauh dari
ekuator.

 Persebaran hewan di dunia

Berdasarkan persamaan fauna (hewan) pada daerah tertentu , maka


geografi hewan di dunia ini dikelompokkan menjadi enam , yaitu:

a)Eropa dan Asia sebelah utara Himalaya, Eropa dan Afrika, gurun
Sahara sebelah utara disebut peliartik. Hewan penghuninya, antara
lain biso dan rusa rein.

b)Afrka dan Arab disebut Etiopian, hewan yang menghuni antara lain
gajah afrika ,jerapah, dan gorila.

c)Australia dan sekitarnya , disebut Australian. Hewan penghuninya


adalah kanguru ,koala, dan wombat.

d)India sampai Indonesia, disebut Oriental . Dihuni oleh hewan


seperti harimau, gajah india, dan kerbau.

e)Daerah Amerika Utara dan sekitarnya disebut Neartik. Hewan yang


menghuni adalah bison, rusa rein( Caribau).

f)Daerah Amerika Selatan disebut Neotropikal. Hewan yang


menghuni yaitu tapir, monyet howler.

 Persebaran hewan di Indonesia


1. Wilayah Indonesia barat (Oriental)

Wilayah Indonesia bagian barat memiliki fauna oriental


(Asia) seperti kera,gajah, harimau,kerbau liar , babi
hutan , dan rusa.

Adapun ciri-ciri hewan oriental, antara lain:


 Banyak spesies mamalia yang berukuran besar, misalnya
gajah, banteng , harimau, badak. Mamalia berkantung
jumlahnya sedikit,bahkan hampir tidak ada.
 Terdapat berbagai macam kera , misalnya bekantan ,
tarsius, orang utan.
 Terdapat hewan endemik, seperti badak bercula satu,
binturung(Artictis binturong), monyet(Presbytis
thomari), tarsius (Tarsius bancanus),kukang (Nyeticibus
coucang).
 Burung-burung memiliki warna bulu yang kurang
menarik, tetapi dapat berkicau. Burung yang endemik
misalnya jalak bali (Leucopsar nothschili), elang jawa,
murai mengkilat(Myophoneus melurunus) , elang putih
(Mycrohyerax latifrons)

Indonesia bagian barat wilayahnya meliputi :

(1)   Sumatra, dihuni oleh hewan-hewan khas seperti gajah,


,badakbercula dua,harimau,siamang,dan orang utan.

(2)   Pulau Jawa, dihuni oleh banteng, harimau, dan badak


bercula satu.

(3)   Kalimantan, dihuni oleh badak bercula dua, macan


tutul,orang utan,beruang madu dan kera berhidung
panjang.

2. Wilayah Indonesia Timur (Australia)

Indonesia bagian timur ( Papua,maluku,Sulawesi,dan Nusa


Tenggara ) dihuni oleh hewan/fauna tipe Australia, seperti burung
berwarna mencolok (kasuari, burung
nuri,parkit,cendrawasih,merpati jambul) dan beberapa hewan
berkantung misalnya: kanguru,wallabi,dan kanguru pohon. Ciri-ciri
hewan d Indonesia Timur adalah mamalia berukuran kecil, banyak
hewan berkantung, tidak dijumpai spesies kera, dan memiliki
berbagai jenis burung beragam warna.

Papua memiliki 110 spesies mamalia termasuk 14 spesies mamalia


berkantung ,misalnya kanguru(Dendrolagus
ursinus danDendrolagus inustus), kaskus (Spilocus
maculatus),bandicot dan oposum. Di Papua juga terdapat 27
spesies hewan pengerat(rodentia) dan 17 diantaranya merupakan
spesies endemik. Koleksi burung terbanyak dibandingkan dengan
pulau-pulau lain di Indonesia, kira-kira ada 320 jenis dan setengah
diantaranya merupakan spesies endemik. Burung cendrawasih
yang terdapat di Papua dan beberapa pulau di Maluku.

Di Nusa Tenggara, khususnya di Pulau Komodo,Padar,dan Rinca


ditemui reptilia terbesar,yaitu komodo. Komodo adalah reptilia
purba yang sampai saat ini masih bertahan hidup.

3. Wilayah Indonesia Tengah (peralihan)

Alfred Russel Wallace, tahun 1856 datang ke Indonesia, Wallace


menemukan perbedaan yang mencolok fauna di beberapa daerah di
Indonesia (Waktu itu Hindia Belanda). Pada waktu berkunjung ke
Bali dan Lombok, melihat perbedaan hewan di kedua tempat
tersebut. Di Bali, dijumpai banyak hewan yang mirip dengan
hewan-hewan yang ada di Asia(oriental) , sedangkan di Lombok
hewannya mirip dengan Australia. Oleh karena itu, kemudian
Wallace membuat garis pemisah memanjang dari Selat Lombok ke
utara melewati Selat Makassar dan Filipina Selatan. Garis ini
disebut garis Wallace. Indonesia dibagi menjadi dua zoogeografi
dengan batas garis Wallace. Garis Wallace membelah Selat
Makasar menuju ke selatan hingga ke Selat Lombok, sehingga
memisahkan wilayah oriental (temasuk Sumatra, Jawa, Bali, dan
Kalimantan) dengan wilayah Australia (Sulawesi, Irian, Maluku,
Nusa Tenggara Barat, dan Timur). Setelah Wallace, Weber (ahli
zoologi Jerman) juga mengadakan penelitian tentang penyebaran
hewan d Indonesia. Weber melihat bahwa hewan-hewan di daerah
Sulawesi tidak dapat sepenuhnya dikelompokkan menjadi hewan
kelompok Australia. Hewan-hewan tersebut ada yang memiliki
sifat-sifat seperti halnya hewan-hewn di daerah oriental. Akhirnya
Weber mengatakan bahwa fauna di Sulawesi merupakan fauna
peralihan, kemudian membuat garis pembatas yang berada di
sebelah timur Sulawesi memanjang ke utara ke Kepulauan Aru.
Pulau Sulawesi merupakan pulau pe,batas antara wilayah oriental
mencolok. Sulawesi dihuni oleh sebagian hewan Oriental dan
sebagian hewan Australia. Contohnya di Sulawesi terdapat oposum
dari Australia , tetapi juga ada keraMacaca dari Oriental. Hewan
lainnya yang ada di Sulawesi adalah burung maleo,berbagai jenis
kupu-kupu , anoa,babi rusa , dan primata primitif Tarsius spectra.

 Persebaran tumbuhan

Berdasarkan kemampuan adaptasi tumbuhan, di Indonesia terdapat tiga


bentuk vegetasi utama, yaitu :

1)      Vegetasi Dataran Rendah

Vegetasi ini merupakan bagian terbesar di daratan Indonesia. Daratan


rendah meliputi daerah yang memiliki ketinggian 0-700 m di atas
permukaan air laut. Vegetasinya hutan bakau, hutan rawa air
tawar ,hutan tepi sungai ,hutan sagu dan hutan rawa gambut.

2)      Vegetasi dataran Tinggi

Meliputi daerah pegunungan atau dataran tinggi, dengan ketinggian


700-1500 m di atas permukaan air laut. Komunitas vegetasi yang
berkembang antara lain tumbuhan paku-pakuan,tumbuhan bunga,
tumbuhan membelit, dan tumbuhan lumut.

3)      Vegetasi Gunung atau Monsun

Vegetasi monsun adalah komunitas vegetasi yang terdapat di daerah


hutan musim. Hutan ini mempunyai pergantian antara musim hujan
dan kemarau. Ciri khas vegetasinya adalah daun tumbuhan rontok pada
musim kemarau dan daunnya tumbuh pada musim hujan
(Hadisumarto,1997).

Selain vegetasi di atas, Indonesia memili dua bioma dunia, yaitu hutan
hujan tropis dan bioma savana. Bioma hutan hujan tropis ternyata
mempunyai keanekaragaman flora/tumbuhan sangat tinggi, yaitu
flora Malesiana.Flora  ini meliputi tumbuhan yang terdapat di Sumatra,
Kalimantan, dan lainnya. Tumbuhan yang terkenal khas Malesiana
adalah Raflesia arnoldi, hidup parasit melekat pada akar atau batang
tumbuhan memanjat Tetrasigma. Penyebaran raflessia meliputi Jawa,
Kalimantan, Sumatra,Aceh,Bengkulu, dan Malaysia. Di hutan tropis
Indonesia,memiliki keanekaragaman hayati ± 300 kali lebih besar bila
kita bandingkan dengan hutan iklim sedang.

 Faktor persebaran

Bagi makhluk hidup yang hidup di darat, air merupakan faktor


penghambat penyebaran (water barrier). Sebaliknya, makhluk yang
hidup di air, daratan merupakan faktor penghambat penyebaran(land
barrier). Sebagai gambaran Costarica di Amerika Tengah (daratan
yang sempit) menjadi penghambat (filter/saringan) penyebaran
makhluk daratan Amerika Utara dan Amerika Selatan. Selat Panama
merupakan filter (penghambat) bagi makhluk hidup di Samudra
Atlantik dan Pasifik. Sebaliknya,kepulauan dapat berfungsi sebaga
jembatan penyebrangan antara Eurasia dan Australia (Dewiki dan
Yuniati,2006).

Tiga faktor,yatu air,daratan,dan kepulauan dapat menentukan


variabilitas biografi. Tetapi kita tidak boleh melupakan bahwa faktor
variasi genetik hasil perkawinan dan mutasi genetik juga dapat
menentukan variabilitas.

Persebaran Bioma di Dunia

Dunia hewan hidup di seluruh dunia, dari kutub yang dingin hingga
gurung yang panas. Mereka telah beradaptasi secara khusus terhadap
habitat alaminya.

 Bioma Hutan Hujan

Hutan hujan tropis yang ada di sekitar khatulistiwa, adalah rumah bagi
setidaknya separuh spesies tumbuhan dan hewan dunia. Iklimnya
hangat dan lembab sepanjang tahun.

 Bioma Pegunungan

Pegunungan ada di seluruh benua, di daerah hangat maupun dingin.


Suhu semakin dingin di daerah yang semakin tinggi. Habitat seperti
hutan , dataran berumput dan tanah berbatu ada di pegunungan.
Puncak beberapa gunung tertutup es dan salju sepanjang tahun. Hewan
yang ada di habitat ini harus tahan dengan udara gunung yang dingin
dan menusuk.

 Kutub

Kawasan Kutub ada di kedua ujung bumi, Arktik di utara dan


Antartika di selatan. Suhu beku, angin sedingin es, serta musim dingin
yang panjang dan gelap menjadikan kawasan kutub sebagai habitat tak
ramah. Akibatnya, hanya sedikit hewan yang hidup di sana.

 Hutan Konifer

Kawasan hutan konifer yang luas membentang di wilayah utara


Amerika Utara, Eropa, dan Asia. Pohon-pohonnya kebanyakan
berdaun jarum, seperti pinus dan cemara. Makanan dan perlindungan
cukup tersedia bagi hewan yang hidup di sana.

 Padang Rumput
Padang rumput meliputi lebih dari seperempat permukaan Bumi.
Padang rumput adalah dataran luas terbuka dengan curah hujan yang
hanya cukup untuk menumbuhkan rumput. Bioma ini menyediakan
makanan bagi hewan, seperti antelop,zebra,bison,dan singa.

 Hutan Gugur

Hutan gugur yang beriklim ramah dan lembab, banyak terdapat di bagian
selatan hutan konifer. Hutan gugur subtropis ditumbuhi oleh pepohonan
berdaun lebar yang menggugurkan daunnya pada musim gugur, seperti
pohon oak,mapel, dan beech. Hutan ini tampak tandus dan mati pada
musim dingin. Namun, pada musim panas kaya akan kehidupan liar seperti
rusa, rubah dan burung.

 Gurun

Gurun adalah tempat terkering di Bumi. Pasir,batu, dan kerikil banyak


terdapat di sana. Hanya hewan paling tangguh yang bisa bertahan hidup.
Beberapa hewan mengembangkan beragam cara adaptasi terhadap kondisi
gurun.

 Laut

Lebih dari dua pertiga permukaan Bumi tertutup laut. Kehidupan luar
paling beragam seperti ikan,spons, dan kerang-kerangan ada di sekitar
terumbu karang di laut tropis.

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Keanekaragaman makhluk hidup atau biodiversitas  dapat diartikan sebagai


persamaan dan perbedaan ciri makhluk hidup pada waktu dan tempat tertentu

 Keanekaragaman makhluk hidup disebabkan oleh 2 faktor yaitu


faktor genetik dan faktor lingkungan. Terdapat interaksi antara faktor
genetik dan faktor lingkungan dalam memengaruhi sifat makhluk
hidup.
 Kegiatan manusia dapat menurunkan keanekaragaman makhluk
hidup. Namun disamping itu, kegiatan manusia juga dapat
meningkatkan keanekaragaman makhluk hidup misalnya
penghijauan ( reboisasi ), pembuatan taman kota dan pemuliaan.
 Persebaran sumber-sumber alam yang menyangkut air, kesuburan
tanah, sinar matahari dan lain-lain tidaklah merata. Sehingga,
persebaran flora dan fauna pun juga tidak menyebar secara merata di
permukaan bumi ini.

Saran

Penulis mengharapkan dari makalah ini bisa menambah wawasan. Harapan yang


lebih besar yakni bisa menumbuhkan kesadaran bagi masyarakat untuk dapat
menjaga kelestarian flora dan fauna di bumi ini, terlebih lagi Saran flora dan fauna
yang ada di sekitar kita. Dengan begitu, maka akan terjaga keanekaragaman
hayati di Bumi ini. Pemanfaatan keanekaragaman makhluk hidup bagi masyarakat
harus secara berkelanjutan. Yang dimaksud dengan manfaat yang berkelajutan
adalah manfaat yang tidak hanya untuk generasi sekarang tetapi juga untuk
generasi yang akan datang. Harapan lain yang tidak kalah penting adalah untuk
pembaca khususnya calon guru SD agar mampu menguasai materi
keanekaragaman makhluk hidup dan persebarannya agar mampu menyampaikan
materi ini pada peserta didiknya dengan baik sehingga anak didiknya dapat
mengaplikasikan di kehidupannya.

Daftar Pustaka

Ramdhani,Fahriyah. 2012, “Keanekaragaman Makhluk Hidup Dan


Persebarannya”. Diakses pada : Minggu, 6 Mei 2018. Pukul 21:41
WIB. Diambil
dari
: http://www.fahriyahblog.blogspot.co.id/2012/04/keanekaragaman
-makhluk-hidup-dan.html

Rolina,Ida. 2015, “Keanekaragaman Makhluk Hidup Dan


Persebarannya”. Diakses pada : Minggu, 6 Mei 2018. Pukul 21:46
WIB. Diambil
dari
: http://www.idarolina09.blogspot.co.id/2015/09/keanekaragaman-
makhluk-hidup-dan_53.html

 Yusman,Dja, “Keanekaragaman Makhluk Hidup Dan


Persebarannya”. Diakses pada : Minggu, 6 Mei 2018. Pukul 21:32
WIB. Diambil
dari
: https://www.scribd.com/document/373453949/Keanekaragaman-
Makhluk-Hidup-Dan-Persebarannya

Anda mungkin juga menyukai