Anda di halaman 1dari 11

1.

 Segmenting

Segmenting atau yang sering dikenal dengan segmentasi pasar merupakan


tindakan mengklasifikasikan pasar ke dalam kelompok-kelompok dengan
berbagai kategori. Sehingga kondisi tersebut memungkinkan kebutuhan
produk yang berbeda atau kombinasi pemasaran yang terpisah.

Singkatnya, segmentasi merupakan proses membagi pasar menjadi


bagian-bagian yang lebih kecil berdasarkan dari karakteristik yang memiliki
nilai. Melalui segmentasi pasar, aktivitas pemasaran bisa dilaksanakan
sesuai dengan rencana dan memperoleh hasil yang maksimal dalam
memberikan kepuasan untuk konsumen.

Dalam segmentasi pasar, terdapat beberapa variabel yang harus Anda


perhatikan seperti aspek demografis, psikografis maupun behavior atau
perilaku konsumen. Pada aspek demografis misalnya, Anda membagi
pasar ke dalam kelompok-kelompok seperti umur, jenis kelamin,
pendapatan, pendidikan, ras, dan lain sebagainya. Kemudian dari aspek
psikografis, Anda akan membagi pasar ke dalam kelompok-kelompok yang
berbeda berdasarkan kelas sosial seperti kepribadian, gaya hidup, dan lain
sebagainya.
Terakhir adalah aspek perilaku, Anda akan membagi konsumen ke dalam
segmen-segmen sesuai dengan kategori dalam tingkah laku konsumen,
perasaan, cara mereka menggunakan produk atau kondisi pemakaian,
serta loyalitas terhadap brand. Upaya yang dapat Anda lakukan untuk
menentukan segmen ini adalah dengan membagi pasar ke dalam
kategori user dan non user atas produk Anda.

2. Targeting
Komponen kedua adalah targeting atau menetapkan target pasar yang
ingin Anda sasar. Targeting  merupakan tindakan menilai ketertarikan dan
minat dari beragam segmen pasar, kemudian menentukan segmen pasar
mana yang akan Anda jadikan sebagai target pasar. Target pasar dipahami
sebagai kelompok yang dipilih oleh suatu bisnis untuk dijadikan sebagai
calon pelanggan dengan melakukan penargetan dan segmentasi.

Terdapat empat strategi yang bisa Anda pilih dalam melakukan targeting di


antaranya undifferentiated targeting strategy, differentiated targeting
strategy, concentrated targeting strategy,  dan custom targeting strategy. Ini
penting untuk memahami bagian dari segmenting,
targeting,  dan, positioning.

 Undifferentiated targeting strategy menjelaskan bahwa strategi ini


ditujukan untuk pasar besar dengan kebutuhan yang serupa. Maka
dari itu, di dalamnya hanya akan ada satu jenis pemasaran yang
diterapkan untuk melayani semua jenis pasar. Perusahaan hanya
mendapat peluang untuk mengoptimalkan produksi, distribusi dan
periklanan massa untuk mendapatkan citra terbaik dari konsumen
secara mayoritas.
 Differentiated targeting strategy menjelaskan bahwa perusahaan
memproduksi berbagai produk dengan masing-masing ciri yang
berbeda. Setiap konsumen tentu saja menginginkan variasi produk
yang beragam, sehingga Anda harus berupaya menawarkan
beberapa jenis produk sesuai permintaan pasar.
 Concentrated targeting strategy, perusahaan hanya berfokus
menawarkan jenis produk tertentu dalam satu segmen yang dinilai
paling berpeluang pasar.
 Custom targeting strategy ditujukan pada pendekatan konsumen
yang bersifat  individual.
Tidak hanya Anda pilih melainkan Anda juga dapat mengombinasikan
keempatnya untuk mengembangkan bisnis. Sehingga, targeting menjadi
bagian penting dari strategi segmenting, targeting,  dan positioning.

3. Positioning

Source: medium.com

Ketiga adalah positioning atau penempatan produk yang merupakan upaya


untuk menempatkan posisi produk dalam menghadapi persaingan.
Pengembangan strategi pemasaran ini bertujuan untuk mempengaruhi
tentang bagaimana suatu segmen pasar tertentu menilai produk maupun
jasa ketika dibandingkan dalam kompetisi pasar. Sementara, dalam
menentukan posisi pasar Anda harus menunjukkan bahwa produk bisa
dibedakan dari kompetitornya.

Mengenal Segmenting, Targeting, dan Positioning (STP)


Marketing
STP atau Segmentation Targeting Positioning adalah salah satu pendekatan atau model
yang digunakan untuk mengembangkan pesan dan strategi pemasaran yang sesuai pada
segmentasi target audiens tertentu.
Model pemasaran ini dikenal sebagai salah satu yang paling efektif dan populer digunakan
hingga saat ini. Agar kamu lebih mengenal apa yang disebut sebagai STP marketing ini coba
perhatikan ulasan berikut.
Pengertian dan kelebihan Segmenting Targeting Position
Pada dasarnya STP marketing atau  Segmenting Targeting Position adalah salah satu
model pemasaran yang penerapannya melibatkan tiga tahapan yaitu melakukan segmentasi
pasar, menargetkan segmen yang diyakini paling menguntungkan dan memposisikan produk
yang dijual dengan cara yang paling bernilai.
Fokus utama dalam model pemasaran STP ini adalah pada pendekatan audiens, bukan
produk. Model ini berfokus pada pemilihan segmen yang paling bernilai bagi bisnis pada
saat merancang strategi pemasaran produk agar penyampaian pesan lebih relevan di setiap
segmen audiens tersebut.
STP marketing sendiri merupakan pendekatan atau model yang populer diterapkan banyak
perusahaan dalam merancang strategi pemasaran. Beberapa kelebihan dari
model Segmentation Targeting Positioning adalah:
• Mengarahkan dan memberi fokus pada strategi pemasaran seperti dalam penerapan
targeted advertising, pengembangan produk baru atau diferensiasi brand dengan
mengalokasikan sumber daya untuk segmentasi target.
• Mengidentifikasi peluang pertumbuhan pasar dengan melihat pelanggan baru dan
penggunaan produk.
• Mencocokan sumber daya perusahaan yang efektif dan efisien untuk menargetkan segmen
pasar yang menjanjikan return on marketing investment yang lebih besar.
• Meningkatkan posisi perusahaan menjadi lebih kompetitif.
Cara menerapkan model Segmenting Targeting Positioning
Seperti yang dijelaskan sebelumnya untuk menerapkan model STP marketing ini kamu harus
melakukan 3 langkah, yaitu:
1. Segmentasi pasar (Segmenting / Segmentation)
Tahapan segmenting atau segmentation dilakukan dengan membagi pelanggan menjadi
sekelompok orang dengan karakteristik dan kebutuhan yang sama.
Langkah ini dilakukan agar kamu dapat menyesuaikan pendekatan untuk memenuhi
kebutuhan masing-masing kelompok dengan cara yang lebih efektif dibanding hanya
menggunakan satu pendekatan untuk semua pelanggan.
Untuk melakukan segmentasi pasar, kamu bisa menggunakan pendekatan, seperti:
• Demografis. Mendasarkan pada atribut pribadi audiens seperti usia, jenis kelamin,
pendidikan, pekerjaan atau status perkawinan.
• Geografis. Mendasarkan segmentasi pelanggan berdasar negara, wilayah, kota atau
lingkungan tertentu.
• Psikografis. Segmentasi yang didasarkan pada kepribadian, nilai-nilai, atau gaya hidup
tertentu.
• Perilaku. Mendasarkan segmen pasar dengan mengelompokkan orang berdasarkan cara
mereka menggunakan produk, loyalitas akan produk atau manfaat yang mereka cari.
2. Menentukan target atau sasaran (Targeting)
Tahapan kedua dalam model Segmenting Targeting Positioning adalah menentukan segmen
mana yang akan menjadi target pemasaran.
Untuk melakukan langkah ini kamu harus mampu berpikir secara realistis. Kamu harus
mengevaluasi potensi dan daya tarik dari segi komersial pada masing-masing segmen yang
telah dikelompokkan tadi. Dengan begitu kamu bisa melihat kesesuaian antara sumber daya
yang dimiliki dengan target segmen yang dinilai paling potensial membawa keuntungan bagi
brand dan perusahaan.
Untuk mengevaluasi dan memilih target, ada beberapa hal yang harus kamu pertimbangkan,
seperti:
• Ukuran. Seberapa besar segmentasi pasar tersebut dan potensinya untuk bertumbuh di
masa depan
• Profitabilitas. Segmen mana yang memiliki potensi untuk menghasilkan keuntungan lebih
tinggi bagi produk atau layanan kamu? Bagaimana dengan Lifetime Value Customer di
segmen tersebut?
• Aksesibilitas. Seberapa mudah atau sulit bagi kamu mencapai segmen target market
tersebut dengan pesan pemasaran yang kamu lakukan? Pertimbangkan segala hambatan
yang ada ketika kamu harus mengomunikasikan pesan pemasaran ke segmen pasar yang
ditargetkan.
• Fokus pada manfaat. Masing-masing segmen membutuhkan manfaat yang berbeda.
• Perbedaan. Harus ada perbedaan terukur antar segmen.
3. Memposisikan produk (Positioning)
Tahapan positioning dapat diartikan menentukan bagaimana produk atau brand kamu
direpresentasikan dalam benak pelanggan potensial. Tujuannya tentu agar produk atau
brand kamu dilihat lebih unggul dari kompetitor.
Itu sebabnya pada langkah terakhir dalam model STP marketing ini kamu harus mengetahui
bagaimana caranya agar dapat memposisikan produk kamu untuk target segmen pasar yang
paling menarik dan memiliki potensi keuntungan yang lebih besar tadi.
Untuk merumuskan positioning, perhatikan beberapa tips berikut:
• Tawarkan solusi. Periksa kembali kebutuhan dan potensi masalah atau hambatan dari
masing-masing segmentasi target pasar kamu tadi. Dengan mengetahui hambatan atau
potensi masalah yang dihadapi kamu pun bisa merancang pesan yang tepat tentang
bagaimana produk atau layananmu dapat menyelesaikan masalah mereka secara lebih
efektif.
• Identifikasi Unique Selling Proposition (USP). Temukan jawaban yang tepat dari
pertanyaan mengapa pelanggan harus membeli dan menggunakan produk atau layanan
kamu tersebut? Pikirkan penawaran yang bisa kamu berikan dan tidak dapat ditemukan
pada kompetitor lain.
• Kembangkan kampanye pemasaran yang spesifik pada segmentasi target pasar. Pastikan
kamu memberi penawaran menarik yang sulit untuk mereka tolak.
Nah, kamu sudah semakin paham dengan model Segmenting Targeting Positioning atau
yang biasa disebut STP Marketing ini, bukan?

Konsep Manajemen Pemasaran


1. Produksi (Production)

Konsep yang satu ini digunakan oleh perusahaan yang percaya bahwa konsumen
menginginkan produk yang terjangkau dan mudah didapatkan, sehingga mudah
dipasarkan.

Perusahaan yang menganut konsep ini melakukan produksi dalam jumlah besar untuk
mengurangi biaya produksi.

Dengan demikian, mereka bisa menekan modal dengan produksi massal. Konsep ini
bisa sukses diterapkan apabila permintaan pasar lebih tinggi daripada produk yang
ditawarkan.

2. Produk (Product)

Konsep produk dilandasi oleh asumsi bahwa konsumen lebih menyukai produk
berkualitas.

Jadi harga dan ketersediaan produk tidak terlalu berpengaruh pada keputusan
pembelian.

Perusahaan yang menggunakan konsep manajemen pemasaran ini akan memproduksi


barang dengan kualitas terbaik dan dibanderol dengan harga yang lebih tinggi.

Menurut Basics, konsep yang satu ini memiliki kekurangannya tersendiri karena
perusahaan yang hanya fokus pada kualitas biasanya akan mengabaikan faktor penting
lainnya.

Misalnya, harga, ketersediaan, hingga kegunaannya.

Jadi, meskipun kualitas produk sangat baik, tapi jika pelanggan lebih peduli pada
harga tentu saja bisa berakibat mereka tidak tertarik untuk membeli produk tersebut.

3. Penjualan (Selling)

Berbeda dengan dua konsep manajemen pemasaran sebelumnya yang berfokus pada
produk, konsep penjualan berfokus pada pemasaran produk.
Konsep ini meyakini bahwa produk apapun, terlepas dari kualitas, harga, ataupun
permintaan pasar bisa dipasarkan apabila perusahaan menjual secara agresif.

Konsep ini tidak mementingkan hubungan dengan konsumen dan cenderung hanya
mengutamakan target penjualan dan keuntungan yang didapatkannya saja.

Karena itu, perusahaan cenderung mengabaikan kepuasan pelanggan dan loyalitas


konsumen.

4. Pemasaran (Marketing)

Konsep manajemen pemasaran yang satu ini menjadikan konsumen sebagai pusat
perhatian.

Perusahaan akan lebih fokus pada kebutuhan konsumen dan berusaha untuk
memahami apa yang diinginkan pasar.

Tak jarang, perusahaan akan melakukan riset terlebih dahulu sebelum mulai
memproduksi dan memasarkan produk.

Perusahaan yang menggunakan konsep ini bisa memiliki nilai lebih dibandingkan
kompetitornya dan membuat konsumen menjadi lebih loyal kepada satu brand.

5. Pemasaran Sosial (Societal Marketing)

Konsep manajemen pemasaran ini terbilang lebih baru dibandingkan dengan beberapa
konsep sebelumnya.

Selain menekankan fokus pada konsumen, konsep pemasaran sosial juga menekankan
kepentingan konsumen dan masyarakat secara umum.

Perusahaan yang menggunakan konsep ini akan mempertimbangkan filosofi


kesejahteraan sosial dalam praktik pemasaran mereka.

Pengertian marketing mix


Marketing mix adalah sekumpulan variabel marketing terdiri dari 4P atau 7P yang
digunakan untuk tujuan pemasaran dan mencapai target pasar yang tepat. Istilah ini
pertama kali disampaikan oleh Neil Borden, yang merupakan Profesor Marketing
Harvard pada tahun 1948.  
Istilah tersebut sebenarnya sudah banyak digunakan oleh para pemilik bisnis di
seluruh dunia untuk menciptakan usaha bisnis yang efektif dan efisien. Kemudian,
konsep ini juga dapat digunakan oleh pelaku bisnis yang masih pemula ataupun
yang sudah lama merintis karir.
Konsep marketing mix 7P
Setelah mengenal apa itu marketing mix, selanjutnya masuk pada pembahasan
mengenai konsep marketing mix 7P. Pada awalnya, konsep ini hanya mencakup
empat elemen saja. Yaitu, product, price, promotion, dan place. Namun, seiring
berkembangnya zaman dan era teknologi yang ada saat ini, mengalami beberapa
modifikasi dan penambahan elemen dari para ahli.
Salah saat konsep yang dikemukakan oleh para ahli adalah marketing mix 7P.
Konsep ini, pertama kali dikenalkan oleh Booms dan Bitner yang berisi marketing mix
4P, dan ditambah tiga elemen baru. Sehingga menghasilkan konsep marketing mix
versi terbaru. Berikut ini adalah penjelasan dari ketujuh elemen pemasaran.
      1.  Product (Produk atau Jasa)
Produk merupakan segala sesuatu yang dihasilkan dari hasil produksi jasa atau
layanan suatu bisnis. Produk dapat berupa barang, jasa, maupun produk visual. Di
era digital saat ini, produk tidak hanya sebatas barang dan jasa. Namun, juga dapat
berbentuk produk virtual, seperti website, aplikasi, software, dan lain sebagainya.
Dalam menciptakan sebuah produk, anda harus menentukan terlebih
dahulu demand atau permintaan pasar terhadap produk tersebut. Kemudian,
tentukan juga target pasar yang akan anda sasar. Kedua hal tersebut harus anda
lakukan terlebih dahulu untuk memastikan apakah produk yang anda buat sudah
tepat dan sangat dibutuhkan oleh konsumen saat ini atau tidak.
Jika anda telah melakukan riset dan produk tersebut memiliki jumlah permintaan
yang tinggi, selanjutnya anda dapat melakukan riset pesaing produk tersebut.
Ciptakan produk yang memang memiliki nilai jual yang bagus di pasar dan
konsumen akan lebih mudah tertarik untuk mendapatkan produk tersebut.
Banyak pebisnis yang hanya mengutamakan ide subjektif, tanpa menggunakan riset
terlebih dahulu. Sehingga banyak kasus seperti perusahaan rintisan atau startup
yang mengembangkan aplikasi atau produk sesuai ide mereka, namun saat proses
implementasi di lapangan tidak ada customer yang memakai atau membeli produk
tersebut. 
      2.  Price (Harga)
Elemen marketing yang berikutnya adalah harga. Disini, harga merupakan sejumlah
uang yang dikeluarkan konsumen untuk membeli sebuah produk. Dalam
menentukan nominal harga ada beberapa langkah yang harus dilakukan.
Kita tidak bisa menentukan harga sebuah produk secara asal. Semua harus melalui
tahap kalkulasi yang tepat. Sehingga harga produk tersebut tidak membawa dampak
negatif bagi perkembangan bisnis sebuah perusahaan.
Dalam menentukan harga, kita tidak bisa mematok nominal yang terlalu tinggi
karena dapat berpengaruh pada minat beli konsumen. Kemudian, jika kita mematok
harga yang terlalu rendah juga dapat berpengaruh pada pemasukan perusahaan. 
Di dalam ilmu ekonomi, terdapat sebuah istilah yang diberi nama break even
price  (BEP). Yang merupakan harga terkecil yang dapat dipasang pada produk tanpa
harus mengalami kerugian bisnis. 
Untuk mendapatkan nilai BEP, anda harus menggunakan rumus sebagai berikut:
BEP = (Total Fixed Cost / Production Volume) + Variable Cost Per Unit
 Total fixed cost adalah biaya keseluruhan dalam pembuatan sebuah produk.
 Production volume adalah jumlah produk yang telah dibuat.
 Variable cost per unit adalah biaya pembuatan per produk.
Untuk tahap penentuan harga, digunakan untuk memastikan bisnis yang anda
jalankan tidak mengalami kerugian. Jadi, anda juga harus menerapkan elemen yang
lain juga untuk mendapatkan strategi pemasaran yang tepat.
      3.  Place (Tempat)
Elemen marketing yang selanjutnya adalah tempat. Dalam pembuatan sebuah
produk, biasanya seorang bisnis memiliki tempat atau lokasi usaha agar setiap
aktivitas pekerjaan dapat dilakukan dengan lancar dan efektif.
Namun, yang harus diperhatikan disini adalah dalam menentukan tempat, perlu
adanya strategi khusus untuk memilih lokasi yang benar – benar tepat dengan
produk atau layanan. Dimana, kondisi wilayah yang strategis juga memiliki efek yang
signifikan bagi perkembangan suatu bisnis.
      4. Promotion (Promosi)
Berikutnya, elemen promosi yang menjadi salah satu faktor penting dalam
memperkenalkan sebuah produk. Saat ini, banyak sekali media promosi yang dapat
anda gunakan untuk membantu mengenalkan produk atau merek kepada pihak
konsumen. 
Sebagai contoh, penggunaan media sosial, website, maupun media cetak. Salah satu
metode mempromosikan barang atau jasa yang murah dan tidak membutuhkan
modal yang besar adalah dengan melakukan optimasi SEO. 
Banyak sekali tutorial untuk mengoptimalkan konten situs bisnis anda dengan
menggunakan SEO. Kemudian, jika anda lebih tertarik pada media sosial, anda juga
dapat menggunakan bantuan fitur dari Facebook Ads, Instagram Ads, serta Twitter
Ads.
      5.  People (Orang atau SDM)
Elemen yang berikutnya adalah orang atau sumber daya manusia. Ketika bisnis yang
anda jalankan mengalami pertumbuhan dari sisi kredibilitas dan cakupan bisnis yang
luas, selanjutnya adalah menentukan struktur organisasi internal perusahaan.
Dimana, anda menempatkan beberapa orang pada posisi yang sesuai dengan
kemampuan dan keahlian dari masing – masing SDM. Dalam mengambil rekrutmen
atau karyawan baru, banyak hal yang harus diperhatikan.
Pertama, adalah dari sisi intelektual dari rekrutmen tersebut harus memenuhi syarat
dan ketentuan yang telah berlaku. Kemudian, carilah orang yang memiliki sikap
atau attitude yang baik agar dalam setiap proses pekerjaan dapat dikerjakan dengan
maksimal dan konsisten. 
Dan yang terpenting adalah, memiliki pengalaman dan integritas yang baik.
Karyawan yang memiliki pengalaman yang banyak dapat memberikan pengaruh
yang baik bagi perusahaan.
      6.  Physical Evidence (Kemasan atau Tampilan Fisik)
Setelah menciptakan dan mengembangkan sebuah produk, kita juga harus
memperhatikan kemasan dari produk tersebut. Elemen marketing mix yang satu ini
juga sangat penting untuk diimplementasikan pada bisnis anda.
Kemasan yang menarik dapat meningkatkan faktor penjualan produk anda. Pada
umumnya, pelanggan akan memperhatikan struktur dan tampilan dari kemasan yang
telah dibuat. Dan selanjutnya, pelanggan akan melihat isi dari produk tersebut.
      7.  Process (Proses)
Elemen terakhir dalam marketing mix 7P yaitu proses. Maksud dari proses disini
adalah prosedur, mekanisme, dan alur yang diterapkan oleh konsumen untuk
menggunakan layanan yang anda buat. Jadi, elemen ini merupakan pengalaman
konsumen mulai dari awal pengenalan produk hingga proses pembelian produk.
Dalam menerapkan proses pemasaran bisnis yang baik, pastikan untuk selalu
menjaga konsistensi. Sangatlah penting untuk menjaga konsistensi dalam
melakukan promosi produk kepada customer secara luas. 
Push Strategy
Push strategy  atau push marketing  adalah strategi digital marketing  di mana perusahaan
mendorong produk kepada pasar yang relevan. Tujuannya untuk mencari dan menemukan
calon konsumen yang berminat dengan produk yang Anda tawarkan. Digital marketing
agency yang menggunakan strategi ini menitikberatkan kegiatan digital marketing  di angka
penjualan. Strategi ini berfokus untuk membawa produk yang Anda tawarkan kepada calon
pelanggan, sehingga dapat dikatakan bahwa strategi ini sifatnya lebih proaktif dan agresif
untuk mencari pelanggan potensial. Namun, karena sifat tersebut, umumnya bisnis yang
menggunakan strategi ini bertujuan untuk memanfaatkan periode waktu yang singkat
untuk mencoba menghasilkan penjualan dengan cepat.

Beberapa contoh dari strategi ini dapat dilihat ketika sebuah bisnis meluncurkan produk
baru, atau saat adanya liburan atau seasonal events  seperti Natal, Tahun Baru, Hari Kasih
Sayang, dan event-event  lainnya. Strategi ini juga dapat dilihat ketika sebuah
bisnis fashion  memberikan end-of-season sale  ketika masih ada banyak stok produk yang
belum terjual sebelum season  baru dimulai.

Push marketing  adalah pendekatan cepat yang lebih luas, artinya strategi ini membuat
produk, layanan, atau brand  Anda sejelas mungkin untuk mendapatkan hasil terbaik.
Namun, strategi ini dapat melibatkan pengeluaran uang yang cukup besar, karena Anda
memasarkan brand  Anda dengan cepat dan masif. Salah satu bentuk push marketing  yang
paling populer adalah layanan iklan pay-per-click  (PPC), di mana Anda dapat menempatkan
spanduk, iklan bergambar, iklan search engine, dan shopping ads di berbagai platform,
biasanya dengan membayar sejumlah kecil uang setiap kali iklan Anda di klik.

Bentuk push marketing  lainnya meliputi social media marketing  berbayar yang mirip dengan
PPC, bedanya bentuk ini melihat dari cost-per-thousand-impressions.
Pull Strategy
Pull marketing,  walaupun tujuannya sama, namun memiliki pendekatan yang berbeda. Pull
strategy  berbanding terbalik dari push strategy, di mana strategi ini berfokus untuk membuat
konten bernilai tinggi yang cocok untuk target pasar Anda dan biarkan mereka datang
kepada Anda. Tentu saja ini tidak berarti tidak melakukan apa-apa. Pull marketing secara
sederhana berarti menyadari fakta bahwa sudah ada pengguna yang secara aktif mencari
produk, layanan, atau informasi yang Anda tawarkan dan memudahkan mereka
menemukannya, serta memudahkan mereka mencapai tujuan akhir.

Cara paling mudah dan sering ditemui untuk menggunakan pull strategy  meliputi search
engine optimization (SEO), konten kreatif media sosial, dan review  konsumen. SEO telah
terbukti menjadi tipe smarketing yang memiliki tingkat return-on-investment (ROI) yang dapat
diandalkan, dan tingkat efektivitas media sosial yang baru-baru ini naik daun sebagai salah
satu channel  bisnis yang menjanjikan.

Pull strategy  biasanya digunakan untuk tujuan yang long-term, seperti membangun basis
konsumen, meningkatkan tingkat loyalitas konsumen,
meningkatkan sales  dan revenue  secara bertahap tanpa mengeluarkan biaya iklan yang
besar, dan sebagainya.

Pada dasarnya, sebuah bisnis dapat menemukan kesuksesan saat mereka fokus kepada
pendekatan multi-channel, multi-strategy dalam keduanya (push  dan pull). Terkadang, sebuah
bisnis harus melakukan push strategy,  di lain waktu harus melakukan pull strategy.  Kedua
strategi ini dapat diambil sisi baiknya, dan dapat dikombinasi sesuai kondisi bisnis yang
sedang Anda lakukan.

Anda mungkin juga menyukai