Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

ETIKA PROFESI HUKUM

“ETIKA PROFESI”

Dosen Pengampu :

AHMAD ZAINI M.H

Disusun Oleh Kelompok 4 :

Septiana Nur Rohmah (S20192126)

Desi Fadikta Sisworini (S20192124)

Zainina Maulidia (S20192125)

PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS SYARIAH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI KH ACHMAD SIDDIQ JEMBER

2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “ETIKA PROFESI” ini dengan
tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Dosen Ahmad
Zaini M.H pada mata kuliah “ETIKA PROEFESI HUKUM”

Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang “ETIKA
PROFESI” bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Saya mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.

Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.

Wassalamualaikum Wr. Wb

Selasa, 22 Maret 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................ i
DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................... iii
A. Latar Belakang............................................................................................ iii
B. Rumusan Masalah....................................................................................... iv
C. Tujuan ........................................................................................................ iv

BAB II PEMBAHASAN......................................................................................... 1

A. Pengertian etika....................................................................................... 1
B. Pengertian profesi.................................................................................... 2
C. Pengertian etika profesi.......................................................................... 4
D. Pentingnya etika profesi.......................................................................... 5
E. Prinsip-prinsip etika profesi.....................................................................5
F. Syarat-syarat suatu profesi...................................................................... 6
G. Peran etika dalam profesi.........................................................................6
H. Fungsi etika profesi..................................................................................7

BAB III PENUTUP.............................................................................................. 9

Kesimpulan........................................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................. 10

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
dalam pergaulan hidup bermasyrakat diperlukan suatu sistem yang mengatur
bagaimana seharusnya manusia bergaul. Sistem peraturan pergaulan tersebut akan
menjadi pedoman untuk saling mengormati, yang dikenal dengan sebutan sopan
santun, tata krama, cara berkomunikasi agar hubungan satu sama lain merasa senang,
tanang, tentram, terlindung tanpa merugikan kepentingannya serta terjamin agar
perbuatannya yang tengah dijalankan sesuai adat kebiasaan yangberlaku dan tidak
bertentangan dengan hak-hak asasi, yang mendasari tumbuh kembangnya etika
simasyrakat. Dengan demikian etika merupakan suatu aturan umum yang mencakup
suatu nilai atau norma yang mengatur perilaku masnusia dalam kehidupan
bermasyarakat, termasuk dalam lingkup suatu profesi. Etika disebut juga dengan ilmu
normatif, karena dalamnya mengandung norma dan nilai-nilai yang dapat digunakan
dalam tatanan keihdupan. Etika akan memberika semacam batasan maupun standar
yang akan mengatur pergaulan manusia didalam kelompok sosialnya. Etika berkaitan
dengan seni pergaulan manusia, sehingga etika diciptakan dalam bentuk aturan (code)
tertulis yang secara sistematik sengaja dibuat berdasarkan prinsip-prinsip moral yang
ada dan pada saat dibutuhkan akan bisa difungsikan sebagai alat untuk menghakimi
segala macam tindakan yang secara logika dan rasional dinilai menyimpang dari kode
etik. Dengan demikian, etika adalah refleksi dari apa yang disebut dengan self control
(mengontrol diri sendiri), karena segala sesuatunya dibuat dari ditetapkan dari dan
untuk kepentingan kelompok sosial atau kekompakan profesi.
Profesi adalah suatu pelajaran yang melakukan tugasnya memerlukan atau menuntut
keahlian (exspertise) tertentu, menggunakan teknik-teknik ilmiah, serta dedikasi yang
tinggi. Keahlian tersebut diperoleh dari suatu lembaga pendidikan dan diperuntukkan
untuk suatu profesionalisme yang dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan bidang
dan profesi yang diembannya. Seseorang yang menekuni suatu profesi tertentu
disebut dengan profesional. Pengertian profesional mempunyai makna yang mengacu
kepada sebutan bagi bagi orang yang menyandang suatu profesi dan sebutan tentang
penampilan seseorang dalam mewujudkan unjuk kerja berdasarkan profesinya yang
berada dalam wadah atau suatu organisasi profesi.

iii
B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan pengertian dari etika !
2. Jelaskan pengertian dari profesi !
3. Jelaskan pengertian dari etika profesi !
4. Jelaskan pentingnya etika profesi !
5. Jelaskan prinsip-prinsip etika profesi !
6. Jelaskan syarat-syarat suatu profesi !
7. Jelaskan Peran etika dalam profesi !
8. Jelaskan fungsi etika profesi !
C. Tujuan
1. Untuk menjelaskan pengertian dari etika
2. Untuk menjelaskan pengertian dari profesi
3. Untuk menjelaskan pengertian dari etika profesi
4. Untuk menjelaskan pentingnya etika profesi
5. Untuk menjelaskan prinsip-prinsip etika prinsip
6. Untuk menjelaskan syarat-syarat suatu profesi
7. Untuk menjelaskan peran etika dalam profesi
8. Untuk menjelaskan fungsi etika profesi

iv
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Etika
Etika berasal dari bahasa Yunani kuno ethos dalam bentuk tunggal yang berarti
adat kebiasaan, adat istiadat, akhlah yang baik. Bentuk jamak dari ethos adalah ta etha
artinya adat kebiasaan. Dari bentuk jamak ini terbentuklah istilah etika yang oleh
filsuf Yunani Aristoteles sudah dipakai untuk menunjukan filsafat moral berdasarkan
asal usul kata ini, maka etika berarti ilmu tentang apa yang biasa dilakukan atau ilmu
tentang adat kebiasaan.1
Dalam kamus besar bahasa Indonesia terbitan departemen pendidikan dan
kebudayaan, etika ditumuskan dalam tiga arti yaitu:
1) Ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan
kewajiban moral (akhlak)
2) Kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak
3) Nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau
masyarakat

Etika didefinisikan sebagai “The characteristic and distingaishing attitudes,


habits, believe, ect.,of an individual or of group” (sikap-sikap, kebiasaan-kebiasaan,
kepercayaan-kepercayaan dan sebagainya dari seorang atau suatu kelompok orang
yang bersifat khusus dan menjadi ciri pembeda antara seorang atau suatu kelompok
dengan seorang atau kelompok yang lain). Dengan kata lain, etika merupakan sistem
nilai-nilai dan norma-norma moral yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu
kelompok dalam mengatur tingkah lakunya.2

Dari pengertian etika menurut bahasa di atas dapat disimpulkan bahwa etika
berhubungan dengan upaya menentuakan tingkah laku manusia. Etika pada
hakikatnya mengamati realitas moral secara kritis, etika tidak memberikan ajaran,
melainkan memeriksa kebiasaan-kebiasaan, nilai-nilai, norma-norma, dan pandangan-
pandangan moral secara kritis.3

1
Abdulkadir Muhammad, Etika Profesi Hukum, (Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 2006), h. 13.
2
Wildan Suyuthi Mustofa, Kode Etik hakim, (Jakarta: Kencana, 2013), h. 5
3
Frans Magnis Suseno, Etika Dasar Masalah-Masalah Pokok Filsafat Moral, (Yogyakarta: Kanisius, 1987), h.
18.

1
Ditinjau dari aspek terminologi, istilah etika telah dikemukakan para ahli lain
dengan ungkapan yang berbeda-beda sesuai dengan sudut pandangnya.

1) De Vos menyatakan bahwa Etika adalah ilmu pengetahuan tentang


kesusilaan (moral).
2) Ahmad Amin misalnya mengartikan Etika sebagai ilmu yang menjelaskan
arti baik dan buruk, menerangkan apa yang seharusnya dilakukan oleh
manusia, menyatakan tujuan yang harus dituju oleh manusia pada
perbuatan mereka dan menunjukkan jalan untuk melakukan apa yang
seharusnya di perbuat.
3) Langeveld menyatakan bahwa: Etika itu ialah teori tentang perbuatan
manusia yaitu ditimbang menurut baik dan buruknya.4

Darmastuti (2012) membagi etika sebagai kajian filsafat menjadi dua bagian, yaitu :

a) Etika Umum, merupakan perinsip-prinsip moral yang mengacu pada prinsip


moral dasar sebagai pegangan dalam bertindak dan menjadi tolak ukur untuk
menilai baik buruknya suatu tindakan yang ada didalam suatu masyarakat.
b) Etika khusus, meupakan penerapan moral dasar dalam bidang khusus.
Etika khusus kemudian dibagi menjadi dua bagian lagi yaitu :
 Etika individual, yaitu lebih menekankan pada kewajiban manusia
terhadap dirinya sendiri untuk mencapai kesucian, misalnya etika
beragam, menjaga kesehatan dan etika yang berhubungan dengan
dirinya, seperti kejujuran, disiplin, dan tanggung jawab.
 Etika sosial, lebih menekankan pada kewajiban, sikap dan perilaku
sebagai anggota masyarakat dan tanggungjawab individu dengan
lingkungannya, misalnya etika dalam bermasyarakat, etika dalam
berorganisasi, etika profesi, etika keluaga, etika lingkungan hidup.5
B. Pengertian Profesi
Kata profesi diartikan sebagai bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan dan
keahlian (keterampilan, kejuruan, dan sebagainya) tertentu. Kata profesi dalam bahasa
Inggris yaitu “profession” yang memiliki beberapa arti yaitu: pertama, pekerjaan
tertentu yang mensyaratkan pendidikan pada perguruan tinggi. Kedua, pernyataan
4
Wildan suyuthi, Op. Cit., h.8
5
Sukarman Purba, Astuti, Junianto Gulo, Nur Khaerat Nur Puji Hastuti, Elman Boy, Arin Tentrem Mawati,
Noradina Hasnidar, Muttaqin, Yulia Rizki Ramadhani, Laura Prasasti, Etika Profesi : Membangun
Profesionalisme Diri, (Yayaysan Kita Menulis : 2020) hlm 5-6

2
pengakuan. Sedangkan kata profesional merupakan kata sifat dari profesi yang artinya
ahli, berkenaan dengan bayaran. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa profesi
adalah suatu bidang pekerjaan yang memerlukan keahlian tertentu yang diperoleh
melalui pendidikan khusus, mendapat pengakuan dan bayaran dari pekerjaan tersebut.
Istilah lain mengenai profesi didefinisikan suatu pekerjan atau jabatan yang
memerlukan pendidikan atau latihan yang maju dan melibatkan keahlian intelektual
seperti dalam bidang obat-obatan, hukum, teologi dan engineering. Profesi adalah
pekerjaan tetap bidang tertentuberdasarkan keahlian khusus yang dilakukan secara
bertanggungjawab dengan tujuan memperoleh penghasilan.6
Profesi berbeda dengan pekerjaan pada umumnya. Diantara para sarjana belum
ada kata sepakat mengenai batasan sebuah profesi. Hal ini terutama disebabkan oleh
belum adanya suatu standar (yang telah disepakati) umum mengenai pekerjaan/tugas
yang bagaimanakah yang dikatakan dengan profesi tersebut. Sebuah profesi terdiri
dari sekelompok terbatas orang-orang yang memiliki keahlian khusus dengan
keahlian itu mereka dapat melakukan fungsinya di dalam masyarakat dengan lebih
baik dibandingkan dengan warga masyarakat lain pada umumnya. Sebuah profesi
adalah sebutan atau jabatan di mana orang yang memandangnya memiliki
pengetahuan khusus yang diperolehnya melalui latihan/training atau sejumlah
pengalaman lain atau mungkin diperoleh sekaligus kedua-duanya. Penyandang profesi
dapat membimbing atau memberi nasihat dan saran atau juga melayani orang lain
dalam bidangnya sendiri.7
Isnanto (2009) menytakan adapun ciri atau sifat yang selalu melekat pada profesi,
yaitu :
1) Adanya penyetahuan khusus, yang biasanya keahlian dan keterampilan ini
dimiliki berkat pendidikan, pelatihan dan pengalaman yang bertahun-
tahun.
2) Adanya kaidah dan standar moral yang sangat tinggi. Hal ini biasanya
setiap pelaku profesi mendasarkan kegiatannya pada kode etik profesi,
3) Mengabdi pada kepentian masyarkat, artinya setiap pelaksanaa profesi
harus meletakkan kepentingan priadi dibawah kepentingan masyarakat.
4) Ada izin khusus untuk melanjudkan suatu profesi. Stiap profesi akan selalu
berkaitan dengan kepentingan masyarakat, dimana nilai-nilai kemanusiaan
6
Wildan suyuthi, Op. Cit., h.113
7
I Gede A.B Wiranata, Dasar-Dasar Etika dan Moralitas (Pengantar Kajian Etika dan Profesi Hukum),
(Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 2005), h.243

3
berupa keselamatan, keamanan, kelangsungan hidup dan sebgainya, maka
untuk menjalankan suatu profesi harus terlebih dahulu ada izin khusus.
5) Kaum profesional biasanya menjadi anggota dari suatu profesi.

Lebih lanjut, Isnanto (2009) menyatakan prinsip-prinsip dari etika profesi, yaitu :

1) Tanggung jawab
a) Terhadap pelaksanaan pekerjaan sesuai profesi dan terhadap hasilnya.
b) Terhadap dampak dari profesi tersebut untuk kehidupan orang lain atau
masyrarakat pada umumnya.
2) Keadilan, prinsip ini menuntut untuk memberikan kepada siapa saja. Dan apa
yang menjadi haknya.
3) Otonomi, prinsip ini menuntut agar setiap kaum profesional memiliki dan
diberi kebebasan dalam menjalankan profesinya.8
C. Pengertian etika profesi
Etika profesi adalah norma-norma, syarat-syarat, dan ketentuan-ketentuan yang
harus dipenuhi oleh sekelompok orang yang disebut kalangan profesional. Kode etik
profesi adalah seperangkat kaidah perilaku yang disusun sacara tertulis secara
sistematis sebagai pedoman yang harus dipenuhi dalam mengembangkan suatu
profesi bagi suatu masyarakat profesi.9
Etika profesi memiliki kaidah-kaidah pokok yaitu:
1. Profesi harus dipandang sebagai pelayanan, dan oleh karena itu sifat
“tanpa pamrih” menjadi ciri khas dalam mengembangkan profesi
2. Pelayanan profesional dalam mendahulukan kepentingan pencari
keadilan mengacu pada nilai-nilai luhur
3. Pengembangan profesi harus selalu berorientasi pada masyarakat
sebagai keseluruhan
4. Persaingan dalam pelayanan berlangsung secara sehat, sehingga dapat
menjamin mutu dan peningkatan mutu pengemban profesi.
Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa kode etik adalah suatu bentuk
pesetujuan bersama yang timbul secara murni dari diri pribadi para anggota atau

8
Sukarman Purba, Astuti, Junianto Gulo, Nur Khaerat Nur Puji Hastuti, Elman Boy, Arin Tentrem Mawati,
Noradina Hasnidar, Muttaqin, Yulia Rizki Ramadhani, Laura Prasasti, Etika Profesi : Membangun
Profesionalisme Diri, (Yayaysan Kita Menulis : 2020) hlm 9-10

9
Ibid., 251

4
dengan kata lain kode etik merupakan serangkaian ketentuan dan peraturan yang
disepakati bersama guna mengatur tingkah laku para anggota organisasi.
D. Pentingnya Etika Profesi
Nilai-nilai etika bukanlah milik perorangan tapi milik sekelompok sosial
masyarakat, yang merupakan landaan dalam pergaulan, baik dengan kelompok atau
masayrakat pada umumnya maupun dengan sesama anggotanya, yaitu masyarakat
pada umumnya maupun dengan sesama anggotanya, yaitu masyarakat profesional.
Golongan ini sering menjadi pusat perhatian karena adanya tata nilai yang telah
disepakati bersama, yang mengatur dan tertuang secara tertulis melalui kode etik
profesi sehingga diharapkan dapat menjadi pegangan para anggotanya dalam
berperilaku.
Etika profesi muncul dalam rangka penyempurnaan perilaku kerja ke arah
yang lebih baik, paling tidak sesuai dengan yang diharapkan. Etika profesi harus
dipahami sebagai rambu-rambu yang telah disepakati bersama bagi sekelompok
pekerja dalam menunaikan tugas-tugasnya., agar berjalan sesuai dengan rambu-rambu
yang ada dan terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan. Dengan demikian, etika
profesi sangat penting bagi setiap kelompok kerja profesi untuk mencapai tujuan yang
diinginkan. Tidak jarang terjadi para pekerja terlihat kaku dalam memahami aturan-
aturan yang tertuang dalam etika profesi sesuai dengan bidangnya.
Suseno (2001) menyatakan bahwa etika profesi adalah sub sistem dari etika sosial
yang diartikan sebagai filsafah atau pemikiran kritis yang rasional tentang kewajiban
dan tanggungjwab manusia sebagai anggota umat manusia. Lebih lanjut, Suseno
(2001) menyatakan etika profesi sebagai profesi bersifat hukum sehingga menuntut
moralitas yang tinggi, yaitu dengan 3 (tigaa) ciri moralitas, yaitu :
1. Berani berbuat dengan tekad untuk bertindak sesuai tuntutan profesi.
2. Sadar akan kewajiban.
3. Memiliki idealisme yang tinggi.
E. Prinsip-prinsip Etika Profesi
1. Tanggung jawab
- Terhadap pelaksanaan pekerjaan itu dan terhadap hasilnya.
- Terhadap dapamkm dari profesi itu kehidupan orang lain atau
masyarakat pada umumnya.
2. Keadilan. Prinsip ini menuntut kita untuk memberikan kepada siapa saja
apa yang menjadi haknya.

5
3. Otonomi. Prinsip ini menuntut agar setiap kaum professional memiliki
dan di beri kebebasan dalam menjalankan profesinya.
F. Syarat-syarat Suatu Profesi
- Melibatkan kegiatan intelektual.
- Menggeluti suatu batang tubuh ilmu yang khusus.
- Memerlukan persiapan profesional yang alam dan bukan sekedar latihan.
- Memerlukan latihan dalam jabatan yang berkesinambungan.
- Menjanjikan karir hidup dan keanggotaan yang permanen.
- Mementingkan layanan di atas keuntungan pribadi.
- Mempunyai organisasi profesional yang kuat dan terjalin erat.
- Menentukan baku standarnya sendiri, dalam hal ini adalah kode etik..10

G. Peranan Etika Dalam Profesi


- Nilai-nilai etika itu tidak hanya milik satu atau dua orang, atau segolongan orang
saja, tetapi milik setiap kelompok masyarakat, bahkan kelompok yang paling kecil
yaitu keluarga sampai pada suatu bangsa. Dengan nilai-nilai etika tersebut, suatu
kelompok diharapkan akan mempunyai tata nilai untuk mengatur kehidupan
bersama.
- Salah satu golongan masyarakat yang mempunyai nilai-nilai yang menjadi
landasan dalam pergaulan baik dengan kelompok atau masyarakat umumnya
maupun dengan sesama anggotanya, yaitu masyarakat profesional. Golongan ini
sering menjadi pusat perhatian karena adanya tata nilai yang mengatur dan
tertuang secara tertulis (yaitu kode etik profesi) dan diharapkan menjadi pegangan
para anggotanya.
- Sorotan masyarakat menjadi semakin tajam manakala perilaku-perilaku sebagian
para anggota profesi yang tidak didasarkan pada nilai-nilai pergaulan yang telah
disepakati bersama (tertuang dalam kode etik profesi), sehingga terjadi
kemerosotan etik pada masyarakat profesi tersebut. Sebagai contohnya adalah
pada profesi hukum dikenal adanya mafia peradilan, demikian juga pada profesi
dokter dengan pendirian klinik super spesialis di daerah mewah, sehingga
masyarakat miskin tidak mungkin menjamahnya.

Ciri utama Profesi, adalah:


10
Abdurrazaq Hasibuan, Etika Profesi Profesionalisme Kerja, (UISU Press, 2017) Hlm. 32

6
1. Sebuah profesi mensyaratkan pelatihan ekstensif sebelum memasuki sebuah
profesi;
2. Pelatihan tersebut meliputi komponen intelektual yang signifikan;
3. Tenaga yang terlatih mampu memberikan jasa yang penting kepada masyarakat.;
4. Adanya proses lisensi atau sertifikat;
5. Adanya organisasi;
6. Otonomi dalam pekerjaannya.
Dengan etika profesi diharapkan kaum professional bekerja sebaik
mungkin, serta mempertanggung jawabkan tugas yang dilakukan dari segi
tuntutan pekerjaannya. Profesional merupakan yang ahli dibidangnya, telah
memperoleh pendidikan atau pelatihan khusus untuk pekerjaannya tersebut.
Profesional merupakan suatu profesi yang mengandalkan keterampilan atau
keahlian khusus yang menuntut pengemban profesi tersebut terus memperbaharui
keterampilan sesuai perkembangan teknologi. Sebagai seorang profesional, dalam
melakukan pekerjaan dituntut memiliki beberapa sikap, sebagai berikut :
1. Komitmen Tinggi ; Seorang profesional harus mempunyai komitmen kuat pada
pekerjaan yang dilakukannya.
2. Tanggung Jawab ; Seorang profesional harus bertanggung jawab terhadap
pekerjaan yang dilakukan sendiri.
3. Berpikir Sistematis ; Seorang profesional harus mampu berpikir sitematis tentang
apa yang dilakukan dan belajar dari pengalaman.
4. Penguasaan Materi ; Seorang profesional harus menguasai secara mendalam
bahan/materi pekerjaan yang dilakukan.
5. Menjadi bagian masyarakat professional ; Seorang professional harus menjadi
bagian dari masyarakat dalam lingkungan profesinya11

H. Fungsi Etika Profesi


Pada konteks ini, etika profesi sangat membantu hakim dalam mengambil
langkah hukum. Sebagai pembimbing atau pedoman agar tidak melakukan hal yang
salah atau hal yang tidak sesuai dengan semestinya, misalnya dalam hal memutus
perkara hakim wajib menerapkan dan memenuhi asas-asas yang mengatur terkait
dalam sidang peradilan. Oleh sebab itu, maka sangat perlu sebuah etika profesi yang
mengatur perilaku hakim tersebut.
11
Ibid, Hlm 33

7
Bertitik tolak dari fungsi etika sebagaimana yang sudah dijelaskan diatas,
maka timbul suatu pertanyaan, bagaimana hubungan antara etika dan keyakinan atau
agama. Keterkaitan nilai-nilai yang timbul antara etika dan agama sangat menunjang
untuk para pejabat hukum atau penegak hukum dalam mengambil tindakan dalam
suatu hal tertentu. Sejalan dengan pertanyaan ini, Magnis Suseno sebagaimana dikutip
Supriadi menyatakan bahwa empat alasan yang melatarbelakanginya, yang
diantaranya sebagai berikut :12
a. Etika dapat membantu dalam menggali rasionalitas dari moral agama, seperti
mengapa Tuhan memerintahkan ini, bukan itu;
b. Etika membantu dalam menginterpretasikan ajaran agama yang saling
bertentangan;
c. Etika dapat membantu menerapkan ajaran moral agama terhadap masalah-
masalah baru dalam kehidupan manusia, seperti soal bayi tabung dan euthanasia,
yaitu tindakan mengakhiri hidup dengan sengaja; dan
d. Etika dapat membantu mengadakan dialog antar agama, karena etika
mendasarkan diri pada argumentasi rasional belaka, bukan pada wahyu.

BAB III

PENUTUP

12
Supriadi, Op.cit, hlm. 10.

8
Kesimpilan

Etika didefinisikan sebagai “The characteristic and distingaishing attitudes, habits,


believe, ect.,of an individual or of group” (sikap-sikap, kebiasaan-kebiasaan, kepercayaan-
kepercayaan dan sebagainya dari seorang atau suatu kelompok orang yang bersifat khusus
dan menjadi ciri pembeda antara seorang atau suatu kelompok dengan seorang atau kelompok
yang lain).
Profesi adalah suatu bidang pekerjaan yang memerlukan keahlian tertentu yang diperoleh
melalui pendidikan khusus, mendapat pengakuan dan bayaran dari pekerjaan tersebut.
Etika profesi adalah norma-norma, syarat-syarat, dan ketentuan-ketentuan yang harus
dipenuhi oleh sekelompok orang yang disebut kalangan profesional. Kode etik profesi adalah
seperangkat kaidah perilaku yang disusun sacara tertulis secara sistematis sebagai pedoman
yang harus dipenuhi dalam mengembangkan suatu profesi bagi suatu masyarakat profesi.
Nilai-nilai etika bukanlah milik perorangan tapi milik sekelompok sosial masyarakat,
yang merupakan landaan dalam pergaulan, baik dengan kelompok atau masayrakat pada
umumnya maupun dengan sesama anggotanya, yaitu masyarakat pada umumnya maupun
dengan sesama anggotanya, yaitu masyarakat profesional. Golongan ini sering menjadi pusat
perhatian karena adanya tata nilai yang telah disepakati bersama, yang mengatur dan tertuang
secara tertulis melalui kode etik profesi sehingga diharapkan dapat menjadi pegangan para
anggotanya dalam berperilaku.

DAFTAR PUSTAKA

Muhammad Abdulkadir, 2006, Etika Profesi Hukum, (Bandung: PT Citra Aditya Bakti,),
Mustofa Wildan Suyuthi, 2013, Kode Etik hakim, (Jakarta: Kencana,),
Suseno Frans Magnis, 1987, Etika Dasar Masalah-Masalah Pokok Filsafat Moral, (Yogyakarta: Kanisius,),
Suyuthi Wildan, Op. Cit.,
Purba Sukarman, Astuti, Gulo Junianto, Hastuti Nur Khaerat Nur Puji, Boy Elman, Mawati Arin Tentrem,
Hasnidar Noradina, Muttaqin, Ramadhani Yulia Rizki, Prasasti Laura, 2020, Etika Profesi : Membangun
Profesionalisme Diri, (Yayaysan Kita Menulis :)
Suyuthi Wildan, Op. Cit.,
Wiranata I Gede A.B, Dasar-Dasar Etika dan Moralitas, 2005 (Pengantar Kajian Etika dan Profesi Hukum),
(Bandung: PT Citra Aditya Bakti,),
Ibid.,
Hasibuan Abdurrazaq, 2017, Etika Profesi Profesionalisme Kerja, (UISU Press,)

9
Ibid,
Supriadi, Op.cit,

10

Anda mungkin juga menyukai