TRANSISTOR BIPOLAR
DOSEN PENGAMPU
Mochamd Djaohar, M.Sc.
DISUSUN OLEH
1. Abdul Wahab (1501620010)
2. Safsha rlianis (1501620069)
2
beroperasi. Untuk setiap keadaan operasi tertentu, arah arus dan
polaritas tegangan untuk setiap jenis transistor yang persis akan
berlawanan satu sa lain.
3
arus uta merupakan satu-satunya arus yang melewati kawat kolektor
dari transistor. Sedangkan arus emitor adalah jumlah arus basis dan arus
kolektor, sesuai dengan hukum arus kirchhoff (Kirchhoff’s Current
Law). Jika tidak ada arus pada basis transistor, ka transistor akan seperti
saklar terbuka yang akan mencegah arus uta mengalir melalui kolektor.
Jadi, arus pada basis inilah yang juga akan mengubah transistor menjadi
seperti saklar tertutup dan memungkinkan jumlah arus yang
proporsional melalui kolektor.
IE = IC + IB
4
IV. TUGAS PENDAHULUAN
1. Jika βDC suatu transistor adalah 250, berapakan nilai arus emiter!
Jawab:
𝛼𝐷𝐶
𝛽𝐷𝐶 =
1 − 𝛼𝐷𝐶
𝛼𝐷𝐶
250 =
1 − 𝛼𝐷𝐶
250 (1 − 𝛼𝐷𝐶 ) = 𝛼𝐷𝐶
250 − 250𝛼𝐷𝐶 = 𝛼𝐷𝐶
250 = 251𝛼𝐷𝐶
250
𝛼𝐷𝐶 = 𝐼𝐸 =
251
= 0,99 A
2. Sebutkan cara mengenali urutan kaki-kaki transistor selain
menggunakan Ohmmeter?
Jawab:
5
Gambar Contoh Sheet Book Transistor
Jawab:
𝐼𝑐 = 𝛽 × 𝐼𝐵
6
V. LANGKAH PERCOBAAN
A. Percobaan Menentukan Kaki-kaki Transistor Mencari kaki basis
Gambar Cara Menentukan Kaki Emitor dan Kaki Kolektor Transistor NPN
7
(probe positif pada kaki 2 dan probe negatif pada kaki 1) dan jarum
tidak bergerak, ka kaki 1 adalah emitor dan kaki 2 adalah kolektor.
Untuk transistor PNP dapat dilakukan seperti di atas, tetapi hasilnya
kebalikan dari transistor jenis NPN.
8
VI. DATA PERCOBAAN
A. Percobaan Membuat Rangkaian
VBB = 6V Rb = 540k Rc= 1k Ib =10uA
VCC IC VCE
0 0 mA 0V
0,3 0,23 mA 0,06 V
0,5 0,41 mA 0,08 V
0,8 0,69 mA 0,11 V
1 0,87 mA 0,13 V
2 1,8 mA 0,20 V
4 2,41 mA 1,59 V
6 2,5 mA 3,5 V
8 2,59 mA 5,41 V
10 2,65 mA 7,35 V
15 2,90 mA 12,1 V
20 3,13 mA 16,9 V
25 3,35 mA 21,6 V
30 3,58 mA 26,4 V
9
Simulasi Perhitungan
VCC
IC VCE 𝛽 IC VCE
0 0 mA 0V 0 0 0
0,3 0,23 mA 0,06 V 23,16 0,23 mA 0,06 V
0,5 0,41 mA 0,08 V 41,41 0,41 mA 0,08 V
0,8 0,69 mA 0,11 V 69,83 0,69 mA 0,11 V
1 0,87 mA 0,13 V 88,14 0,87 mA 0,13 V
2 1,8 mA 0,20 V 183,11 1,8 mA 0,20 V
4 2,38 mA 1,62 V 242,36 2,38 mA 1,62 V
6 2,47 mA 3,53 V 251,52 2,47 mA 3,53 V
8 2,56 mA 5,44 V 260,70 2,56 mA 5,44 V
10 2,65 mA 7,35 V 269,86 2,65 mA 7,35V
15 2,88 mA 12,1 V 293,27 2,88 mA 12,1 V
20 3,10 mA 16,9 V 315,68 3,10 mA 16,9 V
25 3,32 mA 21,7 V 338 3,32 mA 21,7 V
30 3,55 mA 26,5 V 361,50 3,55 mA 26,5 V
10
Analisa Loop VCE ketika
Vcc = 10V
Ic = 2,65mA = 0,00265A
Rc = 1k Ohm
Jawab :
VCE = VCC – (𝐼𝑐 × 𝑅𝑐 ) − (𝐼𝐸 × 𝑅𝐸 )
VCE = 10– (0,00265 × 1000) − (0 × 0)
VCE = 10– (2,65 ) − (0 )
VCE = 7,35 Volt
Jadi ketika Vcc 10V maka VCE = 7,35V
𝐼𝑐 = 𝛽 × 𝐼𝐵
𝐼𝑐 = 269,86 × 0,00000982
𝐼𝑐 = 0,00265 𝐴 / 2,65mA
Jadi ketika Vcc 10V maka IC = 2,65mA
11
IC (mA) GRAFIK IC
4
3,5
3
2,5
2
1,5
1
0,5
0
0 0,3 0,5 0,8 1 2 4 6 8 10 15 20 25 30 VCC (V)
Ic
25
20
15
10
0
0 0,3 0,5 0,8 1 2 4 6 8 10 15 20 25 30 VCC (V)
Vce
12
VIII. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan
bahwa:
13