Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM JOBSHEET 5

TRANSISTOR BIPOLAR

DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS TA KULIAH


PRAKTIKUM ELEKTRONIKA (1501600053)

DOSEN PENGAMPU
Mochamd Djaohar, M.Sc.

DISUSUN OLEH
1. Abdul Wahab (1501620010)
2. Safsha rlianis (1501620069)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2022
I. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Mengetahui cara menentukan kaki-kaki transistor menggunakan
Ohmmeter
2. Mengetahui karakteristik transistor bipolar.
3. mpu merancang rangkaian sederhana menggunakan transistor bipolar.
4. mpu menganalisa rangkaian sederhana transistor bipolar.

II. ALAT DAN BAHAN


1. Transistor 2N3904 (bawa datasheet perkelompok)
2. Resistor
3. Projectboard
4. Catu daya
5. Multimeter

III. TEORI DASAR


Transistor adalah salah satu komponen elektronika aktif.
Transistor dapat berfungsi sebagai penguat arus upun tegangan. Di
bawah ini adalah simbol transistor NPN dan PNP.

Gambar Simbol Transistor NPN dan PNP


Perbedaan fungsi antara transistor PNP dan transistor NPN
terdapat pada mode bias (polaritas) dari persimpangan ketika transistor

2
beroperasi. Untuk setiap keadaan operasi tertentu, arah arus dan
polaritas tegangan untuk setiap jenis transistor yang persis akan
berlawanan satu sa lain.

Transistor bipolar bekerja sebagai regulator arus yang dikontrol


oleh arus. Dengan kata lain, transistor membatasi jumlah arus yang
mengalir. Pada transistor bipolar arus uta yang dikendalikan mengalir
dari kolektor ke emitor atau dari emitor ke kolektor tergantung dari sing-
sing jenis transistor tersebut (PNP atau NPN). Arus kecil yang
mengontrol arus uta mengalir dari basis ke emitor atau dari emitor ke
basis, sekali lagi tergantung dari jenis sing-sing transistor tersebut (PNP
atau NPN). Menurut standar simbologi semikonduktor, arah panah
selalu menunjukkan arah yang berlawanan dengan arah aliran elektron.
Perhatikan gambar dibawah ini (aliran arus basis ditunjukkan oleh panah
kecil dan aliran arus kolektor ditunjukkan oleh panah besar).

Gambar Aliran Arus Transistor Bipolar

Pada transistor bipolar, arus kecil pengendali itu biasanya disebut


arus basis, karena arus tersebut adalah satu-satunya arus yang suk atau
mengalir melewati basis transistor. Sebaliknya, arus uta atau arus yang
dikontrol atau dikendalikan itu disebut sebagai arus kolektor, karena

3
arus uta merupakan satu-satunya arus yang melewati kawat kolektor
dari transistor. Sedangkan arus emitor adalah jumlah arus basis dan arus
kolektor, sesuai dengan hukum arus kirchhoff (Kirchhoff’s Current
Law). Jika tidak ada arus pada basis transistor, ka transistor akan seperti
saklar terbuka yang akan mencegah arus uta mengalir melalui kolektor.
Jadi, arus pada basis inilah yang juga akan mengubah transistor menjadi
seperti saklar tertutup dan memungkinkan jumlah arus yang
proporsional melalui kolektor.

Alpha DC dan Beta DC

 Perbandingan arus kolektor dengan arus emitor hampir sa, alpha DC


sebagai definisi perbandingan kedua arus tersebut.

 Arus kolektor telah dihubungkan dengan arus


emitor dengan menggunakan DC. Juga menghubungkan arus kolektor
dengan arus basis dengan mendefinisikan beta DC transistor sebagai
berikut.

 Dengan menggunakan hukum kirchoff, menyatakan:

IE = IC + IB

 Dengan aljabar ka dapat disusun hubungan antara alpha DC dan beta


DC menjadi:

4
IV. TUGAS PENDAHULUAN
1. Jika βDC suatu transistor adalah 250, berapakan nilai arus emiter!

Jawab:

𝛼𝐷𝐶
𝛽𝐷𝐶 =
1 − 𝛼𝐷𝐶
𝛼𝐷𝐶
250 =
1 − 𝛼𝐷𝐶
250 (1 − 𝛼𝐷𝐶 ) = 𝛼𝐷𝐶
250 − 250𝛼𝐷𝐶 = 𝛼𝐷𝐶
250 = 251𝛼𝐷𝐶
250
𝛼𝐷𝐶 = 𝐼𝐸 =
251
= 0,99 A
2. Sebutkan cara mengenali urutan kaki-kaki transistor selain
menggunakan Ohmmeter?

Jawab:

Beberapa cara untuk menentukan kaki transistor tanpa menggunakan


ohmmeter/multimeter, adalah sebagai berikut :

1. Kaki kolektor biasanya terhubung dengan badan transistor


apabila transistor tersebut dipacking menggunakan metal.
Apabila transistor dipacking dengan plastik ka kaki kolektor
biasanya terhubung dengan badan transistor yang akan
dihubungkan dengan pendingin.
2. Apabila transistor tersebut tidak dihubungkan dengan
pendingin, ka sebaiknya dicari dulu kaki basisnya,jika kaki
basisnya di tengah, biasanya kaki kolektor berada pada
sebelah kanan, dan jika basisnya di pinggir ka kaki kolektor
berada pada sebelah tengah.
3. Atau untuk menentukan kaki-kakinya perlu melihat data
sheet book transistor.

5
Gambar Contoh Sheet Book Transistor

3. Tentukan persaan-persaan untuk mendapatkan bentuk kurva


kolektor transistor?

Jawab:

Jika dilihat dari gambar rangkaian percobaan, dapat diketahui


beberapa persamaan sebagai berikut.

VCE = VCC − (𝐼𝑐 × 𝑅𝑐 ) − (𝐼𝐸 × 𝑅𝐸 )

𝐼𝑐 = 𝛽 × 𝐼𝐵

6
V. LANGKAH PERCOBAAN
A. Percobaan Menentukan Kaki-kaki Transistor Mencari kaki basis

 Atur multimeter pada pengukuran ohmmeter x100.

 Lakukan pengukuran seperti gambar di bawah ini.

Gambar Cara Menentukan Kaki Basis Transistor

 Perhatikan penunjukan pergerakan jarum. Apabila jarum ke kanan


dengan posisi probe yang satu tetap pada kaki 3 dan probe lainnya
pada kaki 1 dan 2, berarti kaki 3 adalah basis transistor. Jika probe
positif yang berada pada kaki 3 berarti transistor tersebut berjenis
NPN, sebaliknya jika probe negatif berada pada kaki 3 berarti
transistor tersebut berjenis PNP.
Mencari kaki kolektor dan emitor

 (Misal: transistor berjenis NPN) Lakukan pengukuran seperti pada


gambar di bawah ini.

Gambar Cara Menentukan Kaki Emitor dan Kaki Kolektor Transistor NPN

 Perhatikan penunjukkan jarum, apabila jarum bergerak ke kanan, ka


kaki 1 (pada probe positif) adalah emitor dan kaki 2 (pada probe
negatif) adalah kolektor. Atau jika 1 2 3 dipasang kebalikannya

7
(probe positif pada kaki 2 dan probe negatif pada kaki 1) dan jarum
tidak bergerak, ka kaki 1 adalah emitor dan kaki 2 adalah kolektor.
Untuk transistor PNP dapat dilakukan seperti di atas, tetapi hasilnya
kebalikan dari transistor jenis NPN.

B. Percobaan Membuat Rangkaian


Sebelum melakukan percobaan, tentukan terlebih dahulu kaki-kaki
pada transistor yang akan digunakan.

1. Susunlah rangkaian seperti gambar di bawah ini. Tentukan Q1, RB,

RC, VCC, dan VBB.

Gambar Rangkaian Percobaan


2. Atur Rb sampai Ib 10uA
3. Ubah VCC: 0 ,0.3, 0.5, 0.8, 1, 2, 4, 6, 8, 10, 15, 20, 25,30 volt.
4. Ukur besar VCE dan IC pada setiap perubahan VCC
5. Catat data percobaan pada tabel dibawah.

8
VI. DATA PERCOBAAN
A. Percobaan Membuat Rangkaian
VBB = 6V Rb = 540k Rc= 1k Ib =10uA
VCC IC VCE
0 0 mA 0V
0,3 0,23 mA 0,06 V
0,5 0,41 mA 0,08 V
0,8 0,69 mA 0,11 V
1 0,87 mA 0,13 V
2 1,8 mA 0,20 V
4 2,41 mA 1,59 V
6 2,5 mA 3,5 V
8 2,59 mA 5,41 V
10 2,65 mA 7,35 V
15 2,90 mA 12,1 V
20 3,13 mA 16,9 V
25 3,35 mA 21,6 V
30 3,58 mA 26,4 V

VII. ANALISIS DATA


Berdasarkan hasil percobaan yang telah kami lakukan, berikut merupakan
hasil analisis kami berupa grafik kurva kolektor transformator dari 14 kali
percobaan pengukuran dengan besar nilai VCC yang berbeda.
Jika dilihat dari gambar rangkaian percobaan, dapat diketahui beberapa
persamaan sebagai berikut.

VCE = VCC – (𝐼𝑐 × 𝑅𝑐 ) − (𝐼𝐸 × 𝑅𝐸 )


𝐼𝑐 = 𝛽 × 𝐼𝐵

9
Simulasi Perhitungan
VCC
IC VCE 𝛽 IC VCE
0 0 mA 0V 0 0 0
0,3 0,23 mA 0,06 V 23,16 0,23 mA 0,06 V
0,5 0,41 mA 0,08 V 41,41 0,41 mA 0,08 V
0,8 0,69 mA 0,11 V 69,83 0,69 mA 0,11 V
1 0,87 mA 0,13 V 88,14 0,87 mA 0,13 V
2 1,8 mA 0,20 V 183,11 1,8 mA 0,20 V
4 2,38 mA 1,62 V 242,36 2,38 mA 1,62 V
6 2,47 mA 3,53 V 251,52 2,47 mA 3,53 V
8 2,56 mA 5,44 V 260,70 2,56 mA 5,44 V
10 2,65 mA 7,35 V 269,86 2,65 mA 7,35V
15 2,88 mA 12,1 V 293,27 2,88 mA 12,1 V
20 3,10 mA 16,9 V 315,68 3,10 mA 16,9 V
25 3,32 mA 21,7 V 338 3,32 mA 21,7 V
30 3,55 mA 26,5 V 361,50 3,55 mA 26,5 V

10
Analisa Loop VCE ketika
Vcc = 10V
Ic = 2,65mA = 0,00265A
Rc = 1k Ohm
Jawab :
VCE = VCC – (𝐼𝑐 × 𝑅𝑐 ) − (𝐼𝐸 × 𝑅𝐸 )
VCE = 10– (0,00265 × 1000) − (0 × 0)
VCE = 10– (2,65 ) − (0 )
VCE = 7,35 Volt
Jadi ketika Vcc 10V maka VCE = 7,35V

Analisa Loop IC ketika


Vcc = 10V
Ic = 2,65mA = 0,00265A
Rc = 1k Ohm
𝛽𝐷𝐶 = 269,86
Ib = 9,82 uA = 0,00000982A
Jawab :

𝐼𝑐 = 𝛽 × 𝐼𝐵
𝐼𝑐 = 269,86 × 0,00000982
𝐼𝑐 = 0,00265 𝐴 / 2,65mA
Jadi ketika Vcc 10V maka IC = 2,65mA

11
IC (mA) GRAFIK IC
4
3,5
3
2,5
2
1,5
1
0,5
0
0 0,3 0,5 0,8 1 2 4 6 8 10 15 20 25 30 VCC (V)
Ic

VCE (V) GRAFIK VCE


30

25

20

15

10

0
0 0,3 0,5 0,8 1 2 4 6 8 10 15 20 25 30 VCC (V)
Vce

𝛽𝐷𝐶 (A) Grafik βdc


400
350
300
250
200
150
100
50
0
0 0,3 0,5 0,8 1 2 4 6 8 10 15 20 25 30 VCC (V)
β

12
VIII. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan
bahwa:

1. Karakteristik input transistor, semakin besar nilai tegangan yang


diberikan pada kaki emitor-basis dan kaki emitor-kolektor, maka arus
yang mengalir pada basis juga semakin besar.
2. Karakteristik output transistor, besar arus yang mengalir pada kolektor
berbanding lurus dengan nilai arus basis begitupun dengan faktor
penguatnya.
3. Metode pemberian bias tegangan pada transistor merupakan perpaduan
bias pada dua jenis dioda yang berbeda tipe.

13

Anda mungkin juga menyukai