Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH PENGANTAR BISNIS

MENJALANKAN BISNIS SECARA ETIS DAN BERTANGGUNG JAWAB

Disusun Oleh:
Pati Gusman Batara Purba (221410125)
Tonggo Samuel Hutapea (221410126)
Oktania Marseli Tarigan (221410127)
Noni S. Sihombing (221410128)

Dosen Pengampu Mata Kuliah :


Sondang N. B. Marbun, S.E., M.MA.

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang mana kami dapat menyelesaikan
makalah pengantar bisnis Bab 2 tentang “Menjalankan Bisnis Secara Etis dan Bertanggung
Jawab”. Makalah ini digunakan mahasiswa semester 1 program Studi Manajemen Fakultas
Ekonomi Universitas Methodist Indonesia, yang dimaksudkan untuk mempermudah
mahasiswa dalam pemahaman materi mata kuliah tersebut. Besar harapan kami, makalah yang
sederhana ini dapat memberikan manfaat yang besar pada para mahasiswa/i. Kami sangat
mengharapkan kritik dan saran dari para mahasiswa dan dosen untuk makalah ini. Demikian
kami mengucapkan terima kasih.

Medan, 03 Oktober 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... i


DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1
A. LATAR BELAKANG .................................................................................................... 1
B. RUMUSAN MASALAH ................................................................................................ 1
C. TUJUAN ......................................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................................... 2
A. ETIKA DALAM LINGKUNGAN KERJA.................................................................... 2
1. Etika Individual ........................................................................................................... 3
2. Etika Bisnis dan Etika Managerial .............................................................................. 3
3. Menilai Perilaku Etis ................................................................................................... 4
4. Praktik-Praktik Perusahaan dan Etika Bisnis .............................................................. 5
5. Menerapkan Kode Etik Tertulis .................................................................................. 5
6. Memberlakukan Program Etika ...................................................................................... 6
B. BIDANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL ................................................................... 6
1. Kesadaran Sosial Masa Kini ....................................................................................... 6
C. MENGIMPLEMENTASIKAN PROGRAM TANGGUNG JAWAB SOSIAL ............ 8
1. Pendekatan Tanggung Jawab Sosial ........................................................................... 8
2. Mengelola Program Tanggung Jawab Sosial ................................................................. 8
3. Tanggung Jawab Sosial Dan Bisnis Kecil ...................................................................... 9
BAB III PENUTUP ................................................................................................................ 10
A. KESIMPULAN ............................................................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 11

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Bisnis merupakan suatu kegiatan atau aktivitas yang selalu ada dan dikenal baik itu dari
kalangan muda maupun kalangan dewasa. Dan,bisnis merupakan pekerjaan yang etis. Atau
sebaliknya, ia menjadi pekerjaan tidak etis. Banyak perusahaan atau organisasi bisnis yang
menggunakan segala cara untuk memenangkan saingan. Cara itu baik cara yang etis maupun
cara yang tidak etis. Hal ini dikarenakan banyaknya tuntutan masyarakat terhadap organisasi
bisnis atau perusahaan tersebut.
Tanggung jawab sosial atau yang dikenal dengan Corporate Sosial Responbility (CSR)
kini semakin banyak diterima oleh khalayak masyarakat. Masyarakat berpendapat bahwa
perusahaan atau organisasi bisnis tidak boleh hanya memikirkan keuntungan finansial mereka
melainkan, harus memiliki kepekaan dan kepedulian terhadap publik.
Maka dari itu, diharapkan perusahaan dapat menjalankan bisnis yang memenuhi
persyaratan dalam beretika baik secara moral maupun norma masyarakat, serta dapat memiliki
tanggung jawab sosial terhadap masyarakat.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana etika dalam lingkungan kerja?
2. Bagaimana tanggung jawab perusahaan terhadap sosial?
3. Bagaimana bidang tanggung jawab nasional di berbagai sektor?
4. Bagaimana mengimplementasikan program tanggung jawab sosial?

C. TUJUAN
1. Mengetahui etika–etika dalam lingkungan kerja.
2. Mengerti tanggung jawab perusahaan terhadap sosial.
3. Mengetahui bidang tanggung jawab nasional di berbagai sektor.
4. Mengetahui implementasi program tanggung jawab sosial.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. ETIKA DALAM LINGKUNGAN KERJA


Kata etika berasal dari bahasa Yunani yaitu “ Ethos” yang berarti adat, akhlak, waktu
perasaan, sikap dan cara berfikir atau adat-istiadat. Etika sendiri merupakan tuntutan mengenai
perilaku, sikap dan tindakan yang diakui, sehubungan suatu jenis kegiatan manusia mengenai
baik dan buruknya serta dapat mempengaruhi hal-hal lainnya. Dengan kata lain, Perilaku etis
merupakan perilaku yang mencerminkan keyakinan perseorangan dan norma-norma sosial
yang diterima secara umum sehubungan dengan tindakan-tindakan yang benar dan baik.
Sedangkan Perilaku tidak etis sendiri adalah perilaku yang menurut keyakinan perseorangan
dan norma-norma sosial dianggap salah atau buruk.
Etika bisnis merupakan penerapan tanggung jawab sosial suatu bisnis yang timbul dari
dalam perusahaan itu sendiri. Secara sederhana yang dimaksud dengan etika bisnis adalah cara-
cara untuk melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan
individu, perusahaan, industri dan juga masyarakat. Kesemuanya ini mencakup bagaimana kita
menjalankan bisnis secara adil (fairness), sesuai dengan hukum yang berlaku (legal), tidak
tergantung pada kedudukan individu ataupun perusahaan di masyarakat.
Etika bisnis lebih luas dari ketentuan yang diatur oleh hukum, bahkan merupakan
standar yang lebih tinggi dibandingkan standar minimal ketentuan hukum, karena dalam
kegiatan bisnis seringkali kita temukan transaksi dan kegiatan yang tidak diatur oleh ketentuan
hukum. Dalam menciptakan etika bisnis, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain:
a. Pengendalian diri
b. Pengembangan tanggung jawab sosial perusahaan
c. Mempertahankan jati diri
d. Menciptakan persaingan yang sehat
e. Menerapkan konsep “Pembangunan Berkelanjutan”
f. Menghindari sifat Korupsi, Kolusi dan Nepotisme
g. Nyatakan benar, jika benar
h. Sikap saling percaya
i. Konsekuen dan konsisten terhadap aturan
j. Menumbuhkan kesadaran dan rasa memiliki

2
k. Dituangkannya suatu bagian etika bisnis dalam suatu hukum positif berupa perundang-
undangan.
1. Etika Individual
Etika dapat bervariasi dari satu orang ke lainnya. Disini individu dapat
mengembangkan kode etik pribadi yang mencerminkan beragam sikap dan keyakinan, dimana
hal ini ditentukan oleh individu dan sebagian ditentukan oleh budaya. Adapula contoh yang
sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Sesungguhnya setiap orang sepakat bahwa jika
melihat seseorang menjatuhkan uang, Anda akan bertindak etis dengan mengembalikannya
kepada si pemilik. Akan tetapi Anda tidak dapat seyakin itu kalau menemukan uang dan tidak
tahu siapa yang menjatuhkannya? haruskah Anda menyerahkannya kebagian kehilangan
barang? atau karena pemiliknya tidak mungkin mengklaimnya, dapatkah anda menyimpannya?
a. Ambiguitas, Hukum dan Dunia Nyata
Pada umumnya masyarakat menerapkan undang-undang formal yang mencerminkan
standar etis atau norma sosial yang berlaku. Kita berupaya membuat undang-undang yang
tidak bersifat ambigu, namun penafsiran dan penerapannya dapat menyebabkan ambiguitas.
Situasi dunia nyata sering dapat ditafsirkan berbeda, dan menerapkan aturan baku ke dunia
nyata tidak selalu mudah.
b. Kode dan Nilai Individu
Kode etik pribadi masing-masing orang di tentukan oleh kombinasi sejumlah faktor,
salah satunya adalah pembentukan standar etis. Kita membentuk standar etis sebagai
seorang anak sebagai tanggapan kita atas perlaku orang tua dan orang dewasa lainnya.
Kemudian kita masuk sekolah dimana kita dipengaruhi teman-teman sekolah, dan ketika
tumbuh menjadi dewasa, pengalamanlah yang membentuk kita.

2. Etika Bisnis dan Etika Managerial


Etika Manajerial merupakan standar perilaku yang memandu manajer dalam
pekerjaannya. Terdapat tiga kategori luas dan cara etika manajerial dapat mempengaruhi kerja
orang :
a. Perilaku terhadap Karyawan Kategori ini meliputi materi seperti merekrut dan
memecat, menentukan kondisi upah kerja, serta memberikan privasi dan respek.
b. Perilaku terhadap Organisasi Isu etis juga muncul dari perilaku karyawan terhadap
majikannya, khususnya dalam kasus seperti konflik kepentingan, kerahasiaan, dan
kejujuran. Konflik kepentingan terjadi ketika suatu aktivitas bisa menguntungkan

3
individu dengan merugikan pihak majikannya. Masalah yang relatif umum di bidang
kejujuran umumnya mencakup perilaku seperti mencuri pasokan, menggelembungkan
laporan biaya, dan menggunakan telepon kantor untuk kepentingan pribadi.
c. Perilaku terhadap agen ekonomi lainnya Etika juga tampil dalam hubungan antara
perusahaan dan karyawannya dengan apa yang disebut agen kepentingan primer
(primary agents of interest), terutama pelanggan, pesaing, pemegang saham, pemasok,
penyalur, dan serikat buruh. Dalam menghadapi agen-agen tersebut, ada peluang
terjadinya ambiguitas etis dalam hampir setiap aktivitas periklanan, laporan keuangan,
pemesanan dan pembelian, tawar menawar dan perundingan, dan hubungan bisnis.

3. Menilai Perilaku Etis


Pendapat mengenai perilaku etis atau tidak etis bersifat subjektif dikarenakan setiap
orang memiliki opini yang berbeda-beda. Terdapat tiga langkah yang menunjukkan alur
sederhana untuk mengaplikasikan penilaian etis terhadap keadaan misal yang berpotensi timbul
selama menjalankan kegiatan bisnis. Langkah-langkah tersebut terdiri dari:
a. Mengumpulkan data yang kredibel atau yang relevan.
b. Menganalisis fakta guna menentukan nilai moral yang paling sesuai.
c. Melakukan penilaian etis yang di dasarkan pada kebenaran atau kesalahan dari kegiatan
atau kebijakan yang akan dimulai.

Walaupun ketiga langkah tersebut telah diterapkan namun tidak menjamin proses ini
berjalan mulus. Akan tetapi, penilain serta keputusan yang dibuat berdasarkan nilai moral dan
etis dapat menimbulkan kepercayaan yang lebih besar bagi semua pihak yang terlibat sebab
kepercayaan sangat dibutuhkan dalam dunia bisnis. Dibutuhkan prespektif yang lebih
kompleks supaya penilaian suatu etika perilaku dapat dilakukan dengan lebih mendalam.
Berikut ini adalah empat norma yang dapat digunakan untuk mengumpulkan fakta yang
berkaitan dengan suatu tindakan atau kebijakan :
a. Kegunaan (utility) : Sebuah tindakan yang mengoptimalkan fungsi bagi yang
dipengaruhi oleh tindakan tersebut.
b. Hak (rights) : Sebuah tindakan yang menghargai hak-hak yang ikut terlibat.
c. Keadilan (justice) : Merupakan suatu tindakan yang sejalan dan yang dianggap adil.
d. Kepedulian (caring) : Merupakan tindakan yang sejalan dengan tanggung jawab suatu
pihak kepada pihak lain.

4
Sekarang kembali ke kasus laporan biaya yang melambung sementara norma kegunaan
(utility) mengetahui bahwa manajer mendapatkan manfaat dari proses laporan biaya,
sedangkan pihak lainnya seperti teman sekerja dan pemilik perusahaan, tidak mendapat
keuntungan apa-apa. Begitu pula, sebagian besar para ahli akan setuju bahwa perbuatan
tersebut tidak menghargai hak orang lain. Selain itu, hal ini jelas-jelas tidak adil dan
bertentangan dengan tanggung jawab seorang manajer kepada pihak lain. Jadi, tindakan itu
sangat tidak etis.

4. Praktik-Praktik Perusahaan dan Etika Bisnis


Setiap organisasi berusaha mendorong perilaku etis dan melarang perilaku tidak etis
dengan segala cara.karena manajer dan karyawannya semakin sering melakukan aktivitas yang
tidak etis maupun illegal di berbagai perusahaan, maka banyak perusahaan yang mengambil
langkah tambahan untuk mendorong perilaku etis di lingkungan kerja. Kurang lebih, misalnya
membuat aturan secara tertulis dalam menjalankan dan mengembangkan posisi etis yang jelas
mengenai cara perusahaan dan karyawan dalam menjalankan bisnisnya. Bidang yang semakin
menjadi konflik yang berkaitan dengan etika bisnis dan praktek-praktek perusahaan
menangkap posisi e-mail dan komunikasi lain yang terjadi dalam suatu organisasi. Dua
pendekatan yang umum untuk membentuk komitmen manajemen tertinggi terhadap praktek
bisnis yang etis adalah membuat peraturan tertulis dan menetapkan program etika.

5. Menerapkan Kode Etik Tertulis


Banyak Perusahaan menuliskan kode etik yang tertulis secara formal menyatakan
keinginan mereka dalam melakukan bisnis deengan perilaku yang etis. Total perusahaan seperti
itu meningkat drastis dalam kurun waktu tiga dasawarsa terakhir dan hampir semua koporasi
besar sudah mempunyai kode etik tertulis.
Hewlett Packard, memiliki koden etik tertulis yang disebut The HP Way, sejak 1957.
Unsur- unsur pentinganya sebagai berikut:
a. Kami mempercayai dan menghargai individu.
b. Kami fokus pada tingkat pencapaian prestasi dan kontribusi yang tinggi.
c. Kami menjalankan bisnis kami dengan integritas tanpa kompromi.
d. Kami meraih tujuan umum kami melalui kerja kelompok.
e. Kami mendorong fleksibilitas dan inovasi

5
6. Memberlakukan Program Etika
Banyak pendapat mengemukakan bahwa tanggapan etis dapat dipelajari berdasarkan
pengalaman. Sebagian analisis berpendapat bahwa perusahaan yang harus bertanggung jawab
penuh dalm mendidik karyawannya. Seluruh manajer harus mengambil pelatihan etika secara
periodik untuk mengingatkan mereka akan pentingnya pengambilan keputusan yang etis dan
memperbaharui kesadaran mereka akan peraturan dan undang-undang yang saat ini berlaku
yang mungkin sangat relevan dengan persoalan yang dihadapi perusahaan.

B. BIDANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL


Tanggung jawab sosial masa adalah sebuah konsep yang berhubungan, namun berujuk
pada semua bisnis berupaya menyeimbangkan komitmennya terhadap kelompok dan pribadi
dalam lingkungan sosialnya.
1. Kesadaran Sosial Masa Kini
Suatu perusahaan harusnya tidak hanya mengeruk keuntungan sebanyak
mungkin,tetapi juga punya etika dalam bertindak menggunakan sumber daya manusia dan
lingkungan guna turut mewujudkan pembangunan berkelanjutan. Macam-macam tanggung
jawab sosial perusahaan adalah:
a. Tanggung jawab terhadap lingkungan
Perusahaan harus memperhatikan,melestarikan dan menjaga lingkungan. Istilahnya,
perusahaan harus ramah lingkungan.
b. Tanggung jawab terhadap pelanggan
Perusahaan yang tidak bertanggung jawab terhadap pelanggannya akan kehilangan
kepercayaan dan pada akhirnya kehilangan bisnisnya. Sementara itu, tanggung jawab
terhadap pelanggan terdapat atas tiga bagian yaitu:
1. Hak konsumen
Banyak perhatian bisnis terhadap tanggung jawab kepada konsumen,dapat
ditelusuri dari peningkatan konsumenrisme. Presiden John F.Kennedy
mengidentifikasikan enam hak konsumen yaitu:
a. Konsumen memiliki hak atas produk yang aman.
b. Konsumen memiliki hak mengetahui seluruh aspek yang berkaitan dengan
suatu produk.
c. Konsumen memiliki hak untuk didengar.
d. Konsumen memiliki hak untuk memilih apa yang mereka beli.

6
e. Konsumen memiliki hak untuk mendapatkan informasi dalam pembelian.
f. Konsumen memiliki hak untuk mendapatkan pelayanan yang ramah.
2. Penetapan harga yang tidak wajar
Mencampuri persaingan dapat menjadi bentuk praktek penetapan harga yang
illegal. Kolusi (collusion) dapat terjadi apabila dua atau lebih perusahaan sepakat
untuk bekerja sama dalam tindakan yang melanggar hukum seperti pengaturan harga
(price fixing).
3. Etika dalam periklanan
Belakangan ini, perhatian pada etika periklanan dan informasi produk makin
meningkat. Persoalan yang berkaitan dengan iklan menurut beberapa konsumen
dianggap tidak dapat diterima secara moral. Namun, banyak pemasang iklan juga yang
hadir dengan bijak dan menggunakan akal sehat mereka dalam promosi mereka.
c. Tanggung jawab terhadap karyawan
Ada dua komitmen dalam tanggung jawab terhadap karyawan, yaitu:
1. Komitmen Hukum dan Sosial
Berdasarkan undang-undang,suatu bisnis tidak dapat melakukan berbagai macam
diskriminasi atas kelompok tertentu dalam setiap segi hubungan pekerjaan apapun.
Sebagai contoh, perusahaan tidak boleh menolah pekerjaan seseorang hanya karena
latar belakang etnis atau membayar gaji yang lebih rendah berdasarkan gender.
2. Komitmen etis
Berdasarkan karyawan sebagai manusia juga berarti menghargai perilaku mereka
sebagai individu yang bertanggung jawab secara etis. Menurut Zimmer, tanggung
jawab terhadap karyawan dapat dilakukan dengan cara:
a. Menghormati dan mendengarkan pendapat karyawan.
b. Meminta input kepada karyawan.
c. Memberi kepercayaan kepada karyawan.
d. Memberi imbalan kepada karyawan yang bekerja dengan baik.
e. Selalu menekankan kepercayaan kepada karyawan.
d. Tanggung jawab terhadap penanam modal
Perilaku tidak bertanggung jawab terhadap pemilik saham sama artinya denagn
merusak sumber daya keuangan perusahaan. Perusahaan juga dapat bertindak secara tidak
bertanggung jawab terhadap investor dengan menyalahsajikan laporan keuangan (dengan
memberikan keterangan palsu) atas sumber daya yang dimiliki perusahaan. Contoh
penyimpangan lainnya:
7
1. Manajemen keuangan yang tidak wajar
2. Cek kosong
3. Insider trading
4. Penyimpangan laporan keuangan

C. MENGIMPLEMENTASIKAN PROGRAM TANGGUNG JAWAB SOSIAL


Ada berbagai silang pendapat mengenai tanggung jawab sosial sebagai tujuan bisnis.
Meskipun ada yang menentang kegiatan bisnis yang mengancam laba, yang lain berpendapat
bahwa tanggung jawab sosial harus dikedepankan.
1. Pendekatan Tanggung Jawab Sosial
Dengan banyaknya perbedaan opini, tidak mengherankan jika perusahaan menerapkan
pendekatan tanggung jawab sosial yang berbeda-beda. Sikap- sikap tersebut adalah:
a. Sikap Obstruktif
Sejumlah kecil organisasi yang mengambil sikap obstruktif terhadap tanggung jawab
sosial yang biasanya melakukan usaha seminimal mungkin untuk memecahkan masalah-
masalah sosial atau lingkungan.
b. Sikap Defensif
Organisasi yang mengambil sikap defensif akan melakukan apa saja yang disyaratkan
peraturan hukum, seperti mengakui kesalahan dan mengambil tindakan kolektif.
c. Sikap Akomodatif
Perusahan yang mengambil sikap akomodatif memenuhi aturan hukum dan etika, serta
kadang melakukan lebih dari sekedar menaatinya.
d. Sikap Proaktif
Perusahaan dengan tingkatan tanggung jawab sosial tertinggi menunjukkan sikap
proaktif, mereka sungguh sungguh melakukan tanggung jawab sosial, memandang diri
sebagai warga atau bagian dari masyarakat, menunjukan komitmen tulus untuk
memperbaiki kesejahteraan sosial masyarakat dan melampaui sikap akomodatif dengan cara
aktif mencari peluang untuk berkontribusi bagi kehidupan masyarakat.

2. Mengelola Program Tanggung Jawab Sosial


a. Tanggung jawab sosial harus dimulai dari atas dan dianggap sebagai satu faktor utama
dalam perencanaan strategis.
b. Seorang eksekutif harus diberi tanggung jawab atas agenda perusahaan.

8
c. Komite manajer puncak harus mengembangkan rencana yang merinci level dukungan
manajer.
d. Organisasi harus melaksanakan audit sosial.

3. Tanggung Jawab Sosial Dan Bisnis Kecil


Etika dan tanggung jawab sosial merupakan keputusan yang dihadapi oleh semua
manajer diseluruh organisasi, tidak peduli peringkat ukurannya. Satu kunci keberhasilan bisnis
adalah memutuskan sejak awal cara menanggapi permasalahan yang mendasari pertanyaan
pertanyaan etika dan tanggung jawab sosial.

9
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Satu kunci keberhasilan bisnis adalah memutuskan sejak awal cara menanggapi
permasalahan yang mendasari pertanyaan-pertanyaan etika dan tanggung jawab sosial.

10
DAFTAR PUSTAKA

Ebert, R. J., & Griffin, R. W. (2015). Pengantar Bisnis Edisi Kesepuluh. Jakarta: Erlangga.

MAKALAH Pengantar Bisnis. (n.d.). Retrieved from


https://dokumen.tips/documents/makalah-pengantar-bisnis-561d5c1f7fad5.html.

Shelly Intan Permatasari Follow. (n.d.). Bab iii menjalankan bisnis secara etis dan bertanggung
jawab. Retrieved from https://www.slideshare.net/shellyintanpermatasarie/bab-iii-
menjalankan-bisnis-secara-etis-dan-bertanggung-jawab.

Wilardjo, S. B. (2011). Menjalankan Bisnis Secara Etis dan Bertanggung Jawab. Value Added,
7(2), 1-19.

11

Anda mungkin juga menyukai