Makalah Pengantar Bisnis 5
Makalah Pengantar Bisnis 5
Disusun Oleh:
Pati Gusman Batara Purba (221410125)
Tonggo Samuel Hutapea (221410126)
Oktania Marseli Tarigan (221410127)
Noni S. Sihombing (221410128)
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang mana kami dapat menyelesaikan
makalah pengantar bisnis Bab 2 tentang “Menjalankan Bisnis Secara Etis dan Bertanggung
Jawab”. Makalah ini digunakan mahasiswa semester 1 program Studi Manajemen Fakultas
Ekonomi Universitas Methodist Indonesia, yang dimaksudkan untuk mempermudah
mahasiswa dalam pemahaman materi mata kuliah tersebut. Besar harapan kami, makalah yang
sederhana ini dapat memberikan manfaat yang besar pada para mahasiswa/i. Kami sangat
mengharapkan kritik dan saran dari para mahasiswa dan dosen untuk makalah ini. Demikian
kami mengucapkan terima kasih.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Bisnis merupakan suatu kegiatan atau aktivitas yang selalu ada dan dikenal baik itu dari
kalangan muda maupun kalangan dewasa. Dan,bisnis merupakan pekerjaan yang etis. Atau
sebaliknya, ia menjadi pekerjaan tidak etis. Banyak perusahaan atau organisasi bisnis yang
menggunakan segala cara untuk memenangkan saingan. Cara itu baik cara yang etis maupun
cara yang tidak etis. Hal ini dikarenakan banyaknya tuntutan masyarakat terhadap organisasi
bisnis atau perusahaan tersebut.
Tanggung jawab sosial atau yang dikenal dengan Corporate Sosial Responbility (CSR)
kini semakin banyak diterima oleh khalayak masyarakat. Masyarakat berpendapat bahwa
perusahaan atau organisasi bisnis tidak boleh hanya memikirkan keuntungan finansial mereka
melainkan, harus memiliki kepekaan dan kepedulian terhadap publik.
Maka dari itu, diharapkan perusahaan dapat menjalankan bisnis yang memenuhi
persyaratan dalam beretika baik secara moral maupun norma masyarakat, serta dapat memiliki
tanggung jawab sosial terhadap masyarakat.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana etika dalam lingkungan kerja?
2. Bagaimana tanggung jawab perusahaan terhadap sosial?
3. Bagaimana bidang tanggung jawab nasional di berbagai sektor?
4. Bagaimana mengimplementasikan program tanggung jawab sosial?
C. TUJUAN
1. Mengetahui etika–etika dalam lingkungan kerja.
2. Mengerti tanggung jawab perusahaan terhadap sosial.
3. Mengetahui bidang tanggung jawab nasional di berbagai sektor.
4. Mengetahui implementasi program tanggung jawab sosial.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
k. Dituangkannya suatu bagian etika bisnis dalam suatu hukum positif berupa perundang-
undangan.
1. Etika Individual
Etika dapat bervariasi dari satu orang ke lainnya. Disini individu dapat
mengembangkan kode etik pribadi yang mencerminkan beragam sikap dan keyakinan, dimana
hal ini ditentukan oleh individu dan sebagian ditentukan oleh budaya. Adapula contoh yang
sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Sesungguhnya setiap orang sepakat bahwa jika
melihat seseorang menjatuhkan uang, Anda akan bertindak etis dengan mengembalikannya
kepada si pemilik. Akan tetapi Anda tidak dapat seyakin itu kalau menemukan uang dan tidak
tahu siapa yang menjatuhkannya? haruskah Anda menyerahkannya kebagian kehilangan
barang? atau karena pemiliknya tidak mungkin mengklaimnya, dapatkah anda menyimpannya?
a. Ambiguitas, Hukum dan Dunia Nyata
Pada umumnya masyarakat menerapkan undang-undang formal yang mencerminkan
standar etis atau norma sosial yang berlaku. Kita berupaya membuat undang-undang yang
tidak bersifat ambigu, namun penafsiran dan penerapannya dapat menyebabkan ambiguitas.
Situasi dunia nyata sering dapat ditafsirkan berbeda, dan menerapkan aturan baku ke dunia
nyata tidak selalu mudah.
b. Kode dan Nilai Individu
Kode etik pribadi masing-masing orang di tentukan oleh kombinasi sejumlah faktor,
salah satunya adalah pembentukan standar etis. Kita membentuk standar etis sebagai
seorang anak sebagai tanggapan kita atas perlaku orang tua dan orang dewasa lainnya.
Kemudian kita masuk sekolah dimana kita dipengaruhi teman-teman sekolah, dan ketika
tumbuh menjadi dewasa, pengalamanlah yang membentuk kita.
3
individu dengan merugikan pihak majikannya. Masalah yang relatif umum di bidang
kejujuran umumnya mencakup perilaku seperti mencuri pasokan, menggelembungkan
laporan biaya, dan menggunakan telepon kantor untuk kepentingan pribadi.
c. Perilaku terhadap agen ekonomi lainnya Etika juga tampil dalam hubungan antara
perusahaan dan karyawannya dengan apa yang disebut agen kepentingan primer
(primary agents of interest), terutama pelanggan, pesaing, pemegang saham, pemasok,
penyalur, dan serikat buruh. Dalam menghadapi agen-agen tersebut, ada peluang
terjadinya ambiguitas etis dalam hampir setiap aktivitas periklanan, laporan keuangan,
pemesanan dan pembelian, tawar menawar dan perundingan, dan hubungan bisnis.
Walaupun ketiga langkah tersebut telah diterapkan namun tidak menjamin proses ini
berjalan mulus. Akan tetapi, penilain serta keputusan yang dibuat berdasarkan nilai moral dan
etis dapat menimbulkan kepercayaan yang lebih besar bagi semua pihak yang terlibat sebab
kepercayaan sangat dibutuhkan dalam dunia bisnis. Dibutuhkan prespektif yang lebih
kompleks supaya penilaian suatu etika perilaku dapat dilakukan dengan lebih mendalam.
Berikut ini adalah empat norma yang dapat digunakan untuk mengumpulkan fakta yang
berkaitan dengan suatu tindakan atau kebijakan :
a. Kegunaan (utility) : Sebuah tindakan yang mengoptimalkan fungsi bagi yang
dipengaruhi oleh tindakan tersebut.
b. Hak (rights) : Sebuah tindakan yang menghargai hak-hak yang ikut terlibat.
c. Keadilan (justice) : Merupakan suatu tindakan yang sejalan dan yang dianggap adil.
d. Kepedulian (caring) : Merupakan tindakan yang sejalan dengan tanggung jawab suatu
pihak kepada pihak lain.
4
Sekarang kembali ke kasus laporan biaya yang melambung sementara norma kegunaan
(utility) mengetahui bahwa manajer mendapatkan manfaat dari proses laporan biaya,
sedangkan pihak lainnya seperti teman sekerja dan pemilik perusahaan, tidak mendapat
keuntungan apa-apa. Begitu pula, sebagian besar para ahli akan setuju bahwa perbuatan
tersebut tidak menghargai hak orang lain. Selain itu, hal ini jelas-jelas tidak adil dan
bertentangan dengan tanggung jawab seorang manajer kepada pihak lain. Jadi, tindakan itu
sangat tidak etis.
5
6. Memberlakukan Program Etika
Banyak pendapat mengemukakan bahwa tanggapan etis dapat dipelajari berdasarkan
pengalaman. Sebagian analisis berpendapat bahwa perusahaan yang harus bertanggung jawab
penuh dalm mendidik karyawannya. Seluruh manajer harus mengambil pelatihan etika secara
periodik untuk mengingatkan mereka akan pentingnya pengambilan keputusan yang etis dan
memperbaharui kesadaran mereka akan peraturan dan undang-undang yang saat ini berlaku
yang mungkin sangat relevan dengan persoalan yang dihadapi perusahaan.
6
e. Konsumen memiliki hak untuk mendapatkan informasi dalam pembelian.
f. Konsumen memiliki hak untuk mendapatkan pelayanan yang ramah.
2. Penetapan harga yang tidak wajar
Mencampuri persaingan dapat menjadi bentuk praktek penetapan harga yang
illegal. Kolusi (collusion) dapat terjadi apabila dua atau lebih perusahaan sepakat
untuk bekerja sama dalam tindakan yang melanggar hukum seperti pengaturan harga
(price fixing).
3. Etika dalam periklanan
Belakangan ini, perhatian pada etika periklanan dan informasi produk makin
meningkat. Persoalan yang berkaitan dengan iklan menurut beberapa konsumen
dianggap tidak dapat diterima secara moral. Namun, banyak pemasang iklan juga yang
hadir dengan bijak dan menggunakan akal sehat mereka dalam promosi mereka.
c. Tanggung jawab terhadap karyawan
Ada dua komitmen dalam tanggung jawab terhadap karyawan, yaitu:
1. Komitmen Hukum dan Sosial
Berdasarkan undang-undang,suatu bisnis tidak dapat melakukan berbagai macam
diskriminasi atas kelompok tertentu dalam setiap segi hubungan pekerjaan apapun.
Sebagai contoh, perusahaan tidak boleh menolah pekerjaan seseorang hanya karena
latar belakang etnis atau membayar gaji yang lebih rendah berdasarkan gender.
2. Komitmen etis
Berdasarkan karyawan sebagai manusia juga berarti menghargai perilaku mereka
sebagai individu yang bertanggung jawab secara etis. Menurut Zimmer, tanggung
jawab terhadap karyawan dapat dilakukan dengan cara:
a. Menghormati dan mendengarkan pendapat karyawan.
b. Meminta input kepada karyawan.
c. Memberi kepercayaan kepada karyawan.
d. Memberi imbalan kepada karyawan yang bekerja dengan baik.
e. Selalu menekankan kepercayaan kepada karyawan.
d. Tanggung jawab terhadap penanam modal
Perilaku tidak bertanggung jawab terhadap pemilik saham sama artinya denagn
merusak sumber daya keuangan perusahaan. Perusahaan juga dapat bertindak secara tidak
bertanggung jawab terhadap investor dengan menyalahsajikan laporan keuangan (dengan
memberikan keterangan palsu) atas sumber daya yang dimiliki perusahaan. Contoh
penyimpangan lainnya:
7
1. Manajemen keuangan yang tidak wajar
2. Cek kosong
3. Insider trading
4. Penyimpangan laporan keuangan
8
c. Komite manajer puncak harus mengembangkan rencana yang merinci level dukungan
manajer.
d. Organisasi harus melaksanakan audit sosial.
9
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Satu kunci keberhasilan bisnis adalah memutuskan sejak awal cara menanggapi
permasalahan yang mendasari pertanyaan-pertanyaan etika dan tanggung jawab sosial.
10
DAFTAR PUSTAKA
Ebert, R. J., & Griffin, R. W. (2015). Pengantar Bisnis Edisi Kesepuluh. Jakarta: Erlangga.
Shelly Intan Permatasari Follow. (n.d.). Bab iii menjalankan bisnis secara etis dan bertanggung
jawab. Retrieved from https://www.slideshare.net/shellyintanpermatasarie/bab-iii-
menjalankan-bisnis-secara-etis-dan-bertanggung-jawab.
Wilardjo, S. B. (2011). Menjalankan Bisnis Secara Etis dan Bertanggung Jawab. Value Added,
7(2), 1-19.
11