Anda di halaman 1dari 17

BAHAN

Bahan-bahan dalam sistem Beton Prategang

Beton

Baja

Bahan pelengkap - Sementasi

1
Beton
Persyaratan Kekuatan
 Beton lebih kuat diperlukan untuk beton prategang
 Di Amerika Serikat : menggunakan kekuatan silinder umur 28
hari (𝑓 ′)
• beton prategang, 𝑓 berkisar 28 – 55 MPa
• beton bertulang biasa, 𝑓 sekitar 24 MPa
 Di Eropa : menggunakan kekuatan kubus beton umur 28 hari
(𝜎 ′)
• digunakan 𝜎 ′ sebesar 450 kg/cm2 (setara dengan 𝑓 sebesar
35,5 MPa, jika kekuatan kubus dianggap 1,25 kali kekuatan
silinder)
 Kekuatan yang berbeda kadang-kadang ditentukan

Beton - Persyaratan Kekuatan …

Kekuatan beton lebih tinggi merupakan keharusan karena :


 Beton mutu tinggi memberikan ketahanan tinggi terhadap tarikan
dan geser
 Beton mutu tinggi tidak mudah mengalami retak akibat susut
• kadang-kadang terjadi pada beton mutu rendah sebelum
diprategangkan
 Beton mutu tinggi mempunyai modulus elastisitas yang lebih tinggi
dan regangan akibat rangkak yang lebih kecil
• kehilangan gaya prategang pada baja menjadi lebih kecil
 Penghematan Biaya
• angkur didesain untuk beton mutu tinggi. Jika beton kekuatannya lebih
rendah maka perlu angkur khusus, karena kalau tidak bisa terjadi
keruntuhan pada bantalan, rekatan antara baja dan beton atau tarikan
dekat angkur

2
Beton - Persyaratan Kekuatan …

Beberapa hal berkaitan dengan Kekuatan beton :


 Kekuatan beton 28 – 41 MPa mempunyai adukan/campuran paling
ekonomis, dapat diperoleh dengan tenaga buruh biasa dan tanpa
semen yang berlebihan.
 Kekuatan beton diatas 41 MPa, disamping biaya lebih tinggi juga
memerlukan rancangan, pengawasan, pengecoran dan perawatan
lebih seksama, yang tidak mudah dicapai di lapangan
 Kekuatan beton 41 – 55 MPa biasa dicapai di pabrik dimana
pengontrolan ketat dapat dijamin
 Kekuatan beton diatas 34 MPa, memerlukan campuran dengan f.a.s.
lebih kecil dari 0,45. Untuk menjamin kemudahan pengerjaan
(workability) digunakan bahan tambahan (additive)
 Kekuatan tarik langsung beton berkisar 0,06𝑓 - 0,10𝑓 , sedangkan
modulus keruntuhan (modulus of rupture) beton besarnya 0,62 𝑓
(menurut ACI)

Beton …
Karakteristik Regangan
Dalam beton prategang, penting untuk mengetahui regangan-
regangan yang terjadi, seperti juga tegangan-tegangan, yaitu
untuk memperkirakan kehilangan gaya prategang pada baja
dan memperhitungkan pengaruh lain dari pemendekan
beton
Regangan Elastis

Regangan Lateral

Regangan diklasifikasi dalam 4 jenis Regangan Rangkak

Regangan Susut

3
Beton – Karakteristik Regangan …
Regangan Elastis
 Istilah regangan elastis kurang tepat, dari diagram garis tidak lurus

 Dengan mengabaikan regangan rangkak dari peninjauan maka bagian awal


dari kurva menjadi relatif lurus (bisa disebut elastis) dan modulus
elastisitas beton bisa ditentukan
 Modulus elastisitas bervariasi terhadap beberapa faktor : kekuatan beton,
umur beton, sifat-sifat agregat dan semen, dan definisi modulus elastisitas
itu sendiri (modulus tangens, inisial atau sekan)

Beton – Karakteristik Regangan …


 Modulus elastisitas beton dapat bervariasi terhadap kecepatan
pembebanan dan bentuk benda uji (silinder atau balok) sehingga tidak
mungkin menentukan dengan tepat nilai tersebut

 Beberapa rumus empiris untuk memperkirakan modulus sekan (nilai rerata


beton umur 28 hari dan tegangan tekan sampai 0,40𝑓 :

• ACI 318 : (untuk w antara 1450 – 2500 kg/m3)

(untuk beton normal)

• Jensen :

• Hognestad :

4
Beton – Karakteristik Regangan …
 Modulus elastisitas beton berdasar ketiga persamaan empiris :

• Nilai-nilai modulus dari rumus Jensen dan Hognestad mendekati nilai


modulus dari rumus menurut ACI

Beton – Karakteristik Regangan …

Regangan Lateral

 Regangan lateral dihitung dengan angka Poisson (Poisson ratio)

 Karena pengaruh angka Poisson, kehilangan gaya prategang sedikit


berkurang pada prategang biaksial

 Angka Poisson dari beton bervariasi antara 0,15 sampai 0,22 (rata-
rata diambil sekitar 0,17)

5
Beton – Karakteristik Regangan …

Regangan Rangkak
 Rangkak didefinisikan sebagai deformasi yang tergantung pada waktu yang
diakibatkan oleh adanya tegangan
 Penelitian di Universitas California (AS) selama lebih dari 30 tahun, dengan
benda uji berdiameter 102 -254 mm dibebani tekanan 2 - 8 MPa
menyampaikan hal-hal berikut :
• Rangkak berlanjut seiring waktu, tetapi makin lama makin kecil

Beton – Karakteristik Regangan …

• Rangkak bertambah dengan rasio air-semen lebih tinggi dan rasio agregat-
semen lebih rendah, tetapi tidak berbanding langsung dengan kadar air
total adukan
• Rangkak lebih besar untuk semen Portland tipe IV (low-heat) daripada tipe
I (normal). Untuk semen tipe IV rangkak lebih besar untuk butiran kasar
daripada butiran halus, tetapi terjadi sebaliknya untuk semen tipe I
• Rangkak paling besar terjadi pada agregat batu-pasir, diikuti basal, kerikil,
granit, kuarsa dan batu kapur
• Rangkak berkurang seiring bertambahnya umur beton dimana hidrasi
semen makin sempurna
• Rangkak per unit tegangan lebih besar terjadi pada beton dengan
tegangan lebih tinggi
• Rangkak lebih besar terjadi di udara dengan kelembaban lebih rendah
• Rangkak berkurang jika ukuran benda uji bertambah

6
Beton – Karakteristik Regangan …

Regangan Susut
 Susut pada beton adalah kontraksi akibat pengeringan dan perubahan
kimiawi yang tergantung pada waktu dan keadaan kelembaban, tetapi
tidak tergantung pada tegangan
 Regangan susut bervariasi terhadap beberapa faktor, dapat berkisar dari
0 – 0,0010
 Pada keadaan ekstrim seperti basah (dalam air), susut mungkin sama
dengan nol
 Keadaan ekstrim lainnya seperti beton disimpan dalam keadaan kering,
untuk kombinasi semen dan agregat tertentu susut dapat mencapai
0,0010
 Susut pada beton sebanding dengan jumlah air dalam campuran, jika
diinginkan susut minimum maka rasio air dengan semen harus dibuat
minimum
 Untuk tujuan desain, regangan susut rata-rata dapat diambil sekitar
0,0002 sampai 0,0006 untuk campuran beton biasa pada konstruksi
prategang

Beton – Karakteristik Regangan …

 Kondisi agregat juga mempengaruhi susut beton :


• agregat lebih besar dengan gradasi baik dan pori-pori minimum
memerlukan adukan semen lebih sedikit dan susut akan lebih kecil
• agregat lebih keras dan padat dengan daya serap rendah dan modulus
elastisitas tinggi menyebabkan susut lebih kecil
 Seperti rangkak, susut terjadi seiring waktu tetapi makin lama makin kecil

7
Beton …
Teknik Pembuatan Khusus
 Teknik pembuatan beton seperti pada beton bertulang dapat
diterapkan pada beton prategang dengan memperhatikan beberapa
hal :
• Tidak boleh mengurangi kekuatan tinggi yang disyaratkan
• Tidak boleh memperbesar susut dan rangkak
• Tidak menghasilkan efek merugikan seperti karat pada kabel baja
 Pemadatan dengan getaran diperlukan dan diharuskan
• Untuk menghasilkan beton mutu tinggi diperlukan adukan dengan rasio
air-semen dan slump yang rendah
• Beton mutu tinggi untuk penempatannya memerlukan pemadatan yang
baik menggunakan getaran
• Sedikit pemadatan digunakan di tempat seperti sudut-sudut, sekitar
tulangan dan daerah pengangkuran

Beton – Teknik Pembuatan Khusus …

 Perawatan beton yang baik adalah penting


• Pengeringan yang terlalu cepat mengakibatkan retak akibat susut
sebelum pemberian prategang
• Perawatan yang baik menjamin tercapainya kekuatan beton tinggi
• Perawatan dengan uap dipakai di pabrik pracetak untuk mempercepat
pengerasan beton
 Pengerasan beton lebih awal sering dibutuhkan
• Tujuannya untuk mempercepat produksi dan proses konstruksi
• Dapat dicapai dengan penggunaan semen yang mempunyai
kemampuan mengeras tinggi (high-early strength cement)
• Curing (perawatan) dengan uap
• Penggunaan bahan tambahan seperti kalsium klorida, tetapi harus hati-
hati karena dalam jumlah normal dapat menyebabkan karat yang
berbahaya untuk baja prategang

8
Beton – Teknik Pembuatan Khusus …

 Penggunaan zat tambahan


• Zat tambahan untuk memperlambat pengeringan mungkin
menguntungkan untuk memudahkan pengerjaan beton, karena
pengecoran beton mutu tinggi mudah dilakukan tanpa kadar
semen yang terlalu tinggi
• Namun penggunaan zat tambahan tersebut dapat menambah susut
sehingga mengeliminasi keuntungan penghematan semen
• Penambahan “air entrainment” yang tepat dapat memudahkan
pengerjaan dan mengurangi bleeding
 Konstruksi segmen pracetak
• Struktur dibagi menjadi beberapa segmen sehingga mengurangi
berat dan memudahkan pengangkatan dan pengecoran
• Segmen-segmen diproduksi secara massal di pabrik dengan
pemeriksaan dan pengawasan ketat sehingga mutu terjamin
• Secara ekonomis menguntungkan

Beton …
Beton dengan Aggregat Ringan
 Tahun 1955, di AS beton ringan telah digunakan untuk konstruksi
prategang untuk tujuan mengurangi berat struktur yaitu berat beton
dan baja, terutama jika beban mati dominan dari berat struktur atau
untuk mempertimbangkan faktor pengangkutan dan penempatan
 Beton ringan dengan kekuatan yang cukup untuk beton prategang
(34 – 48 MPa) sudah dengan mudah dapat diproduksi
 Satu kekurangan beton ringan adalah modulus elastisitas yang
rendah yang menunjukkan terjadi perpendekan elastis lebih besar,
sehingga kehilangan gaya prategang pada baja menjadi lebih tinggi.
Berarti, untuk struktur dicor di tempat pergerakan elastis lebih besar
akan terjadi pada saat pemberian prategang

9
Beton dengan Agregat Ringan …

 Nilai dari angka Poisson beton ringan berkisar antara 0,15 dan 0,25,
dengan nilai rata-rata sebesar 0,19
 Kekuatan tarik beton ringan bervariasi sesuai dengan bahan
bakunya, seperti “beton ringan umum” kekuatannya lebih rendah
dari “beton pasir ringan”
 Berat jenis beton ringan bervariasi antara 1450 - 1750 kg/m3
 Susut dari beton ringan sebanding dengan (tetapi tidak lebih besar
dari) susut beton pasir dan beton kerikil
 Regangan rangkak dari beton ringan juga sebanding dengan
regangan rangkak dari beton pasir dan beton kerikil
 Secara umum susut dan rangkak beton ringan berkaitan dengan
adukan semen dan tidak begitu tergantung pada agregat-agregatnya

Beton …
Self-stressing Cement
 Jenis semen yang mengembang secara kimiawi pada waktu mulai
mengeras dan selama pengerasan dikenal sebagai self-stressing
cement (semen yang mengembang)
 Jika semen ini digunakan membuat beton dengan baja terbenam,
dengan berkembangnya beton maka baja akan memanjang, berarti
baja mengalami gaya tarik prategang dan beton menahan gaya tekan
prategang (self-stressed concrete)
 Pengembangan yang terjadi (bisa dalam tiga arah) perlu kontrol yang
baik sehingga beton ini tidak dapat digunakan untuk semua tipe
konstruksi, seperti tidak cocok untuk konstruksi gedung tetapi cocok
untuk konstruksi busur, cangkang (shell) dan perkerasan jalan beton

10
Baja
 Baja mutu tinggi merupakan bahan yang umum untuk menerima
gaya prategang dan mentransfernya menjadi gaya tekan pada beton
 Produksi baja mutu tinggi yang normal adalah dengan pencampuran
(alloying) baja dengan karbon, alasannya karbon adalah unsur paling
ekonomis untuk pencampuran karena murah dan kemudahan
pengerjaan
 Campuran lain mengandung mangan dan silikon
 Pendekatan lain adalah dengan pendinginan yang terkontrol dari
baja setelah digulung dan dengan proses panas (quenching dan
tempering)

Baja …

 Cara yang paling umum untuk menambah kekuatan tarik baja


prategang adalah dengan cold-drawing : baja mutu tinggi melalui
serangkaian pencelupan
 Proses cold-drawing cenderung menyusun kembali kristal-kristal dan
kekuatan bertambah setiap kali drawing, jadi makin kecil diameter
batang/kawat makin tinggi kekuatan batasnya

 Tetapi, daktilitas kawat sedikit berkurang akibat cold-drawing

11
Baja …

 Baja mutu tinggi untuk sistem prategang biasa berupa :


• Kawat (wire)
• Untaian kawat (strand)
• Batang (bar)
 Kawat baja yang digabung secara paralel menjadi kabel banyak
dipakai pada sistem pasca tarik
 Strand dibuat di pabrik dengan memuntir beberapa kawat bersama-
sama. Saat penegangan, strand akan ditarik bersamaan
 Strand dan batang baja juga biasa digunakan untuk sistem pasca
tarik
 Strand dengan tujuh-kawat biasa digunakan pada sistem pratarik
karena karakteristik rekatan yang lebih baik dari kumpulan kawat
dengan kekuatan tarik yang sama

Baja …

Kawat Baja
 Kawat untuk sistem prategang mengikuti Spesifikasi ASTM A-421
 Kawat dibuat dari batang baja melalui proses tungku listrik
 Setelah cold-drawn sesuai ukuran, kawat di-stress-relieve dengan
treatment panas yang terus menerus untuk menghasilkan sifat-sifat
mekanis yang ditentukan, seperti pada tabel

12
Kawat Baja …
 Kawat disuplai dalam bentuk gulungan (coil). Kawat dipotong
dengan panjang tertentu dan dipasang di pabrik atau di lapangan
 Kawat harus bebas dari lemak dan dibersihkan dahulu sebelum
dipasang untuk menjamin rekatan yang baik dengan beton
 Kawat juga harus bebas dari karat dan dibersihkan dahulu sebelum
dipasang
 Jenis dan ukuran kawat yang dipakai di tiap negara berbeda-beda,
seperti :
• Di Eropa secara umum, kawat polos diameter 2 mm atau 3 mm dan kawat ulir
berdiameter 4 mm atau 5 mm biasa digunakan untuk pratarik
• Di Inggris, berdasarkan Bristish Imperial Gauge kawat no. 2 (diameter 7 mm)
dan no. 6 (diameter 5 mm) digunakan untuk sistem pasca tarik
• Di Jerman, kawat ulir berpenampang oval (dengan luas 20, 30, 35 dan 40 mm2)
digunakan untuk sistem pasca tarik
• Di AS, kawat buatan US Steel Wire Gage no. 2 (diameter 6,67 mm) dan no. 6
(diameter 4,88 mm) umum digunakan untuk sistem pasca tarik

Baja …

Untaian-Kawat (Strand) Baja


 Untaian kawat (strand) baja untuk sistem prategang mengikuti spesifikasi
ASTM A-416
 Untaian tujuh-kawat umum digunakan, mempunyai kekuatan batas 1720
MPa dan 1860 MPa, dengan sifat-sifat seperti tabel :

13
Untaian Kawat Baja …

 Untaian tujuh-kawat mempunyai sebuah kawat ditengah yang


sedikit lebih besar dari keenam kawat sebelah luar yang
membungkusnya dengan erat dalam bentuk spiral, dengan jarak
merata antara 12 dan 16 kali diameter nominal kawat
 Setelah dibuat untaian (strand), kemudian strand di-treatment
dengan stress relieving continuous heat untuk menghasilkan sifat
mekanis yang ditetapkan
 Kadang kawat dapat dilapis (galvanisasi) dimana kekuatannya akan
berkurang sekitar 15% dan modulus elastisitas akan sedikit lebih
rendah. Tetapi untaian kawat yang digalvanisasi tidak banyak
digunakan pada komponen struktur
 Panjang untaian tujuh-kawat dari pabriknya adalah beberapa ribu
kaki. Jika tidak digulung maka penempatannya harus hati-hati agar
tidak terlipat atau mengalami puntiran

Untaian-Kawat (Strand) Baja

7-wire PC strand 1820 MPa (China)

14
Baja …

Batang Baja
 Batang baja mutu tinggi mengikuti spesifikasi ASTM A-322 dan A-29
 Kekuatan leleh minimum diambil sebesar 896 MPa dengan modulus
elastisitas konstan antara 172.000 dan 193.000 MPa berada pada
daerah sampai tegangan 550 MPa
 Batang baja tersedia dengan panjang lebih dari 24,4 m, karena
kesulitan dalam pengangkutan sehingga panjang dibatasi
 Untuk penyambungan tersedia kopling sambungan (sleeve couplers)
yang mempunyai kekuatan sama dengan batang yang disambung
 Penulangan tambahan menggunakan tulangan biasa umum dipakai
pada konstruksi prategang, dengan tetap mengikuti persyaratan

Kawat Baja …

Kurva tegangan-regangan tipikal untuk baja (kawat, untaian


kawat dan batang) yang diberi gaya prategang :

Modulus elastisitas tipikal : 200.000 MPa

15
Bahan Pelengkap - Sementasi
 Bahan pelengkap yang dibutuhkan untuk beton prategang adalah
bahan pengisi untuk selubung tendon
 Selubung tendon diperlukan pada sistem pasca tarik, tidak pada
sistem pratarik
 Ada 2 macam selubung (conduit) untuk sistem prategang :
• Dengan rekatan (bonded)
• Tanpa rekatan (unbonded)
 Tendon dengan rekatan umumnya dengan sementasi. Selubung
dapat dibuat dengan :
• Logam besi yang digalvanisasi atau jalur dari baja
• Selubung plastik berulir
• Membuat lubang selubung dengan menarik keluar tabung/batang baja
atau karet dari beton sebelum beton mengeras

Bahan Pelengkap …
 Tendon tanpa rekatan :
• biasanya digunakan plastik atau kertas tebal sebagai pembungkus dan
tendon diberi oli untuk memudahkan penarikan dan mencegah karat
• plastik tidak bocor sehingga tidak ada mortar masuk ke selubung
• kertas dililitkan dengan hati-hati sehingga tidak menumpuk saat
penarikan
 Pada sistem pasca tarik, tendon direkatkan ke beton setelah
penarikan dengan menyuntikkan adukan semen-pasir (sementasi).
Hal ini juga untuk melindungi baja dari karat
 Sementasi dapat dilakukan dengan membuat lubang pada kepala
angkur atau menanam pipa ke dalam beton
 Penyuntikan bisa dari satu ujung atau kedua ujung. Penyuntikan dari
satu ujung dilakukan sampai adukan keluar dari ujung lain

16
Bahan Pelengkap …
 Sedang penyuntikan dari dua ujung dilakukan sampai adukan keluar
dari lubang di tengah-tengah
 Setelah adukan keluar, dilakukan penutupan dan pemberian tekanan
kembali untuk memadatkan sementasi
 Bahan untuk sementasi :
• Semen high-early-strength yaitu yang mempunyai kekuatan awal tinggi,
dicampur dengan air dan pasir halus
• Bahan tambahan lain untuk kemudahan pengerjaan sementasi dan
mengurangi susut
• Bahan tambahan untuk mencegah pemisahan air dari bahan sementasi
pada sementasi vertikal yang mengakibatkan terdapat kabel tidak
terselubungi
• Sementasi bertekanan dapat digunakan untuk selubung kecil
 Tekanan sementasi berkisar 550-700 kPa, maksimum 1700 kPa

17

Anda mungkin juga menyukai