Anda di halaman 1dari 28

DESAIN PENAMPANG

UNTUK
MENAHAN LENTURAN

Desain Pendahuluan
 Desain pendahuluan penampang beton prategang untuk menahan
lenturan dapat dibentuk dengan prosedur yang sangat sederhana,
berdasarkan pengetahuan mengenai kopel gaya dalam C-T yang
bekerja pada penampang
 Langkah-langkah Desain Pendahuluan :
a. Memperkirakan Tinggi Penampang Balok (h)
Tinggi penampang h biasanya ditentukan atau diasumsikan,
demikian juga dengan momen total 𝑀 pada penampang
Untuk memperkirakan tinggi penampang (h) dapat digunakan
pendekatan dengan rumus empiris :
ℎ=𝑘 𝑀
dimana : ℎ : tinggi balok (cm)
𝑘 : koefisien yang bervariasi antara 10 – 14
𝑀 : momen total (ton-meter)

1
Desain Pendahuluan …
Dengan 𝑀 = 𝑀 + 𝑀
𝑀 : momen gelegar (berat sendiri)
𝑀 : momen beban hidup (dihitung berdasarkan peraturan beban)
𝑀 = 0,15𝑀 − 0,30𝑀 (ditaksir) sehingga 𝑀 = 1,15𝑀 − 1,30𝑀
Atau h dapat dihitung dengan fungsi dari panjang bentang (L)
ℎ ≅ 1⁄14 𝐿 − 1⁄12 𝐿 …… untuk bentang berat seperti jembatan
ℎ ≅ 1⁄30 𝐿 − 1⁄20 𝐿 …… untuk gedung

b. Menghitung Luas Penampang Beton (𝐴 )


𝐴 dihitung berdasarkan
tegangan beton dalam
kondisi akhir

Desain Pendahuluan …
b.1. Bila 𝑀 > 0,25𝑀
Pada beban kerja, lengan momen untuk gaya-gaya dalam dapat bervariasi
antara 30% - 80% dari tinggi penampang h (rata-rata sekitar 0,65h)

Gaya prategang efektif F yang diperlukan :

Jika tegangan efektif baja adalah 𝑓 , maka luas baja yang diperlukan :

Dari keseimbangan gaya-gaya, 𝑇 = 𝐶 = 𝐹 = 𝐴 𝑓 , maka tegangan satuan


rata-rata pada beton :

2
Desain Pendahuluan …
Untuk desain pendahuluan, tegangan rata-rata diambil kira-kira 50% dari
tegangan ijin maksimum 𝑓 , untuk beban kerja. Jadi :

(menurut ACI, tegangan serat atas 𝑓


akibat beban kerja adalah 0,45𝑓 )

Sehingga luas penampang beton 𝐴 :

Desain Pendahuluan …
b.2. Bila 𝑀 < 0,25𝑀

Bila 𝑀 relatif kecil terhadap 𝑀 , maka c.g.s. tidak dapat ditempatkan terlalu
jauh dari titik kern (inti), dan desain ditentukan oleh 𝑀 = 𝑀 − 𝑀

Lengan momen penahan untuk 𝑀 diperkirakan sebesar (𝑘 + 𝑘 ) yang rata-


rata sekitar 0,50h.

Gaya prategang efektif yang diperlukan :

Sehingga luas penampang beton 𝐴 :

3
Desain Pendahuluan …
Contoh :

Penyelesaian :
Gaya prategang efektif :

Luas baja dan beton yang diperlukan :

Didesain penampang seperti gambar di sebelah


(penampang T ekonomis untuk perbandingan 𝑀 ⁄𝑀 besar)

Desain Pendahuluan …
Contoh :

Penyelesaian :
𝑀 besarnya 12% 𝑀 , sehingga tidak mungkin
c.g.s. diletakkan terlalu jauh dari kern
Momen beban hidup :

Gaya prategang efektif :

Luas baja dan beton yang diperlukan :

Didesain penampang seperti gambar di sebelah


(penampang I ekonomis untuk perbandingan 𝑀 ⁄𝑀 kecil)

4
Desain dengan Teori Elastik, Konsep Umum
 Perlu dipahami konsep dasar kopel penahan pada beton prategang
 Hukum statika, seperti pada beton bertulang, momen penahan pada
beton prategang harus sama dengan momen eksternal
 Momen internal tersebut diwakili oleh sebuah kopel C – T

 T adalah titik pusat gaya prategang atau gaya tarik pada baja
 C adalah pusat tekanan atau pusat desakan pada beton

Desain dengan Teori Elastik, Konsep Umum …


 Ada perbedaan pokok antara sifat penampang balok beton prategang dengan
beton bertulang :
a. Pada balok beton bertulang, bila momen lentur bertambah, besarnya gaya-
gaya C dan T dianggap bertambah sebanding, sedangkan lengan momen jd
tidak berubah

b. Pada balok beton prategang akibat beban kerja, bila momen lentur
bertambah, besarnya C dan T praktis konstan, sementara lengan momen a
bertambah sebanding

10

5
Desain dengan Teori Elastik, Konsep Umum …
 Pada penampang prategang, karena letak T tetap, maka letak C akan
berubah-ubah sesuai dengan perubahan momen lentur
 Untuk momen M yang diketahui, maka letak C :

 Bila 𝑀 = 0 maka 𝑎 = 0 dan C berimpit dengan T

 Bila 𝑀 kecil, maka 𝑎 juga kecil

 Bila 𝑀 besar, maka 𝑎 juga besar

11

Desain dengan Teori Elastik, Konsep Umum …


Hubungan dasar antara distribusi tegangan dan letak C sesuai Teori Elastik
 Bila C berimpit dengan kern atas atau bawah, distribusi tegangan merupakan
sebuah segitiga dengan tegangan nol masing-masing pada serat bawah atau
atas (b dan e)
 Bila C terletak di dalam kern, seluruh penampang akan mengalami tekanan (c)
 Bila C terletak di luar kern, sebagian penampang akan mengalami tarikan
(a dan f )
 Bila C berimpit dengan c.g.c., tegangan merata di seluruh penampang (d)

12

6
Desain Teori Elastik, Tanpa Tarikan pada Beton
 Merupakan tahap Desain Akhir dimana tidak terjadi tegangan tarik
pada beton, baik saat awal (peralihan) maupun saat akhir (beban kerja)

 Perbandingan 𝑴𝐆 ⁄𝑴𝐓 yang Kecil


• Hitung nilai-nilai 𝑀 , 𝑘 , 𝑘 , dan 𝐴 untuk penampang dari desain
pendahuluan
• Untuk 𝑀 ⁄𝑀 kecil, c.g.s. ditempatkan di luar kern. Karena tidak diijinkan
ada tegangan tarik pada beton, c.g.s. ditempatkan di bawah kern dengan :

• Maka C akan tepat berada pada kern bawah, tegangan-tegangan pada serat
atas dan bawah adalah :

sehingga

13

Desain Teori Elastik, Tanpa Tarikan pada Beton …

 Bila c.g.s. lebih keatas, C akan di dalam kern. Sehingga serat atas menerima
tekanan dan pada serat bawah tekanan lebih kecil
 Bila c.g.s. lebih ke bawah, C akan di luar kern. Sehingga serat atas akan
menerima tarikan dan pada serat bawah tekanan lebih besar
 Tegangan ijin pada serat bawah 0,60𝑓 dan tegangan ijin serat atas 0,45𝑓
(menurut ACI)

14

7
Desain Teori Elastik, Tanpa Tarikan pada Beton …
 Akibat kerja yang dilakukan gaya prategang efektif F dan momen total
𝑀 , C akan berada di titik kern atas. Dengan lengan momen sebesar
(𝑒 + 𝑘 ) maka gaya prategang efektif F yang diperlukan :

 Tegangan-tegangan pada serat bawah dan atas adalah :

 Sehingga luas penampang beton yang diperlukan :

 Jika 𝑓 dan 𝑓 melebihi nilai tegangan yang diijinkan maka penampang


beton 𝐴 perlu diperbesar, demikian sebaliknya.

15

Desain Teori Elastik, Tanpa Tarikan pada Beton …


Jadi langkah-langkah dari desain akhir :
1. Dari penampang desain pendahuluan, tentukan letak c.g.s. :

2. Dengan letak c.g.s. tersebut, hitung gaya prategang efektif F (dan


kemudian gaya prategang awal 𝐹 )
dan

3. Hitung luas penampang beton (𝐴 ) yang diperlukan :


dan
4. Pilih 𝐴 yang lebih besar dan bandingkan dengan luas
penampang pendahuluan. Ganti penampang untuk memenuhi
persyaratan dan ulangi langkah perhitungan
5. Hitung luas baja prategang (𝐴 )
6. Pemeriksaan penampang (total kehilangan gaya prategang dan
tegangan-tegangan beton)

16

8
Desain Teori Elastik, Tanpa Tarikan pada Beton …
Contoh :

Penyelesaian :
 Dari penampang desain pendahuluan, dihitung sifat-sifat penampang berikut
ini :

17

Desain Teori Elastik, Tanpa Tarikan pada Beton …


 Langkah 1, dengan asumsi :

maka c.g.s. harus ditempatkan pada 𝑒 − 𝑘 di bawah kern bawah dimana :

 Langkah 2, Gaya prategang efektif yang diperlukan dihitung kembali :

18

9
Desain Teori Elastik, Tanpa Tarikan pada Beton …
 Langkah 3, 𝐴 yang diperlukan :

 Coba penampang baru seperti gambar, dan


dihitung ulang, didapat :
𝐴 = 158 × 10 mm
𝐼 = 17,64 × 10 mm
𝑘 = 𝑘 = 243 mm
𝑒 − 𝑘 = 55 mm
𝐹 = 435 × 10 ⁄ 298 + 243 = 804 kN
𝐹 = 968 kN
𝐴 yang diperlukan :
- Serat bawah : 𝐴 = 155 × 10 mm
- Serat atas : 𝐴 = 146 × 10 mm (OK)

19

Desain Teori Elastik, Tanpa Tarikan pada Beton …


 Perbandingan 𝑴𝐆 ⁄𝑴𝐓 yang Besar
• Bila perbandingan 𝑀 ⁄𝑀 besar, nilai 𝑒 − 𝑘 = 𝑀 ⁄𝐹 dapat menempatkan
c.g.s. di luar batas praktis, seperti di bawah penampang balok
• Maka perlu menempatkan c.g.s. serendah mungkin dan membuat desain
yang sesuai
• Untuk kondisi seperti ini, tegangan pada serat bawah jarang menjadi kritis
• Pada kondisi awal, segera setelah peralihan, maka tegangan serat bawah

20

10
Desain Teori Elastik, Tanpa Tarikan pada Beton …
• Sehingga luas penampang 𝐴 yang diperlukan :

• Serat atas selalu mendapat sedikit tekanan dan tidak menentukan desain
pada kondisi ini
• Pada beban kerja, distribusi tegangan sama seperti kasus pertama
(perbandingan 𝑀 ⁄𝑀 kecil)

 Prosedur desain akhir untuk kondisi perbandingan 𝑀 ⁄𝑀 besar :


1. Dari desain pendahuluan, hitung letak c.g.s. secara teoritis :

Bila letak yang diperoleh tidak layak maka letakkan c.g.s. pada batas praktis
terendah

21

Desain Teori Elastik, Tanpa Tarikan pada Beton …


2. Hitung gaya prategang F (kemudian 𝐹 ) :

3. Hitung luas penampang yang diperlukan :

4. Dari hasil kedua persamaan, gunakan nilai 𝐴 yang lebih besar dan nilai F
yang baru untuk merevisi penampang dari desain pendahuluan. Ulangi
langkah 1 sampai 4 jika perlu (sampai hasil sebelum dan sesudah revisi
mendekati)

22

11
Desain Teori Elastik, Tanpa Tarikan pada Beton …
Contoh Soal

Penyelesaian :
 Langkah 1. Letak c.g.s. terendah secara teoritis

Berarti letaknya 326 mm di bawah kern bawah


atau 3 mm di atas serat bawah, hal ini tidak layak
Untuk alasan praktis, c.g.s. diletakkan 75 mm di atas
serat bawah

23

Desain Teori Elastik, Tanpa Tarikan pada Beton …


 Langkah 2. Gaya prategang efektif F yang diperlukan, yang sesuai
dengan lengan momen adalah :

 Langkah 3. Luas penampang beton yang diperlukan :

Dari kedua nilai 𝐴 dipilih nilai lebih besar yang menunjukkan penampang
pendahuluan dengan 𝐴 = 128 × 10 mm hampir tepat untuk kontrol
tegangan serat bawah, tapi terlalu besar bila untuk kontrol tegangan serat atas

24

12
Desain Teori Elastik, Mengijinkan Tarikan tapi Tidak Diperhitungkan
 Pada desain penampang beton prategang dengan teori elastik tanpa
mengijinkan terjadinya tegangan tarik di seluruh penampang akan
menghasilkan penampang yang boros (tidak dapat diterima)
 Pada beton prategang, tegangan tarik yang tinggi menyebabkan retak
selalu terjadi saat beban kerja sehingga menjadi logis untuk
mengijinkan tegangan tarik yang kecil
 Namun ada beberapa alasan untuk membatasi tegangan tarik :
1. Adanya tegangan tarik yang tinggi menunjukkan tidak cukupnya faktor
keamanan terhadap kehancuran batas. Saat tegangan tarik tinggi, lengan
momen a akan bertambah sehingga tidak terjadi pertambahan yang
berarti pada lengan momen dalam kondisi beban berlebih
2. Adanya tegangan tarik mengakibatkan kurangnya faktor keamanan
terhadap retak, dimana dapat dengan mudah memperbesar retak jika pada
beton sudah terjadi retak sebelumnya. Retak dapat mengurangi rekatan
(bond) dan tegangan geser, juga menyebabkan korosi pada tendon

25

Desain Teori Elastik, Mengijinkan Tarikan tapi Tidak Diperhitungkan …


 Sejak awal ide beton prategang adalah menciptakan beton yang selalu
mendapatkan tekanan, dimana tegangan tarik tidak diijinkan pada
beban kerja
 Dengan pengetahuan dan pengalaman mengenai perilaku beton
prategang, banyak ahli berpendapat bahwa tegangan tarik dalam
batas-batas tertentu dapat diijinkan
 Bila gaya tarik pada beton merupakan bagian yang berarti terhadap
gaya tarik pada baja maka gaya tarik dari beton harus diabaikan
 Sebaliknya, bila gaya tarik pada beton hanya bagian kecil terhadap gaya
tarik pada baja, perhitungan tidak jauh berbeda, apakah hal tersebut
diperhitungkan atau diabaikan

26

13
Desain Teori Elastik, Mengijinkan Tarikan dan Diperhitungkan
 Cara ini digunakan dengan pengertian bahwa tegangan yang
diperhitungkan tidak tepat bila tegangan tarik melampaui tegangan
retak beton
 Cara ini memberikan hasil yang sebanding dengan cara yang
mengabaikan tegangan tarik pada beton bila gaya tarik pada beton
merupakan bagian kecil dari gaya tarik keseluruhan

27

Desain Teori Elastik, Mengijinkan Tarikan dan Diperhitungkan …

Perbandingan 𝑴𝐆 ⁄𝑴𝐓 yang Kecil


 Bila tegangan tarik 𝑓 diijinkan pada serat atas, pusat gaya tekan C
dapat ditempatkan di bawah kern bawah sejauh :

 Untuk momen 𝑴𝐆 yang dike-


tahui, c.g.s. dapat ditempatkan
di bawah C sejauh :

 Sehingga letak c.g.s. yang terjauh di bawah kern bawah adalah :

 Dengan menempatkan c.g.s. sejauh e dari c.g.c., lengan momen a pada


beban kerja diketahui

28

14
Desain Teori Elastik, Mengijinkan Tarikan dan Diperhitungkan …
 Dengan tegangan tarik yang diijinkan pada serat bawah, momen yang
dipikul beton :

 Momen netto 𝑀 − 𝑓 𝐴𝑘 harus dipikul oleh gaya prategang F dengan


lengan momen sampai ke titik kern atas, sehingga lengan momen
total:

 Dan gaya prategang F yang diperlukan :

 Tegangan serat bawah pada saat peralihan :

 Tegangan serat atas saat beban kerja :

29

Desain Teori Elastik, Mengijinkan Tarikan dan Diperhitungkan …


 Luas penampang 𝐴 yang diperlukan:

Berdasarkan saat peralihan :

Berdasarkan saat beban kerja :

30

15
Desain Teori Elastik, Mengijinkan Tarikan dan Diperhitungkan …
Contoh Soal

Penyelesaian :
 Langkah 1. Dari contoh sebelumnya, didapat
𝑘 = 𝑘 = 243 mm ; 𝐴 = 158 × 10 mm
Letak c.g.s. terjauh di bawah kern bawah :

(140 mm di bawah kern bawah atau


77 mm di atas serat bawah, seperti gambar)

31

Desain Teori Elastik, Mengijinkan Tarikan dan Diperhitungkan …


 Langkah 2. Momen sisa yang dipikul gaya prategang adalah :

Untuk lengan momen dengan panjang 243 + 243 + 140 = 626 mm,
gaya prategang yang dibutuhkan :

 Langkah 3. Untuk membatasi tegangan serat bawah sebesar -12,5 MPa,


diperlukan luas penampang :

Untuk menjaga tegangan serat atas -11 MPa, diperlukan luas


penampang :

(penampang percobaan dapat diperkecil dan penampang baru dicoba lagi)

32

16
Desain Teori Elastik, Mengijinkan Tarikan dan Diperhitungkan …
Perbandingan 𝑴𝐆 ⁄𝑴𝐓 yang Besar
 Bila 𝑀 ⁄𝑀 besar maka C akan berada di dalam kern pada saat
peralihan, dan mengijinkan tegangan tarik pada serat atas tidak akan
berpengaruh pada desain.
 c.g.s. harus diletakkan dalam batas-batas praktis, jika tidak desain
dibuat seperti pada kasus pertama

Contoh Soal

33

Desain Teori Elastik, Mengijinkan Tarikan dan Diperhitungkan …


Penyelesaian :
 Langkah 1. Secara teoritis letak c.g.s. yang paling jauh yang tidak
menimbulkan tarikan pada serat atas adalah 353 mm di bawah kern
bawah (24 mm di bawah serat bawah), dan letak c.g.s. praktis harus 75
mm di atas serat bawah, maka tidak akan terjadi tarik pada serat atas

 Langkah 2.
Momen bersih yang dipikul gaya prategang :

Lengan momen penahan :

Sehingga gaya prategang yang diperlukan :

34

17
Desain Teori Elastik, Mengijinkan Tarikan dan Diperhitungkan …
 Langkah 3.
Untuk menjaga agar tegangan serat bawah tetap dalam batas,
luas penampang beton yang diperlukan :

Untuk menjaga agar tegangan serat atas tetap dalam batas,


luas penampang beton yang diperlukan :

Luas penampang yang ada adalah 128 × 10 mm , penampang dapat


diperkecil jika diinginkan

35

Desain Teori Elastik, Penampang Komposit


 Penampang komposit terdiri dari :
• Penampang prategang yang di-pracetak (precast), sudah dibuat di
pabrik dan sudah dikerjakan gaya prategang
• Penampang lain yang dicor di tempat (cast-in-place), biasanya
merupakan sebagian atau keseluruhan flens atas dari balok
 Desain penampang komposit lebih kompleks karena adanya berbagai
kemungkinan metode penggabungan dan metode pelaksanaan
 Metode penggabungan yang umum diterapkan seperti pada
penampang-I, bagian pracetak adalah flens bawah dan badan (web),
sementara sebagian atau seluruh flens atas dicor-di-tempat
 Terjadi tegangan tarik biasanya diijinkan pada flens atas saat beban
peralihan dan pada flens bawah saat beban kerja
 Desain menjadi lebih sederhana jika tegangan tarik tidak diijinkan
terjadi pada penampang

36

18
Desain Teori Elastik, Penampang Komposit …
 Prosedur desain mirip dengan desain pendekatan untuk penampang
bukan komposit
 Pada dasarnya merupakan proses coba-coba (trial and error) yang
disederhanakan dengan prosedur sistematik dan cepat mencapai hasil
akhir yang dibantu oleh penggunaan beberapa rumus dan persamaan
 Sebuah konsep tambahan yang diperkenankan untuk kerja komposit
adalah pengurangan momen pada penampang komposit terhadap
momen ekwivalen pada bagian pracetak yang besarnya sesuai dengan
perbandingan modulus penampang

Langkah-langkah desain penampang komposit


 Langkah 1. Menentukan letak tendon (c.g.s.)
Untuk sebuah penampang pendahuluan, c.g.s. harus ditempatkan
sedemikian rupa sehingga bagian penampang pracetak tidak
mengalami tegangan yang berlebihan, tetapi mempunyai kemampuan
optimal untuk menahan momen eksternal

37

Desain Teori Elastik, Penampang Komposit …


Jadi c.g.s. harus ditempatkan serendah mungkin, tetapi tidak lebih rendah
dari nilai eksentrisitas berikut :

dimana :
;

𝑓 : tegangan tarik ijin pada serat atas bagian pracetak saat transfer
I : momen inersia bagian pracetak
𝑐 : jarak antara c.g.c. dan serat atas bagian pracetak

38

19
Desain Teori Elastik, Penampang Komposit …
 Langkah 2. Menghitung momen ekwivalen pada bagian pracetak
Setiap momen 𝑀 pada penampang komposit akan mengakibatkan tegangan
pada bagian pracetak :

;
dimana : 𝐼 = 𝐼 : momen inersia penampang komposit
𝑐 : jarak serat bawah bagian pracetak yang diukur dari c.g.c.
penampang komposit
Bila :
;

didapat : ;

dimana : 𝐴 : luas penampang pracetak


𝑘 : jarak kern bawah penampang pracetak
𝑘 : jarak kern atas penampang pracetak

39

Desain Teori Elastik, Penampang Komposit …


 Langkah 3. Perhitungan Gaya Prategang F akibat momen
Bila 𝑀 = jumlah momen yang bekerja pada bagian pracetak dan
𝑓 = tegangan tarik ijin pada serat bawah,
maka :

atau jika 𝑓 = 0, maka :

Dan hitung gaya prategang awal 𝐹 yang diperlukan. Ubah nilai c.g.s.
dengan memakai nilai 𝐹 yang baru ini jika diperlukan

40

20
Desain Teori Elastik, Penampang Komposit …
 Langkah 4. Menghitung Luas Penampang Beton
Untuk membatasi tegangan serat bawah sesuai dengan yang diijinkan saat
peralihan, maka diperoleh :

Sehingga 𝐴 yang diperlukan :

Untuk membatasi tegangan serat atas bagian pracetak sesuai dengan


tegangan tekan yang diijinkan 𝑓 saat beban kerja, maka diperoleh :

Sehingga 𝐴 yang diperlukan :

Nilai 𝐴 terbesar merupakan nilai 𝐴 bagian pracetak yang diperlukan.


Tegangan pada serat atas dari flens yang dicor di tempat dapat dihitung
dengan 𝑓 = 𝑀𝑐 ⁄𝐼

41

Desain Teori Elastik, Penampang Komposit …


Contoh Soal

Penyelesaian :
Untuk asumsi penampang, desain pendahuluan dibuat dengan lengan momen
diasumsikan sebesar 0,65ℎ bagi gaya prategang yang menahan momen total,
sehingga didapat :

𝑭𝟎 = 𝟕𝟐𝟕 × 𝟏𝟎𝟑𝟓⁄𝟖𝟔𝟎 = 𝟖𝟕𝟓 kN


Untuk penampang T terbalik, luas penampang beton yang diperlukan :

42

21
Desain Teori Elastik, Penampang Komposit …
Berdasarkan desain pendahuluan, sketsa dari penampang percobaan :

Sifat-sifat penampang bagian


pracetak :

Letak titik kern atas dan kern


bawah ::

43

Desain Teori Elastik, Penampang Komposit …


Desain penampang untuk menahan lentur, sifat-sifat penampang komposit
adalah :

44

22
Desain Teori Elastik, Penampang Komposit …
 Langkah 1. Menentukan letak tendon (c.g.s.)

Jadi c.g.s. dapat diletakkan pada 325 − 232 = 93 mm di atas serat bawah
 Langkah 2. Telah dihitung di atas :

 Langkah 3. Hitung gaya prategang F yang diperlukan :

45

Desain Teori Elastik, Penampang Komposit …


Untuk 𝐹 = 753 kN , bukan 875 kN , perbaiki 𝑒 dan 𝑒 :

yang menunjukkan tendon (c.g.s.) dapat ditempatkan pada :


325 − 248 = 77 mm di atas serat bawah.

Dengan 𝑒 + 𝑘 = 248 + 204 = 452 mm (yang baru), maka gaya


prategang F yang diperlukan menjadi :
𝐹 = 626 × 436⁄452 = 604 kN
Dan gaya prategang saat peralihan :
𝐹 = 604 × 1035⁄860 = 727 kN

46

23
Desain Teori Elastik, Penampang Komposit …
 Langkah 4. Menentukan luas penampang beton yang diperlukan
Untuk menjaga agar tegangan serat bawah tetap dalam batas regangan
ijin 𝑓 maka :

Untuk menjaga agar tegangan serat atas tetap dalam batas tegangan
ijin 𝑓 maka :

Di sini tegangan serat atas tidak menentukan, dan 𝐴 yang diperlukan


untuk kontrol tegangan serat bawah adalah 107 × 10 mm
(mendekati penampang pendahuluan 107,5 × 10 mm ) .
Sehingga desain dianggap dapat diterima.

47

Desain dengan Teori Kekuatan Batas


Desain Pendahuluan
 Untuk desain pendahuluan, momen batas yang dipikul penampang
prategang yang terekat dapat dianggap sebagai kekuatan batas baja
dikalikan dengan lengan momen
 Lengan momen ini bervariasi tergantung bentuk penampang,
umumnya di antara 0,6ℎ s⁄d 0,9ℎ, rata-rata sebesar 0,8ℎ
 Sehingga penampang baja yang diperlukan dapat diperkirakan :

dimana : m = faktor keamanan atau faktor beban


 Dengan anggapan, sisi tekan beton menerima tegangan sebesar 0,85𝑓 ,
maka luas penampang beton yang diperlukan :

48

24
Desain dengan Teori Kekuatan Batas …

 𝐴 ′ merupakan flens tekan (kadang-kadang dengan tambahan


bagian dari badan atau web)
 Bagian badan dan bagian yang tertarik pada penampang beton
dirancang untuk menahan geser, disamping untuk pelindung
baja
 Beton pada daerah tarik yang mendapat pratekan juga harus
menahan gaya prategang saat peralihan
 Kesulitan dalam desain dengan teori kekuatan batas terletak
pada penentuan faktor keamanan atau faktor beban yang sesuai,
yang besarnya tergantung pada peraturan yang dipakai dalam
desain
 Contoh pengambilan faktor beban yang cukup, misalnya faktor
beban sebesar 2,0 untuk baja dan 2,5 untuk beton

49

Desain dengan Teori Kekuatan Batas …

Contoh Soal

Penyelesaian :
Dengan faktor beban 2,0 untuk baja, didapat :

Dan dengan faktor beban 2,5 untuk beton, didapat :

50

25
Desain dengan Teori Kekuatan Batas …

Penampang pendahuluan dapat disketsa seperti gambar :

Penampang pendahuluan
memberikan daerah
dengan tegangan tekan
batas seluas 62 × 10 mm
(luas 𝐴 ′), dengan
anggapan garis netral
terletak 270 mm di bawah
serat atas

Perlu diperhatikan, letak garis netral yang tepat tidak dapat dan tidak
perlu dicari pada desain pendahuluan, tetapi dapat dianggap sekitar
30% dari tinggi penampang efektif

51

Desain dengan Teori Kekuatan Batas …

Desain Akhir
Desain akhir dengan teori kekuatan batas lebih rumit dari desain
pendahuluan, dimana harus memperhatikan faktor-faktor berikut :
1. Faktor beban yang tepat dan sesuai harus ditentukan untuk baja
maupun beton, sehubungan dengan beban desain dan
kemungkinan kelebihan beban untuk suatu struktur
2. Tegangan tekan saat peralihan harus diselidiki untuk flens tarik
(umumnya dengan teori elastik). Disamping itu, flens tarik juga
harus cukup besar untuk memungkinkan penempatan tendon yang
baik
3. Lokasi garis netral untuk penampang-penampang tertentu tidak
mudah ditentukan
4. Desain badan tergantung pada geser dan faktor-faktor lain
5. Lengan momen efektif untuk kopel penahan dalam harus dihitung
dengan lebih teliti
6. Kontrol terhadap lendutan dan tegangan yang berlebih harus
dilakukan

52

26
Desain dengan Teori Kekuatan Batas …

Contoh Soal
Buat desain akhir balok pada contoh sebelumnya berdasarkan teori kekuatan
batas
Penyelesaian :
Penampang dari desain pendahuluan digunakan sebagai percobaan awal
Dengan garis netral sebesar 270 mm di bawah
serat atas, pusat gaya tekan batas terletak pada (di
bawah serat atas) :

Dengan c.g.s. terletak 75 mm di atas serat bawah,


maka lengan momen :

Sehingga luas penampang baja :

(mendekati penampang pendahuluan, 778 mm )

53

Bentuk-bentuk Penampang Beton


 Beberapa bentuk penampang yang biasa digunakan untuk balok beton
prategang yang menahan lenturan

54

27
Bentuk-bentuk Penampang Beton …

 Pemilihan bentuk penampang tergantung kebutuhan


 Bentuk penampang yang paling sederhana adalah persegi panjang
 Penampang persegi panjang adalah paling ekonomis dan biasa
digunakan untuk balok bentang pendek
 Kelemahan penampang persegi panjang :
• Jarak kern kecil
• Lengan momen yang tersedia untuk baja terbatas
• Beton dekat garis berat dan pada sisi tarik tidak efektif menahan
momen, terutama pada tahap batas
 Penampang persegi panjang tidak seefisien penampang I dalam
penggunaan penampang beton

55

28

Anda mungkin juga menyukai