Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ENZIM


KATALASE

12MIPA 2

M. ZAIDAN FADHILLAH
M.IHYA ULUMUDDIN
M. ANDIN ROLANDA
M. ENDRIAN DWI SEPTIAWAN
M. RIFKI RIDHANI
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Metabolisme merupakan suatu reaksi kimia yang terjadi di dalam tubuh makhluk
hidup. Reaksi metabolisme tersebut dimaksudkan untuk memperoleh energi,
menyimpan energi, menyusun bahan makanan, merombak bahan makanan,
memasukkan atau mengeluarkan zat-zat, melakukan gerakan, menyusun struktur
sel, merombak struktur-struktur sel yang tidak dapat digunakan lagi, dan
menanggapi rangsang.

Tentunya dalam suatu reaksi terdapat zat-zat atau senyawa-senyawa baik yang
sifatnya menghambat (inhibitor) atau mempercepat reaksi (aktivator). Senyawa-
senyawa yang mempercepat suatu reaksi dikenal dengan sebutan katalisator.
Katalisator adalah suatu zat yang mempercepat laju reaksi kimia pada suhu
tertentu, tanpa mengalami perubahan atau terpakai oleh reaksi tersebut. Suatu
katalis berperan dalam reaksi tapi bukan sebagai pereaksi ataupun produk. Katalis
memungkinkan reaksi berlangsung lebih cepat atau memungkinkan reaksi pada
suhu lebih rendah akibat perubahan yang dipicunya terhadap pereaksi. Katalis
menyediakan suatu jalur pilihan dengan energi aktivasi yang lebih rendah. Katalis
mengurangi energi yang dibutuhkan untuk berlangsungnya reaksi.

Metabolisme yang merupakan reaksi kimia memiliki katalisator yang disebut


dengan enzim. Enzim yang tersusun atas protein dan molekul lainnya bekerja
dengan menurunkan energi aktivasi, sehingga tidak diperlukan suhu dan energi
tinggi untuk melakukan suatu reaksi kimia di dalam tubuh. Jika tidak terdapat
katalisator dalam metabolisme, maka suhu tubuh akan meningkat dan
membahayakan bagi tubuh makhluk hidup. Kerja enzim tentunya dipengaruhi oleh
faktor dalam dan luar enzim. Faktor dalam misalnya substansi – substansi genetik
yang dibawa oleh masing – masing enzim.
.
1.2     Rumusan Masalah

1. Bagaimana cara kerja enzim katalase?


2. Apakah pengaruh pH asam terhadap kinerja enzim katalase?
3. Apakah pengaruh pH basa terhadap kinerja enzim katalase?
1.3     Tujuan Penelitian
1. Mengetahui cara kerja enzim katalase.
2. Mengetahui pengaruh pH terhadap kinerja enzim katalase.

1.4      Manfaat Penelitian

1. Untuk mengetahui cara kerja enzim katalase pada ekstrak hati ayam.
2. Mengetahui pengaruh pH dan suhu terhadap enzim pada ekstrak hati ayam

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1      Kajian Teori

2.1.1 Pengertian Enzim


Menurut Syamsuri metabolisme sangat bergantung pada enzim. Enzim berperan sebagai
pemercepat reaksi metabolisme di dalam tubuh makhluk hidup, tetapi enzim tidak ikut
bereaksi.

2.1.2 Struktur Enzim.


Enzim merupakan protein yang tersusun atas asam – asam amino. Kebanyakan enzim
berukuran lebih besar dari substratnya.akan tetapi,hanya daerah tertentu dari molekul
enzim tersebut yang berikatan dengan substrat, yaitu bagian yang disebut dengan sisi
aktif. Secara kimia, enzim yang lengkap (holoenzim) tersusun atas dua bagian, yaitu
bagian protein dan bagian bukan protein.

1. Bagian protein disebut apoenzim, tersusun atas asam – asam amino. Bagian
protein bersifat labil (mudah berubah), misalnya terpengaruh oleh suhu dan
keasaman.
2. Bagian bukan protein yang disebut gugus protetik, yaitu gugusan yang aktif.
Gugus prostetik yang berasal dari molekul non organik disebut kofaktor, misalnya
besi, tembaga, zink. Gugus prostetik yang terdiri dari senyawa – senyawa
kompleks disebut konenzim, misalnya NADH, FADH, koenzim A, tiamin,
riboflavin, asam pantotenat, niasin, piridoksin, biotin, asam folat, dan kobalamin.

2.1.3 Ciri – Ciri Enzim

1. Biokatalisator: enzim hanya dihasilkan oleh sel-sel mahkluk hidup yang


digunakan untuk mempercepat proses reaksi.
2. Protein: sifat-sifat enzim sama dengan protein yaitu dapat rusak pada suhu yang
tinggi dan dipengaruhi PH. 
3. Bekerja Secara Khusus: enzim tertentu hanya dapat mempengaruhi reaksi tertentu,
tidak dapat mempengaruhi reaksi lainnya. Zat yang terpengaruhi oleh enzim
tersebut disebut substrat. Substrat adalah zat yang bereaksi. Oleh karena macam
zat yang bereaksi di dalam sel sangat banyak, maka macam enzim pun banyak.
4. Dapat Digunakan Berulang Kali: dapat digunakan berulang kali karena enzim
tidak berubah pada saat terjadi reaksi. Satu molekul enzim dapat bekerja berkali-
kali selama enzim itu tidak rusak.
5. Rusak Oleh Panas: enzim rusak oleh panas karena merupakan suatu protein.
Rusaknya enzim oleh panas disebut denaturasi, jika telah rusak enzim tidak dapat
bekerja lagi. 
6. Tidak Ikut Bereaksi: enzim hanya diperlukan untuk mempercepat reaksi namun
tidak ikut bereaksi. 
7. Bekerja Dapat Balik: suatu enzim dapat bekerja menguraikan suatu senyawa
menjadi senyawa-senyawa lain dan sebaliknya dapat pula bekerja menyusun
senyawa-senyawa itu menjadi senyawa semula. 
8. Kerja Enzim Dipengaruhi Faktor Lingkungan

2.1.4 Cara Kerja Enzim

 Teori Gembok - Anak Kunci


Sisi aktif enzim mempunyai bentuk tertentu yang hanya sesuai untuk satu jenis substrat
saja. Entuk substrat sesuai dengan sisi aktif, seperti gembok cocok dengan anak
kuncinya. Hal itu menyebabkan enzim bekerja secara spesifik. Substrat yang mempunyai
bentuk ruang yang sesuai dengan sisi aktif enzim akan berikatan dan membentuk
kompleks transisi enzim-substrat. Senyawa transisi ini tidak stabil sehingga pembentukan
produk berlangsung dengan sendirinya. Jika enzim mengalami denaturasi (rusak) karena
panas, bentuk sisi aktif berubah sehingga substrat tidak sesuai lagi. Perubahan pH juga
mempunyai pengaruh yang sama.
 Teori Induced Fit
Reaksi antara substrat denan enzim berlangsung karena adanya induksi molekul substrat
terhadap molekul enzim. Menurut teori ini, sisi aktif enzim bersifat fleksibel dalam
menyesuaikan struktur sesuai dengan struktur substrat. Ketika substrat akan terinduksi
dan kemudian mengubah bentuknya sedikit sehingga mengakibatkan perubahan sisi aktif
yang semula tidak cocok menjadi cocok (fit). Kemudian terjadi pengikatan substrat oleh
enzim, yang selanjutnya substrat diubah menjadi produk. Produk kemudian dilepaskan
dan enzim kembali pada keadaan semula, siap untuk mengikat substrat baru.

2.1.5 Enzim Katalase


Enzim Katalase adalah enzim yang berperan dalam penguraian H2O2 (Hidrogen
Peroksida) yang apabila tidak diurai akan menjadi senyawa beracun. Enzim ini terdiri
atas 4 gugusan heme. Enzim ini ada pada tulang, ginjal, membran mukosa dan hati.
Adapun aktifitas enzim katalase ini ditemukan di wilayah mitokondria, peroksosom dan
juga sutoplasma. Enzim katalase ini mempunyai 4 rantai polupeptida yang pada masing-
masing rantainya tersusun atas ± 500 asam amino. Selain itu, enzim katalase ini juga
mempunyai empat kelompok heme yang terbetuk dari cincin protoporphyrin. Cincin ini
mengandung atom besi yang tunggal. Adapun berat molekul tersebut sekitar 118.054,25
gram/mol.
Enzim katalase dimasukkan ke dalam golongan enzim hidroperoksidase di  mana ia
melindungi tubuh organisme dari senyawa peroksida yang berbahaya. Penumpukan
senyawa iini bisa memancing radikal bebas yang jika tidak segera diuraikan akan
membuat membran sel di dalam tubuh rusak dan memancing penyakit semacam kanker
dan juga arterosklerosis.
Terjadinya reaksi antara H2O2 dibantu enzim katalase menjadi oksigen dan air ditandai
dengan adanya gelembung dan menyala apabila dibakar. Ada tidaknya gelembung
sebagai indikasi adanya air dalam wujud uap. Sedangkan menyala atau tidaknya bara
merupakan indikator adanya gas oksigen dalam tabung tersebut.
Enzim katalase yang dihasilkan peroksisom pada hati akan mengalami denaturasi
(kerusakan) pada suhu tinggi ataupun suasana asam dan basa. Enzim katalase bekerja
secara optimal pada suhu kamar (±30° C) dan suasana netral.

2.1.6 H2O2 (Hidrogen Peroksida)


Hidrogen Peroksida atau H2O2 merupakan hasil pernapasan dan terdapat di dalam sel-sel
organisme. H2O2 ditemukan oleh Louis Jacquea Thernard pada tahun 1818. Senyawa ini
merupakan bahan kimia organik yang memiliki sifat oksidator kuat dan bersifat racun
bagi tubuh. H2O2 ini harus segera diubah menjadi bentuk yang lebih tidak berbahaya (O2
dan H2O). Bentuk reaksi kimianya adalah:

2.2      Hipotesis
Berdasarkan kajian teori diatas, dapat ditarik hipotesis sebagai berikut:
1. Kerja enzim akan sangat dipengaruhi oleh suhu dan derajat keasaman
lingkungannya.
2. Enzim katalase akan bekerja lebih optimal pada suhu kamar ± 30°.
3. Enzim katalase akan bekerja lebih optimal pada pH netral (6,5-7,5).

BAB III
METODE PENELITIAN
3.1     Alat dan Bahan
Alat :
1. Tabung reaksi
2. rak tabung reaksi
3. Gelas kimia
4. Pipet tetes
5. Korek api
6. Lidi
7. lampu semangat
8. Pinset Jarum Pentol
9. Sudip
10. kaca arloji cawan petri
Bahan :
1. Hati ayam
2. Larutan hidrogen peroksida (H₂O₂)
3. Larutan asam cuka (CH₂COOH)
4. larutan KOH

3.6     Langkah-Langkah Kerja Penelitian


Percobaan pertama :
1. Potong hati ayam menjadi kubus (ukuran 1cmx1cmx1cm)
2. Siapkan tiga tabung fest dan beri label A, B, C.
3. Masukkan 15 tetes larutan H2O2 ke dalam tiga tabung reaksi.
4. Tabung A : Masukkan preces hati menggunakan jarum twenner/peniti ke dalam
tabung reaksi, kemudian dorong dengan spatula logam sampai terendam dalam
larutan hidrogen peroksida. Segera tutup tabung reaksi menggunakan induk jan
(pastikan tabung tertutup sempurna)
5. Kembalikan tongkat sampai bara terbentuk
6. Setelah arang siap, perlahan buka tabung reaksi dan masukkan arang dengan hati-
hati ke dalam mulut tabung reaksi
7. Amati dengan seksama pembentukan gelembung dan keadaan bara api di setiap
tabung reaksi.
Percobaan kedua :
1. potong hati ayam menjadi kubus (ukuran 1cmx1cmx1cm)
2. Siapkan tiga tabung fest dan beri label A, B, C.
3. Masukkan 15 tetes larutan H2O2 ke dalam tiga tabung reaksi.
4. Tabung B : Tambahkan 15 tetes asam acutit dan kocok perlahan tabung
reaksi hingga tercampur. Masukkan potongan hati menggunakan pinset dan
jarum ke dalam tabung reaksi, kemudian dorong dengan spatula logam
hingga terendam dalam larutan hidrogen peroksida. Segera tutup tabung
reaksi dengan ibu jari (pastikan tabung benar-benar tertutup)
5. Kembalikan tongkat sampai Batubara terbentuk
6. Setelah arang siap, perlahan buka tabung reaksi dan masukkan arang
dengan hati-hati ke dalam mulut tabung reaksi
7. Amati dengan seksama pembentukan gelembung dan keadaan bara api di
setiap tabung reaksi.

Percobaan ketiga :
1. Potong hati ayam menjadi kubus (ukuran 1cmx1cmx1cm)
2. Siapkan tiga tabung fest dan beri label A, B, C.
3. Masukkan 15 tetes larutan H2O2 ke dalam tiga tabung reaksi.
4. Tabung C : Tambahkan tetes KOH dan kocok perlahan tabung reaksi
hingga tercampur. Masukkan potongan hati menggunakan pinset ke
dalam tabung reaksi, kemudian dorong dengan spatula logam sampai
terendam dalam larutan hidrogen peroksida. Langsung. tutup tabung
reaksi dengan ibu jari (pastikan tabung benar-benar tertutup)
5. Kembalikan tongkat sampai Batubara terbentuk
6. Setelah arang siap, perlahan buka tabung reaksi dan masukkan arang
dengan hati-hati ke dalam mulut tabung reaksi
7. Amati dengan seksama pembentukan gelembung dan keadaan bara api
di setiap tabung reaksi.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1     Hasil Penelitian

No Perlakuan Kecepatan Hasil


reaksi
1 Sample A (tanpa +++ Jumlah gelembung :banyak
perlakuan) Perubahan warna   :tetap coklat muda
Nyala api               :terang

2 Sample B + Jumlah gelembung : sedikit


(ditambahkan Perubahan warna   :tetap coklat tua
CH₂COOH ) Nyala api               :redup

3 Sample C + Jumlah gelembung :sedikit


(ditambahkan KOH) Perubahan warna   :coklat tua
Nyala api               :redup

Catatan:
+++    = reaksi paling cepat
++      = reaksi sedikit cepat
+        = reaksi lambat
̶         = tidak ada reaksi
Perubahan warna dilihat dari setelah diperlakukan sampai setelah ditetesi
H2O2

4.2     Pembahasan

Sample A (tanpa perlakuan)


Gelembung yang dihasilkan banyak menandakan bahwa pada keadaan normal reaksi
berlangsung optimal dan cepat. Tidak terjadi perubahan warna sample (tetap coklat
muda) menandakan bahwa pada keadaan normal tidak terjadi kerusakan/perubahan
struktur enzim. Bara api dapat menyala dengan terang menandakan terdapat banyak
oksigen di dalam tabung reaksi. Hal ini berarti H2O2 terurai dengan sempurna.

 Sample B (ditetesi HCl)


Gelembung yang dihasilkan sangat sedikit menandakan bahwa perlakuan suasana asam
mengakibatkan reaksi berlangsung sangat tidak optimal/ terhambat dan lambat. Tidak
terjadi perubahan warna sample (tetap coklat tua) menandakan bahwa pada keadaan asam
tidak terjadi kerusakan/perubahan struktur enzim. Bara api redup menandakan oksigen
yang dihasilkan sangat sedikit. Hal ini berarti H2O2 tidak terurai sempurna, hanya sedikit
yang terurai.

 Sample C (ditetesi NaOH)


Gelembung yang dihasilkan sangat sedikit menandakan bahwa perlakuan suasana asam
mengakibatkan reaksi berlangsung sangat tidak optimal/ terhambat dan lambat. Tidak
terjadi perubahan warna sample (tetap coklat tua) menandakan bahwa pada keadaan asam
tidak terjadi kerusakan/perubahan struktur enzim. Bara api redup menandakan oksigen
yang dihasilkan sangat sedikit. Hal ini berarti H2O2 tidak terurai sempurna, hanya sedikit
yang terurai.

BAB V
PENUTUP
5.1     Kesimpulan

Dari praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:


 Enzim katalase adalah enzim yang membantu proses penguraian H2O2 yang
bersifat racun menjadi air (H2O) dan oksigen (O2) tanpa ikut bereaksi bersama.
Berikut reaksi pemecahan H2O2 :

 Enzim katalase terdapat di hati, praktikum ini membuktikan bahwa fungsi hati
sebagai tempat penetralisir racun.
 Kerja enzim katalase dipengaruhi oleh suhu dan pH. 
 Enzim katalase tidak dapat bekerja pada suhu yang terlalu panas namun pada suhu
dingin enzim dapat bekerja optimal. Berarti enzim katalase bekerja dengan optimal
tidak hanya pada suhu kamar ± 30° (tanpa perlakuan) saja namun pada suhu
dingin juga bekerja. 
 Kerja Enzim katalase juga dipengaruhi oleh pH. Apabila lingkungannya asam atau
basa enzim katalase tetap bisa bekerja namun kurang optimal. Enzim katalase
bekerja pada pH 6,5-7,5. 
 Adanya gelembung dalam reaksi menandakan adanya uap air dan bara api
menyala menandakan adanya gas O2 (pembuktian hasil dari pemecahan H2O2). 
 Terjadi beberapa kesalahan dalam praktikum, yaitu takaran ekstrak hati yang
digunakan tidak sama, ada jeda antara setelah penetasan H2O2 dengan
pemasukkan bara api, dan penetesan H2O2 yang sedikit lama sehingga suhu bisa
saja sudah berubah.

Anda mungkin juga menyukai