12MIPA 2
M. ZAIDAN FADHILLAH
M.IHYA ULUMUDDIN
M. ANDIN ROLANDA
M. ENDRIAN DWI SEPTIAWAN
M. RIFKI RIDHANI
BAB I
PENDAHULUAN
Tentunya dalam suatu reaksi terdapat zat-zat atau senyawa-senyawa baik yang
sifatnya menghambat (inhibitor) atau mempercepat reaksi (aktivator). Senyawa-
senyawa yang mempercepat suatu reaksi dikenal dengan sebutan katalisator.
Katalisator adalah suatu zat yang mempercepat laju reaksi kimia pada suhu
tertentu, tanpa mengalami perubahan atau terpakai oleh reaksi tersebut. Suatu
katalis berperan dalam reaksi tapi bukan sebagai pereaksi ataupun produk. Katalis
memungkinkan reaksi berlangsung lebih cepat atau memungkinkan reaksi pada
suhu lebih rendah akibat perubahan yang dipicunya terhadap pereaksi. Katalis
menyediakan suatu jalur pilihan dengan energi aktivasi yang lebih rendah. Katalis
mengurangi energi yang dibutuhkan untuk berlangsungnya reaksi.
1. Untuk mengetahui cara kerja enzim katalase pada ekstrak hati ayam.
2. Mengetahui pengaruh pH dan suhu terhadap enzim pada ekstrak hati ayam
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Bagian protein disebut apoenzim, tersusun atas asam – asam amino. Bagian
protein bersifat labil (mudah berubah), misalnya terpengaruh oleh suhu dan
keasaman.
2. Bagian bukan protein yang disebut gugus protetik, yaitu gugusan yang aktif.
Gugus prostetik yang berasal dari molekul non organik disebut kofaktor, misalnya
besi, tembaga, zink. Gugus prostetik yang terdiri dari senyawa – senyawa
kompleks disebut konenzim, misalnya NADH, FADH, koenzim A, tiamin,
riboflavin, asam pantotenat, niasin, piridoksin, biotin, asam folat, dan kobalamin.
2.2 Hipotesis
Berdasarkan kajian teori diatas, dapat ditarik hipotesis sebagai berikut:
1. Kerja enzim akan sangat dipengaruhi oleh suhu dan derajat keasaman
lingkungannya.
2. Enzim katalase akan bekerja lebih optimal pada suhu kamar ± 30°.
3. Enzim katalase akan bekerja lebih optimal pada pH netral (6,5-7,5).
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Alat dan Bahan
Alat :
1. Tabung reaksi
2. rak tabung reaksi
3. Gelas kimia
4. Pipet tetes
5. Korek api
6. Lidi
7. lampu semangat
8. Pinset Jarum Pentol
9. Sudip
10. kaca arloji cawan petri
Bahan :
1. Hati ayam
2. Larutan hidrogen peroksida (H₂O₂)
3. Larutan asam cuka (CH₂COOH)
4. larutan KOH
Percobaan ketiga :
1. Potong hati ayam menjadi kubus (ukuran 1cmx1cmx1cm)
2. Siapkan tiga tabung fest dan beri label A, B, C.
3. Masukkan 15 tetes larutan H2O2 ke dalam tiga tabung reaksi.
4. Tabung C : Tambahkan tetes KOH dan kocok perlahan tabung reaksi
hingga tercampur. Masukkan potongan hati menggunakan pinset ke
dalam tabung reaksi, kemudian dorong dengan spatula logam sampai
terendam dalam larutan hidrogen peroksida. Langsung. tutup tabung
reaksi dengan ibu jari (pastikan tabung benar-benar tertutup)
5. Kembalikan tongkat sampai Batubara terbentuk
6. Setelah arang siap, perlahan buka tabung reaksi dan masukkan arang
dengan hati-hati ke dalam mulut tabung reaksi
7. Amati dengan seksama pembentukan gelembung dan keadaan bara api
di setiap tabung reaksi.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
Catatan:
+++ = reaksi paling cepat
++ = reaksi sedikit cepat
+ = reaksi lambat
̶ = tidak ada reaksi
Perubahan warna dilihat dari setelah diperlakukan sampai setelah ditetesi
H2O2
4.2 Pembahasan
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Enzim katalase terdapat di hati, praktikum ini membuktikan bahwa fungsi hati
sebagai tempat penetralisir racun.
Kerja enzim katalase dipengaruhi oleh suhu dan pH.
Enzim katalase tidak dapat bekerja pada suhu yang terlalu panas namun pada suhu
dingin enzim dapat bekerja optimal. Berarti enzim katalase bekerja dengan optimal
tidak hanya pada suhu kamar ± 30° (tanpa perlakuan) saja namun pada suhu
dingin juga bekerja.
Kerja Enzim katalase juga dipengaruhi oleh pH. Apabila lingkungannya asam atau
basa enzim katalase tetap bisa bekerja namun kurang optimal. Enzim katalase
bekerja pada pH 6,5-7,5.
Adanya gelembung dalam reaksi menandakan adanya uap air dan bara api
menyala menandakan adanya gas O2 (pembuktian hasil dari pemecahan H2O2).
Terjadi beberapa kesalahan dalam praktikum, yaitu takaran ekstrak hati yang
digunakan tidak sama, ada jeda antara setelah penetasan H2O2 dengan
pemasukkan bara api, dan penetesan H2O2 yang sedikit lama sehingga suhu bisa
saja sudah berubah.