BIDANG PENJAMINAN
OLEH
KAPRIYANI
201017400149
UNIVERSITAS PAMULANG
1
BAB I
PENDAHULUAN
BMDP dibentuk oleh Asosiasi Dana Pensiun Indonesia dan Dana Pensiun Lembaga
Keuangan pada tanggal 15 April 2015 dan memperoleh pengesahan Menteri Hukum
dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia pada tanggal 16 April 2015
4). Lembaga Alternatif Penyelesaian Perbankan di Indonesia (LAPSPI)60
Pendirian Lembaga Alternatif Penyelesaian Sengeta Perbankan Indonesia
(LAPSPI) tidak terlepas dari kenyataan bahwa dalam penyelesaian pengaduan
Konsumen oleh Lembaga Perbankan seringkali tidak tercapai kesepakatan antara
4
Konsumen dengan Lembaga Perbankan. Untuk mengatasi hal tersebut diperlukan
Lembaga Alternatif Penyelesaian Sengketa diluar Pengadilan yang ditangani oleh
orang-orang yang memahami dunia perbankan dan mampu menyelesaikan sengketa
secara cepat, murah, adil, dan efisien.
Bahwa untuk itu dengan kondisi kelemahan penyelesaian sengketa melelui Litigasi
tersebut, maka peluang alternatif untuk penyelesaian sengketa dengan cara Non Litigasi
sangat diperlukan di Indonesia, penyelesaian non litigasi ada dua macam, yakni Arbitrase dan
Alternatif Penyelesaian Sengketa yang berdasarkan Undang-Undang Nomor 30 Tahun 1999
Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa (UU AAPS).
5
BAB II
METODE PENELITIAN
6
BAB III
PEMBAHASAN
Penting nya UKM sebagai Penopang Perekonominan Nasional dan menyerap tenaga
kerja maka UKM perlu difasilitasi dengan baik.
UKM sangat memerlukan Kredit permodalan untuk agar mereka dapat terus berkarya dan
bahkan dapat berkembang.
Berbagai kendala yang dialami oleh UKM dalam mengakses kredit permodalan sehingga
perlu Lembaga Eksternal untuk membantu para UKM tersebut.
Dalam pelaksanaan pemberian kredit, bank akan selalu menghadapi berbagai macam resiko
disamping keuntungan yang akan diperolehnya. Untuk menghindari atau meminimalisir
terjadinya kredit macet dikemudian hari, bank menerapkan prinsip kehati-hatian yang dikenal
dengan Prinsip 5C, yaitu melakukan analisa terhadap character (watak debitor), capacity
(kemampuan debitor dalam membayar utangnya), capital (modal yang dimiliki oleh debitor),
collateral (jaminan yang dimiliki oleh debitor) dan condition of economy (prospek usaha dari
debitor).
Dalam pelaksanaan pemberian kredit, bank akan selalu menghadapi berbagai macam resiko
disamping keuntungan yang akan diperolehnya.
Untuk menghindari atau meminimalisir terjadinya kredit macet dikemudian hari, bank
menerapkan prinsip kehati-hatian yang dikenal dengan Prinsip 5C, yaitu melakukan analisa
terhadap :
Permasalahan UKM dan Koperasi banyak terjadi adalah masala Collateral (jaminan yang
dimiliki oleh debitor) dan
Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2008 tentang Lembaga Penjaminan (selanjutnya disingkat
Perpres Lembaga Penjaminan)
BAMPPI resmi didirikan pada tanggal 28 April 2015 di Jakarta. Pendiri BAMPPI
adalah Perkumpulan Perusahaan Penjaminan yang tergabung didalam wadah Asosiasi
Perusahaan Penjaminan Indonesia (ASIPPINDO).
Sampai dengan saat ini, total ada 21 Perusahaan Penjaminan yang menjadi
Anggota BAMPPI, yaitu sebagai berikut:
1. Perum Jamkrindo
2. PT. Penjaminan Kredit Pengusaha Indonesia (PKPI)
3. PT. JAMKRIDA Jawa Timur
4. PT. JAMKRIDA Daerah Bali Mandara
5. PT. JAMKRIDA Jawa Barat
6. PT. JAMKRIDA Sumatera Barat
7. PT. JAMKRIDA Sumatera Selatan
8. PT. JAMKRIDA Kalimantan Tengah
9. PT. UAF Jaminan Kredit
10. PT. JAMKRIDA Bangka Belitung
11. PT. JAMKRIDA Daerah Banten
12. PT. JAMKRIDA Kalimantan Timur
13. PT. Jaminan Kredit Indonesia Syariah
14. PT. JAMKRIDA Nusa Tenggara Timur
15. PT. JAMKRIDA Daerah Papua
16. PT. JAMKRIDA Jawa Tengah
17. PT. JAMKRIDA NTB Bersaing
18. PT. JAMKRIDA Kalimantan Selatan
19. PT. JAMKRIDA Jakarta
20. PT. JAMKRIDA Sulawesi Selatan
21. PT. JAMKRIDA Riau
9
Melalui Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK)
Pada tahun 2018 -2019, beberapa lembaga Alternatif Penyelesaian ssengketa sepakan
membentu LAPS, yang Tunggal dan terintegrasi
2021 POJK No. 01/2020 mulai beroprasinya LAPS SJK (lembaga alternative penyelesaian
sengketa Sektor Jasa Keuangan
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
DAFTAR PUSTAKA
10