Anda di halaman 1dari 11

‫‪Khutbah Jumat Luasnya Rahmat‬‬

‫‪Allah, Mengharap, & Kiat‬‬


‫‪Menggapainya‬‬
‫‪Daftar Isi  munculkan ‬‬

‫‪Khutbah Pertama‬‬
‫ات َأعْ مَا ِلنَا‪ ،‬مَنْ يَ ْه ِد ُ‬
‫هللا َفالَ‬ ‫سيَِّئ ِ‬
‫ُسنَا وَ ِمنْ َ‬ ‫شرُ وْ ِر َأ ْنف ِ‬ ‫ستَ ْغفِرُ هُ‪ ،‬وَ نَعُو ُذ ِبا ِ‬
‫هلل ِمنْ ُ‬ ‫ِإنَّ ا ْل َحمْ َد ِللَّ ِه نَ ْح َم ُد ُه وَ نَ ْ‬
‫ستَ ِع ْينُ ُه وَ نَ ْ‬
‫ش َه ُد َأنَّ م َ‬
‫ُح َّمدًا عَ ْب ُد ُه‬ ‫ش ِريْكَ لَ ُه وَ َأ ْ‬ ‫ش َه ُد َأنَّ الَ ِإلَ َه ِإالَّ ُ‬
‫هللا وَ ْح َد ُه الَ َ‬ ‫ي لَهُ‪َ .‬أ ْ‬‫ُض َّل لَ ُه وَ مَنْ يُضْ ِل ْل َفالَ َها ِد َ‬ ‫م ِ‬
‫وَ رَ سُوْ ل ُهُ‬

‫َأ‬
‫سلَّ َم وَ عَ لَى آ ِل ِه وَ صْ َح ِاب ِه وَ مَنْ تَ ِب َع ُه ْم بِِإ ْحس ٍ‬
‫َان‪ ‬‬ ‫هلل عَ لَ ْي ِه وَ َ‬ ‫سلِّ ْم عَ لَى نَ ِبيِّنَا وَ رَ سُوْ ِلنَا م َ‬
‫ُح َّم ٍد صَ لَّى ا ُ‬ ‫َاللَّ ُه َّم صَ ِّل وَ َ‬
‫ِإلَى يَوْ ِم ال ِّدي ِ‬
‫ْن‬

‫س وَ ا ِح َد ٍة وَ خَ لَ َق ِم ْن َها زَ وْ َج َها وَ ب َّ‬ ‫َأ‬


‫َث ِم ْن ُهمَا ِر َجاالً َك ِثير ًا وَ ِنسَا ًء‬ ‫يَا يُّ َها النَّاسُ اتَّقُوا رَ بَّ ُك ْم الَّ ِذي خَ لَ َق ُك ْم ِمنْ نَ ْف ٍ‬
‫وَ اتَّقُوا اللَّ َه الَّ ِذي تَتَسَا َءلُونَ ِب ِه وَ اَألرْ َحا َم ِإنَّ اللَّ َه َكانَ عَ لَ ْي ُك ْم رَ ِقيب ًا‬

‫يَا َأيُّ َها الَّ ِذينَ َآ َمنُوا اتَّقُوا اللَّ َه َحقَّ تُ َقا ِت ِه وَ اَل تَمُوتُنَّ ِإاَّل وَ َأ ْنتُ ْم ُم ْ‬
‫س ِلمُونَ‬

‫س ِديدًا ‪ ،‬يُصْ ِلحْ لَ ُك ْم َأعْ مَالَ ُك ْم وَ يَ ْغ ِفرْ لَ ُك ْم ُذنُوبَ ُك ْم وَ مَنْ ي ُِط ِع اللَّ َه‬
‫يَا َأيُّ َها الَّ ِذينَ َآ َمنُوا اتَّقُوا اللَّ َه وَ ُقولُوا َقوْ اًل َ‬
‫وَ رَ سُولَ ُه َف َق ْد َفازَ َفوْ زً ا عَ ِظيمًا‬

‫َأمَّا بَ ْع ُد‬

‫‪Mukadimah‬‬
‫‪Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,‬‬

‫‪Marilah kita panjatkan puji syukur ke hadirat Allah Ta’ala atas segala nikmat,‬‬
‫‪karunia dan rahmat-Nya kepada kita semuanya yang tak terhitung dan tak‬‬
‫‪terbatas jumlahnya.‬‬

‫‪Atas rahmat Allah Ta’ala semata, kita dengan ringan hati, mudah dan aman‬‬
‫‪bisa hadir ke Masjid ini untuk menunaikan salah satu kewajiban agung‬‬
‫‪dalam Islam yaitu ibadah shalat Jumat.‬‬
Shalawat dan salam semoga senantiasa terlimpah kepada Nabi Muhamad
‫ﷺ‬, keluarganya, para sahabatnya dan siapa saja yang mengikuti sunnah
beliau lahir batin dengan penuh keikhlasan dan kesabaran.

Kami wasiatkan kepada diri pribadi dan Jamaah Shalat Jumat sekalian,
marilah kita senantiasa berusaha menjadi orang yang bertakwa kepada
Allah Subhanahu wa Ta’ala di mana saja kita berada, semaksimal
kemampuan yang kita miliki.

Semoga dengan takwa tersebut Allah Ta’ala menggolongkan kita ke dalam


hamba-hamba-Nya yang senantiasa mendapatkan rahmat-Nya yang luas.

Menyadari Luasnya Rahmat Allah


Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam surat Al-A’raf: 156

َ ‫َت ُك َّل‬
‫شيْ ٍء‬ ْ ‫وَ رَ ْح َم ِتي وَ ِسع‬

“dan rahmat-Ku meliputi segala sesuatu.”


Rahmat Allah Ta’ala, kasih sayang Allah Subhanahu wa Ta’ala, itu tidak
sebagaimana kasih sayang makhluk. Allah Subhanahu wa Ta’ala memiliki
100 rahmat dan meletakkan satu bagian dari rahmat-Nya tersebut kepada
makhluk.

Sisanya, yaitu 99 bagian dari rahmat Allah ini disimpan di sisi-Nya. Hal ini
sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits:

‫ إنَّ ِللَّ ِه ِمَئ َة رَ ْح َم ٍة َأ ْنزَ َل منها رَ ْح َم ًة‬:‫النبي صلى هللا عليه وسلم قال‬ ِّ ‫ عن‬،‫وعن أبي هريرة رضي هللا عنه‬
،‫ْطفُ الوَ ْحشُ علَى وَ لَ ِد َها‬ ِ ‫ وَ ِب َها تَع‬، َ‫احمُون‬ َ َ‫ وَ ِب َها يَتَر‬، َ‫ َف ِب َها يَتَعَاطَفُون‬،‫س وَ ا ْلبَ َهاِئ ِم وَ ا ْل َهوَ ا ِّم‬
ِ ‫وَ ا ِح َد ًة بيْنَ ال ِج ِّن وَ اِإل ْن‬
‫ يَرْ َح ُم ِب َها ِعبَا َد ُه يَو َم ال ِقيَا َم ِة‬،‫س ِعينَ رَ ْح َم ًة‬ ْ ‫سعًا وَ ِت‬ ْ ‫وَ َأخَّ رَ اللَّ ُه ِت‬

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi ‫ ﷺ‬, beliau


bersabda,”Sesungguhnya Allah memiliki 100 rahmat. Allah menurunkan
satu rahmat dari 100 rahmat tersebut di antara jin, manusia, hewan, dan
serangga.
Dengan rahmat itulah mereka saling mengasihi dan menyayangi.
Dengannya pula binatang buas mengasihi anaknya. Dan Allah menunda 99
rahmat. Allah merahmati hamba-hamba-Nya pada hari kiamat dengan 99
rahmat tersebut.”  [Hadits riwayat Muslim no. 2752]
Satu bagian rahmat Allah yang Allah turunkan tersebut dibagi untuk
seluruh umat manusia, jin, hewan dan seluruh makhluk. Di antara gambaran
rahmat Allah Subhanahu wa Ta’ala adalah sebagai berikut:
1. Allah menjadikan manusia lebih mulia dibandingkan dengan
makhluk yang lain.
2. Allah menciptakan siang dan malam. Siang sebagai waktu
untuk mencari penghidupan dan malam hari sebagai waktu
untuk beristirahat.
3. Allah menundukkan bumi ini dan memberi kemampuan kepada
umat manusia untuk memanfaatkan bumi ini berikut apa yang
ada di dalamnya untuk melayani mereka dan memudahkan
kehidupan mereka di dunia ini.
4. Allah menurunkan hujan dari langit yang menjadi asas
kehidupan segala sesuatu di bumi ini.
5. Allah mengutus para rasul dan menurunkan kita-kitab untuk
memberikan petunjuk kepada umat manusia kepada kebenaran
dan jalan yang lurus dalam hidup ini serta agar umat manusia
mendapatkan kebahagian di dunia dan akhirat.
6. Allah menetapkan syariat untuk umat manusia yang merupakan
keadilan Allah di antara para hamba-Nya, rahmat-Nya di antara
mereka dan naungan-Allah di bumi-Nya. Semua kebaikan di
alam wujud ini hanya bisa didapatkan dari syariat Allah Ta’ala
dan hanya bisa dihasilkan dengan syariat Allah Ta’ala.
Dan sebaliknya, segala kekurangan dan masalah di dunia ini sebabnya
adalah menyia-nyiakan syariat Allah Ta’ala. Syariat yang dibawa oleh setiap
rasul yang diutus oleh Allah Ta’ala merupakan pilar dunia ini, poros
keberuntungan dan kebahagiaan di dunia dan akhirat.

7. Allah memberikan sejumlah keringanan dalam syariat-Nya


untuk para hamba-Nya agar mereka tidak merasakan adanya
sesuatu yang memberatkan dirinya dalam agama ini.
Misalnya, orang yang sakit dibolehkan tidak berpuasa, orang yang
bepergian jarak jauh diperbolehkan untuk mengqashar shalatnya, dan
orang boleh memakan bangkai pada saat tidak ada makanan sama sekali
yang bisa dijadikan sarana untuk bertahan hidup.

8. Allah memberikan pahala yang besar atas siapa saja yang


bersabar dalam beramal shaleh.
9. Allah senantiasa membuka pintu taubat bagi hamba-Nya yang
melakukan dosa walaupun sepenuh bumi selama nyawa belum
sampai di tenggorokan dan matahari belum terbit dari tempat
terbenamnya.
10.Allah Subhanahu wa Ta’ala mengaruniakan akal kepada
manusia yang menjadikannya mampu mempelajari berbagai
hal. Allah karuniakan juga kemampuan menjelaskan dengan
fasih dan gamblang apa saja yang telah ia pelajari. Ini
merupakan rahmat Allah Ta’ala dan nikmat yang agung kepada
umat manusia.[i]
Dan masih banyak hal lainnya yang tidak bisa disebutkan di sini karena
memang rahmat Allah Ta’ala itu sangatlah luas meliputi segala sesuatu.

Kita Masuk Surga Karena Rahmat Allah


Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman az-Zukhruf: 72

ٓ ْ ‫وَ ِت ْلكَ ا ْل َجنَّ ُة الَّ ِت‬


٧٢ – َ‫ي ُاوْ ِر ْثتُمُوْ َها ِبمَا ُك ْنتُ ْم تَ ْع َملُوْ ن‬

Dan itulah surga yang diwariskan kepada kamu disebabkan amal perbuatan
yang telah kamu kerjakan.
Kemudian Allah Ta’ala juga berfirman dalam surat Al-Waqi’ah: 24

٢٤ – َ‫َجزَ اۤ ۢ ًء ِبمَا َكانُوْ ا يَ ْع َملُوْ ن‬

Sebagai balasan atas apa yang mereka kerjakan.


Kedua ayat ini, dan masih banyak lagi yang lainnya, menegaskan adanya
pengaruh amal seseorang dalam hubungannya dengan masuk ke dalam
surga. Namun, ada sebuah hadits Nabi ‫ ﷺ‬yang shahih yang secara sekilas
kelihatannya bertentangan dengan ayat-ayat tersebut.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa Nabi ‫ ﷺ‬bersabda,

‫ إاَّل أنْ يَتَ َغ َّم َد ِني اللَّ ُه ب َفضْ ٍل‬،‫ وال أنا‬،‫ ال‬:َ‫ت يا رَ سو َل اللَّ ِه؟ قال‬ َ ‫لَنْ يُ ْد ِخ َل‬
َ ‫أحدًا عَ َملُ ُه‬
َ ‫ وال أ ْن‬:‫ قالوا‬.‫الجنَّ َة‬
‫ورَ ْح َم ٍة‬

”Amal seseorang sama sekali tidak akan bisa memasukkan dirinya ke dalam
surga.” Para sahabat bertanya,”Tidak pula anda wahai Rasulullah?”
Rasulullah ‫ ﷺ‬menjawab,”Tidak. Tidak pula diriku. Hanya saja Allah telah
meliputi diriku dengan fadhilah dan rahmat.”
[Hadits riwayat Al-Bukhari (5673) dan Muslim (2816)]

Dalam hadits ini Rasulullah ‫ ﷺ‬tegas mengatakan bahwa amal seseorang


tidak akan memasukkan dirinya ke dalam surga. Surga hanya bisa didapat
dengan rahmat Allah dan fadhilah-Nya.

Untuk bisa memahami kedua nash yang kelihatannya bertentangan ini


karena keterbatasan ilmu kita, maka kita perlu merujuk kepada penjelasan
para ulama dalam mendudukkan nash al-Quran dan As-Sunnah semacam
ini.
Para ulama telah menegaskan, kedua nash tersebut sama sekali tidak
bertentangan. Ayat-ayat tersebut menunjukkan bahwa amal shaleh
merupakan sebab masuk ke dalam surga dan bukan merupakan harga
surga. Dan hadits tadi meniadakan amal shaleh itu sebagai harga surga.[ii]
Surga bukanlah ganti dari amal shaleh, namun sebab untuk masuk ke
dalam surga.[iii] Syaikh Alawi bin Abdul Qadir As-Saqaf mengatakan,”Orang
masuk surga hanyalah dengan rahmat Allah Ta’ala semata, sebab taufik
untuk beramal dan hidayah untuk ikhlas dalam beramal, serta diterimanya
amal, itu hanyalah karena rahmat Allah dan fadhilah-Nya.
Sehingga, benarlah bila dikatakan bahwa seseorang tidak bisa masuk surga
semata-mata karena amalnya. Inilah yang dimaksud dengan hadits
tersebut. Adapun amal memang merupakan sebab masuk surga dan ini
merupakan bagian dari rahmat Allah Ta’ala.”[iv]
Syaikh Abdul Karim bin Abdullah Al-Hudhair mengatakan,”Seorang Muslim
masuk ke dalam surga dengan rahmat Allah Yang Maha Pengasih.
Sedangkan kedudukan di surga hanya sesuai dengan amalan.

Oleh karena itu, Allah Ta’ala berfirman dalam surat Al-A’raf: 43

َ‫– وَ نُوْ د ْ ُٓوا َانْ ِت ْل ُك ُم ا ْل َجنَّ ُة ُاوْ ِر ْثتُمُوْ َها ِبمَا ُك ْنتُ ْم تَ ْع َملُوْ ن‬

Diserukan kepada mereka, “Itulah surga yang telah diwariskan kepadamu,


karena apa yang telah kamu kerjakan.”
Maksudnya, dengan sebab amal-amal kalian. Jadi, amal shaleh itu
menjadikan seseorang layak mendapatkan kedudukan-kedudukan ini. Siapa
saja yang amalannya lebih banyak dan lebih baik serta jauh lebih
memenuhi syarat ikhlas dan mengikuti sunnah, maka tidak ragu lagi bahwa
kedudukannya lebih tinggi.

Dan siapa saja yang di bawah itu, maka kedudukannya juga lebih rendah.
Dengan demikian bisa dipadukan antara hadits tersebut dengan ayat-ayat
yang semisal dengan firman Allah Ta’ala tadi.”[v]
Kiat Menggapai Rahmat Allah
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,

Keselamatan dan kebahagiaan kita di dunia dan akhirat sangat tergantung


kepada rahmat Allah Subhanahu wa Ta’ala kepada kita. Oleh karenanya,
Allah Ta’ala sudah memberitahu bagaimana caranya agar kehidupan kita
senantiasa diliputi dengan rahmat Allah Ta’ala.

Syaikh Abdullah bin Jarullah Al-Jarullah menulis sebuah buku kecil yang
berjudul Asbabur Rahmah atau sebab-sebab rahmat. Dalam buku tersebut
beliau mengumpulkan berbagai ayat dan hadits yang menerangkan sebab-
sebab seseorang bisa mendapatkan rahmat dari Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Secara ringkas sebab-sebab Allah merahmati hamba-Nya adalah sebagai


berikut:

1. Bersikap ihsan dalam beribadah kepada Allah Ta’ala.


Yang dimaksud bersikap ihsan adalah memperbagus dan menyempurnakan
ibadah kepada Allah Ta’ala dan merasa Allah Subhanahu wa Ta’ala
mengawasinya dalam ibadah tersebut.

Gambarannya dalam hadits shahih, ihsan adalah anda beribadah kepada


Allah seolah melihat Allah. Jika anda tidak bisa melihat Allah, maka
ketahuilah sesungguhnya Allah melihat Anda.

Allah Ta’ala berfirman dalam surat Al-A’raf: 56:

َ‫هللا َق ِريبٌ ِمنَ ا ْلم ُْح ِس ِنين‬


ِ ‫ِإنَّ رَ ْح َم َة‬

”Sesungguhnya rahmat Allah itu dekat dengan orang-orang yang senantiasa


berbuat ihsan.”
2. Takwa kepada Allah dengan menjalankan perintah-Nya dan
menjauhi larangan-Nya.
Allah Ta’ala berfirman dalam surat Al-A’raf: 156-157

َ‫س َا ْكتُبُ َها ِللَّ ِذيْنَ يَتَّقُوْ نَ وَ يُْؤ تُوْ نَ الزَّ ٰكو َة وَ الَّ ِذيْنَ ُه ْم ِب ٰايٰ ِتنَا يُْؤ ِمنُوْ ۚن‬
َ ‫شيْ ۗ ٍء َف‬
َ ‫َت ُك َّل‬
ْ ‫– وَ رَ ْح َم ِتيْ وَ ِسع‬

Dan rahmat-Ku meliputi segala sesuatu. Maka akan Aku tetapkan rahmat-
Ku bagi orang-orang yang bertakwa, yang menunaikan zakat dan orang-
orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami.”
‫ي يَ ِجدُوْ نَ ٗه َم ْكتُوْ بًا ِع ْن َد ُه ْم ِفى التَّوْ ٰرى ِة وَ ااْل ِ ْن ِج ْي ِل‬ َّ ‫ي ااْل ُ ِّم‬
ْ ‫ي الَّ ِذ‬ َّ ‫َالَّ ِذيْنَ يَت َِّبعُوْ نَ الرَّ سُوْ َل الن َِّب‬

(Yaitu) orang-orang yang mengikuti Rasul, Nabi yang ummi (tidak bisa baca
tulis) yang (namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang
ada pada mereka,
3. Menyayangi makhluk Allah yang lain, baik manusia
maupun binatang.
Hal ini sebagaimana dalam hadits dari Abdulah bin ‘Amr radhiyallahu ‘anhu
bahwa Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda,

‫يرحمْ كم من في السَّما ِء‬


َ ‫األرض‬
ِ ‫ارحموا من في‬
َ . ُ‫الرَّ احمونَ يرح ُم ُه ُم الرَّ حمن‬

”Orang-orang yang menyayangi akan dirahmati oleh Ar-Rahman.


Sayangilah siapa saja yang ada di bumi ini, niscaya yang di atas langit
(yaitu Allah Ta’ala) akan menyayangi kalian.” [Hadits riwayat Abu Dawud
(4941), At-Tirmidzi (1924) dan Ahmad (6494). Al-Albani menyatakan ini
hadits shahih dalam Shahih At-Tirmidzi no. 1924][vi]
Hal ini lebih ditekankan lagi pada orang -orang fakir, miskin dan yang
membutuhkan.

4. Iman, hijrah dan jihad di jalan Allah Ta’ala.


Hal ini sebagaimana firman Allah Ta’ala dalam surat Al-Baqarah: 218.

٢١٨ – ‫َت ال ٰلّ ِه ۗوَ ال ٰلّ ُه َغفُوْ رٌ رَّ ِح ْي ٌم‬ ٰۤ ُ‫اجرُ وْ ا وَ َجا َهدُوْ ا ِفيْ س َِب ْي ِل ال ٰلّ ِه ۙ ا‬
َ ‫ولىِٕكَ يَرْ ُجوْ نَ رَ ْحم‬ َ ‫اِنَّ الَّ ِذيْنَ ٰا َمنُوْ ا وَ الَّ ِذيْنَ َه‬

Sesungguhnya orang-orang yang beriman, dan orang-orang yang berhijrah


dan berjihad di jalan Allah, mereka itulah yang mengharapkan rahmat
Allah. Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.
5. Mendirikan shalat, membayar zakat dan mentaati
Rasulullah ‫ﷺ‬
Hal ini sebagaimana dalam firman Allah Ta’ala dalam surat An-Nur: 56

٥٦ – َ‫وَ َا ِق ْيمُوا الصَّ ٰلو َة وَ ٰاتُوا الزَّ ٰكو َة وَ َا ِط ْيعُوا الرَّ سُوْ َل لَ َعلَّ ُك ْم تُرْ َحمُوْ ن‬

Dan laksanakanlah salat, tunaikanlah zakat, dan taatlah kepada Rasul


(Muhammad), agar kamu diberi rahmat.
6. Berdoa kepada Allah agar diberi rahmat dengan menyebut
nama-nama-Nya yang baik (Asmaul Husna)
Misalnya, sebagaimana dalam surat Al-Kahfi : 10

َ َ‫رَ بَّنَا آ ِتنَا ِمنْ لَ ُد ْنكَ رَ ْح َم ًة وَ َهيِّْئ لَنَا ِمنْ َأمْ ِرنَا ر‬
‫شدًا‬

”Ya Tuhan kami. Berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan
sempurnakanlah petunjuk yang lurus bagi kami dalam urusan kami.”
7. Mengikuti al-Quran al-Karim dan mengamalkannya
Allah Ta’ala berfirman dalam surat Al-An’am: 155

١٥٥ – ‫وَ ٰه َذا ِك ٰتبٌ َا ْنزَ ْل ٰن ُه مُبٰ رَ كٌ َفات َِّبعُوْ ُه وَ اتَّقُوْ ا لَ َعلَّ ُك ْم تُرْ َحمُوْ ۙ َن‬

Dan ini adalah Kitab (Al-Qur’an) yang Kami turunkan dengan penuh berkah.
Ikutilah, dan bertakwalah agar kamu mendapat rahmat.
8. Mentaati Allah dan Rasul-Nya ‫ﷺ‬
Allah Ta’ala berfirman dalam surat Ali Imran: 132

١٣٢ – َ‫وَ َا ِط ْيعُوا ال ٰلّ َه وَ الرَّ سُوْ َل لَ َعلَّ ُك ْم تُرْ َحمُوْ ۚن‬

Dan taatlah kepada Allah dan Rasul (Muhammad), agar kamu diberi
rahmat.
9. Mendengarkan dan diam saat mendengar tilawah al-Quran
Al-karim
Hal ini sebagaimana firman Allah Ta’ala dalam surat Al-A’raf: 204

٢٠٤ – َ‫صتُوْ ا لَ َعلَّ ُك ْم تُرْ َحمُوْ ن‬ ْ ‫وَ ِا َذا ُق ِرَئ ا ْلقُرْ ٰانُ َفا‬
ِ ‫ستَ ِمعُوْ ا لَ ٗه وَ َا ْن‬

Dan apabila dibacakan Al-Qur’an, maka dengarkanlah dan diamlah, agar


kamu mendapat rahmat.
10.Istighfar dan memohon ampunan dari Allah Subhanahu wa
Ta’ala,
Allah Ta’ala berfirman dalam surat An-Naml: 46

  َ‫ستَ ْغفِرُ وْ نَ ال ٰلّ َه لَ َعلَّ ُك ْم تُرْ َحمُوْ ن‬


ْ َ‫– لَوْ اَل ت‬

Mengapa kamu tidak memohon ampunan kepada Allah, agar kamu


mendapat rahmat?
Inilah sejumlah amalan yang bisa kita lakukan agar Allah Subhanahu wa
Ta’ala merahmati diri kita dan menyelamatkan kita di dunia dan akhirat.

Kita memohon kepada Allah Ta’ala hidayah dan taufik-Nya agar bisa
mengamalkan sebab-sebab yang mendatangkan rahmat Allah Ta’ala ini.[vii]
‫ وَ تَ َقبَّ َل ِمنِّيْ وَ ِم ْن ُك ْم‬,‫َات وَ ال ِّذ ْك ِر ا ْل َح ِكي ِْم‬ ِ ‫آن ا ْلع‬
ِ ‫ وَ نَ َف َع ِنيْ وَ ِإيَّا ُك ْم ِبمَا ِف ْي ِه ِمنَ اآلي‬,‫َظي ِْم‬ ِ ْ‫هللا ِليْ وَ لَ ُك ْم ِفي ا ْلقُر‬ ُ َ‫بَارَ ك‬
ُ‫ ِإنَّ ُه ُهوَ ا ْل َغفُوْ ر‬،ُ‫ستَ ْغفِرُ وْ ه‬ْ ‫َظ ْي َم ِليْ وَ لَ ُك ْم َفا‬
ِ ‫هللا ا ْلع‬
َ ُ‫ستَ ْغفِر‬ ْ ‫ َأ ُقوْ ُل َقوْ ِليْ َه َذا وَ ا‬.‫س ِميْعُ ا ْل َع ِل ْي ُم‬
َّ ‫ِتالَوَ تَ ُه ِإنَّ ُه ُهوَ ال‬
‫الرَّ ِح ْي ُم‬

Khutbah Kedua
‫اجا وَ َقمَرً ا‬
ً َ‫سمَا ِء بُرُ وْ ًجا وَ َج َع َل ِف ْي َها ِسر‬ َّ ‫ي َج َع َل ِفي ال‬ ْ ‫ َتبَارَ كَ الَّ ِذ‬،‫َصيْرً ا‬ ِ ‫ي َكانَ ِب ِعبَا ِد ِه خَ ِبيْرً ا ب‬ْ ‫َا ْل َحمْ ُد ِللَّ ِه الَّ ِذ‬
‫َاعيَا ِإلَى‬
ِ ‫ وَ د‬،‫ي بَ َعثَ ُه ِبا ْل َحقِّ ب َِشيْرً ا وَ نَ ِذيْرً ا‬ ْ ‫هللا وَأ‬
َ ‫ش َه ُد َانَّ م‬
ْ ‫ُح َّمدًا عَ ْب ُد ُه وُ رَ سُولُ ُه الَّ ِذ‬ ُ َّ‫ش َه ُد َانْ الَ ِإلَ َه ِإال‬ ْ ‫ َأ‬.‫ُم ِنيْرً ا‬
ً َ‫ا ْل َحقِّ بِِإ ْذ ِن ِه وَ ِسر‬
‫اجا ُم ِنيْرً ا‬

‫ أما بعد‬.‫اللهم صل و سلم على هذا النبي الكريم و على آله و أصحابه و من تبعهم بإحسان إلى يوم الدين‬

Jangan Berputus Asa dari Rahmat Allah


Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam surat Az-Zumar : 53,


ُ‫ُس ِه ْم اَل تَ ْقنَطُوْ ا ِمنْ رَّ ْح َم ِة ال ٰلّ ِه ۗاِنَّ ال ٰلّ َه يَ ْغفِرُ ال ُّذنُوْ بَ َج ِم ْيعًا ۗ ِان َّٗه ُهوَ ا ْل َغفُوْ ر‬
ِ ‫ي الَّ ِذيْنَ َاسْرَ ُفوْ ا عَ ٰلٓى َا ْنف‬
َ ‫ُق ْل يٰ ِعبَا ِد‬
٥٣ – ‫الرَّ ِح ْي ُم‬

Katakanlah, “Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri


mereka sendiri! Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah.
Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sungguh, Dialah
Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang.
Ketika seseorang banyak berbuat dosa, kadang dia sampai pada satu titik
kesadaran bahwa dia tidak boleh terus tenggelam dalam dosa. Tekanan
rasa bersalah yang begitu besar dalam jiwa kadang mengganggu
pikirannya, apakah Allah Ta’ala bersedia mengampuni semua dosanya
selama ini?

Dalam ayat ini Allah Ta’ala memberitahu seluruh hamba-Nya yang beriman
bahwa mereka tidak boleh berprasangka buruk kepada Allah Ta’ala bila
hendak bertaubat dari dosa sebanyak apa pun.

Allah selalu membuka pintu maaf dan taubat kepada para hamba-Nya yang
berdosa, selama nyawa belum sampai di tenggorokan dan matahari belum
terbit dari barat. Tidak ada ruang untuk berputus asa dari rahmat Allah.

Allah Ta’ala juga berfirman dalam surat Yusuf: 87 menggambarkan


tuntunan agar tidak putus asa saat menghadapi masalah sebesar apa pun.

‫سسُوْ ا ِمنْ يُّوْ سُفَ وَ َا ِخ ْي ِه وَ اَل تَ ۟ا ْيـَٔسُوْ ا ِمنْ رَّ وْ ِح ال ٰلّ ِه ۗ ِان َّٗه اَل ي َ۟ا ْيـَٔسُ ِمنْ رَّ وْ ِح ال ٰلّ ِه ِااَّل ا ْل َقوْ ُم‬
َّ ‫ي ا ْذ َهبُوْ ا َفتَ َح‬
َّ ‫يٰ بَ ِن‬
٨٧ – َ‫ا ْل ٰكفِرُ وْ ن‬

Wahai anak-anakku! Pergilah kamu, carilah (berita) tentang Yusuf dan


saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah.
Sesungguhnya yang berputus asa dari rahmat Allah, hanyalah orang-orang
yang kafir.” [Yusuf: 87]
Putus asa dari rahmat Allah merupakan tabiat dasar dari orang kafir.
Mereka tidak pernah menggantungkan urusan kehidupannya kepada Dzat
Yang Maha Kuasa lagi Maha Pengasih.

Yang mereka tahu, saat ada masalah, mereka harus menyelesaikannya


dengan bertumpu pada kekuatannya sendiri. Padahal, kapasitas manusia
dalam memecahkan masalah itu terbatas.

Saat persoalan yang dihadapi melebihi kapasitas dirinya, jalan dirasa sudah
buntu, akhirnya merasa tak sanggup lagi menanggung beban hidup.
Akhirnya memilih jalan bunuh diri untuk lepas dari masalah tersebut.
Umat Islam dilarang keras mengikuti kebiasaan orang kafir semacam ini.
Dan Allah Ta’ala melalui lisan rasul-Nya ‫ ﷺ‬telah menyiapkan hukuman
yang sangat keras bagi siapa saja yang membunuh dirinya sendiri.

Di sinilah pentingnya beriman bahwa Allah Ta’ala itu Maha Pengasih, lebih
pengasih kepada hamba-Nya daripada seorang ibu yang menyayangi anak
kandungnya. Bila kita ada masalah dan buntu, maka harapan kepada Allah
tidak boleh putus.

Selama kita mau berdoa dengan tekun dan sungguh-sungguh, serta


memenuhi semua adab dan sebab dikabulkannya doa, serta menjauhi
semua penghalang dikabulkannya doa, tidak ada masalah yang tidak bisa
diselesaikan oleh Allah Ta’ala melalui doa.

Contoh saja, kisah Imam Al-Bukhari rahimahullah, ahli hadits dari negeri
Bukhara, Asia Tengah, yang sangat terkenal hingga sekarang. Beliau waktu
kecil tertimpa kebutaan. Ibunya tidak putus asa dari rahmat Allah. Beliau
berdoa dengan tekun agar Allah mengembalikan penglihatan anaknya.

Setelah berdoa cukup lama , akhirnya Allah mengembalikan penglihatan


Imam Al-Bukhari. Kisah ini disampaikan oleh Imam Ibnu Hajar Al-Asqalani
dalam Muqaddimah Fathul Bari: 502.

Oleh karena itu, marilah kita tingkatkan ketergantungan kita kepada Allah
Ta’ala, banyak berdzikir dan berdoa kepada-Nya, dan tidak bersandar
kepada diri kita sendiri. Sungguh, banyak masalah kehidupan yang akan
terurai dengan petolongan dan rahmat-Nya.

Kita hanya diminta untuk bersangka baik kepada Allah, tidak putus asa
terhadap rahmat Allah, terus berdoa kepada-Nya dan memohon rahmat-
Nya, sambil terus berfikir dan bekerja, berikhtiar memenuhi hukum sebab
akibat yang harus ditempuh di dunia ini.

Allah-lah yang akan menentukan hasilnya, bukan usaha kita. Wallahu a’lam.

Doa Penutup
َ َ‫ي يَآَأيُّ َها الَّ ِذيْنَ آ َمنُوْ ا صَ لُّوْ ا عَ لَ ْي ِه و‬
ْ َ‫سلِّمُوْ ا ت‬
‫س ِل ْيمًا‬ ِّ ‫هللا وَ مَآلِئ َكتَ ُه يُصَ لُّوْ نَ عَ لَى الن َِّب‬
َ َّ‫ِإن‬
‫اش ِديْنَ ا ْل َم ْه ِديِّيْنَ وَ َأصْ َح ِاب ِه َأ ْج َم ِعيْنَ وَ مَنْ ‪ ‬‬
‫ُح َّم ٍد وَ عَ لَى آ ِل ِه وَ عَ لَى خُ لَ َفاِئ ِه الرَّ ِ‬
‫َاركْ عَ لَى نَ ِبيِّنَا م َ‬ ‫سلِّ ْم وَ ب ِ‬‫الَّل ُه َّم صَ ِّل وَ َ‬
‫ْن وَ ارْ ضَ عَ نَّا َم َع ُه ْم ِبرَ ْح َم ِتكَ يَاَأرْ َح َم الرَّ ا ِح ِميْنَ‬ ‫سَارَ عَ لَى نَ ْه ِج ِه ْم وَ ط َ ِر ْي َق ِت ِه ْم ِإلَى يَوْ ِم ال ِّدي ِ‬

‫س ِميْعٌ َق ِريْبٌ َم ِجيْبُ‬ ‫َات اَأل ْحيَآ ِء ِم ْن ُه ْم وَ اَألمْ وَ ِ‬


‫ات‪ِ ،‬إنَّكَ َ‬ ‫س ِل ِميْنَ وَ ا ْل ُم ْ‬
‫س ِلم ِ‬ ‫ات وَ ا ْل ُم ْ‬
‫اغ ِفرْ ِل ْل ُمْؤ ِم ِنيْنَ وَ ا ْل ُمْؤ ِمنَ ِ‬
‫اللَّ ُه َّم ْ‬
‫ات‬
‫الدَّعَ وَ ِ‬

‫شوْ َك َة الظَّا ِل ِمينَ ‪،‬‬ ‫س ِل ِميْنَ ‪ ،‬وَ وَ ِّح ِد اللَّ ُه َّم صُ فُوْ َف ُه ْم‪ ،‬وَ َأ ْج ِمعْ َك ِل َمتَ ُه ْم عَ لَى َ‬
‫الحقِّ ‪ ،‬وَ ا ْك ِسرْ َ‬ ‫اللَّ ُه َّم َأ ِعزَّ اِإل ْ‬
‫سالَ َم وَ ا ْل ُم ْ‬
‫سالَ َم وَ اَألمْ نَ ِل ِعبا ِدكَ َأ ْج َم ِعينَ‬ ‫ب ال َّ‬‫وَ ا ْكتُ ِ‬

‫ش ِر ِكيْنَ وَ ا ْنصُ رْ ِعبَادَكَ ا ْلمُوَ ِّح ِديْنَ ا ْلمُخْ ِل ِ‬


‫صيْنَ وَ اخْ ُذ ْل مَنْ‬ ‫س ِل ِميْنَ وَ َأ ِذ َّل ال ِّ‬
‫شرْ كَ وَ ا ْل ُم ْ‬ ‫اللَّ ُه َّم َأ ِعزَّ اِإل ْ‬
‫سالَ َم وَ ا ْل ُم ْ‬
‫س ِل ِميْنَ و َد ِّمرْ َأعْ دَآَئنَا وَ َأعْ دَآ َء ال ِّدي َأ‬
‫ْن و عْ ِل َك ِلمَا ِتكَ ِإلَى يَوْ ِم ال ِّدي ِ‬
‫ْن‬ ‫ِ‬ ‫خَ َذ َل ا ْل ُم ْ‬

‫رَ بَّنَا ظَلَمْ نَا َأ ْن ُف َ‬


‫سنَا وَ ِإنْ لَ ْم تَ ْغ ِفرْ لَنَا وَ تَرْ َحمْ نَا لَنَ ُكوْ نَنَّ ِمنَ الخَ ِ‬
‫اس ِريْنَ‬

‫رَ بَّنَا ال ت ُِز ْغ ُقلُوْ بَنَا بَ ْع َد ِإ ْذ َه َد ْيتَنَا‪ ،‬وَ َهبْ لَنَا ِمنْ لَ ُد ْنكَ رَ ْح َم ًة‪ِ ،‬إنَّكَ َأ ْن َ‬
‫ت الوَ َّهابُ‬

‫سنَ ًة وَ ِقنَا عَ َذابَ الن ِ‬


‫َّار‬ ‫سنَ ًة وَ في اآل ِخرَ ِة َح َ‬
‫رَ بَّنَا آ ِتنَا في ال ُّد ْنيَا َح َ‬

‫َان ِإلَى يَوْ ِم ال ّديْن‬


‫ُح َّم ٍد وَ عَ لَى آ ِل ِه وَ صَ ْح ِب ِه و َمَنْ تَ ِب َع ُه ْم بِِإ ْحس ٍ‬
‫هللا عَ لَى نَ ِبيِّنَا م َ‬
‫وَ صَ لَّى ُ‬

‫وَ آخِرُ دَعْ وَ انَا َأ ِن ا ْل َحمْ ُد هلل رَ ِّ‬


‫ب ا ْلعَالَ ِميْنَ‬

‫هللا‪  ‬‬
‫ِعبَا َد ِ‬

‫ي يَ ِعظ ُ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَ َذ َّكرُ وْ نَ‬ ‫نَّ َ ْأ‬


‫شا ِء وَ ا ْل ُم ْن َك ِر وَ ا ْلبَ ْغ ِ‬
‫َان وَ ِإ ْيتَا ِء ِذي القُرْ بَى وَ يَ ْن َهى عَ ِن ا ْل َف ْح َ‬
‫هللا يَ مُرُ ِبا ْل َع ْد ِل وَ اِإل ْحس ِ‬ ‫ِإ‬

Anda mungkin juga menyukai