Anda di halaman 1dari 44

RENCANA KESELAMATAN KONSTRUKSI

DIGUNAKAN UNTUK USULAN PENAWARAN PEKERJAAN …

DAFTAR ISI
A. Kepemimpinan dan Partisipasi Pekerja dalam Keselamatan Konstruksi
A.1. Kepedulian pemimpin terhadap Isu eksternal dan Internal
A.2. Komitmen Keselamatan Konstruksi
B. Perencanaan keselamatan konstruksi
B.1. Identifikasi bahaya, Penilaian risiko, Pengendalian dan Peluang
B.2. Rencana tindakan (sasaran & program)
B.3. Standar dan peraturan perundangan
C. Dukungan Keselamatan Konstruksi
C.1. Sumber Daya
C.2. Kompetensi
C.3. Kepedulian
C.4. Komunikasi
C.5. Informasi Terdokumentasi
D. Operasi Keselamatan Konstruksi
D.1. Perencanaan Operasi
E. Evaluasi Kinerja Keselamatan Konstruksi
E.1. Pemantauan dan evaluasi
E.2. Tinjauan Manajemen
E.3. Peningkatan Kinerja Keselamatan Konstruksi

A. Kepemimpinan dan Partisipasi Pekerja dalam Keselamatan Konstruksi


A.1. Kepedulian pemimpin terhadap Isu eksternal dan Internal
Tujuan dari klausul ini adalah memahami konteks organisasi dengan menentukan isu internal dan isu eksternal yang
berhubungan dengan tujuan dari organisasi. Isu yang dimaksud dapat berupa isu yang bersifat positif ataupun
negatif. Isu internal dan isu eksternal ini diibaratkan seperti bola liar, yang jika bisa dikelola dengan baik akan mampu
digunakan sebagai suatu tools untuk memajukan organisasi. Begitu juga sebaliknya, apabila isu ini tidak bisa dikelola
dengan baik, akan menjadi suatu penyebab mundurnya organisasi.

A.2. Komitmen Keselamatan Konstruksi


- Terlampir

B. Perencanaan keselamatan konstruksi


B.1. Identifikasi bahaya, Penilaian risiko, Pengendalian dan Peluang
- Terlampir
B.2. Rencana tindakan (sasaran & program)
- Terlampir
B.3. Standar dan peraturan perundangan
Daftar Peraturan Perundang-Undangan dan Persyaratan K3 yang wajib dipunyai dan dipenuhi dalam melaksanakan
paket pekerjaan ini adalah :

a. UU No. 1 Tahun 1970, tentang Keselamatan Kerja.


b. UU No.14 Tahun 1969, tentang Perlindungan Terhadap Tenaga Kerja dan Pembinaan Norma Keselamatan
Kerja.
c. UU No. 18 Tahun 1999, tentang Jasa Konstruksi.
d. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per. 01/Men/1980, tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pada
Konstruksi Bangunan.
e. Keputusan Bersama Menteri Tenaga Kerja No. Kep. 174/Men/1986 dan Menteri Pekerjaan Umum No. Kep.
104/Men/1986, tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pada Kegiatan Konstruksi Bangunan.
f. Peraturan Menteri PU No. 09/PRT/M/2008, tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi Bidang PU.
g. Peraturan Pemerintah Nomor. 50 tahun 2012 tentang Penerapan SMK3;
h. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor. 05/PRT/M/2014 tentang Pedoman Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi bidang Pekerjaan Umum;

i. UU No. 3 Tahun 1992, tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja.


j. UU No. 13 Tahun 2003, tentang Ketenagakerjaan.
k. Surat Edaran Dirjen Binawas No. 05/BW/1997, tentang Penggunaan Alat Pelindung Diri.

C. Dukungan Keselamatan Konstruksi


C.1. Sumber Daya
Telah diutarakan sebelumnya bahwa tujuan pengelolaan sumber daya adalah meningkatkan konstribusi atau sumbangan
produktifnya terhadap perusahaan. Konstribusi yang dimaksud meliputi hal -hal sebagai berikut:

1. Meningkatkan komitmen, yaitu kesetiaan dan ketaatan terhadap perusahaan. Kesetiaan adalah tekad dan
kesangggupan menaati, melaksanakan, dan mengamalkan sesuatu yang ditaati dengan penuh kesadaran dan tanggung
jawab. Tekad dan kesanggupan ini ditunjukkan oleh sikap, perilaku sehari-hari dan perbuatan dalam melaksanakan
tugas sebagaimana diharapkan perusahaan. Ketaatan menunjukkan kesanggupan individu untuk menaati peraturan, baik
secara tertulis maupun tidak tertulis sesuai dengan serta kesanggupan untuk tidak melanggar.

2. Menghasilkan tenaga kerja yang berproduktivitas tinggi.


3. Meningkatkan kompetensi, yaitu motivasi, kepercayaan diri, pengetahuan, dan keterampilan tenaga kerja.

FUNGSI ADMINISTRARIF PENGELOLAAN SUMBER DAYA


Fungsi administratif merupakan serangkaian kegiatan dalam pengelolaan tenaga kerja yang sejalan dengan sistem
administrasi ketenagakerjaan yang berlaku di Indonesia. Fungsi ini meliputi beberapa hal, yaitu : (Siswanto, 2002)

1. Sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja,


2. Penyelenggaraan pemeliharaan kesehatan tenaga kerja,
3. Pendirian organisasi pekerja dan hubungan industrial,
4. Pelaporan dan pemeriksaan kecelakaan, serta
5. Penyelenggaraan jaminan sosial tenaga kerja.

SUMBER DAYA MANUSIA DAN SISTEM MANAJEMEN


Berdasarkan peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor: PER.05/MEN/1996, yang dimaksud dengan sistem manajemen
K3 adalah bagian dari sistem manajemen secara keseluruhan yang meliputi struktur organisasi, perencanaan, tanggung
jawab, pelaksanaan, prosedur, proses, dan sumber daya. Sistem manajemen K3 ini dibutuhkan bagi pengembangan,
penerapan, pecapaian pengkajian, dan pemeliharaan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja dalam rangka
pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna menciptakan tempat kerja yang aman, efisien dan
produktif.

C.2. Kompetensi
Kompetensi adalah kemampuan individu untuk melakukan pekerjaan dengan benar. Selain itu kompetensi adalah
seperangkat perilaku yang memberikan panduan terstruktur untuk identifikasi, evaluasi dan pengembangan perilaku
dalam individu karyawan.
Beberapa pertimbangan dalam penyusunan kompetensi terkait sistem manajemen K3, antara lain:

- Definisi dari tanggung jawab dan wewenang masing-masing personel.


- Uraian kerja.
- Penilaian kinerja personel.
- Hasil identifikasi bahaya potensial,penilaian dan pengendalian resiko.
- Prosedur dan instruksi kerja.
- Kebijakan dan sasaran K3.

Untuk memenuhi kompetensi yang telah ditetapkan, terdapat beberapa tindakan yang dapat dilakukan, antara lain:
- On-the-job training (magang).
- Classroom training (pelatihan).
- Pembelajaran mandiri.
- Pendidikan.
- Konseling (bimbingan).
- Seminar/menghadiri konferensi.
- Sebagai observer (pengamat) dalam suatu pekerjaan.
- Role models (berperan sebagai pelaku pekerjaan).

C.3. Kepedulian
Untuk menjamin terlaksananya sistem manajemen K3 dalam organisasi, salah satunya adalah melibatkan kepedulian
karyawan. Terkait dokumentasi sistem manajemen K3, keterlibatan karyawan dimungkinkan dalam proses konsultasi,
meliputi:

- Pengembangan dan tinjauan kebijakan.


- Pengembangan dan tinjauan sasaran.
- Keputusan pada penerapan proses & prosedur pengelolaan resiko.
- Identifikasi bahaya.
- Tinjauan penilaian dan pengendalian resiko yang terkait dengan pekerjaannya.
Beberapa bukti keterlibatan karyawan dalam penyusunan prosedur sistem manajemen K3, antara lain :

- Konsultasi formal antara pihak manajemen dengan karyawan tentang K3.


- Keterlibatan karyawan dalam melakukan identifikasi bahaya potensial, penilaian, dan pengendalian resiko.
- Inisiatif untuk mendorong karyawan dalam meninjau, memberi saran dan umpan balik masalah K3.
- Adanya definisi yang jelas tentang tanggung jawab dan wewenang serta mekanisme komunikasi dengan manajemen
dari perwakilan karyawan mencangkup keterlibatan dalam investigasi kecelakaan dan insiden, inspeksi lapangan dari
K3.
- Adanya briefing/pertemuan kecil tentang K3.
- Papan pengumuman yang menyajikan data kinerja K3, dan informasi lainnya yang berkaitan dengan K3.
- Poster program K3.
- Bulettin tentang K3.

C.4. Komunikasi
Guna menjamin penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, maka Perusahaan perlu menyusun
sistem komunikasi untuk mendukung pelaksanaan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang baik di
tempat kerja.
Komunikasi meliputi komunikasi internal antar bagian maupun sesama bagian dalam struktur organisasi Perusahaan
maupun komunikasi eksternal dengan pihak lain seperti kontraktor, pemasok, pengunjung, tamu dan masyarakat luas
maupun pihak ke tiga yang bekerja sama dengan Perushaaan berkaitan dengan K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja).

Komunikasi dapat melalui beragam media, cara dan teknologi yang secara efektif dapat menyampaikan pesan kepada
semua pihak yang perlu mendapat informasi berkaitan dengan Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja.
Informasi-informasi yang termasuk dalam komunikasi internal antara lain :
1. Komitmen Perusahaan terhadap Penerapan K3 di tempat kerja.
2. Program-program yang berkaitan dengan Penerapan K3 di tempat kerja.
3. Identifikasi bahaya, penilaian dan pengendalian resiko K3 di tempat kerja.
4. Prosedur kerja, instruksi kerja, diagram alur proses kerja serta material/bahan/alat/mesin yang digunakan dalam
proses kerja.
5. Tujuan K3 dan aktivitas peningkatan berkelanjutan lainnya.
6. Hasil-hasil investigasi kecelakaan kerja.
7. Perkembangan aktivitas pengendalian bahaya di tempat kerja.
8. Perubahan-perubahan manajemen Perusahaan yang mempengaruhi penerapan K3 di tempat kerja, dsb.

Informasi-informasi terkait komunikasi eksternal dengan pengunjung/tamu antara lain :


1. Persyaratan-persyaratan K3 untuk tamu.
2. Prosedur evakuasi darurat.
3. Aturan lalu lintas di tempat kerja.
4. Aturan akses tempat kerja dan pengawalan.
5. APD (Alat Pelindung Diri) yang digunakan di tempat kerja.
Perusahaan juga mengatur komunikasi eksternal dengan pihak ke tiga terkait informasi yang diterima oleh Perusahaan
maupun informasi yang diberikan oleh Perusahaan untuk pihak ke tiga. Perusahan menjamin konsistensi dan relevansi
informasi yang diberikan sesuai dengan Sistem Manajemen K3 Perusahaan termasuk informasi mengenai pengendalian
operasi K3 dan tanggap darurat Perusahaan.

C.5. Informasi Terdokumentasi


informasi terdokumentasi sebagai data yang diperlukan untuk dikendalikan dan dikelola oleh organisasi,
Informasi Terdokumentasi adalah sbb :
1. Membuat dan memperbarui informasi didokumentasikan,
2. Dikontrol dan tersedia khususnya dan sesuai dengan yang diperlukan oleh organisasi,
3. Perlindungan yang memadai,
4. Ketentuan Distribusi yang berlaku misalnya akses, pengambilan, penggunaan, penyimpanan,
5. pengendalian perubahan, retensi dan disposisi.
berikut beberapa informasi terdokumentasi yang dipersyaratkan:
– Bukti untuk menunjukkan kesesuaian produk / Jasa
– Hasil kajian persyaratan yang berkaitan dengan produk dan jasa
– Konfirmasi bahwa persyaratan desain dan pengembangan telah dipenuhi
– Output dari proses desain dan pengembangan
– Perubahan desain dan pengembangan
– Hasil evaluasi, pemantauan kinerja, dan re-evaluasi penyedia eksternal
– Definisi karakteristik produk dan jasa, termasuk kegiatan yang akan dilakukan dan hasil yang akan dicapai
– Informasi yang diperlukan untuk mempertahankan traceability
– Hasil perubahan ketentuan produksi dan pelayanan
– Pelepasan produk atau layanan kepada pelanggan, termasuk orang otorisasi rilis
– Tindakan yang diambil pada output yang tidak sesuai baik itu pada proses, produk, dan jasa,
termasuk konsesi yang diperoleh
– Hasil kegiatan pemantauan dan pengukuran
– Bukti pelaksanaan program audit dan hasil audit
– Bukti hasil tinjauan manajemen
– Bukti ketidaksesuaian dan tindakan yang diambil, dan hasil dari setiap tindakan korektif
– Lingkup SMM
– Apa pun yang diperlukan untuk mendukung proses operasional
– Apa pun yang diperlukan untuk memastikan bahwa proses yang dilakukan seperti yang direncanakan
– Kebijakan Mutu
– Sasaran Mutu
– Bukti bahwa pemantauan dan pengukuran sumber daya dilakukan
– Standar kalibrasi
– Bukti kompetensi
– dll

D. Operasi Keselamatan Konstruksi


D.1. Perencanaan Operasi
1. Rencana penunjukan personil yang akan ditugaskan menjadi Penanggung Jawab Kegiatan SMK3

Sebelum memulai pelaksanaan suatu pekerjaan, harus dipastikan bahwa ada salah satu personil yang
ditugaskan menjadi penanggung jawab kegiatan SMK3. Sebaiknya yang ditunjuk adalah orang yang telah
mendapatkan pengenalan / sosialisasi mengenai peraturan umum keselamatan dan kesehatan kerja (K3).

2. Prediksi dan rencana penanganan kondisi keadaan darurat tempat kerja

- Menyusun pedoman pemeriksaaan kesehatan sebelum kerja, menjamin penempatan tenaga kerja sesuai
dengan kesehatan dan pekerjaan yang akan dilakukan.

- Meminta persetujuan pengurus K3 atau Direktur terhadap pedoman pemeriksaan kesehatan tersebut.

- Pengurus K3 bertanggung jawab atas biaya yang diperlukan terhadap pemerikasaan kesehatan khusus yang
dilaksanakan atas pertimbangan yang berlaku.

- Perusahaan wajib menilai pengaruh pekerjaan terhadap tenaga kerja, dan keselamatan kerja
menyelenggarakan pelayanan dan pengujian di perusahaan.

- Pemeriksaan kesehatan berkala meliputi fisik lengkap kesegaran jasmani dan laboratorium rutin serta
pemeriksaan lain.

- Suatu rencana evakuasi untuk kedaan darurat dan pertolongan pertama harus dibuat sebelumnya untuk
setiap daerah tempat kerja meliputi seluruh pegawai / pekerja, pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K)
dan peralatan, alat-alat komunikasi, alat-alat jalur transportasi harus telah dipersiapkan dan tersedia.
- Mengisi dan menyediakan kotak obat diidentifikasi dari potensi bahaya di area kerja seperti sebagai berikut :

Sumber : HSE ISBN 0-7176-0426-8

Tempat Kerja dgn sedikit Tempat Kerja dgn ada Tempat Kerja dgn banyak
Jumlah Naker kemungkinan terjadi kemungkinan terjadi kemungkinan terjadi
kecelakaan kecelakaan kecelakaan

0 - 20 Kotak P3K Bentuk I Kotak P3K bentuk I & II Kotak P3K bentuk II
25 - 100 I II III
100 - 500 II III III + kotak dokter
> 500 II III + kotak dokter Setiap 500 naker + kotak dokter
Setiap 500 naker + kotak dokter

- Persiapan-persiapan harus dilakukan untuk memungkinkan mengangkut dengan cepat, jika diperlukan untuk petugas
yang sakit atau mengalami kecelakaan ke rumah sakit atau tempat berobat semacamnya,

- Tempat yang terdekat dengan kotak obat-obatan, alat-alat P3K, ruang P3K, ambulance, kereta untuk
orang sakit dan tempat dimana dapat dicari orang yang bertugas untuk urusan kecelakaan.
- Tempat telepon terdekat untuk menelpon / memanggil ambulance, daftar nomor telepon dan daftar nama
orang-orang yang bertugas.

- Fasilitas harus dapat menjamin efektifitas pelayanan yang standby setiap saat.

- Sarana dan prasarana, peralatan serta obat-obatan sesuai dengan standar.

- Jika terjadi kebakaran atau kondisi darurat, sebaiknya pekerja dapat menenangkan diri dan mengikuti petunjuk
penyelamatan oleh petugas.

3. Rencana prosedur / petunjuk kerja yang perlu dipersiapkan


a. Prosedur Umum
- sebelum memulai pelaksanaan suatu pekerjaan, harus dipastikan bahwa pekerja telah mendapatkan
pengenalan / sosialisasi mengenai peraturan umum keselamatan dari petugas K3 di tempat kerja.

- Pekerja harus memperhatikan dan mengindahkan petunjuk-petunjuk yang diberikan oleh atasan dan harus
berhati-hati terhadap semua orang yang bekerja dalam lingkup kerjanya.

- Semua kecelakaan dan kejadian harus dilaporkan pada Petugas K-3 di tempat kegiatan kerja. Seperti jika
ada seseorang yang terluka, harus segera menghubungi petugas K-3.

- Pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K) harus segera diberikan sesaat setelah kejadian kecelakaan.

-Setiap pekerja wajib memakai alat pelindung diri / keselamatan kerja. Dan memelihara serta merawat
alat-alat pelindung diri / keselamatan kerja dengan baik. Digunakan dengan benar serta menyimpannya di
tempat yang aman setelah selesai bekerja.

- Setiap pekerja diwajibkan untuk mengenal dan mengetahui lokasi pintu dan tangga darurat, pemadam api,
alarm tanda bahaya dan kebakaran, rute serta cara evakuasi.

- Apabila mengendarai kendaraan, jarak kendaraan dengan alat berat yang sedang bekerja harus selalu
dijaga, dan pengendara harus berhati-hati terhadap kemungkinan alat tersebut bergerak atau berputar
secara tiba-tiba.
- Pelaksana K3 harus menyediakan tabung pemadam kebakaran di kantor, bengkel ataupun gudang. Apabila
terjadi kebakaran di tempat atau daerah tersebut, harus segera bertindak memadamkan kebakaran
tersebut secara tuntas.

- Semua peralatan dan alat bantu kerja harus sudah dipastikan keamanannya untuk digunakan.

- Semua barang-barang dan perkakas harus diletakkan dengan rapi dan stabil sehingga tidak mudah runtuh
atau jatuh.

- Setiap pekerja dilarang mengoperasikan peralatan tanpa ijin penanggung jawab peralatan tersebut
dan/atau yang lebih ahli mengoperasikannya.

b. Prosedur Kesehatan Kerja


- Melakukan pemerikasaan kesehatan dan membuat rencana pemeriksaan kesehatan berkala dan
pemeriksaan khusus sebelum bekerja.
- Untuk pekerjaan tertentu perlu dilakukan pemerikasaan yang sesuai dengan kebutuhan guna mencegah
bahaya yang diperkirakan akan timbul nantinya.

- Pengurus K3 wajib membuat laporan dan menyampaikan selambat-lambatnya 2 (dua) bulan setelah
pemeriksaan kesehatan dilakukan.

- Agar pemeriksaan kesehatan berkala mencapai sasaran yang luas, maka pelayanan kesehatan diluar
perusahaan dapat dimanfaatkan oleh pengurus menurut keperluan.

- Dalam melaksanakan kewajiban pemeriksaan kesehatan berkala, ditunjuk satu atau beberapa Badan
sebagai penyelenggara yang akan membantu perusahaan.

- Pemeriksaan kesehatan khusus dimaksudkan untuk menilai adanya pengaruh-pengaruh dari pekerjaan
tertentu terhadap tenaga kerja atau golongan tenaga kerja tertentu.

- Terhadap kelainan-kelainan dan gangguan-gangguan kesehatan yang disebabkan akibat pekerjaan, khusus
ini berlaku ketentuan-ketentuan Asuransi Sosial Tenaga Kerja sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.

c. Prosedur Lingkungan Kerja


- Semua bahan-bahan yang tidak terpakai dan tidak diperlukan lagi harus dipindahkan ke tempat yang lebih
aman.

- Bahan hasil bongkaran dan lain-lain yang sudah tidak terpakai harus dibuang atau diangkut keluar lokasi
pekerjaan atau ke tempat pembuangan yang aman.

- Tidak diperbolehkan membuang bahan kimia dan bahan beracun serta berbahaya yang mengandung zat
tertentu yang dapat mencemari tanah dan air di lingkungan kerja.

- Tidak diperbolehkan membuang sisa material ke dalam saluran drainase alami.

- Kebisingan harus diidentifikasi dan diukur sesuai persyaratan perundang-undangan. Orang yang terkena
kebisingan harus didata agar mudah menentukan penilaian dan pengendalian resiko di tempar kerja dan
juga rencana pemeriksaan.

- Kebisingan yang membahayakan bagi tenaga kerja harus dikurangi sampai di bawah Nilai Ambang Batas.
-Kebisingan di atas Nilai Ambang Batas tidak boleh terpapar secara terus-menerus selama 8 jam. Pada
setiap jangka waktu tertentu harus diistrahatkan.

- Jika kebisingan tidak dapat diatasi secara teknis maka tenaga kerja harus memakai alat pelindung telinga
(ear protector).

4. Sistem pertolongan pertama pada kecelakaan

- Semua supervisor di tempat kerja harus dilatih P3K dan mempunyai sertifikat P3K yang bertaraf nasional. Dan
sejumlah karyawan yang memenuhi syarat harus dilatih P3K.

- Fasilitas P3K harus dapat dilaksanakan pada tempat yang nyaman di tiap tempat kerja. Pusat P3K harus dibangun
pada tiap tempat kerja yang luas / besar dengan peralatan yang memadai dan harus mudah diidentifikasikan, dijaga
kebersihannya, dan penerangan serta ventilasi yang mencukupi.

- Peralatan P3K dan obat-obatan yang memadai harus disediakan di tempat kerja dan dijaga agar tidak terkotori oleh
debu, kelembaban udara dan lain-lain. Dan diperiksa secara teratur serta harus dijaga supaya tetap berisi (tidak
boleh kosong).

- Peralatan P3K dan obat-obatan harus berisi keterangan / instruksi yang mudah dan jelas sehingga mudah
dimengerti.

5. Rencana Program pelatihan/salialisasi sesuai pengendalian resiko


- Mengikutkan program pelatihan K3 yang diadakan oleh instansi terkait

6 Sistem pertolongan pertama pada kecelakaan

E. Evaluasi Kinerja Keselamatan Konstruksi


E.1. Pemantauan dan evaluasi
Definisi dari pemantauan adalah menitikberatkan pada pengumpulan informasi dan data yang berhubungan
dengan bahaya K3. 
Definisi dari evaluasi adalah menitikberatkan pada penelitian yang berhubungan dengan resiko K3.
Contoh dari obyek bahaya dan resiko K3, seperti : pemakaian peralatan, perlengkapan, dan bahan kerja serta
cara penggunaannya pada tempat kerja; dan jam lembur tenaga kerja.
Pengukuran K3 dilakukan dengan metode kualitatif dan kuantitatif. Sebagai obyek pengukuran adalah kinerja K3.
Tujuan Pemantauan dan Evaluasi
1. Menghasilkan data untuk menilai kompetensi personil K3.
2. Menghasilkan data untuk mengevaluasi penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)
3. Mengontrol perkembangan dari pertemuan-pertemuan K3, pemenuhan tujuan K3 serta peningkatan pemahaman K3
yang berkesinambungan.
4. Memantau pemenuhan peraturan perundang-undangan serta syarat lainnya yang berhubungan dengan penerapan
K3 di tempat kerja.
5. Menghasilkan data sebagai evaluasi efektivitas pengendalian operasional K3,  review perlu tidaknya modifikasi
pengendalian operasional K3 dan sosialisasi pilihan dari sistem pengendalian baru.
6. Menghasilkan data untuk mengukur kinerja K3 perusahaan secara proaktif dan reaktif.
Perusahaan mendelegasikan tugas pemantauan dan pengukuran kinerja K3 kepada Ahli K3 Umum perusahaan, atau
kepada Sekertaris Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja termasuk di dalamnya anggota-anggota di
bawah kewenangan Ahli K3 Umum perusahaan. Dan output yang diharapkan adalah seperti pada item 1 s/d 4.
Selanjutnya hasil pemantauan dan pengukuran kinerja K3 akan dianalisa serta digunakan untuk mengidentifikasi
seberapa besar keberhasilan kinerja K3 yang diterapkan. Ataupun juga seberapa penting kebutuhan perlunya
tindakan perbaikan yang harus dilakukan serta tindakan peningkatan kinerja K3 yang lain. Sebagai outputnya adalah
data evaluasi efektifitas pengendalian operasional K3 (item 5).

Metode pengukuran kinerja K3 secara proaktif dan reaktif di tempat kerja memiliki prioritas dan tujuan untuk
mendorong adanya peningkatan kinerja K3 serta mengurangi kejadian kecelakaan (accident) dan peristiwa (incident)
kerja di tempat kerja (item 6).

Yang termasuk dalam pengukuran proaktifkinerja K3 adalah :


a. Penilaian kesesuaian dengan perundang-undangan dan peraturan lainnya yang berkaitan dengan penerapan K3
di tempat kerja.
b. Efektivitas hasil inspeksi dan pemantauan kondisi bahaya di tempat kerja.
c. Efektivitas pastisipasi tenaga kerja terhadap penerapan K3 di tempat kerja.
d. Survey tingkat kepuasan tenaga kerja terhadap penerapan K3 di tempat kerja.
e. Penilaian efektivitas pelatihan K3.
f. Penilaian aktivitas kerja yang berhubungan dengan resiko K3 perusahaan.
g. Efektivitas hasil audit internal dan audit eksternal Sistem Manajemen K3 (SMK3).
h. Pemantauan budaya K3 seluruh personil K3 di bawah kontrol perusahaan.
i. Penerapan beberapa program K3.
j. Schedule penyelesaian rekomendasi penerapan K3 di tempat kerja.
k. Schedule pemeriksaan kesehatan tenaga kerja berkala di tempat kerja.
Yang termasuk dalam pengukuran reaktif kinerja K3 adalah :
a. Tuntutan tindakan pemenuhan dari pemerintah.
b. Tuntutan tindakan pemenuhan dari pihak ke tiga yang berhubungan dengan perusahaan.
c. Tingkat hilangnya jam kerja (lost time) akibat kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja (PAK).
d. Tingkat keseringan kejadian kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja (PAK).
e. Pemantauan kejadian kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja (PAK).

E.2. Tinjauan Manajemen


Tinjauan Manajemen fokus terhadap keseluruhan kinerja Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja 
dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1. Kesesuaian Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja terhadap operasional dan aktivitas Perusahaan.
2. Kecukupan pemenuhan penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja terhadap Kebijakan K3.
3. Keefektivan penyelesaian tindakan perbaikan dan tindakan pencegahan serta hasil-hasil lain yang dicita-citakan.

Tinjauan Manajemen dilaksanakan oleh Pimpinan Perusahaan dan dilaksanakan secara berkala yang secara umum
dilaksanakan minimal 1 (satu) tahun sekali untuk meninjau penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja Perusahaan berjalan secara tepat.

Hal-hal yang dapat dijadikan acuan dalam melaksanakan Tinjauan Manajemen antara lain :
1. Laporan keadaan darurat (termasuk kejadian serta pelatihan/simulasi/pengujian tanggap darurat).
2. Survey kepuasan tenaga kerja terhadap penerapan K3 di tempat kerja.
3. Statistik insiden kerja (termasuk kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja).
4. Hasil-hasil inspeksi.
5. Hasil dan rekomendasi pemantauan dan pengukuran kinerja K3 di tempat kerja.
6. Kinerja K3 kontraktor.
7. Kinerja K3 pemasok.
8. Informasi perubahan peraturan perundang-undangan dan persyaratan lain yang berkaitan dengan penerapan K3
di tempat kerja.
E.3. Peningkatan Kinerja Keselamatan Konstruksi
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) untuk Peningkatan Kinerja Keselamatan Konstruksi pada
paket pekerjaan yang akan dilaksanakan ini, berdasarkan skala resiko dan peraturan perundang-undangan K3 secara
konsisten, yang diantaranya sebagai berikut :

- Memeriksakan kesehatan badan, kondisi mental dan kemampuan fisik tenaga kerja yang akan diterima maupun
yang akan dipindahkan sesuai dengan sifat-sifat pekerjaan yang akan diberikan kepadanya.

- Menunjukkan dan menjelaskan kepada setiap tenaga kerja baru tentang :


a. Kondisi-kondisi dan bahaya-bahaya serta yang dapat timbul dalam tempat kerja.
b. Semua pengamanan dan alat-alat perlindungan yang diharuskan dalam tempat kerja.
c. Alat-alat pelindung diri bagi tenaga kerja yang bersangkutan.
d. Cara-cara dan sikap yang aman dalam melaksanakan pekerjaan.

- Menyelenggarakan pembinaan bagi semua tenaga keja dalam pencegahan kecelakaan dan kebakaran serta
peningkatan keselamatan dan kesehatan kerja, dan juga dalam pemberian pertolongan pertama pada
kecelakaan.

- Secara tertulis menempatkan dalam tempat kerja semua syarat keselamatan kerja yang diwajibkan, undang-
undang keselamatan kerja dan semua peraturan pelaksanaan kerja yang berlaku di tempat kerja.

- Menyediakan secara cuma-cuma semua alat pelindung diri yang diwajibkan pada tenaga kerja, dan juga
menyediakan bagi orang lain yang ingin memasuki wilayah kerja tersebut, disertai petunjuk-petunjuk yang
berlaku.

Rantepao, ... Maret 2022

Mr. X

RUSDIANSYAH
Direktur
IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN RESIKO,PENGENDALIAN DAN PELUANG
Nama Perusahaan : CV. …..
Kegiatan :…
Lokasi : …..
Tanggal dibuat :…

PENILAIAN RESIKO
JENIS/TIPE SKALA
NO IDENTIFIKASI BAHAYA DAMPAK KEKERAPAN KEPARAHAN TINGKAT PENGENDALIAN RESIKO K3
PEKERJAAN RESIKO PRIORITAS

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)


1 PEKERJAAN PERSIAPAN 1. Resiko kecelakaan lalulintas, saat 1. Dapat membahayakan para 1 2 1 3 1 Mengunakan Metode
mobilisasi / demobilisasi peralatan pekerja
dan tenaga kerja; 2. Mengurangi produktivitas 2 menyusun instruksi kerja
2. Resiko terkena material tanah, pekerjaan
debu, semen, pasir, koral dan luka
tertusuk besi/paku dan peralatan 3. Dapat Menyebabkan kematian 3 melakukan pelatihan kerja
kerja lainnya, saat melansir material;
3. Resiko tertular Covid-19. 4 Pengunaan APD yang sesuai
protap Covid 19

2 PEKERJAAN BENDUNG 1. Resiko terkena material tanah, 1. Dapat membahayakan para 1 2 1 3 1 Mengunakan Metode
debu semen, pasir, koral, batu dan pekerja
luka tertusuk besi/paku dan 2. Mengurangi produktivitas 2 menyusun instruksi kerja
peralatan kerja lainnya, saat pekerjaan
melansir material;
2. Resiko tertimpah komponen 3. Dapat Menyebabkan kematian 3 melakukan pelatihan kerja
material besi (pintu air);
3. Resiko tertimpah material kayu; 4 Pengunaan APD yang sesuai
4. Resiko tertular Covid-19. protap Covid 19

3 PEKERJAAN SALURAN 1. Resiko terkena material tanah, 1. Dapat membahayakan para 2 3 2 2 1 Mengunakan Metode
debu semen, pasir, koral, batu dan pekerja
luka tertusuk besi/paku dan
2. Mengurangi produktivitas 2 menyusun instruksi kerja
peralatan kerja lainnya, saat pekerjaan
melansir material;
2. Resiko tertimpah komponen 3. Dapat Menyebabkan kematian 3 melakukan pelatihan kerja
material besi (pintu air);
3. Resiko tertimpah material kayu;
4. Resiko tertular Covid-19.
4 Pengunaan APD yang sesuai
protap Covid 19

Rantepao, ... Maret 2022


0

HADI PURNOMO
Penanggung Jawab Teknis
Rencana tindakan (sasaran & program)

Nama Perusahaan : PT. …..


Kegiatan : ….

No. URAIAN PEKERJAAN SASARAN K3 PROYEK PROGRAM SUMBER DAYA

1 2 4 6

1 UMUM
- Mobilisasi - Menanamkan kesadaran kepada - Melakukan inspeksi secara rutin terhadap
para pekerja akan pentingnya untuk kondisi dan cara kerja berbahaya.
- Manajemen dan keselamatan lalu lintas
menggunakan APD (alat pelindung - Memastikan semua pekerja untuk me-
- Jembatan Sementara diri) demi keselamatan dan ke- matuhi peraturan yang telah ditetapkan.
- Pengamanan Lingkungan Hidup lancaran pekerjaan. - Meningkatkan kemampuan mengidentifikasi
- Pengujian PH - Menghindari kecelakaan-kecelakaan dan menghilangkan resiko yg tidak bisa
- Pengujian Oksigen Terlarut (DO) yang diakibatkan oleh pekerjaan diterima.
- Pengujian Zat Padat Terlarut (TDS) yang dilakukan yang akan berdampak - Memperhatikan tingkat kesehatan fisik
- Pengujian Zat Padat Tersuspensi (TSS) timbulnya korban jiwa. maupun psikologi para pekerja.
- Pengujian Biological Oxygen Deman (BOD) - Menumbuhkan rasa aman dan nyaman - Mengadakan pemeriksaan secara berkala.
- Pengujian Chemical Oxygen Demand dalam bekerja. terhadap efisiensi dan efektifitas sistem
- Pengujian Coliform - Mencapai Zero Accident peralatan.
- Pengujian E Coli - Melaksanakan Rencana K3 dengan me-
- Pengujian Destruksi CU, Pb, Cd, Ni, Fe, Zn, Ag, Co, Mn nyediakan sumber daya K3 (APD, rambu-
- Pengujian Temperatur (suhu) rambu, spanduk, pagar pengaman, jaring
- Pengujian Vibrasi Lingkungan Untuk Kenyamanan dan Kesehatan pengaman, dsb) secara konsisten.
- Pengujian Tingkat Getaran Kendaraan Bermotor
- Pengujian Nox - Menumbuhkan rasa aman dan nyaman - menjalankan prosedur laboratorium
- Pengujian Sulfurdioksida (SO2) dalam bekerja. dengan baik dan benar sesuai petunjuk
- Pengujian Karbondioksida (CO2) - Mencapai Zero Accident yang ada
- Pengujian Total Partikulat (TSP) - Debu
- Pengujian Timah Hitam (Pb)
- Keselamatan dan Kesehatan Kerja
- Manajemen Mutu

2 Pekerjaan drainase
- Menumbuhkan rasa aman dan nyaman - Mengadakan pemeriksaan secara berkala.
- Galian untuk selokan Drainase dan saluran air
dalam bekerja. terhadap efisiensi dan efektifitas sistem
- Pasangan batu dengan mortar - Mencapai Zero Accident peralatan.
- Gorong - gorong kotak beton bertulang ukuran diam. 200cm x 200 cm - Melaksanakan Rencana K3 dengan me-
nyediakan sumber daya K3 (APD, rambu-
rambu, spanduk, pagar pengaman, jaring
z pengaman, dsb) secara konsisten.

3 Pekerjaan tanah
- Galian biasa - Nihil kecelakaan fatal - melakukan pengecekan alat secara berkala
- Galian Struktur dengan kedalaman 0-2 m - Menumbuhkan rasa aman dalam - mewajibkan pekerja mengikuti induksi K3
- Galian Perkerasan Beraspal dengan Cold Milling Machine bekerja sebelum pekerjaan dimulai
- Galian Perkerasan Beraspal tanpa Cold Milling Machine - Penyediaan APD
- Galian Perkerasan Berbutir
- Timbunan biasa dari sumber galian
- Timbunan Pilihan dari sumber galian
- Penyiapan Badan Jalan

4 Pekerjaan preventif
- Laburan Aspal (Buras) - Nihil kecelakaan fatal - melakukan pengecekan alat secara berkala
- Menumbuhkan rasa aman dalam - mewajibkan pekerja mengikuti induksi K3
bekerja sebelum pekerjaan dimulai
- Penyediaan APD

5 Pekerjaan Berbutir dan Perkerasan Beton Semen


- Lapis Pondasi Agregat Kelas A - Nihil kecelakaan fatal - melakukan pengecekan alat secara berkala
- Lapis Pondasi Agregat Kelas B - Menumbuhkan rasa aman dalam - mewajibkan pekerja mengikuti induksi K3
- Lapis Pondasi Agregat Kelas S bekerja sebelum pekerjaan dimulai
- Penyediaan APD

6 Perkerasan Aspal
- Lapis Resap pengikat - aspal cair/emulsi - Nihil kecelakaan fatal - melakukan pengecekan alat secara berkala
- Lapis Perekat - Aspal Cair/emulsi - Menumbuhkan rasa aman dalam - mengadakann pelatihan rekayasa lalu lintas
- Bahan Anti Pengelupasan bekerja - melakukan pengecekan secara berkala
- Laston lapis aus (AC-WC) - menyiapkan penerangan
- Laston lapis Antara (AC-BC) - menyiapkan dan memasang rambu-rambu
- mengadakann pelatihan rekayasa lalu lintas

- Nihil kecelakaan fatal - melakukan pengecekan alat secara berkala


- Menumbuhkan rasa aman dalam - mengadakann pelatihan rekayasa lalu lintas
bekerja - melakukan pengecekan secara berkala
- menyiapkan penerangan
- menyiapkan dan memasang rambu-rambu
- mengadakann pelatihan rekayasa lalu lintas

7 Pekerjaan struktur
- Beton Struktur fc' = 35 Mpa - Nihil kecelakaan fatal - melakukan pengecekan alat secara berkala
- Beton Struktur Bervolume Besar fc' = 30 Mpa - Menumbuhkan rasa aman dalam - menyiapkan dan memasang rambu-rambu
- Beton Mutu sedang fc' = 20 Mpa bekerja - mengadakann pelatihan rekayasa lalu lintas
- Beton Mutu rendah fc' = 10 Mpa
- Baja tulangan polos BJTP 280
- Baja tulangan sirip BJTS 420A
- Pasangan Batu
- Pasangan Batu Kosong
- Bronjong dengan Kawat Yang Dilapisi Galvanis - Nihil kecelakaan fatal - melakukan pengecekan alat secara berkala
- Bronjong dengan Kawat Yang Dilapisi PVC
- Sandaran (Railing)
- Papan Nama Jembatan

- Pipa Drainase Baja Diameter 150 mm

- Pipa Penyalur PVC

9 Pengembalian kondisi dan pekerjaan minor


- marka jalan termoplasitk - Nihil kecelakaan fatal - melakukan pengecekan alat secara berkala
- Rambu Jalan Tunggal dengan Pemantul High Intensity Grade - Menumbuhkan rasa aman dalam - mewajibkan pekerja mengikuti induksi K3
bekerja sebelum pekerjaan dimulai
- Penyediaan APD
10 Pemeliharaan rutin
- Lapis Pondasi agregat kelas A - Nihil kecelakaan fatal - melakukan pengecekan alat secara berkala
- Campuran aspal panas - Menumbuhkan rasa aman dalam - mewajibkan pekerja mengikuti induksi K3
- Pengecatan Kerb dan Median bekerja sebelum pekerjaan dimulai
- Pengendalian Tanaman - Penyediaan APD
- Pembersihan Drainase
- Pemeliharaan Kinerja Jembatan S. Paradean II Bentang 7m
- Pemeliharaan Kinerja Jembatan S. Paradean I Bentang 6m
- Pemeliharaan Kinerja Jembatan S. Pongmintu II Bentang 3,6m
- Pemeliharaan Kinerja Jembatan S. Pongmintu I Bentang 3,6m - Nihil kecelakaan fatal - melakukan pengecekan alat secara berkala
- Pemeliharaan Kinerja Jembatan S. Caloko Bentang 7m - Menumbuhkan rasa aman dalam - mewajibkan pekerja mengikuti induksi K3
- Pemeliharaan Kinerja Jembatan S. To'ampalla Bentang 5,8m bekerja sebelum pekerjaan dimulai
- Pemeliharaan Kinerja Jembatan S. Langau II Bentang 6,5m - Penyediaan APD
- Pemeliharaan Kinerja Jembatan S. Langau I Bentang 6,2m
- Pemeliharaan Kinerja Jembatan S. Parindingan Bentang 7,4m
- Pemeliharaan Kinerja Jembatan S. Manuntun Bentang 5,3m
- Pemeliharaan Kinerja Jembatan S. Manglan Bentang 7,1m
- Pemeliharaan Kinerja Jembatan S. Tandung Bentang 7m
- Pemeliharaan Kinerja Jembatan S. Sarambu Bentang 6,1m
- Pemeliharaan Kinerja Jembatan S. To'katapi Bentang 6,1m
- Pemeliharaan Kinerja Jembatan S. To'limbong Bentang 13m
- Pemeliharaan Kinerja Jembatan S. Eran Batu Bentang 8,4m
- Pemeliharaan Kinerja Jembatan S. Rantemadika Bentang 10,20m
- Pemeliharaan Kinerja Jembatan S. Pala-Pala Bentang 8,4m
- Pemeliharaan Kinerja Jembatan S. Mandetek Bentang 7,1m
- Pemeliharaan Kinerja Jembatan S. Kambuno Bentang 11,1m
- Pemeliharaan Kinerja Jembatan S. Paku Bentang 7,2m
- Pemeliharaan Kinerja Jembatan S. Marangke Bentang 6,4m
- Pemeliharaan Kinerja Jembatan S. Babakanaan Bentang 6m
- Pemeliharaan Kinerja Jembatan S. To'buangin Bentang 6,1m
- Pemeliharaan Kinerja Jembatan S. Tolebannu Bentang 6m
- Pemeliharaan Kinerja Jembatan S. Minanga Bentang 6,1m
- Pemeliharaan Kinerja Jembatan S. Kamande Bentang 5,9m
- Pemeliharaan Kinerja Jembatan S. Gentengan II Bentang 5,8m
- Pemeliharaan Kinerja Jembatan S. Gentengan I Bentang 6m
- Pemeliharaan Kinerja Jembatan S. Sarre III Bentang 65,7m
- Pemeliharaan Kinerja Jembatan S. Sarre II Bentang 6m
- Pemeliharaan Kinerja Jembatan S. Sarre I Bentang 7m
- Pemeliharaan Kinerja Jembatan S. Karombi Bentang 6m
- Pemeliharaan Kinerja Jembatan S. Mebali Bentang 5,9m
- Pemeliharaan Kinerja Jembatan S. Langau Bentang 6,3m
- Pemeliharaan Kinerja Jembatan S. Derre Bentang 5,9m
- Pemeliharaan Kinerja Jembatan S. Rengko Bentang 7,6m
- Pemeliharaan Kinerja Jembatan S. Matana I Bentang 9,6m - Nihil kecelakaan fatal - melakukan pengecekan alat secara berkala
- Pemeliharaan Kinerja Jembatan S. Matana II Bentang 6m - Menumbuhkan rasa aman dalam - mewajibkan pekerja mengikuti induksi K3
- Pemeliharaan Kinerja Jembatan S. Balombong Bentang 6m bekerja sebelum pekerjaan dimulai
- Pemeliharaan Kinerja Jembatan S. Papata Bentang 5,6m - Penyediaan APD
- Pemeliharaan Kinerja Jembatan S. Kaboro Bentang 5,7m
- Pemeliharaan Kinerja Jembatan S. Kalimapina Bentang 6m
- Pemeliharaan Kinerja Jembatan S. Pongdapo Bentang 5,9m
- Pemeliharaan Kinerja Jembatan S. Ku'lang Bentang 6m
- Pemeliharaan Kinerja Jembatan S. Salobarani Bentang 6,1m
RENCANA KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA KONTRAK
( RK3K )

DAFTAR ISI
A. Kebijakan K3
B. Perencanaan K3
B.1. Identifikasi Bahaya, Sasaran K3 Proyek, Pengendalian Resiko K3, Program K3 dan Biaya K3
B.2. Pemenuhan Peraturan Perundang-undangan dan Persyaratan Lainnya
C. Pengendalian Operasional K3

A. KEBIJAKAN K3
Sebagai pimpinan perusahaan ini akan menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) pada
paket pekerjaan yang akan dilaksanakan ini, berdasarkan skala resiko dan peraturan perundang-undangan K3 secara
konsisten, yang diantaranya sebagai berikut :

-
Memeriksakan kesehatan badan, kondisi mental dan kemampuan fisik tenaga kerja yang akan diterima maupun yang
akan dipindahkan sesuai dengan sifat-sifat pekerjaan yang akan diberikan kepadanya.

- Menunjukkan dan menjelaskan kepada setiap tenaga kerja baru tentang :


a. Kondisi-kondisi dan bahaya-bahaya serta yang dapat timbul dalam tempat kerja.
b. Semua pengamanan dan alat-alat perlindungan yang diharuskan dalam tempat kerja.
c. Alat-alat pelindung diri bagi tenaga kerja yang bersangkutan.
d. Cara-cara dan sikap yang aman dalam melaksanakan pekerjaan.

-
Menyelenggarakan pembinaan bagi semua tenaga keja dalam pencegahan kecelakaan dan kebakaran serta
peningkatan keselamatan dan kesehatan kerja, dan juga dalam pemberian pertolongan pertama pada kecelakaan.

-
Secara tertulis menempatkan dalam tempat kerja semua syarat keselamatan kerja yang diwajibkan, undang-undang
keselamatan kerja dan semua peraturan pelaksanaan kerja yang berlaku di tempat kerja.

-
Menyediakan secara cuma-cuma semua alat pelindung diri yang diwajibkan pada tenaga kerja, dan juga menyediakan
bagi orang lain yang ingin memasuki wilayah kerja tersebut, disertai petunjuk-petunjuk yang berlaku.

B. PERENCANAAN K3
B.1. Identifikasi Bahaya, Sasaran K3 Proyek, Pengendalian Resiko K3, Program K3, dan Biaya
-terlampir
B.2. Pemenuhan Perundang-undangan dan Persyaratan Lainnya
Daftar Peraturan Perundang-Undangan dan Persyaratan K3 yang wajib dipunyai dan dipenuhi dalam melaksanakan
paket pekerjaan ini adalah :

a. UU No. 1 Tahun 1970, tentang Keselamatan Kerja.

b. UU No.14 Tahun 1969, tentang Perlindungan Terhadap Tenaga Kerja dan Pembinaan Norma Keselamatan
Kerja.

c. UU No. 18 Tahun 1999, tentang Jasa Konstruksi.

d. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per. 01/Men/1980, tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pada
Konstruksi Bangunan.

e. Keputusan Bersama Menteri Tenaga Kerja No. Kep. 174/Men/1986 dan Menteri Pekerjaan Umum No. Kep.
104/Men/1986, tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pada Kegiatan Konstruksi Bangunan.

f. Peraturan Menteri PU No. 09/PRT/M/2008, tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (SMK3) Konstruksi Bidang PU.

g. Peraturan Pemerintah Nomor. 50 tahun 2012 tentang Penerapan SMK3;

h.
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor. 05/PRT/M/2014 tentang Pedoman Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi bidang Pekerjaan Umum;

i. UU No. 3 Tahun 1992, tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja.

j. UU No. 13 Tahun 2003, tentang Ketenagakerjaan.

k. Surat Edaran Dirjen Binawas No. 05/BW/1997, tentang Penggunaan Alat Pelindung Diri.
C. PENGENDALIAN OPERASIONAL K-3

1. Rencana penunjukan personil yang akan ditugaskan menjadi Penanggung Jawab Kegiatan SMK3

Sebelum memulai pelaksanaan suatu pekerjaan, harus dipastikan bahwa ada salah satu personil yang ditugaskan
menjadi penanggung jawab kegiatan SMK3. Sebaiknya yang ditunjuk adalah orang yang telah mendapatkan
pengenalan / sosialisasi mengenai peraturan umum keselamatan dan kesehatan kerja (K3).

2. Prediksi dan rencana penanganan kondisi keadaan darurat tempat kerja

- Menyusun pedoman pemeriksaaan kesehatan sebelum kerja, menjamin penempatan tenaga kerja sesuai dengan
kesehatan dan pekerjaan yang akan dilakukan.

- Meminta persetujuan pengurus K3 atau Direktur terhadap pedoman pemeriksaan kesehatan tersebut.

- Pengurus K3 bertanggung jawab atas biaya yang diperlukan terhadap pemerikasaan kesehatan khusus yang
dilaksanakan atas pertimbangan yang berlaku.

- Perusahaan wajib menilai pengaruh pekerjaan terhadap tenaga kerja, dan keselamatan kerja menyelenggarakan
pelayanan dan pengujian di perusahaan.

- Pemeriksaan kesehatan berkala meliputi fisik lengkap kesegaran jasmani dan laboratorium rutin serta pemeriksaan
lain.

- Suatu rencana evakuasi untuk kedaan darurat dan pertolongan pertama harus dibuat sebelumnya untuk setiap daerah
tempat kerja meliputi seluruh pegawai / pekerja, pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K) dan peralatan, alat-alat
komunikasi, alat-alat jalur transportasi harus telah dipersiapkan dan tersedia.

- Mengisi dan menyediakan kotak obat diidentifikasi dari potensi bahaya di area kerja seperti sebagai berikut :

- Persiapan-persiapan harus dilakukan untuk memungkinkan mengangkut dengan cepat, jika diperlukan untuk petugas
yang sakit atau mengalami kecelakaan ke rumah sakit atau tempat berobat semacamnya,

- Petunjuk / informasi harus diumumkan dan ditempel pada tempat yang strategis yang memberitahukan :

- Tempat yang terdekat dengan kotak obat-obatan, alat-alat P3K, ruang P3K, ambulance, kereta untuk orang
sakit dan tempat dimana dapat dicari orang yang bertugas untuk urusan kecelakaan.

- Tempat telepon terdekat untuk menelpon / memanggil ambulance, daftar nomor telepon dan daftar nama
orang-orang yang bertugas.

- Fasilitas harus dapat menjamin efektifitas pelayanan yang standby setiap saat.

- Sarana dan prasarana, peralatan serta obat-obatan sesuai dengan standar.

- Jika terjadi kebakaran atau kondisi darurat, sebaiknya pekerja dapat menenangkan diri dan mengikuti petunjuk
penyelamatan oleh petugas.
3. Rencana prosedur / petunjuk kerja yang perlu dipersiapkan
a. Prosedur Umum

- sebelum memulai pelaksanaan suatu pekerjaan, harus dipastikan bahwa pekerja telah mendapatkan
pengenalan / sosialisasi mengenai peraturan umum keselamatan dari petugas K3 di tempat kerja.

- Pekerja harus memperhatikan dan mengindahkan petunjuk-petunjuk yang diberikan oleh atasan dan harus
berhati-hati terhadap semua orang yang bekerja dalam lingkup kerjanya.

- Semua kecelakaan dan kejadian harus dilaporkan pada Petugas K-3 di tempat kegiatan kerja. Seperti jika ada
seseorang yang terluka, harus segera menghubungi petugas K-3.

- Pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K) harus segera diberikan sesaat setelah kejadian kecelakaan.

-Setiap pekerja wajib memakai alat pelindung diri / keselamatan kerja. Dan memelihara serta merawat alat-alat
pelindung diri / keselamatan kerja dengan baik. Digunakan dengan benar serta menyimpannya di tempat yang
aman setelah selesai bekerja.
- Setiap pekerja diwajibkan untuk mengenal dan mengetahui lokasi pintu dan tangga darurat, pemadam api,
alarm tanda bahaya dan kebakaran, rute serta cara evakuasi.

- Apabila mengendarai kendaraan, jarak kendaraan dengan alat berat yang sedang bekerja harus selalu dijaga,
dan pengendara harus berhati-hati terhadap kemungkinan alat tersebut bergerak atau berputar secara tiba-tiba.

- Pelaksana K3 harus menyediakan tabung pemadam kebakaran di kantor, bengkel ataupun gudang. Apabila
terjadi kebakaran di tempat atau daerah tersebut, harus segera bertindak memadamkan kebakaran tersebut
secara tuntas.
- Semua peralatan dan alat bantu kerja harus sudah dipastikan keamanannya untuk digunakan.
- Semua barang-barang dan perkakas harus diletakkan dengan rapi dan stabil sehingga tidak mudah runtuh atau
jatuh.
- Setiap pekerja dilarang mengoperasikan peralatan tanpa ijin penanggung jawab peralatan tersebut dan/atau
yang lebih ahli mengoperasikannya.

b. Prosedur Kesehatan Kerja


- Melakukan pemerikasaan kesehatan dan membuat rencana pemeriksaan kesehatan berkala dan pemeriksaan
khusus sebelum bekerja.
- Untuk pekerjaan tertentu perlu dilakukan pemerikasaan yang sesuai dengan kebutuhan guna mencegah bahaya
yang diperkirakan akan timbul nantinya.
- Pengurus K3 wajib membuat laporan dan menyampaikan selambat-lambatnya 2 (dua) bulan setelah
pemeriksaan kesehatan dilakukan.
- Agar pemeriksaan kesehatan berkala mencapai sasaran yang luas, maka pelayanan kesehatan diluar
perusahaan dapat dimanfaatkan oleh pengurus menurut keperluan.
- Dalam melaksanakan kewajiban pemeriksaan kesehatan berkala, ditunjuk satu atau beberapa Badan sebagai
penyelenggara yang akan membantu perusahaan.
- Pemeriksaan kesehatan khusus dimaksudkan untuk menilai adanya pengaruh-pengaruh dari pekerjaan tertentu
terhadap tenaga kerja atau golongan tenaga kerja tertentu.
c. Prosedur Lingkungan Kerja
- Semua bahan-bahan yang tidak terpakai dan tidak diperlukan lagi harus dipindahkan ke tempat yang lebih
aman.
- Bahan hasil bongkaran dan lain-lain yang sudah tidak terpakai harus dibuang atau diangkut keluar lokasi
pekerjaan atau ke tempat pembuangan yang aman.

- Tidak diperbolehkan membuang bahan kimia dan bahan beracun serta berbahaya yang mengandung zat
tertentu yang dapat mencemari tanah dan air di lingkungan kerja.

- Tidak diperbolehkan membuang sisa material ke dalam saluran drainase alami.


- Kebisingan harus diidentifikasi dan diukur sesuai persyaratan perundang-undangan. Orang yang terkena
kebisingan harus didata agar mudah menentukan penilaian dan pengendalian resiko di tempar kerja dan juga
rencana pemeriksaan.

- Kebisingan yang membahayakan bagi tenaga kerja harus dikurangi sampai di bawah Nilai Ambang Batas.

-Kebisingan di atas Nilai Ambang Batas tidak boleh terpapar secara terus-menerus selama 8 jam. Pada setiap
jangka waktu tertentu harus diistrahatkan.
- Jika kebisingan tidak dapat diatasi secara teknis maka tenaga kerja harus memakai alat pelindung telinga (ear
protector).

4. Sistem pertolongan pertama pada kecelakaan

- Semua supervisor di tempat kerja harus dilatih P3K dan mempunyai sertifikat P3K yang bertaraf nasional. Dan
sejumlah karyawan yang memenuhi syarat harus dilatih P3K.

- Fasilitas P3K harus dapat dilaksanakan pada tempat yang nyaman di tiap tempat kerja. Pusat P3K harus dibangun
pada tiap tempat kerja yang luas / besar dengan peralatan yang memadai dan harus mudah diidentifikasikan, dijaga
kebersihannya, dan penerangan serta ventilasi yang mencukupi.

- Kotak-kotak P3K yang mencukupi berisi perlengkapan dan persediaan obat-obatan harus disediakan di bawah
pengawasan penanggung jawab K3.

- Peralatan P3K dan obat-obatan yang memadai harus disediakan di tempat kerja dan dijaga agar tidak terkotori oleh
debu, kelembaban udara dan lain-lain. Dan diperiksa secara teratur serta harus dijaga supaya tetap berisi (tidak boleh
kosong).

- Peralatan P3K dan obat-obatan harus berisi keterangan / instruksi yang mudah dan jelas sehingga mudah dimengerti.

PT. …

…..
Direktur Utama
Tabel. 1 IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN RESIKO, PENGENDALIAN RESIKO K3, PROGRAM K3, dan BIAYA

Nama Perusahaan : PT. …


Kegiatan : …

No. URAIAN PEKERJAAN IDENTIFIKASI BAHAYA SASARAN K3 PROYEK PENGENDALIAN RESIKO K3 PROGRAM SUMBER DAYA

1 2 3 4 5 6

1 Umum
- Mobilisasi - Terjadi kepadatan arus lalu - Menanamkan kesadaran kepada - Alat berat yang diangkut harus diikat - Melakukan inspeksi secara rutin terhadap
- Manajemen & Keselamatan lintas para pekerja akan pentingnya untuk dengan pengikat yang standar. kondisi dan cara kerja berbahaya.
Lalulintas - Terjadi kecelakaan pada waktu menggunakan APD (alat pelindung - Sopir yang memobilisasi alat berat harus - Memastikan semua pekerja untuk me-
- Pengamanan lingkungan mobilisasi kendaraan operasional diri) demi keselamatan dan ke- yang memiliki keahlian dan memiliki izin matuhi peraturan yang telah ditetapkan.
hidup - Terjadi kecelakaan pada waktu lancaran pekerjaan. megemudi yang resmi. - Meningkatkan kemampuan mengidentifikasi
- Pengeboran, t'msuk SPT dan pemindahan alat-alat berat - Menghindari kecelakaan-kecelakaan - Pengangkatan / Penurunan alat  berat dan menghilangkan resiko yg tidak bisa
Laporan - Bahaya polusi yg diakibatkan oleh yang diakibatkan oleh pekerjaan harus mengikuti prosedur yang standar diterima.
- Manajemen mutu kegiatan pelaksanaan yang dilakukan yang akan berdampak - Sebelum pekerjaan dimulai, harus di- - Memperhatikan tingkat kesehatan fisik
timbulnya korban jiwa. lakukan pemeriksaan terlebih dahulu maupun psikologi para pekerja.
- Menumbuhkan rasa aman dan terhadap kondisi pekerjaan dan peralat- - Mengadakan pemeriksaan secara berkala.
nyaman dalam bekerja. an yang akan digunakan. terhadap efisiensi dan efektifitas sistem
- Mencapai Zero Accident - Pembersihan tempat kerja dan pengem- peralatan.
2 Pekerjaan drainase balian kondisi harus memenuhi syarat. - Melaksanakan Rencana K3 dengan me-
- Galian u/ selokan drainase - Terjadi penyempitan lajur jalan - Menyediakan lahan, gudang dan bengkel nyediakan sumber daya K3 (APD, rambu-
dan saluran air sehingga berpotensi terjadinya yang memenuhi syarat. rambu, spanduk, pagar pengaman, jaring
- Pasangan batu dgn mortar kecelakaan/tabrakan - Menyediakan kantor lapangan dan tempat pengaman, dsb) secara konsisten.
- Gorong2 pipa beton b'tulang - Terluka karena terkena alat tinggal pekerja yang memenuhi syarat.
diameter dalam 70-100 cm penggali syarat.
- Saluran b'bentuk U Tipe DS 1 - Tertindih batu - Bahan dan peralatan yang digunakan
- Pasangan batu tanpa adukan - Sesak karena menghirup debu harus memenuhi syarat.
(aanstamping) - Tertindih gorong-gorong pada - Pekerja harus menggunakan pakaian dan
- Bahan porous untuk bahan saat diturunkan dri alat/mobil perlengkapan seperti sepatu boot, masker,
penyaring (filter) - Kerusakan prasarana umum sarung tangan, kacamata, dan lain-lain.
- Pipa b'lubang banyak (perforated seperti pipa air, kabel listrik,   - Alat berat harus dioperasikan sesuai
pipe) u/ pekerjaan drainase 'jaringan telepon bawah tanah standar dan oleh orang yg berpengalaman
- Terjepit gorong-gorong - Pengangkutan bahan harus sesuai dengan
beban lalulintas pada jalan yang akan
dilewati.
3 Pekerjaan tanah - Memasang pengaman dan membatasi
- Galian biasa - Kecelakaan akibat terkena daerah galian dengan pagar pengaman.
- Galian batu cangkul/alat penggali sendiri - Pemasangan rambu-rambu pada lokasi,
- Galian perkerasan b'aspal dgn atau sesama pekerja lain rambu-rambu lalulintas serta menugaskan
cold milling machine - Bahaya akibat lereng galian petugas bendera mengatur lalulintas.
- Galian perkerasan b'aspal tanpa longsor - Harus menggunakan lampu penerangan
cold milling machine - Potensi luka akibat terkena alat bila dilakukan di cuaca gelap/malam hari.
- Galian perkerasan berbutir penimbun - Senantiasa selalu menjaga jarak aman
antara pekerja satu dengan yang lainnya.
- Timbunan biasa dari sumber - Kecelakaan akibat tumpukan - Semua barang-barang atau perkakas
galian bahan galian yang akan diguna harus diletakkan dengan rapi dan stabil
- Timbunan pilihan dari sumber kan sebagai timbunan agar tidak mudah runtuh atau jatuh.
galian - Bila semen atau campuran beton terkena
- Timbunan pilihan berbutir mata, maka harus segera dicuci dengan
- Penyiapan badan jalan air bersih
- Geotekstil separator Kls.3 - Semua cairan beton yang menempel pada
(geotekstil filler separator) tubuh dan pakaian harus segera dicuci.
- Menghubungi petugas pertolongan per-
4 Pekerjaan Perkerasan Berbutir tama untuk mendapatkan pertolongan per-
- Lapis pondasi agregat Kls.A - Terjadi penyempitan lajur jalan tama sebelum dibawa ke rumah sakit jika
- Lapis pondasi bawah beton sehingga berpotensi terjadinya parah
rabat (K-175) kecelakaan/tabrakan - Lakukan penyiraman terhadap agregat
- Gangguan pernapasan akibat yg telah dihampar
adanya debu pada proses peng- - Pengoperasian dump truck harus dilakukan
hamparan. oleh tenaga terampil dan berpengalaman
- Kecelakaan akibat operasional - Operator mesin penghampar harus terampil
alat berat di tempat lokasi pe- dan berpengalaman serta dilakukan dgn
madatan. metode kerja yg benar
- Terjadi kecelakaan pada saat - Air yg dipakai untuk menyiram harus sesuai
dump truck menurunkan agregat ketentuan (tdk b'bau busuk, dll)
- terjadi gangguan kesehatan krn - Mesin penyiram harus dalam kondisi layak
air yg digunakan penyiraman tdk - Para pekerja harus memakai alat pe-
sehat lindung diri (sarung tangan, helm, sepatu
boot, dan masker) yang sesuai dengan
standar.
5 Pekerjaan Perkerasan Aspal - Petugas pembakaran harus berpengalaman
- Lapis resap pengikat - aspal - Terluka oleh percikan aspal panas. pada bidangnya dan harus mengenakan
cair - Terjadi iritasi terhadap mata, pakaian kerja standar
- Lapis perekat - aspal cair kulit dan paru-paru akibat asap - Pembakaran harus dilakukan di tempat yg
- Laston lapis aus (AC-WC) dan panas dari api pembakaran aman dari bahaya kebakaran
(gradasi halus/kasar) aspal. - Petugas pembakaran harus berpengalaman
- Laston lapis antara (AC-BC) - Terluka oleh alat-alat penyemprot pada bidangnya dan harus mengenakan
(gradasi halus/kasar) aspal yang panas. pakaian kerja standar
- Bahan anti pengelupasan - Terjadi gangguan arus lalulintas - Pembakaran harus dilakukan di tempat yg
kendaraan. aman dari bahaya kebakaran
- Terjadi kebakaran akibat metode - Para pekerja harus memakai alat pe-
pelaksanaan pembakaran lindung diri (sarung tangan, helm, sepatu
kurang baik. boot, dan masker) yang sesuai dengan
- Terjadi kerusakan pada pohon, standar.
struktur atau bangunan yang - Menjaga agar tidak ad orang luar maupun
berdekatan dgn lokasi pekerja masuk dalam lokasi pengaspalan
pembakaran. - Operator penyemprot aspal harus dilakukan
oleh orang yg berpengalaman
- Mengatur lalu lintas agar tetap bisa ber-
jalan dengan baik
- Senantiasa menjaga jarak aman antara
pekerja
- Terluka akibat jarak pekerja yg - Pembuatan jalan sementara untuk
kurang aman penduduk sekitar lokasi pekerjaan
- Terluka oleh pipa alat-alat pe- - Menjaga api tidak terlalu besar dan meng-
nyemprot yg panas hindari penggunaan bahan bakar yg mudah
- Resiko tabrakan di malam hari meledak
- Menyediakan penerangan jika bekerja di
6 Pekerjaan struktur malam hari
- Beton mutu sedang dengan - Terjadi luka pada tangan atau - Memasang rambu-rambu serta menugaskan
f'c=30 MPa (K-350) kaki karena terkena campuran orang untuk mengatur lalulintas
- Baja tulangan BJ 24 polos adukan semen. - Para pekerja harus memakai alat pe-
- Baja tulangan BJ 32 ulir - Gangguan paru-paru akibat lindung diri (sarung tangan, helm, sepatu
- Pondasi cerucuk beton dia. debu dari material di gudang boot, dan masker) yang sesuai dengan
30 cm, p'adaan dan p"mancangan atau tempat penyimpanan standar.
- Pasangan batu material. - Pemasangan rambu-rambu di sekitar
- Bronjong - Bahaya kecelakaan pada pe- lokasi pekerjaan
- Pembongkaran pasangan batu masangan bekisting yang tidak - Pabrikasi besi tulangan harus dilakukan
- Pembongkaran beton (kanstin) sesuai oleh pekerja yg sudah berpengalaman
- Pipa drainase PVC dia. 1,5" - Terluka pada waktu proses pe- - Besi tulangan tidak boleh disimpan pada
nulangan. perancah atau papan acuan yg dapat
- Terjadi gangguan pada mata membahayakan kestabilannya
dan pendengaran akibat getaran - Menyiapkan penerangan yg memenuhi
vibrator dan debu pada saat syarat jika pekerjaan di malam hari
pencampuran semen, agregat - Pengadukan dan penghamparan campuran
dan air. beton harus dilakukan oleh tenaga yg ber-
- Terluka pada saat pembongkaran pengalaman serta menjaga jarak aman
beton lama antar pekerja
- Membatasi daerah pekerjaan yg akan di
7 Pekerjaan Pengembalian Kondisi cor dengan pagar atau rambu-rambu
dan Pekerjaan minor - Memasang rambu-rambu pada lokasi
- Marka jalan termoplastik - Kecelakaan akibat penerangan pekerjaan untuk melindungi personil yg
- Rel pengaman kurang pada saat kerja di malam bekerja dari kendaraan yg melintas
hari. - Menyediakan penerangan jika bekerja di
- Terjadi kecelakaan atau terluka malam hari
akibat jarak antara pekerja terlalu - Para pekerja harus memakai alat pe-
dekat. lindung diri (sarung tangan, helm, sepatu
- Kecelakaan atau terluka oleh alat boot, dan masker) yang sesuai dengan
pemadat. standar.
- Terkena cipratan aspal panas - Penggunaan alat-alat pembersih permu-
- Kecelakaan atau tertabrak oleh kaan perkerasan dilakukan oleh orang yg
kendaraan melintas berpengalaman
- Terjadi iritasi pada kulit, mata, - Pencampuran cat harus dilakukan sesuai
paru-paru akibat debu pember- dengan petunjuk pabrik pembuat
sihan - alat-alat pengecatan / penyemprot harus
- Terluka oleh sikat mekanis pada dioperasikan oleh orang yg terampil dan
waktu membersihkan perkerasan/ berpengalaman di bidangnnya
permukaan jalan
Tabel. 1 IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN RESIKO, PEN

Nama Perusahaan : PT. ….


Kegiatan : ….

No. URAIAN PEKERJAAN IDENTIFIKASI BAHAYA


1 2 3

1 Umum
- Mobilisasi - Terjadi kepadatan arus lalu
- Manajemen & Keselamatan lintas
Lalulintas - Terjadi kecelakaan pada waktu
- Pengamanan lingkungan mobilisasi kendaraan operasional
hidup - Terjadi kecelakaan pada waktu
- Pengeboran, t'msuk SPT dan pemindahan alat-alat berat
Laporan - Bahaya polusi yg diakibatkan oleh
- Manajemen mutu kegiatan pelaksanaan
- Kecelakaan dan gangguan ke-
sehatan tenaga kerja akibat
tempat kerja kurang memenuhi
syarat
- Kecelakaan dan gangguan ke-
sehatan pekerja akibat penyim-
panan bahan dan peralatan yg
kurang memenuhi syarat

2 Pekerjaan drainase
- Galian u/ selokan drainase - Terjadi penyempitan lajur jalan
dan saluran air sehingga berpotensi terjadinya
- Pasangan batu dgn mortar kecelakaan/tabrakan
- Gorong2 pipa beton b'tulang - Terluka karena terkena alat
diameter dalam 70-100 cm penggali
- Saluran b'bentuk U Tipe DS 1 - Sesak karena menghirup debu
- Pasangan batu tanpa adukan - Tertindih gorong-gorong pada
(aanstamping) saat diturunkan dri alat/mobil
- Bahan porous untuk bahan - Kerusakan prasarana umum
penyaring (filter) seperti pipa air, kabel listrik,  
- Pipa b'lubang banyak (perforated 'jaringan telepon bawah tanah
pipe) u/ pekerjaan drainase - Bahaya akibat lereng galian tiba-
tiba longsor
- Luka terkena mortar dan batu
- Kecelakaan akibat penempatan
stok material yg tidak tepat
3 Pekerjaan tanah
- Galian biasa - Kecelakaan akibat terkena
- Galian batu cangkul/alat penggali sendiri
- Galian perkerasan b'aspal dgn atau sesama pekerja lain
cold milling machine - Bahaya akibat lereng galian
- Galian perkerasan b'aspal tanpa longsor
cold milling machine - Potensi luka akibat terkena alat

- Galian perkerasan berbutir penimbun


- Timbunan biasa dari sumber - Kecelakaan akibat tumpukan
galian bahan galian yang akan diguna
- Timbunan pilihan dari sumber kan sebagai timbunan
galian
- Timbunan pilihan berbutir
- Penyiapan badan jalan
- Geotekstil separator Kls.3
(geotekstil filler separator)

4 Pekerjaan Perkerasan Berbutir


- Lapis pondasi agregat Kls.A - Terjadi penyempitan lajur jalan
- Lapis pondasi bawah beton sehingga berpotensi terjadinya
rabat (K-175) kecelakaan/tabrakan
- Gangguan pernapasan akibat
adanya debu pada proses peng-
hamparan.
- Kecelakaan akibat operasional
alat berat di tempat lokasi pe-
madatan.

5 Pekerjaan Perkerasan Aspal


- Lapis resap pengikat - aspal - Terluka oleh percikan aspal panas.
cair - Terjadi iritasi terhadap mata,
- Lapis perekat - aspal cair kulit dan paru-paru akibat asap
- Laston lapis aus (AC-WC) dan panas dari api pembakaran
(gradasi halus/kasar) aspal.
- Laston lapis antara (AC-BC) - Terluka oleh alat-alat penyemprot
(gradasi halus/kasar) aspal yang panas.
- Bahan anti pengelupasan - Terjadi gangguan arus lalulintas
kendaraan.
- Terjadi kebakaran akibat metode
pelaksanaan pembakaran
kurang baik.
- Terjadi kerusakan pada pohon,
struktur atau bangunan yang
berdekatan dgn lokasi
pembakaran.

6 Pekerjaan struktur
- Beton mutu sedang dengan - Terjadi luka pada tangan atau
f'c=30 MPa (K-350) kaki karena terkena campuran
- Baja tulangan BJ 24 polos adukan semen.
- Baja tulangan BJ 32 ulir - Gangguan paru-paru akibat
- Pondasi cerucuk beton dia. debu dari material di gudang
30 cm, p'adaan dan p"mancangan atau tempat penyimpanan
- Pasangan batu material.
- Bronjong - Bahaya kecelakaan pada pe-
- Pembongkaran pasangan batu masangan bekisting yang tidak
- Pembongkaran beton (kanstin) sesuai
- Pipa drainase PVC dia. 1,5" - Terluka pada waktu proses pe-
nulangan.
- Terjadi gangguan pada mata
dan pendengaran akibat getaran
vibrator dan debu pada saat
pencampuran semen, agregat
dan air.
- Terluka pada saat pembongkaran
beton lama

7 Pekerjaan Pengembalian Kondisi


dan Pekerjaan minor
- Marka jalan termoplastik - Kecelakaan akibat penerangan
- Rel pengaman kurang pada saat kerja di malam
hari.
- Terjadi kecelakaan atau terluka
akibat jarak antara pekerja terlalu
dekat.
- Kecelakaan atau terluka oleh alat
pemadat.
- Terkena cipratan aspal panas
KASI BAHAYA, PENILAIAN RESIKO, PENGENDALIAN RESIKO K3, PROGRAM K3, dan BIAYA

SASARAN K3 PROYEK PENGENDALIAN RESIKO K3


4 5

- Menanamkan kesadaran kepada - Menyedian orang yg akan bertugas untuk


para pekerja akan pentingnya untuk mengatur arus lalulintas sekitar proyek
menggunakan APD (alat pelindung - Menyediakan kantor lapangan dan tempat
diri) demi keselamatan dan ke- tinggal pekerja yg memenuhi syarat
lancaran pekerjaan. - Menyediakan lahan, gudang dan bengkel
- Menghindari kecelakaan-kecelakaan sebagai tempat penyimpanan
yang diakibatkan oleh pekerjaan - Pemakaian peralatan pelindung kerja
yang dilakukan yang akan berdampak standar seperti : helm, sepatu, kacamata,
timbulnya korban jiwa. masker dan sarung tangan
- Menumbuhkan rasa aman dan - Menyediakan alat pemadam kebakaran
nyaman dalam bekerja. dan kebutuhan P3K yg memadai
- Mencapai Zero Accident - Menyediakan rambu-rambu untuk peng-
aturan lalulintas yg memenuhi srayat

- Jarak antara penggali harus diperhatikan


agar selalu pada jarak yg aman
- Membuat dan mempertahankan kemiring-
an yg stabil
- Menyedian orang yg akan bertugas untuk
mengatur arus lalulintas sekitar proyek
- Alat dan cara menggunakannya harus
benar dan sesuai dengan standar
- Pemakaian peralatan pelindung kerja
standar seperti : helm, sepatu, kacamata,
masker dan sarung tangan
- Bila penggalian dilkukan pada malam hari
harus menggunakan lampu penerangan
yang cukup
- Metode Pelaksanaan harus sesuia dengan
persyaratan
- Stok material harus ditempatkan pada
tempat yg aman dan tidak mengganggu
laulintas kerja
- Tidak dengan sengaja melakukan kontak
langsung dengan mortar
- Metode pemasangan gorong-gorong
harus benar dan sesuai standar
dan BIAYA

PROGRAM SUMBER DAYA


6

- Melakukan inspeksi secara rutin terhadap


kondisi dan cara kerja berbahaya.
- Memastikan semua pekerja untuk me-
matuhi peraturan yang telah ditetapkan.
- Meningkatkan kemampuan mengidentifikasi
dan menghilangkan resiko yg tidak bisa
diterima.
- Memperhatikan tingkat kesehatan fisik
maupun psikologi para pekerja.
- Mengadakan pemeriksaan secara berkala.
terhadap efisiensi dan efektifitas sistem
peralatan.

- Melaksanakan Rencana K3 dengan me-


nyediakan sumber daya K3 (APD, rambu-
rambu, spanduk, pagar pengaman, jaring
pengaman, dsb) secara konsisten.
- Terjadi penyempitan lajur jalan
sehingga berpotensi terjadinya
kecelakaan/tabrakan
- Gangguan pernapasan akibat
adanya debu pada proses peng-
hamparan.
- Kecelakaan akibat operasional
alat berat di tempat lokasi pe-
madatan.
IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN RESIKO,PENGENDALIAN DAN PELUANG
Nama Perusahaan : CV. …..
Kegiatan :…
Lokasi : …..
Tanggal dibuat :…

TIPE/JENIS PENGENDALIAN SASARAN PROGRAM


NO PEKERJAAN RESIKO TOLAK SUMBER JANGKA INDIKATOR PENANGGUNG
URAIAN MONITORING
UKUR DAYA WAKTU PENCAPAIAN JAWAB
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
1 PEKERJAAN PERSIAPAN Melakukan Pelatihan Tersedanya Metode Lulus test dan paham 1. Rambu dan barikade Sebelum bekerja Pimpinan Teknik
kepada pekerja. & instruksi kerja mengenai system 2. SDM sesuai dengan harus sudah Pelaksana K3, Unit
keselamatan mobilisasi dan kebutuhan lengkap Pelatihan/Petugas
100% sesuai standart Checklist
demobilisasi tenaga dan alat 3. Masker, sepatu, helm Pengawas Pelaksanaan
keselamatan, pelindung Satgas Covid 19
kepala
2 Penggunaan APD Setiap pekerja menggunakan Lulus test dan paham 1. Rambu dan barikade Sebelum bekerja Pimpinan Teknik
PEKERJAAN BENDUNG
yang sesuai protokol APD yang standard mengenai system 2. SDM sesuai dengan harus sudah Pelaksana K3, Unit
kesehatan untuk keselamatan pekerjaan kebutuhan lengkap Pelatihan/Petugas
pencegahan Covid-19 100% sesuai standart Checklist
Pengukuran/Pematokan 3. Masker, sepatu, helm Pengawas Pelaksanaan
dan pekerjaan bendung keselamatan, pelindung Satgas Covid 19
kepala
3 PEKERJAAN SALURAN Penggunaan APD Setiap pekerja menggunakan Lulus test dan paham 1. Rambu dan barikade Sebelum bekerja Pimpinan Teknik
APD yang standard mengenai system 2. SDM sesuai dengan harus sudah Pelaksana K3, Unit
yang sesuai protokol
kesehatan untuk keselamatan pekerjaan kebutuhan lengkap Pelatihan/Petugas
100% sesuai standart Checklist
pencegahan Covid-19 pekerjaan saluran irigasi 3. Masker, sepatu, helm Pengawas Pelaksanaan
keselamatan, pelindung Satgas Covid 19
kepala

Rantepao, ... Maret 2022


0

HADI PURNOMO
Penanggung Jawab Teknis
DUKUNGAN KESELAMATAN KONSTRUKSI

JADWAL PROGRAM KOMUNIKASI

NO JENIS KOMUNIKASI PIC WAKTU PELAKSANAAN

Pimpinan teknik, Pelaksana K3,


1 Induksi Keselamatan Konstruksi (Safety Pengawas pelaksana, Satgas Covid- Di awal masa pelaksanaan
19

Pimpinan teknik, Pelaksana K3,


2 Pertemuan pagi hari (safety morning) Pengawas pelaksana, Satgas Covid- Setiap Pagi
19

Pimpinan teknik, Pelaksana K3,


3 Pertemuan Kelompok Kerja (toolbox meeting) Pengawas pelaksana, Satgas Covid- setiap minggu
19

Pimpinan teknik, Pelaksana K3,


4 Rapat Keselamatan Konstruksi (construction safety meeting) Pengawas pelaksana, Satgas Covid- Setiap Bulan
19

Rantepao, ... Maret 2022


0

HADI PURNOMO
Penanggung Jawab Teknis
OPERASI KESELAMATAN KONSTRUKSI
Nama Pekerja : Muhammad Said AM, ST
Nama Paket Pekerjaan : …
Tanggal dibuat : .. Maret 2022

Alat Pelindung Diri yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan:


1 Helm/Safety Helmet √
2 Sepatu/Safety Shoes √
3 Sarung Tangan/Safety Gloves √
4 Rompi Keselamatan/Safety Vest √
5 Masker Pernafasan/Respiratory √
6 Faceshield √
7 dst

NO URUTAN LANGKAH IDENTIFIKASI BAHAYA PENGENDALIAN RESIKO K3 PENANGGUNG JAWAB

(1) (2) (3) (4) (5)


1 PEKERJAAN PERSIAPAN 1. Resiko kecelakaan lalulintas, saat 1 Mengunakan Metode 1 Pimpinan Teknik/Satgas Covid-19
mobilisasi / demobilisasi peralatan
dan tenaga kerja; 2 menyusun instruksi kerja 2 Pelaksana K3, Unit
2. Resiko terkena material tanah,
debu, semen, pasir, koral dan luka
tertusuk besi/paku dan peralatan 3 melakukan pelatihan kerja 3 Pelatihan/Petugas
kerja lainnya, saat melansir material;
3. Resiko tertular Covid-19. 4 Pengunaan APD yang sesuai 4 Pengawas Pelaksanaan
Protokol pencegahan Covid-19

2 PEKERJAAN BENDUNG 1. Resiko terkena material tanah, 1 Mengunakan Metode 1 Pimpinan Teknik/Satgas Covid-19
debu semen, pasir, koral, batu dan
luka tertusuk besi/paku dan 2 menyusun instruksi kerja 2 Pelaksana K3, Unit
peralatan kerja lainnya, saat
melansir material;
2. Resiko tertimpah komponen 3 melakukan pelatihan kerja 3 Pelatihan/Petugas
material besi (pintu air);
3. Resiko tertimpah material kayu; 4 Pengunaan APD yang sesuai 4 Pengawas Pelaksanaan
4. Resiko tertular Covid-19. Protokol pencegahan Covid-19

3 PEKERJAAN SALURAN 1. Resiko terkena material tanah, 1 Mengunakan Metode 1 Pimpinan Teknik/Satgas Covid-19
debu semen, pasir, koral, batu dan
luka tertusuk besi/paku dan 2 menyusun instruksi kerja 2 Pelaksana K3, Unit
peralatan kerja lainnya, saat
melansir material;
2. Resiko tertimpah komponen 3 melakukan pelatihan kerja 3 Pelatihan/Petugas
material besi (pintu air);
3. Resiko tertimpah material kayu;
4. Resiko tertular Covid-19.
4 Pengunaan APD yang sesuai 4 Pengawas Pelaksanaan
Protokol pencegahan Covid-19

Rantepao, ... Maret 2022


0

HADI PURNOMO
Penanggung Jawab Teknis
OPERASI KESELAMATAN KONSTRUKSI
Nama Pekerja : RIDWAN
Nama Paket Pekerjaan : ..
Tanggal dibuat : .. Maret 2022

Alat Pelindung Diri yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan:


1 Helm/Safety Helmet √
2 Sepatu/Safety Shoes √
3 Sarung Tangan/Safety Gloves √
4 Rompi Keselamatan/Safety Vest √
5 Masker Pernafasan/Respiratory √
6 Faceshield √
7 dst

NO URUTAN LANGKAH IDENTIFIKASI BAHAYA PENGENDALIAN RESIKO K3 PENANGGUNG JAWAB

(1) (2) (3) (4) (5)


1 PEKERJAAN PERSIAPAN 1. Resiko kecelakaan lalulintas, saat 1 Mengunakan Metode 1 Pimpinan Teknik/Satgas Covid-19
mobilisasi / demobilisasi peralatan
dan tenaga kerja; 2 menyusun instruksi kerja 2 Pelaksana K3, Unit
2. Resiko terkena material tanah,
debu, semen, pasir, koral dan luka
tertusuk besi/paku dan peralatan 3 melakukan pelatihan kerja 3 Pelatihan/Petugas
kerja lainnya, saat melansir material;
3. Resiko tertular Covid-19. 4 Pengunaan APD yang sesuai 4 Pengawas Pelaksanaan
Protokol pencegahan Covid-19

2 PEKERJAAN BENDUNG 1. Resiko terkena material tanah, 1 Mengunakan Metode 1 Pimpinan Teknik/Satgas Covid-19
debu semen, pasir, koral, batu dan
luka tertusuk besi/paku dan 2 menyusun instruksi kerja 2 Pelaksana K3, Unit
peralatan kerja lainnya, saat
melansir material;
2. Resiko tertimpah komponen 3 melakukan pelatihan kerja 3 Pelatihan/Petugas
material besi (pintu air);
3. Resiko tertimpah material kayu; 4 Pengunaan APD yang sesuai 4 Pengawas Pelaksanaan
4. Resiko tertular Covid-19. Protokol pencegahan Covid-19

3 PEKERJAAN SALURAN 1. Resiko terkena material tanah, 1 Mengunakan Metode 1 Pimpinan Teknik/Satgas Covid-19
debu semen, pasir, koral, batu dan
luka tertusuk besi/paku dan 2 menyusun instruksi kerja 2 Pelaksana K3, Unit
peralatan kerja lainnya, saat
melansir material;
2. Resiko tertimpah komponen 3 melakukan pelatihan kerja 3 Pelatihan/Petugas
material besi (pintu air);
3. Resiko tertimpah material kayu;
4. Resiko tertular Covid-19.
4 Pengunaan APD yang sesuai 4 Pengawas Pelaksanaan
Protokol pencegahan Covid-19

Rantepao, ... Maret 2022


0

HADI PURNOMO
Penanggung Jawab Teknis
PEMANTAUAN DAN EVALUASI

JADWAL INSPEKSI DAN AUDIT

BULAN KE-
NO KEGIATAN PIC
1 2 3
1 Inspeksi Keselamatan Konstruksi Ahli k3

2 Patroli Keselamatan Konstruksi Ahli k3

3 Audit internal Ahli k3

Rantepao, ... Maret 2022


0

HADI PURNOMO
Penanggung Jawab Teknis

Anda mungkin juga menyukai