PENGUMPULAN
KEPALA RUANGAN
TATA USAHA
Ny. R
Ny. D
WAKIL
KEPALA RUANGAN
Ny. A, S.Kep., Ns.
Rina Setyowati
PERAWAT PELAKSANA
Ny. Dj, Amd. Kep Ny. Sr, Amd. Kep Ny. Hs, Amd. Kep Bp. Me, Amd. Kep
Ny. P, Amd. Kep Bp. Pa, Amd. Kep Ny. Ls, Amd. Kep Ny. Ra, Amd. Kep
Ny. Ep., Amd. Kep Ny. Wt, Amd. Kep Ny. Si, Amd. Kep Ny. Fi, Amd. Kep
Ny. Sh, Amd. Kep Ny. Le, Amd. Kep Ny. Ayu, Amd. Kep Ny. Ri, S.Kep., Ns
Ny. N, Amd. Kep Ny. Ik, S. Kep,.Ns Ny. Ni, Amd.Kep Ny. Me, S.Kep.,Ns
PEKARYA KESEHATAN
b. Non Keperawatan
No Kualifikasi Jumlah Jenis
1 Administrasi 2 Orang -
2 Cleaning Service 6 Orang -
1 Kepala Ruangan 1
2 Wakil Karu 1
3 Perawat Primer 3 3 3
4 Perawat Pelaksana 3 3 3 0
5 Administrasi 1 1 1
6 Cleaning Service 1 1 1
Tabel pelatihan dan seminar yang diikuti perawat ruangan Anggrek RS Kasih
No Nama Pelatihan
1 Ny. Sn,S.Kep,.Ns PKMRS, LKE, Kes.Anak, Manaj.Kep,LSH,
AT, CI, SP2KP, Askep Anak, Jenjang Karir
Kep, MTBS, NLS, Audit Kep, Akreditasi RS
(JCI), TOT, PH, PPGD, PPGD Advance,
Pelayanan prima berfokus pada pasien
2 Ny. Ao,S.Kep,.Ns PKMRS, Askep Anak, Perawatan Paliatif,
LKE, Neonatologi anak, PPOSR, BLS,
Fasilitator GKM, K3RS, PPGD, PPGD
Advance, PPRA, PPI, Pelayanan prima
berfokus pada pasien
3 Ny. Sh, Amd.Kep Neonatus, PKMRS, LSH, DALIN, BLS, Askep
Anak, Transfusi, pelatihan keperawatan dasar
anak, Teknik aseptic, Perawatan terkini
pemberian terapi cairan melalui iv perifer
aman, Manajemen laktasi, Symposium infection
in neonatus and infants (part 1),
Developmental care and early detection on
premature infant, Penanganan stroke terkini,
Penatalaksanaan keperawatan
kegawatdaruratan medic
4 Ny. Dj, Amd.Kep Pelatihan Neonatologi, PPSOR, NLS, DALIN,
CE, GKM, Patient Safety, Askep Pasien Kritis,
PKMRS, UP, LKE, AT, PITC
5 Ny. Hs, Amd.Kep BLS, NLS, K3RS, DALIN, BLS,Askep Anak,
Askep Neo, Askep Bedah, PPOSR, GKM,
Pelatihan VCT HIV, Pelatihan terapi oksigen
6 Ny. Nd, Amd.Kep Patient Safety, DALIN, LSH, Askep Anak,
BLS, PKMRS, tugas belajar S1 Keperawatan
UNAIR, AIDS, Onkologi bagi tenaga
keperawatan
7 Ny. Pu, Amd.Kep K3RS, PKMRS, BLS, DALIN, Askep Anak,
BLS, Terapi O2, Perawatan bayi secara
komprehensif, LSH, PPOSR
8 Ny. Pa,Amd.Kep Neonatologi, LSH, PKMRS, BLS, Pra Tugas,
Askep Anak, Manajemen laktasi, Pemasangan
iv line, Workshop dan seminar kesehatan
nasionat th 2014, New concept rs surgery of
hydrochepalus management and physiotherapy
(PPNI), Pelatihan emergency nursing basic
9 Bp. Me, Amd.Kep K3RS, Terapi cairan, transfuse, DALIN,
Perawatan dasar, Askep anak, PPI, Pelatihan
kemoterapi
10 Ny. Sr, Amd.Kep K3RS, Paliatif, Patient Safety, NLS, Askep
anak, manajemen laktasi, WGSK haj kesehatan
care, awareness autixm & ADHD child, peran
profesi keperawatan, pelatihan askep jiwa,
pelatih BLS anak
11 Ny. Le, Amd.Kep BLS, DALIN, PPRA, Askep anak, Askep jiwa,
Pelatihan dasar anak
12 Ny. Ra, Amd.Kep DALIN, Palitaif, Askep Anak, Pelatihan
peningkatan mutu dan keselamatan pasien,
Seminar keperawatan berkelanjutan
13 Ny. Ep, Amd.Kep BLS, Transfusi darah, askep anak, seminar
keperawatan berkelanjutan II “Penatalaksanaan
Tekini Korban Bencana (Disaster) oleh Tenaga
Kesehatan di RS”, seminar keperawatan
berkelanjutan V, Seminar dan workshop
kesehatan nasional 2014, Seminar dan
workshop awareness autixm & ADHD child
14 Ny. Wt, Amd.Kep BLS, Bobo II, BLS, Transfusi, Terapi Cairan,
Penanganan alergi pada ibu bayi dan anak,
Resusitasi bayi, Manajemen laktasi
15 Ny. Fp, Amd.Kep BLS, Pra Tugas, pelatihan onkologi
16 Ny. Re,Amd.Kep BLS, Pra-tugas, PKRS, askep anak
17 Ny. Lr, Amd.Kep BLS, Pra Tugas, Phlebotomy, Askep anak
18 Ny. Sh, Amd.Kep BLS,Pra Tugas, Kep.Dasar Anak
19 Ny. Ns, Amd.Kep Pra Tugas, Transfusi, PDSA, Kemoterapi, BLS,
Seminar dan workshop awareness autixm &
ADHD child, Seminar keperawatan
berkelanjutan V “Pentalaksanaan Keperawatan
Kegawatdaruratan Medik”, Pelatihan
peningkatan mutu dan keselamatan pelatihan
20 Ny. Iw, S.Kep,.Ns BLS, GELS, Pra Tugas, Transfusi, Askep Anak
21 Ny. Mp, S.Kep,.Ns Pra Tugas, BLS, Askep anak, Pemasangan iv
line bagi tenagag keperawatan
22 Ny. Ri, Amd.Kep Pra Tugas, BLS, Askep Kardiologi, K3RS
Tingkat Jumlah
Pagi Sore Malam
Ketergantungan Pasien
Tingkat
Jumlah
Ketergantunga Pagi Sore Malam
Pasien
n
Jadi jumlah perawat yang dibutuhkan untuk per hari bertugas di Ruang Anggrek
RS Kasih adalah 10 orang + 2 struktural (kepala ruang dan wakil kepala ruangan) + 3
orang lepas dinas = 15 orang.
Kenyataan : 12 perawat pelaksana + 2 struktural (1 KaRu dan Wakil Karu) + 1
orang lepas dinas = 9 orang. Jadi, kebutuhan tenaga perawat di ruang Anggrek pada
tanggal 17 November 2020 cukup.
Tingkat
Jumlah
Ketergantunga Pagi Sore Malam
Pasien
n
Jadi jumlah perawat yang dibutuhkan untuk per hari bertugas di Ruang Anggrek
RS Kasih adalah 10 orang + 2 struktural (kepala ruang dan wakil kepala ruangan) + 3
orang lepas dinas = 15 orang.
Kenyataan : 12 perawat pelaksana + 2 struktural (1 KaRu dan Wakil Karu) + 1
orang lepas dinas = 9 orang. Jadi, kebutuhan tenaga perawat di ruang Anggrek pada
tanggal 18 November 2020 cukup.
Tingkat Jumlah
Pagi Sore Malam
Ketergantungan Pasien
Tingkat Jumlah
Pagi Sore Malam
Ketergantungan Pasien
Tingkat
Jumlah
Ketergantunga Pagi Sore Malam
Pasien
n
Total 0 0 0 0
Tingkat
Jumlah
Ketergantung Pagi Sore Malam
Pasien
an
Total 0 0 0 0
Tingkat Jumlah
Pagi Sore Malam
Ketergantungan Pasien
Total 0 0 0 0
Jadi jumlah perawat yang dibutuhkan untuk per hari bertugas di Ruang Kelolaan
Anggrek II RS Kasih adalah 5 orang + 2 struktural (kepala ruangan dan wakil kepala
ruangan) + 2 orang lepas dinas = 9 orang. Kenyataan : 12 perawat pelaksana + 2
struktural (1 KaRu dan Wakil Karu) + 1 orang lepas dinas = 9 orang. Jadi, kebutuhan
tenaga perawat di ruang Anggrek pada tanggal 22 November 2020 cukup.
Kenyataan : 12 perawat pelaksana + 2 struktural (1 KaRu dan Wakil Karu) + 1
orang lepas dinas = 9 orang. Jadi, kebutuhan tenaga perawat di ruang Anggrek pada
tanggal 23 November 2020 cukup.
Tingkat Jumlah
Pagi Sore Malam
Ketergantungan Pasien
Minimal 7 7x0,17=1,19 7x0,14=0,98 7x0,10=0,7
Total 0 0 0 0
Tingkat Jumlah
Pagi Sore Malam
Ketergantungan Pasien
Total 0 0 0 0
Pasien
IGD POLI
IGD
Pengurusan rekam medis
pasien baru di GDC (admisi)
Pengurusan rekam medis
pasien baru IRD
SEP
(Surat Elegibilitas Peserta)
Ruangan
Tabel 2.4.4 Perbandingan Jumlah Tempat Tidur, Toilet dan Kamar Mandi Kepmenkes
No 1204/Menkes/SK/X/2010 Tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan
Di Rumah Sakit.
No Jumlah Tempat Tidur Jumlah Toilet Jumlah Kamar Mandi
1 1 s/d 10 1 1
2 11 s/d 20 2 2
3 21 s/d 30 3 3
4 31 s/d 40 4 4
Note : Setiap penambahan 10 tempat tidur harus ditambah 1 toilet dan 1 kamar
mandi.
Sesuai dengan tabel indeks perbandingan jumlah tempat tidur, toilet, dan
jumlah kamar mandi berdasarkan standart Kepmenkes No.
1204/Menkes/SK/X/2010 Tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan di Rumah
Sakit yang menyatakan bahwa setiap penambahan 10 tempat tidur harus ditambah
1 toliet dan 1 kamar mandi. Kesimpulan : sesuai dengan tabel diatas dapat
disimpulkan bahwa perbandingan jumlah tempat tidur, toilet dan kamar mandi
sudah sesuai dengan standart Kepmenkes.
Ruang Anggrek memiliki 22 tenaga perawat, 6 pekarya kesehatan, pekarya
rumah tangga dengan jumlah kamar mandi dan toilet untuk tenaga kesehatan 4
ruangan. Fasilitas toilet Ruang Anggrek terpelihara dengan bersih dan selalu
dibersihkan minimal 2 kali sehari. Tabel di bawah ini menunjukkan perbandingan
jumlah karyawan dengan jumlah toilet berdasarkan Kepmenkes No
1204/Menkes/SK/X/2010.
Tabel 2.4.5 Indeks Perbandingan Jumlah Karyawan dengan Jumlah Toilet dan
Jumlah Kamar Mandi
No Jumlah karyawan Jumlah toilet Jumlah kamar mandi
1 1 s/d 20 1 1
2 21 s/d 40 2 2
3 41 s/d 60 3 3
4 61 s/d 80 4 4
5 81 s/d 100 5 5
Note Setiap penambahan 20 karyawan harus ditambah 1 toilet dan 1 kamar
mandi
Sumber: Kemenkes RI (2010)
Jumlah
Jumlah
No Nama barang yang Kondisi Usulan
Ideal
tersedia
1 Stestoskop 3 2/ruangan Baik -
2 Tensimeter 3 2/ruangan Baik -
3 Kotak obat hight alert 3 1/ruangan Baik -
4 Termometer digital 3 4/ruangan Baik Ditambah 9
5 Ambubag 2 1/ruangan Baik Ditambah 1
6 Syringe pump 3 6/ruangan Baik Ditambah 4
7 Infuse pump 0 7/ruangan Baik Ditambah 21
8 Nebulizer 2 2/ruangan Baik Ditambah 4
9 Examination lamp 4 1/ruangan Baik -
10 X-Ray viewer 0 1/ruangan Baik Ditambah 3
11 Bak instrument 18 2/ruangan Baik Ditambah 6
12 Bengkok 6 6/ruangan Baik Ditambah 12
13 Ember 3 3/ruangan Baik Ditambah 6
14 GDA stick 1 1/ruangan Baik -
15 Suction portable 2 1 3/ruangan Rusak Ditambah 2
dan
diperbaiki
16 Handrub 26 1:1 Baik -
17 Hand wash 21 1:1 Baik -
17 Waskom mandi 18 1:1 Baik Ditambah 6
18 Panel O2 18 2/ruangan Baik -
19 Tabung O2 transport 5 2/ruangan Baik Ditambah 2
20 Kulkas Obat 4 1/ruangan Baik -
21 Timbangan duduk 1 1/ruangan Baik Ditambah 2
22 Timbangan berdiri 3 1/ruangan Baik -
23 Saturasi O2 1 1/ruangan Baik Ditambah 2
24 Sampah Umum 12 1:1 Baik Ditambah 9
25 Sampah Medis 6 6/ruangan Baik Ditambah 12
26 Rak obat 3 1/ruangan Baik -
27 Kereta obat 3 1/ruangan Baik -
28 Standar infus portable 10 1:1 Baik Ditambah 14
29 ECG 3 1/ruangan Baik -
30 Torniket - 3/ruangan - Ditambah 9
Jumlah
Jumlah
No Nama barang yang Kondisi Usulan
Ideal
tersedia
31 Emergency kit 3 1/ruangan Baik -
Sumber: Ruang Anggrek (2020)
Menurut standar JCI (2014), Rumah Sakit harus menyediakan program
untuk perawatan, maintenence, pengecekan dan pendokumentasian alat-alat medis
secara berkala. Rencana pembaruan untuk penambahan alat medis yang belum ada
dan harus sudah direncanakan. Rumah Sakit harus melengkapi inventory alat-alat
dengan disertakan strategi perawatan, maintenence, pengecekan dan
pendokumentasian alat-alat medis.
Kesimpulan : sesuai dengan tabel Peralatan Medis diatas dapat disimpulkan
bahwa perlu adanya penambahan dan perbaikan alat-alat medis sesuai dengan
jumlah yang dibutuhkan.
5) Sarana dan prasarana Ruang Anggrek
Tabel 2.4.7 Sarana dan Prasarana di Ruang Anggrek (Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Nomor 340/MENKES/III/2010)
Jumlah
No Jenis alat yang Jumlah ideal Kondisi Usulan
tersedia
1 Bel Pasien 24 1:1 Rusak Diperbaiki
2 Jam dinding 3 2/ruangan Baik Ditambah 3
3 Trolly cucian 1 1-2 ruangan Baik Ditambah 2
bersih
3 Trolly cucian 1 1-2 ruangan Baik Ditambah 2
kotor
4 Kereta makan 1 1/ruangan Baik Ditambah 1
pasien
5 Kursi pasien 20 36 Baik Ditambah 16
6 Meja pasien 24 24 Baik Ditambah 1
7 Sarung bantal 100 Secukupnya Baik -
8 Baju pasien 20 Secukupnya Baik -
9 Perlak 25 Secukupnya Baik -
10 Bantal dewasa 36 Secukupnya Baik -
11 Tempat tidur 36 1:1 Baik -
pasien
12 Alat pemadam 6 1/ruangan Baik -
kebakaran
13 Stik laken 150 32 Baik -
14 Kursi lipat 40 5/ruangan Baik -
15 Ners Call 3 1/ruangan Baik -
Jumlah
No Jenis alat yang Jumlah ideal Kondisi Usulan
tersedia
16 Lemari besi 3 1/ruangan Baik -
17 Lemari Kaca 3 1/ruangan Baik -
18 Dapur 1 1/ruangan - -
19 Wastafel cuci 21 2/ruangan Baik -
tangan
21 Komputer 4 2/ruangan Baik -
22 Printer 3 1/ruangan Baik -
23 Telepon 3 1/ruangan Baik -
24 Air Condition 14 4/ruangan Baik -
(AC)
Sumber: Ruang Anggrek (2020)
Persediaan sarana dan prasarana di Ruang Anggrek sudah memenuhi
standar sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Nomor
340/MENKES/III/2010. Standart JCI (2014), menuntut Rumah Sakit untuk
menyediakan jaminan keselamatan bagi pasien, keluarga, staff dan pengunjung
yang meliputi keamanan diantaranya adalah:
1) Kontruksi bangunan, tersedianya sistem fire safety seperti adanya sprinkler
system, hidran dan jalur evakuasi.
2) Adanya pembuangan material atau bahan berbahaya yang meliputi,
penanganan, penyimpanan dan penanggulangan sisa radioaktif atau material
berbahaya lainnya hingga proses pembuangan.
3) Fire Safety, properti dan penghuni ruangan terproteksi dari api dan asap.
4) Utility System, meminimalis kegagalan operasional dari utility system yang
meliputi listrik, air, gas, oksigen.
5) Menjaga keamanan dengan tersedianya sistem emergency response pada
kejadian luar biasa, bencana dan memastikan respon tersebut berjalan efektif.
Semua program harus tertulis dan di update kondisinya secara berkala untuk
mengurangi serta mengontrol kecelakaan dan cidera. Strategi yang harus ada di
Rumah Sakit harus meliputi penanggulangan resiko kecelakaan dan cidera yang
dikarenakan ketidakamanan pada lingkungan, sumber daya dan teknologi.
Ruangan Anggrek saat ini yang tersedia adalah Alat Pemadam Api Ringan
(APAR) dan hidran yang terletak di sebelah utara gedung sedangkan hazard
safety (tempat penampungan sementara dan pembuangan material berbahaya) di
ruang Anggrek yang tersedia adalah sampah infeksius, sampah sitotoksis dan
sampa-sampah bahan berbahaya (spill kit).
Fire safety pada ruangan Anggrek perlu adanya penambahan pemasangan
sprinkler system, smoke detector, dan sistem alarm. Pada hazard safety perlu
adanya penambahan tempat penampungan sementara dan pembuangan material
berbahaya, meliputi :
1) Pembuangan sampah patologi dan anatomi
2) Pembuangan sampah radioaktif
Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa sarana dan prasarana perlu
adanya penambahan dan perbaikan sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan.
1) Fasilitas untuk pasien
(1) Kamar mandi dan WC untuk pasien ada di luar ruang tempat tidur dan
didalam ruang observasi
2) Fasilitas untuk petugas kesehatan
(1) Kamar mandi pegawai dekat dengan Ruang Obat
(2) Nurse station berada di sebelah kanan pintu masuk.
(3) Gudang terletak di sebelah ruang diskusi
Berdasarkan Depkes RI 2006 ruangan pada bangunan rawat inap terdiri dari
ruang rawat inap kelas I, kelas II, Kelas III, Nurse station, ruang konsultasi
dokter, ruang tindakan, ruang administrasi, ruang dokter, ruang perawat, ruang
ganti/locker, ruang linen bersih, ruang linen kotor, spoelhoek/cuci alat, kamar
mandi/toilet, pantry/dapur, ruang janitor/service, gudang bersih, gudang kotor.
Ruang Anggrek memiliki peralatan dan fasilitas cukup baik namun belum
memiliki ruang konsultasi dokter, ruang dokter, ruang linen bersih, ruang linen
kotor.
Ruang obat di Ruang Anggreksudah tersedia, obat sudah dipisahkan sesuai
pasien namun belum memenuhi standart untuk penyimpanan obat yang meliputi,
standart penyimpanan sesuai kondisi kestabilitasan produk obat. Belum ada
indikator suhu ruangan dan indikator kelembaban ruangan.
6) Consumable (obat dan bahan habis pakai)
Pemenuhan stok obat dan Consumable di Ruang Anggrek dilakukan oleh pihak
farmasi. Penyetokan obat dilakukan setiap harinya. Di bawah ini tabel stok obat
emergency pada bulan November 2020 di ruang Anggrek
Tabel 2.3.6 Stok Obat Emergency Pada Bulan November di Ruang Anggrek
Jumlah
Jumlah
NO Nama alat yang Kondisi Usulan
ideal
tersedia
Alkes
1 Simple masker 02 Non- 1 1 Baik -
Dws
2 Selang oksigen nasal 1 1 Baik -
Intubasi Set
3 Suction Cateter 6 1 1 Baik -
4 Suction Cateter 8 1 1 Baik -
5 Suction Cateter 10 1 1 Baik -
6 Aqua jellly steril 3 1 Baik -
7 Gunting 1 1 Baik -
8 Plester coklat 2.5 cm 4 secukupnya Baik -
x1m
9 Hypapix 10 cm x 5 m 1box secukupnya Baik -
10 Tongue Spatle kayu 20 1 Baik -
Consumable
11 NGT 6 1 1 Baik -
12 NGT 8 1 1 Baik -
13 NGT 10 1 1 Baik -
14 IV canula 22 2 2 Baik -
15 IV canula 24 2 2 Baik -
16 IV canula 26 2 2 Baik -
17 Alkohol swab 1box 10 Baik -
18 Infuset anak 1 2 Baik Ditambah
1
19 Three way panjang 1 2 Baik Ditambah
1
20 Three way pendek 1 2 Baik Ditambah
1
21 Spuit 3 ml 6 5 Baik -
22 Spuit 5 ml 5 5 Baik -
23 Spuit 10 ml 5 5 Baik -
Cairan
24 NaCl 0.9 % 500 ml 5 4 Baik Ditambah
25 Ns 25 ml 5 5 Baik -
Jumlah
Jumlah
NO Nama alat yang Kondisi Usulan
ideal
tersedia
26 RL 500 ml 5 5 Baik -
27 Salin 3% 500 ml - Baik
28 Steril water 10 2 Baik -
Emergency Drugs - Exp
8/2022
29 Epinephrine 1mg inj 5 2 Exp -
7/2022
30 Aminophyline inj 3 5 Exp -
10/2022
31 Ca gulconas 10% 10 ml 1 5 Exp -
inj 3/2021
32 Dexamethason inj. 5 5 Exp -
1/2022
33 Diphenhydramine inj 5 5 Exp -
5/2022
34 Furosemid inj 5 5 Exp -
6/2022
35 Lidocain 2% 20 mg/ml 5 2 Exp -
inj 4/2022
36 Diazepam 2 2 Exp -
3/2022
Sumber: Ruang Anggrek (2020)
Di Ruang Anggrek sudah tersedia lemari tempat penyimpanan obat
emergency, dan emergency kit.
7) Administrasi penunjang
1) Lembar medication chart
2) Lembar standard emergency troly
3) Buku hand over
4) Standar Prosedur Operasional (terlampir)
5) Leaflet dan booklet
Tidak tersedianya Leaflet dan booklet di Ruang Anggrek
1) Rekam Medis
Berdasarkan pengkajian pada ruang Anggrek sudah terdapat sistem pencatatan
inventaris alat yang mencatat peralatan maupun fasilitas di ruang Anggrek dan
kelengkapan alat dibacakan setiap hand over.
8) Pencahayaan dan Ventilasi
Pencahayaan di Ruang Anggrekcukup terang, baik pencahayaan dari
luar/cahaya matahari maupun dari dalam/lampu. Semua sudut ruangan sudah
diberikan penerangan umum. Saklar ditempatkan dekat pintu masuk, disekitar
individu ditempatkan pada tempat yang mudah dijangkau.
Ventilasi di Ruang Anggrek menggunakan ventilasi mekanik atau buatan
yaitu air conditioner. Suhu, aliran udara, dan kelembaban setiap ruangan yang
menggunakan AC split tidak dapat diatur sesuai permintaan pasien. Remote AC
berada di nurse station. AC terpasang pada ketinggian lebih dari 2 meter. AC di
Ruang Anggrek berjumlah 4 buah.
Berdasarkan Kemenkes 1204/Menkes/SK/X/2010 tentang Persyaratan
Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit, kondisi pencahayaan dan ventilasi di Ruang
Anggrek sudah memenuhi standart. Ruang Anggrek pencahayaan yakni pada
ketinggian minimal 2,5 meter dari permukaan tanah. Alur pelaporan alat rusak
dapat dilakukan secara tertulis di form yang sudah tersedia kemudian dilaporkan
ke bagian sarana prasarana. Setelah itu bagian sarana prasarana melakukan
pengecekan dan menindaklanjuti.
9) Alur Pengadaan dan Peminjaman Alat Kesehatan
Pengadaan alat kesehatan dilakukan pada tim pengadaan yang kemudian
dilaporkan pada bagian keuangan.Alur pengadaan alat medis diajukan oleh kepala
ruangan dengan mengajukan program pengadaan barang yang ditujukan kepeda
wakil direktur umum. Untuk pengadaan alat non medis dengan cara mengajukan
M5(0,7;0,5)
surat permohonan dari IRNA ke wakil direktur umum dengan tembusan ke
logistik, sedangkan untuk pengajuan barang farmasi dilakukan oleh kepala IRNA
yang ditujukan ke wakil direktur dengan tembusan ke bidang farmasi.Adanya
keterbatasan alat medis diruangan Anggrek menyebabkan ruangan harus
melakukan peminjaman alat dari ruangan lain. Alur peminjaman alat di Ruang
Anggrek hanya antar alat dari ruang IRNA Anak, cara peminjaman hanya
menggunakan kitir kecil dan ditempel pada buku timbang terima. Belum ada buku
khusus untuk pencatatan peminjaman.
10) Kalibrasi dan Maintenance Alat Kesehatan
Sistem kalibrasi dan Maintenance di ruangan Bobo sudah berjalan sesuai
program, bagian sarana dan prasana mempunyai jadwal kalibrasi dan
Maintenance untuk masing-masing alat. Rumah sakit bekerjasama dengan BPFK
dilakukan 1 kali setahun dalam bulan November dan kemudian diberikan stiker
penanda pada alat yang telah dilakukan kalibarasi dan maintenance. Selain itu
bagian IPS-RS juga melakukan proses pengecekan alat, tetapi tidak ada stiker
penanda bahwa alat tersebut sudah dilakukan pengecekan.
No Pertanyaan Ya Tidak
1 Model asuhan keperawatan yang digunakan
(1) Apakah model asuhan keperawatan yang moduler = Tim = 2
digunakan perawat saat ini adalah MAKP? 8 (20%)
Moduler Tim (80%)
2. Timbang Terima
Penyampaian dan penerimaan suatu laporan yang berkaitan dengan pasien
harus dilakukan seefektif mungkin secara singkat, jelas dan lengkap mengenai
tindakan mandiri perawat, tindakan kolaboratif yang sudah dilakukan atau belum
sehingga kesinambungan asuhan keperawatan dapat berjalan dengan sempurna.
Tabel 2.38 Hasil Kuesioner dengan Perawat di Ruang Anggrek tanggal 16 November
2020 sampai 24 November 2020
No Pertanyaan Ya Tidak
1 Apakah timbang terima dilakukan setiap shift? 10 (100%) 0 (0%)
2 Apakah timbang terima telah dilaksanakan tepat 10 (100%) 0 (0%)
waktu?
3 Apakah timbang terima dihadiri oleh semua 10 (100%) 0 (0%)
perawat yang berkepentingan?
4 Apakah timbang terima dipimpin oleh kepala 10 (100%) 0 (0%)
ruangan?
5 Adakah yang harus dipersiapkan dalam pelaksanaan 10 (100%) 0 (0%)
timbang terima?
6 Apakah anda mengetahui apa saja yang harus 10 (100%) 0 (0%)
disampaikan dalam pelaporan timbang terima?
7 Adakah buku khusus untuk mencatat hasil laporan 8 (80%) 2 (20%)
timbang terima?
8 Adakah kesulitan dalam mendokumentasikan 1 (10%) 9 (90%)
laporan timbang terima?
9 Apakah ada interaksi dengan pasien saat timbang 9 (90%) 1 (10%)
terima berlangsung?
10 Apakah anda mengetahui bagaimana teknik 10 (100%) 0 (0%)
pelaporan timbang terima ketika berada di depan
pasien?
11 Apakah waktu untuk mengunjungi masing-masing 9 (90%) 1 (10%)
pasien antara 5-10 menit?
12 Apakah terdapat persetujuan atas penerimaan 8 (80%) 2 (20%)
timbang terima?
13 Apakah terdapat evaluasi mengenai kesiapan 9 (90%) 1 (10%)
perawat pengganti shif selanjutnya oleh kepala
ruangan
Sumber: Data Primer
Hasil pengumpulan data melalui kuesioner, observasi, dan wawancara yang
dilakukan tanggal 19 November 2020 di ruang Anggrek timbang terima
dilaksanakan 3 kali sehari yaitu pada pergantian shift pagi ke shift sore (pukul
14.00), shift sore ke shift malam (pukul 21.00), dan shift malam ke shift pagi
(pukul 07.00). Timbang terima dilakukan di ruang perawat Anggrek yang dihadiri
oleh seluruh perawat yang dinas setelah shift, dan perawat yang akan dinas shift
selanjutnya, bersama dengan kepala ruang.
Kesimpulan: sesuai dengan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa timbang
terima dilaksanakan 3 kali sehari yaitu pada pergantian shiff pagi, sore dan malam.
Keseluruhan perawat telah mengetahui cara penyampaian dan persiapan
untuk timbang terima dimulai dengan pembukaan dan pembacaan do’a yang
dipimpin oleh kepala ruangan Anggrek, kemudian dilanjutkan dengan melaporkan
kondisi pasien pada perawat yang bertugas pada shift berikutnya. Isi pelaporan
timbang terima menggunakan metode komunikasi SBAR (situation, background,
assesment, recommendation). Situation meliputi nama pasien, usia, diagnosa
medis, masalah keperawatan, tetapi nama dokter yang menangani tidak
disampaikan. Background meliputi perkembangan pasien saat ini, seperti
kemajuan tingkat kemampuan pasien atau aktivitas. Assesment meliputi keadaan
umum, tanda-tanda vital, kesadaran, hasil laboratorium, serta informasi klinik
yang mendukung, serta evaluasi perkembangan klien. Recommendation meliputi
intervensi yang perlu dilakukan, seperti terapi dan pemeriksaan penunjang yang
akan dilakukan.
Setelah dilakukan pelaporan, proses timbang terima ditutup dengan
pembacaan doa, kepala ruangan kemudian menanyakan masalah yang terjadi pada
shift sebelumnya dan memberikan motivasi kepada anggotanya yang akan
bertugas jaga. Selain itu karu juga membagi perawat yang akan bertugas di
Anggrek 1, II, III dan One Day Care. Setelah proses timbang terima dilakukan di
ruang perawat, kemudian perawat bersama-sama melakukan validasi ke pasien
dengan menanyakan keluhan yang dirasakan oleh pasien, memperkenalkan
perawat yang akan bertugas selanjutnya dan menyampaikan rencana tindakan
untuk pasien. Setelah dilakukan validasi ke pasien, perawat tidak kembali ke
nurse station untuk mendiskusikan kasus pasien namun perawat langsung
melakukan tindakan. Pendokumentasian SBAR dilakukan di buku laporan
timbang terima yang sudah disediakan oleh ruangan, untuk dibacakan pada saat
timbang terima dan tanda tangan yang tercantum dalam buku laporan adalah tanda
tangan perawat yang saat itu bertugas, sementara pendokumentasian SOAPI
dicatat pada rekam medik pasien.
3. Penerimaan Pasien Baru
Tabel.2.39 Hasil kuesioner Penerimaan Pasien Baru oleh perawat di ruangan Anggrek
tanggal 16 November 2020 sampai 24 November 2020
No. Pertanyaan Ya Tidak
Karu atau PJ shift memberitahukan perawat yang bertugas akan ada pasien baru/pindahan
Perawat menjelaskan segala sesuatu yang tercantum di form penerimaan pasien baru
Assessment awal pasien baru, rencana perawatan dan pemberian edukasi pada
pasien baru oleh perawat
Evaluasi
Gambar 2.3 Alur Penerimaan Pasien Baru di Ruan Anggrek
Pasien ruang Anggrek merupakan pasien dengan kriteria rawat inap untuk
penyakit hemato onkologi, tropik, nefrologi dan lain-lain, sehingga pasien dan
keluarga sering dirawat kembali di Ruang Anggrek. Untuk pasien baru yang
sudah pernah dirawat di Ruang perawat akan mengklarifikasi kembali informasi
yang sudah pernah didapatkan mengenai informasi pasien baru, sedangkan untuk
pasien yang baru pertama kali dirawat di Ruang Anggrek, perawat akan
menjelaskan mengenai informasi pasien baru.
4. Discharge Planning
Penting bagi pasien dan keluarga untuk mengetahui perawatan yang telah
diterima dan bagaimana perawatan dapat dilanjutkan saat pasien kembali ke
rumah, sehingga status kesehatan pasien dapat dipertahankan atau meningkat.
Discharge Planning merupakan komponen sistem perawatan berkelanjutan yang
diperlukan oleh pasien atau keluarga pasien untuk memahami kebutuhan setelah
perawatan.
Tabel 2.40. Hasil Kuesioner dengan Perawat di Ruang Anggrek tanggal 16 November
2020 sampai 24 November 2020
NO PERTANYAAN YA TIDAK
1 Apakah Bapak/Ibu mengetahui tentang Discharge 10 0
Planning? (100%) (0%)
2 Apakah Bapak/Ibu bersedia melakukan Discharge 10 0
Planning? (100%) (0%)
3 Apakah Discharge Planning dilakukan saat pasien pulang? 10 0
(100%) (0%)
4 Apakah sudah ada pembagian tugas tentang Discharge 10 0
Planning? (100%) (0%)
5 Apakah Kepala Ruangan telah menginformasikan tentang 0 0
operasional Discharge Planning? (100%) (0%)
6 Apakah sudah ada pemberian brosur/leaflet saat melakukan 3 7
Discharge Planning? (30%) (70%)
7 Apakah Discharge Planning sudah dilakukan dengan SOP 10 0
yang ada? (100%) (0%)
8 Apakah Discharge Planning disampaikan dengan 10 0
menggunakan bahasa yang dimengerti oleh pasien dan (100%) (0%)
keluarga pasien?
9 Apakah bahasa yang Bapak/Ibu gunakan dalam melakukan 4 6
Discharge Planning, mengalami kesulitan untuk dipahami (40%) (60%)
pasien?
10 Apakah setiap selesai melakukan Discharge Planning, 10 0
Bapak/Ibu melakukan pendokumentasian dari Discharge (100%) (0%)
Planning yang telah Bapak/Ibu lakukan?
Sumber: Data Primer (2020)
Kesimpulan: sesuai dengan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa 10 (100%)
perawat mengerti tentang Discharge Planning.
Discharge planning dilakukan saat pasien pertama kali masuk rumah sakit,
selama dilakukan perawatan dan saat pasien akan keluar dari rumah sakit.
Pelaksanaan discharge planning sudah terdokumentasikan di rekam medis pasien.
Hal-hal yang didokumentasikan dalam form discharge planning saat pasien akan
keluar dari Rumah Sakit yaitu alat bantu yang akan dilepas ketika pasien akan
pulang, meliputi NGT, urin kateter, drain, balutan luka, iv canule, CVL, dan
gelang identitas. Discharge planning yang dilakukan saat pasien pertama kali
masuk yaitu informasi mengenai penyakitnya, tindakan medis yang akan
dilakukan, rehabilitasi, penjelasan komplikasi yang mungkin terjadi, dan
pengobatan.
Kesimpulan: Perawat mengerti tentang Discharge Planning. Discharge
Planning dilakukan saat pasien pertama kali masuk RS, selama dilakukan
perawatan dan saat pasien akan pulang. Namun, media yang digunakan seperti
leaflet, brosur dan lain-lain belum 100% tersedia pada saat Discharge Planning
dilakukan.
Berdasarkan hasil wawancara discharge planning dilakukan oleh perawat
yang bertugas pada shift tersebut. Leaflet mengenai penyakit pasien sudah
tersedia untuk beberapa penyakit. Kartu kontrol untuk pasien menggunakan
resume medis, yang akan dibawa ketika pasien control ke Rumah Sakit. Resume
medis berisi tindak lanjut perawatan di rumah, meliputi: jenis aktifitas yang
boleh dilakukan, edukasi mengenai pengertian dan pemahaman efek samping
obat, anjuran pola makan, dan anjuran untuk segera mencari pelayanan
kesehatan ketika timbul tanda dan gejala penyakit. Selain itu resume medis juga
berisi mengenai daftar nama obat yang dibawa pulang, dan jadwal kontrol.
5. Ronde Keperawatan
Pengambilan data melalui kuesioner, observasi, dan wawancara dilakukan
tanggal 16 November 2020 sampai 24 November 2020 di Ruang Anggrek.
Tabel 2.41 Hasil Kuesioner dengan Perawat di Ruang Anggrek tanggal 16 November
2020 sampai 24 November 2020
No Pertanyaan Ya Tidak
1 Apakah ruangan ini mendukung adanya ronde 10 (100%) 0 (0%)
keperawatan?
2 Apakah sebagian besar perawat di ruangan 10 (100%) 0 (0%)
Anggrek mengetahui dengan jelas mengenai
ronde keperawatan?
3 Apakah pelaksanaan ronde keperawatan di 9 (90%) 1 (10%)
ruangan ini sudah sesuai dengan ketentuan yang
telah dibentuk?
4 Apakah ronde keperawatan dilakukan tiap 1 bulan 9 (90 %) 1 (10%)
?
5 Apakah keluarga pasien mengerti tentang adanya 7 (70%) 3 (30%)
ronde keperawatan?
6 Apakah tim dalam pelaksanaan kegiatan ronde 10 (100%) 0 (0%)
keperawatan sudah dibentuk ?
7 Apakah tim yang telah dibentuk melaksanakan 9 (90%) 1 (10%)
kegiatan ronde dengan optimal?
Dokter
Koordinasi
dengan perawat
Pasien/keluarga
Farmasi/apotek
Pasien/keluarga
Berdasarkan hasil wawancara di ruang .... diperoleh hasil yaitu obat yang
sudah ada pada perawat akan dibuatkan jadwal sesuai dengan dosis dan waktu
pemberian, dan didokumentasikan dalam buku obat namun tidak terdapat
pemisahan pendokumentasian cara pemberian obat oral ataupun injeksi.
Pendokumentasian obat dilakukan oleh perawat sebelum memberikan obat ke
pasien. Setelah itu perawat menandatangani pemberian obat di rekam medis
pasien. Persetujuan antara perawat dan pasien dalam proses sentralisasi obat
belum dilakukan secara lisan (informed) maupun secara tertulis (consent).
Pada pasien umum, jika pasien sudah dinyatakan pulang atau meninggal,
obat yang tersisa akan dikembalikan ke depo farmasi untuk digantikan dengan
uang (retur), jika pasien BPJS maka obat yang tersisa akan dikembalikan ke depo
farmasi. Bila terdapat penambahan atau perubahan jenis, dosis, atau alur
perubahan pemberian obat maka informasi ini akan dimasukkan dalam buku
masuk obat dan diinformasikan kepada depo farmasi. Ketika pasien pulang paksa
maka obat akan disesuaikan dengan advice atau resep dari dokter. Apabila pasien
yang datang dengan obat dari luar, didata dalam daftar medication chart. Jika obat
dari luar tersebut sesuai advis terapi yang diberikan dokter ruang Anggrek tetap
di berikan kepada pasien. Sedangkan obat yang tidak dipakai akan tetap disimpan
dan dikembalikan setelah pasien pulang, pulang paksa atau meninggal. Ketika hari
libur proses sentralisasi obat tetap berlangsung.
Tabel 2.42 Hasil Kuesioner dengan Perawat Ruangan di Ruang Anggrek tanggal 16
November 2020 sampai 24 November 2020
No Pertanyaan Ya Tidak
1 Pengadaan sentralisasi obat
1) Apakah anda mengetahui tentang sentralisasi obat? 10(100%) 0 (0%)
2) Apakah di ruangan anda ini terdapat sentralisasi 10(100%) 0 (0%)
obat?
3) Jika ya, apakah sentralisasi obat yang ada sudah 10 (100%) 0 (30%)
dilaksanakan secara optimal?
4) Jika tidak, menurut Anda apakah di ruangan perlu 10 (100%) 0 (0%)
diadakan sentralisasi obat ?
5) Apakah selama ini anda pernah diberi wewenang 1 (10%) 9 (90%)
dalam sentralisasi obat?
6) Apakah ada format daftar pengadaan tiap-tiap 9 (90%) 1 (10%)
macam obat? (Oral-Injeksi-Supositoria-Infus-
Insulin-Obat gawat darurat)
2 Alur penerimaan obat
1) Apakah selama ini ada format persetujuan 7 (70%) 3 (30%)
sentralisasi obat dari pasien/keluarga pasien?
2) Bagaimana proses penerimaan obat dari 3 (30%) 7 (70%)
pasien/keluarga pasien ?
PPB farmasi (UDD) perawat pasien
3 Cara penyimpanan obat
1) Apakah di ruangan ini terdapat ruangan khusus 10 (100%) 0 (0%)
untuk sentralisasi obat?
2) Apakah kelengkapan sarana dan prasarana 8 (80%) 2 (20%)
pendukung sentralisasi obat?
3) Apakah selama ini Bapak/Ibu memisahkan 10 (100%) 0 (0%)
kepemilikan antar obat-obat pasien?
4) Apakah selama ini Bapak/Ibu memberi etiket dan 10(100%) 0 (0%)
alamat pada obat-obat pasien?
4 Cara penyiapan obat
1) Apakah selama ini sebelum memberikan obat 8 (80%) 2 (20%)
kepada pasien Bapak/Ibu selalu menginformasikan
jumlah kepemilikan obat yang telah digunakan?
2) Apakah ada format tiap jenis obat sebelum 8 (80%) 2 (20%)
Bapak/Ibu memberikan obat ke pasien?
Sumber: Data Primer (2020)
Kesimpulan: sesuai dengan tabel diatas, pengadaan sentralisasi obat 100%
sudah ada, alur penerimaan obat sesuai dengan format persetujuan, cara
penyimpanan obat sudah disediakan ruangan khusus dan cara penyiapan obat
sesuai dengan format tiap jenis obat sebelum diberikan ke pasien.
7. Supervisi Keperawatan
Supervisi merupakan bagian dari fungsi manajemen yang berperan untuk
mempertahankan agar dalam kegiatan yang telah diprogramkan dapat
dilaksanakan dengan baik dan lancar. Supervisi secara langsung memungkinkan
manajer keperawatan menemukan berbagai hambatan atau permasalahan dalam
pelaksanaan asuhan keperawatan diruangan.
Berdasarkan hasil observasi supervisi keperawatan dilakukan secara
informal, dan dilakukan setiap saat oleh Kepala Ruangan. Kepala Ruang akan
melakukan cross check kepada pasien mengenai kinerja perawat. Misalnya Karu
akan menanyakan kepada pasien apakah pasien sudah kenal dengan perawat dan
dokter yang merawat pasien, menanyakan sudah dijelaskan oleh perawat akan
kegunaan pemasangan gelang identitas, apakah pasien sudah dijelaskan cara
mencuci tangan oleh perawat yang bertugas. Kemudian Karu akan
menindaklanjuti perawat yang bersangkutan yang belum melakukan tugas secara
maksimal.
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruangan tanggal 20 November
2020 supervisi di ruangan Anggrek dilakukan secara langsung dan tidak langsung.
Supervisi secara tidak langsung dilakukan oleh Kepala Ruang dengan cara
melakukan supervisi mengenai kelengkapan rekam medis pasien. Supervisi tidak
langsung dilakukan sekali dalam satu bulan. Supervisi secara langsung dilakukan
oleh Kepala Ruangan kepada perawat setiap sebulan sekali pada semua perawat
dengan tata cara diberitahu terlebih dahulu jika akan di supervisi jika akan
melakukan tindakan keperawatan. Selain itu supervisi juga dilakukan ketika ujian
kewenangan klinis. Ujian tersebut meliputi ujian tindakan dan ujian tulis.
Supervisi akan dilakukan setahun 2 – 3 kali, tergantung jadwal dari komite
keperawatan. Supervisor akan melakukan feedback berupa pengumuman
kelulusan ujian kewenangan klinis untuk kenaikan jenjang karir perawat klinis.
Hasil pengumpulan data melalui kuesioner, observasi, dan wawancara yang
dilakukan tanggal 20 November 2020 kepada perawat Ruang Anggrek didapatkan
sudah ada standar operasional pelaksanaan supervisi keperawatan. Pelaksanaan
supervisi dilaksanakan minimal 2 kali setiap tahun, dilakukan oleh kepala IRNA
Anak. Supervisi dilakukan oleh NUM (Nurse Unit Manager) atau PJ ruangan
dimana dilakukan setelah timbang terima. Topik supervisi ditentukan secara jelas,
dimana biasanya terkait dokumentasi atau kearsipan, sarana prasarana, dan proses
pelayanan pasien. Pengambilan data melalui kuesioner, observasi, dan wawancara
dilakukan tanggal 20 November 2020 .
Pasien
IGD POLI
2) BPJS
(1) Alur Pelayanan BPJS di RS Kasih
Pasien
IGD POLI
IGD
Pengurusan rekam medis
pasien baru di GDC (admisi)
Pengurusan rekam medis
pasien baru IRD
SEP
(Surat Elegibilitas Peserta)
Alur penerimaan klien di rawat jalan menggunakan BPJS yaitu klien
melakukan proses transaksi di loket BPJS. Mekanisme pembayaran di loket BPJS
terdiri dua jenis yaitu transaksi program SIM dan SEP. Syarat penerbitan SEP
adalah menyerahkan fotokopi kartu BPJS dan menunjukkan yang asli serta
fotokopi surat rujukan sebanyak 2 lembar dan surat rujukan yang asli. Kemudian
klien mendapatkan SEP. Apabila klien harus MRS pada hari itu maka klien harus
memperbarui SEP di loket BPJS dengan menyerahkan SEP lama dan surat
permintaan rawat inap.
Pada saat klien dengan status memakai BPJS rawat inap di Rumah Sakit
maka berkas yang harus disediakan dan diserahkan kepada petugas administrasi
yaitu fotokopi kartu BPJS, fotokopi KTP 1 lembar, fotokopi surat rujukan 1
lembar, billing pelayanan, SEP 1 lembar, fotokopi surat rujukan (apabila masuk
dari poli) sebanyak 2 rangkap, resume medis, kelengkapan severity level 3 seperti
fotokopi hasil laboratorium pendukung diagnosis, bukti transfusi darah, laporan
operasi dan tindakan besar. Bagi bayi baru lahir syarat surat keterangan lahir,
kartu keluarga, surat nikah, KTP orang tua. Syarat untuk mengurus surat
keterangan lahir adalah fotokopi KSK, fotokopi KTP suami dan istri, fotokopi
buku/akta nikah, fotokopi kartu BPJS masing-masing berkas rangkap 3.
Berkas tersebut kemudian diserahkan ke loket BPJS dalam jangka waktu
2x24 jam setelah klien KRS. Kemudian berkas tersebut diverifikasi dan akan
diklaimkan ke pihak BPJS.
(2) Peserta BPJS terdiri dari :
a. PPU (Pekerja Penerima Upah)
Peserta PPU antara lain pegawai swasta, PNS (guru, dosen, TNI,
POLRI, dan PNS dengan profesi yang lain). Peserta BPJS PPU ini
mendapat kelas perawatan kelas II dan bisa mengajukan kelas perawatan
yang lebih tinggi. BPJS PPU menanggung anak ke-1, 2, dan 3. Anak yang
lahir dari ibu yang berstatus BPJS PPU maka anak secara otomatis
memiliki status BPJS sama dengan ibu dengan syarat harus melengkapi
syarat administrasi dalam jangka waktu 3x24 jam.
b. PBI (Penerima Bantuan Iuran)
Peserta PBI merupakan peserta yang iuran BPJSnya ditanggung oleh
pemerintah antara lain program Jakesmas, Jamkesda, SKTM dan Kartu
Indonesia Sehat (KIS). Peserta PBI mendapat kelas perawatan kelas III
dan tidak diperbolehkan mengajukan kelas perawatan yang lebih tinggi.
c. Mandiri atau pembiayan umum
Peserta BPJS Mandiri merupakan peserta yang pembayaran iuran
BPJS dilakukan secara mandiri atau pribadi bukan dari perusahaan. Peserta
BPJS mandiri ini mendapat pelayanan sesuai dengan kelas BPJS yang
didaftarkan dan dapat mengajukan kelas perawatan yang lebih tinggi.
Anak yang lahir dari ibu dengan status BPJS tidak secara otomatis
berstatus BPJS. Pada saat ibu mengandung sudah dapat mendaftarkan
janinnya menjadi peserta BPJS dengan syarat anak yang didaftarkan sudah
memiliki denyut jantung. Bukti bahwa janin telah memiliki denyut jantung
dibuktikan dengan membawa hasil USG. Pada saat pendaftaran memakai
nama ibu. Berkas yang harus disiapkan untuk mendaftarkan janin menjadi
peserta BPJS adalah membawa USG kandungan, kartu keluarga, dan KTP
orang tua.
3. Tarif Rawat Inap
Tabel 2.45 Tarif Pelayanan Ruang Anggrek
Kelas Perawatan Tarif
Anggrek I (Kelas I) Rp. 110.000
Fasilitas:
1) 1 Bed pasien
2) 1 Bed penunggu
3) 1 Meja bedside
4) 1 Kursi bedside
5) 1 Kamar mandi dalam
6) 1 TV luar
7) AC
8) Hand rub
Anggrek II (kelas II) Rp.55.000
Fasilitas:
1) 2 Bedpasien
2) 2 Meja bedside
3) 2 Kursi bedside
4) Kamar mandi luar
5) TV luar
6) AC
7) Hand rub
Anggrek III (kelas III) Rp. 45.000
Fasilitas:
1) 3 Bedpasien
2) 3 Meja bedside
3) 3 Kursi bedside
4) Kamar mandi dalam
5) TV luar
6) AC
7) Hand rub
Tabel 2.49 Jumlah Pasien di Ruang Rawat Inap Ruang Anggrek I RS....
No Jenis Pembayaran Bulan... Bulan... Bulan...
.
1. Mandiri 9 8 12
2. PNS 1 1 2
3. TNI - - -
4. Jamsostek - - -
5. Jamkesmas - - -
6. Jamkesda - - -
Total 10 9 14
5. Billing system
Pelaksanaan billing pasien di ruang Anggrek RS Kasih dilakukan oleh
petugas administrasi ruangan. Adanya petugas yang melaksanakan billing dapat
mengurangi beban kerja perawat. Untuk pembayaran, pasien umum dilakukan di
kasir IRNA Anak. Sedangkan untuk pembayaran peserta BPJS dilakukan di Tim
Pengendali.
6. Penggajian Pegawai
1) Gaji pokok
Gaji pegawai dengan status kepegawaian PNS mendapatkan gaji dari
negara, sedangkan Pegawai Non PNS mendapatkan Gaji dari RS Kasih sesuai
dengan Surat Keputusan Direktur RS Kasih Nomor 188.4/737/301/SK/2011
tanggal 20 Januari 2011 tentang pedoman pemberian gaji pegawai harian
kontrak di lingkungan RS Kasih. Gaji Pegawai terdiri dari gaji pokok,
remunerasi, serta tunjangan daerah.
Berikut adalah rincian gaji pokok pegawai berdasarkan status
kepegawaian dan golongan:
7. Status Kepegawaian
Tabel 2.52 Status Kepegawaian dan Golongan Karyawan Anggrek
No Status Pendidikan
Nama Pegawai Golongan
. Kepegawaian Terakhir
1. Ny. Sn PNS IIIC S1
2. Ny. Ao PNS IIIA S1
3. Ny. Me PNS IIIA Paket C
4. Ny. Sr PNS IID D3
5. Ny. Pu PNS IIIA D3
6. Ny. Pr PNS IIC D3
7. Ny. Ls PNS IIIA D3
8. Ny. Rm Non-PNS - D3
9. Ny. Ep Non-PNS - D3
10. Ny. Wt Non-PNS - D3
11. Ny. Sh PNS IIC D3
12. Ny. Fi Non-PNS - D3
13. Ny. Sr Non-PNS - D3
No Status Pendidikan
Nama Pegawai Golongan
. Kepegawaian Terakhir
Tabel 2.58 Penilaian Risiko Jatuh pada Pasien di Ruang Anggrek tanggal 21 November
2020
Risiko jatuh 12/11/202 13/11/2020 14/11/202 15/11/202 16/11/202
0 0 0 0
Risiko 17 16 (72,7%) 17 20 19(70.4%)
rendah (73.9%) (70,8%) (71,4%)
Risiko tinggi 6 (26,1%) 6 (27,3%) 7 (29,2%) 8 (28,6%) 8(29.6%)
Pasien jatuh 0 (0) 0 (0) 0 (0) 0 (0) 0(0)
Total 23 (100%) 22 (100%) 24 (100%) 28 (100%) 27(100%)
3. Kenyamanan
Penilaian nyeri dilakukan dengan menggunakan instrumen, Flacc Pain
Scale instrument. Penilaian nyeri umumnya ada pada setiap status pasien tetapi
belum diisi secara rutin setiap hari. Dari hasil pengolahan data didapatkan bahwa
sebagian besar dalam lima hari pasien tidak nyeri, hanya pada hari ke-5
pengkajian didapatkan pasien dengan nyeri ringan lebih banyak.
Tabel 2.60 Kategori Nyeri Pasien di Ruang Anggrek tanggal 17 November 2020
Tingkat 12/11/202 13/11/202 14/11/202 15/11/202 16/11/202
nyeri 0 0 0 0 0
Tidak nyeri 18 16 16 10 9(33,3%)
(78,3%) (72,8%) (66,7%) (17,9%)
Nyeri ringan 3 (13%) 3 (13,6%) 5 (20,8%) 15 15(55,6%
(71,4%) )
Nyeri sedang 2(8,7%) 3(13,6%) 3(12,5%) 3 (10,7%) 3(11,1)
Nyeri berat 0 (0) 0 (0) 0 (0) 0 (0) 0(0)
Total 23(100%) 22(100%) 24(100%) 28(100%) 27(100%)
Sumber: Data Primer (2020)
4. Kecemasan
Penilaian kecemasan pasien dilakukan dengan cara memberikan kuesioner
tingkat kecemasan Zung Self Rating Anxiety Scale (SAS/SRAS). Berdasarkan
rekapitulasi kuesioner pada tanggal 17 November 2020 didapatkan bahwa
sebagian besar pasien tidak mengalami kecemasan. Hanya sebagian kecil pasien
yang mengalami kecemasan berat, yaitu pasien yang akan menjalani operasi.
Tabel 2.61 Penilaian Tingkat Kecemasan pada Pasien di Ruang Anggrek tanggal
17 November 2020
Tingkat 12/11/202 13/11/202 14/11/2020 15/11/2020 16/11/20
kecemasan 0 0 20
Kecemasan 1 (4,2%) 1 (4,5%) 1 (4,2%) 1 (4,8%) 1 (3,7%)
berat
Kecemasan 5 (22%) 5 (22,7%) 5 (20,8%) 7 (33,3%) 7 (26%)
sedang
Kecemasan 6 (26%) 6 (27,3%) 8 (33,3%) 10 (47,6%) 9 (33,3%)
ringan
Tidak cemas 11 10 10 (41,7%) 10 (47,6%) 10 (37%)
(47,8%) (45,5%)
Total 23 (100%) 22 (100%) 24 (100%) 28 (100%) 27
(100%)
Sumber: Data Primer (2020)
5. Perawatan diri
Penilaian perawatan diri setelah dilakukan penilaian pada tanggal 17
November 2020 didapatkan bahwa rata-rata ruangan Anggrek memiliki pasien
dengan tingkat kemandirian parsial.
Tabel 2.62 Penilaian Tingkat Kemandirian Pasien di Ruang Anggrek tanggal 17
November 2020
Tingkat 12/11/202 13/11/202 14/11/202 15/11/202 16/11/202
kemandiria 0 0 0 0 0
n
Minimal 2 (8,7%) 1 (4,5%) 0 (0) 0 (0) 0 (0)
care
Partial care 21 21 24 28 27(100%)
(91,3%) (95,5%) (100%) (100%)
Total care 0 (0) 0 (0) 0 (0) 0 (0) 0 (0)
Total 23 22 24 28 27(100%)
(100%) (100%) (100%) (100%)
Sumber: Data Primer (2020)
6. Pengetahuan
Penilaian pengetahuan orang tua dilakukan dengan cara memberikan
kuesioner tingkat pengetahuan. Berdasarkan rekapitulasi kuesioner pada tanggal
17 November 2020 didapatkan sebagian besar pasien berpengetahuan cukup.
Tabel 2.63 Penilaian Tingkat Pengetahuan pada Orang Tua di Ruang Anggrek tanggal
17 November 2020
Tingkat 12/11/202 13/11/202 14/11/202 15/11/202 16/11/202
pengetahuan 0 0 0 0 0
Kurang 4 (17,4%) 3 (13,6%) 3 (12,5%) 2 (7,1%) 2(7,4%)
Cukup 12 12 12 (50%) 16 16(59,3%)
(52,2%) (54,6%) (57,1%)
Baik 7 (30,4%) 7 (31,8%) 9 (37,5%) 10 9(33,3)
(35,7%)
Total 23 (100%) 22 (100%) 24 (100%) 28 (100%) 27(100%)
Sumber: Data Primer (2020)
3 Malam 24 (kosong 1)
3 Malam 24 (penuh)
3 Malam 24 (penuh)
Sumber : Data Primer (2020)
3 Malam 24 (penuh)
3 Malam 24 (penuh)
8. Variasi Pasien
Berdasarkan data variasi pasien selama bulan November 2020 didapatkan
bahwa sebagian besar pasien ruang Anggrek adalah pasien umum atau pasien
yang membayar biaya perawatan secara mandiri tanpa asuransi apapun.
Tabel 2.69 Variasi Pasien MRS dalam bulan November di Ruang Anggrek
No Variasi Pasien Agustus September Oktober
1. BPJS I 1 (2%) 1 (2%) 2 (2%)
2. BPJS II 3 (5%) 2 (3%) 6 (7%)
3. TNI/POLRI 3 (5%) 1 (2%) 2 (2%)
4. ASURANSI LAIN 1 (2 %) - 3 (3%)
5. Umum 47 (86%) 60 (93%) 76 (86%)
Total 55 (100%) 64 (100%) 89 (100%)
Sumber: Data Sekunder Rekapitulasi Administrasi (2020)
0,2 3 0,6
2. Perlu penambahan ruang
konsultasi dokter, ruang
dokter, ruang linen bersih,
ruang linen kotor. 0,2 3 0,6
3. Perlu adanya standarisasi
ruang penyimpanan obat. 0,2 2 0,4
4. Perlu dibuat buku khusus
0,1 2 0,2
pencatatan peminjaman alat.
5. Perlu dibuat penandaan
1 3
pengecekan alat.
TOTAL O-T
3,4-3
b. EFAS 0,6 3 1,8 = 0,4
OPPORTUNITY
1. Adanya kesempatan untuk
memperbaiki sarana & 0,4 4 1,6
prasarana.
2. Adanya kesempatan untuk
menambah sarana & 1 3,4
prasarana.
TOTAL
1 3 3
TREATHENED
1. Adanya tuntutan dari pasien
untuk melengkapi sarana & 1 3
prasarana.
TOTAL
MAN (M3) BOBOT RATING SKOR KET
a. Internal Faktor (IFAS)
STRENGHT
1. Sudah ada mode asuhan 0,2 3 0,6 S–W
keperawatan yang digunakan 3,3-3,4
yaitu MAKP tim-primer = -0,1
(Modular).
2. Model yang digunakan 0,2 3 0,6
sesuai dengan visi dan misi
ruangan. 0,1 3 0,3
3. Ada kemauan perawat untuk
berubah. 0,3 4 1,2
4. Supervisi dilakukan oleh
Kepala Ruangan. 0,2 3 0,6
5. Terlaksananya komunikasi
yang adekuat. 1 3,3
TOTAL
TREATHENED
0,4 3 1,2
1. Adanya tuntutan masyarakat
yang semaking tinggi
tentang Pelayanan 0,6 3 1,8
Kesehatan.
2. Semaking tingginya
kesadaran pasien akan 1 3
hukum kesehatan.
TOTAL
TIMBANG TERIMA BOBOT RATING SKOR KET
a. (IFAS)
STRENGHT
1. Timbang terima dilakukan 0,3 4 1,2 S–W
secara rutin 3x dalam sehari. 3,1 – 3
2. Timbang terima dipimpin 0,2 3 0,6 =0,1
oleh Karu & Perawat yang
akan shift selanjutnya.
3. Seluruh perawat telah 0,2 2 0,4
mengetahui cara
penyimpanan &
penyampaian timbang
terima. 0,3 3 0,9
4. Selalu ada interaksi dengan
pasien selama timbang
terima (Validasi ke pasien). 1 3,1
TOTAL
WEAKNESS 1 3 3
1. Tidak menyebutkan nama
dokter yang menangani
pasien. 1 3
TOTAL
b. EFAS O–P
0,7 3 2,1
OPPORTUNITY 2,7 – 3,4
1. Adanya kesempatan untuk = -0,7
melakukan timbang terima
ke pasien setiap pergantian 03 2 0,6
shift.
2. Sarana & prasarana seperti 1 2,7
buku penunjang ada.
TOTAL
0,6 3 1,8
TREATH
1. Adanya tuntutan yang lebih
tinggi dari masyarakat untuk 0,4 4 1,6
mendapatkan layanan.
2. Meningkatnya kesadaran
masyarakat tentang
tanggung gugat perawat 1 3,4
sebagai asuhan keperawatan.
TOTAL
c. EFAS O-P
OPORTUNITY 1 4 4
4- 3,6
1. Adanya kerjasama yang baik = 0,4
antar perawat dan
1 4 4
mahasiswa praktek
TOTAL
0,6 4 2,4
TREATHENED
1. Adanya tuntutan masyarakat
untuk mendapatkan 0,4 3 1,2
pelayanan.
2. Makin tingginya kesadaran 1
masyarakat akan pentingnya 3,6
kesehatan.
TOTAL
WEAKNESS 1 4 4
1. Beberapa obat ada yang
belum tersedia di RS
sehingga keluarga pasien
membeli obat sesuai resep 1 4 4
dokter di luar RS.
TOTAL O-T
1,5-2
b. EFAS 0,5 3 1,5 = -0,5
OPORTUNITY
1. Komunikasi yang baik antara
perawat, farmasi klinis & 1 1,5
pasien.
TOTAL
0,5 2 1
TREATHENED
1. Adanya tuntutan pasien
untuk mendapatkan 0,5 2 1
pelayanan professional.
2. Makan tinggi kesadaran 1 2
masyarakat akan hukum.
TOTAL
SUPERVISI BOBOT RATING SKOR KET
a. IFAS
STRENGHT
1. Adanya standar operasional 0,4 4 1,6 S-W
pelaksanaan supervisi 3,5-3
keperawatan. = 0,5
2. Pelaksanaan supervisi 0,2 4 0,8
dilakukan oleh kepala
ruangan IRNA anak, NUM
(Nurse Unit Manager) dan
PJ minimal 2x setiap Tahun. 0,3 3 0,9
3. Kepala ruangan melakukan
crosscheck kepada pasien
mengenasi kinerja perawat
& kelengkapan rekam medis
pasien. 0,1 2 0,2
4. Adanya feedback dari
supervisor. 1 3,5
TOTAL
WEAKNESS 1 3 3
1. Supervisi diruangan anggrek
belum terlaksana secara
optimal.
O-T
b. EFAS 3 3,5-4
0,6 1,8
OPORTUNITY = -0,5
1. Kegiatan supervisi pernah
dilakukan diruangan 0,4 4 1,7
anggrek.
2. Adanya kesempatan
kenaikan jenjang karir
perawat klinis setelah
dilakukan ujian kewenangan 1 3,5
klinis oleh supervisor.
TOTAL
1 4 4
TREATHENED
1. Tuntutan pasien sebagai
konsumen untuk
mendapatkan pelayanan 1 4
professional dan bermutu.
TOTAL
WEAKNESS 1 4 4
1. Alokasi pembagian jasa
pelayanan yang diterima
perawat anggrek masih
berdasarkan golongan. 1 4
TOTAL
a. EFAS
OPORTUNITY 1 4 4 O-T
1. RS membrikan kesempatan 4-3
kepada perawat ruangan =1
untuk tetap melanjutkan
pendidikan kejenjang lebih
tinggi. 1 4
TOTAL
1 3 3
TREATHENED
1. Adanya tuntutan yang lebih
tinggi dari masyarakat untuk
mendapatkan pelayanan
kesehatan yang elbih
professional sehingga
membutuhkan pendanaan
yang lebih besar untuk
mendanai sarana & 1 3
prasarana.
TOTAL
WEAKNESS
1. Mutu pelayanan 0,5 3 1,5
keperawatan masih belum
terlaksana dengan baik. 4
0,5 0,2
2. LOS yang memanjang
karena perawatan lama. 1 3,5
TOTAL
b. EFAS O-T
OPORTUNITY 0,5 3 1,5 3,5-4
1. Kerjasama yang baik antara = -0,5
perawat dan mahasiswa
praktek. 0,5 4 2
2. Rumah Sakit memberikan
kesempatan kepada perawat
ruangan untuk
meningkatkan mutu
Pelayanan Keperawatan. 1 3,5
TOTAL
0,6 4 2,4
TREATENED
1. Adanya tuntutan masyarakat
untuk mendapatkan mutu
pelayanan keperawatan yang 0,4 4 1,6
baik.
2. Semakin tingginya 1 4
kesadaran pasien akan
hukum.
TOTAL
2.9 Diagram Layang
1.0
0.9
0.8
0.7
TT(0,4;-0,7)
SV(-0,2;0,6) 0.6
0.5
0.3
0.1
W S
-1.0 -0.9 -0.8 -0.7 -0.6 -0.5 -0.4 -0.3 -0.2 -0.1 0,1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9
-0.1
-0.2 SO(0,5;-0,2)
M3(-0,1;0,5)
-0.3
M2(0,6;0,4)
-0.4
-0.5
M4(0,5;1) -0.6
-0.7
-0.8
-0.9
-1.0
T
KETERANGAN :