Disusun Oleh :
Stevanny Angelica Tan
P10121243
KESMAS C
PENGERTIAN
Malaria adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh parasit Plasmodium dan
ditularkan oleh nyamuk Anopheles. Malaria adalah penyakit akut maupun kronik
disebabkan oleh protozoa genus Plasmodium dengan manifestasi berupa demam,
anemia dan pembesaran limpa. Sedangkan meurut ahli lain malaria merupakan suatu
penyakit infeksi akut maupun kronik yang disebakan oleh infeksi Plasmodium yang
menyerang eritrosit dan ditandai dengan ditemukannya bentuk aseksual dalam darah,
dengan gejala demam, menggigil, anemia, dan pembesaran limpa (Lukman, 2011).
Malaria merupakan salah satu penyakit menular yang masih menjadi masalah
kesehatan bagi masyarakat. Ada 2 jenis makhluk yang berperan besar dalam penularan
malaria yaitu parasit malaria (yang disebut Plasmodium) dan nyamuk anopheles
betina. Plasmodium terbagi dalam empat jenis spesies di dunia yang dapat
menginfeksi sel darah merah manusia. Pengobatan yang diberikan meliputi
pengobatan radikal malaria dengan membunuh semua stadium parasit yang ada di
dalam tubuh manusia bertujuan sebagai pengobatan radikal untuk mendapat
kesembuhan kilinis dan parasitologik serta memutuskan rantai penularan.
Kemoprofilaksis bertujuan untuk mengurangi resiko terinfeksi malaria sehingga bila
terinfeksi maka gejala klinisnya tidak berat. Prognosis malaria berat tergantung
kecepatan diagnosa dan ketepatan & kecepatan pengobatan (Julia & Ahmad, 2018).
Ada 2 jenis makhluk yang berperan besar dalam penularan malaria yaitu parasit
malaria (yang disebut Plasmodium) dan nyamuk anopheles betina. Parasit malaria
memiliki siklus hidup yang kompleks, untuk kelangsungan hidupnya parasit tersebut
membutuhkan host (tempatnya menumpang hidup) baik pada manusia maupun
nyamuk, yaitu nyamuk anopheles. Ada empat jenis spesies parasit malaria di dunia
yang dapat menginfeksi sel darah merah manusia,
Yaitu :
1. Plasmodium falciparum
2. Plasmodium vivax
3. Plasmodium malariae
4. Plasmodium ovale
c. Environment (lingkungan)
Adalah lingkungan dimana manusia dan nyamuk berada. Nyamuk
berkembang biak dengan baik bila lingkungannya sesuai dengan keadaan yang
dibutuhkan oleh nyamuk untuk berkembang biak, yaitu:
1. Lingkungan fisik
Suhu udara
Suhu udara sangat mempengaruhi panjang pendeknya siklus
sporogoni atau masa inkubasi ekstrinsik. Makin tinggi suhu (sampai batas
tertentu) makin pendek masa inkubasi ekstrinsik, dan sebaliknya makin
rendah suhu makin panjang masa inkubasi ekstrinsik.
Kelembaban udara (relative humidity)
Kelembaban yang rendah memperpendek umur nyamuk. Tingkat
kelembaban 63% misalnya, merupakan angka paling rendah untuk
memungkinkan adanya penularan di Punjad India. Kelembaban
mempengaruhi kecepatan berkembang biak, kebiasaan menggigit, istirahat
dan lain-lain dari nyamuk.
Hujan
Terdapat hubungan langsung antara hujan dan perkembangan larva
nyamuk menjadi bentuk dewasa. Besar kecilnya pengaruh tergantung pada
jenis hujan, derasnya hujan, jumlah hari hujan, jenis vektor dan jenis tempat
perindukan (breeding places). Hujan yang diselingi oleh panas akan
memperbesar kemungkinan berkembang biaknya Anopheles.
Angin
Kecepatan angin pada saat matahari terbit dan terbenam yang
merupakan saat terbangnya nyamuk ke dalam atau ke luar rumah, adalah
salah satu faktor yang ikut menentukan jumlah kontak antara manusia dan
nyamuk. Jarak terbang nyamuk (flight range) dapat diperpendek atau
diperpanjang tergantung kepada arah angin.
Sinar matahari
Pengaruh sinar matahari terhadap pertumbuhan larva nyamuk
berbeda-beda. An. sundaicus lebih suka tempat teduh, sebaliknya An.
hyrcanus spp lebih menyukai tempat yang terbuka. An. barbirostris dapat
hidup baik di tempat yang teduh maupun di tempat yang terang.
Arus air
An. barbirostris menyukai tempat perindukan yang airnya statis atau
mengalir sedikit. An. minimus menyukai tempat perindukan yang aliran
airnya cukup deras dan An. letifer di tempat yang airnya tenang.
Lukman Hakim. 2011. ‘Malaria : Epidemiologi dan Diagnosis’. Aspirator Vol.3 No. 2 Tahun
2011 ; 107 – 116. Loka Litbang P2B2 Ciamis, Badan Litbangkes.
Julia Fitriany & Ahmad Sabiq. Jurnal Averrous Vol.4 No.2 2018. ‘MALARIA’. Pediatrics,
Faculty of Medicine, Malikussaleh University, Uteunkot, Lhokseumawe, 24352, Indonesia.
James Khristian Imbiri, Suhartono, Nurjazuli. 2012. ‘Analisi Faktor Risiko Malaria Di
Wilayah Kerja Puskesmas Sarmi Kota, Kabupaten Sarmi, Tahun 2012’. Jurnal Kesehatan
Lingkungan Indonesia. Vol. 11 No. 2 / Oktober 2012.